Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

ASAM BASA

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Arien Daning Astiti 19050045

Natasyah Divani 19050031

Naila Adhani 19050030

Nadia Ramadani F. 19050029

Lusil Diwi Putri 19050027

Asisten Dosen

Moch. Syehfu Aref Ghozali

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Menentukan bilangan asam berbagai sampel minyak dan menganalisis minyak yang
tergolong baik.

1. 2 Tinjauan Pustaka

Istilah lipid digunakan untuk kelompok bahan yang tidak larut dalam air tetapi larut dalan
pelarut lnakvseperti aseton, alkohol, klorofom, benzena, dn eter. Hidrolisis oleh alkali akan
menghasilkan asam lemak bebas dan suatu alkohol (gliserol) yang dapat larut dalam air.
Kelompok lipida sangat berbeda dengan kelompok karbohidrat dan protein. Jika protein khas
dengan ikatan peptidanya, karbohidrat dengan ikatan glikosidanya, maka kelompok lipida
didukung oleh ikatan ester yaitu ester alkohol/gliserol dengan asam karboksilat, asam fosfat,
asam amino gula atau ester alkohol.

Berdasarkan susunan kimianya, lipida dikelompokkan dalam kelas lipida sederhna dan
kompleks. Lipida sederhana misalnya trigliserida terdiri atas gliserol yang berikatan ester dengan
tiga asam lemak dan tidak dapat dihidrolisis, sedangkan lipida kompleks dapat dihidroisis yang
meliputi fosfolipida, sfingolipida, steroid dan lain-lain.

Sifat kimia dari lipida ditentukan oleh jenis asam lemaknya. Asam lemak penyusun lipida
sederhana sebagai besar derivat dari asam karboksilat dengan rantai karbon c panjang dan
sejumlah genap. Kelompok lipida sederhana (trigliserida) mudah larut dalam pelarut oeganik
dengan kelaporan medium. Jenis dan komposisi asam lemak bebas yang terkait pada trigliseriga
berbeda-beda.

Asam lemak selain jenisnya juga dicirikan dengan adanya ikatan rengkap, sehingga sifat
fisik lemak atau minyak juga dipengaruhi oleh adanya ikatan rangkap tersebut. Perbedaan jumlah
ikatan rangkap pada lemak dapat digunakan untuk mengidentifikasi lemak dan mengetahui
tingkat kerusakan minyak berdasarkan jumlah lodin yang dibutuhkan setiap gram minyak.
Lemak (trigleserida) jika diagnosis (lipolysis) kan menghasilkan asam-asam lemak dan sampel.
Indikasi bahwa lemak telah mengalami hidrolisis adalah dengan mengetahui bilangan asamnya
(angka asamnya).
BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat

1. Erlenmeyer
2. Neraca digital
3. Water bath
4. Gelas ukur
5. Pipet tetes
6. Pipet ukur

2.2 Bahan

1. Alumunium foil
2. Minyak bekas 1
3. Larutan Alkohol
4. Larutan KOH
5. Indikator asam PP

2.3 Skema Kerja

Bahan : Minyak Baru, Minyak


Minyak
Jelantah, Minyak Lama

- Diaduk dalam keadaan cair


- Ditimbang sebanyak 1,25 gram dalam erlenmeyer
- Ditambahkan 2,5 mL alkohol netral 96% yang telah dipanaskan sampai mendidih
- Ditambah 3 tetes indikator PP 2 ml
- Dititrasi dengan larutan, 0,1 N KOH yang terstandarisasi
- Dihentikan titrsinya sampai warna berubah menjadi merah jambu dan tidak hilang

Hasil
BAB III

HASIL DAN PERHITUNGAN

3.1 Hasil

No. Sampel Kelompok Bilangan Asam


1. Minyak baru 1 0,00107
5 0,00224
9 0,001344
2. Minyak lama 2 0,385
6 0,0017775
10 0,002016
3. Minyak bekas 1 3 0,00179
7 1,122
4. Minyak bekas 2 4 0,00314
8 1,104

3.2. Perhitungan

No. V0 V1 Selisih V1-V0 SD


1. 9,5 9,75 0,25
1,122 ± 0
2. 9,75 10 0,25

Angka asam = mL KOH x M KOH x BM KOH

Bobot Minyak

M KOH = 0,1 N

BM KOH = 56,10 g/mL

Bobot minyak = 1,25 gr

1. Sampel 1
mL KOH = 0,25 mL

Angka asam = 0,25 X 0,1 X 56,10 / 1,25


= 1,4025 / 1,25

= 1,122

2. Sampel 2
mL KOH = 0,25 mL
Angka asam = 0,25 X 0,1 X 56,10 / 1,25

= 1,4025 / 1,25

= 1,122
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Komponen minyak


Minyak berasal dari tumbuhan dan mempunyai sifat cair pada temparatur kamar
kecuali lemak biji kakau, sedangkan lemak mempunyai pengertian padat dan umumnya
berasal dari hewan kecuali minyak kakau. Lipida yang mengandung fosfat adalah
fosfolitida dan glikolitida.
Sebagian besar lemak dalam makanan (termasuk minyak goreng) berbentuk
trigliserida. Jika terurai, trigliserida akan berubah menjadi satu molekul gliserol dan tiga
molekul asam lemak bebas. Semakin banyak trigliserida yang terurai semakin banyak
asam lemak bebas yang dihasilkan (Morton dan Varela, 1988), pada proses oksidasi lebih
lanjut, asam lemak bebas ini akan menyebabkan lemak atau minyak menjadi bau tengik
(Ketaren,1986)
Trigiserida + 3 H2O --> asam lemak + gliserol

4.2 Kualitas Minyak Yang Baik


Dari percobaan diatas dapat diketahui mana kualitas minyak yang baik dan buruk.
Kulitas minyak yang baik dapat dilihat ketika banyaknya KOH yang diperlukan saat
titrasi untuk bisa merubah warna sampel menjadi. Jika jumlah tetesan KOH yang
menitrasi minyak sedikit makan kandungan angka asamnya rendah. Minyak yang
mengandung angka asam yang tinggi berarti banyaknya asam lemak bebas yang
terkandung dalam lemak tersebut. Contohnya seperti sampel minyak bekas 1
menghasilkan bilangan asam lebih tinggi dari pada minyak baru. Jadi, penggunaan
maksimal minyak adalah 2 kali pakai.

4.3 Titrasi KOH


Titrasi merupakan metode kimia untuk mengitung konsentrasi. Titik akhir titrasi
terjadi ketika larutan mengalami perubahan warna. Titrasi KOH dibutuhkan untuk
menetralkan asam lemak bebas yang terdapat pada sampel. Banyaknya titrasi KOH
mempengaruhi kualitas asam lemak pada sampel. Semakin besar volume KOH yang
dititrasi, maka semakin besar bilangan asam yang dihasilkan sehingga kualitas sampel
buruk karena mengandung banyak asam lemak bebas. Saat sampel bereaksi dengan KOH
maka asam lemak akan berikatan dengan K+ yang akan membentuk garam lemak serta
warna oren pada sampel.
Pembentukan garam lemak
R ̶ C = O ̶ OH + KOH ̶ > R ̶ C = O ̶ K+ + OH-

4.4 Prinsip Bilangan Asam


Dari rumus bilangan asam dapat ditentukan jumlah asam lemak bebas yang
terdapat pada sampel. Besarnya bilangan asam dipengaruhi oleh kemurnian atau berapa
kali minyak tersebut telah digunakan. Bilangan asam dapat diperoleh dengan mengalikan
selisih awal dan akhir volume KOH dengan molaritas KOH dan berat molekul KOH
dibagi massa minyak.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapt disimpulkan bahwa :
Semakin besar volume KOH yang dititrasi, maka semakin besar bilangan asam yang
dihasilkan sehingga kualitas sampel buruk karena mengandung banyak asam lemak
bebas.
5.2 Saran
Pastikan alkohol yang akan ditambahkan kedalam sampel dalam keadaan benar-benar
mendidih karena jika tidak minyak sukar larut dalam alkohol. Ketika minyak masih
menggumpal hasil titrasi tidak sempurna
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Titrasi
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai