Anda di halaman 1dari 9

Teknologi Kelapa Sawit dan Turunannya

(PRODUK SAMPING DARI INDUSTRI BIODISEL)

Oleh:

YULIANI HANDINI
1710516120006

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Jum’at, 25 Oktober 2019 pukul 10.00


WITA – selesai di Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Pertanian Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan saat praktikum adalah erlenmeyer, titrasi,


pengaduk, pendingin tegak, penangas air.
Bahan-bahan yang digunakan saat praktikum adalah Fatty Mater A, Fatty
Mater B, etanol 95%, indikator PP, KOH 0,1 N, alkohol 0,5 N, batu didih, HCL
0,5 N.

Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum adalah :


1. Bilangan Asam (Metode Titrasi)
Ditimbang seberat 10 gram contoh yang diuji, yang kemudian dimasukkan
kedalam erlenmeyer berukuran 250 ml

Ditambahkan 50 ml etanol hangat 95% sebagai pelarut minyak

Ditambahkan indikator PP sebanyak 5 tetes sebagai indikator

Dititrasi dengan KOH 0,1 N sambil digoyangkan atau diaduk hingga terbentuk
larutan berwarna merah muda

Dicatat jumlah KOH yang digunakan dan dihitung bilangan asam

Hasil

Perhitungan :
V x N KOH x 56,1
Bilangan Asam = mgKOH/g sampel
W
2. Penentuan Bilangan Penyabunan

Ditimbang 2 gram contoh ditambahkan 25 ml KOH alkohol 0,5 N dan beberapa


butir batu didih

Dihubungkan erlenmeyer dengan pendingin tegak dan didihkan diatas penangas


air selama 30 menit

Didinginkan, ditambahkan 0,5 – 1 ml fenolftalein kedalam larutan tersebut dan


titer dengan HCL 0,5 N sampai warna indikator berubah menjadi bening

Dicatat jumlah HCL yang digunakan dan dihitung bilangan penyabunan

Hasil

Perhitungan :
56,1 x T x (V0−V1)
Bilangan Penyabunan =
m
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil dari praktikum yang telah dilakukan adalah :


1. Bilangan Asam (Metode Titrasi)
No Sampel Bilangan asam (mg KOH / g sampel)
1. Fatty Mater A 21,835
2. Fatty Mater B 20,3390
Perhitungan :
a.) Fatty Mater A
V x N KOH x 56,1
Bilangan asam =
W
19,5 ml x 0,1 x 56,1
=
9,01 gr
109,39
=
9,01
= 21,835 mg KOH / g sampel
b.) Fatty Mater B
V x N KOH x 56,1
Bilangan asam =
W
18,2 ml x 0,1 x 56,1
=
5,02 gr
102,102
=
5,02
= 20,3390 mg KOH / g sampel
2. Penentuan Bilangan Penyabunan
No Sampel Bilangan penyabunan (KOH / g)
1. Fatty Mater A 173,57
2. Fatty Mater B 123,75
Perhitungan :
a.) Fatty Mater A
56,1 x T x (V0−V1)
Bilangan Penyabunan =
m
56,1 x 0,5 x (27,3−14,8)
=
2,02
= 173, 57
b.) Fatty Mater B
56,1 x T x (V0−V1)
Bilangan Penyabunan =
m
56,1 x 0,5 x (27,3−18,3)
=
2,04
= 123,75
Pembahasan

Praktikum kali ini ialah mengenai penentuan bilangan asam dan bilangan
penyabunan. Diketahui bahwa dalam peningkatan mutu biodisel perlu adanya
kontrol terhadap setiap parameter standar mutu yang ada, termasuk adanya
ditentukannya bilangan asam dan bilangan penyabunan pada biodiesel. Selain itu,
untuk mensetarakan standar mutu biodiesel indonesia dengan standar mutu dunia
internasional. Menurut Agoes (2008), bilangan asam menunjukan banyaknya
asam lemak bebas dalam minyak dan dinyatakan dengan mg per 1 gram minyak.
Bilangan asam juga merupakan parameter penting dalam penentuan kualitas
minyak. Bilangan ini menunjukan banyaknya asam lemak bebas yang ada dalam
minyak akibat terjadi reaksi hidrolisis pada minyak terutama pada saat
pengolahan. Sehingga, dalam penentuan bilangan asam,pada praktikum ini ialah
untuk mengetahui jumlah asam lemak yang terkandung dalam fatty mater.
Sedangkan percobaan penentuan bilangan penyabunan ialah bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar angka penyabunan pada fatty mater. Pada dasarnya,
kedua uji ini bermanfaat untuk menentukan besarnya zat-zat penyusun lemak
yaitu gliserol dan asam lemak.
Pada praktikum kali ini, digunakan 2 sampel yaitu Fatty Mater A dan
Fatty Mater B masing-masing pada setiap pengujian bilangan penyabunan dan
bilangan asam. Diperoleh hasil untuk bilangan asam Fatty Mater A 21,835 mg
KOH / g sampel dan untuk Fatty Mater B sejumlah 20,3390 mg KOH / g sampel.
menurut SNI 04-7182-2006 Bilangan asam maksimal 0,8 mg KOH/g. jika dilihat
dari hasil perhitungan pada praktikum, standar fatty mater masih sangat jauh.
Menurut Andry (2008), angka asam yang besar menunjukkan asam lemak bebas
yang besar yang berasal dari hidrolisa minyak ataupun karena proses pengolahan
yang kurang baik. Makin tinggi angka asam makin rendah kualitasnya, sebaliknya
jika angka asamnya rendah maka kualitas minyak tersebut bagus dan layak untuk
dipergunakan. Parameter yang penting untuk mengetahui kualitas minyak adalah
dari angka asamnya. Pada praktikum juga terjadi perubahan warna pada saat
titrasi ialah dikarenakan penggunaan Indikator PP (phenolphtealin).penambahan
ion hidrogen berlebih dapat menggeser kesetimbangan kearah kiri dan mengubah
indikator menjadi tak berwarna. Penambahan ion hidroksida menghilangkan ion
hydrogen dari kesetimbangan yang mengarah ke kanan untuk menggantikannya
dan mengubah indicator menghasilkan warna merah muda (Haryono, 2012).
Bilangan penyabunan ialah jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan satu gram minyak dan lemak (Ketaren, 2008). Dalam prinsipnya,
penentuan bilangan penyabunan dilakukan berdasarkan metode titrasi. Sebanyak 2
gram dan ditambahkan dengan KOH dan alkohol serta beberapa butir batu didih
setelah itu hingga diperoleh warna indikator yang berubah menjadi bening. Pada
hasil praktikum penentun bilangan penyabunan diperoleh untuk Fatty Mater A
173,57 dan Fatty Mater B 123,75, jika dibandingkan, fatty mater A lebih tinggi
dari Fatty Mater B, hal tersebut menandakan asam lemak pada Fatty Mater A
lebih banyak dibandingkan dengan Fatty Mater B. jika asam lemak yang terdapat
pada Fatty Mater mempunya berat molekul yang rendah (rantai pendek) maka
jumlah gliserldehidnya semakin banyak. Hal ini menyebabkan bilangan
penyabunan meningkat seperti yang terjadi pada Fatty Mater A.
KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini adalah:


1. Bilangan asam merupakan parameter penting dalam penentuan kualitas
minyak. Bilangan ini menunjukan banyaknya asam lemak bebas yang ada
dalam minyak akibat terjadi reaksi hidrolisis pada minyak.
2. Diperoleh hasil untuk bilangan asam Fatty Mater A 21,835 mg KOH / g
sampel dan untuk Fatty Mater B sejumlah 20,3390 mg KOH / g sampel
dengan perbandingan yang sangat jauh dengan SNI 04-7182-2006.
3. Angka asam yang besar menunjukkan asam lemak bebas yang besar yang
dapat berasal dari hidrolisa minyak ataupun karena proses pengolahan
yang kurang baik. Makin tinggi angka asamnya maka makin rendah
kualitasnya.
4. Hasil praktikum penentun bilangan penyabunan diperoleh untuk Fatty
Mater A 173,57 dan Fatty Mater B 123,75, fatty mater A lebih tinggi dari
pada Fatty Mater B . Yang menandakan asam lemak pada Fatty Mater A
lebih banyak dibandingkan dengan asam lemak pada Fatty Mater B.
5. Asam lemak yang terdapat pada Fatty Mater A mempunya berat molekul
yang rendah (rantai pendek) maka jumlah gliserldehidnya semakin banyak
yang menyebabkan bilangan penyabunan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G., 2008. Pengembangan Sediaan Farmasi, Edisi Revisi & Pelunasan.
IPB. Bandung.

Andry. 2008. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI Press.

Haryono, M. A. dan Wahyuni. 2012. Proses Pemucatan Minyak Sawit


Mentah dengan Karbon Aktif. Universitas Padjajaran. Bandung.

Ketaren, S. 2008. Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. Universitas


Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai