Oleh:
YULIANI HANDINI
1710516120006
Prosedur Kerja
Dititrasi dengan KOH 0,1 N sambil digoyangkan atau diaduk hingga terbentuk
larutan berwarna merah muda
Hasil
Perhitungan :
V x N KOH x 56,1
Bilangan Asam = mgKOH/g sampel
W
2. Penentuan Bilangan Penyabunan
Hasil
Perhitungan :
56,1 x T x (V0−V1)
Bilangan Penyabunan =
m
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Praktikum kali ini ialah mengenai penentuan bilangan asam dan bilangan
penyabunan. Diketahui bahwa dalam peningkatan mutu biodisel perlu adanya
kontrol terhadap setiap parameter standar mutu yang ada, termasuk adanya
ditentukannya bilangan asam dan bilangan penyabunan pada biodiesel. Selain itu,
untuk mensetarakan standar mutu biodiesel indonesia dengan standar mutu dunia
internasional. Menurut Agoes (2008), bilangan asam menunjukan banyaknya
asam lemak bebas dalam minyak dan dinyatakan dengan mg per 1 gram minyak.
Bilangan asam juga merupakan parameter penting dalam penentuan kualitas
minyak. Bilangan ini menunjukan banyaknya asam lemak bebas yang ada dalam
minyak akibat terjadi reaksi hidrolisis pada minyak terutama pada saat
pengolahan. Sehingga, dalam penentuan bilangan asam,pada praktikum ini ialah
untuk mengetahui jumlah asam lemak yang terkandung dalam fatty mater.
Sedangkan percobaan penentuan bilangan penyabunan ialah bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar angka penyabunan pada fatty mater. Pada dasarnya,
kedua uji ini bermanfaat untuk menentukan besarnya zat-zat penyusun lemak
yaitu gliserol dan asam lemak.
Pada praktikum kali ini, digunakan 2 sampel yaitu Fatty Mater A dan
Fatty Mater B masing-masing pada setiap pengujian bilangan penyabunan dan
bilangan asam. Diperoleh hasil untuk bilangan asam Fatty Mater A 21,835 mg
KOH / g sampel dan untuk Fatty Mater B sejumlah 20,3390 mg KOH / g sampel.
menurut SNI 04-7182-2006 Bilangan asam maksimal 0,8 mg KOH/g. jika dilihat
dari hasil perhitungan pada praktikum, standar fatty mater masih sangat jauh.
Menurut Andry (2008), angka asam yang besar menunjukkan asam lemak bebas
yang besar yang berasal dari hidrolisa minyak ataupun karena proses pengolahan
yang kurang baik. Makin tinggi angka asam makin rendah kualitasnya, sebaliknya
jika angka asamnya rendah maka kualitas minyak tersebut bagus dan layak untuk
dipergunakan. Parameter yang penting untuk mengetahui kualitas minyak adalah
dari angka asamnya. Pada praktikum juga terjadi perubahan warna pada saat
titrasi ialah dikarenakan penggunaan Indikator PP (phenolphtealin).penambahan
ion hidrogen berlebih dapat menggeser kesetimbangan kearah kiri dan mengubah
indikator menjadi tak berwarna. Penambahan ion hidroksida menghilangkan ion
hydrogen dari kesetimbangan yang mengarah ke kanan untuk menggantikannya
dan mengubah indicator menghasilkan warna merah muda (Haryono, 2012).
Bilangan penyabunan ialah jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan satu gram minyak dan lemak (Ketaren, 2008). Dalam prinsipnya,
penentuan bilangan penyabunan dilakukan berdasarkan metode titrasi. Sebanyak 2
gram dan ditambahkan dengan KOH dan alkohol serta beberapa butir batu didih
setelah itu hingga diperoleh warna indikator yang berubah menjadi bening. Pada
hasil praktikum penentun bilangan penyabunan diperoleh untuk Fatty Mater A
173,57 dan Fatty Mater B 123,75, jika dibandingkan, fatty mater A lebih tinggi
dari Fatty Mater B, hal tersebut menandakan asam lemak pada Fatty Mater A
lebih banyak dibandingkan dengan Fatty Mater B. jika asam lemak yang terdapat
pada Fatty Mater mempunya berat molekul yang rendah (rantai pendek) maka
jumlah gliserldehidnya semakin banyak. Hal ini menyebabkan bilangan
penyabunan meningkat seperti yang terjadi pada Fatty Mater A.
KESIMPULAN
Agoes, G., 2008. Pengembangan Sediaan Farmasi, Edisi Revisi & Pelunasan.
IPB. Bandung.