Oleh:
YULIANI HANDINI
1710516120006
Praktikum dilaksanakan pada hari Jum’at, 01 November 2019 pukul 09.50 WITA
– selesai di Laboratorium Kimia Lingkungan Industri Fakultas Pertanian Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan saat praktikum adalah hot plate, labu didih, timbangan
analitik, pipet tetes, oven, labu penampung.
Bahan-bahan yang digunakan saat praktikum adalah Fatty Mater A, Fatty Mater
B, pereaksi toluene, es batu.
Prosedur Kerja
A
A
Dikumpulkan air yang tertampung di dalam labu penampung destilat. Setelah itu
volume air dibaca.
Hasil
Perhitungan:
berat air (g)
Kadar air = X 100 %
berat sampel (g)
Berat air = densitas air x volume air
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kadar air dalam minyak merupakan tolak ukur yang juga penting untuk
diketahui sebuah perusahaan minyak sawit, karena rendahnya kadar air dapat
memperkecil kemungkinan terjadinya reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan
kenaikan kadar asam lemak bebas. Menurut Ketaren (1986) menjelaskan bahwa
keberadaan air dalam minyak dapat menyebabkan hidrolisis trigliserida menjadi
asam lemak bebas. Demikan juga pada fatty mater, keberadaan air mengakibatkan
metil ester yang terbentuk akan terhidrolisis menghasilkan asam lemak dan gliserol.
Kadar air adalah jumlah (dalam %) bahan yang menguap pada pemanasan
dengan suhu dan waktu tertentu. Jika dalam minyak terdapat air maka akan
mengakibatkan reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan kerusakan minyak, yang
menyebabkan rasa dan bau tengik pada minyak (Edahwati, 2011). Kandungan air
dalam minyak mampu mempercepat kerusakan minyak. Air yang ada dalam
minyak dapat juga dijadikan sebagai media pertumbuhan mikroorganisme yang
dapat menghidrolisis minyak (Ketaren, 1986).
Penentuan kadar air dalam bahan dapat ditentukan dengan berbagai cara
antara lain, metode pengeringan, metode destilasi dan metode kimiawi
(Sudarmadji, dkk., 1989). Pada praktikum ini, dalam penentuan kadar air
menggunakan metode Destilasi. Metode destilasi pada prinsipnya adalah
menguapkan air dengan cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi dari
pada air dan tidak dapat bercampur dengan air serta mempunyai berat jenis lebih
rendah dari pada air. Zat kimia yang dapat digunakan ialah antara lain toluen, xylen,
benzen, tetrakhlorethilen dan xylol (Sudarmadji, dkk., 1989). Dan pada penentuan
kasadar air pada praktikum ini digunakannya toluene.
kualitas CPO yang diproduksi oleh industri yang terkontrol ialah dengan kadar air
lebih kecil dari 0,08% dan kadar asam lemak bebas lebih kecil dari 5% (Codex
Alimentarius/FAO/WHO, 2005) (Ngando, et. al, 2011).
Pada praktikum digunakan dua sampel yaitu fatty mater A dan fatty mater
B, dan diperoleh hasil perhitungan kadar air sebesar 2,06% pada sampel A dan
3,67% pada sampel B, jika dibandingkan dengan ketentuan kadar air pada biodiesel
yang dihasilkan secara umum yang sesuai dengan SNI-04-7182-2006 yaitu
maksimal 0,05%, maka kadar air pada sampel A dan B tergolong tinggi karena
melebihi standar yang ditetapkan. Jika terdapat kadar air yang tinggi dapat
diketahui bahwa pada sampel A dan B minyak dapat menyebabkan hidrolisis
trigliserida menjadi asam lemak bebas sesuai pernyataan Ketaren (1986) dan
keberadaan air mengakibatkan metil ester yang terbentuk akan terhidrolisis
menghasilkan asam lemak dan gliserol, sehingga ini dapat menurunkan standar
mutu minyak.
Penurunan mutu minyak yang disebabkan keberadaan air pada minyak ialah
penyimpanan yang cukup lama, menurut Ngando, et. Al (2011), kualitas minyak
ditentukan oleh proses lamanya waktu penyimpanan minyak. Jika proses juga
dilakukan secara tradisional dan semi-mekanis maka akan dihasilkan kadar air
cukup tinggi (> 0,2%) dan kandungan asam lemak bebasnya lebih dari 5%.
Sedangkan lamanya waktu penyimpanan minyak berpengaruh besar terhadap kadar
air dan kadar asam lemak bebasnya. Jika minyak disimpan sampai 4 minggu, maka
kadar air dan kadar asam lemak bebasnya semakin tinggi.
Menurut Adeeb (2012) untuk mengurangi asam lemak bebas yang terdapat di
dalamnya, dapat dilakukan menggunakan energi ultrasonik, jika memang minyak
yang diteliti mengandung kadar asam lemak bebas yang tinggi dengan kadar hingga
mencapai >8%.
KESIMPULAN
Adeeb Hayyan, et. al. 2012. Utilizing ultrasonic energy for reduction of free fatty
acids in crude palm oil. African Journal of Biotechnology Vol. 11. July: 61
(pp) 12510 – 12517.
Ngando Ebonge, et. al. 2011. Assessment of quality of crude palm oil from
smallholders in Cameroon. Journal of Stored Products and Postharvest
ResearchVol. 2. March: 3 (pp) 52 – 58.
Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi. 1989. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Liberty. Halaman 57 - 60, 63 – 68.