Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI KELAPA SAWIT DAN TURUNANNYA


(Produk Samping dari Industri Biodiesel)

Oleh:
YULIANI HANDINI
1710516120006

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Jum’at, 01 November 2019 pukul 09.50 WITA
– selesai di Laboratorium Kimia Lingkungan Industri Fakultas Pertanian Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan saat praktikum adalah hot plate, labu didih, timbangan
analitik, pipet tetes, oven, labu penampung.
Bahan-bahan yang digunakan saat praktikum adalah Fatty Mater A, Fatty Mater
B, pereaksi toluene, es batu.
Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum kali ini adalah:


1. Kadar Air
Dibersihkan seluruh peralatan yang akan digunakan hingga benar-benar bersih dan
bebas lemak

Dikeringkan peralatan dalam oven pada suhu 105°C lalu dinginkan.

Dirangkai peralatan destilasi

Ditimbang sampel secukupnya sehingga air yang terkandung di dalamnya berkisar 3 –


4g.

Dimasukkan sampel ke dalam labu didih dan ditambah 60 – 80 ml pereaksi toluene

Dipanaskan campuran tadi sambil di refluks perlahan-lahan dengan suhu rendah,


selama 45 menit

A
A

Diteruskan refluks dengan pemanas yang tinggi selama 1 – 1½ jam.

Dikumpulkan air yang tertampung di dalam labu penampung destilat. Setelah itu
volume air dibaca.

Hasil

Perhitungan:
berat air (g)
Kadar air = X 100 %
berat sampel (g)
Berat air = densitas air x volume air
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil dari praktikum yang telah dilakukan adalah :


1. Kadar Air
No Sampel Kadar air (%)
1. Fatty Mater A 2,063
2. Fatty Mater B 3,670
Perhitungan :
a.) Fatty Mater A
berat air (g)
Kadar air = × 100 %
berat sampel (g)
0,111 g
= × 100
5,3783 g
= 2,063 %
b.) Fatty Mater B
berat air (g)
Kadar air = X 100 %
berat sampel (g)
0,185 g
= × 100
5,0398 g
= 3,670 %
Pembahasan

Kadar air dalam minyak merupakan tolak ukur yang juga penting untuk
diketahui sebuah perusahaan minyak sawit, karena rendahnya kadar air dapat
memperkecil kemungkinan terjadinya reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan
kenaikan kadar asam lemak bebas. Menurut Ketaren (1986) menjelaskan bahwa
keberadaan air dalam minyak dapat menyebabkan hidrolisis trigliserida menjadi
asam lemak bebas. Demikan juga pada fatty mater, keberadaan air mengakibatkan
metil ester yang terbentuk akan terhidrolisis menghasilkan asam lemak dan gliserol.
Kadar air adalah jumlah (dalam %) bahan yang menguap pada pemanasan
dengan suhu dan waktu tertentu. Jika dalam minyak terdapat air maka akan
mengakibatkan reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan kerusakan minyak, yang
menyebabkan rasa dan bau tengik pada minyak (Edahwati, 2011). Kandungan air
dalam minyak mampu mempercepat kerusakan minyak. Air yang ada dalam
minyak dapat juga dijadikan sebagai media pertumbuhan mikroorganisme yang
dapat menghidrolisis minyak (Ketaren, 1986).
Penentuan kadar air dalam bahan dapat ditentukan dengan berbagai cara
antara lain, metode pengeringan, metode destilasi dan metode kimiawi
(Sudarmadji, dkk., 1989). Pada praktikum ini, dalam penentuan kadar air
menggunakan metode Destilasi. Metode destilasi pada prinsipnya adalah
menguapkan air dengan cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi dari
pada air dan tidak dapat bercampur dengan air serta mempunyai berat jenis lebih
rendah dari pada air. Zat kimia yang dapat digunakan ialah antara lain toluen, xylen,
benzen, tetrakhlorethilen dan xylol (Sudarmadji, dkk., 1989). Dan pada penentuan
kasadar air pada praktikum ini digunakannya toluene.
kualitas CPO yang diproduksi oleh industri yang terkontrol ialah dengan kadar air
lebih kecil dari 0,08% dan kadar asam lemak bebas lebih kecil dari 5% (Codex
Alimentarius/FAO/WHO, 2005) (Ngando, et. al, 2011).
Pada praktikum digunakan dua sampel yaitu fatty mater A dan fatty mater
B, dan diperoleh hasil perhitungan kadar air sebesar 2,06% pada sampel A dan
3,67% pada sampel B, jika dibandingkan dengan ketentuan kadar air pada biodiesel
yang dihasilkan secara umum yang sesuai dengan SNI-04-7182-2006 yaitu
maksimal 0,05%, maka kadar air pada sampel A dan B tergolong tinggi karena
melebihi standar yang ditetapkan. Jika terdapat kadar air yang tinggi dapat
diketahui bahwa pada sampel A dan B minyak dapat menyebabkan hidrolisis
trigliserida menjadi asam lemak bebas sesuai pernyataan Ketaren (1986) dan
keberadaan air mengakibatkan metil ester yang terbentuk akan terhidrolisis
menghasilkan asam lemak dan gliserol, sehingga ini dapat menurunkan standar
mutu minyak.
Penurunan mutu minyak yang disebabkan keberadaan air pada minyak ialah
penyimpanan yang cukup lama, menurut Ngando, et. Al (2011), kualitas minyak
ditentukan oleh proses lamanya waktu penyimpanan minyak. Jika proses juga
dilakukan secara tradisional dan semi-mekanis maka akan dihasilkan kadar air
cukup tinggi (> 0,2%) dan kandungan asam lemak bebasnya lebih dari 5%.
Sedangkan lamanya waktu penyimpanan minyak berpengaruh besar terhadap kadar
air dan kadar asam lemak bebasnya. Jika minyak disimpan sampai 4 minggu, maka
kadar air dan kadar asam lemak bebasnya semakin tinggi.
Menurut Adeeb (2012) untuk mengurangi asam lemak bebas yang terdapat di
dalamnya, dapat dilakukan menggunakan energi ultrasonik, jika memang minyak
yang diteliti mengandung kadar asam lemak bebas yang tinggi dengan kadar hingga
mencapai >8%.
KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah:


1. Diperoleh hasil kadar air sebesar 2,06% pada sampel A dan 3,67% pada
sampel B. hasil uji ini tergolong tinggi karena melebihi standar yang ada
yaitu SNI-04-7182-2006 maksimal 0,05%.
2. Jika terdapat kadar air yang tinggi maka pada sampel A dan B dapat
menyebabkan hidrolisis trigliserida menjadi asam lemak bebas.
3. Kadar air dalam minyak merupakan tolak ukur yang juga penting untuk
diketahui sebuah perusahaan minyak sawit, karena rendahnya kadar air
dapat memperkecil kemungkinan terjadinya reaksi hidrolisis yang dapat
menyebabkan kenaikan kadar asam lemak bebas.
4. .Jika dalam minyak terdapat air maka akan mengakibatkan reaksi
hidrolisis yang dapat menyebabkan kerusakan minyak, yang menyebabkan
rasa dan bau tengik pada minyak.
5. Penurunan mutu minyak yang disebabkan keberadaan air pada minyak
ialah dapat dikarenakan penyimpanan yang cukup lama.
DAFTAR PUSTAKA

Adeeb Hayyan, et. al. 2012. Utilizing ultrasonic energy for reduction of free fatty
acids in crude palm oil. African Journal of Biotechnology Vol. 11. July: 61
(pp) 12510 – 12517.

Badan Standardisasi Nasional. 2006. SNI-01- 2901-2006 - Minyak Kelapa Sawit


Mentah (Crude Palm Oil). Jakarta: BSN

Edahwati, L. 2011. Aplikasi Penggunaan Enzim Papain dan Bromelin Terhadap


Perolehan VCO. Jakarta: UPN Press. Halaman 11, 15.

Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI


Press. Halaman 32, 232.

Ngando Ebonge, et. al. 2011. Assessment of quality of crude palm oil from
smallholders in Cameroon. Journal of Stored Products and Postharvest
ResearchVol. 2. March: 3 (pp) 52 – 58.

Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi. 1989. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Liberty. Halaman 57 - 60, 63 – 68.

Anda mungkin juga menyukai