I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah sintesa biodiesel melalui transesterifikasi
minyak nabati (minyak jelantah).
1
7
2
3 8
4
9
6 11
10
Keterangan :
1 : Tutup Kondensor 6 : Panci
2 : Air Keluar 7 : Statif
3 : Kondensor 8 : Thermometer
4 : Air Masuk 9 : Klem
5 : Labu Leher Tiga 10 : Hot Plate
11 : Magnetic Stirer
3.3 BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah minyak
nabati (minyak jelantah), etanol (C2H5OH), kalium hidroksida (KOH), air
(H2O), oli bekas, dan kertas saring.
Etanol KOH
Minyak Nabati
(Minyak Proses Pemisahan Pencucian
Jelantah) Transesterifikasi
Pemurnian dan
Analisis Biodiesel Pengeringan
Parameter Uji
(Sumber: Aunillah & Pranowo, 2012 : 195)
V. HASIL PENGAMATAN
5.1 Sebelum Perlakuan
Proses Transesterifikasi
- Dimasukkan katalis
- + Magnetic Stirer
- Dipanaskan selama 65 menit pada suhu 75oC
Biodiesel
Biodiesel
- Dimasukkan kedalam gelas kimia
- Dipanaskan
- Ditunggu sampai 15 jam
- Dipanaskan kembali
Biodiesel
PENGUJIAN BIODIESEL
5 Biodisel
.
Uji Bakar 20 mL biodiesel dimasukkan
kedalam botol reagen,
dimasukkan sumbu, dibakar
sumbu → api nyala semakin
besar, ketika api dimatikan
terbentuk asap berwarna putih
VII. PERHITUNGAN
7.1 Menentukan Densitas Minyak Jelantah dan Etanol
7.1.1 Menentukan Densitas Minyak Jelantah
Berat piknometer kosong = 21.06 gram
Berat piknometer + minyak = 44 gram
Volume piknometer = 25 mL
𝑚
𝜌=
𝑣
𝑚
𝑣=
𝜌
200 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑣=
0.9176 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
𝑣 = 217 𝑚𝐿
55200
𝑚 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 = 856
𝑚 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 = 64.485 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚
𝜌=
𝑣
𝑚
𝑣=
𝜌
64.485 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑣=
0.82 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
𝑣 = 80 𝑚𝐿
7.3 Menentukan Berat Katalis
Massa minyak = 200 gram
Katalis 0.5%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑖𝑜𝑑𝑖𝑒𝑠𝑒𝑙
𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 𝐵𝑖𝑜𝑑𝑖𝑠𝑒𝑙 = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
173.03 𝑔𝑟𝑎𝑚
= × 100%
200 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 86%
1641.33
𝜇𝑏𝑖𝑜𝑑𝑖𝑒𝑠𝑒𝑙 = 1829.31
𝜇𝑏𝑖𝑜𝑑𝑖𝑒𝑠𝑒𝑙 = 0.8972 𝑐𝑝
𝜌𝑏𝑖𝑜𝑑𝑖𝑒𝑠𝑒𝑙 = 0.9012𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
= 0.9012 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3
= 0.9012 × 10−3 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑚3
𝜇𝑏𝑖𝑜𝑑𝑖𝑒𝑠𝑒𝑙
𝜇=
𝜌𝑏𝑖𝑜𝑑𝑖𝑒𝑠𝑒𝑙
0.8972 × 10−2 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑚. s
𝜇=
0.9012 × 10−3 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑚3
𝜇 = 0.9955 𝑚𝑚2 /𝑠
VIII. PEMBAHASAN
Biodiesel merupakan suatu bahan bakar yang umumnya digunakan dari bahan-bahan organik
tertentu. Pemanfaatan biodiesel dari minyak nabati (minyak jelantah) memiliki keunggulan
dari segi ekonomis dan pemanfaatan yang sifatnya renewable (dapat diperbarui). Biodiesel
adalah suatu energi alternatif yang telah dikembangkan secara luas untuk mengurangi ketergantungan kepada BBM.
Biodiesel merupakan bahan bakar berupa metil ester asam lemak yang dihasilkan dari proses kimia antara minyak
nabati dan alkohol. Sebagai bahan bakar, biodiesel mampu mengurangi emisi hidrokarbon tak terbakar, karbon
monoksida, sulfat, hidrokarbon polisiklik aromatik, nitrat hidrokarbon polisiklik aromatik dan partikel padatan
sehingga biodiesel merupakan bahan bakar yang disukai disebabkan oleh sifatnya yang ramah lingkungan (Sudrajat,
dkk, 2010 : 146)
ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa
yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses penggorengan (Ketaren, 2005).
Penggunaan minyak goreng secara kontinyu dan berulang-ulang pada suhu tinggi (160180°C)
disertai adanya kontak dengan udara dan air pada proses penggorengan akan
mengakibatkan terjadinya reaksi degradasi yang komplek dalam minyak dan menghasilkan
berbagai senyawa hasil reaksi (Sophianti, dkk, 2017 : 101)
Kelebihan metode ini adalah dapat menghasilkan bahan bakar yang memiliki karakteristik angka setana
tinggi, emisi rendah, dan pembakaran lebih efisien. Transesterifikasi adalah reaksi antara minyak atau
lemak dengan alkohol sehingga terbentuk ester (biodiesel) dan gliserol dengan menggunakan katalis
NaOH atau KOH guna mempercepat reaksi dan meningkatkan hasil akhir. Reaksi ini merupakan suatu
reaksi kesetimbangan untuk mendorong reaksi bergerak ke kanan, maka perlu digunakan alkohol dalam
jumlah berlebih (Aunillah & Pranowo, 2012 : 194). proses transesterifikasi bertujuan mengubah [tri,
di, mono] gliserida dengan berat molekul dan viskositas tinggi yang mendominasi komposisi minyak
nabati menjadi asam lemak metil ester (FAME)yang mempunyai molekul dan viskositas lebih rendah.
Viskositas tinggi pada bahan bakar dapat mempersulit proses pembentukan kabut pada saat atomisasi dan
menyebabkan proses pembakaran tidak sempurna.