Identifikasi Dan Analisis Mineral Batuan Granit Di Kabupaten Aceh Selatan

Menggunakan Difraksi Sinar-X (XRD)

Bakruddin Bin Dulah Iman & Arnold Rikardo Sihombing

Jurnal Inovasi Teknologi dan Rekayasa Vol. 4, No 2, 77-79, 2019.

Potensi batuan granit di Aceh Selatan berdasarkan data yang diperoleh tersebar di dua
lokasi berbeda yaitu Kabupaten Sawang 225.000.000 ton dan Kabupaten Samadua 130.000.000
ton. Potensi batuan ini memiliki prospek yang cukup besar untuk dimanfaatkan dan
dikembangkan untuk berbagai rumah. produk rumah tangga dan industri. Batuan geologis
terbentuk dari beberapa jenis mineral sebagai penyusun dan memiliki sifat kristal tertentu.
Batuan Granite adalah salah satu batuan yang memiliki nilai ekonomi tinggi, Berikut ini
adalah studi terkait dengan batu granit yang dilakukan sebelumnya, yaitu identifikasi mineral
dalam batuan granit di Merangin Geopark menggunakan X Ray Difraction, hasil identifikasi
diperoleh oleh tiga fase mineral yaitu kuarsa, anorthoclase, dan Muskovit. Kemudian penelitian
terkait dengan mineral granit dartmoor, struktural bentuk dan pengamatan petrologi, hasil ini
mengatakan bahwa batuan granit kasar cenderung menjadi biotit kandungan mineral. Kemudian
dalam penelitian lain mengkarakterisasi mineral menggunakan Difraksi Sinar-X pada granit
batuan, hasil analisis menunjukkan bahwa ada fase mineral Kuarsa, Orthoclast, Albite,
Magnetite, Thorite, Ilminite, Hornblende, Kaolinite, Muscovite, dan Sodalite. Berikut adalah
metode Penelitiannya:

1. METODE PENELITIAN

A. Pengambilan Sampel Rock

Dalam penelitian ini, sampel batuan granit diambil dari dua lokasi berbeda, di Kabupaten
Sawang, Kabupaten Aceh Selatan, yaitu Desa Lhok Pawoh dan Desa Ujung Karang.
Selanjutnya Sampel batuan dibersihkan dan kemudian dihaluskan sampai menjadi dalam
bentuk bubuk.
 B. Pengujian Sampel

Dalam penelitian ini pengujian sampel di laboratorium dengan melakukan proses

pengujian sampel untuk mendapatkan komposisi fasa mineral menggunakan sinar-X Mesin
Diffractometer (XRD) dengan teknik difraksi sinar-X Shimadzu, Co-Kα radiasi (λ = 1,54060
Å) pada sudut 2Ɵ.

2. HASIL PENELITIAN

Hasil uji XRD pada sampel batuan granit dari dua lokasi berbeda memiliki difraksi berbeda
pola. Data yang diperoleh dari pengujian sinar-X adalah sudut difraksi (2θ), jarak antar bidang
(d), dan nilai intensitas difraksi (I). Teknik difraksi sinar-X yang digunakan adalah Shimadzu,
Co-K radiasi Co K α (λ = 1,54060 Å) pada sudut 2Ɵ.

A. Batu granit XRD Desa Lhok Pawoh

Sampel batuan granit diperoleh dari Desa Lhok Pawoh berdasarkan hasil X-ray tes
difraksi berisi 31 fase mineral yang diidentifikasi. Dimana ada 3 puncak tertinggi yang
disebut fase utama, sedangkan sisanya adalah fase minor. sedangkan fase Kuarsa (Sio2)
sebagai fase dominan, sementara fase minor adalah Aluminium oksida (Al2O3).

B. Batu granit XRD Desa Ujung Karang

Sampel batuan granit diperoleh dari Ujung Karang berdasarkan hasil uji difraksi sinar-X
yang ditemukan 40 fase mineral terdeteksi, di mana ada 3 puncak tertinggi yang disebut fase
utama, sedangkan sisanya adalah fase minor, sedangkan pola difraksi sinar-X diproduksi
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3, sedangkan fase lainnya hampir sama dengan
sampel batuan dari Desa Lhok Pawoh, Quartz (SiO2) sebagai fase dominan, sedangkan fase
minor adalah Aluminium oksida (Al2O3).

3. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, fase mineral itu muncul dari granit.
Sampel batuan diambil dari dua lokasi berbeda yaitu Desa Lhok Pawoh dan Ujung Karang Desa
memiliki kesamaan dalam fase mineral karena konstituennya adalah mineral Kuarsa (SiO2) yang
dominan fase, dan Aluminium oksida (Al2O3) sebagai fase minor. Namun, jika diamati secara
visual batu ini memiliki perbedaan yang sangat signifikan, yaitu pada sampel batuan Desa Lhok
Pawoh memiliki warna kuning dan warna putih, sedangkan sampel batuan di Desa Ujung Karang
memiliki warna abu-abu dan putih. Untuk ini Alasannya, peneliti merekomendasikan pengujian
lebih lanjut menggunakan XRF dan Migrasi Observation menggunakan SEM.