Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH UTILITAS

“Plant Utilitas PT. Pupuk Sriwijaya Palembang“

Disusun Oleh :
Marianti ( 16TKM106)
Muh. Hamdan
Muhammad Try Rahmat
Ninik Wahyuni(16TKM115

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
POLITEKNIK ATI MAKASSAR
Jl. Sunu No 220 Makassar
Sulawesi Selatan

2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) palembang memulai operasional usaha


dengan tujuan utama untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan
program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional, khususnya di
Industri pupuk dan kimia lainnya. Sejarah panjang PT Pusri Palembang sebagai
pelopor produsen pupuk nasional selama lebih dari 50 tahun telah membuktikan
kemampuan dan komitmen kami dalam melaksanakan tugas penting yang
diberikan oleh pemerintah.

Dalam memproduksi pupuk urea dan ammonia tentunya membutuhkan


unit penunjang agar proses produksi pupuk dapat berlangsung dengan baik dan
limbah yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan .

Pabrik utilitas merupakan unit penunjang yang bertugas mempersiapkan


kebutuhan energi operasional pabrik amoniak dan urea. Pabrik utilitas juga
menerima sisa buangan dari pabrik amoniak dan urea untuk diolah sehingga
dapat dimanfaatkan lagi atau dibuang tanpa mengganggu lingkungan. Di PT
pupuk Sriwijaya ada 7 proses pengolahan yang dilakukan.

Oleh karena itu, penting mengetahui bagaimana pabrik utilitas


mempersiapkan energy untuk operasional dan pengolahan limbah pupuk urea PT
Pupuk Sriwijaya Palembang

1.2 Tujuan

1. Mengetahui Sejarah Pupuk Urea


2. Memberikan Wawasan Tentang Tinjauan Umum PT Pupuk Sriwijaya
Palembang
3. Mengetahui Utilitas Plant ( Pabrik Utilitas )
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Pupuk Urea

Pupuk adalah zat yang terdiri satu atau lebih unsur kimia yang sangat
dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat
meningkatkan produktivitas maupun kualitas hasil tanaman. Berdasarkan proses
pembuatannya, pupuk di kelompokkan menjadi pupuk alami dan pupuk buatan,
sedangkan menurut bahan pembuatannya, pupuk dikelompokkan menjadi pupuk
organic dan pupuk anorganik. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung dua
atau lebih unsur hara tanaman.

Urea pertama kali ditemukan pada air seni oleh H.M Rovelle yang berasal dari
negara Perancis pada tahun 1773. Orang yang pertama kali berhasil menemukan urea
dari ammonia dan asam sianida adalah Wochler pada tahun 1828 yang berasal dari
Jerman yang penemuan ini dianggap sebagai penemuan pertama yang berhasil
mensintesa zat organic dari zat anorganik. Proses yang menjadi dasar dari proses
pembuatan urea saat ini adalah proses dehidrasi yang ditemukan oleh Bassarow
(1870) yang mensintesa urea dari pemanasan ammonium karbamat.

2.2 Tinjauan Umum PT Pupuk Sriwijaya Palembang

PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) adalah Badan Usaha Milik Suryawan (BUMS)


dengan pemegang saham tunggal adalah Suryawan Pancakusuma. Pusri didirikan
tanggal 24 Desember 1959 di Palembang dengan kegiatan utama memproduksi
pupuk urea yang produksi pertamanya tahun 1963 dengan kapasitas 100.000 ton.

Tahun 1974 didirikan Pusri II dengan kapasitas produksi 380.000 ton urea per
tahun (Tahun 1992 kapasitasnya dioptimalisasikan menjadi 570.000 ton urea per
tahun. Tahun 1976/1977 didirikanlah Pusri III dan IV, dengan kapasitas masing-
masing 570.000 ton urea per tahun.

Tahun 1990 dibangun pula pabrik Pusri I-B sebagai pengganti Pusri I yang
tidak ekonomis lagi. Pabrik Pusri I-B ini merupakan pabrik pertama yang dikerjakan
oleh ahli-ahli dari dalam negeri dengan konsep hemat energi.

PT Pusri Palembang terdiri dari tiga pabrik yaitu :

1. Utilitas Plant
2. Ammonia Plant
3. Urea Plant

2.3 Utilitas Plant ( Pabrik Utilitas )

Pabrik utilitas merupakan unit penunjang yang bertugas mempersiapkan


kebutuhan energi operasional pabrik amoniak dan urea. Pabrik utilitas juga menerima
sisa buangan dari pabrik amoniak dan urea untuk diolah sehingga dapatdimanfaatkan
lagi atau dibuang tanpa mengganggu lingkungan. Unit-unit yang dimiliki bagian
utilitas di PUSRI IV yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pabrik amoniak dan
urea meliputi:

2.3.1 Water Treatment Plant

Water treatment plant adalah bagian dari pabrik Utilitas yang berfungsi
mengolah air sungai menjadi air bersih ( filtered water) bahan baku yang digunakan
adalah berasal dari air sungai musi yang diolah dengan menggunakan proses
koagulasi, flokulasi dan filtrasi. Unit ini bertugas memenuhi air bersih untuk
kebutuhan pabrik seperti air proses, air pendingin (Cooling Tower) , air umpan boiler
(BFW) maupun kebutuhan domestik (perumahan). Kapasitas desain water treatment
plant : 1000m3/jam, normal operasi : 660-720 m3/jam.
Gambar 1

Semua air yang berasal dari alam mengandung bermacam-macam jenis dan
jumlah bahan pengotor (impurities). Bahan pengotor ini dapat berupa padatan terlarut
mineral-mineral seperti CaCO, CaSO, NaCl, Silica, Aluminium, gas-gas terlarut
seperti CO, O, Padatan tak terlarut, limbah industry rumah tangga , mikroorganisme ,
algae, lumut dan bahan pengotor lainnya dalam bentuk turbidity (kekeruhan), warna
tanah , endapan mineral, minyak dan lain-lain. Jenis dan jumlah impurities yang
terdapat didalam air (air musi) merupakan faktor-faktor yang menentukan didalam
suatu pengolahan air. Tahapan dalam proses di Water treatment plant adalah sebagai
berikut:

1. Proses Flokulasi, Koagulasi dan Sedimentasi


Zat-zat pengotor yang berada di air sungai musi dialirkan melalui pompa
dalam bentuk senyawa suspensi koloid tersusun dari ion-ion bermuatan negatif
yang saling tolak-menolak. Klasifikasi pompa sungai (4201-J)
Jenis : pompa air dalam (Deep well pump)
Debit : 1025 m3/jam
Pdisch : 4,2 kg/cm2
Power : 300 kW
Dengan adanya penambahan Aluminium Sulfat (Alum) dalam air sungai yang
digunakan sebagai bahan baku, maka Aluminium Sulfat akan larut membentuk
ion Al3+ dan OH- serta menghasilkan asam sulfat dengan reaksi sebagai berikut
Al2(SO4)3 +3H2O→2Al3+ +3OH-+3H2SO4
Sebelum air sungai memasuki premix tank (4206-U ) pada pipa inlet terlebih
dahulu diinjeksikan beberapa bahan kimia agar kuallitas air yang masuk kedalam
premix tank sesuai dengan standar. Bahan kimia tersebut yaitu:
a. Larutan Chlorine (Cl2) berfungsi sebagai pembunuh bakteri, jamur dan
mikroorganisme yang terdapat dalam air
b. Larutan Alum (Al2(SO4)3.xH2O) berfungsi untuk memperbesar ukuran
partikel koloid sehingga akan lebih mudah membentuk flok dan akan
mengendap. Larutan alum yang digunakan memiliki konsentrasi 10%
c. Larutan Caustik Soda (NaOH) berfungsi untuk mengatur pH air sungai
karena pada sistem pembentukan flok diperlukan kondisi optimum dengan
pH 5,8- 6,2 . Sedangkan pH air sungai cenderung bersifat asam. Larutan
alum yang diinjeksikan memiliki konsentrasi 10%
d. Coagulant aid
berfungsi untuk memperbesar ukuran flok sehingga proses pengendapan
dapat berlangsung lebih cepat dan sempurna.
2. Premix Tank

Proses pencampuran bahan kimia dilakukan di Premix Tank. Ketika ion


yang bermuatan positif dalam koagulan (alum, Al 3+)bertemu dengan ion
negative dalam air pada kondisi pH tertentu, maka akan terbentuk floc (butiran
gelatin). Butiran partikel ( flok) ini akan terus bertambah besar dan berat
sehingga cenderung akan mengendap ke bawah. Pada proses ini pH air
cenderung turun karena terbentuk juga H2SO4. Pada pengadukan di premix tank
dengan menggunakan agitator dibutuhkan kecepatan pengadukan yang cepat
untuk mempercepat pembentukan floc. Pembentukan floc untuk air sungai musi
paling baik terjadi pada pH 5,5-6.2 . Untuk menjaga rentang pH ini diinjeksikan
NaOH. Untuk menjamin proses koagulasi yang efisien pada dosis bahan kimia
yang minimal maka koagulant harus dicampur secara cepat dengan air. Dengan
pengaduk yang cepat zat pengendap akan terbagi rata didalam air sebelum
pengendapan selesai. Setelah pengadukan yang cepat seperti tersebut diatas,
partikel-partikel yang berukuran kecil harus diusahakan agar membentuk
gumpalan-gumpalan yang lebih besar. Hal ini dapat dicapai dengan jalan
pengadukan yang lambat. Kesemuanya ini telah diatur dalam design, dimana
diatur sehingga kecepatan aliran didalam Premix Tank lebih besar daripada Floc
Treator

3. Clarifier (Floc Treator)

Tahap selanjutnya adalah menjaga pembentukan flok (flokulasi) dan


mengendapkan partikel flok yang lebih besar dengan injeksi separant sambil
memperhatikan pembentukan lapisan lumpur ( sludge blanket) dengan
pengadukan pelan, sehingga air yang jernih akan terpisah dari endapan flok.
Proses ini terjadi di Floc treator . Air dari Premix Tank dialirkan melalui pipa di
bagian bawah bak ke dalam Floc Treator untuk proses lebih lanjut dengan cara
flokulasi dan pengendapan. agitator akan mengaduk air dengan pengadukan
yang lambat, akibatnya flok-flok kecil yang terbentuk akan membentuk flok-flok
yang lebih besar dan mengendap di bagian bawah Floc Treator kemudian air
yang bersih dipisahkan melalui overflow di bibir Floc Treator dan endapan yang
terbentuk secara otomatis dibuang melalui sewer di bagian bawah. lapisan
lumpur juga berfungsi menahan flok yang baru terbentuk, oleh karena itu lapisan
ini harus dijaga tetap ada. Level lapisan lumpur dijaga dengan melakukan blow
down.

4. Clear Well

Dari Floc Treator , Clear Water mengalir secara bejana berhubungan


menuju clearwell. Clearwell berfungsi untuk menampung persediaan air dalam
jumlah cukup banyak untuk menjaga aliran normal ke Sand filter ditambah
dengan kebutuhan air untuk backwash. Di Clear well pH dijaga sekitar 7,0-7,5
dengan meninjeksikan NaOH ke dalam aliran air yang masuk clear well.

5. Sand Filter

Pemisahan flok dari air dalam floc treator berlangsung tidak sempurna.
Beberapa flok yang ringan selalu ada yang tidak mengendap dan lolos dan masuk
kedalam Clearwell . Untuk menyempurnakan penjernihan air,dilakukan filtrasi.
Flok yang masih terbawa air (carryover) akan tertahan oleh medium filter yang
secara periodic dapat dicuci untuk melepaskan/membuang flok itu. Sand filter
terdiri dari unit yang bekerja secara parallel dengan tekanan 35psig . Air keluar
dari sand filter memiliki turbidity maksimum 1,5 ppm dan pH 6,8-7. Apabila
kemampuan servis dari sand filter mengalami penurunan yang diindikasikan
meningkatnya pressure drop maka perlu dilakukan backwash. Backwash
dilakukan dengan cara mengatur valve secara manual. Fungsi dari backwash
adalah mengeluarkan kotoran yang tertahan saat servis. Pembuangan air di dalam
sand filter dibuang ke sewer (parit). Backwash menyemprotkan air bertekanan
(kira-kira 2 kali tekanan pada saat operasi normal) dari bawah dan di drain dari
atas ke sewer yang bertujuan menghamburkan padatan-padatan yang tersaring di
filter yang telah padat selama penyaringan (servis) dan dibuang ke sewer

6. Filter Water Storage Tank

Air hasil proses penyaringan ( filter water ) ditampung dalam filtered water
storage tank yang berfungsi sebagai tempat penampung air bersih untuk
selanjutnya dikirim ke unit yang membutuhkan yaitu:

a. Cooling tower sebagai make-up Cooling water


b. Demineralized plant sebagai bahan baku demin water
c. Potable Housing Water, yang dikirim ke perumahan dan perkantoran untuk
memenuhi kebutuhan air.
2.3.2. Demineralized Water

Unit demineralisasi merupakan unit yang digunakan untuk mengolah air


keluaran dari filtered water menjadi air yang bebas kandungan mineral yang berupa
garam, baik ion positif ataupun negatif. Air demin yang dihasilkan dari unit
demineralisasi ini akan digunakan sebagai air umpan ketel atau boiler feed water
untuk menghasilkan uap bertekanan tinggi yang akan digunakan pada ammonia plant
dan uap bertekanan menengah serta uap bertekanan rendah pada waste heat boiler
dan package boiler. Agar bisa digunakan sebagai air umpan ketel yang akan dirubah
menjadi steam bertekanan, maka feed air yang akan masuk ke dalam boiler harus
terbebas dari kandungan mineral karena mineral dapan menyebabkan terbentuknya
kerak dan juga korosi logam. Adapun tahapan dalam Demineralized water adalah :

1. Carbon filter

Merupakan alat yang berfungsi untuk menyerap kandungan klorin dan


nitrat dan nitrit yang terkandung di dalam air dari clear well. Carbon
filtermerupakan tangki berkapasitas tinggi yang berisi karbon aktif dan
penyangga yang dapat menyerap kandungan klorin, pelarut organik minyak
serta sebagai penghilang bau dan warna. terdapat 2 tangki Carbon filter yang
dioperasikan secara paralel dan kontinyu dimana akan dilakukan pembersihan
secara bergantian untuk masing-masing tangki yang akan dilakukan selama
delapan jam sekali. Pembersihan dari tangki ini dilakukan dengan cara
backwash dengan prinsip membalikkan aliran masuk dan aliran keluar dari
carbon filter.

a. Cation Exchanger

Setelah melewati carbon filter air kemudian dipompakan menuju


Cation Exchanger untuk dihilangkan kandungan ion positifnya. Cation
Exchanger berbentuk tangki vertikal yang berisi resin yang dapat menukar
kation yang terlarut dalam air dengan ion hidrogen. Pada unit utilitas PUSRI
IV terdapat tiga buah cation exchanger dimana 2 aktif dan 1 melakukan
regenerasi. Regenerasi pada cation exchanger dilakukan apabila resin telah
jenuh yang ditunjukkan dengan konduktivitas air melebihi 25 μmosdan kadar
silika melebihi 0,05 ppm. Pada keadaan ini resin tidak bisa lagi mengikat ion
positif yang terkandung dalam air. Untuk mengatasi keadaan ini maka
dilakukan regenerasi cation exchanger dengan menggunakan asam sulfat.
Sebelum di regenerasi, air yang masih terdapat di dalam vessel dibuang
setengah untuk menghilangkan kotoran yang terdapat padavessel Kemudian
resin di dalam cation exchanger diregenerasi dengan menambahkan asam
sulfat yang akan mengaktivasi kembali resin kation.

b. Anion Exchanger

Air keluaran dari cation exchanger kemudian dialirkan ke dalam anion


exchanger. Anion Exchanger berupa vessel vertical yang berisi resin penukar
anion yang dapat menukar kandungan anion yang terdapat didalam air
dengan ion hidroksil. Jumlah anion exchanger yang terdapat pada unit utilitas
PUSRI berjumlah 3 buah, dimana 2 buah melakukan kerja dan 1buah stand
by atau diregenerasi. Regenerasi anion dilakukan apabila konduktivitas
melebihi 25 μmos dan kadar silica 0,1 ppm. Proses regenerasi resinanion
sama dengan proses regenerasi resin kation, akan tetapi resin anion diaktivasi
menggunakan basa kuat yaitu NaOH.

c. Mixed Bed

Air yang sudah dihilangkan kandungan ion negatifnya di dalam anion


exchangerkemudian dialirkan ke dalam mixed bed. Mixed bed berfungsi
untuk menyerap sisa-sisa kandungan ion positif dan negatif yang terdapat
pada air yang tidak terserap pada kation dan anion exchanger. Di dalam mixed
bed dilakukan pertukaran ion positif dan negatif secara bersamaan. Oleh
karena itu di dalam vessel mixed bed terdapat 2 jenis resin yaitu resin kation
dan anion. Pada unit utillitas PUSRI IV terdapat dua buah Mixed bed yang
bekerjasecara paralel dimana salah satu vessel akan diregenerasi secara
bergantian.Mixed bed diregenerasi dengan cara menginjeksikan H2SO4 dan
NAOH secara bersamaan.

d. Demineralized storage tank

Demineralized storage tank merupakan tangki penampungan air yang


sudah tidak mengandung mineral dari mixed tank. Air yang sudah terbebas
dari kandungan mineral ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan steam.
Air yang ditampung di dalam tangki ini kemudian dialirkan menuju deaerator
untuk kemudian digunakan sebagai boiler feed water

2.3.3 Cooling Water System

Cooling Water PUSRI IV menggunakan sistem sirkulasi terbuka (open


system). Air panas dari proses amoniak dan utilitas didinginkan kembali di dalam
menara pendingin kemudian mengontakkan dengan udara secara crossflow-
mechanical draft.

Gambar 2
Kualitas Cooling Water harus dijaga sesuai parameter design yang telah
ditetapkan oleh vendor. Bahan kimia yang diinjeksikan pada Cooling water bertujuan
untuk mencegah tiga hal penting, yaitu :

a. Mencegah korosi (Corrosion Inhibitor)


Korosi adalah suatu peristiwa perusakan logam oleh reaksi kimia atau
elektrokimia. Untuk menghindarinya perlu diinjeksikan bahan kimia untuk
melapisi permukaan logam. Bahan kimia dapat berupa orto fosfat, poli fosfat
dan fosfonat dengan perbandingan tertentu. Dalam hal ini untuk menghindari
terjadinya korosi dilakukan dengan proteksi katodik, yaitu memperlambat
reaksidi katoda dengan cara mengurangi konsentrasi oksigen yang kontak ke
permukaanlogam. Bahan yang dipakai untuk mencegah atau memperlambat
korosi adalah N-7392 yang berisi fosfat untuk membentuk lapisan film pasif
pada pipa
b. Mencegah kerak ( Scale Inhibitor )
Kerak terjadi karena adanya endapan deposit di permukaan metal.
Endapan dapat berupa mineral scale, misalnya garam Ca, Mg, SiO 2, suspended
matter
(debu yang terbawa udara) atau corrosion product . Terbentuknya kerak
dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu pH yang tinggi, temperatur
tinggi(sehingga kelarutan berkurang) atau flowrate rendah. Kerak dalam
permukaan pipa menyebabkan terganggunya perpindahan panas,
penyumbatan pipa dankorosi. Oleh karena itu perlu ditambahkan scale
dispersant
c. Mencegah perumbuhan mikroorganisme (biocide )

Biodispersant adalah lendir berwarna coklat kehitaman yang


menempel di permukaan pipa (slime). Biodispersant dapat mengurangi efek
pencegahan korosi namun menurunkan efisiensi cooling tower . Penyebab
munculnya slime adalah adanya bakteri yang terbentuk dalam cooling water .
Untuk membunuh bakteri tersebut diinjeksikan gas chlorine dan NaBr . Selain
itu jugadiinjeksikan Non Oxydizing Biocide yang berfungsi untuk membunuh
bakteri anaerob

d. pH Control
Kualitas Cooling water dijaga pada pH 7,0-8,5. Semakin rendah pH,
maka masalah korosi pada perpipan akan semakin besar. Semakin tinggi pH
maka akan semakin rentan terhadap masalah pengendapan disepanjang jalur
perpipaan yang akan mengurangi efisiensi transfer panas. Pengendalian pH
dilakukan dengan menginjeksikan H2SO4 apabila pH terlalu tinggi, jika pH
terlalu rendah diinjieksikan NaOH.

2.3.4 Pengolahan Instrumen Air dan Plant Air

Unit ini berfungsi untuk menyediakan keperluan udara bertekanan di pabrik.


Udara proses (instrument air) dihasilkan dari proses pengeringan dan pembersihan
udara pabrik (plant air). Udara pabrik berasal dari udara disekitar pabrik yang akan
diproses menjadi udara proses pada unit ini. Berdasarkan penggunaannya, unit ini
dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Instrument Air

Instrument Air adalah udara kering (dew point -40℃ ) yang dihasilkan
dari udara pabrik ( plant air) yang dikeringkan.Instrument air berasal dari
udara pabrik yang dipompakan dari ammonia plant . Udaraini digunakan
sebagai penggerak valve dan sebagai pengering peralatan laboratorium.

2. Plant Air
Plant air (udara pabrik) adalah udara bertekanan dari lingkungan
pabrik yang digunakan untuk keperluan pabrik. Kegunaan dari udara pabrik
adalah untuk udara purging, mesin pengantongan pupuk, peralatan lain
seperti snapper dan lain-lain. Berbeda dengan udara proses, udara pabrik
masih mengandung kadar air dan debu dikarenakan udara ini langsung
digunakan tanpa masuk kedalam dryer terlebih dahulu. Meskipun masih
mengandung air dan debu, udara pabrik ini tidak akan merusak peralatan
instrumentasi karena tidak digunakan untuk peralatan pneumatik. Penyediaan
plant air dibantu kompresor udara standby yang dihubungkan ke plant air
header dan ke receiver udara

2.3.5 Steam System

Sistem pembangkit merupakan unit yang berfungsi untuk memenuhi


kebutuhan steam untuk unit ammonia dan urea. Air yang menjadi bahan baku
pembuatan steam merupakan air demin yang tidak lagi mengandung
mineral.Digunakan air yang tidak mengandung mineral karena mineral yang
terkandung didalam air akan menyebabkan korosi pada boiler . Sebelum diolah
menjadi steam ,air yang tidak mengandung mineral diproses dulu di dalam deaerator
untuk dihilangkan kandungan oksigen terlarutnya.

1. Boiler feed water


merupakan air umpan yang akan digunakan sebagai bahan baku
pembuatan steam. Boiler feed water. Berasal dari air yang sudah dihilangkan
kandungan mineral dan kandungan oksigen terlarutnya. Oleh karenaitu, feed
air ini berasal dari unit demineralized dan utuk menghilangkan kadar oksigen
terlarutnya air ini diumpankan ke deaerator . Oksigen terlarut ini perlu
dibuang karena oksigen terlarut bersifat korosif pada suhu yang tinggi.

2. Pembuatan Steam (Steam Generation System)


Air yang sudah tidak mengandung mineral dan oksigen terlarut dibuat
menjadi steam di bagian waste heat boiler dan package boiler . Air keluaran
Deaerator dialirkan melalui line menuju economizer pada boiler .Perbedaan
dari kedua jenis boiler ini terletak pada sistem pembakaranWHB dan Package
boiler masing-masing mampu memproduksi steam 70 ton/jam dan 100
ton/jam dengan temperature 400 ℃ . Jenis steam yang dihasilkan oleh kedua
jenis boiler ini adalah medium steamdengan tekanan 43kg/cm 2 danlow steam
dengantekanan 3,5 kg/cm2. Medium steam digunakan untuk menggerakkan
alat-alat yang bertenaga steam seperti pompa turbin. Sedangkan low steam
digunakan pada deaerator untuk membuang kandungan oksigen terlarut pada
boiler feed water dan juga sebagai pemanas untuk natural gas yang dijadikan
bahan bakar boiler.

2.3.6 Gas Turbine Generator

Gas Turbine Generator merupakan pembangkit utama yang digunakan untuk


menghasilkan energi lisrik guna menunjang operasional pabrik secara terus menerus,
handal, stabil dan kontinyu. Gas turbine generator yang berfungsi untuk melayani
kebutuhan tenaga listrik untuk Pabrik, perbengkelan, perkantoran, perumahan dan
kebutuhan lainnya. Sumber utama tenaga listrik PUSRI IV ini adalah Gas turbine
generator Hitachi.

2.3.7 PET/IPAL/KAL
1. PET (Pusri Effluent Treatment )

Pusri Effluent Treatment merupakan unit pengolahan limbah cair yang


dimiliki Pusri yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan Urea dan
ammonia yang terbawa bersama limbah cair keluaran pabrik. Dari pengolahan
limbah ini dihasilkan offgas yang mengandung NH3 dan CO2 yang selanjutnya
dikirim kembali ke pabrik Urea. Pusri Effluent Treatment berada di Pabrik
Utilitas Pusri-IV. Terdapat dua train PET(Train A dan Train B ) dengan
kapasitas pengolahan masing-masing train 50m3/jam input. Input untuk PET
adalah limbah cair keluaran pabrik ammonia dan Urea. Limbah cair keluaran
pabrik ammonia dan Urea pada umumnya mengandung Urea dan ammonia
selanjutnya dikirim ke Dissolving tank masing-masing pabrik, dipisahkan
kandungan olinya dengan oil separator dan limbah cair tersebut selanjutnya
baru dikirim ke PET
2. IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah)

Air limbah yang berasal dari pabrik amonia dan urea di masing-masing
plant Pusri-II, Pusri-III, Pusri-IV dan Pusri-I-B, dikumpulkan pada bak
penampung (MPAL) di masing-masing Pabrik Pusri-II, Pusri-III, Pusri-IV
dan Pusri-I-B. Dari MPAL air limbah di alirkan ke Installasi pengolahan Air
Limbah yang ada di Utilitas Pusri-IV. Sistim pengolahan limbah di MPAL
dibagi menjadi dua, yaitu pengolahan air limbah pada saat emergency dan
pengolahan limbah saat normal. Air limbah dikatakan emergency apabila
kandungan ammonia lebih dari 500 ppm dan kandungan Urea lebih dari 1500
ppm. Air limbah emergency dikirim ke kolam emergency pond ,dimana pada
kolam ini uap ammonia yang terbentuk akan dihisap oleh blower dan
selanjutnya ammonia akan diserap oleh H 2SO4 pada kolom Scrubber yang
kemudian membentuk garam.

Limbah cair dikirim ke kolam equalisasi secara bertahap sedikit demi


sedikit agar tidak terjadi pengejutan konsentrasi limbah di dalam kolam
equalisasi. Pada saat kondisi normal, konsentrasi ammonia kecil dari 500 ppm
dan Urea kecil dari 1500 ppm, air limbah langsung dialirkan ke kolam
equalisasi. Di kolam ini lumpur diendapkan dan overflow nya dikirim ke
neutralisasi pond. Pada kolam neutralisasi, air limbah dinetralkan dengan
H2SO4 dengan bantuan agitator dan selanjutnya air masuk kedalam kolam
penampungan. Dari kolam ini kemudian limbah dialirkan ke kolam wet land.
Wet land merupakan kolam penampungan dari IPAL yang ditanami eceng
gondok dimana didalam kolam ini terjadi proses absorbsi biologis Urea dan
ammonia , juga terjadi nitrifikasi dan denitrifikasi. Akar tanaman eceng
gondok juga merupakan media bagi bakteri nitrifikasi untuk menempel.
Diharapkan Urea yang terkandung dalam limbah dapat diuraikan oleh eceng
gondok.
3. Kolam Air Limbah

Setelah proses pengolahan air limbah, selanjutnya air limbah dialirkan


ke kolam Biological pond existing (kolam air limbah ) dimana pada kolam ini.
hanya dilakukan proses aerasi untuk menghilangkan kandungan ammonia
yang masih ada pada air limbah. Dari IPAL air limbah menuju KAL melalui
Inlet Kolam Limbah dan dilakukan proses aerasi pada air limbah kemudian air
limbah yang sudah diolah dibuang lagi ke sungai musi melalui outlet kolam
limbah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Unit-unit yang dimiliki bagian utilitas di PUSRI IV yang digunakan untuk


memenuhi kebutuhan pabrik amoniak dan urea meliputi:

1. Water Treatment Plant


2. Demineralized Water
3. Cooling Water System
4. Pengolahan Instrumen Air dan Plant Air
5. Steam System
6. Gas Turbine Generator
7. PET/IPAL/KAL

3.2 Saran

Makalah tentang pabrik utilitas ini harus dipelajari dengan baik sebagai
bekal untuk bekerja di Industri.
DAFTAR PUSTAKA

PT, Pupuk Sriwijaya. 2013. Utilitas Pusri keluar sebagai pemenang .


http://www.pusri.co.id/ina/berita-amp-kegiatan-media-massa/utilitas-
pusri-ii-keluar-sebagai-pemenang/ Diakses tgl 23 November 2018:pukul
16.00
Wahyudi,Trisna,Reza. 2015. Orientasi Utilitas PT Pusri.
https://www.scribd.com/doc/270934536/Bab-3-Orientasi-Utilitas-Pusri-
4. Diakses tgl 23 November 2018:pukul 16.00
PT, Pupuk Sriwijaya. 2018. Pabrik Utilitas. http://www.pusri.org/indexB0301.php.
Diakses tgl 23 November 2018:pukul 16.00
Firmansyah. 2015. Demin Plant Pusri. https://foursquare.com/v/demin-plant-utilitas-
pusri-iv/51a74c53498eab3ba438b0f3. Diakses tgl 23 November
2018:pukul 16.00

Anda mungkin juga menyukai