Disusun Oleh :
Marianti ( 16TKM106)
Muh. Hamdan
Muhammad Try Rahmat
Ninik Wahyuni(16TKM115
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
POLITEKNIK ATI MAKASSAR
Jl. Sunu No 220 Makassar
Sulawesi Selatan
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk adalah zat yang terdiri satu atau lebih unsur kimia yang sangat
dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat
meningkatkan produktivitas maupun kualitas hasil tanaman. Berdasarkan proses
pembuatannya, pupuk di kelompokkan menjadi pupuk alami dan pupuk buatan,
sedangkan menurut bahan pembuatannya, pupuk dikelompokkan menjadi pupuk
organic dan pupuk anorganik. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung dua
atau lebih unsur hara tanaman.
Urea pertama kali ditemukan pada air seni oleh H.M Rovelle yang berasal dari
negara Perancis pada tahun 1773. Orang yang pertama kali berhasil menemukan urea
dari ammonia dan asam sianida adalah Wochler pada tahun 1828 yang berasal dari
Jerman yang penemuan ini dianggap sebagai penemuan pertama yang berhasil
mensintesa zat organic dari zat anorganik. Proses yang menjadi dasar dari proses
pembuatan urea saat ini adalah proses dehidrasi yang ditemukan oleh Bassarow
(1870) yang mensintesa urea dari pemanasan ammonium karbamat.
Tahun 1974 didirikan Pusri II dengan kapasitas produksi 380.000 ton urea per
tahun (Tahun 1992 kapasitasnya dioptimalisasikan menjadi 570.000 ton urea per
tahun. Tahun 1976/1977 didirikanlah Pusri III dan IV, dengan kapasitas masing-
masing 570.000 ton urea per tahun.
Tahun 1990 dibangun pula pabrik Pusri I-B sebagai pengganti Pusri I yang
tidak ekonomis lagi. Pabrik Pusri I-B ini merupakan pabrik pertama yang dikerjakan
oleh ahli-ahli dari dalam negeri dengan konsep hemat energi.
1. Utilitas Plant
2. Ammonia Plant
3. Urea Plant
Water treatment plant adalah bagian dari pabrik Utilitas yang berfungsi
mengolah air sungai menjadi air bersih ( filtered water) bahan baku yang digunakan
adalah berasal dari air sungai musi yang diolah dengan menggunakan proses
koagulasi, flokulasi dan filtrasi. Unit ini bertugas memenuhi air bersih untuk
kebutuhan pabrik seperti air proses, air pendingin (Cooling Tower) , air umpan boiler
(BFW) maupun kebutuhan domestik (perumahan). Kapasitas desain water treatment
plant : 1000m3/jam, normal operasi : 660-720 m3/jam.
Gambar 1
Semua air yang berasal dari alam mengandung bermacam-macam jenis dan
jumlah bahan pengotor (impurities). Bahan pengotor ini dapat berupa padatan terlarut
mineral-mineral seperti CaCO, CaSO, NaCl, Silica, Aluminium, gas-gas terlarut
seperti CO, O, Padatan tak terlarut, limbah industry rumah tangga , mikroorganisme ,
algae, lumut dan bahan pengotor lainnya dalam bentuk turbidity (kekeruhan), warna
tanah , endapan mineral, minyak dan lain-lain. Jenis dan jumlah impurities yang
terdapat didalam air (air musi) merupakan faktor-faktor yang menentukan didalam
suatu pengolahan air. Tahapan dalam proses di Water treatment plant adalah sebagai
berikut:
4. Clear Well
5. Sand Filter
Pemisahan flok dari air dalam floc treator berlangsung tidak sempurna.
Beberapa flok yang ringan selalu ada yang tidak mengendap dan lolos dan masuk
kedalam Clearwell . Untuk menyempurnakan penjernihan air,dilakukan filtrasi.
Flok yang masih terbawa air (carryover) akan tertahan oleh medium filter yang
secara periodic dapat dicuci untuk melepaskan/membuang flok itu. Sand filter
terdiri dari unit yang bekerja secara parallel dengan tekanan 35psig . Air keluar
dari sand filter memiliki turbidity maksimum 1,5 ppm dan pH 6,8-7. Apabila
kemampuan servis dari sand filter mengalami penurunan yang diindikasikan
meningkatnya pressure drop maka perlu dilakukan backwash. Backwash
dilakukan dengan cara mengatur valve secara manual. Fungsi dari backwash
adalah mengeluarkan kotoran yang tertahan saat servis. Pembuangan air di dalam
sand filter dibuang ke sewer (parit). Backwash menyemprotkan air bertekanan
(kira-kira 2 kali tekanan pada saat operasi normal) dari bawah dan di drain dari
atas ke sewer yang bertujuan menghamburkan padatan-padatan yang tersaring di
filter yang telah padat selama penyaringan (servis) dan dibuang ke sewer
Air hasil proses penyaringan ( filter water ) ditampung dalam filtered water
storage tank yang berfungsi sebagai tempat penampung air bersih untuk
selanjutnya dikirim ke unit yang membutuhkan yaitu:
1. Carbon filter
a. Cation Exchanger
b. Anion Exchanger
c. Mixed Bed
Gambar 2
Kualitas Cooling Water harus dijaga sesuai parameter design yang telah
ditetapkan oleh vendor. Bahan kimia yang diinjeksikan pada Cooling water bertujuan
untuk mencegah tiga hal penting, yaitu :
d. pH Control
Kualitas Cooling water dijaga pada pH 7,0-8,5. Semakin rendah pH,
maka masalah korosi pada perpipan akan semakin besar. Semakin tinggi pH
maka akan semakin rentan terhadap masalah pengendapan disepanjang jalur
perpipaan yang akan mengurangi efisiensi transfer panas. Pengendalian pH
dilakukan dengan menginjeksikan H2SO4 apabila pH terlalu tinggi, jika pH
terlalu rendah diinjieksikan NaOH.
1. Instrument Air
Instrument Air adalah udara kering (dew point -40℃ ) yang dihasilkan
dari udara pabrik ( plant air) yang dikeringkan.Instrument air berasal dari
udara pabrik yang dipompakan dari ammonia plant . Udaraini digunakan
sebagai penggerak valve dan sebagai pengering peralatan laboratorium.
2. Plant Air
Plant air (udara pabrik) adalah udara bertekanan dari lingkungan
pabrik yang digunakan untuk keperluan pabrik. Kegunaan dari udara pabrik
adalah untuk udara purging, mesin pengantongan pupuk, peralatan lain
seperti snapper dan lain-lain. Berbeda dengan udara proses, udara pabrik
masih mengandung kadar air dan debu dikarenakan udara ini langsung
digunakan tanpa masuk kedalam dryer terlebih dahulu. Meskipun masih
mengandung air dan debu, udara pabrik ini tidak akan merusak peralatan
instrumentasi karena tidak digunakan untuk peralatan pneumatik. Penyediaan
plant air dibantu kompresor udara standby yang dihubungkan ke plant air
header dan ke receiver udara
2.3.7 PET/IPAL/KAL
1. PET (Pusri Effluent Treatment )
Air limbah yang berasal dari pabrik amonia dan urea di masing-masing
plant Pusri-II, Pusri-III, Pusri-IV dan Pusri-I-B, dikumpulkan pada bak
penampung (MPAL) di masing-masing Pabrik Pusri-II, Pusri-III, Pusri-IV
dan Pusri-I-B. Dari MPAL air limbah di alirkan ke Installasi pengolahan Air
Limbah yang ada di Utilitas Pusri-IV. Sistim pengolahan limbah di MPAL
dibagi menjadi dua, yaitu pengolahan air limbah pada saat emergency dan
pengolahan limbah saat normal. Air limbah dikatakan emergency apabila
kandungan ammonia lebih dari 500 ppm dan kandungan Urea lebih dari 1500
ppm. Air limbah emergency dikirim ke kolam emergency pond ,dimana pada
kolam ini uap ammonia yang terbentuk akan dihisap oleh blower dan
selanjutnya ammonia akan diserap oleh H 2SO4 pada kolom Scrubber yang
kemudian membentuk garam.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Makalah tentang pabrik utilitas ini harus dipelajari dengan baik sebagai
bekal untuk bekerja di Industri.
DAFTAR PUSTAKA