1504101010093
Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat,
Pemerintah kabupaten Aceh Utara telah mendirikan Perusahan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Mon Pase yang saat ini telah memiliki 6 buah Instalasi Pengolahan Air (IPA) yaitu:
1. Intake
Air baku untuk pengolahan air pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Meunasah
Reudeup disuplai oleh IPA Meunasah Asan yang jaraknya ±5 km dengan
menggunakan 2 buah pompa bertekanan yang dihubungkan secara paralel. Air baku
tersebut diambil dari sungai krueng keureutu dengan cara dialirkan ke dalam sebuah
sumur melalui 2 buah pipa.
Kemampuan pompa yang tidak memadai menyebabkan suplai air baku untuk
IPA Meunasah Reudeup hanya 40 – 70 liter/detik dari kapasitas maksimal yang dapat
diolah oleh IPA Meunasah Reudeup yaitu 150 l/detik.
Jalur Distribusi Air Baku dari Intake ke Bak Penampung Air Baku
2. Prasedimentasi pada Bak Penampung Air Baku
Air baku yang dipompa dari IPA Meunasah Asan selanjutnya dialirkan ke bak
penampung air baku di IPA Meunasah Reudeup yang memiliki dimensi:
Pada bak penampung air baku ini terjadi proses pengendapan partikel –
partikel non koloid (Prasedimentasi). Bak penampung air baku ini tidak dirancang
untuk proses prasedimentasi, sehingga untuk membuang sedimen yang telah
mengendap pada dasar bak harus dilakukan secara manual menggunakan alat berat
excavator secara berkala.
Grafik Dosis Tawas Hasil Jar Test untuk Kekeruhan 36,5 NTU
Dari grafik diatas, dosis tawas optimum terjadi pada 400 mg/l yang
menurunkan kekeruhan dari 36,5 NTU menjadi 4 NTU. IPA Meunasah Reudeup
menggunakan produk tawas bubuk yang dikemas di dalam karung seberat 50 kg
dengan kandungan tawas 16% - 18%.
Penggunaan Aluminium Sulphate (tawas) yang bersifat asam menyebabkan
pH air turun sehingga dibutuhkan soda ash untuk menaikkan nilai pH agar berada
pada kisaran yang dipersyaratkan Menteri Kesehatan 6,5 – 8,5. Larutan soda ash
dibuat dengan cara mengaduk 20 kg bubuk soda ash dengan 1 m 3 air pada bak tendon,
larutan soda ash diinjeksikan dengan debit 390 liter/jam.
Air yang telah diinjeksi dengan larutan tawas dan soda ash masuk ke
pengadukan cepat (rapid mixing) 100 – 180 rpm pada Clarifier dengan debit 40 – 70
liter/detik. Pengadukan cepat bertujuan untuk mengakselerasi terjadinya koagulasi
yaitu perubahan sifat dari partikel–partikel koloid menjadi non koloid. Selanjutnya
partikel – partikel tersebut akan turun akibat adanya gaya gravitasi (sedimentasi)
menuju dasar clarifier.
Mata pengaduk cepat berbentuk propeler, hal ini dimaksudkan agar pada saat
proses rapid mixing tidak terjadi arus acak yang akan menyebabkan proses flokulasi
dan sedimentasi terganggu. Dengan sirkulasi air yang baik proses flokulasi dan
sedimentasi akan lebih efektif.
Pada dasar clarifier terdapat lengan pengaduk lambat (slow mixing) yang
berputar 5 – 20 rpm, berfungsi untuk mengakselerasi terjadinya proses flokulasi yaitu
partikel – partikel non koloid berkumpul saling mengikat membentuk flok–flok dan
mengendap menjadi lumpur akibat gravitasi. Lengan pengadukan lambat yang
terdapat pada dasar Clarifier juga berfungsi sebagai pengumpul lumpur yang
mengumpulkan lumpur menuju ke pusat pengumpulan lumpur yang berada tepat di
tengah dasar clarifier.
Gambar Clarifier (Clariflocculator)
Air yang telah diproses di clarifier secara rapid dan slow mixing kemudian
diinjeksikan desinfektan, IPA Meunasah Reudeup mengganti penggunaan khlorin
dengan kaporit karena sulitnya mendapatkan khlorin. Penginjeksian dilakukan dengan
menggunakan pompa pembubuh (dosing pump). Pembuatan larutan kaporit dilakukan
dengan cara mencampurkan kaporit 7,5 kg dengan air 1 m3, larutan kaporit
diinjeksikan dengan debit 210 liter/jam.
Untuk membuang partikel – partikel yang tersaring pada pasir, media filter
harus dibersihkan dengan cara Backwash yaitu mengalirkan air dan udara dengan arah
berlawanan dengan arah proses penyaringan. Backwash dilakukan pada sore hari
pukul 16.00 wib setiap hari untuk 2 buah bak filtrasi. Saat 2 buah bak filtrasi di-
backwash, 4 buah bak filtrasi masih tetap difungsikan sehingga proses pengolahan air
tetap berlangsung.
Program backwashing berlangsung selama 80 menit, yang terdiri dari:
- 20 menit dengan udara
- 20 menit dengan air
- 20 menit dengan udara
- 20 menit dengan air.
Pompa yang digunakan untuk backwash memiliki debit 380 m3/jam.
5. Reservoir
Air yang telah melalui proses prasedimentasi, koagulasi, flokulasi,
sedimentasi, desinfeksi dan filtrasi dialirkan ke reservoir untuk selanjutnya
didistribusikan ke pelanggan melalui jaringan pipa.
Gambar Reservoir