Anda di halaman 1dari 10

AMIRAH FASYA

1504101010093

PDAM Tirta Mon Pase


Instalasi Pengolahan Air (IPA) Meunasah Reudeup yang mulai beroperasi pada
September 2006 terletak sekitar 3 km dari pusat ibu kota Aceh Utara, yaitu Lhoksukon.
Posisinya tepat ditepi jalan antar Propinsi Medan – Banda Aceh. Air baku IPA Meunasah
Reudeup diambil dari sungai Krueng Keureutu yang berjarak 5 km dari lokasi pengolahan.

Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat,
Pemerintah kabupaten Aceh Utara telah mendirikan Perusahan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Mon Pase yang saat ini telah memiliki 6 buah Instalasi Pengolahan Air (IPA) yaitu:

1. IPA Meunasah Asan Lhoksukon Kapasitas 60 L/detik

2. IPA Meunasah Reudeup Lhoksukon kapasitas 150 L/detik

3. IPA Krueng Pase Kapasitas 100 L/detik

4. IPA Glee Dagang Krueng Mane Kapasitas 40 L/detik

5. IPA Oxfam Geudong Kapasitas 20 L/detik

6. IPA Cot Girek Kapasitas 5 L/detik

Bagan Proses Pengolahan Air Bersih IPA Meunasah Reudeup


Proses Pengolahan Air Meunasah Reudeup

1. Intake
Air baku untuk pengolahan air pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Meunasah
Reudeup disuplai oleh IPA Meunasah Asan yang jaraknya ±5 km dengan
menggunakan 2 buah pompa bertekanan yang dihubungkan secara paralel. Air baku
tersebut diambil dari sungai krueng keureutu dengan cara dialirkan ke dalam sebuah
sumur melalui 2 buah pipa.
Kemampuan pompa yang tidak memadai menyebabkan suplai air baku untuk
IPA Meunasah Reudeup hanya 40 – 70 liter/detik dari kapasitas maksimal yang dapat
diolah oleh IPA Meunasah Reudeup yaitu 150 l/detik.

Jalur Distribusi Air Baku dari Intake ke Bak Penampung Air Baku
2. Prasedimentasi pada Bak Penampung Air Baku
Air baku yang dipompa dari IPA Meunasah Asan selanjutnya dialirkan ke bak
penampung air baku di IPA Meunasah Reudeup yang memiliki dimensi:
Pada bak penampung air baku ini terjadi proses pengendapan partikel –
partikel non koloid (Prasedimentasi). Bak penampung air baku ini tidak dirancang
untuk proses prasedimentasi, sehingga untuk membuang sedimen yang telah
mengendap pada dasar bak harus dilakukan secara manual menggunakan alat berat
excavator secara berkala.

Gambar Bak penampung air baku

3. Proses Koagulasi, Flokulasi, Sedimentasi, Pengaturan pH dan Desinfeksi pada


Clarifier
Air baku yang telah melalui proses prasedimentasi pada bak penampung air
baku selanjutnya dipompa menuju clarifier. Sebelum memasuki Clarifier, air yang
dipompa melalui pipa diinjeksi dengan larutan Aluminium Sulphate (Tawas) dan
larutan soda ash menggunakan pompa pembubuh (dosing pump).
Larutan Aluminium Sulphate (tawas) digunakan sebagai koagulan untuk
mengikat partikel – partikel koloid. Penentuan dosis tawas optimum dilakukan
melalui Jar Test di laboratorium. Untuk kekeruhan sebesar 36,5 NTU hasil jar test
penentuan dosis tawas optimum dapat dilihat pada grafik gambar 3.6.
Dosis tawas yang digunakan adalah 100 kg bubuk tawas (16 – 18%) dicampur
dengan 1 m3 air dan diinjeksikan dengan debit 640 liter/jam.
Gambar alat jar test

Grafik Dosis Tawas Hasil Jar Test untuk Kekeruhan 36,5 NTU

Dari grafik diatas, dosis tawas optimum terjadi pada 400 mg/l yang
menurunkan kekeruhan dari 36,5 NTU menjadi 4 NTU. IPA Meunasah Reudeup
menggunakan produk tawas bubuk yang dikemas di dalam karung seberat 50 kg
dengan kandungan tawas 16% - 18%.
Penggunaan Aluminium Sulphate (tawas) yang bersifat asam menyebabkan
pH air turun sehingga dibutuhkan soda ash untuk menaikkan nilai pH agar berada
pada kisaran yang dipersyaratkan Menteri Kesehatan 6,5 – 8,5. Larutan soda ash
dibuat dengan cara mengaduk 20 kg bubuk soda ash dengan 1 m 3 air pada bak tendon,
larutan soda ash diinjeksikan dengan debit 390 liter/jam.
Air yang telah diinjeksi dengan larutan tawas dan soda ash masuk ke
pengadukan cepat (rapid mixing) 100 – 180 rpm pada Clarifier dengan debit 40 – 70
liter/detik. Pengadukan cepat bertujuan untuk mengakselerasi terjadinya koagulasi
yaitu perubahan sifat dari partikel–partikel koloid menjadi non koloid. Selanjutnya
partikel – partikel tersebut akan turun akibat adanya gaya gravitasi (sedimentasi)
menuju dasar clarifier.
Mata pengaduk cepat berbentuk propeler, hal ini dimaksudkan agar pada saat
proses rapid mixing tidak terjadi arus acak yang akan menyebabkan proses flokulasi
dan sedimentasi terganggu. Dengan sirkulasi air yang baik proses flokulasi dan
sedimentasi akan lebih efektif.

Gambar Penginjeksian Larutan Tawas dan Soda ash


Sirkulasi Air dan Proses Sedimentasi pada Clarifier

Pada dasar clarifier terdapat lengan pengaduk lambat (slow mixing) yang
berputar 5 – 20 rpm, berfungsi untuk mengakselerasi terjadinya proses flokulasi yaitu
partikel – partikel non koloid berkumpul saling mengikat membentuk flok–flok dan
mengendap menjadi lumpur akibat gravitasi. Lengan pengadukan lambat yang
terdapat pada dasar Clarifier juga berfungsi sebagai pengumpul lumpur yang
mengumpulkan lumpur menuju ke pusat pengumpulan lumpur yang berada tepat di
tengah dasar clarifier.
Gambar Clarifier (Clariflocculator)

Air yang telah diproses di clarifier secara rapid dan slow mixing kemudian
diinjeksikan desinfektan, IPA Meunasah Reudeup mengganti penggunaan khlorin
dengan kaporit karena sulitnya mendapatkan khlorin. Penginjeksian dilakukan dengan
menggunakan pompa pembubuh (dosing pump). Pembuatan larutan kaporit dilakukan
dengan cara mencampurkan kaporit 7,5 kg dengan air 1 m3, larutan kaporit
diinjeksikan dengan debit 210 liter/jam.

Gambar Pembubuhan Larutan Kaporit

Selanjutnya air dialirkan menuju unit penyaringan. Untuk memastikan larutan


kaporit yang diinjeksikan pada permukaan air di Clarifier tercampur merata, pada
Clarifier dipasang diffuser weir yang berfungsi untuk menerjunkan air sehingga
secara otomatis akan mengaduk larutan kaporit. Selain itu, diffuser weir juga
berfungsi menahan lumut dan benda – benda asing lainnya yang mengambang pada
permukaan air agar tidak ikut terbawa ke unit penyaringan yang akan menghambat
kerja unit penyaringan.
Gambar Diffuser weir
Lumpur yang mengendap di dasar Clarifier selanjutnya dipompa ke luar
menuju rawa yang berada dekat dengan IPA Meunasah Reudeup.
Pada awal beroperasinya IPA Meunasah Reudeup, lumpur dipompa menuju
Thickner Tank dalam bentuk lumpur cair. Pada Thickner Tank lumpur diolah untuk
diambil airnya sehingga menjadi setengah padat. Air yang dihasilkan dari pemisahan
tersebut kemudian dialirkan kembali ke bak penampungan air baku.
Lumpur setengah padat yang berasal dari Thickner Tank dialirkan menuju alat
Belt Filter Press untuk dijadikan lumpur dalam bentuk batangan. Selanjutnya lumpur
yang telah menjadi batangan tersebut diangkut dengan truk untuk dibuang ke tempat
pembuangan khusus. Namun lumpur tersebut dapat juga digunakan untuk berbagai
keperluan dengan menambahkan beberapa unsur lain menjadi bahan baku pembuatan
batu bata atau keramik.
Saat ini Thickner Tank sudah tidak dioperasikan lagi dikarenakan air yang
berasal dari Thickner Tank memiliki tingkat kekeruhan yang tinggi dan
pengoperasiannya boros pemakaian listrik.

4. Unit Penyaringan (Filtrasi)


Air yang telah diproses oleh Clarifier selanjutnya dialirkan ke unit
penyaringan (filtrasi). Proses filtrasi dilakukan dengan menggunakan Saringan Pasir
Cepat (Rapid Sand Filter).
Gambar Bak Saringan Pasir Cepat (Rapid Sand Filter)

Untuk membuang partikel – partikel yang tersaring pada pasir, media filter
harus dibersihkan dengan cara Backwash yaitu mengalirkan air dan udara dengan arah
berlawanan dengan arah proses penyaringan. Backwash dilakukan pada sore hari
pukul 16.00 wib setiap hari untuk 2 buah bak filtrasi. Saat 2 buah bak filtrasi di-
backwash, 4 buah bak filtrasi masih tetap difungsikan sehingga proses pengolahan air
tetap berlangsung.
Program backwashing berlangsung selama 80 menit, yang terdiri dari:
- 20 menit dengan udara
- 20 menit dengan air
- 20 menit dengan udara
- 20 menit dengan air.
Pompa yang digunakan untuk backwash memiliki debit 380 m3/jam.

5. Reservoir
Air yang telah melalui proses prasedimentasi, koagulasi, flokulasi,
sedimentasi, desinfeksi dan filtrasi dialirkan ke reservoir untuk selanjutnya
didistribusikan ke pelanggan melalui jaringan pipa.

Gambar Reservoir

Anda mungkin juga menyukai