UTILITAS
OLEH :
SUPARIYANTO
17734011
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Sistem penyediaan sarana dan prasarana air bersih di Kota Bandar Lampung dikelola
sejak zaman Pemerintahan Belanda, yaitu tahun 1917 dengan
mengusahakan/memanfaatkan Sumber Mata Air “Way Rilau” yang berkapasitas
produski 18 liter/detik, yang bertujuan untuk melayani kenbutuhan air bersih bagi
masyarakat Tanjung Karang dan sekitarnya.
Instalasi Pengolahan Air (IPA) I dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) II. IPA I dan IPA II mempunyai
output air bersih yang berbeda, tetapi sumber air baku yang digunakan sama yakni Sungai
Way Kuripan. Air bersih yang di hasilkan pada IPA I dan IPA II disalurkan melalui pipa ke
penampungan air bersih (reservoir) sebelum disalurkann ke konsumen air bersih melalui pipa
distribusi.
Air bersih yang diproduksi setiap harinya tidak 100 % dapat didistribusikan ke masyarakat.
Berdasarkan data produksi pada bulan Januari 2012 di PDAM Way Rilau Bandar Lampung
jumlah konsumen terlayani sebesar 34.187 jiwa dengan jumlah produksi air bersih sebesar
1.409.126 m3 dan produksi terlayani sebesar 1.382.850 m3, sehingga terdapat 26.276 m3 air
bersih yang tidak didistribusikan tetapi tercatat adanya kehilangan air pada sistem produksi
sebesar 1,86%. Dilihat dari data jumlah produksi yang lebih besar dibandingkan denga jumlah
produksi terlayani seharusnya tidak muncul adanya nilai kehilangan air pada sistem produksi
sebesar 1,86 %.
Dilihat dari latar belakang diatas perlu dilakukan pengkajian penggunaan air bersih pada
sistem produksi untuk mengetahui penyebab munculnya nilai kehilangan air sebesar 1,86 %
guna mengurangi besarnya angka jumlah air yang tidak dapat dipertanggung jawabkan di
METODELOGI
Tempat : Peusahaan PDAM Way Rilau terletak dijalan pangeran M. Noer No. II A
Proses pengoolahan air bersih tergantung pada kualitas air baku, PDAM Way Rilau melakukan
pengolahan secara terbatas dan pengolahan secara lengkap. Untuk air baku yang diperoleh
dari mata air pengolahan yang dilakukakan hanya pemeberian gas khlor sebagai desinfektan
yang disuntikkan langsung pada pipa pendistrbusian , karena air dianggap mempunyai
Sedangkan sumber air baku yang berasal dari air pemukaan (air sungai) kualitas airnya kurang
baik sehingga diperlukan pengolahan lengkap. PDAM way Rilau melakukan pengolahan air
secara lengkap di Instalasi pengolahan Air (IPA) I dan Instalasi Penngolahan air (IPA) II dengan
Bangunan penyadap air sungai di Indonesia sering dikenal dengan sebutan “intake” (dari
water intake). Secara umum kelengkapan sarana bangunan penyadap air sungai terdiri atas:
b. Pintu air
Pintu air ini digunakan untuk sistem yang menggunakan saluran dimana pintu air ini
digunakan sebagai alat untuk mengatur debit air yang masuk/ keluar saluran. Pintu ini juga
c. Pompa
Pompa digunakan untuk menaikkan dan mengalirkan air. Pompa yang digunakan adalah
jenis pompa benam (pompa submersible) yang dipasang didalam air, atau pompa yang
Saringan kasar ini digunakan untuk mencegah kotoran/ sampah terbawa aliran air dan
Penjebak pasir ini berfungsi untuk mengendapkan sedimen berupa fraksi pasir.
Bak pengumpul ini berfungsi untuk menampung air sebelum dipompakan ke IPA.
mempertahankan kandungan sisa khlor sebesar 0,2-0,5 mg/lt pada seluruh unit pengolahan
dalam suatu sistem (bersama dengan oksidasi). Kebutuhan Khlor dengan waktu ontak yang
pasti (tertentu) untuk mendapatkan sisa khlor yang tersedia cukup efektif untuk desinfeksi.
BPC (titik retak khlorinisasi) terutama digunakan dalam kasus dimana air mempunyai kualitas
yng baik tidak ( mengoksidasi Fe2+ dan Mn2+), menghilangkan rasa, mencegah pertumbuhan
bakteri dalam filter, memperpanjang waktu penyarinngan dan mencegah tumbuhnya algae.
BPC ( titik retak khlorinasi ) secara tidak langsung menyatakan oksidasi zat organik secara
lengkap. Kadar khlor tersedia bebas, naik secara seimbang dengan banyaknya khlor yang
dibbutuhkan.
Kadar khlor tersedia bebas, naik secara seimbang dengan banyaknaya khlor yang
Mutu bakteriologis air bersih yang diinginkan (sesudah khlorinasi), jarak yang harus ditempuh
air bersih sampai ke konsumen (karena khlor aktif sedikit demi sedikit direduksi)
pH dan sebagainya.
instalasipengolahan air dan masuk kedalam bak penampung untuk didesinfeksi sebelum
menjalani proses pengolahan atau sering disebut Pre Khlorinisasi. Pre Khlorinisai dilakukan
pada air baku dengan tujuan untuk membunuh bakteri, meningkatkan efektifitas proses
koagulasi, membantu menghilangkan bau, rasa, dan warna. Mengurangi proses penguraian
bahan organic ditangki sedimentasi. Serta menghambat pertumbuhan alga dan mikro
Proses Pre khlorinasi dilakukan dengan cara melarutkan gas khlor kemudian dipompa
kedalam bak penampung. Sehingga kontak antara khlor dan air baku terjadi. Alat yang
Air yang telah melalui tahap Pre khlorinisasi kemudian dialirkan kemudian diakirkan
lagi ke bak koagulasi yaitu pembentukan flok dari partikel-partikel koloid. Koagulasi dilakukan
dengan metode ‘rafid mixing’, dengan cara menyuntikan koagulan kedalam pipa air baku
pada saat pengaliran air dari baku dari water intake ke receiving well.
Koagulan adalah bahan kimia yang dibutuhkan pada air untuk mengikat partikel kecil
zat pencemar yang tidak dapat mengendap secara gravitasi. Penampungan koagulasi
berfungsi untuk mengumpulkan kotoran atau lumpur. Koagulan yang dipakai adalah PAC (Poly
koloid.
Banyaknya PAC yang ditambahkan tergantung pada kualitas air baku dan debit air
yang masuk untuk dapat menentukan jumlah PAC (Poly Alumunium Chloride) yang ditentukan
2.2.4 Flokulasi
Flokulasi merupakn tahap lanjutan dari proses koagulasi. Proses flokulasi adaah
lebih besar (flok). Flok sendiri merupakan partikel yang lebih besar yang dapat mengendap
secara gravitasi.
Pada bak Flokulasi dilakukan pengadukan lambat, dimamna air yang telah tercampur
dengan PAV dimasukkan kedalam bak flokulator, yang berfungsi untuk membentuk partikel
pertikel yang lebih besar sehingga dapat mengendap dengan daya berat sendiri. Setiap unit
flokulator terbagi atas tigaa kompertment dengan kecepatan aliran air menurun secara
bertahap agar dihasilkan flok berukuran besar dan tidak mudah pecah. Gambar bak flokulasi
2.2.5 Sedimentasi
Sedimentasi adalah air yang telah melewati bak flokulasi. Sedimentsi berfungsi untuk
mengendapkan flok yang terbentuk pada flokulator dengan mengalirkan air yang berasal dari
bak flokulator secara lambat kedalam bak sedimentasi sehingga dihasilkan air jernih di bagian
Bak sedimentasi ini dilengkapi dengan sekat-sekat yang terbentuk dari asbes
berbentuk segi enam ( bentuknya menyerupai sarang lebah) yang memiliki ukuran 1,0 m x 0,1
dengan jarak antar sekat 2,5 cm dengan sudut kemiringan 60ºC. Zat-zat padat atau flok yang
terbetuk dari proses flokulasi akan mengendap di dasar bak dan dikumpulkan pada
konsetrator beupa saluran berbentuk V yang dilengka[I dengan pipa berlubang. Lumpu yag
terkumpul aka dialirkan ke saluran pembuanngan, selanjutnya air yang jernih dialirkan
2.2.6 Filtrasi
Filtrasi merupakan air yang melewati bak sedimentasi yang masih mengandung flok-
flok haus. Untuk menghilangkan flok halus ini air kemudian dimasukkan kedalam unit filtrasi.
Filtrasi ini menggunakan sistim saringan pasir cepat. Proses penyaringan dengan saringan
pasir cepat diarahkan untuk menghilangkan zat-zat melayang. Setelah air melalui proses
pengolahan lengkap, filter dengan saringan pasir cepat ini terdiri dari beberapa lapisan
yaitu sisitim suefece wash dan sistim back wash. Pada sistim suefece wash pencucian
dilakukan dengan cara menyemprotkan air dengan menggunakan selang kepermukaan bak
filter, sedangkan pada sistim back wash pencucian dilakukan dengan cara mengalirkan air
Langkah terakhir didalam pengolahan air bersih adalah desinfeksi. Air yang sudah siap
mengandung desinfektan yag cukup. Air minum yang sampaipada konsumen diharapkan
masih mengandung deinfektan sebanya 0,2-0,5 ppm. Persyaratan tersebut dimaksudkan agar
Persyaratan sisa desinfektan pada air minum lebih rendah dari pada desinfektan pada
kolam renang, karena apabila terlalu tinggi akan memberikaan dampak negatif bagi
kesehatan manusia. Sisa desinfektan lebih kurang 0,2-0,5 ppm diharapkan dapat merupakan
2.2.8 Reservoir
dihasilkan oleh Instalasi Pengolahan Air (IPA) /WTP dan kebutuhan harian yang
bervariasi,reservoir untuk menyediaan air bersih Way Rilau sangat besar dengan kapasitass
Air yang sudah melalui filter sudah dapat dipakai untuk air bersih.Air tersebut telah
bersihdan bebas dari bakteri,sehingga dapat ditampung pada bak reservoir untuk
didistribusikan kekonsumen.Air reservoir ini juga mengalami proses desinfikasi dengan
menggunakan gas khlor.Penyaluran gas khlor dilakukan dengan cara melalui pipa yang
dihubungkan dengan tangki baja. Penyimpanan gas khlor diatur pada dosis tertentu yang
berkisar antara 4-5 ppm menggunakan alat chlorinator. Pemberian desinfektan dalam air
sangat penting yang bertujuan untuk membunuh bakteri pathogen dalam bakteri.
BAB III
PEMBAHASAN
Sumber air yang digunakan & estimasi jumlah air yang diolah perhari
maupun air yang didistribusikan perhari(tugas di rumah : hitung neraca
masanya)
Alat yang digunakan di setiap tahap proses & mekanisme kerja alat
Susun rangkaian peralatan berikut piping dari awal hingga akhir proses
Identifikasi jenis dan tipe pompa, kerangan, Tee, elbow, flow meter bila
diizinkan perusahaan foto peralatan terkait