Anda di halaman 1dari 17

Nama : Alya Faradilla

NIM : 190407027
Kelompok : XI

RESUME JURNAL

Judul Jurnal Analisis Pengolahan Air Bersih pada WTP PDAM Prapatan Kota Balikpapan
Nama Jurnal Jurnal Transukma
Volume Vol. 02, No. 2, Hal 103-116
Tahun Terbit 2017
Penulis Martheana Kencanawati dan Mustakim
Latar Belakang Pengelolaan pelayanan air bersih untuk kebutuhan masyarakat Kota Balikpapan
dilaksanakan oleh PDAM Kota Balikpapan yang merupakan perusahaan milik
pemerintah Kota Balikpapan. Sama dengan PDAM di kota-kota lain di Indonesia,
PDAM Kota Balikpapan juga mempunyai masalah yaitu tingkat pelayanan yang
rendah dan tingkat kehilangan air yang tinggi.
Tujuan Mengetahui proses, operasi dan penilaian kinerja pengolahan air bersih pada WTP
PDAM Prapatan Kota Balikpapan.
Metode Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analisis Pengolahan Air Bersih pada
Penelitian IPA PDAM Prapatan Kota Balikpapan. Data dengan parameter-parameter yang
disyaratkan kemudian menentukan total tingkat air bersih. Objek penelitian meliputi
analisis pengolahan air bersih di Kota Balikpapan khususnya IPA PDAM Prapatan.
Instrumen yang dipakai dalam penelitian adalah alat uji kekeruhan (turbidimeter), alat
uji ph (ph meter, dan magnetic stirrer), alat uji konsentrasi soda ash (erlenmeyer glass,
burret otomatis), alat uji konsentrasi dan bahan kimia kaporit (erlenmeyer glass, burret
skala dan H2SO4, KI, Amilum, thiosufat).
Hasil Penelitian Dari data yang diperoleh, sungai yang menjadi sumber air baku PDAM Balikpapan
memiliki kualitas air bersih yang sangat jauh dari standar baku mutu air minum.
Kekeruhan air sungai agak tinggi yang disebabkan oleh pencemar yang berada di dalam
air. Adapun prinsip pengolahannya adalah partikel-partikel padat tersuspensi dan
koloid dalam air baku yang secara alami sulit mengendap akan diubah menjadi partikel-
partikel yang lebih besar (flok) yang memiliiki berat jenis yang lebih berat dan ukuran
partikel yang lebih besar sehingga lebih mudah dipisahkan dari air dan mengendap.
Pengolahan tahap pertama meliputi 3 tahap, yaitu klorinasi awal, koagulasi dan
flokulasi.
o Koagulasi, proses destabilisasi koloid dengan penambahan koagulan melalui
pengadukan cepat hingga terbentuk mikroflok. Bahan-bahan koagulasi yang
digunakan meliputi garam yang gugusannya alumunium sulfat seperti Alumunium
Sulfat, Sodium Aluminate, Ammonia Alum, dan Potash Alum; garam yang
gugusannya besi seperti Ferri Sulfat, Ferrous Sulfat, dan Ferri Clorida.
o Flokulasi, proses pengadukan lambat untuk memberi waktu flok bertumbukan dan
bersatu membentuk mikroflok.
Pengolahan Tahap Kedua
o Flotasi, pengendapan dan penjernihan. Pengendapan adalah pemisahan antara air dan
flok yang telah terbentuk sebelumnya.
o Kecepatan maksimum, arus mempunyai kecepatan yang sama di seluruh bagian bak
pengendapan, sehingga partikel mempunyai waktu pengendapan yang sama; partikel
dianggap merata; partikel tidak bergerak saat mencapai dasar bak.
Pengolahan Tahap Ketiga merupakan filtrasi untuk menyaring zat padat tersuspensi
yang tertinggal dalam air jernih. Pengolahan Tahap Keempat, merupakan proses
klorinasi akhir yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme di dalam air yang
masih terdapat dalam air ketika proses filtrasi.
Proses dan operasi pengolahan air minum ditentukan oleh setiap unit pengolahan
beserta sarana penunjangnya sepeerti pompa dan pembubuhan bahan kimia. Adapun
proses dan operasi pengolahan air bersih meliputi proses pengambilan air baku, proses
koagulasi, proses flokulasi, proses flotasi, proses filtrasi, dan proses penyimpanan.
Penilaian kinerja pengolahan air bersih, yang menggunakan metode penelitian data
yang didapat melalui PDAM, kinerja unit melalui sistem Dissolved Air Flotation, yang
yang dilakukan proses pengolahan air limbah secara fisik untuk mengapungkan flok ke
permukaan air limbah menggunakan gelembung-gelembung udara.
Analisa Perhitungan
o Nilai Parameter Operasi Jar Test, didapatkan hasil untuk pengadukan lambat yang
putarannya disesuaikan dengan kondisi kecepatan putaran pada jar test. Hasil
perhitungan digunakan untuk menggambarkan proses flokulasi di jar test.
o Analisa Marble Test, hasil uji menunjukkan bahwa pH saturasi lebih tinggi daripada
pH awal yang memberikan indikasi bahwa air olahan hasil filtrasi bersifat korosif,
yang apabila pH air tidak dinaikkan sebesar pH saturasi maka akan menyebabkan
korosi pada infrastruktur perpipaan.
Kesimpulan Proses pengolahan air sudah memenuhi standar melalui proses koagulasi, flokulasi,
flotasi, filtrasi dan reservoir. Tetapi sebaiknya ada pembenahan agar pengoperasian
sumur 1 dan 2 bisa beroperasi bersamaan selama 24 jam menghasilkan debit 50 l/detik.
Kinerja instalasi pengolahan air minum didapatkan hasil yang efektif, sesuai dengan
standar mutu PERMENKES.

Anda mungkin juga menyukai