Anda di halaman 1dari 5

PENGOLAHAN AIR MINUM

(RANGKUMAN KELAS P1,P2,P3,P4)

1. Intake (Pengambilan Air Baku)


Proses pengambilan air baku yang berasal dari Sungai Cisadane dilakukan di Water Intake
Station (WIS) yang terletak di sekitar Sungai Cisadane. Bangunan intake untuk unit instalasi
pengolahan Dekeng terletak di daerah Ciherang Pondok dengan menggunakan sistem pompa
karena berada di dataran tinggi. Ketinggian awal air untuk intake adalah 0,5 m, lalu PDAM Tirta
Pakuan Kota Bogor membuatnya menjadi 2 m agar air dapat masuk ke intake. Pendistribusian air
baku dari Ciherang Pondok menuju Dekeng melalui pipa sepanjang 5160 m debit air masuk 1700
liter/detik menggunakan sistem gravitasi. Intake dilengkapi dengan screen bar yang berfungsi
untuk menyaring sampah. Intake dilengkapi dengan screen bar yang berfungsi untuk menyaring
sampah. Jika sedang terjadi hujan, proses ini cukup menyulitkan petugas, karena ketika air masuk
akan terlalu banyak sampah yang terbawa, maka harus dibantu oleh petugas untuk mengambil
sampah-sampah tersebut.

2. Prasedimentasi
Bangunan prasedimentasi adalah bangunan pengendapan pertama, yang ditunjukkan untuk
mengendapkan partikel-pertikel yang berukuran relatif besar dan berat, seperti sampah berat,
lumpur, dan pasir secara gravitasi agar kekeruhan air berkurang dan pengolahan air menjadi lebih
mudah. Pada proses ini pengendapan dilakukan dengan cara mendiamkan masa air selama
beberapa jam tanpa penambahan zat kimia. Lumpur hasil pengendapan dibuang secara periodik.
Lumpur hasil pengendapan pada proses prasedimentasi dibuang ke Sungai Cisadane.

3. Penyaringan
Air baku yang telah dialirkan dari WIS ke IPA kembali mengalami proses penyaringan.
Tujuan dari penyaringan adalah untuk menyaring benda-benda kasar, pengurangan kotoran,
pengurangan kadar kandungan lumpur serta pasir yang ikut terbawa pada saat pengaliran air dari
bangunan intake. Saringan yang digunakan adalah saringan halus berdiameter 1 cm. penyaringan
bertujuan untuk menghindari penyumbatan pada pipa-pipa dan kerusakan pada pompa.

4. Koagulasi
Koagulasi adalah proses penambahan senyawa koagulan diikuti dengan pengadukan cepat
untuk menggabungkan partikel-partikel kecil melayang terutama koloid yang tidak dapat
diendapkan dengan cara pengendapan biasa. Biasanya air permukaan mengandung tanah liat dan
pertikel-pertikel lain dalam bentuk suspended yang stabil (seperti koloid) dan dapat tahan
berbulan-bulan. Dengan adanya senyawa koagulan, maka kestabilan bahan tersuspensi dapat
terganggu dan membentuk gumpalan-gumpalan (flok) yang lebih besar serta dapat mengendap.
Senyawa koagulan yang digunakan adalah Polyalumunium Chloride (PAC) cair dengan
konsentrasi 30 ppm . PAC ini lebih baik dalam penjernihan dibandingkan dengan tawas,
keunggulan PAC di dalam proses pengolahan air adalah efektif dalam skala besar, tidak
memerlukan bahan pembantu, dan dapat pembentukan flok besar. Pengadukan cepat bertujuan
untuk mencampurkan bahan koagulan PAC dengan air baku secara merata, cepat, dan sempurna.

5. Flokulasi
Flokulasi merupakan lanjutan dari proses koagulasi, dimana terjadi pembentukan dan
penggabungan flok-flok dari proses koagulasi sehingga ukuran flok menjadi lebih besar dan
mudah mengendap. Selama proses flokulasi, pengadukan berlangsung dengan kecepatan yang
relatif lambat agar flok-flok baru yang terbentuk dengan ukuran lebih besar tidak pecah atau tetap
utuh (dengan bantuan plat yang dipasang dengan posisi miring) . Plat flok digunakan untuk
menahan flok agar mudah dipisahkan dari air di dalam bak pengendapan (sedimentasi). Semakin
rapat plat semakin baik, karena semakin banyak flok yang dapat dipisahkan.

6. Sedimentasi
Proses pengendapan pada unit sedimentasi, adalah merupakan lanjutan dari proses flokulasi.
Tujuan dari pengendapan adalah membuat partikel flok yang ada di air dapat mengendap secara
gravitasi. Endapan (berupa lumpur) yang dihasilkan oleh bak pengendap kemudian dipisahkan
untuk selanjutnya dibuang kembali ke Sungai Cisadane dekat hilir PDAM TP. Proses pemisahan
ini sangat tergantung dari jenis partikel dalam air yang akan dipisahkan sehingga diperoleh air
olahan yang jernih. Pada bak sedimentasi kapasitas air yang ditampung dapat mencapai 400 – 850
liter. Umumnya proses sedimentasi ialah melakukan pengendapan lumpur, semakin tinggi
kekeruhan air, semakin banyak dan cepat pula lumpur mengendap. Pada sistem bak sedimentasi
dilakukan proses pembuangan lumpur yang terkumpul 7 jam sekali (dalam kondisi normal), namun
jika kekeruhan air tinggi, maka lumpur harus dibuang kurang dari 7 jam, karena ketika lumpur
yang mengendap terlalu tinggi, maka air akan keruh/kotor kembali.
Pada siang hari umumnya flol-flok masih ada yang naik di tahap sedimentasi karena berat
jenis flok lebih kecil dibandingkan malam hari sehingga mudah mengapung, sedangkan pada
malam hari flok lebih cepat mengendap.

7. Aerasi
Aerasi merupakan proses pengontakan air dengan udara bebas yang bertujuan untuk
mengurangi kandungan CO2 (merupakan asam lemah) dalam air. Pengurangan CO2 dimaksudkan
untuk menaikkan pH air agar menjadi netral sehingga dapat mengurangi sifat korosif dari air.
Proses aerasi juga bertujuan untuk mengurangi rasa dan bau yang disebabkan oleh zat organik
yang terdekomposisi. Selain itu berfungsi untuk mengendapkan ion-ion logam seperti mangan dan
besi.

8. Filtrasi
PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menggunakan saringan pasir cepat untuk proses filtrasinya.
Air yang akan disaring, dialirkan ke bawah melalui pasir kerikil dan dikumpulkan ke dalam bak
penampungan yang dihubungkan dengan bak penyimpanan air bersih atau bak sedimentasi. Di
dalam alat saring, bahan padatan akan tertahan oleh media filter yang terdiri dari tiga lapisan yaitu
pasir silica, kerikil, dan antrasit dengan ketebalan masing-masingnya adalah 30 cm, 25, dan 50 cm.
Di dalam bak filtrasi, media filter disusun mulai dari media filter yang mempunyai diameter
terkecil hingga makin ke bawah diameter media filter makin besar. Hal ini dimaksudkan agar
partikel paling halus yang berada pada lapisan atas berguna untuk mencegah hasil saringan turun
ke bawah, sedangkan pada lapisan paling bawah, media berdiameter besar akan menjaga agar tidak
terekspansi pada saat backwash. Selama proses filtrasi akan terjadi penyisihan koloid dan sebagian
materi yang tersuspensi, pengurangan jumlah bakteri dan organisme lainnya. Proses filtrasi juga
dapat menghilangkan atau menurunkan warna, rasa, dan bau pada air.
Batu yang berhimpit membentuk rongga sehingga air yang sudah tersaring cepat keluar. Pada
proses filtrasi dibutuhkan waktu 4-5 jam untuk proses backwash. Kalau dimalam hari umumnya
air nya sudah bersih dan sudah didapatkan hasil yang bagus saat proses sedimentasi, maka
dibutuhkan 8-10 jam untuk proses backwash. Pengertian backwash dalam water treatment
adalah membalik arah masuk air ke dalam tabung filter air.

Selanjutnya, air yang telah melewati sampai proses filtrasi, sebenarnya sudah dapat langsung
digunakan tetapi hanya untuk air mandi, cuci, dan sebagainya, namun belum siap untuk dijadikan
air minum. Pada tempat penampungan air bersih ini, dilakukan pengambilan sampling air per 2
jam sekali.

9. Desinfeksi
Tahap akhir dari proses pengolahan air baku menjadi air minum adalah desinfeksi.
Desinfeksi adalah suatu proses pemusnahan mikroorganisme pathogen yang membahayakan
kesehatan. Proses desinfeksi dilakukan dengan menambahkan zat kimia yang disebut desinfektan
yang digunakan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, sehingga proses ini disebut klorinasi yang
pendosisannya berdasarkan BPC (Break Point Chlorination). Penambahan klorin 0,5-0,9 ppm,
kemudian 0,2-,3 ppm batas klorin ketika air ditangan konsumen,

10. Proses Distribusi


Distribusi air oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dilakukan dengan dua cara. Cara
pertama yang paling dominan langsung dialirkan dengan gaya gravitasi, karena sebagian besar
daerah distribusi terletak di dataran yang lebih rendah dari faslitas produksi. Cara kedua dengan
bantuan booster pump untuk daerah yang lebih tinggi, dengan demikian PDAM Tirta Pakuan Kota
Bogor dapat mendistribusikan air minum secara merata sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Diagram Alir Pengolahan Air Bersih

Air Baku

Koagulasi

Flokulasi Flok

Sedimentasi Endapan
(lumpur)

Filtrasi warna,rasa,
aroma

Mikroorganisme
Desinfeksi berbahaya dan
logam-logam
berat

Air Bersih
SEJARAH PDAM

 Tahun 1960 : Belanda mendirikan sumber air pertama kali didaerah ciapus (SUMBER AIR
1: Gua Batu) dengan kapasitas 140 liter/detik. Diambil dari sumber mata air

 SUMBER AIR 2: Bantar Kambing dengan kapasitas 200 liter/detik. Berada di dekat istana
batu tulis arah sukabumi.

 SUMBER AIR 3 : kelewat pas pa zaim cerita jadinya ga sempet nulis

 Tahun 1970-an : SUMBER AIR 4 : Sungai Cisadane . Sumber air ini adalah dari atas daerah
cipaku karena akan digunakan sistem gravitasi. Kapasitas awal 1000 l/detik , sampai
sekarang 1700 l/detik. Awalnya sungai cihedeung dibuat pipa sampai menuju PDAM
berjarak 5160 km. Dari sungai dilakukan prasedimentasi terlebih dahulu.

Tambahan pertanyaan-pertanyaan / pengetahuan

 Kenapa PAC halal?


Jawab : Karena dari bahan tambang, bahan kimia anorganik pasti halal

 Air kenapa halal? Padahal sebelumnya terdapat kotoran dsb


Jawab : Karena sudah tidak ada/tidak berbau, berasa dan berwarna

 Larutan awal 10%, 1700 l/detik. Jadi 30 ppm. Berapa koagulan yang ditambahkan per menit dan
per detik ?
Jawab : jawab yaa orell belum hitung HEHEEEEE

 Agar tercampur semua PAC digunakan turbulensi air. PAC bias jadi memerangkap udara,
membentuk ui warna coklat yang menghasilkan endapan (coklat)

 Pada musim kemaran <5 NTU + PAC tidak membentuk flok, maka ditambahkan pengotor.

Anda mungkin juga menyukai