PENGELOLAAN AIR
DI PDAM TIRTA MUSI PALEMBANG
OLEH :
Bak Koagulasi
3. Proses Flokulasi
Dari bak koagulasi, air dialirkan kedalam bak flokulasi dimana pada bak
ini terjadi penggumpalan partikel yang semakin besar. Setelah air baku
dan koagulan (aluminium sulfat) dicampur, dilakukan flokulasi atau
pengadukan cepat dan pengadukan lambat agar benar-benar tercampur
rata dalam air.
Bak Flokulasi
4. Proses Sedimentasi
Setelah melewati tahapan sebelumnya, air didiamkan hingga gumpalan
kotor dalam air sudah mengendap didasar wadah. Ketika melewati proses
ini, keluaran air tidak akan keruh dan tidak lagi berbau. Namun masih
terdapat partikel-partikel kotoran yang halus dan berukuran kecil.
Bak Sedimentasi
5. Proses Filtrasi
Setelah mengalami beberapa tahap pengendapat diawal dan ditahap
sedimentasi, air masih mengandung kotoran. kotoran yang biasanya masih
terdapat di air adalah kotoran yang bermassa ringan dan halus. Filtrasi
yang digunakan di PDAM Tirta Musi yaitu menggunakan media pasir
kuarsa, koral dan kerikil.
Bak Filtrasi
6. Desinfektan/Softening
Setelah melewati berbagai tahapan diatas dan telah siap didistribusikan,
air tentunya harus memenuhi beberapa syarat sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum. Standar tersebut sudah diterapkan oleh PDAM Tirta Musi.
Pada tahap terakhir, air akan diberi disinfektan berupa gas klor dan
kaporit sehingga air yang didistribusikan bebas dari bakteri. Pada PDAM
Tirta Musi, penggunaan jenis disinfektan disesuaikan dengan keperluan
masing-masing instalasi pengolahan air, gas chlor (Cl2). digunakan untuk
instalasi yang besar, sedangkan kaporit digunakan untuk instalasi yang
lebih kecil. Hal tersebut didasarkan karena keefektifitas penggunaan.
Bak air yang telah melewati proses pengolahan dan siap didistribusikan