Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA II

PUPUK UREA

Disusun Oleh :
Dian Maesita

114 1300 06

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


JURUSAN/PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
SERPONG
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Proses Industri Kimia II yang
berjudul PUPUK UREA . Penulisan makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi
tugas dari dosen mata kuliah Proses Industri Kimia II.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis merasa masih terdapat beberapa kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki oleh penyusun makalah
ini. Maka dari itu, kritik dan saran sangat diharapkan bagi penulis demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Amin.

Serpong, Juni 2015


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Pupuk Urea adalah pupuk sintetis dari senyawa anorganik yang diproduksi
oleh suatu pabrik dengan menggunakan bahan-bahan kimia berkadar Nitrogen (N)
tinggi. Pupuk urea dengan rumus kimia ( CO (NH2)2 ) mengandung unsur hara N
sebesar 45-46% dengan pengertian setiap 100 kg mengandung 45-46 Kg Nitrogen.
Dan pupuk urea adalah hasil persenyawaan amoniak (NH3) dengan karbondioksida
(CO2). Pupuk urea mempunyai sifat higroskopis dan pada kelembaban udara 73%
urea akan menarik uap air dari udara. Keuntungan menggunakan pupuk urea adalah
mudah diserap oleh tanaman. Selain itu, kandungan nitrogen yang tinggi pada urea
sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman. Kekurangannya adalah apabila
diberikan kedalam tanah yang miskin hara, urea akan berubah ke wujud awalnya yaitu
amoniak (NH3) dan karbondioksida (CO2) yang mudah menguap. Fungsi nitrogen
bagi tanaman adalah meningkatkan pertumbuhan tanaman, membuat daun tanaman
menjadi lebar dengan warna yang lebih hijau, meningkatkan kadar protein dalam
tubuh tanaman, meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan, dan
meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme di dalam tanah.

1.2 Sejarah
Pupuk adalah zat yang terdiri satu atau lebih unsur kimia yang dibutuhkan
tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat meningkatkan
produktivitas maupun kualitas hasil tanaman. Berdasarkan proses pembuatannya,
pupuk di kelompokkan menjadi pupuk alami dan pupuk buatan, sedangkan menurut
bahan pembuatannya, pupuk dikelompokkan menjadi pupuk organik dan pupuk
anorganik.
Urea pertama kali ditemukan pada oleh H.M Rovelle yang berasal dari negara
Perancis pada tahun 1773. Orang yang pertama kali berhasil menemukan urea dari
ammonia dan asam sianida adalah Wochler pada tahun 1828 yang berasal dari Jerman
yang penemuan ini dianggap sebagai penemuan pertama yang berhasil mensintesa zat
organik dari zat anorganik. Proses yang menjadi dasar dari proses pembuatan urea
saat ini adalah proses dehidrasi yang ditemukan oleh Bassarow, 1870 yang
mensintesa urea dari pemanasan ammonium karbamat.

1.3 Jenis
Berdasarkan bentuknya, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu urea prill
dan nonprill. Urea prill lebih banyak dikenal oleh masyarakat dibandingkan nonprill.
Urea Prill. Bentuk urea prill adalah berupa butiran kecil serta halus. Urea prill
bersifat higroskopis (mudah menyerap air di udara), berwarna putih maupun berwarna
merah muda (pink). Penggunaan urea prill dapat ditebar langsung ke tanah atau
dilarutkan terlebih dahulu menggunakan air. Namun, karena memiliki sifat
higoskopis, pupuk ini harus disimpan di tempat kering serta tertutup rapat agar tidak
mudah menguap. Jika pupuk ini sudah mencair karena penguapan berarti pupuk
tersebut sudah rusak sehingga kandungan utamanya nitrogen sudah terlepas sehingga
pupuk sudah tidak dapat dimanfaatkan untuk melakukan pemupukan. Selain itu,
karena bentuknya kecil memudahkan pupuk ini mengalami pelarutan, penguapan,
maupun pencucian oleh air hujan dibandingkan dengan jenis lain.
Urea Nonprill terdiri dari berbagai macam, antara lain urea tablet, urea ball
fertilizer, urea super granule (USG), serta urea briket. Urea Tablet adalah urea prill
yang sudah mengalami proses pengempaan bertekanan tinggi sehingga berubah
menjadi bentuk tablet. Setelah urea prill berubah menjadi urea tablet, memiliki
efisiensi penggunaan hingga dua kali lipat dibandingkan ketika masih berbentuk prill,
baik efisiensi tenaga kerja maupun efisiensi biaya pemupukan. Pemakaian urea tablet
langsung diserap oleh tanaman utama karena pupuk berada di bawah permukaan
tanah sehingga menghambat pertumbuhan gulma. Dengan demikian akan
meningkatkan produktifitas tanaman. Urea Ball Fertilizer merupakan urea berbentuk
bola-bola kecil. Urea ball fertilizer memiliki respon tinggi terhadap tanaman, unsur
nitrogennya terlepas secara lambat (slow) kemudian diikat kuat oleh partikel tanah
yang nantinya akan terserap oleh akar tanaman. Pupuk jenis ini lebih cocok untuk
pemupukan susulan. Urea Super Granule (USG) merupakan pupuk yang memiliki
kemiripan dengan urea prill, namun berukuran lebih besar sehingga penguapannya
lebih lambat dibandingkan dengan bentuk prill. Urea Briket berbentuk cakram pipih,
lengket, bersifat rapuh serta mudah pecah. Urea briket merupakan proses lanjut dari
urea prill yang dipadatkan serta merupakan penyempurnaan dari urea super granule
(USG). Urea nonprill kurang familiar di kalangan petani dikarenakan harga di pasaran
lebih mahal daripada urea prill sehingga petani lebih memilih bentuk prill sebagai
upaya penekanan biaya produksi meskipun sebetulnya penggunaan urea nonprill
untuk pemupukan lebih efisien.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembuatan

Blok Diagram

Penjelasan :
Synthesis Unit : Proses pembentukan reaksi kimia pada reaktor dari ammonia dan
CO2. Reaksi urea terdiri dari 2 tahap yaitu:
Pembentukan carbamate (eksotermis & cepat) :
2NH3 + CO2

NH2CO2NH4

Dehidrasi carbamate (endotermis & lambat) :


NH2CO2NH4

NH2CONH2 +H2O

Decompoposition : Proses melepas NH3 dan CO2 yang tidak bereaksi secara sempurna
atau tidak berubah menjadi urea. Kemudian NH3 dan CO2 tersebut di daur ulang pada
unit recovery dan disintesa kembali.

Concenteration : Proses pemekatan urea dengan melepas H2O hasilnya berupa urea
melt (urea solution). Sebelum masuk pada proses prilling/granulation maka urea melt
di injeksikan UFC (Urea Formaldehyde Concentrate) sebagai bahan lapisan untuk
butiran urea. Sisa H2O dikirim ke WWT dan diproses kembali untuk unit utility,
proses condensate.
Prilling : Proses pembentukan urea prill dari urea melt yang dimasukkan pada prill
bucket yang berputar dan keluar menjadi butiran urea kemudian didinginkan
menggunakan id fan.
Granulation : Proses pembentukan urea granul dari proses menyemprotkan urea melt
dengan spray nozzle kemudian didinginkan maka terbentuklah urea granul yang
ukuran butirannya lebih besar dari urea prill.

Diagram Alir

Penjelasan :

Amonia dipompa dari pompa multistage yang mempertahankan tekanan reaksi


dalam bejana stainless steel vertikal dengan rasio 3-5 mol.
Secara bersamaan di supplay umpan CO2 dengan rasio 1 mol.
Di dalam urea sintesis tower yang dilapisi dengan film oksida untuk melindungi
bentuk korosi, umpan dimasukan secara bersamaan dengan carbamate haril daur
ulang.

Distilasi tower dan Flash Drum: dibagian ini urea melt dengan tekanan 1 atm
disuling untuk menghilangkan kelebihan amonia dan garam, sedangkan amonia
carbamate yang terbentuk didaur ulang ke recycle pump.
Dan di vacuum Evaporator di umpankan urea melt.
Prilling Tower : pada bagian ini urea melt akan dibentuk dan semua kelembaban
dihapus sehingga menjadi butiran. Butiran ini dikirim oleh conveyor ke bagian
pengemasan untuk dipasarkan menjadi produk (pupuk urea).

2.2 Limbah
Limbah pupuk urea berupa padatan, cairan maupun gas namun dari ketiganya,
limbah cair lah yang paling berbahaya karena limbah cair berasal dari unit amonia,
unit urea dan unit utilitas. Limbah tersebut mengandung senyawa nitrogen dalam
bentuk garam amonium, amonia bebas, nitrit, nitrat, asam fosfat dan senyawasenyawa organik lainnya yang dapat mengancam kelangsungan hidup biota perairan.
Adapun cara penanggulangannya dengan menggunakan teknologi pengolahan limbah
yang ramah lingkungan secara biologis. Metode penanggulangan tersebut dengan
menggunakan metode bioremediasi dan bakteri indigenous sebagai peran utama
dalam metode ini. Bioremediasi dapat didefinisikan sebagai upaya pemulihan kondisi
lingkungan dengan menggunakan aktivitas biologis mikroba untuk mendegradasi atau
menurunkan toksisitas dari berbagai senyawa pencemar.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pupuk urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH3 dengan CO2 dan
bahan dasarnya biasanya berasal dari gas alam. Kandungan N total berkisar antara 4546%. Bahan baku dalam pembuatan urea adalah gas CO2 dan NH3 cair yang dipasok
dari pabrik amoniak. Proses pembuatan urea dibagi menjadi lima unit. Unit-unit
proses tersebut adalah Synthesis Unit, Decompocition Unit, Concenteration Unit,
Prilling Unit, Granulation Unit.

DAFTAR PUSTAKA

o http://enggyd.blogspot.com/2010/09/flow-diagram-of-urea-production-process.html
o http://www.tanijogonegoro.com/2013/12/pupukurea.html
o https://wimboharyoanindito.wordpress.com/2013/02/
o https://www.academia.edu/11472018/Limbah_Udara_Pabrik_Pupuk_Urea

Anda mungkin juga menyukai