SATUAN PROSES
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK : 1 (3 KA)
TAHUN 2019
HIDROLISIS I
1
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mengetahui proses sintesa asam salisilat dan dapat mencari mekanisme reaksinya
Bahan
o NaOH 0.25 Mol dalam 100 ml
o Air 50 ml
o Asam Sulfat 1 M
o Kertas pH Universal
Hidrolisis adalah suatu reaksi kimia apa saja antara suatu zat atau senyawa yang
menghasilkan air. Ada kation tertentu bersifat asam dan anion tertentu bersifat basa dalam
larutan air. Ion-ion ini terhidrolisis memberikan larutan yang bersifat basa lemah ataupun
netral. Contoh, larutan air dari ammonium klorida, NH4Cl memberikan larutan asam yang
lemah karena ion NH4bertindak sebagai suatu asam, tetapi ion Cl tidak bertindak sebagai
basa.
Kation asam dan anion basa secara matematis dapat disebut asam lemah kovalen polar dan
basa lemah kovalen polar seperti berikut :
2
BH + H2O H3O+ + B-
Dan
A- + H2O HA + OH-
Contoh
Suatu ester dihidrolisis dari konstitusi asam karboksilat dan alkohol dalam kondisi basa,
disini ester adalah metil salisilat dari ester minyak tumbuhan gandapura. Hasil hidrolisis
adalah metanol dan air serta garam natrium dari asam salisilat dan metanom salisilat dalam
bentuk padat yang dapat dimurnikan dengan cara rekristalisasi.
Titik leleh asam salisilat adalah 1550C sedangkan titik leleh metil salisilat adalah -8.3°C.
Asam salisilat merupakan asam yang bersifat iritan lokal, yang dapat digunakan secara
topikal. Terdapat berbagai turunan yang dapat digunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas
dua kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam organik. Disamping itu
digunakan pula garam salisilat. Turunannya yang paling dikenal adalah asam asetilsalisilat.
Hidrolisis berbeda dengan hidrasi. Pada hidrasi, molekul tidak pecah menjadi dua senyawa
baru. Pada reaksi hidrolisis ester oleh asam/basa maka hasilnya adalah suatu asam karboksilat
dan alkohol dan dikatalis oleh asam kemudian dipanaskan maka akan terjadi kesetimbangan
antar ester dengan air. Proses ini disebut esterifikasi fisher yang berdasarkan teori dari Emil
3
Fisher. Walapun ini merupakan reaksi kesetimbangan namun dapat menggeser kesetimbangan
kekanan dengan menghasilkan ester yang tinggi.
Hidrolisis merupakan reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi ion-ion garam dengan air.
Pada penguraian garam ini, dapat terjadi beberapa kemungkinan, yaitu :
· Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+sehingga menyebabkan ion
H+ dalam air bertambah dan akibatnya H+ > OH- maka larutan bersifat asam.
· Ion garam tersebut tidak bereaksi dengan air sehingga H + dalam air akan tetap sama
dengan OH- maka air akan netral (pH=7).
Ion garam dianggap bereaksi dengan air, bila ion tersebut dalam reaksinya menghasilkan
asam lemah atau basa lemah, sebab bila menghasilkan asam atau basa kuat maka hasil
reaksinya akan segera terionisasi sempurna dan kembali menjadi ion-ionya. Jika di tinjau dari
asam dan basa pembentukanya ada 4 jenis garam yang dikenal yaitu :
Ø Asam sulfat
Wujud = Ccairan
Warna = Bening
4
Viscositas = 26.7
Ø Natrium hidroksida
Warna = Putih
Ø Asam salisilat
Wujud = Padatan
Warna = Putih
5
1. Mencampurkan natrium hidroksida dengan 50 ml air, dan menambahkan metil salisilat
lalu mendidihkannya selama 20 menit kemudian mendinginkanya.
2. Menambahkan asam sulfat 1 M dengan pipet tetes secara perlahan sambil memeriksa
keasaman dengan kertas pH. Larutan akhirnya bersifat asam.
5. Menguji filtrat dengan menambahkan asam sulfat berlebih, menyaring kristal yang
terbentuk.
V. DATA PENGAMATAN
6
tetapi membentuk endapan
yang berwarna putih.
Endapan ayang dihasilkan
sangat dbanyak dan sebagian
berbentuk gumpalan, larutan
bersifat basa dan berbau
NaOH 100 ml + H2O 50 ml + C8H8O3 100 ml Dipanaskan sampai mencapai
titik didih asam salisilat.
(dipanaskan di hot plate 210°C selama 20 menit
3 Endapan adalam campuran
menghilang, menyisakan
gelembung-gelembung kecil
Setelah dipanaskan, lalu didinginkan hingga suhu Larutan tidak berwaarna,
4 ruang gelembung menyatu,
berwarna putih dan ph=13
NaOH 100 ml + H2O 50 ml + C8H8O3 100 ml + Penambahan larutan H2SO4
H2SO4 berlebih menyebabkan larutan
5 berubah warna menjadi
kuning susu, tidak ada
endapan dan pH = 6
Pernjernihan larutan dengan menambahkan H2SO4 Larutan bersifat asam, pH =
6 1 M sebanyak 15 ml 1 setelah diisi dengan pH
indikator.
Proses pendinginan adengan air es Larutan membentuik kristal-
7
kristal kecil berwarna putih
Kristal yang didaapatkan kemudian disaring Didapatkan banyak kristal
8 dengan saringan vakum berwarna putih engan 3 kali
penyaringan
Kristal tersebut dikeringkan & kemudian ditimbang Berat kristal yang dihasilkan
9
yaitu 0,3339 gram.
NO PENGAMATAN HASIL
1 Berat Kertas Saring 0,3908 gr
7
2 Berat Kertas Saring + Kristal 4,5532 gr
3 Berat Kristal 4,1624 gr
8
S= - 0,067 0,033 0,033 mol
2. Neraca Massa
9
M= 0,030 0,1 - - mol
2. Neraca Massa
10
Dari percobaan yang dilakukan, yaitu reaksi hidrolisis metil salisilat dengan katalis basa
(NaOH). Dalam percobaan ini metil salisilat sebanyak 5.02095 gram dimasukkan kedalam
labu leher dua dengan volume air 50 ml dengan dilengkapi pendingin balik dan termometer.
Setelah itu menambahkan NaOH sebanyak 10 gram. Setelah terjadi pencampuran antara metil
salisilat dan NaOH, maka akan terjadi perubahan warna dari bening menjadi putih dan
nampak seperti ada endapan. Penambahan NaOH pada reaksi hidrolisis ini berfungsi untuk
mengikat salisilat.
Setelah itu campuran yang telah dihasilkan sebelumnya direfluks selama kurang lebih satu
jam. Dengan adanya pemanasan pada suatu zat, maka akan terjadi peristiwa percepatan reaksi
pada kedua zat yang dicampurkan. Tujuan dari pereflukan ini adalah agar dalam proses
pemanasan dengan menggunakan suhu tinggi, zat yang akan dipanaskan tidak mengalami
pengurangan voulume zat yang terkandung didalamnya.
Dari hasil pereflukan yang dilakukan, didapatkan hasil yang berwujud cairan seutuhnya dan
memiliki warna bening kekuningan. Kemudian campuran hasil refluks tadi didinginkan
sampai pada suhu ruang, selanjutnya menambahkan asam sulfat 1 M disertai dengan
mengaduk secara perlahan sampai diperoleh endapan warna putih. Penambahan asam sulfat 1
M ini bertujuan agar memperoleh endapan dari bahan menghasilkan aspirin. Kemudian
disaring menggunakan penyaring buchner, penggunaan penyaring buchner ini bertujuan agar
jika bahan yang digunakan mengandung gas yang berbahaya, gas tersebut langsung bisa
diembunkan. Setelah itu endapan putih tersebut dicuci menggunakan air. Pada pencucian ini,
air merupakan pelarut universal yang akan melarutkan alkohol dan berfungsi sebagai zat
untuk menghidrolisis garam. Pada saat menghidrolisis garam, akan terbentuk suatu asam
kuat, dan asam kuat tersebut akan divakumkan dalam kondensor yang terdapat pada
penyaring buchner. Setelah itu, hasil penyaringan tadidikeringkan didalam oven selama 30
menit dengan suhu 110 °C. Kemudian menimbang hasilnya sehingga menghasilkan
rendemen.
VIII. KESIMPULAN
Asam salisilat dapat dibuat dengan mereaksikan metil salisilat dengan NaOH dan juga
penambahan asam sulfat.
11
Natrium hidroksida digunakan sebagai katalis dalam reaksi tersebut.
Asam salisilat terbentuk setelah penambahan asam sulfat 1 M.
Rendemen yang dihasilkan berupa buturan kecil halus bewarna putih.
12
IX. DAFTAR PUSTAKA
13
HIDROLISIS II
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui perubahan gugus halida menjadi hidroksida
Menentukan mekanisme reaksi, menghitung %yield dan % konversi dan menganalisa hasil
14
Benzil alcohol ( C6H5CH2OH) disebut juga fenil methanol. Benzil alcohol digunakan sebagai
pelarut. Cara lain untuk mendapatkan benzyl alcohol yaitu dari toluene dan gas klor pada suhu
tertentu.
Benzyl klorida
adalah senyawa organik dengan rumus molekul C 6H5CH2Cl. Benzyl klorida direaksikan
dengan air melalui reaksi hidrolisis akan membentuk benzyl alcohol dan asam klorida.
Benzyl klorida memiliki sifat fisik dan kimia yaitu benzyl klorida mempunyai:
Sifat
Pemantapan dan fasa 2.044 g/sm3, pepejal
Keterlarutan dalam air 1100 g/L (25 °C)
Takat lebur 406 °C
Takat didih 1320 °C
Tekanan wap 1.3hPa (719 ° C)
Kebesan (pKb) 0
Kegunaan
Kalium hidroksida ialah salah satu bahan kimia perindustrian utama yang digunakan sebagai
bes dalam berbagai-bagai proses kimia, termasuk:
15
bahan bantu perumusan untuk makanan
agen pengawal pH
damar-damar polietilena
pemprosesan tekstil
mangkin untuk tindak-tindak balas seperti pengeluaran biodiesel.
Sebagian jenis ini juga digunakan untuk serbuk-serbuk pencuci, sesetengah pembersih gigi
palsu, bahan cuci bukan fosfat, serta bahan-bahan pencuci parit atau paip. Bagi orang biasa,
salah satu kegunaan KOH yang amat penting adalah untuk bateri alkali yang menggunakan
larutan KOH sebagai elektrolit. Oleh itu, kalium hidroksida membantu membekalkan kuasa
untuk lampu suluh, pengesan asap, dan barang-barang kegunaan rumah yang dikuasai oleh
bateri.
Ethanol
C2H5OH
Rumus molekul
Massa molar 46,07 g/mol
Penampilan cairan tak berwarna
Densitas 0,789 g/cm3
Titik lebur −114,3
Titik didih 78,4
Kelarutan dalam air tercampur penuh
Keasaman (pKa) 15,9
Viskositas 1,200 cP (20 °C)
Momen dipol 1,69 D (gas)
Sifat-sifat kimia
Etanol termasuk dalam alkohol primer, yang berarti bahwa karbon yang berikatan
dengan gugus hidroksil paling tidak memiliki dua hidrogen atom yang terikat dengannya
juga. Reaksi kimia yang dijalankan oleh etanol kebanyakan berkutat pada gugus hidroksilnya.
16
Reaksi asam-basa
Gugus hidroksil etanol membuat molekul ini sedikit basa. Ia hampir netral dalam air,
dengan pH 100% etanol adalah 7,33, berbanding dengan pH air murni yang sebesar 7,00.
Etanol dapat diubah menjadi konjugat basanya, ion etoksida (CH3CH2O−), dengan
mereaksikannya dengan logam alkali seperti natrium:
Reaksi seperti ini tidak dapat dilakukan dalam larutan akuatik, karena air lebih asam
daripada etanol, sehingga pembentukan hidroksida lebih difavoritkan daripada pembentuk
etoksida.
Halogenasi
Reaksi dengan HCl memerlukan katalis seperti seng klorida. Hidrogen klorida dengan
keberadaan seng klorida dikenal sebagai reagen Lucas.
CH3CH2OH + HBr → CH CH Br + H O
3 2 2
Reaksi dengan HBr memerlukan proses refluks dengan katalis asam sulfat.
Etil halida juga dapat dihasilkan dengan mereaksikan alkohol dengan agen halogenasi
yang khusus, seperti tionil klorida untuk pembuatan etil klorida, ataupun fosforus tribromida
untuk pembuatan etil bromida.
Kondisi di bawah katalis asam, etanol bereaksi dengan asam karboksilat dan
menghasilkan senyawa etil eter dan air:
17
Agar reaksi ini menghasilkan rendemen yang cukup tinggi, air perlu dipisahkan dari
campuran reaksi seketika ia terbentuk.
Etanol juga dapat membentuk senyawa ester dengan asam anorganik. Dietil sulfat dan
trietil fosfat dihasilkan dengan mereaksikan etanol dengan asam sulfat dan asam fosfat.
Senyawa yang dihasilkan oleh reaksi ini sangat berguna sebagai agen etilasi dalam sintesis
organik.
Dehidrasi
Asam kuat yang sangat higroskopis seperti asam sulfat akan menyebabkan dehidrasi
etanol dan menghasilkan etilena maupun dietil eter:
Oksidasi
Etanol dapat dioksidasi menjadi asetaldehida, yang kemudian dapat dioksidasi lebih
lanjut menjadi asam asetat. Dalam tubuh manusia, reaksi oksidasi ini dikatalisis oleh enzim
tubuh. Pada laboratorium, larutan akuatik oksidator seperti asam kromat ataupun kalium
permanganat digunakan untuk mengoksidasi etanol menjadi asam asetat. Proses ini akan
sangat sulit menghasilkan asetaldehida oleh karena terjadinya overoksidasi. Etanol dapat
dioksidasi menjadi asetaldehida tanpa oksidasi lebih lanjut menjadi asam asetat menggunakan
piridinium kloro kromat (Pyridinium chloro chromate, PCC).
Pembakaran
18
Pemurnian
Melakukan proses distilasi filtrate pada suhu 850C, mengamati untuk setiap 5 menit destilat yang
keluar. Menghentikan pemanasan.
Menyiapkan corong pisah yang diisi 2x volume residu destilasi aquadest
Memasukkan residu ke corong pisah dan memisahkan lapisan atas
Menganalisis benzilalkohol yang terbentuk dengan mereaksikan dengan anilin.
V. DATA PENGAMATAN
No Perlakuan Keterangan
1 17 ml benzyl klorida + 11 gram Saat larutan KOH + etanol ditambahkan ke
KOH +57 ml etanol 95 % benzyl klorida dalam labu bundar, terbentuk 2
lapisan, lapisan atas berupa benzyl klorida,
lapisan
2 Campuran direfluks selama 2 jam Larutan berwarna keruh dan terdaapat
endapan
3 Menyaring larutan dengan Larutan yang didapat sebanyak 3,2 gram.
Filtrate berwarna keruh sedangkan endapan
berwarna putih.
4 Melakukan destilasi dari filtrate Air terpisah dari larutan. Filtrate yang didapat
dengan suhu 85oC sebanyak 7 ml sedangkan residu sebanyak 5,3
ml.
5 Pemisahan dengan corong pisah Terdapat dua bagian yaitu ekstrak pada
bagian atas sebanyak 10,2 gr dan bagian
bawaah sebanyak 5,3 ml
6 Penambahan anilin Ekstrak berubah bentuk menjadi slurry
19
sebanyak 5,3212 gr
VI. PERHITUNGAN
Etanol (C6H5OH)
BM = 46 gr/mol
V = 37 ml
ρ = 0,789 gr/ml
m =vx ρ
= 37 ml x 0,789 gr/ml
= 29,193 gram
n = m/BM
= 29,193gram/46 gr/mol
= 0,6346 mol
20
% konversi C6H5CH2Cl= mol produk x100%
mol reaktan
= 0,0608 mol x 100%
0,0608 mol
= 100 %
21
gram reaktan
= 5,3204 gr x 100%
18,700 gr
= 28,46 %
% Kesalahan gr Produk
= 18,83 %
% Kesalahan Konversi
= 19,08 %
% Kesalahan Yield
= 19,15 %
22
menetes. dan didapat distilat berwarna bening. Kemudian destilat dimasukkan kedalam corong pisah
dan terbentuk dua lapisan.yaitu ekstrak pada bagian atas dan residu pada bagian bawah. Ekstrak
diambil karena mengandung produk yang diinginkan. Dilakukan analisis dari benzyl alcohol sehingga
terbentuk seperti slurry sebanyak 5,3212 gram
VIII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari hasil praktikum dan perhitungan
didapat :
Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air menjadi kation hydrogen dan anion
hidroksida melalui suatu proses reaksi kimia.
Mekanisme reaksi yang terjadi dalam proses hidrolisis benzyl klorida adalah
C6H5CH2Cl + KOH C6H5CH2OH + KCl
%yield secara teori : 35,19%
%yield secara praktikum :28,45%
%konversi secara teori : 100%
%konversi secara Praktikum : 80,92%
%kesalahan Yield : 19,15%
%kesalahan konversi : 19,08%
%kesalahan gr produk : 18,83%
23
GAMBAR ALAT
24
NITRASI PEMBUATAN NITROBENZENE
D. TUJUAN PERCOBAAN
a. mahasiswa dapat membuat Nitrobenzene sebagai contoh dari proses reaksi
nitrasi
b. dapat menghitung % yield produk
E. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
· Alat yang digunakan :
- Erlenmeyer 250 ml
- Gelas kimia 250 ml, 400 ml
- Gelas ukur 100 ml
- Corong kaca, kertas saring
- Kaca arloji
- Corong pisah
- Spatula
- Penangas minyak
- Labu bundar 500 ml
- Termometer
- Wadah es
- Batu didih
- Kondensor, klem, statif
- Batang pengaduk
- Pipet tetes
· Bahan yang digunakan :
3. Asam Nitrat pekat 37,5 ml
4. Asam Sulfat pekat 40 ml
5. Benzene 30 ml
6. Kalsium Diklorida (CaCl2.2H2O) 5 gr
7. Air aquadest
8. Es
F. DASAR TEORI
Nitrasi adalah suatu reaksi pembentukan senyawa organik nitrit (XNO2) yang
dicirikan dengan penggunaan asa nitrat sebagai reagen, asam sulfat sebagai katalis dan
senyawa organik aromatik berbentuk cincin.Tidak semua senyawa aromatik bentuk cincin
dapat mengalami nitrasi karena syarat nitrasi adalah senyawa aromatik tersebut harus
mengandung gugus yang dapat menarik elektron dengan kaut.
Benzene dan turunnya pada kondisi yang tepat dengan mudah bereaksi substitusi
aromatik elektrofilik (suatu elektrofil disubstitusiakan untuk satu atom hidrogen
aromatik).
Pada reaksi substitusi ini, atom hidrogen digantikan oleh Nitro (NO2), dengan
mencampurkan antara asam nitrat dan aromatik hidrokarbon dan asam silfat sebagai
katalisnya.
ArH + HNO3à ArNO2 + H2O
25
Fungsi asam sulfat adalah mengubah asam nitrat menjadi ion Nitronium, NO2 yang sangat
reaktif dan bersifat eletrofilik.
Benzena merupakan senyawa aromatic tersederhana dan senyawa yang telah
tersering kali dijumpai. Untuk pertama kalinya benzena diisolasi dalam tahun 1825 oleh
Michael Faraday dari residu berminyak yang tertimbun dalam pipa induk gas di London.
Dewasa ini sumber utama benzena, benzena tersubstitusi dan senyawa aromatik lain
adalah petroleum. Sampai tahun 1940, ter batubara merupakan sumber utama. Macam-
macam senyawa aromatik yang diperoleh ialah hidrokarbon, fenol, dan senyawa
heterosiklik aromatik (Fessenden dan Fessenden, 1986 : 451).
Setelah diketahui bahwa benzena mempunyai rumus molekul C6H6 maka dapat
disimpulkan bahwa benzena termasuk senyawa hidrokarbon. Bila dibandingkan dengan
senyawa hidrokarbon lain yang mengandung 6 buah atom karbon. Misalnya Heksana
(C6H14) dan sikloheksena (C6H12) dapat diduga bahwa benzena mempunyai derajat
ketidakjenuhan yang tinggi.Sifat-sifat kimia yang diperlihatkan oleh benzena memberikan
petunjuk bahwa senyawa tersebut memang tidak segolongan dengan alkana ataupun
sikloalkena.Reaksi-eaksi yang umum terjadi pada benzena dan turunannya adalah reaksi
substitusi elektrofilik.Hal ini karena cincin benzena memiliki awan elektron π (Pi) yang
merupakan sumber elektron bagi pereaksi elektrofil.
Reaksi substitusi elektrofilik pada benzena berlangsung pada tiga tahap, yaitu :
X. Pembuatan elektrofil,
XI. Serangan elektrofil pada inti benzena membentuk zat antara kation benzenonium, dan
XII. Pelepasan proton menghasilkan produk.
Substitusi aromatic elektrofilik adalah reaksi organik dimana sebuah atom,
biasanya hidrogen, yang terikat pada sistem aromatis diganti dengan elektrofil.Reaksi
terpenting di kelas ini adalah nitrasi aromatik, halogenasi aromatik, sulfonasi aromatik,
asilasi, dan alkilasi reaksi Friedel-Crafts (Anonim 1, 2011).
Aromatisitas benzena menyajikan suatu kestabilan yang unik pada sistem pi,
benzena menjalani kebanyakan reaksi yang khas bagi alkena.Meskipun demikian benzena
tidaklah sekali-kali lamban (inert). Pada kondisi yang tepat benzena mudah beraksi
substitusi aromatic elektrofilik : reaksi dalam mana suatuelektrofil disubstitusikanuntuk
satu atom hidrogen pada cincin aromatic.Elektrofil dapat berupa ion karbonium dengan
lambing R+.Dalam hal ini, yang terjadi adalah reaksi alkilasi yaitu pengikatan gugus alkil
pada cincin aromatic. Alkilasi cincin aromatic disebut juga reaksi Friedel-Crafts(Rasyid,
2009 : 94-95).
Nitrasi adalah salah satu contoh dari reaksi substitusi elektrofilik aromatic. Dalam
reaksi ini suatu gugus fungsi terikat secara langsung pada cincin aromatic, yakni gugus
nitro (-NO2). Nitrasi dapat dilakukan denga menggunakan HNO3 dan H2SO4 pekat, atau
larutan HNO3 dalam suasana asam asetat glasial. Pemilihan suatu penitrasi tergantung
kepada antara lain keraktifan senyawa yang akan dinitrasi (substrat) dan kelarutannya
dalam medium penitrasi. Dalam percobaan ini nitrasi benzena dilakukan dengan
menggunaka campuran HNO3 pekat dan H2SO4 pekat pada suhu 50-600C (Tim Dosen,
2011 : 11).
26
Benzena merupakan senyawa aromatik paling sederhana yang pertama kali
diisolasi oleh Michael Faraday pada tahun 1825 dari residu minyak yang tertimbun dalam
pipa induk gas di London. Benzena merupakan suatu zat cair yang membiaskan cahaya
bersifat nonpolar, tidak larut dalam air tapi larut dalam pelarut organik, seperti : dietil
eter, karbon tetraklorida (CCl4), dan heksan.
Benzena digunakan sebagai pelarut, sifat benzen yang lain yaitu membentuk
azeotrof dengan air Azeotrof adalah campuran yang tersuling pada susunan konstan
terdiri dari 91% benzena, 9% air dan mendidih pada suhu 69,4oC. Senyawa yang larut
dengan benzena mudah dikeringkan dengan menyuling azeotrof itu. Kegunaan benzen
selain sebagai pelarut juga digunakan untuk pembuatan nitrobenzen teluensilena, dan
lain-lain.
Molekul benzena berstruktur datar dan keenam atom C membentuk heksagol
beraturan (segi enam beraturan) masing-masing atom C baru menggunakan 3 elektron
valensi untuk mengadakan ikatan. Seperti diketahui orbital yang lain di atas atau di bawah
bidang cincin benzen dan orbital ini ditempati oleh suatu elektron. Seperti pada radikal
alil (CH2=CHCH2CH=CH2).
Sifat-sifat Benzena :
Berwujud cair, berwarna kuning.
Mudah menguap dan terbakar.
Berbau harum.
Berat jenis 0,87 g/mL.
Berat molekul 78,1 g/mol.
Larut dalam eter, etanol, dan pelarut organik lainnya.
Tahan terhadap oksidasi, pada oksidasi sempurna terbentuk CO2 dan H2O.
Berbahaya jika mengenai kulit mata.
Nitrobenzen adalah suatu campuran organik dengan rumusan kimia C6H5NO2.
Nitrobenzen ini sangat beracun, sebagian besar digunakan sebagai bahan dasar anilin dan
sebagai pelarut. Aplikasi yang lebih khusus, nitrobenzen digunakan sebagai bahan kimia
karet, peptisida dan segala macam hal yang berkenaan dengan farmasi. Nitrobenzen juga
digunakan sebagai bahan sepatu, semir lantai, pakaian kulit, mengecat bahan pelarut dan
material lain yang berfungsi menyembunyikan bau yang tak sedap.
Penitroan aromatik yang terbanyak dilakukan dengan menggunakan campuran
asam nitrat dan asam sulfat peka pada suhu 50oC – 55oC. Nitrobenzen adalah racun yang
jika masuk ke dalam tubuh baik melalui penguapan maupun melalui adsorbsi tubuh.
Dalam senyawa nitrobenzen tak ada atom hidrogen yang dapat diganti oleh logam-logam
seperti pada senyawa-senyawa nitro alifatik primer dan sekunder, karena gugus nitro
terikat secara tersier, artinya pada atom C yang mengikat gugus nitro tidak ada hidrogen.
Senyawa nitrobenzen dapat disuling tanpa terjadi penguraian karena gugus nitronya kuat
sekali terikat.
27
Subtitusi, yaitu penggantian salah satu atom atau gugus atom dalam sebuah molekul
oleh atom atau gugus atom lain.
Dalam proses nitrasi yaitu proses penambahan nitrogen pada suatu senyawa
karbon. Umumnya untuk membentuk suatu turunan senyawa nitro (penambahan gugus
nitro), H2SO4 berfungsi sebagai katalis asam.
C6H6 + HNO3 H2SO4 C6H5NO2 + H2O
28
G. LANGKAH KERJA
3. Menambahkan 37,5 ml asam nitrat pekat dalam 40 ml asam sulfat pekat di labu
bundar 500 ml yang diletakkan di wadah berisi es secar perlahan dilemari
asam, suhu dijaga 450C
4. Menambahkan 30 ml benzena menggunakan pipet tetes sambil diaduk suhu
dijaga 300C
5. Memasukkan batu didih dan melakukan refluk dengan pemanas minyak pada
suhu 500C selama 40 menit sambil sekali – seklai labu diguncang.
6. Memasukkan campuran yang telah direfluk kedalam gelas kimia yang berisi air
dingin 250 ml sambil diaduk, dinginkan hingga suhu ruang. Campuran akan
terlihat terpisah.
7. Memindahka campuran kedalam corong pisah, memisahkan bagian asamnya
(tes dengan kertas lakmus), sisihkan
29
8. Menambahkan 25 ml air ke dalam nitrobenzene dalam 5 gr CaCl2.2H2O, kocok
dengan baik lalu dipisahkan dan larutan dipanaskan hingga terlihat bening,
memasukkan ke gelaskimia kecil dan mendinginkan dengan batuan es + garam
9. Melakukan penyaringan dengan corong kaca, mengeringkan pada suhu ruang
diatas lembaran kertas saring, dan menimbang hasil
H. DATA PENGAMATAN
NO PROSES PENGAMATAN
1. 37,5 ml HNO3 + 40 ml H2SO4 ke Larutan keruh, berbau asam dan menghasilkan
labu bundar 500 ml, suhu 450 panas
C
2. Campuran tadi + 30 ml Benzena, Larutan berwarna kuning seperti minyak encer
suhu 300 C dan berbau menyengat
3. Campuran di refluk, suhu dijaga Larutan berwarna keemasan dan terbentuk dua
500 C lapisan, yaitu lapisan atas berwarna kuning muda,
lapisan bagian berwarna bening.
4. Pencampuran campuran Campuran menjadi terbentuk dua lapisan. Lapisan
nitrobenzen dengan 250 ml air atas berwarna kuning muda dan yang bawah
berwarna bening.
5. Pemisaha nitrobenzene dengan Terlihat jelas terbentuk lapisan, dan dipisahkan
corong pisah lalu diukur pH nya.
6. Nitrobenzene + 5 gr CaCl2.2H2O Terbentuk dua lapisan, ketika dipanaskan sampai
lalu dipanaskan sampai mendidih sehingga dua lapisan tersebut menjadi
campuran menjadi bening. satu.
7. Campuran didinginkan lalu Terbentuk kristal kecil di permukaan campuran
disaring dan ditimbang berwarna putih dengan filtrat berwarna kuning.
Nitrobenzene yang didapatkan sebanyak 38,018
gr.
I. DATA PERHITUNGAN
o Secara Teori
e. Diketahui : Volume C6H6 = 30 ml
C6H6 = 0,8786 gr/ml
BM C6H6 = 78,1121 gr/mol
Volume HNO3 =37,5 ml
30
HNO3 = 1,51 gr/ml
BM HNO3 = 63,012 gr/mol
f. Mol C6H6 =
= = 0,3374 mol
g. Mol HNO3 =
= = 0,8986 mol
h. Reaksi :
C6H6 + HNO3 C6H5NO2 + H2O
M : 0,3374 0,8986 - - mol
B : 0,3374 0,3374 0,3374 0,3374 mol
S : - 0,5612 0,3374 0,3374 mol
i. Neraca massa
yield =
= = 50,03%
% konversi =
= = 100%
o Secara praktikum
Berat kertas saring + kaca arloji = 18,0549 gr
31
Berat kertas saring + kaca arloji + endapan = 56,0729 gr
Berat endapan = 38,018 gr
j. Mol nitrobenzene =
k. Reaksi :
C6H6 + HNO3 C6H5NO2 + H2O
M : 0,3374 0,8986 - - mol
B : 0,3089 0,3089 0,3089 0,3089 mol
S : 0,0285 0,5897 0,3089 0,3089 mol
l. Neraca massa
yield =
= = 45,81%
% konversi =
= = 91,55%
32
= x 100%
= 8,43 %
J. ANALISA PERCOBAAN
Pada praktikum kali ini yaitu Nitrasi pembuatan Nitrobenzene. Seperti yang kita
ketahui bahwa nitrasi adalah suatu reaksi yang melibatkan penamabahan gugus NO2
(nitrat) ke suatu molekul, atau masuknya gugus nitrat ke suatu molekul atau zat lain.
Untuk zat nitrobenzen itu sendiri, reaksinya adalah reaksi substitusi yang mudah dari
hidrogen pada benzena dengan gugus nitro dari reaksi antara asam sulfat dan asam nitrat.
Dari hasil percobaan, H2SO4 berikatan dengan HNO3 terjadilah penarikan air dan
diperoleh gugus nitro, setelah itu gugus nitro tersebut berikatan dengan benzene dan
terbentuklah nitrobenzen. Pada saat pencampuran ketiga zat tersebut, dilakukan refluk
suhu harus dijaga kisaran 50 – 550C, karena diperkirakan ini suhu yang tepat untuk
pembentukan nitrobenzena, namun jika suhu lebih besar 550C maka campuran akan
meledak dan jika suhu 500C nitrobenzene kemungkinan besar tidak akan terbentuk.
Pada prosedur yang kami lakukan, setelah direfluk campuran diberi air 250 ml. Dan saat
dingin terbentuk 2 bagian, dan bagian tersebut dipisahkan berdasarkan pH nya, ada yang
pH nya netral dan asam. Untuk yang bersifat asam kemungkinan itu adalah campuran
nitrobenzen dilihat dari warnanya agak kuning muda , lalu ditambah air dan CaCl2.2H2O4
fungsinya untuk melarutkan. Campuran dipanaskan lalu didinginkan, diaduk maka
terbentuk kristal. Hasil yang didapat (kristal) yaitu seberat 38,018 gram.
Dengan persamaan reaksi yang terjadi :
C6H6 + HNO3 C6H5NO2 + H2O
H2SO4 disini hanya berfungsi sebagai katalis (pemercepat reaksi)
K. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
o Reaksi yang terjadi pada nitrobenzene yaitu substitusi elektrofilik yaitu
penggantian salah satu atom atau gugus lain.
o Katalis yang digunakan yaitu H2SO4 pekat
o % yield yang didapat pada teori = 50,03%
% konversi yang didapat pada teori = 100%
o % yield yang didapat pada praktek = 45,81%
% konvesi yang didapat pada praktek = 91,55%
33
o Berat yang didapat secara teori yaitu 41,5204 gr, sedangkan pada praktikum
yaitu sebesar 38,018 gr. Maka didapat % kesalahan yaitu 8,43%
L. DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet praktikum Satuan Proses”Nitrasi Pembuatan Nitrobenzene” Politeknik
Negeri Sriwijaya.2018:Palembang
34
M. GAMBAR ALAT
35
ASETILASI PEMBUATAN ASETALINIDA
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mampu mereaksikan Asam Asetat Glasial untuk mendapatkan Asetalinida
Mampu menganalisa kemurniannya dan menentukan titik leleh
36
larut dalam air dengan bantuan kloral anhidrat. Asetanilida atau sering disebut
phenilasetamida mempunyai rumus molekul C6H5NHCOCH3 dan berat molekul 135,16
gr/mol.
Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara
mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang
kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun 1899
Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis
HCl. Pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat.
Larutan benzene dalam satu bagian anilin dan 1,4 bagian asam asetat anhidrad
direfluk dalam sebuah kolom yang dilengkapi dengan jaket sampai tidak ada anilin
yang tersisa.
Campuran reaksi disaring, kemudian kristal dipisahkan dari air panasnya dengan
pendinginan, sedangkan filtratnya direcycle kembali. Pemakaian asam asetat anhidrad
dapat diganti dengan asetil klorida.
Metode ini merupakan metode awal yang masih digunakan karena lebih ekonomis.
Anilin dan asam asetat berlebih 100 % direaksikan dalam sebuah tangki yang
dilengkapi dengan pengaduk.
Reaksi berlangsung selama 6 jam pada suhu 150 oC – 160oC. Produk dalam keadaan
panas dikristalisasi dengan menggunakan kristalizer.
Ketene (gas) dicampur kedalam anilin di bawah kondisi yang diperkenankan akan
menghasilkan asetanilida.
37
4. Pembuatan asetanilida dari asam thioasetat dan aniline
Asam thioasetat direaksikan dengan anilin dalam keadaan dingin akan menghasilkan
asetanilida dengan membebaskan H2S.
Dalam perancangan pabrik asetanilida ini digunakan proses antara asam asetat dengan
anilin. Pertimbangan dari pemilihan proses ini adalah;
- Reaksinya sederhana
Kegunaan Produk
Asetanilida banyak digunakan dalam industri kimia , antara lain;
38
Sifat-sifat kimia:
o Halogenasi senyawa anilin dengan brom dalam larutan sangat encer
menghasilkan endapan 2, 4, 6 tribromo anilin.
o Pemanasan anilin hipoklorid dengan senyawa anilin sedikit berlebih pada
tekanan sampai 6 atm menghasilkan senyawa diphenilamine.
o Hidrogenasi katalitik pada fase cair pada suhu 135 – 170 oC dan tekanan 50 –
500 atm menghasilkan 80% cyclohexamine (C6H11NH2 ). Sedangkan
hidrogenasi anilin pada fase uap dengan menggunakan katalis nikel
menghasilkan 95% cyclohexamine.
o Nitrasi anilin dengan asam nitrat pada sushu -20 oC menghasilkan
mononitroanilin, dan nitrasi anilin dengan nitrogen oksida cair pada suhu 0oC
menghasilkan 2, 4 dinitrophenol.
2. Asam Asetat
Sifat – sifat fisis:
Rumus molekul : CH3COOH
Berat molekul : 6,053 g/gmol
Titik didih normal : 117,9 oC
Titik leleh : 16,7 oC
Suhu kritis : 321,6 oC
Tekanan kritis : 57,2 atm
Wujud : cair
Warna : jernih
Panas pembakaran : 208,34 kkal/mol
Panas penguapan : 96,8 kal/gr ( 118 oC )
39
Pembentukan ester
CH3COOH + CH3CH2OH + H+ CH3COOC2H5 + H2O
Reaksi dari halida dengan ammoniak
CH3COOHCl + ClCH2COOHNH3 NH2CH2COONH + H +
NH2CH2COOH
3. Asetetanilida
Sifat – sifat fisis:
Rumus molekul : C6H5NHCOCH3
Berat molekul : 135,16 g/gmol
Titik didih normal : 305 oC
Titik leleh : 114,16 oC
Berat jenis : 1,21 gr/ml
Suhu kritis : 843,5 oC
Titik beku : 114 oC
Wujud : padat
Warna : putih
Bentuk : butiran / Kristal
Sifat-sifat kimia:
Pirolysis dari asetanilida menghasilkan N-diphenil urea, anilin, benzene dan
hydrocyanic acid.
Asetanilida merupakan bahan ringan yang stabil dibawah kondisi biasa,
hydrolisa dengan alkali cair atau dengan larutan asam mineral cair dalam
kedaan panas akan kembali ke bentuk semula.
Adisi sodium dalam larutan panas Asetanilida didalam xilena menghasilkan
N-Sodium derivative.
C6H5NHCOCH3 + HOH C6H5NH2 + CH3COOH
Bila dipanaskan dengan phospor pentasulfida menghasilkan thio Asetanilida
( C6H5NHC5CH3 ).
Bila di treatmen dengan HCl, Asetanilida dalam larutan asam asetat
menghasilkan 2 garam ( 2 C6H5NHCOCH3 ).
40
Dalam larutan yang memgandung pottasium bicarbonat menghasilkan N-
bromo asetanilida.
Nitrasi asetanilida dalam larutan asam asetaat menghasilkan p-nitro
Asetanilida.
41
V. DATA PENGAMATAN
No Perlakuan Pengamatan
VI. PERHITUNGAN
Perhitungan Secara Teoritis
Mol asetat =
Mol anilin =
42
Input Output
Input Output
43
H2O - - 3,59 0,1993
Setelah mendidih larutan campuran ini diletakkan perlahan-lahan dalam gelas kimia
dimana diletakkan dalam wadah es yang berisi es batu + air. Pendinginan ini dilakukan untuk
membentuk asetalinida yang membentuk kristal padat. Proses pendinginan atau
pembentukan kristal asetalinida dapat dipercepat dengan menggoreskan sekali-kali pada
dinding gelas kimia yang berisi campuran anilin dan asam asetat glasial. Setelah campuran
membentuk kristal ,campuran disaring dengan menggunakan corong buchner dan kertas
saring. Hal ini dilakukan untuk memisahkan kristal dengan cairan. Faktor kesalahan dapat
disebabkan dengan pendinginan atau pemanasan yang kurang sempurna sehingga campuran
tidak bereaksi dengan baik, namun dapat bereaksi apabila dipanaskan pada suhu lebih kurang
1200C.
44
VIII. KESIMPULAN
Mekanisme reaksi pembentukan asetalinida:
CH3COOH + C6H5NH2 C6H5NHCOCH3 + H2O
Anilin asam asetat asetalinida air
% yield secara teoritis = 47,49 %
% yield secara praktikum = 43,16 %
% konversi praktikum = 90,80 %
% kesalahan = 9,12 %
Faktor yang dapat menyebabkan kesalahan pada praktikum adalah saat pemanasan dan
pendinginan yang dilakukan kurang sempurna yaitu lebih kurang 120 0C.
DAFTAR PUSTAKA
- Jobsheet. 2018. Satuan Proses “ Penuntun Praktikum Satuan Proses “. Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang.
45
GAMBAR ALAT
46
Corong dan Labu Buchner Labu Bundar Leher Dua
ESTERIFIKASI
PEMBUATAN BUTIL ASETAT
I. TUJUAN
a. Mahasiswa dapat mengetahui proses esterifikasi
b. Menerapkan reaksi esterifikasi dan menghitung persen hasil dari proses esterifikasi
47
- Corong pisah 500 ml
- Erlenmeyer 100 ml
- Gelas kimia 250 ml
- Gelas ukur 25 ml
- Corong kaca, kertas saring
- Kaca arloji
- Pipet ukur 10 ml, bola karet
- Spatula, batang pengaduk
- Penangas minyak
- Termometer
- Wadah es
- Pipet tetes
- Alat penentu indeks bias
- Alat penentu tiitk leleh, pipa kapiler
48
Keasaman (pKa) : 4,76 pada 25 ºC
6.) Asam sulfat
m. Rumus molekul : H2SO4
n. Massa molar : 98,08 gr/mol
o. Penampilan : cairan bening, tak berwarna, tak berbau
p. Densitas : 1,84 gr/ cm-3, cair
q. Titik leleh : 10 ºC, 283 K, 50 ºF
r. Titik didih : 337 ºC, 610 K, 639 ºF
s. Viskositas : 26,7Cp (20 ºC)
7.) Butan -1-ol
IX. Rumus kimia : CH3(CH2)3OH
X. BM : 58,12 gr/mol
XI. Titik leleh : 134,8 K
XII. Sp. Gr pada 20 ºC : 0,579
XIII. Densitas : 0,804 gr/ml
8.) Natrium Bikarbonat
Rumus kimia : CNa2O3
Massa molar : 105,99 mol-1
Penampilan : padatan putih
Bau : tidak berbau
Densitas : 2,54 g/ cm-3 (anhidrat)
Kelarutan : tidak larut dalam etanol, aseton, tetapi larut dalam gliserol
Kebasaan : 3.67 (pKb)
Indeks bias : 1, 485 (anhidrat)
9.) Natrium Sulfat
Rumus kimia : NaSO4
Massa molar : 142,04 g/mol (anhidrat)
Penampilan : padatan kristal putih (higroskopis)
Bau : odorless
Densitas : 2,664 g/ cm-3 (anhidrat)
Titik didih : 1429 ºC
Kelarutan : tidak tercampur dietanol, tercampur pada gliserol dan hidrogen
iodida
Indeks bias : 1, 468 (anhidrat)
10.) Butil asetat (C6H12O2)
10. Nama lain : butil etanoat
11. BM : 116,16 gr/ mol
12. Densitas : 0,8825 g/ cm-3
13. Titik lebur : - 78 ºC (-108 ºF)
14. Titik didih : 126,1 ºC (259 ºF) pada 1 atm
15. Sifat cairan : mudah terbakar
Kebanyakan ester merupakan yang berbau enak dan menyebabkan cita rasa
dan harum dari buah – bubahan dan bunga. Cmpuran ester digunakan dalam parfum
dan cita rasa buatan. Ester dengan bobot molekul rendah juga digunakan oleh
serangga dan heewan untuk memancarkan sinyal (Hart, 2003)
49
Gugus fungsi padda ester adalah – COO. Dengan adanya katalis asam, seperti
HCl, H2SO4, ester bereaksi dengan air (reaksi hidrolisis) untuk menghasilkan asam
karboksilat dan alkohol, sebagai contoh dalam larutan asam, etil asetat akan diubah
menjadi asam asetat dengan reaksi :
CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 + H2O
Asam asetat Etanol Etil Asetat Air
Tetapi, reaksi ini tidak berkesudahan sebab terjadi reaksi bolak – balik, yaitu
pembentukan ester dari alkohol dan asam, juga akan terjadi hingga tingkat yang
cukup tinggi (Raymond,2001)
Untuk memperoleh rendemen tinggi dari ester, kesetimbangan harus digeser
kearah sisi ester. Teknik untuk mencapai ini yaitu menggunakan salah satu zat
pereaksi yang murah secara berlebihan. Teknik lain yaitu membuang salah satu
produk dari dalam campuran reaksi (misal, dengan destilasi air secara azeotropik).
Faktor – faktor yang berpengaruh pada esterifikasi adalah waktu reaksi, pengadukan,
katalisator,dan suhu reaksi (Fessenden,1982)`
V. DATA PENGAMATAN
No Perlakuan Pengamatan
1. Butanol + asam asetat glasial Warna larutan puth bening dengan bau khas
alkohol
2. Butanol + asam asetat glasial + Warna tetap sama putih bening namun larutan
50
H2SO4 menjadi panas berbau asam
3. Butanol + asam asetat glasial + Larutan seamkin lama direfluk semakin
H2SO4 direfluk selama 2 jam berwarna agak kuning kecoklatan seperti
minyak dan hanya sebagian
4. Larutan ester setelah didiamkan Terjadi 2 lapisan yakni kuning bening diatas
didalam corong pisah (kemudian dan putih dibagian bawah. Terjadi perubahan
diletakkan didalam toples selama 1 warna dari kuning menjadi kecoklatan
minggu)
5. Larutan bagian atas dibilas dengan Larutan ester mengalami pergolakan seperti air
100 ml air lalu ditambahkan 50 ml yang mendidih/ seperti air soda yang
natrium bikarbonat jenuh dan 50 ml tercampur setelah ditambahkan natrium
aquadest bikarbonat
6. Larutan ester didistilasi pada suhu Residu diambil (residunya berwarna kuning
120-125ºC bening)
7. Residu + 5 gram natrium sulfat Larutan berubah warna menjadi kuning
anhidrat (diaduk dalam wadah es) bening. Setelah diaduk terbentuk kristal warna
putih
8. Menyaring kristal dengan kertas Kristal didapatkan dikertas saring (berat kertas
saring saring = 1,0794 gr)
9. Kristal dioven, setelah itu ditimbang Didapat hasil kristal sebanyak 52,8 gr
VI. PERHITUNGAN
Secara Teori
C4H9OH
ρ = m/v
m= ρ x v
= 0,804 gr/ml x 46 ml
= 36,984 gr
n = gr/BM
= 36,984 gr/(74 gr/mol)
= 0,498 mol
CH3COOH
ρ =mxv
m= ρ x v
= 1,049 gr/ml x 60 ml
= 62,94 gr
51
n = gr/BM
= 62,94 gr/(60,05 gr/mol)
= 1,048 mol
Reaksi
C4H9OH + CH3COOH à CH3COOC4H9 + H2O
Mula-mula: 0,498 1,048 - - mol
Bereaksi : 0,498 0,498 0,498 0,498 mol
Sisa : - 0,549 0,498 0,498 mol
BM : 74,12 60,05 116 18 gr/mol
Massa : - 32,967 57,768 8,964 gram
Secara Praktik
n-butil asetat (CH3COOC4H9)
m =ρxv
= 0,88 gr/ml x 60 ml
= 52,8 gr
n = m/BM
= 5,28 gr/(116 gr/mol)
= 0,45 mol
Reaksi
C4H9OH + CH3COOH à CH3COOC4H9 + H2O
Mula-mula: 0,498 1,048 - - mol
Bereaksi : 0,45 0,45 0,45 0,45 mol
Sisa : 0,048 0,598 0,45 0,45 mol
BM : 74,12 60,05 116 18 gr/mol
Massa : 3,55 35,909 52,2 8,1 gram
52
Neraca Massa Secara Praktik
Input Output
Komponen
mol gr mol gr
C4H9OH 0,498 36,852 0,048 3,55
CH3COOH 1,048 62,93 0,598 35,909
CH3COOC4H9 - - 0,45 52,2
H2O - - 0,45 8,1
Total 1,546 99,782 1,546 99,759
= x 100% = x 100&
= 47,51% = 100%
10. Secara Praktik
= x 100% = x 100%
= 42,93% = 90,36%
Maka,
53
=9,64%
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
o Butil asetat dapat disintesa melalui reaksi esterifikasi asam asetat dan butanol.
o Diperoleh sebanyak 52,8 gr butil asetat dari percobaan dengan persentase konversi
sebanyak 90,36 % dan yield 42,93 %.
o Kestabilan suhu dan lamanya merefluk mempengaruhi jumlah produk yang
dihasilkan.
54
GAMBAR ALAT
55
GAMBAR PROSES DESTILASI
56
SULFONASI PEMBUATAN
ASAM SULFANILAT
57
13. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)
Anilin
Anilin merupakan senyawa turunan benzene yang dihasilkan dari reduksi nitrobenzene.
Anilin memiliki rumus molekul C6H5NH2. Anilin merupakan cairan minyak tak berwarna
yang mudah menjadi coklat karena oksidasi atau terkena cahaya, bau dan cita rasa khas, basa
organik penting karena merupakan dasar bagi banyak zat warna dan obat toksik bila terkena,
58
terhirup, atau terserap kulit. Senyawa ini merupakan dasar untuk pembuatan zat warna diazo.
Anilin dapat diubah menjadi garam diazoinum dengan bantuan asam nitrit dan asam klorida.
Kegunaan Anilin:
Asam Sulfanilat
Asam sulfanilat adalah senyawa golongan asam kuat yang sering digunakan untuk bahan
baku pembuatan obat-obatan. Asam Sulfanilat adalah bubuk abu-abu terang atau kristal;
sedikit larut dalam air, alkohol, dan eter, dan larut dalam air panas. Asam sulfanil merupakan
produk hasil proses sulfonasi yang merupakan asam organic dari golongan Asam sulfonat
atau sering juga dibuat asam p-amino benzene sulfonat atau asam sulfanilat dan diperoleh
dari aniline dan asam sulfat pekat.
59
· Dapat digunakan sebagai detergent atau sebagai zat pengemulsi
· Sebagai zat pendamar ion
· Sebagai zat perantara untuk dyes (bahan celup), pestisida (untuk membunuh kuman)
· Sebagai bahan dasar dalam industri farmasi
· Bidang industri batik sebagai zat warna
· Digunakan dalam Industry Farmasi: Obat Kloromin, Tiokol, Sakarin
60
15. PROSEDUR PERCOBAAN
Memasukkan 20 ml anilin ke dalam labu bundar leher tiga
berpengaduk,menambahkan 10 ml asam sulfat pekat sedikit demi sedikit melalui
corong tetes yang dipasang pada salah satu leher labu. Memasang kondensor yang
dihubungkan dengan pompa air pada leher ketiga. Meletakkan wadah berisi air dingin
dibagian bawah labu karena reaksi awal bersifat eksotermis.
Setelah semua asam sulfanilat ditambahkan , mengelap bagian bawah labu agar kering
dan memanaskan menggunakan penangas minyak.
Memanaskan hingga suhu 180°C - 190°C selama 3 jam.
Mematikan penangas , angkat labu dan penangas dan mendinginkan labu ke suhu
80°C. Menuangkan larutan ke dalam gelas kimia yang diletakkan dalam wadah es +
air selama 10 menit. Apabila perlu, gores permukan dalam gelas kimia dengan
pegaduk kaca untuk mempercepat terbentuknya kristal.
Menyaring asam sulfanilat kotor yang terbentuk dengan penyaring Buchner, bilas
dengan baik menggunakan air. Mengeringkan dan menimbang.
Alternatif :
- Lakukan penyaringa dengan corong kaca yang diberi kertas saring bulat dilipat.
Pemurnian
Memasukkan kristal asam sulfanilat ke gelas kimia 400 mL dan 150 mL aor, panaskan
hingga larut dengan hot plate.
Menambahkan 5 -10 gram karbon aktif, didihkan.
Menyaring panas dengan corong kaca, kertas saring lipat dan erlenmeyer.
Mendinginkan hingga terbentuk kristal.
Menyaring dengan corong buchner, mengeringkan di dalam oven.
61
16. DATA PENGAMATAN
No Perlakuan Pengamatan
1 20 ml anilin + 10 ml asam sulfat - Terbentuknya endapan putih
- Mengeluarkan asap (eksotermis)
2 Dipanaskan dengan penangas minyak
XIV. Terbentuknya kristal ungu gelap yang
pada suhu 130oC selama 2,5 jam melekat pada dasar labu leher 2
3 Penambahan air panas 150 ml XV. Kristal yang melekat sedikit demi
sedikit terlepas pada larutan yang
mencair
4 Menyaring asam sulfanilat kotor yang
XVI. Didapatkan kristal berwarna ungu dalam
terbentuk dengan menggunakan keadaan basah
penyaring buchner
5 Mendinginkan pada desikator selama
XVII. Didapatkan padatan kristal berwarna
1 minggu ungu yang sudah kering
6 Padatan asam sulfanilat + 150 mlXVIII.
air Asam sulfanilat larut dalam air dan
dipanaskan larutan menjadi berwarna ungu
7 Penambahan karbon aktif 10 gram dan
XIX. Larutan berubah menjadi berwarna
dipanaskan hitam
8 Penyaringan 1 menggunakan corong
XX. Karbon aktif tertahan di kertas saring
kaca dan larutan asam sulfanilat turun ke
bawah (Erlenmeyer)
9 Mendinginkan dengan es XXI. Terbentuknya kristal dan air berwarna
keruh
10 Penyaringan 2 menggunakan corong
XXII. Didapatkan kristal berwarna putih dalam
kaca keadaan basah
11 Dikeringkan menggunakan XXIII.
oven Didapatkan kristal berwarna putih
selama 20 menit dengan berat sebesar 29,8642 gr
62
17. PERHITUNGAN
o Secara Teori
Anilin (C6H5NH2)
ρ = 1,022
BM = 93,13
V = 20 ml
Mol anilin =
= 0,2195 mol
= 20,4420 gr
ρ = 1,84
BM = 98,08
V = 10 ml
Mol H2SO4 =
= 0,1876 mol
63
= 18,3998 gr
Reaksi
C6H5NH2 + H2SO4 à C6H5NH2SO3 + H2O
Mula-mula : 0,2195 0,1876 - - mol
Bereaksi : 0,1876 0,1876 0,1876 0,1876 mol
Sisa : 0,0319 - 0,1876 0,1876 mol
BM : 93,13 - 173,19 18
gr/mol
Gram : 2,9708 - 32,4904 3,3768
gram
Input Output
Komponen
mol BM gram mol BM gram
C6H5NH2 0,2195 93,13 20,4420 0,0319 93,13 2,9708
H2SO4 0,1876 98,08 18,3998 - - -
C6H5NH2SO3 - - - 0,1876 173,19 32,4904
H2O - - - 0,1876 18 3,3768
Total 38,8418 38,838
o Secara Praktik
Asam Sulfanilat (C6H5NH2SO3)
BM = 173,19
Gram= 29,8642 gr
Mol C6H5NH2SO3 =
= 0,1724 mol
Reaksi
C6H5NH2 + H2SO4 à C6H5NH2SO3 + H2O
Mula-mula : 0,2195 0,1876 - - mol
Bereaksi : 0,1724 0,1724 0,1724 0,1724 mol
Sisa : 0,0471 0,0152 0,1724 0,1724 mol
BM : 93,13 98,08 173,19 18
gr/mol
Gram : 4,3864 1,4908 29,858 3,1031
gram
64
Tabel Neraca Massa (Praktik)
Input Output
Komponen
mol BM gram mol BM gram
C6H5NH2 0,2195 93,13 20,4420 0,0471 93,13 4,3864
H2SO4 0,1876 98,08 18,3998 0,0152 98,08 1,4908
C6H5NH2SO3 - - - 0,1724 173,19 29,858
H2O - - - 0,1724 18 3,1031
Total 38,8418 38,8384
% Konversi = x 100%
= x 100%
= 100%
% Yield = x 100%
= x 100%
= 83,6562%
Secara Praktik
% Konversi = x 100%
= x 100%
= 91,8977%
% Yield = x 100%
= x 100%
= 76,8775%
a. Perhitungan % Kesalahan
65
% Kesalahan Konversi = x 100%
= x 100%
= 8,1023%
= x 100%
= 8,103%
= x 100%
= 8,083 gr
66
18. ANALISA DATA
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan sulfonasi pembuatan asam
sulfanilat dengan tujuan yaitu untuk mengetahui proses sulfonasi dan menerapkan reaksi
elektrofilik substitusi aromatic (sulfonasi) pada pembuatan sulfanilat. Dimana asam sulfanilat
adalah senyawa hasil reaksi sulfonasi dari anilin dan asam sulfat. Reaksi antara asam sulfat
dan anilin merupakan reaksi elektrofilik substitusi aromatic, dimana anilin sebagai nukleofil
dan sulfur trioksida pada asm pekat elektrofil. Mekanisme reaksi pada percobaan ini adalah:
Adapun langkah awal yang dilakukan adalah mencampurkan 20ml anilin dan 10 ml
asam sulfat pekat. Pada saat penambahan H2SO4, larutan akan mengeluarkan uap putih
sehingga bersifat eksotermis. Kemudian campuran dipanaskan menggunakan penangas
minyak dan condenser selama 2,5 jam pada suhu 130oC, sehingga terbentuklah kristal ungu
gelap yang melekat pada dasar labu leher dua. Kemudian dilakukan penambahan air panas
sebanyak 150 ml agar kristal yang melekat sedikit demi sedikit terlpeas pada larutan yang
mencair. Selanjutnya asam sulfanilat disaring dengan penyaring Buchner lalu didinginkan
pada desikator selama 1 minggu. Setelah itu padatan asm sulfanilat dilarutkan dengan air dan
dipanaskan lalu ditambahkan 10gr karbon aktif. Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan
karbon aktif tertahan di kertas saring dan asam sufanilat turun ke Erlenmeyer. Kemudian
melakukan pendinginan dengan memasukkan Erlenmeyer yang berisi larutan ke dalam wadah
es sambal diaduk hingga terbentuk kristal, kemudian dilakuukan penyaringan kembali
menggunakan corong Buchner. Setelah didapatkan kristal berwarna putih, kristal dikeringkan
di dalam oven selama kurang lebih 30 menit, sehingga terbentuklah kristal asam sulfanilat
dengan berat 29,8642 gr dengan persen kesalahan sebesar 8,083%.
Persen kesalahan terjadi karena pencairan padatan di dalam labu tidak sempurna
karena air yang dipakai tidak terlalu panas, walaupun demikian hasil yang didapat telah
maksimal. Penyebab lainnya adalah karena sisa kristal yang di dalam labu langsung dibuang
dan tidak dicairkan kembali, karena itu gram tidak mencapai 32,4904 gr sesuai teori,
melainkan hanya sebesar 29,8642 gr.
67
19. KESIMPULAN
IX. Asam Sulfanilat adalah senyawa hasil reaksi sulfonasi dari anilin dan asam sulfat
X. Produk Asam Sulfanilat didapatkan dengan suhu 130oC selama 2 jam
XI. Untuk mendapatkan filtrate yang jernih, diperlukan penambahan larutan karbon aktif
yang kemudian disaring dengan corong Buchner
XII. Reksi yang terjadi:
C6H5NH2 + H2SO4 à C6H5NH2SO3 + H2O
XIII. Dari data yang diperoleh, diketahui:
%yield teori = 83,6562%
%yield praktik = 76,8775%
%konversi teor = 100%
%konversi praktik = 91,8977%
%kesalahan = 8,0883%
GAMBAR ALAT
68
PEMBUATAN ASAM SIROMAT
69
- TUJUAN
· Mahasiswa dapat mengetahui proses kondensasi.
· Menentukan mekanisme reaksi, mengitung % yield dan % konversi dan menentukan titik
leleh hasil.
70
1. Natrium asetat : 4,5 gram
2. Benzaldehid : 7,5 mL
5. Aquades
6. Es
- DASAR TEORI
Kondensasi adalah suatu proses dimana dua molekul atau lebih bergabung menjadi satu
molekul yang lebih besar dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil. Kondensasi
Knoevenagela adalah reaksi antara sebuah senyawa yang mempunyai sebuah nitrogen
terhadap 2 gugus pengaktif (seperti C = O atau C = N) menggunakan ammonia atau amina
sebagai katalis.
Contoh :
71
berkonjugasi alfa, betha. Pada reaksi ini, gugus karbonilnya adalah aldehida atau keton. Katalis
yang digunakan biasanya merupakan amina basa lemah.
Dietil malonat
Asam meldrum
Etil asetoasetat
Asam malonat
Pada reaksi ini, gugus karbonilnya adalah aldehida atau keton. Katalis yang digunakan
adalah amina basa lemah. Komponen hidrogen aktifmya mempunyai bentuk:
Z-CH2-Z atau Z-CHR-Z, sebagai contohnya dietil malonat, asam Meldrum, etil
asetoasetat atau asam malonat.
72
Sifat Fisik dan Kimia Bahan Yang Digunakan:
Natrium Asetat
Natrium asetat
Informasi umum
Nama sistematis Natrium asetat
Natrium etanoat
Sifat-sifat
Densitas and fase 1.45 g/cm³, padat
Benzaldehid
73
Benzaldehid (C6H5CHO) adalah sebuah senyawa kimia yang terdiri dari benzena
dengan sebuah subtstein aldehid. Ia merupakan aldehid aromatik ang paling sederhana.
Pada suhu kamar berupa cairan tidak berwarna dengan aroma seperti badan (almond).
Benzaldehid merupakan komponen utama pada ekstra almond dan dapat diekstasi dari
beberapa sumber seperti aprikot, ceri, dan biji.
Benzaldehida
Sifat
Penampilan cairan tidak berwarna
74
Termokimia
Entalpi pembentukan −86,8 kJ/mol
o
standar (ΔfH )
Anhidrida asam asetat, (Nama IUPAC : etanoil etanoat) dan disingkat sebagai Ac2O,
adalah salah satu anhidrida asam paling sederhana. Rumus kimianya adalah (CH3CO)2O.
Senyawa ini merupakan reagen penting dalam sintesis organik. Senyawa ini tidak
berwarna, dan berbau cuka karena reaksinya dalam kelembapan di udara membentuk
asam asetat.
Produksi
75
Anhidrida asetat dihasilkan melalui reaksi kondensasi asam asetat, sesuai
persamaan reaksi:
25% asam asetat dunia digunakan untuk proses ini . Selain itu, anhidrida asetat juga
dihasilkan melalui reaksi asetil klorida dengan natrium asetat:
Anhidrida asetat mengalami hidrolisis dengan pelan pada suhu kamar, membentuk
asam asetat. Ini adalah kebalikan dari reaksi kondensasi pembentukan anhidra asetat:
Selain itu, senyawa ini juga bereaksi dengan alkohol membentuk sebuah ester dan
asam asetat. Contohnya reaksi dengan etanol membentuk etil asetat dan asam asetat.
Anhidrida asetat merupakan senyawa korosif, iritan, dan mudah terbakar. Untuk
memadamkan api yang disebabkan anhidrida asetat jangan menggunakan air, karena
sifatnya yang reaktif terhadap air. Karbon dioksida adalah pemadam yang disarankan.
Asam Klorida
76
Asam klorida sebagai campuran dua bahan antara HCl dan H 2O menjadi/ mempunyai
titik didih konstan azeotop pada 20,2 % HCl dan 108 0C (2270C). Asam klorida memiliki
empat titik didih eutekrik kristalisasi-konstan.
Penggunaan dalam pembersih rumah, produk gelatin, dan aditif makanan serta
sangat korosif dan berbau menyengat.
XIV. Asam klorida digunakan pada industri logam untuk menghilangkankarat atau
kerak besi oksida dari besi atau baja.
XV. Sebagai bahan baku pembuatan vynil klorida, yaitu monomer untuk pembuataan
plastik polyniyl cloride atau pvc.
XVI. Asam klorida dimanfaatkan pila untuk mengatur PH (keasaman) air limbah
cairan industri.
Asam klorida
Sifat
77
pucat
78
g) Filtrasi
x. Melanjutkan pemanasan pada suhu 175° -180°C selama 1 jam hingga tak terdapat lagi
uap reaktan terbentuk.
y. Mendinginkan residu dalam es selama 10 menit, asamkan dengan asam klorida 10 ml
secara perlahan, kocok hingga didapatkan endapan.
z. Menyaring campuran larutan dengan penyaring buchner dan bilas dengan air dingin.
aa. Mengeringkan dalam oven selama 30 menit, dinginkan dalam desikator selanjutnya
ditimbang untuk mengetahui residu yang didapatkan.
- DATA PENGAMATAN
Tahap Pembuatan Ester
Perlakuan Pengamatan
4,5 gr natrium asetat Setelah dipanaskan selama 45
dipanaskan didalam oven. menit larutan berubah menjadi
Larutan + 7,5 ml cairan.
benzaldehid dan 11 ml asam Penambahan 2 larutan ini
asetat anhidrat kedalam labu warna larutan putih dan panas.
leher 2.
Campuran larutan dilakukan Proses refluk diatas penangas,
refluk pada suhu 1550 – 1600 larutan terjadi penguapan pada
selama 1 jam. kolom refluk.
Setelah dilakukan proses Terjadi perubahan bentuk,
refluk larutan didinginkan larutan terjadi pengkristalan
79
pada suhu ruang. putih pada larutan.
Lanjutan
Perlakuan Pengamatan
C. Campuran dilanjutkan proses 11.) Larutan yang telah
pemanasan pada suhu 1750 – terjadi kristal berubah menjadi
1800 selama 1 jam. cairan dan terdapat uap pada
proses pemanasan.
D. Selanjutnya didinginkan 12.) Larutan akan terdapat
ditambah 10 ml asam klorida endapan.
dan dikocok.
E. Saring dengan penyaring 13.) Terpisah endapan
Buncher. dengan warna putih.
F. Dipanaskan dalam Oven 14.) Filtrat menempel pada
selama 30 menit setelah itu pinggiran kertas saring dan
didinginkan membentuk bulatan kecil.
- PERHITUNGAN
6. 1 Secara Teoritis
ρ=1,049 gr/cm3
80
V
n
BM
1,049 gr 11ml
n ml
102 gr
mol
n 0,113mol
Mol benzaldehid
V
n
BM
1,0415 gr 7,5ml
n ml
106 gr
mol
n 0,073mol
Reaksi:
m: 0,1131 0,0737 - -
Neraca Massa
81
(gr/mol) Mol Gram Mol Gram
6. 2 Secara Praktek
n = gr/BM
= 0,03 mol
Reaksi:
m: 0,1131 0,0737 - -
Neraca Massa
BM Input Output
Komponen
(gr/mol) Mol Gram Mol Gram
82
C6H5CHO 106 0,0737 7,81 0,0437 4,690
= 40,43 %
= 16,05 %
- ANALISA PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan dapat dianalisa bahwa reaksi pembentukan asam
siromat adalah reaksi antara asam asetat dan benzaldehid. Kondensasi adalah suatu proses
dimana dua molekul atau lebih bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar dengan atau
tanpa hilangnya suatu molekul kecil.
Kemudian dari praktek yang telah dilakukan didapatkan asam siromat sebanyak 5,7
gram, tetapi berdasarkan teori didapatkan asam siromat sebanyak 14,003 gram. Perbedaan ini
mungkin disebabkan oleh pada saat pemanasan (refluks) bahan banyak yang menguap
sehingga produk yang didapatkan sedikit.
- KESIMPULAN
83
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
CH 3CO 2 O C 6 H 5 COH C 6 H 5 C 2 H 5 O2 H 2 O
- DAFTAR PUSTAKA
84
Tim Laboratorium. 2014. Petunjuk Pratikum Satuan Proses 1. Palembang:
Politeknik Negeri Sriwijaya.
- GAMBAR ALAT
85
Erlenmeyer Gelas Kimia
86
Wadah Es batu
Gelas Ukur
87
Kaca Arloji Pipet Tetes
88
Kertas Saring Termometer
TUJUAN PERCOBAAN
P. Mampu mengetahui proses oksidasi dan sintesa asam adipat dan sikloheksana.
Q. Dapat mencari mekanisme reaksi sintesa asam adipat.
89
28. Spatula
29. Hot Plate
30. Termometer
31. Wadah Es
DASAR TEORI
Oksidasi dalam kimia organik didefinisikan sebagai pelepasan electron oleh suatu
atom dan reduksi sebgai diperolehnya electron oleh suatu atom. Jika suatu molekul
memperoleh oksigen atau kehilangan nitrogen, maka molekul tersebut dikatakan
teroksidasi.
Contoh :
[O]
CH3CH2OH → CH3CO2H
ASAM ADIPAT
90
Massa molar : 146,141446 g/mol
SIKLOHEKSANA
Sikloheksana adalah sikloalkana dengan rumus molekul C6H12. Sikloheksana
digunakan sebagai pelarut nonpolar pada industri kimia, dan juga merupakan bahan
mentah dalam pembuatan asam adipat dan kaprolaktam, keduanya juga merupakan
bahan produksi nilon. Dalam skala industri, sikloheksana dibuat dengan mereaksikan
benzena dengan hidrogen. Selain itu, karena senyawa ini memiliki ciri-ciri yang unik,
sikloheksana juga digunakan dalam analisis di laboratorium. Sikloheksana memiliki
bau seperti deterjen.
Pembuatan
Secara historis, asam adipat dibuat dari berbagai macam lemak melalui
oksidasi. Asam adipat komersial sekarang ini dihasilkan dari sikloheksana dengan
menggunakan dua langkah oksidasi:
XVII. Sikloheksana + O2 → sikloheksanoldan sikloheksanon+ produk sampingan.
XVIII.sikloheksanol/sikloheksanon + asam nitrat + udara → asam adipat +
dinitrogen oksida.
91
kemudian dapat diproses lebih lanjut menghasilkan asam adipat. Dengan
menggunakan prinsip kimia hijau, metode sintesis yang baru telah dikembangkan,
yakni melibatkan oksidasi sikloheksena dengan hidrogen peroksida via katalis
tungsten dan sebuah katalis transfer fase menghasilkan asam adipat. Produk
sampingan reaksi ini adalah air.
Kegunaan utama asam adipat adalah sebgai monomer untuk produksi nilon
melalui reaksi polikondensasi dengan heksametilena diamina, membentuk 6,6-nilon.
Kegunaan lainnya meliputi:
- Sikloheksana (C6H12)
BM : 84,16 g/mol
Densitas : 0,779 g/ml, liquid
Titik didih : 8,074°C
Penampilan : Cairan tak berwarna
Bau : Seperti bensin
Kelarutan : Tidak tercampur dengan air
92
Titik nyala : -20°C
LANGKAH KERJA
DATA PENGAMATAN
PERHITUNGAN
6.1 Secara Teoritis
o gr H2SO4 = H2SO4 . V H2SO4
= 1,84 g/cm3 . 10 ml = 18,4 g
94
mol H2O = = = 02,2203 mol
Reaksi :
C6H12 + K2Cr2O4 C6H10O4 + K2Cr2O3 + H2
m : 0,0926 0.0272 - - - mol
b : 0.0272 0.0272 0.0272 0.0272 0.0272 mol
s : 0,0654 - 0.0272 0.0272 0.0272 mol
95
% konversi = x 100%
= x 100% = 29,3736%
Reaksi :
C6H12 + K2Cr2O4 C6H10O4 + K2Cr2O3 + H2
m : 0,0926 0.0272 - - - mol
b : 0.02512 0.02512 0.02512 0,02512 0.02512 mol
s : 0,06748 0,00208 0.02512 0.02512 0.02512 mol
96
% konversi = x 100%
= x 100% = 27,1274%
% Kesalahan = x 100%
= x 100% = 7,64%
ANALISA PERCOBAAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat di analisa bahwa oksidasi
sintesa asam adipat dapat dilakukan dengan menggunakan asam sulfat sebagai pelarut
dan kalium dikromat sebagai oksidator. Dari literatur yang di peroleh, umumnya asam
adipat berwarna putih dalam bentuk serbuk akan tetapi saat praktikum asam adipat
yang di peroleh belum murni menjadi asam adipat, karena tahap yang dilakukan belum
sampai proses pemisahan/pemurnian.
Pembuatan asam adipat dengan mencampurkan 10 ml H 2SO4 dengan 30 ml air.
Pada saat pencampuran dilakukan, terjadi efek panas pada larutan dan menimbulkan
asap. Kemudian 10 ml sikloheksana ditambahkan pada campuran, saat pencampuran
terjadi reaksi yang mengakibatkan gelembung-gelembung serta campuran tersebut
sedikit berminyak. Kalium dikromat yang di buat dengan perlakuan suhu di jaga yaitu
40-50°C. Campuran sikloheksana dan H2SO4 ditambahkan sedikit demi sedikit pada
kalium dikromat karena merupaan oksidator kuat sehingga dapat melepaskan ikatan
hidrogen pada sikloheksana. Suhu juga berperan penting karena jika suhu terlalu tinggi
97
maka akan membuat seluruh ikatan hidrogen tidak putus. Saat penambahan, terjadi
perubahan warna menjadi merah fanta.
Kemudian memanaskan campuran tersebut pada suhu 80-90°C selama 10 menit.
Hal ini digunakan untuk membentuk asam adipat. Adapun reaksinya :
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
- Oksidasi adalah pelepasan elektron dan menaikan biloks.
- Oksidasi asam adipat di buat dengan hal paling utama di jaga ialah suhu karena
suhu dapat menetapkan ikatan hidrogen lepas atau tidak.
- Produk asam adipat yang di peroleh :
Secara teoritis = 3,9750 g
Secara praktek = 3,6713 g
- Data yang di peroleh :
% yield praktek = 23,24%
% konversi praktek = 27,1274%
% konversi teori = 29,3736%
% kesalahan produk = 7,64%
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet. 2018. Penuntun Praktikum Satuan Proses. Palembang: Politeknik Negeri
Sriwijaya.
98
99
GAMBAR ALAT
Erlenmeyer
Gelas Kimia
Kaca Arloji
100
POLIMERISASI UREA FORMALDEHID
TUJUAN
o Mahasiswa dapat menjelaskan kondisi reaksi pada kecepatan reaksi dan hasil reaksi
pada tahap awal
o Dapat menganalisa kadar formaldehid bebas dan kadar resin dalam larutan
resin
o Menentukan pH massa jenis pada tahap reaksi dan hasil.
DASAR TEORI
Polimerisasiadalah proses bereaksimolekul monomer
bersamadalamreaksikimiauntukmembentuktigadimensiataurantaipolimer.
Polimerisasidigolongkankebeberapasistem. Sistemadisi-kondensasidan system
pertumbuhanrantaibertahap.
Bentuk lain daripolimerisasiadalahpolimerisasimembukacincin yang
serupadenganpolimerisasirantaipolimeralamiahmencakup protein sepertisutera, enzim,
danseratotot, Polimerdisebutjugamaksromolekul. Polimeradisicontohnyapolietilena,
101
teflon, PVC, PVA, dan DMMA. Polimerkondensasicontohnyanilon, kevlar,silicon,
danpoliester.
Polimer adalah zat yang mempunyai massa molekul tinggi ( dan
biasanya mempunyai unit struktur berulang (monomer) dengan ikatan kovalen hingga
terbentuk molekul besar (polimer).
Resin urea-formaldehid adalah salah satu contoh polimer yang merupakan hasil
kondensasi urea dengan formaldehid. Polimer jenis ini banyak digunakan di industri
untuk berbagai tujuan seperti bahan adesif (61%), papan fiber berdensitas medium
(27%), hardwood plywood (5%) dan laminasi (7%) pada produk mebelir (furniture),
panel dan lain-lain.
Urea-formaldehid (dikenal juga sebagai urea-metanal) adalah suatu resin atau plastik
thermosetting yang terbuat dari urea dan formaldehid yang dipanaskan dalam suasana
basa lembut seperti amoniak atau piridin. Resin ini memiliki sifat tensile-strength dan
hardness permukaan yang tinggi, dan absorpsi air yang rendah.
Reaksi urea-formaldehid merupakan reaksi kondensasi antara urea dengan
formaldehid. Pada umumnya reaksi menggunakan katalis hidroksida alkali dan kondisi
reaksi dijaga tetap pada pH 8-9 agar tidak terjadi reaksi Cannizaro, yaitu reaksi
diproporsionasi formaldehid menjadi alkohol dan asam karboksilat. Untuk menjaga agar
pH tetap maka dilakukan penambahan ammonia sebagai buffer ke dalam campuran.
Berdasarkanjenisikatannya, polimerdibedakanmenjadi 2 yaitu :
Homopolimer, yaitupolimer yang terbentukdari monomer-monomer yang sejenis
Kopolimer, yaitupolimer yang terbentukdari monomer-monomer taksejenis.
102
Berdasarkanmekanismereaksinya, proses polimerisasidibagimenjadiduayaitu :
32. Polimer Thermosetting, yaitupolimer yang tidaklunakapabiladipanaskan,
sehinggasulit di bentukulang.
33. PolimerThermoplastik, yaitupolimer yang
lunakbiladipanaskansehinggamudahdibentukulang.
Reaksi polimerisasisecara umum berlangsung dalam 3 tahap yakni inisiasi,
propagasi (kondensasi), dan proses curing :
XVII. Tahap metilolasi, yaitu adisi formaldehid pada gugus amino dan amida dari
urea, dan menghasilkan metilol urea.
XVIII. Tahap selanjutnya propagasi, yaitu reaksi kondensasi dari monomer-monomer
mono dan dimetilol urea membentuk rantai polimer yang lurus.
XIX. Tahap terakhir adalah proses curing yaitu ketika kondensasi tetap berlangsung,
polimer membentuk rangkaian 3 dimensi yang sangat kompleks dan menjadi resin
thermosetting. Resin thermosetting mempunyai sifat tahan terhadap asam, basa, serta
tidak dapat melarut dan meleleh. Temperatur curing dilakukan pada sekitar
temperatur 120 Celcius dan pH < 5.
103
Reaksi kondensasi ini dilakukan dalam sebuah labu berleher yang dilengkapi
kondensor ohmmeter, termometer, agitator. Kondensor berfungsi mengembunkan air
yang menguap selama proses polimerisasi. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat
tercapainya kesetimbangan reaksi. Agitator berfungsi membuat larutan tetap homogen
selama proses berlangsung.
Kerugian penggunaan urea-formaldehid sebagai resin dibandingkan polimer
lain adalah resistensinya terhadap kadar air (moisture) apalagi jika dikombinasikan
dengan panas. Kondisi ini dapat menyebabkan reaksi balik dan melepaskan monomer
– monomer yang belum sempurnya bereaksi membentuk polimer. Monomer ini
biasanya beracun misalnya formaldehid yang dapat menyebabkan kanker. Oleh sebab
itu, ada baiknya bila kita akan menggunakan peralatan makan yang terbuat dari bahan
polimer, sebaiknya peralatan tersebut direndam dahulu dengan air panas dengan
tujuan agar monomer – monomer yang belum sempurna bereaksi terlepas pada air
rendaman.
ee. UREA
Titiklebur : 132,700C
BeratJenis : 1,335 gr/ml
Indeks Bias : 1,484
LANGKAH KERJA
Pembuatan resin
Memasukan 200 ml formalin ke dalam labu bundar leher dua dan menambahkan
amonia pekat sebanyak 7% berat total campuran dan menambahkan natrium sulfit
sebagai buffering agent sebanyak 10% berat katalis.
Mengaduk rata campuran, menyisihkan 25 ml sebagai sampel dan erlenmeyer 100
ml.
Memasukan urea 100 gr ke dalam campuran, mengaduk rata lalu mengambil 25
ml dengan pipet, menaruh dalam erlenmeyer 100 ml dan menyimpan sebagai
sampel 2.
Memanaskan campuran dengan refluks selama 1 jam pada suhu maksimum 60 oC.
Mengambil sampel 3 sebanyak 25 ml dengan pipet setelah refluk 30 menit lalu
menyimpan dalam erlenmeyer 100 ml
Setelah 1 jam, megambil lagi 25 ml sebagai samel 4 lalu menyimpannya dalam
erlenmeyer 100 ml.
Analisis sampel
- Sampel 1 dianalisis dengan tes I dan II
- Sampel 2 dianalisis dengan tes I dan II
- Sampel 3 dianalisis dengan tes I dan II, III
- Sampel 4 dianalisis dengan tes I dan II, III
TES I
Langkah kerja :
Analisa kadar formaldehid bebas dengan menggunakan natrium sulfat dengan reaksi :
CH2O + Na2SO4 HO-CH2-Na2SO4 + NaOH
Melarutkan 1 ml sampel ke dalam 20 ml air dalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan indikator fenolftalin
Menambahkan 25 ml larutan Na2SO3 dalam air, mengocok larutan dengan baik,
membiarkan 5-10 menit agar bereaksi sempurna.
Melakukan titrasi duplo
105
TES II
Langkah kerja :
Mencelupkan kertas lakmus untuk mengetahui pH larutan dan menyesuaikan dengan
warna standar.
TES III
Langkah kerja :
- Menentukan kadar resin dalam resin
- Memanaskan cawan porselen pada suhu 140oC selama 30 menit, mendinginkan
dalam desikator hingga suhu ruang dan menimbang sebagai G1
- Menimbang 5-10 gr sampel dalam cawan tersebut, memanaskan pada suhu 140oC
hingga kering, mendinginkan hingga suhu ruang di desikator dan menimbang
sebagai G2
DATA PENGAMATAN
ANALISIS SAMPEL
106
PERHITUNGAN
m =ρxV
= 1,06 gr/ml x 200 ml
= 212 gr
% m NH3 =
0,07 =
0,07 x + 14,84 gr = x
x – 0,07x = 14,84 gr
0,93 x = 14,84 gr
x = 15,957 gr
V NH3 = = = 21,8589 ml
Sampel 1
107
ml berat = ml titran sampel 1 - ml titranblanko
= 9,55 ml – 5,5 ml
= 4,25 ml
=
= gr CH2O/1000 ml Larutan
Sampel 2
=
= gr CH2O/1000 ml Larutan
Sampel 3
=
= gr CH2 /1000 ml Larutan
Sampel 4
108
= 6,5 ml –5,3 ml
= 1,2 ml
=
= gr CH2 /1000 ml Larutan
1. Sampel 3
G1 = 86,74 gram
G2 = 87,62 gram
% resin = x 100 %
= x 100 %
= 11,8 %
2. Sampel 4
G1 = 86,44 gram
G2 = 89,88 gram
% resin = x 100 %
= x 100 %
= 34,4 %
109
VII. ANALISA PERCOBAAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa zat yang dipakai pada
praktikum “Polimerisasi Urea Formaldehid” adalah 200 ml formalin 21,8589 ml amonia
pekat dan 1,5957 gram Na2SO3dan 100 gram Urea. Saat penambahan amonia kedalam
formaldehid larutan berasap karena merupakan zat volatil
danjugaterjadireaksieksotermispadasaatpencampuran. Namun larutan tetap menjadi bening
hingga penambahan Na2SO3.. Pada tingkat keasaman zat lebih dari 7, reaksi urea
formaldehid yaitu adisi formaldehid pada gugusan amina dari urea menghasilkan metilolosi
yang berupa rantai lurus dan larut dalam air, semakin lama kondensasi polimer mulai
membentuk rantai tiga dimensi dan berkurangnya kelarutan dalam air.
Tahap pertama pembuatan urea formadehid yaitu dengan mencampur formalin dan
urea hingga terbentuk resin yang masih berupa cairan dan larutan dalm air. Tahap kedua yaitu
pencampuranzat kimia lain ke dalam campuran pertama. Zat kimia lain yang ditambahkan
yaitu Na2SO4 sebagai buffering agent, dimana berfungsi untuk menstabilkan keadaan
campuran, baik dari pH maupun suhu. Tahap ketiga yaitu proses akhir, dimana dilakukan
penambahan katalis NH3.
Padapercobaanini, jugadapatdianalisabahwaterdapatbeberapafaktor yang
dapatmempengaruhikecepatanreaksidanhasilreaksi, diantaranyaadalahtemperatur,
waktureaksi, pH, danperbandinganbahan yang digunakan.
Perubahanpadakondisireaksiakanmenghasilkan resin yang sangatbervarian,
sehinggaprodukakhir yang dihasilkanmempunyaisifatfisika, kimia,danmekanis yang berbeda.
Olehsebabitu, kondisireaksiditentukanolehprodukakhir yang dikehendaki.
110
VIII. KESIMPULAN
111
DAFTAR PUSTAKA
112
GambarAlat
113
Erlenmeyer pipet tetes CawanPorselen
114
ISOMERISASI SINTESA ASAM FUMARAT
DARI ASAM MALEAT
115
26.) GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)
116
- Isomer rantai
Isomer-isomer ini muncul karena adanya kemungkinan dari
percabangan rantai karbon. Sebagai contoh, ada dua buah isomer dari butan,
C4H10. Pada salah satunya rantai karbon berada dalam dalam bentuk rantai
panjang, dimana yang satunya berbentuk rantai karbon bercabang.
- Isomer posisi
Pada isomer posisi, kerangka utama karbon tetap tidak berubah.
Namun atom-atom yang penting bertukar posisi pada kerangka tersebut.
Sebagai contoh, ada dua isomer struktur dengan formula molekul C 3H7Br. Pada
salah satunya bromin berada diujung dari rantai. Dan yang satunya lagi pada
bagian tengah dari rantai.
Van’t Hoff menjelaskan keisomeran asam fumarat dan maleat karena batasan
rotasi di ikatan ganda, suatu penjelasan yang berbeda dengan untuk keisomeran optik.
Isomer jenis ini disebut dengan isomer geometri. Dalam bentuk trans subtituennya (dalam
kasus asam fumarat dan maleat, gugus karboksil) terletak di sisi yang berbeda dari ikatan
rangkap, sementara dalam isomer cis-nya subtituennya terletak di sisi yang sama.
Dari dua isomer yang diisoasi, Van’t Hoff menamai isomer yang mudah
melepaskan air menjadi anhidrida maleat isomer cis sebab dalam isomer cis kedua gugus
karboksi dekat satu sama lain. Dengan pemanasan sampai 300 °C, asam fuarat berubah
menjadi anhidrida maleat. Hal ini cukup logis karena prosesnya harus melibatkan
isomerisasi cis-trans yang merupakan proses dengan galangan energi yang cukup tinggi.
Karena beberapa pasangan isomer geometri telah diketahui, teori isomer geometri
memberikan dukunagn yang baik bagi teori struktural Van’t Hoff.
ASAM MALEAT
Asam maleat atau Asam (Z)-butenadioat atau asam toksilat adalah senyawa
organik yang merupakan asam dikarboksilat. Molekul ini terdiri dari gugus etilena yang
berikatan dengan dua gugus asam karboksilat. Asam maleat adalah isomer cis dari asam
butenadioat, sedangkan asam fumarat merupakan isomer transnya. Isomer cis kurang stabil;
117
perbedaan kalor pembakarannyaadalah 22,7 kJ/mol. Sifat-sifat asam maleat sangatlah
berbeda dengan asam fumarat. Asam maleat larut dalam air, sedangkan asam fumarat tidak;
titik lebur asam maleat adalah (130-139 °C), juga lebih rendah dari titik lebur asam fumara
(287 °C). Perbedaan sifat ini dapat dijelaskan oleh ikatan hidrogen intramolekul yang terjadi
pada asam maleat.
ASAM FUMARAT
Asam fumarat merupakan senyawa kimia yang memiliki rumus kimia
HO2CCH=CHCO2H. Ia adalah senyawa kristal dan merupakan isomer asam dikarboksilat
takjenuh asam maleat. Ia memiliki rasa seperti buah-buahan. Garam dan ester asam fumarat
dikenal sebagai fumarat.
Dalam dunia biologi, Asam fumarat ditemukan di tanaman Fumaria
officinalis, jamur-jamuran, dan lumut kerak. Fumarat merupakan zat antara dalam siklus
asam sitrat yang digunakan oleh sel untuk memproduksi energi dalam bentuk adenosina
trifosfat (ATP) dari makanan. Ia dibentuk dari oksidasi suksinat oleh enzim suksinat
dehidrogenase. Fumarat kemudian dikonversi oleh enzim fumarase menjadi malat. Fumarat
juga merupakan produk sampingan dari siklus urea.
Dalam segi makanan, Asam fumarat merupakan pengasam makanan (asidulan)
yang telah digunakan sejak tahun 1946 karena ia tidak beracun. Ia umumnya digunakan
dalam minuman dan soda kue. Ia umumnya digunakan sebagai pengganti asam tartarat dan
kadang-kadangasam sitrat dengan takaran 1,36ram g asam sitrat untuk setiap 0,91 gram asam
fumarat. Ia juga digunakan dalam permen untuk menambahrasa asam, sama seperti
penggunaan asam malat.
Dalam kimia, Asam fumarat pertama kali dibuat dari asam suksinat. Cara
sintesis tradisional melibatkan oksidasi furfural (dari hasil pemrosesan jagung) menggunakan
natrium klorat dengan keberadaan katalis berbasis vanadium. Zaman sekarang, sintesis asam
fumarat dalam skala industri kebanyakan berdasarkan isomerisasi katalitik asam maleat (yang
bisa didapatkan dalam jumlah besar dari hidrolisis maleat anhidrida, yang diproduksi dari
oksidsi katalitik benzena atau butana) dalam larutan akuatik.
Sifat-sifat kimia asam fumarat dapat terlihat dari gugus fungsinya. Asam
lemah ini dapat membentuk diester, mengalami adisi di ikatan gandanya, dan merupakan
dienofil yang baik.
118
Density : 1,59 g/cm3 (padat)
Titik lebur : 131-139oC (terurai)
Titik didih : 135oC (terurai)
Kelarutan : 78 g/100 ml (25o)
Keasaman : pKa1 = 1,83 ,
pKa2 = 6,07
k) Asam Fumarat
Rumus molekul : C4H4O4
Massa molar : 116,07 g/mol
Wujud : putih padat
Density : 1,653 g/cm3 (padat)
Titik lebur :287oC (terurai)
Kelarutan : 0,63 g/100 ml (25o)
Keasaman : pKa1 = 3,03 ,
pKa2 = 4,44
119
28.) PROSEDUR PERCOBAAN
3. Memasukan 25 ml air ke dalam erlenmeyer 100 ml dan menambahkan 2,5 ml asam
maleat (atau 2,5 gr asam maleat padat), kemudian mengaduk hingga rata (homogen).
Dilakukan di lemari asam menggunakan hotplate
4. Menambahkan 3,5 ml asam klorida pekat secara perlahan menggunakan pipet tetes
dan memanaskan hingga dibawah titik didih. Larutan harus cukup panas mendekati
mendidih
5. Jika larutan asam fumarate mulai terbentuk dan mengendap, menambahkan 5ml air
lalu mengocok dengan baik
6. Mendinginkan langsung menggunaakan wadah berisi es dan garam. Kemudian
menyaring kristal dan membilasnya dengan air serta mengeringkan dengan oven
No Perlakuan Pengamatan
25 ml air + 2,5 gram Asam Maleat padat c. Larutan tampak berwarna bening
1
d. Asam Maleat belum terlarut
Pemanasan larutan (25 ml air + 2,5 gram o Asam Maleat larut dalam air
2 Asam Maleat padat) menggunakan hotplatemendidih (homogen)
Larutan tidak berwarna (bening)
o
Penambahan 3,5 ml HCl pekat ke dalam Terbentuk sedikit endapan berwarna
larutan, lalu dipanaskan kembali hingga di putih
Menghasilkan bau yang cukup
3 bawah titik didih Asam Klorida (diaduk
menyengat
menggunakan magnetic stirrer) kuran lebih
Larutan berwarna keruh
selama 1 jam
Penambahan 5 ml air, kemudian G. Terbentuk endapan berwarna putih
4 didinginkan dalam wadah es yang berisi es yang semakin banyak
dan garam
Menyaring endapan, sisa endapan yang H. Didapatkan kristal yang merupakan
5 menempel pada gelas kimia dibilas dengan Asam Fumarat
aquadest
Kristal di oven selama kurang lebih 30 I. Asam Fumarat yang didapatkan
6 menit. Setelah itu ditimbang di neraca yaitu sebesar 2,2986 gr
analitik
No Pengamatan Berat
1 Berat kaca arloji + kertas saring + endapan (sebelum di 33,0619 gr
120
oven)
2 Berat kaca arloji + kertas saring 29,5696 gr
3 Berat endapan (sebelum di oven) 3,4923 gr
4 Berat kaca arloji + kertas saring + endapan (setelah di 31,8682 gr
oven)
5 Berat endapan (setelah di oven) 2,2986 gr
30.) PERHITUNGAN
o Secara Teori
7.1.1. Mol Asam Maleat
Gram = 2,5 gr
BM = 116,1
= 0,0215 mol
ρ=1
BM = 18
V = 25 ml
Mol H2O =
= 1,3889 mol
7.1.3. Reaksi
C4H4OH + H2O à C4H4O4 + H2O
Mula-mula : 0,0215 1,3889 - - mol
Bereaksi : 0,0215 0,0215 0,0215 0,0215 mol
121
Sisa : - 1,3674 0,0215 0,0215 mol
BM : 116,1 18 116,1 18 gr/mol
Gram : - 24,6312 2,4962 0,387 gram
Input Output
Komponen
mol BM gram mol BM gram
Asam Maleat 0,0215 116,1 2,4962 - - -
H2O 1,3889 18 25,0002 1,3674 18 24,6132
Asam Fumarat - - - 0,0215 116,1 2,4962
H2O - - - 0,0215 18 0,387
Total 27,4964 27,4964
BM = 116,1
Gram= 2,2986 gr
= 0,0198 mol
7.2.2. Reaksi
C4H4OH + H2O à C4H4O4 + H2O
Mula-mula : 0,0215 1,3889 - - mol
Bereaksi : 0,0198 0,0198 0,0198 0,0198 mol
Sisa : 0,0017 1,3691 0,0198 0,0198 mol
BM : 116,1 18 116,1 18 gr/mol
Gram : 0,1974 24,6438 2,2988 0,3564 gram
122
mol BM gram mol BM gram
Asam Maleat 0,0215 116,1 2,4962 0,0017 116,1 0,1974
H2O 1,3889 18 25,0002 1,3691 18 24,6438
Asam Fumarat - - - 0,0198 116,1 2,2988
H2O - - - 0,0198 18 0,3564
Total 27,4964 27,4964
% Konversi = x 100%
= x 100%
= 100%
% Yield = x 100%
= x 100%
= 100%
% Konversi = x 100%
= x 100%
= 92,093%
% Yield = x 100%
= x 100%
= 92,092%
o Perhitungan % Kesalahan
123
= x 100%
= 7,907 %
= x 100%
= 7,908 %
= x 100%
= 7,908 %
Pada percobaan kali ini, kami melakukan percobaan isomerisasi sintesa asam fumarat
dari asam maleat. Isomer sendiri memiliki arti kesamaan suatu senyawa dengan senyawa lain
dari rumus molekulnya, namun memiliki pengaturan yang berbeda dari rumus strukturnya.
Asam maleat adalah isomer as, sedangkan asam fumarat adalah isomer transnya.
Pada proses ini, untuk memecah anhdrad maleat diperlukan energi yang besar untuk
memutus ikatan C-O sehingga reaksi dilakukan pada suhu yang tinggi. Oleh karena itu
aquadest (yang bertujuan untuk menghidrolisis / memecah anhidrida maleat menjadi asam
maleat) yang akan ditambahkan dalam keadaan panas. Penambahan HCl yang dilakukan
setelah penambahan air berfungsi sebagai katalis ang digunakan untuk mempretonasi salah
satu gugus karbonil sehingga ikatan rangkap pada atom karbon dapat beresonasi dan terjadi
rotasi pada ikatan tunggal. Lalu ikatan rangkap beresonasi kembali. Dan untuk memutus
ikatan Phi pada ikatan rangkap asam maleat sehingga struktur asam maleat bisa diputar dari
as ke trans.
124
Kemudian larutan didinginkan dalam air es sampai adam fumarat yang terbentuk
mengendap sempurna. Proses pendinginan bertujuan untuk proses kristalisasi dengan
menurunkan kelarutan produk asam fumarat. Perubahan suhu yang terjadi dapat
mempengaruhi struktur marfologi kristal, baik pada bentuk maupun ukuran. Jika perubahan
suhunya sangat besar, kristalnya yang terbentuk berukuran besar. Namun jika perubahan
suhunya tidak begitu besar dibutuhkan waktu yang lama untuk membentuk kristal dan kristal
yang terbentuk lebih kecil dan halus. Karena perubahan suhu yang besar ini akan
menyebabkan daya larut dari suatu larutan akan semakin kecil, dengan semakin kecilnya
daya larut suatu larutan, makan larutan tersebut akan semakin cepat untuk membentuk kristal.
Dalam percobaan ini, juga terjadi reaksi adisi eliminasi yaitu pemutusan ikatan
rangkap yang kemudian terjadi pengembalian ikatan rangkap dengan reaksi eliminasi. Pada
proses ini setelah kristal terbentuk, larutan ditambahkan dengan 5 ml air. Hal ini bertujuan
untuk menetralkan pH dari asam fumarat yang terbentuk. Dari hasil percobaan yang
dilakukan. Kristal asam fumarat yang didapat yaitu sekitar 2,2986 gr.
125
32.) KESIMPULAN
17. Asam maleat dan asam fumarat dapat dibedakan sifat fisiknya berdasarkan perbedaan
titik lelehnya.
18. Asam maleat dan asam fumarat merupakan isomer geometri as-trans asam maleat
berisomer cis, sedangkan asam fumarat berisomer trans.
19. Prinsip dasar pengubahan asam maleat menjadi asam fumarat adalah berdasarkan
reaksi adisi-eliminasi.
20. Reaksi yang terjadi yaitu :
C4H4O4 + H2O → C4H4O4 + H2O
Asam maleat Asam fumarat
126
GAMBAR ALAT
127
POLIMERISASI KONDENSASI PEMBUATAN KARET SINTETIS
(TIOKOL)
I. Tujuan Percobaan
· Mahasiswa dapat membuat karet intetis (tiokol) dalam skala laboratorium.
128
pemanasan campuran dikloroetana dengan natrium polisulfida (Na2Sx) dan membebaskan
natrium klorida sebagai hasil samping.
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama
atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai dengan
terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.
Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi secara
adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk akan
bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil – biasanya air – dari atom-atom
monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunyai dua gugus fungsional
sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi
polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi.
Dalam polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer
bergabung dengan gugus-OH dari ujung monomer yang lainnya untuk membentuk air. Reaksi
kondensasi yang digunakan untuk membuat satu jenis nilon ditunjukkan pada reaksi di bawah
ini:
129
Halida-halida primer memberikanrendemenpolimer yang terbaik, yang
sesuaiperkiraankarenamekanismenyamelibatkansubstitusinukleofilik halide oleh anion
polisulfida.Halide-halidasekundersekunderdantersier, teristimewa yang terakhir,
cenderungmenjalanieliminasidibandingkansubstitusi.(Malcom PS 2001)
Poli (alkilenapolisulfida) kadang-kadangdinyatakansebagaikarettiokolmerupakan
elastomer yang bermanfaat.Sifat-sifatnyabisadiperbaikidenganmemvariasikanjumlah
atom karbondalam unit ulangataujumlah atom-atom belerang.Naiknyajumlahsalahsatu
atom akanmeningkatkankualitaselastomerikdaripolimertersebut. ( Malcom PS 2001)
Sedang persyaratan khusus bagi suatu polimer untuk berfungsi sebagai elastomer.
Elastomer adalah suatu bahan yang dapat kembali dengan cepat kebentuk dan ukuran
semula setelah mengalami formasi karena stress bila stress tersebut ditiadakan.
Elastor kadang – kadang diidentikkan dengan karet dari karet sintetik. Karet
adalah bahan alamiah sedangkan karet yang dimaksud elastomer, pada umumnya karet
sintetik dan yang banyak dikonsumsi di indonesia adalah stiren – buta diene rubber
(SBR), butil rubber dan poli buta diene (PBD) dan ethilen propine diene.
Elastometerbanyakdigunakanuntukpembuatankendaraanbermotordanalatindustri,
misalnya: ban, packing, batery boxes, selskaca, untukindustrimobil, oil
resistancehosesdan belt conveyor. Bahaninidapat pula dipakaiuntukisolasikabellistrik,
mainananak – anak.Dalamindustri elastomer memegangperanan yang sangatpenting.
Polimer-polimer dapat ikat silang (crosslinkable) bias disintesis melalui
penambahan sejumlah kecil polihalida seperti trikloropropana atau dengan
mengintrodusir ke dalam kerangka polimer tersebut beberapa gugus fungsional lain
seperti hidroksil atau alkena. Monomer-monomer yang khas untuk tujuan ini mencakup
gliserol dikloro asetat dan 1,4 dikloro 2 butena. (Malcom PS 2001)
Metode terpenting untuk pembuatan elastomer yang bisa dikeraskan pertama
melibatkan pembentukan polimer terikatt silang yang memakai suatu monomer
polihalida , kemudian menguraikan produk tersebut ke suatu polimer dapat lebur yang
terterminasi tiol. Hal ini diselesaikan lewat reduksi dengan natrium hidrosulfida dalam
hadirnya natrium sulfit. Berat molekul rata-ratadari polimer yang terurai tersebut
bergantung pada jumlah natrium hidrosulfida yang digunakan. ( Malcom PS 2001)
Tiokol merupakan karet polisulfida yang dibuat dengan reaksi kondensasi antara
polisulfida dengan dikloroetana. Karet polisulfida ini terdapat dalam bentuk R dan X
130
yang berbeda sehingga jumlah belerang akan tahan terhadap semua tipe pelarutorganik
tetapi baunya tidak enak dan juga sifat mekaniknya buruk. (Arizal Ridha1990)
Keuntungan tiokol sangat tahan terhadap minyak dan pelarut organik, tahan
terhadap cuaca, tahan terhadap ozon, dan cahaya matahari bagus, kedap udara dan uap.
Kekurangan tiokol tahanan kikis sobek , “cut growth” dan retak lentur buruk, pampatan
tetap buruk, dan kepegasan pantul buruk serta baunya tidak enak. ((Arizal Ridha1990)
Tiokol kebanyakan digunakan untuk barang yang tahan minyak dan pelarut. Sifat
fisika yang buruk dan baunya yang tidak disukai telah telah membatasi penggunaan
secara umum. (Arizal Ridha1990)
Elastomer polisulfida juga dinamakan “Thiokol” oleh Thiokol Chemical
Corporation. Thiokol digunakan dalam pembuatan barangan mekanik dan hose karena
sifat keboleh telapannya yang rendah dan ketahanannya kepada pelarut keton dan ester.
Ia juga digunakan dalam sektor pembinaan dan marina karena ketahanan cuaca
persekitaran yang baik, merupakan polimer yang stabil dan tahan kepada bahan kimia
serta untuk membuat bahan tampal. Polimer polisulfida disediakan dengan reaksi kimia
kondensasi dengan mereaksikandihalida organik dengan larutan cairan natrium
polisulfida dalam kehadiran agen penyebaran dan pembahasan. Hasil ini kemudian
dibasuh untuk menyingkirkan garam terlarut dan seterusnya digumpalkan dengan asam.
Reaksi kimia seperti ditunjukkan dibawah
ClCH2CH2CL + Na2S4 (CH2CH2S4)11 + 2 NaCl Dua jenis Thiokol dihasilkan.
(Indra Surya,.2006)
Perbedaan Karet Alam dan karet sintetis
Walaupun karet alam sekarang ini jumlah prroduksi dan konsumsinya jauh
dibawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam belum
dapat digantikan oleh karet sintetis. Bagaimanapun, keunggulan yang dimiliki karet alam
sulit ditandingi oleh karet sintetis. Ada pun kelebihan-kelebihan yang dimiliki karet alam
dibanding karet sintetis adalah
34. Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna
35. Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah.
36. Tidak mudah panas (low heat build up)
37. Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakkan (groove cracking resistance)
131
Walaupun demikian , karet sintetis mempunyai kelebihan seperti tahan terhadap
berbagai zat kimia dan harganya cenderung bias dipertahankan supaya tetap stabil . Bila
ada pihak yang menginginkan karet sintetis dalam jumlah tertentu , maka biasanay
pengiriman atau suplay barang tersebut jarang mengalami kesulitan, walaupun memiliki
beberapa kelemahan dipandang dari sudut kimia dan bisnisnya , akan tetapi menurut
beberapa ahli karet alam akan mempunyai pemanasan yang baik .
3.1.1 Belerang
XIX. RumusMolekul :S
XX. Penampilan : Lemon Yellow Sintered Microcrystal
XXI. Massa Relatif : 16
XXII. Fase : Solid
XXIII. TitikDidih : 717.8 K
XXIV. TitikLebur : 388.36 K
XXV. KategoriUnsur: Non-Material
3.1.2 NatriumHidroksida
132
Menimbang 4,0 g NaOH dan melarutkan dalam 100 ml air di dalam gelas kimia
250 ml
Memasukkan larutan NaOH ke dalam labu bundar, memasang pengaduk dan
kondensor yang diisi oleh aliran air.
Memanaskan perlahan sambil mengaduk dengan penangas air. Mengamati reaksi
yang terjadi setiap 8 menit
Menghentikan pemanasan setelah semua belerang larut atau larutan berwarna
coklat tua. Mendinginkan larutan hingga suhu ruang.
Menyaring larutan dingin, mengambil filtrat untuk pembuatan tiokol
V. Data Pengamatan
5.1 PembuatanNatriumPolisulfida
N Perlakuan Pengamatan
o.
1. Mencampurkan 2,5 gr Belerangdan 4,0 gr Campurantampakbewarnakuningjernihda
NaOHdidalamlabubundarleherempat + 20 ml nbelerangterlihatbelumlarut.
air.
2. Memanaskancampuranmenggunakanpenanga R. 8 menit
sminyakdenganmemasangpengadukdan :campuranbewarnakuningcerahda
condenser yang daliri air. nbelerangbelumlarut.
S. 16 menit
:campuranmasihbewarnakuningc
erahdanbelerangmasihbelumlarut.
T. 24 menit
:campuranbewarnakuningpekatda
nbelerangmulailarut.
U. 32 menit
133
:campuranbewarnakuningpekatda
nbelerangterlihatsemakinlarut.
V. 40 menit
:campuranbewarnaoranyedanbele
rangterlihatsemakinlarut.
W. 48 menit
:campuranberubahwarnamenjadic
oklatmudadanbelerangsudahlarut.
X. 56 menit
:semuabelerangtelahlarutdengans
empurnadncampuranbewarnacokl
attua.
3. Mendinginkandanmenyaringlarutan, Filtrate bewarnacoklattua.
mengambildifiltrat
o PembuatanTiokol
N Perlakuan Pengamatan
o.
1. Filtratditambahkandengan 20 ml 1,2- Campuranbelum homogeny
dikloroetana danbewarnacoklattua.
2. Campurandipanaskandengansuhu Terbentukgumpalanbewarnaputihdanlarutannyab
70-800C. ewarnakuningjernih.
3. Menyaringproduktiokokdenganmeng Didapatkanproduktiokolberupagumpalanputihde
gunakancorong Buchner nganberatsebesar 5,9 gram.
danmenimbangnya.
VI. Perhitungan
o PembuatanLarutan
MolNaOH
Diketahui :Massa = 4 gr, BM = 40 gr/mol
MolBelerang (S)
MolC6H6Cl2
134
Diketahui : ρ = 1,25 gr/ml, V = 20 ml
135
Perhitungan %Konversidan %Yield
x 100%
= 21,3%
o PerhitunganSecaraPraktik
Diketahui :
Massa Tiokol (C2H4S4) = 5,9 gram
BM C2H4S4 = 156 Gr/mol
- Reaksi :
2 NaOH + 4S → Na2S4 + H2O +
s: 0,2159 - 0,03780,0378mol
x 100%
= 16,1%
o PerhitunganPersenKesalahan
137
VII. AnalisaPercobaan
Berdasarkanpraktikum yang telahdilakukan,
dapatdianalisabahwabahanbakupembuatantiokoladalahberupa sulfur, NaOHdan 1,2-
dikloroetana. SaatpenambahanbelerangkedalamlarutanNaOH,
belerangtidakbercampursehinggadilakukanpemanasandenganmenggunakanpenangasminyak
±selama 1 jam
sampaibeleranglarutdengansempurnadansampailarutanberubahmenjadicoklattua.
Adapunhalinidilakukandengantujuan agar campuranmembentuk
Na2SXsecaramaksimal.Setelahitu, filtrate yang dihasilkandisaringdenganmenggunakancorong
Buchner.Tujuandaripenyaringaniniadalahuntukmemisahkan filtrate darizatpengotorlainnya.
Adapunreaksi yang terjadipada proses ini, yaitu :
Dalampembuatantiokok,
dianjurkandenganmenggunakanlabubundarleherempatberpengaduk agar didapatkanhasil yang
maksimal.Karenapengadukandapatmempercepatlarutnyabelerang.Sehinggaakanmempercepat
pula terbentuknyaNa2S4 yang digunakanuntuk proses selanjutnyadalampembuatantiokol.
VII. Kesimpulan
138
Berdasarkanpercobaan yang telahdilakukandapatdisimpulkanbahwa :
139
Daftar Pustaka
Channah, S. Badjri S, Cahyana, H. 2014. Diktat penuntun Praktikum Sintesis Kimia
Fesenden & Fesenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
:PoliteknikNegeriSriwijaya.
140
GAMBAR ALAT
141
Kaca Arloji Termometer Labu Buchner Batang Pengaduk
142