Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM KIMIA UNSUR GOLONGAN UTAMA

BELERANG

Disusun oleh :

Kelompok 3 (Tiga)

1. Amara Dewanti (06101381823046)


2. Astry Lestari (06101381813055)
3. Ela Agustin (06101381823059)
4. WindI Ning Tias (06101381823043)
Dosen Pengampu :

Maefa Eka Haryani, S.Pd.,M.Si.


Eka Adhiya, S.Pd., M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020

1
PERCOBAAN KE-5

2
I.Judul percobaan : BELERANG

II.Tujuan percobaan : A. Tujuan Umum

Mahasiswa memahami beberapa karakteristik senyawa belerang

B. Tujuan Khusus

Setelah melakukan kegiatan laboratories, mahasiwa(1) dapat membedakan


struktur belerang rombik dengan belerang monokin (2)menentukan
karakteristik reaksi unsur belerang pada pem-Bentukan senyawa tiosulfat
dan polisulfida

II. Landasan Teori

Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S
dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent.
Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang
dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate.

Belerang adalah unsur yang ditemukan dalam keadaan bebas dan sebagian dalam
senyawa logam sulfida. Pada mulanya unsur ini disebut brimstone yang berarti batu yang mudah
terbakar. Belerang juga terdapat dalam gas alam, minyak bumi, dan batu bara. Atom
belerang membutuhkan dua elektron agar stabil dan dalam keadaan batas adalah alotropi
(mempunyai beberapa bentuk kristal) dengan struktur dan sifat yang kompleks dan belum
sepenuhnya dipahami. Ada dua kristal yang umum, yaitu ortorombik dan monklin bermolekul
S8, yang berstruktur cincin. Pada suhu 250C belerang berbentuk ortorombik bewarna kuning,dan
pada suhu 95,20C, berubah menjadi monoklin

Belerang mempunyai beberapa alotropi yang cukup rumit, tetapi yang terpenting adalah
berbentuk rombik dan monoklin yang berbeda satu sama lain dalam sietri kristalnya. Dalam
bentuk rombik yang stabil pada suhu kamar, atom-atom belerang terikat satu sama lain
membentuk cincin beranggotakan delapan atom, yang posisi atom kesatu diatas atom berikutnya
dibawah secara selang-seling sehingga terdapat empat atom yang diatas dan empat atom yang
dibawah. Kecenderungan terjadinya katonasi dalam bentuk molekul belerang adalah tinggi dan

3
menghasilkan pembentukan baik cincin-cincin dalam berbagai ukuran maupun rantai- rantai.
Alotropi dari struktur yang dikenal meliputi siklik S6, S7, S8, S9, S10, S11, S12, S18, dan S20.
Alotropi yang penstabilan adalah belerang rombik (yaitu bentuk dan keadaan standar unsur)
dan terdapat secara lamah sebagai kristal besar bewarna kuning didaerah gunung berapi.

Berdasarkan hubungan berkala dan konfigurasi elektron, diharapkan ada persamaan


anatara S dan O. Kedua unsur ini membentuk senyawa ionik dengan logam aktif dan keduanya
membentuk senyawa kovalen yang serupa, H2S dan H2O, CS2 dan CO2, SCl2 dan Cl2O. Tetapi
ada faktor –faktor yang membedakan senyawa oksigen dan belerang. Atom O mempunyai
satu ikatan tunggal kovalendengan jari- jari 74 pm. Sedangkan atom S = 104 pm.
Elektronegativitasnya 3,44 untuk O dan 2,58 untuk S. Ikatan hidrogen dalam senyawa belerang
tidak senyatadalam senyawa oksigen. Dibandibngkan O, kapasitas atom S lebih besar
berikatan dengan atom-atom lain secara serentak karena tersedi orbital 3d.

Ada ada beberapa allotropi belerang, yaitu:

1. Belerang rombik (Sα)

2. Belerang monoklinik (Sß)

3. Belerang cair (Sλ)

4. Belerang cair (Sµ) yang memiliki warna gelap

5. Uap belerang, S8

6. Belerang plastic

Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut dalam air tapi
mudah larut dalam CS2 (karbon disulfida). Dalam berbagai bentuk, baik gas, cair maupun
padat, unsur belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu atau campuran.
Dengan bentuk yang berbeda-beda, akibatnya sifatnya pun berbeda-beda dan keterkaitan antara
sifat dan bentuk alotropnya masih belum dapat dipahami. Zat ini memiliki sifat elektris dan optik
yang tidak biasa.

4
Belerang dengan kemurnian 99.999+% sudah tersedia secara komersial. Belerang amorf
atau belerang plastik diperoleh dengan pendinginan dari kristal secara mendadak dan cepat. Studi
dengan sinar X menunjukkan bahwa belerang amorf memiliki struktur helik dengan delapan
atom pada setiap spiralnya. Kristal belerang diduga terdiri dari bentuk cincin dengan delapan
atom belerang, yang saling menguatkan sehingga memberikan pola sinar X yang normal.

a. Mencampurkan larutan hydrogen sulfide dingin dan belerang dioksida

2H2S + SO2 2H2O + S

b. Mereaksikan larutan natrium thiosulfat dengan asam klorida pekat

S2O32- + 2H+ H2O + SO2 + S

H2SO4 murni adalah cairan pada suhu kamar yang membeku pada 10˚C , dalam banyak
hal H2SO4 cair mirip air. Misalnya, ia penghantar istrik lemah, kemungkinan karena seperti air.
Mengalami disosiasinya menjadi ion 2H2SO4 H3SO4 + HSO4. Lebih lanjut, seperti air ia
dapat melarutkan banyak senyawa, sekalipun padatan ionik. Akan tetapi H2SO4 mampu
memaksa proton kedalam zat terlarut. H2SO4 mmpunyai afinitas besar terhadap air dan
membentuk beberapa senyawa, atau hidrat, dengan air seperti : H2SO4.H2O dan H2SO4.2H2O.
asam sulfat pekat yang biasa bersedia secara komersial kira-kira H2SO4 93% berat dan dianggap
sebagai larutan H2SO4 dan HSO4.H2O. monohidratnya kemungkinan H3O+ dan H2SO4-
dan panas tinggi yang dibebeaskan ketika asam sulfat pekat ditambahkan ke dalam air
kemungkinan karena pembentukan H3O+ dan dilanjutkan dengan hidrasi terhadapnya dan
terhadap HSO4-. Seringkali H2SO4 pekat digunakan sebagai dehydrator, seperti misalnya daam
desikator untuk menjaga zat tetap kering.

V. Alat dan Bahan

1. Tabung uji

2. Pemanas

3. Corong Penyaring

4. Sentrifuge

5
5. Kaca Arloji

6. Larutan NaOH 5M

7. Kristal Na2S2O3

8. Serbuk Belerang

9. Larutan HCl 5M

10. Larutan HCl encer

11. Kertas saring

12. Larutan AgNO3

VI. Prosedur Percobaan

1, 1 gr serbuk belerang

Dipanaskan sampai mendidih

Cairan Belerang + air dingin 10 ml

Amati hasil kristalnya

2.
0.3 gr serbuk belerang + 4 ml air ( larutkan)

0.3 gr serbuk belerang, panaskan 2-3 menit

Filtrat Residu

HCl pekat

6
3. 2,5 ml NaOH 5M + 0,25 gr belerang

Panaskan 3-4 menit. Dinginkan, saring

Teteskan HCl 5M, tutup tabung reaksi menggunakan


kertas saring

Amati dan kenali baunya

VI. Hasil Pengamatan

NO Perlakuan Amatan/Simpulan/Persamaan Reaksi

1. Serbuk belerang dipanaskan Setelah dipanaskan belerang berwarna


kemudian dituangkan ke dalam air orange, lalu setelah dituang ke dalam air
dingin dingin maka terbentuk kristal berwarna
kuning

2. Air + Na2S2O3 + S dipanaskan, Na2S2O3 larut dalam air sedangkan belerang


disaring filtrat + HCl tidak larut setelah disaring filtrat tidak
berwarna. Setelah ditambahkan HCL filtrat
berwarna putih

3 NaOH + S Larutan berubah warna menjadi orange dan


serbuk belerang melarut , ketika sudah
didihkan, disaring
disaring filtrat ditambah HCl 5M filtratnya
Filtrat + HCL berubah warna orange menjadi putih susu

VII. Persamaan Reaksi

7
1. S8 (S) + 8O2(aq) 8SO2(S)

SO2(s) + H2O(l) H2 SO3

2. Na2S2O3(aq) + 5H2O(l) Na2S2O3.5H2O(aq)

Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) 2NaCl(aq) + S(s) + SO2(g) + H2O(l)

3. Na2S + 2HCl(aq) H2S(g) + 2NaCl(aq)

H2S(g) + 2NaCl(aq) + 2AgNO3 Ag2S (g) + 2HNO3 + 2NaCl(aq)

IX. Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu percobaan belerang mengenai unsur belerang yang
dilakukan dengan 3 kali percobaan dengan perlakuan yang berbeda. Adapun bahan-bahan yang
digunakan yaitu serbuk belerang, Larutan NaOH 5M, kristal Na2S2O3 larutan HCl 5M ,
larutanHCl encer dan larutan AgNO3 0,1 M

Pada percpbaan yang pertama dengan menggunakan 1 gram serbuk belerang kemudian
dipanaskan hingga melleh dan didapatkan hasil larutan berwarna merah atau orange, sejati
belerang akan meleleh pada suhu 138˚C lelehan belerang kemudian di tuangkan kedalam gelas
kimia yang telah berisi air sebanyak 10 ml. Perubahan yang terjadi sangat terlihat. Dimana yang
pada awal berupa serbuk kuning kemudian dipanaskan menjadi lelehan berwarna merah dan
dituangkan ke dalam air dingin menjadi kristal kuning. Belerang yang terbentuk kristal tadi
disebut dengan kristal plastic yang diperoleh dari lelehan belerang yang dituangkan ke dalam air
yang berisi rantai-rantai ᶙ- s sedangkan uap belerang mengandung campuran S2, S4 , S6 , dan S8

Percobaan yang kedua dilakuakn dengan cara memasukan 0,3 gr kristal Na2S2O3
tambahkan 4 ml air kemudian ditambahkan sebanyak 0,3 gr serbuk belerang dan dipanaskan 2-3
menit. kristal Na2S2O3 larut dalam air ketika dipanaskan sedangkan serbuk belerangnya tidak
larut membentuk gumpalan berwarna kuning, kemudian disaring filtratnya dan setelah disaring
ditambajkan HCl encer. Sebelum ditambahkan HCl encer larutan tidak berwarna kemudian
ketika ditambahkan HCl encer larutan berubah warna menjadi warna putih susu. Larutan menjadi

8
warna putih susu karna disebabkan penambahan asam kuat pada proses ini akan dihasilkan H 2S2,
SO2, dan H2O dan berbau H2S.

Pada percoban ketiga campuran 0,25 gr serbuk belerang dan 2.5 ml NaOH 5 M. Belerang
yang berwarna kuning pucat bereaksi dengan basa kuat (naOH) yang berwarna bening
membentuk ion tiosulfat dan ion polisulfida dan larutan tersebut tidak dapat bercampur ke,udian
dipanaskan selama 3-4 menit terbentuklah larutan berwarna kuning kemudian disaring dan
didpatkan filtratnya, filtrat ditetesi dengan HCl 5M , ketika di tetesi mengjasilkan bau yang
sangat menyengat seperti bau telur busuk hal ini menandakan reaksi menghasilkan gas H2S dan
ketika di tutup dengan kertas saring yang telah dibasahi dengan AgNO 3 kertas saring menangkap
gas yang dihasilkan.

X. Kesimpulan

1. Ion tiosulfat stabil dalam keadaan basa atau netral tetapi terurai dalam asam

2. Belerang membentuk senyawa dalam berbagai tingkatan oksidasi

3. Belerang bereaksi dengan basa kuat membentuk ion tiosulfat dan ion polisulfa

4. Belerang plastik yang diperoleh dari lelehan belerang yang akan dituangkan ke dalam air
berisi rantai-rantai ᶙ- s

5. Bentuk Kristal yang terbentuk dan viskositas belerang dapat dipengaruhi oleh suhu

DAFTAR PUSTAKA

Brady, J. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

9
D, Budevsky. 1979. Poundation of Chemical Analysis. London : Eliss Horwood.

Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga .

Ranawijaya, Jahja. 1985. Ilmu Kimia 2. Jakarta : Depdikbud .

Sutresna, N. 2003. Kimia. Jakarta: P. G. M.

Syukri. 1999. Kimia Dasar. Bandung: ITB

LAMPIRAN

10
11

Anda mungkin juga menyukai