Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

DESTILASI DAN EKTRAKSI

Oleh :
Ocky Feryanto (20330097)
Dosen :
Thia Amalia, M.Si., Apt
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI
Jakarta
2020
JUDUL PRAKTIKUM : DESTILASI
TUJUAN :
Memisahkan komponen-komponen suatu larutan dengan cara destilasi
DASAR TEORI
Proses yang terjadi pada destilasi adalah perubahan fasa cair menjadi fasa uap atau gas
dengan pendidihan, kemudian gas tersebut mengembun. Tahap terpenting pada destilasi
adalah pendidihan dan kondensasi. Kebanyakan zat cair menunjukkan kecenderungan untuk
berubah menjadi uap atau gas. Kecenderungan ini secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan
tekanan uap. Tekanan uap merupakan suatu sifat fisika dari zat cair yang tergantung pada
suhu. Tekanan uap selalu bertambah jika temperatur bertambah.
Temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan luar (tekanan atmosfer) disebu ttitik
didih. Pada temperatur ini, molekul-molekul zat cair mempunyai energi yang cukup untuk
berubah menjadi keadaan uap, tidak hanya pada permukaan zat cair, tetapi diseluruh bagian
larutan sehingga terjadi gelembung-gelembung dan keadaan ini disebut mendidih.
Temperatur titik didih dimana tekanan uap zat cair sama dengan satu atmosfer disebut titik
didih normal.
Untuk memurnikan zat cair dapat digunakan beberapa cara destilasi yang didasarkan atas
perbedaan titik didih cairan yang dipisahkan itu. Destilasi adalah cara yang umum dipakai
untuk memisahkan secara sempurna komponen-komponen suatu larutan. Teknik ini
menggunakan prinsip sebagai berikut :
Bila zat-zat yang terdapat dalam larutan tidak sama penguapannya, maka uap larutan akan
mempunyai komposisi yang berbeda dengan komposisi larutan mula-mula. Pemisahan
dikerjakan dengan mendinginkan uapnya dan menampungnya. Bila salah satu zat mudah
menguap, sedangkan lainnya tidak, pemisahan akan sempurna. Bila kedua zat mudah
menguap tetapi tidak sama penguapannya, pemisahannya hanya akan terjadi sebagian, tetapi
destilatnya menjadi lebih kaya akan salah satu komponen dari pada larutan semula.
ALAT dan BAHAN
Alat Bahan
Satu set alat destilasi (labu ukur, KmnO4 (Kalium permanganat)
thermometer, kondensor, penghubung, Aquades 150 mL
erlenmeyer, selang pendingin, statif dan HCl (Asam klorida)
klem, gelas ukur, gelas kimia 600 mL NH4OH (Ammonium hidroksida) 5 mL
AgNO3
HNO3
CARA KERJA
Cara kerja Teori
1. Tambahkan larutan kalium permanganat 1. KMnO4 + 50 ml aquades menjadi warna
(KMnO4) secukupnya ke dalam 50 ml ungu.
aquades sampai berwarna ungu. 2. Setelah destilasi warna berubah menjadi
2. Masukan larutan ke dalam labu destilasi bening.
lalu destilasikan. tampung hasil destilasi ke
dalam gelas kimia kosong. Kosongkan labu
destilasi dan bilas dengan air ledeng dan
HCl.
3. Tambahkan 5 ml larutan Ammoium 3. NH4OH + air menjadi warna cokelat dan
hidroksida (NH4OH) ke dalam 50 ml air dan di test dengan lakmus berubah dari merah ke
periksa dengan lakmus. biru.
4. Masukan larutan ke dalam labu destilasi, 4. Setelah di destilasi warna berubah
lalu destilasikan. Tampung hasil destilasi ke menjadi bening dan setelah di test dengan
dalam gelas kimia kosong dan periksa lakmus hasilnya netral.
dengan lakmus
5. Tambahkan 5 ml larutan HCl encer ke 5. HCl encer + air menjadi tidak berwarna
dalam 50 mL aquades kemudian tes dengan dan di test dengan lakmus berubah warna
lakmus. dari biru ke merah.
6. Masukan larutan ke dalam labu destilasi, 6. Setelah di destilasi, larutan berwarna
lalu destilasi. Dan hasil destilasi di tampung jernih dan hasilnya setelah di test dengan
ke dalam gelas kimia lalu periksa dengan lakmus netral.
lakmus
7. Ambil 2 buah tabung reaksi dan isi 7. Larutan HCl yang belum di destilasi +
masing – masing dengan 5 mL larutan HCl AgNO3 + HNO3 menjadi berwarna putih.
yang belum di destilasi dan 5 mL larutan 8. Larutan HCl yang sudah di destilasi +
HCl yang sudah didestilasi. AgNO3 + HNO3 menjadi berwarna putih.
8. Kemudian tambahkan beberapa tetes
AgNO3 ke dalam kedua larutan dan asamkan
dengan HNO3

HASIL DAN PEMBAHASAN


No Jenis Cairan Suhu Awal Titik Didih Warna Hasil Waktu Tetesan
. Pertama
1. KMnO4 00C 920C Bening 8 menit
2. NH4OH 00C 900C Bening 9 menit 20 detik
3. HCl 00C 880C Bening 7 menit 29 detik

No Jenis cairan Lakmus sebelum Lakmus sesudah Kesimpulan


. destilasi destilasi
1. KMnO4 Merah  Merah Merah  Merah Merupakan larutan
Biru  Merah Biru  Biru netral.

2. NH4OH Merah  Biru Merah  Merah Sebelumnya adalah


Biru  Biru Biru  Biru larutan basa dan
setelah di destilasi
menjadi netral

3. HCl encer Merah  Merah Merah  Merah Sebelumnya adalah


Biru  Merah Biru  Biru larutan asam dan
setelah di destilasi
menjadi netral

Destilasi adalah proses pemisahan secara sempurna komponen – komponen suatu larutan,
proses yang terjadi pada destilasi adalah perubahan fase cair menjadi fase uap atau gas
dengan pendidihan kemudian gas tersebut mengembun. Tahap terpenting destilasi adalah
pendidihan dan kondensasi.
Pada percobaan mendestilasi Kalium permanganat (KMnO4), 20 tetes KMnO4 ditambahkan
ke dalam 50 ml aquades akan menghasilkan warna ungu yang sangat jelas, dan pada saat
dipanaskan dengan labu destilasi dan burven menyala selama 15 menit hingga mencapai titik
didih 1000C, muncul tetes pertama destilasi KMnO4 pada waktu menit 8 dengan suhu 920C
dan hasil destilasi di tampung dengan gelas ukur 10 ml menghasilkan 4,2 ml larutan hasil
destilasi.
Pada percobaan mendestilasi Ammonium Hidroksida (NH4OH) ke dalam 50 ml aquades
menghasilkan warna cokelat dan pada saat di test dengan kertas lakmus merah berubah
menjadi biru, sedangkan kertas lakmus biru menjadi biru yang artinya larutan tersebut
bersifat basa. Setelah dipanaskan selama 15 menit hingga mencapai titik didih 1000C dengan
labu destilasi dan burven yang menyala, muncul tetes pertama destilasi NH4OH pada waktu 9
menit 20 detik dan kemudian hasil destilasi ditampung pada beaker glass dan diukur kembali
dengan kertas lakmus merah menghasilkan warna merah sedangkan lakmus biru menjadi
warna biru, yang artinya larutan hasil destilasi tersebut dalam kondisi netral.
Pada percobaan mendestilasi Asam Klorida (HCl) encer ke dalam 50 ml aquades tidak
menghasilkan warna dan setelah di test dengan kertas lakmus merah menjadi merah
sedangkan kertas lakmus biru berubah menjadi merah yang artinya larutan tersebut dalam
keadaan asam. Setelah dipanaskan 15 menit hingga mencapai titik didih 1000C, muncul tetes
pertama destilasi HCl pada waktu 7 menit 29 detik dan kemudian hasil destilasi ditampung
pada beaker glass dan di test kembali dengan kertas lakmus merah merah menjadi merah dan
kertas lakmus biru menjadi biru, yang artinya larutan hasil destilasi tersebut dalam kondisi
netral
Pada proses penambahan larutan HCl encer yang belum di destilasi dan HCl encer yang
sudah didestilasi dengan AgNO3 dan HNO3 menghasilkan warna putih.

Berdasarkan hasil percobaan, maka dapat diperoleh :


1. Destilasi adalah proses pemisahan dan pemurnian dari cairan yang mudah menguap.
Prosesnya meliputi penguapan cairan tersebut dengan cara memanaskan dan dilanjutkan
dengan mengkondensasikannya menjadi cair yang disebut destilasi.
2. Aplikasi dari metode destilasi yang paling umum dapat djumpai dalam pembuatan minyak
atsiri.
3. Komponen dari alat destilasi ialah tabung reaktor, kondesor, pipa penyalur, dan burven.
4. Macam – macam destilasi diantaranya yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksi, destilasi
tilas uap, dan destilasi vakum.
Destilasi digunakan untuk memurnikan zat cair yang didasarkan atas perbedaan titik didih
cairan.

KESIMPULAN
Berdasarkan dari percobaan destilasi, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip dasar dari
destilasi ialah memisahkan atau memurnikan larutan berdasarkan perbedaan titik didih.
Tujuan destilasi ialah memisahkan air dari kontaminan yang mempunyai titik didih lebih
tinggi dari air, proses yang terjadi pada destilasi meliputi perubahan fase cair menjadi fase
uap dengan pendidihan dan kemudian zat tersebut mengembun kembali karena adanya proses
pendiginan.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Kimia Dasar. 2018. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. ISTN : Jakarta
Rusir. 2013. Pemisahan Kimia. Universitas Bandung. Erlangga
Soebagio. 2013. Kimia Analitik II. Jakarta : IMSTEP
Wartini, Ni Made. 2009. Jurnal Agrotekno vol. 15 No.2
Ansar, Ruliani. 2014. Destilasi Sederhana. Universitas Haluoleo : Kendari

JUDUL PRAKTIKUM : EKTRAKSI


TUJUAN :
Memisahkan suatu zat dari campurannya dengan cara ekstraksi pelarut.
DASAR TEORI
Cara ekstraksi biasanya digunakan pada pemisahan, pemurnian dan analisa suatu zat.
Ekstraksi adalah suatu proses dimana zat terlarut terbagi dalam dua pelarut yang tak
bercampur. Kebanyakan kombinasi dua pelarut yang tak bercampur ini adalah air dan pelarut
organik yang tidak bercampur dengan air. Kedua pelarut ini akan membentuk dua lapisan.
Lapisan pelarut organik dapat dibawah atau diatas lapisan air, hal ini tergantung dari
kerapatan pelarut organik. Misalnya suatu larutan mengandung suatu zat terlarut yang lebih
baik melarut dalam pelarut organik. Jika larutan dalam air tersebut dikocok dengan pelarut
organik yang tidak bercampur dengan air dan kemudian didiamkan, maka akan terjadi dua
lapisan zat air dimana sebagian besar dari zat terlarut akan berpindah kelapisan pelarut
organik. Dalam keadaan ini zat yang terlarut ‘terekstrak’. Jika ektraksi dilakukan dalam
corong pemisah, maka lapisan bawah dapat dipisahkan. Pelarut yang digunakan untuk
ekstraksi harus merupakan pelarut yang baik bagi zat terlarut yang akan diekstraksi. Dalam
suatu ekstraksi dikenal perbandingan distribusi ‘D’ yang didefinisikan sebagai:
konsentrasi zat terlarut dalam fasa organik
D=
konsentrasi zat terlarut dalam fasa air
Dalam praktek kesempurnaan ekstraksi harus diketahui, Persen ekstraksi ‘E%’ ada
hubungannya dengan ‘D’,
D
%E = 100 [ ]
D+Va /Vo
Va =volume fasa air
Vo = volume fasa organik
Jika Va = Vo, maka :
D
%E = 100 [ ]
D+ 1
Biasanya satu kali ekstraksi tidak cukup. Oleh karena itu lapisan ekstrak pada ekstraksi
pertama dipisahkan, lalu kemudian di estraksi lagi dengan pelarut organik yang baru. Cara ini
dilakukan sampai beberapa kali. Jumlah persen zat terlarut yang terekstrak sebanyak n kali
dengan pelarut organik yang baru (Va = Vo) :
%E = 100 - 100 (D+1)
ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
1. Corong pisah 1. Iodium
2. Beaker glass 2. Aquades
3. Erlenmeyer 3. Kloroform
4. Statif

PROSEDUR KERJA
Cara kerja Teori Hasil percobaan
1. Perhatikan cara ekstraksi Campurkan iodium dan Iodium dicampur dengan
dengan menggunakan aquades ke dalam corong aquades sebelum dikocok
corong pemisah yang akan pemisah, sebelum dikocok akan berwarna bening dan
diperagakan oleh instruktur akan berwarna bening dan setelah dikocok akan
Anda. setelah dikocok akan berwarna ungu
2. Masukan sebutir iodium berwarna ungu.
ke dalam 5 mL aquades dan Larutan iodium dan air yang Larutan iodium dan air yang
perhatikan perubahan sudah dicampurkan, jika di sudah dikocok jika
warnanya larutannya. tambah larutan CHCl3 akan ditambahkan CHCl3
3. Tambahkan ke dalam menjadi warna orange dan sebelum dikocok akan
larutan 2, 1 mL CHCl3 ungu. Akan tetapi warna menghasilkan warna orange
(Kloroform) dan dikocok. ungu tersebut akan memisah dan ungu yang dimana
4. Perhatikan warna pelarut dengan warna orange warna ungu tersebut akan
sebelum dan sesudah tersebut. memisah dengan warna
dikocok. Dan setelah dikocok warna orange.
larutan berubah menjadi
bening dan ungu, yang Setelah larutan tersebut di
setelah itu akan dipisahkan. kocok akan menghasilkan
wana bening dan ungu, yang
dimana warna tersebut akan
dipisahkan ke dalam beaker
glass.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Ekstraksi pelarut atau biasa disebut penyaringan, merpakan suatu proses pemisahan, dimana
suatu zat terdistribusi dalam 2 pelarut yang tidak bercampur. Kegunaan besar dari ekstraksi
tersebut adalah untuk pemisahan dua senyawa atau lebih berdasarkan koefisien distribusinya.
Pada praktikum ini menggunakan prinsip yang di dasarkan pada distribusi zat pelarut dengan
perbandigan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Perolehan senyawa
kimia ini didasarkan pada kesamaan kepolaran terhadap pelarut yang digunakan.
Untuk melakukan kegiatan ekstraksi perlu dilakukan dengan cara mencampurkan iodium dan
aquades ke dalam corong pemisah kemudian dikocok sampai larutan berubah menjadi warna
ungu dan setelah itu ditambahkan larutan CHCl3 (Kloroform) dan di kocok kembali hingga
kedua zat tersebut terpisah.
KESIMPULAN
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat
terlarut terbagi dalam dua pelarut yang tak bercampur untuk mengambil zat terlarut dari suatu
pelarut ke dalam pelarut lainnya. Hasil dari percobaan zat terlarut dari dua pelarut tersebut
tidak dapat bercampur karena memiliki kepolaran dan berat jenis yang berbeda pula.

DAFTAR PUSTAKA
1. Tim Dosen Kimia Dasar. (2018). Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. ISTN. Jakarta
2. Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik II. Jakarta : UI
3. Underwood, A.L dan Day A.R. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Jakarta :
Erlangga
4. Rudi. 2010. Penuntun Dasar – dasar Pemisahan Analitik II. Kendari : Universitas Haluoleo

Anda mungkin juga menyukai