Disusun Oleh:
Kelompok 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik yang ada pada formulasi sediaan pewarna rambut pirang
permanen (cair)
2. Untuk mengetahui komponen yang ada pada formulasi sediaan pewarna rambut pirang
permanen (cair)
3. Untuk mengetahui metode yang digunakan pada formulasi sediaan pewarna rambut pirang
permanen (cair)
4. Untuk mengetahui evaluasi yang dilakukan pada formulasi sediaan pewarna rambut pirang
permanen (cair)
5. Untuk mengetahui rancangan formulasi sediaan pewarna rambut pirang permanen (cair)?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
B. Lapisan Batang Rambut
7
A. Fase pertumbuhan (anagen)
Sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru yang mendorong sel-sel
fase pertumbuhan lebih tua ke atas. Aktivitas ini berlangsung dua sampai lima tahun.
Sekitar 85% dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase
pertumbuhan pada satu saat yang sama. (Sinaga R, Wangko S, Kaseke MM, 2012).
B. Fase istirahat (katagen)
Masa peralihan dimulai dari penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut.
Bagian tengah akar rambut menyempit sedangkan bagian di bawahnya melebar dan
mengalami pertandukan sehingga berbentuk gada (club). Fase ini berlangsung
selama dua minggu. Setiap saat, rambut yang mengalami aktivasi pada fase katagen
sekitar 1%. (Sinaga R, Wangko S, Kaseke MM, 2012).
C. Fase kerontokan (telogen)
Tahap ini berlangsung tiga sampai empat bulan, dan rambut yang mengalami
aktivasi setiap saat 14%. Rambut mengalami kerontokan 50–100 helai setiap
harinya, kemudian dimulai lagi dengan fase anagen yang baru, yaitu papila rambut
yang mengeriput selama masa katagen akan berkembang kembali. Umbi rambut
terbentuk di sekeliling papila rambut dan rambut tumbuh kembali. Dengan
kembalinya fase anagen, rambut lama atau rambut gada (clubbed hair) yang sudah
berada di bagian atas kandung rambut terdorong lepas oleh tumbuhnya rambut baru
(Lihat Gambar 1). (Sinaga R, Wangko S, Kaseke MM, 2012).
Fase anagen merupakan bagian paling aktif dari siklus pertumbuhan rambut, dan
dapat dibagi menjadi enam tahap yang berbeda. Pembentukan rambut berwarna abu-abu
dan teori stres oksidatif berfokus pada fase anagen tahap III dan IV. Melanosit folikel
rambut mencapai puncak pertumbuhan selama tahap III. Melanosit memperbanyak diri
di dasar folikel rambut yaitu rongga papila dan mulai transisi ke tahap IV yang menandai
proses pigmentasi rambut. (Sinaga R, Wangko S, Kaseke MM, 2012).
Rambut uban tidak tumbuh dengan sendirinya. Batang rambut menerima nutrien dan
oksigen dari ujung-ujung pembuluh darah. Kekurangan nutrien dan oksigen
mengakibatkan susunan rambut menjadi tidak baik dan mempengaruhi pembentukan
melanin rambut sehingga terbentuk rambut uban. (Sinaga R, Wangko S, Kaseke MM,
2012).
8
2.1.5 Fungsi Rambut
Berikur merupakan beberapa fungsi rambut menurut Sinaga R, Wangko S, Kaseke MM,
2012 :
1. Pelindung bagi jaringan-jaringan yang ada di bawahnya, yaitu melindung dari air,
suhu panas/dingin, zat kimia, luka kecil, bakteri, serta rangsangan fisik lainnya.
2. Penerima rangsang, pengatur panas (thermoregulasi),
3. Alat eksresi (pengeluaran zat-zat tertentu), tempat penyimpanan lemak
4. Penyerap zat-zat yang larut dalam lemak,
5. Sebagai penghangat,
6. Penambah kecantikan, status sosial, identitas profesi dan penunjang penampilan.
2.2 Macam-Macam Pewarna Rambut
A. Pewarna Alam
Pewarna alam yang lazim digunakan menurut Yadav, 2011 adalah zat warna yang
diperoleh dari sumber alam berasal dari tumbuhan, baik sebagai simplisia, sediaan
galenika seperti ekstrak dari rebusan, sari komponen warna, maupun zat semisintetik yang
dibuat berdasarkan pola warna senyawa komponen warna yang terkandung dalam
simplisianya. Zat warna ini meliputi:
1) Akar, kulit batang, dan daun Hena; diperoleh dari Lawsonia alba, Lawsonia enemis,
dan Lawsonia spinosa ; disajikan dalam bentuk serbuk, tunggal, atau campur.
Lawsone (2-hidroksi-1,4 napthoquinon). Untuk mendapat warna yang bagus dicampur
dengan indigo).
2) Indigo, serbuk daun kering terutama dari jenis Indigofera argentea; digunakan dalam
kombinasi dengan Hena (coklat sampai hitam).
3) Bunga : Bunga kamomil, diperoleh dari Matricaria chammomilla (Apigenin yang
berwarna kuning) ------ Apigenin (4’,5,7, trihiroksiflavon).
4) Ekstrak kayu : Kayu Brazil, diperoleh dari Caesalpinia braziliensis atau C. echinata.
Zat Brazilin (warna kekuningan bila kena oksigen atau dengan alkali berwarna
merah).
5) Kombinasi menghasilkan warna coklat.
Catechu (Gambir) diperoleh dari dua spesies yang berbeda :
a. Ouroparia (Uncaria) gambir : Kuning
b. Acacia catechu : Coklat sampai hitam
Zat : Catechin dan Pyrocatechol (1,2-dihidroksi benzene). Bila dikombinasikan
dengan phenol lain : pirang sampai hitam.
9
B. Pewarna semisintetik
1) Lawson (2-hidroksinafto-1, 4-kuinon) (CI 75480)
2) Arpigenin (4’,5,7-trihidroksiflavon) (CI 75580)
3) Hemetin; hematoksilin (CI 75290)
C. Pewarna senyawa logam
Peranan pewarnaan rambut oleh zat warna senyawa logam ditentukan oleh jenis
senyawa logam, jenis pembangkit warna, dan suasana lingkungan pembawanya. Oleh
karena itu, zat warna senyawa logam meliputi, senyawa logam, zat pembangkit warna
asam, alkalis, dan pembawa (Wahyuningsih,2011)
1) Senyawa logam meliputi Bismuth sitrat, Kadmium sulfat, Kobalt sulfat, Nikel sulfat,
Perak Nitrat, Tembaga sulfat, dan Timbal asetat (1-2%).
2) Zat pembangkit warna meliputi Ammonium tioglikolat, Belerang endap,
Monoetanolamina tioglikolat, Natrium metabisulfit, Natrium sulfide, Natrium tiosulfat
3%, Pirogalol 1%
3) Asam dan zat pengasam meliputi ammonium klorida, asam asetat glacial, asam nitrat.
4) Zat warna asam : asam pirogalat (perlu penambahan alkali untuk mempercepat oksidasi
5) Basa dan zat pengalkalis : Ammonia
6) Zat pembawa meliputi air, etanol, propilenglikol
7) Zat warna organik sintetik : Kelompok senyawa-senyawa amina, aminofenol, dan zat
warna oksidatif.
8) Zat warna oksidatif sering juga disebut zat warna organic atau zat pewarna rambut
permanen. Di dalamnya termasuk juga zat pewarna oto-oksidatif. Zat warna oksidatif
meliputi :
a. 2-amino-4-nitrofenol
b. 4,4-diaminoanisol sulfat
c. 2,4-diaminofenol
d. 2,6-diaminopiridina
e. Hidrokinon (aminohidrokinon)
f. 6-kloro-4-nitro-2-aminofenol
g. Metaminofenol
h. 4-nitro-ortofenildiamina
i. 2-nitro-parafenilendiamina
j. Parafenilendiamina
k. Paraminodifenilen
10
l. Paraminofenol
m. Paraminofenol hidroklorida
n. Paratoluilendiamina hidroklorida
Berdasarkan daya lekat warna, maka pewarna rambut terbagi menjadi 3 golongan,
yaitu : (Anonim, 2008)
12
2.3.3 Pewarna Tetap (Permanent Color)
Pewarna rambut permanen ini mempunyai daya lekat jauh lebih lama dan akan tetap
melekat pada rambut hingga pertumbuhan rambut selanjutnya dan rambut yang kena cat
dipotong, dilunturkan dengan proses pemucatan rambut atau dilunturkan menggunakan
penghilang cat rambut. Sediaan pewarna rambut permanen disajikan dalam 2 bagian yaitu
bagian pertama merupakan campuran warna intermediet dan bagian kedua dalah larutan
pembangkit warna seperti hydrogen peroksida atau serbuk peroksida. Pada saat akan
digunakan kedua bagian tersebut dicampur. Proses pewarnaan rambut ini menggunakan
zat warna oksidasi yang tidak berwarna (prekursor) tetapi kan berubah menjadi warna
secara in situ dalam rambut melalui serangkaian reaksi kimia.
17
Pemerian
a. Bentuk Hablur
Aspek Keterangan
Pemerian:
a. Bentuk Serbuk hablur
b. Warna Biru
c. Bau Tidak berbau
d. Rasa Tidak mempunyai rasa
Larut dalam 3 bagian air dan dalam bagian 3 gliserol P.
Kelarutan
Sangat sukar larut dalam etanol 95%.
Penyimpanan Disimpan pada wadah yang tertutup rapat
18
c. Toluene-2,5-diamine sulfat
Nama Toluene-2,5-diamine sulfat
Pemerian Bubuk abu-abu sampai putih
Larut dalan metanol, etanol, isopropanol, n-propanol, aseton,
Kelarutan etil asetat, sikloheksana,metil etil keton dan
monoklorobenzena
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan Zat warna
d. Aqua dest
Aspek Keterangan
Berat Molekul 18,02
Pemerian:
a. Bentuk Cairan jernih
b. Warna Tidak berwarna
c. Bau Tidak berbau
d. Rasa Tidak mempunyai rasa
Dapat bercampur atau larut dengan pelarut polar dan
Kelarutan
elektrolit
Titik Didih 100° C
Titik Beku 0° C
pH 5,0 – 7,5
Dalam wadah dosis tunggal dari kaca / plastik tidak lebih
Stabilitas
besar dari 1 liter, disimpan dalam wadah kaca tipe 1 & 2
Sterilitas Memenuhi uji sterilitas, uji keamanan hayati
e. Metilparaben
19
Nama Para toluenediamine sulfate
Serbuk hablur putih, hamper tidak berbau, tidak berasa,
Pemerian
kemudian agak membakar diikuti rasa rebal
Larut dalam 500 bagian air, 20 bagian air mendidih, 3,5 bagian
Kelarutan
etanol 95%
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan Pengawet
f. Xanthan Gum
g. Butylatedd Hydroxyanisole
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Formulasi Bahan Yang Ada Pada Formulasi Sediaan Pewarna Rambut Pirang
Permanen (Cair)
Pada makalah ini akan dibahas tiga formulasi sediaan, dimana dua formula didapat dari data
jurnal formulasi sediaan oleh Nabilah dkk (2020) dan Armiya (2018), sedangkan satu lainnya
merupakan rancangan formulasi yang akan dibuat.
Tabel 3.6 Formula Sediaan Pewarna Rambut Pirang Permanen (Cair)
Jumlah (%) Karakteristik
Komponen Nama Bahan a
F1 F2b F3 c
Bahan
Bahan Aktif Ekstrak Kulit 6 - - Memenuhi
20
Batang Secang persyaratan
standarisasi
Ekstrak Kulit
parameter spesifik
Kayu Jambu - 5 -
dan non spesifik
Mente
ekstrak
Serbuk coklat; Cd
1,5- ≤ 1 mg/kg; logam
- - 1
Naphtalenediol berat ≤ 30 ppm;
merkuri ≤ 1mg/kg
Para
Bubuk coklat
toluenediamine - - 1
,halus
sulfate (PTDS)
Konsentrasi
pirogalol tidak
Piragalol 1 1 1,5 lebih dari 5%
Pembangkit
(Ditjen POM,
Warna
1985)
Tembaga (II)
1 1 1.5 -
Sulfat
Pengawet Metil Paraben 0.2 - 0,2 -
Butylatedd
Antioksidan 0,05 - 1 -
Hydroxyanisole
Pengemulsi Xanthan Gum 1 0,5 0,7
Pelarut Aquadest 100 100 100
Karakteristik Sediaan
Warna Merah Coklat Coklat -
Khas Khas Tidak
Bau -
esktrak ekstrak berbau
Konsistensi Cair -
Homogenitas Homogen -
pH 6-7 -
Metode Pembuatan
Cair Emulsi Cair (Emulsi) -
Hasil Evaluasi Sediaan
Uji Dispersi Warna Warna terdistribusi merata -
Uji pH 6,63 6,5 6,7 -
Stabilitas Warna Terhadap Tidak Tidak Tidak
-
sinar matahari Berubah Berubah Berubah
Stabilitas Warna Terhadap Ada Tidak Tidak
-
Pencucian Perubahan Berubah Berubah
21
Tidak Tidak Tidak
Uji Iritasi -
mengiritasi mengiritasi mengiritasi
Keterangan:
a
Formulasi Sediaan Kosmetik Pewarna Rambut dari Ekstrak Kulit Batang Secang (Caesalpinia
sappan L) Sebagai Pewarna Alami dalam Bentuk Emulsi(Nabilah dkk, 2020)
b
Formulasi Sediaan Pewarna Rambut dari Ekstrak Kulit Kayu Jambu Mete (Anacardium
occidentale L) (Armiya, 2018).
c
Rancangan Formula Kelompok 7
3.2 Karakteristik Yang Ada Pada Formulasi Sediaan Pewarna Rambut Pirang
Permanen (Cair)
Uji pH pH
Formula I 6,63
Formula II 6,5
Formula III 6,7
22
(Kelompok 7)
Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu aspek penting dalam mengevaluasi penguian
stabilitas. Sediaan pewarna rambut yang baik sebaiknya memiliki pH yang sesuai dengan kulit
kepala dan rambut yaitu 6-7. Karena apabila sediaan pewarna rambut memiliki pH yang trelalu
basa maka dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan iritasi, sedangkan jika pH terlalu asam
dapat menyebabkan kulit kepala dan rambut menjadi berminyak. (Tranggono dan Latifah, 2014).
Berdasarkan F1,F2 dan F3 semua formula memenuhi persyaratan untuk pH kulit kepala yaitu 6-7.
Uji stabilitas terhadap sinar Uji stabilitas terhadap Uji stabilitas terhadap
matahari dan Pencucian sinar matahari pencucian
Formula I Tidak Ada Perubahan Ada Perubahan
Formula II Tidak Ada Perubahan Tidak Ada Perubahan
Formula III
Tidak Ada Perubahan Tidak Ada Perubahan
(Kelompok 7)
Pengujian stabilitas warna terhadap sinar matahari yaitu ditemukan secara visual dengan
cara rambut bleaching dan non bleaching yang telah diberikan pewarna rambut lalu dibiarkan
terkena sinar matahari secara langsung selama 5 jam yang dimulai dari pukul 10.00-15.00.
Setelah itu rambut diamati apakah ada perubahan pada warna setelah terkena sinar matahari
ddalam waktu 5 jam. Pada ketiga formula data yang diperoleh ketiga formula tersebut tidak
mengalami perubahan.Menunjukan bahwa sesudah rambut terpapar sinar matahari langsung
warna rambut tetap sama. Hal ini dikarenakan zat warna dapat menembus kutikula dan masuk
kedalam korteks rambut sehingga warna rambut tidak berubah. Sinar matahari dapat
mempengaruhi terjadinya perubahan warna pada hasil aplikasi pewarna rambut terhadap matahari
diperoleh bahwa semua formulasi pewarna rambut yang dihasilkan stabil pada paparan sinar
matahari selama 5 jam.
Pengujian stabilitas warna terhadap pencucian yang ditemukan pada Formula F2 dan F3
tidak mengalami perubahan,sedangkan pada F1 mengalami perubahan dikarenakan ekstrak pada
formula tersebut daya lekat kurang. Yang seharusnya pencampuran zat warna, pirogalol dan
tembaga (II) sulfat dapat memperbaiki daya lekat warna pada rambut. Zat warna dapat menempel
lebih kuat pada tangkai rambut, hal ini disebabkan karena molekul-molekul tersebut menembus
23
kutikula dan masuk kedalam korteks rambut sehingga terjadi perubahan warna rambut (Ditjen
POM RI, 1985).
3.4 Komponen Yang Ada Pada Formulasi Sediaan PewarnaRambut Pirang Permanen
(Cair )
Komponen yang di pakai dalam pembuatan sediaan pewarna rambut dalam formulasi
yaitu :
TEA sebagai surfaktan, cetyl alcohol sebagai emulgator (fase minyak)
resolcinol sebagai zat warna, hydrogen peroksida sebagai oksidator metil
paraben sebagai pengawet, parfum sebagai pewangi dan aqua destilata
sebagai pembawa (fase air).
24
3.5 Metode Pembuatan Yang Dilakukan Pada Formulasi Sediaan Pewarna
Rambut Pirang Permanen (Cair)
Para
toluenediamine 1,5-
Tembaga (II)
Pirogalol sulfat sulfate (PTDS) Naphtalene Xantahan gum
diol
Metil Paraben
3.6 Evaluasi yang Dilakukan Pada Formulasi Sediaan Pewarna Rambut Pirang
Permanen (Cair)
1. Uji Organoleptis
Meliputi pewarnaan, bau, rasa dan dari sediaan pada penyimpanan pada suhu
rendah 5oC dan tinggi 35oC pada penyimpanan masing-masing 12 jam.
Hasil : Warna pirang ,bentuk cair (emulsi), berbau harum
2. Pengukuran pH
Penentuan pH dilakukan dengan menggunakan alat pH meter
26
Hasil : Sesuai dengan pH Kulit kepala ideal yaitu 5-7
3. Pengukuran Viskositas
pengukuran viskositas dilakukan dengna viskometer brookfield pada 50
putaran permenit (Rpm).
Hasil : 7,75 cps yaitu Tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair
4. Homogenitas
Pengambilan sampel dapat dilakukan secara acak pada sediaan yang lebih
dikocok.Sampel diteteskan digelas objek dan 27 diratakan dengan kaca atau
gelas objek lain
Hasil : Susunan partikel yang diamati sudah homogeny
7. Uji Tempel
dengan mengoleskan sedikit kosmetik pada lengan bagia dalam atau bagian
belakang teling. Kosmetik tersebut kemudian didiamkan beberapa saat. Jika
27
terjadi reaksi pana, gatal-gatal, atau kulit kemerahan maka diindikasikan kulit
alergi terhadap kosmetik tersebut
Hasil : Tidak terjadi reaksi gatal .
BAB 1V
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
28
a. Karakteristik yang baik pada pewarna rambut, yaitu Berbentuk emulsi,
Memberikan pewarnaan rambut yang bertahan lama dan intens,Aroma terasa
wangi saat pemakaian, Sesuai dengan ph yaitu 5-7, Sediaan yang berbentuk
homogeny.
b. Adapun beberapa komponen yang ada pada formulasi sediaan pewarna
rambut pirang permanen (cair) seperti zat warna, alkalizing agent, pelarut,
stabilizer, conditioner agent, pengawet parfume, oksidator dan thickening
agent.
c. Terdapat tiga metode yang digunakan pada formulasi sediaan pewarna
rambut pirang permanen (cair) yang pertama yaitu metode gom kering atau
metode continental dimana pada metode tersebut zat pengemulsi (gom arab)
dicampur dengan minyak terlebih dahulu, kemudian ditambahkan air untuk
pembentukan korpus emulsi; kedua Metode gom basah atau metode inggris
dimana pada metode tersebut Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air (zat
pengemulsi umumnya larut) agar membentuk suatu mucilage; dan yang
ketiga yaitu metode botol forbes dimana metode tersebut digunakan untuk
minyak menguap dan zat-zat yang bersifat minyak serta mempunyai
viskositas rendah (kurang kental).
d. Evaluasi yang dapat dilakukan pada formulasi sediaan pewarna rambut pirang
permanen (cair) yaitu berupa pengamatan organoleptis, pemeriksaan ph,
pengamatan visual, uji iritasi, uji stabilitas warna terhadap pencucian, uji
stabilitas warna terhadap sinar matahari, uji kesukaan, dan uji viskositas
4.1 SARAN
Berdasarkan dari data yang telah didapatkan, maka dapat disarankan untuk
melakukan pengujian formula pada skala Lab. Uji stabilitas dipercepat juga
penting dilakukan untuk mengatahui perkiraan tanggal kadaluarsa produk.
Tanggal kadaluarsa tersebut harus dicantumkan dalam kemasan untuk
29
menghindarkan konsumen dari bahaya pemakaian kosmetik yang sudah
kadaluarsa.
4.2
30
DAFTAR PUSTAKA
31
Zaky, M. Z. M. (2020). Formulasi Dan Uji Evaluasi Fisik Sediaan Gel Ekstrak
Etanol 96% Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L) Sebagai Pewarna Rambut
Alami. Jurnal Medika Hutama, 1(03), 129-138.
32