“HUTAN MANGROVE”
Dosen : Vilya Syafriana, S.Si., M.Si.
Kelompok 2 :
Kawasan Hutan Bakau (Mangrove) Klawalu merupakan salah satu tempat wisata baru yang saat ini
dikelola oleh pihak Dinas Pariwisata Kota Sorong dibangun pada tahun 2016, diresmikan oleh
Walikota Sorong pada tanggal 16 Mei 2019 dan dibuka untuk umum, dengan luas wilayah 19.16 km 2.
Berlokasi di Jalan Malibela, Kelurahan Klawalu, Distrik Sorong Timur, Kota Sorong, Papua Barat.
Adapun beberapa jenis mangrove yang dapat
dijumpai pada kawasan ini diantaranya
Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa,
Bruguiera gymnorrhiza, Xylocarpus granatum,
Sonneratia caseolaris, Avicennia alba,
Rhizophora apiculata, Bruguirea parviflora
dan Ceriops tagal. Jenis fauna yang dijumpai
pada daerah ini diantaranya burung kerak
ungu (Common myna), berbagai jenis
Fungsi Mangrove
Wilayah pesisir merupakan salah satu sumber daya
potensial di Indonesia, di mana kawasan ini mencakup
wilayah pertemuan antara daratan dan lautan. Salah
satu sumber daya pesisir yang penting ialah ekosistem
mangrove, Keberadaan ekosistem mangrove ini sangat
penting sebab ia memiliki beberapa fungsi baik aspek
fisik maupun aspek biologis-ekonomi. Peranan penting
ekosistem mangrove bagi kehidupan dapat diketahui dari
banyaknya makhluk hidup, baik yang hidup di perairan,
di atas lahan maupun di tujuk-tujuk pohon mangrove
serta ketergantungan manusia terhadap ekosistem
tersebut.
Fungsi Fisik Mangrove Fungsi Biologis Mangrove
● Menjaga garis pantai agar tetap stabil, ● Menghasilkan bahan pelapukan yang
pelindungan pantai dari abrasi akibat menjadi sumber makanan penting bagi
gempuran ombak, arus, banjir akibat laut plankton.
pasang dan terpaan angin ● Tempat pemijahan dan pertumbuhan (ikan,
● Pembangunan lahan dan pengendapan kepiting, udang dan kerang)
lumpur sehingga dapat memperluas daratan ● Tempat berlindung
● Sebagai kawasan penyangga rembesan air ● Sebagai salah satu sumber plasma nutfah
laut ● Merupakan habitat alami bagi berbagai
● Sebagai pusat limbah organik jenis biota
Fungsi Ekonomi Mangrove
● Penghasil Keperluan rumah tangga (kayu bakar, arang bahan bangunan)
● Penghasil bahan baku industri (bahan baku kertas, tekstil, makanan, obat-obatan)
● Penghasil bibit ikan, kerang, kepiting, bandeng melalui pola tambak silvofishery
● Tempat wisata, penelitian dan pendidikan
Sumber daya Hayati Laut di Kota Sorong
Kota Sorong memiliki mangrove dengan sebaran yang berada di Distrik Sorong Timur dan Sorong Kepulauan
dengan luas total kurang lebih 1.379.66 Ha. Sumber daya hayati laut di kota sorong didominasi oleh jenis-
jenis pandan laut, ketapang, batatas laut, bakung laut, waru laut, putat laut, dan terumbu karang. Kondisi
terumbu karang di Kabupaten Sorong masih tergolong cukup baik dengan persentase penutupan mencapai
60%, dengan luas hamparan karang diperkirakan 484.985 ha.
Berikut adalah jumlah Kelautan & Perikanan yang ada di kota sorong:
Kandungan senyawa kimia dalam tanaman mangrove adalah fenolit, alkaloid, steroid, saponin, flavonoid dan
tanin. Dimana kandungan senyawa tersebut merupakan sumber antioksidan. Antioksidan adalah senyawa atau zat yg
dapat menghambat menunda, mencegah atau memperlambat reaksi oksidasi. Oksidasi adalah reaksi kimia yang dapat
menghasilkan radikal bebas, efek radikal bebas menyebabkan berbagai dampak antara lain kerusakan sel atau jaringan
yang dapat memicu timbulnya penyakit kanker.
Rhizopora mucronata (bakau) potensi untuk dikembangkan sebagai antikanker karena pada daun mangarove
terdapat senyawa kimia flavonoid. Senyawa flavonoid (quercetin) dalam tanaman mangrove dapat menurunkan jumlah
densitas sel dengan membuat sel menjadi pecah, sehingga terjadi perubahan bentuk dan kebocoran sel.
Pemanfaatan daun mangrove sebagai penghambat pertumbuhan sel kanker dilakukan dengan
mengambil ekstrak zat aktif yang terdapat dalam daun mangrove. Pemanfaatan daun
mangrove sebagai terapi alternatif penghambat sel kanker dapat diformulasikan dalam
sediaan farmasi seperti nanoemulsi. Pembuatan sediaan nano emulsi bertujuan untuk
meningkatkan tingkat distribusi dan absorsi obat sehingga pengunaan obat dapat lebih
optimal.
Berdasarkan hasil penelitian Haryoto & Hapsari (2017), fraksi etil asetat tanaman mangrove
membuat sel kanker mengalami lisis dengan tanda inti sel kanker berubah warna menjadi hitam
disertai bentuk sel yang mengecil (Haryoto & Hapsari, 2017). Selain itu, menurut Liu et al (2017),
ekstrak tanaman mangrove membuat proses transkripsi DNA dan RNA pada sintesis sel kanker
menjadi terganggu sehingga sel kanker tidak dapat berkembang sebagaimana mestinya. Ekstrak ini
juga menginhibisi aktivitas topoisomerase II serta meningkatkan regulasi reactive oxygen species
(ROS) yang membuat sel-sel kanker menjadi lisis.
Daftar Pustaka
Faoziyah, A. R., & Kurniawan, W. (2017). Pemanfaatan Ekstrak Daun Mangrove (Rhizophora
mucronata sp.) dengan Variasi Pelarut Sebagai Bahan Aktif Sediaan Farmasi Terapi Anti
Kanker. Journal of Health (JoH), 4(2), 68-74.
Rahmah, W., Nandini, E., & Siregar, K. 2021. Potensi Tanaman Mangrove Sebagai Agen
Antikanker : Literature Review. Jurnal Pelitian Farmasi Indonesia, 10(1),12-15
Ridlo, A., Pramesti, R., Supriyantini, E., & Soenardjo, N. (2017). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun
Mangrove Rhizopora Mucronata. Buletin Oseanografi Marinaoktober, 6(2): 1-8.
Santoso, N., H.W. 1998. Rehabilitas Hutan Mngrove Pada Jalur Hijau Di Indonesia. Lembaga
Pengkajian dan Pengembangan Mangrove (LPP Mangrove). Jakarta, Indonesia.
THANK YOU