Kategori :
Nama :
NPM :
Fakultas Farmasi
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
2014
KINETIKA REAKSI (Jalannya reaksi)
Kinetika reaksi adalah studi yang mempelajari kecepatan reaksi kimia. Kinetika Reaksi
mempelajari Laju Reaksi, Faktor Laju Reaksi dan Mekanisme Reaksi
2. Oksidasi (misalnya) :
- Oksidasi menyangkut penghilangan atom elektro positif, atom radikal, atau penambahan
atom radikal dan atom elektro negatif.
- Misalnya ascorbic acid teroksidasi menjadi dehydroascorbic acid
Laju Reaksi
Jumlah mol reaktan per satuan volume yang bereaksi per satuan waktu. Satuan : mol L-1detik-1
atau g/L detik-1
Faktor yang mempengaruhi laju reaksi :
1. Konsentrasi
Semakin besar konsentrasi semakin banyak molekul didalamnya , semakin banyak molekul
akan semakin banyak tumbukan dan reaksi akan berlangsung lebih cepat
2. Molaritas
Semakin tinggi molaritas maka mol zat akan semakin tinggi dan semakin banyak zat di
dalamnya sehingga akan semakin banyak timbul tumbukan dan reaksi akan berlangsung
lebih cepat
3. Luas permukaan kontak
Semakin luas permukaan kontak / zat dengan permukaan maka tumbukan akan
berlangsung lebih banyak dan reaksi akan berlangsung lebih cepat
Untuk meningkatkan luas permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel
dengan jalan pengadukan
4. Suhu
Semakin tinggi suhu maka semakin tinggi energy kinetic zat, zat akan lebih banyak
bertubrukan sehingga reaksi berlangsung lebih cepat
5. Katalisator
Dengan penambahan katalisator, reaksi akan berlangsung lebih cepat karena katalisator
akan menurunkan energy aktivasi sehingga zat hanya membutuhkan sedikit energy aktivasi
untuk bereaksi, sehingga molekul‐molekul yang terlibat dalam reaksi dapat melakukan
tumbukan lebih efektif dan lebih banyak.
Energy aktivasi adalah energy yang dibutuhkan untuk memulai bereaksi.
Reaktan Produk
[R] [P]
−𝑑[𝑅]
V= (Laju konsumsi reaktan , -d[R] = - mengartikan pengurangan konsentrasi reaktan
𝑡
𝑑[𝑃]
V= (Laju pembentukan produk ,+d[P] = + mengartikan penambahan konsentrasi produk
𝑡
Keterangan gambar :
−𝑑[𝑅]
V = | V = k [R] x
𝑡
Keteangan :
V = laju reaksi
x = order reaksi
Untuk mengetahui nilai order dan konstanta laju rekasi ditetapkan melalui percobaan dan
persamaan reaksi yang berlangsung stoikiometri
Order Reaksi
Order reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi pereaksi yang menentukan laju reaksi
Order reaksi 1 , faktor konsentrasi salah satu pereaksi mempengaruhi kecepatan reaksi
, V = k [A]X
A B
A + B + dst C + D +dst X
V = k [A] [B] Y
Order reaksi 0,1,2, pseudo order 0 (Order semu), dan pseudo order 1
[A] X [B]
VA= +k B Y
C+D V = k [A] X [B] Y , misalkan x = 1, y = 1 . maka order reaksi =2
Jika [B] dibuat tetap, maka laju reaksi hanya dipengaruhi oleh perubahan [A]. Maka akan diperoleh
rumus V = k’ [A] (Pseudo order 1 ) , dimana k’ = k[B] Y
Selanjutnya jika [A] dibuat tetap maka akan diperoleh rumus V= k” (Pseudo order 0 ) dimana k”=
k [A] X [B] Y
−𝑑𝐶
V= = k.Cx
𝑡
Keterangan :
C = konsentrasi reaktan
X= order reaksi
- Order 0
−𝑑𝐶
V= = k.Co
𝑡
−𝑑𝐶
K=
𝑡
K= detik -1
- Order 2
−𝑑𝐶
V= = k.C2
𝑡
−𝑑𝐶/𝑑𝑡
K= 𝐶2
𝑣
K= 𝑐2
mol L−1 detik −1
K= 𝑚𝑜𝑙2 𝐿−2
-1
K= mol L detik -1
-1
Vr
[A]
V ~ [reaktan] V ~ Cx
V = k [reaktan]
Orde 0 V = k
Catatan : orde 2
1. A Produk
2. A+B Produk V = K’[A] [B] tetap
V = K’’[B] [A] tetap
1
V = K’[A] dari satu jenis substan menghasilkan produk Vt (𝑅)
−dC −dC
= kCx dimana x = 0 maka =k
dt dt
−dC
= k disusun menjadi −dC = kdt atau dC = - kdt
dt
t t
∫0 dC = −k ∫0 dt Ct = Co - kt
Reaksi orde 1
−dc −dc
= kCx dimana x=1 maka = kC
dt dt
−dc −dc dc
= kC disusun menjadi = kdt atau = −kdt
dt C C
t dc t
∫0 = −k ∫0 dt ln Ct = ln C o − kt
C
2 dc C
yang berasal dari
∫1 = ln C2 ln C2 – C1
C 1
Reaksi orde 2
−dc −dc
= kCx dimana x=2 maka = kC2
dt dt
t dc t
∫0 C2 = −k ∫0 dt
1 1 1 1
(− Ct) − (− Co) = −kt atau = Co + kt
Ct
- Penetapan orde reaksi dan konstanta laju reaksi (harus) dengan percobaan.
Metode :
1. Metode laju reaksi awal kombinasi dengan metode disolusi periode reaksi
2. Metode integrasi (dan mencocokkan laju reaksi dengan data percobaan)
Untuk reaksi – reaksi dengan mekanisme sederhana (1 tahap)
Order reaksi : koefisien stokiometri reaksi.
Untuk reaksi – reaksi dengan mekanisme kompleks (beberapa tahap) :
Order reaksi 1x mungkin sama / tidak sama dengan koefisien stoikiometri Rx
Contoh 1 :
1. 2H2 + 2NO N2 + 2H2O
V = K [H2]x[NO]y x = ? Y = ?
Jawab:
- Percobaan 1 dan 2
P (H2O)o 1,2 = 53.3 KPa
P (NO)o 1,2 = 20 KPa , 40 KPa
V. reaksi = 0.035 KPa det -1 , 0.140 KPa det -1
0.140= [40]Y
0.035 = [20]Y
4 = [2]y
Y=2
2 = [2]x
x=1
Orde reaksi = x + y = 2 + 1 = 3
Nilai k dihitung dengan :
V = k [H2]x [NO]Y
V = k [H2]1 [NO]2
0.035 = k [53.3] [20]2
0.035𝐾𝑃𝑎 𝑑𝑒𝑡−1
K= 21320 𝐾𝑃𝑎 3
Contoh 2 :
2. Data kinetika reaksi pembentukkan Urea (NH2)2CO dari Ammonium Sianat NH4CNO dalam
larutan aquos (C=0,3817 M), pada suhu 650C adalah :
t (menit) 0 20 50 75 165
Grafik orde 1
Orde 1
0
0 20 50 75 165
-0.5
-1
ln Ct
-1.5
-2
y = -0.3561x - 0.595
-2.5 R² = 0.9845
-3
Waktu (menit)
Grafik Orde 2
orde 2
14
12
y = 2.0951x - 0.2778
10 R² = 0.8967
8
1/ Ct
0
0 20 50 75 165
Waktu ( menit)
Jika dilihat dari grafik , maka diperoleh orde nya adalah orde 1 dan juga orde 1 nilai R2
nya mendekati nilai 1
Nilai k
Ln Ct = ln Co – k.t
Y = -0.595 – 0.3561x
K = 0.3561
Waktu Paruh
Waktu paruh ( t1/2 ) merupakan waktu yang dibutuhkan suatu zat untuk meluruh hingga
setengahnya. Sedangkan waktu simpan / waktu daluwarsa ( t90 ) merupakan waktu yang diperlukan
suatu zat untuk terurai 10% dari bagian awal. Apabila suatu zat tersebut sudah terurai 10%, maka
zat tersebut sudah masuk masa kadaluwarsa.
Menetapkan nilai waktu paruh ( t1/2 ) dan waktu simpan ( t90 ) untuk reaksi – reaksi order ke nol
dan ke satu.
t1/2 dan t90 untuk reaksi t1/2 dan t90 untuk reaksi
order ke nol: order ke satu:
𝟎,𝟔𝟗𝟑
t1/2 =
Ct = Co – kt lnCt = lnCo – kt 𝐤
Keterangan:
Latihan Soal :
1. Sediaan aspirin dalam larutan pH (2,5) dengan konsentrasi awal 0,30g/100ml memperlihatkan
kinetika degradasi orde ke satu dan konstanta laju degradasinya pada suhu kamar= 9,7x10-7 det-
1
. Hitung:
a) t1/2 dan t90 larutan aspirin
b) dan selanjutnya hitung t1/2 dan t90 aspirin bila sediaan aspirin bila sediaan aspirin di buat
dalam bentuk suspensi dengan dosis 1,0g/100ml, diketahui kelarutan aspirin = 0,33
g/100ml
Jawab:
Diketahui: Co = 0,30 g/100ml
k (orde 1) = 9,7x10-7 det-1
a. t1/2 = ln2 / k
= ln2 / 9,7 x 10-7
= 714432,98 detik
= 8,26 hari
t90 = 0,105 / k
= 0,105 / 9,7 x 10-7
= 108,427 detik
= 1,25 hari
b. Untuk larutan V = k’ [Asp]
Untuk suspensi V = k’
k’= k[Asp]
Konsentrasi suspensi tidak mempengaruhi laju degradasi sehingga k = k’
Jawab:
Orde 0
Co = 1,0 g/100ml
k = k’ . [Asp]
= 9,7 x 10-7 . 0,33g/100ml
= 3,201 x 10-7
t1/2 = 0,5Co / k
= 0,5 x 1 g/100mol / 3,201 x 10-7
= 18,87 hari
t90 = 0,1Co / k
= 0,1 . 1 / 3,201 x 10-7
= 312402,37 detik
= 3,61 hari
Pengaruh suhu terhadap laju reaksi (Persamaan Arhenius 1889)
k = A.e - Ea/RT
Keterangan :
k : Rate constant
A : Arrhenius constant
Ea : Activation energi
R : Gas constant
T = Temperature
In k = In A + (-Ea/RT) ln e atau ln k = ln A - Ea/RT
ln k = ln A – Ea/R . 1/T
ENERGI
Energi Ea
ΔH Produk
Koordinasi Reaktan
Ea = Energi saat di puncak sampai energi produk
Syarat reaktan produk > Ea + ΔH
ΔH = Energi produk – Energi reaktan
Ea = untuk diperoleh bentuk intermediate (transisi)
Jenis Reaksi :
a. Reaksi eksotermik, reaksi yang melepaskan panas reaksi yang disertai dengan
perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan ( kalor dibebaskan oleh sistem ke
lingkungannya ); ditandai dengan adanya kenaikan suhu lingkungan di sekitar
sistem.dimana energy reaktan lebih besar dari energy product sehingga ΔH bernilai
negative
b. Reaksi endotermik, reaksi yang menyerap panas, reaksi yang disertai dengan
perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem ( kalor diserap oleh sistem dari
lingkungannya ); ditandai dengan adanya penurunan suhu lingkungan di sekitar sistem
dimana energy produk lebih besar dari energy reaktan sehingga ΔH bernilai positive
Soal :
0
-1 0.002421308 0.00248139 0.002544529
-2
-3
-4
-5
-6 y = -11.500x +21.308
-7 r2= 0.9716
-8
-9
a. Y =-11.500x+21308
-11,500 = -Ea/R
Ea = 95,611 J= 95.61 KJ
b. In k = In A – Ea/R 1/T
Y= -11.500x+21.308
Lnk = -17.28
0.105
c. t90 = 𝑘
0.105
t90 = 3.12 10−8
t90 = 3365384 detik = 38 hari
2. Konstanta laju dekomposisi sulfacetamida dalam sediaan larutan (Ph=7,4) pada suhu
800C = 3,25 x 10-3 det-1 dengan Ea= 95,01 Kj mol -1. Diket: R= 8,314 JK- mol-1. Hitung k dan
t 90 sediaan sulfocatemida tersebut pada suhu 250C
Jawab:
In Kw = In k1 + Ea/R (1/T1 – 1/T2 )
In k2 = In (3,25 x 1,5 ) + 95,81/ 8,314 ( 1/353 – 1/298 )
In k2 = - 14,945
k = 3,23 x 10-10
t90 = 0,105/ 3,23 x 10-10 = 10,3thn
1 thn = 365 hari
REAKSI ENZIMATIS
E + S ES P + E
Hukum Michaelis Menten
K2 [E]0 [S]0
V=
[C]0 +Km
Keterangan:
Km = Konstanta mekanik
K2 = Daya enzim mentransformasi suatu substrat membentuk produk (bilangan turnover
enzim), yakni jumlah molekul yang di konversi membentk produk dalam satuan waktu per
molekul enzim
E = Enzim
S = Substrat
- Cara Kerja enzim
Enzim membutuhkan daya, enzim berikatan dengan substrat, substrat tertransformasi tapi
tetap ada pada akhir reaksi.
Keterangan:
Bila [S]0 berlebihan laju reaksi menjadi maksimal
Maka K2[E]0 = Vmax
Vmax [S]0
V=
[C]0 +Km
1,38x10-2 0,01
2,67x10-2 0,02
6,0x10-2 0,05
x (1/[H2O2]0) y (1/V)
100 72,46
50 37,45
20 16,67
80
70
60
50
40
30
20 y = 0.6977x + 2.659
10 R² = 1
0
100 50 20
1
a. = 2,5691
𝑉𝑚𝑎𝑥
Vmax = 1 / 2,5691
Vmax = 0,389
𝐾𝑚
b. = 0,6977
𝑉𝑚𝑎𝑥
Km/0,389 = 0,6977
Km = 0,272
c. Vmax = K2[E]0
0,389 = K2 . 4,0 x10-8 M
K2 = 0,097 x 108
3. Laju pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus (dalam suatu media) selama fase
pertumbuhan eksponensial menunjukkan 9,24 x 10-3 menit-1 (orde 1). Hitung waktu generasi
(t9) bakteri tersebut. t9 (waktu yang dibutuhkan mikroorganisme untuk 2x lebih banyak dari
awal).
Jawab:
ln Ct = ln Co – kt
ln Ct/Co = -kt
Untuk laju pertumbuhan laju produk
d[P]
V= dt
𝑑𝑁
V= =kN
𝑑𝑡
𝑑𝑁
V= = k dt
𝑑𝑡
𝑁𝑡
ln = kt
𝑁𝑜
2 𝑁𝑜
ln = k t9
𝑁𝑜
t9 = ln2/k
t9 = 0,693/9,24x10-3
t9 = 75 menit
Tegangan permukaan
a. Banyaknya kerja yang diperlukan untuk memperluas permukaan suatu cairan, dalam satuan
erg cm-2 atau dyne cm-1 disebut tegangan permukaan.
b. Tegangan permukaan :
- Antara cairan-gas/udara, (tegangan permukaan)
- Antara cairan-cairan (tegangan antar muka)
c. Contoh nilai γ beberapa cairan pada 20ºC
Cairan Cairan-udara (dyne cm-1) Cairan-air (dyne cm-1)
Hg 485 375
H2O 72,75 -
Acetone 23,94 -
Ethanol 22,49 -
Isopropanol 21,92 -
𝜌𝑔ℎ𝑟
γ=
2 cos 𝜃
Keterangan:
ρ = bobot jenis cairan
g = 980 cm det-2
r = jari-jari pipa kapiler
h = tinggi miniskus cairan dalam kapiler
θ = sudut kontak (untuk air dan kebanyakan cairan sangat kecil sehingga nilai cos θ
mendekati satu
Untuk cairan dengan sudut kontak sangat kecil
𝜌𝑔ℎ𝑟 2𝛾
γ= atau h =
2 𝜌𝑔𝑟
2. Metode cincin Du Nouy
Berdasarkan pengukuran gaya yang diperlukan untuk melepaskan
cincin dari permukaan cairan. Metode ini sering digunakan untuk
mengukur tegangan antar muka cairan.
𝐹
γ= C
4𝜋𝑅
Keterangan :
F = gaya yang diperlukan untuk melepaskan cincin dari permukaan cairan
R = jari-jari lingkar cincin
C = faktor koreksi
Faktor koreksi (C) :
4𝑏 1 𝐹
(C - a)2 = 𝜋𝑟 2
𝑥
𝑅2
𝑥
4𝜋𝜌𝑅
+𝑐
a = 0,7250 (konstan)
b = 0,09075m-1s2 (konstan)
c = 0,04534-1,659r/R
r = jari-jari cincin
R = jari-jari lingkar cincin
ρ = bobot jenis cairan
3. Metode lempengan Wilhelmi
𝑃 = 𝑚𝑔 + 𝐿𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃 − 𝑠ℎ𝜌𝑔
Keterangan :
P = gaya yang diperlukan untuk
melepaskan lempengan dari
permukaan cairan
m = berat lempengan
g = gaya gravitasi
s = luas penampang
h = kedalaman lempengan yang dicelupkan
L = keliling lempengan
ρ = bobot jenis cairan
4. Metode tekanan gelembung maksimum (pendant drop method)
Metode ini cocok untuk tegangan antar muka cairan yang
viskositasnya tinggi.
1
𝛾 = ∆𝜌𝑔𝑑𝑒 2
𝐻
Keterangan :
Δρ = perbedaan bobot jenis
de = diameter maksimum tetesan
1/H = faktor koreksi yang ditentukan oleh rasio ds/de
Soal :
1. Hitung γ Fenol bila diketahui tinggi kenaikan permukaan Fenol dalam pipa kapiler (r = 0,07
cm) adalah 0,93 cm pada suhu 37ºC. Bila diketahui bobot jenis Fenol 1,13 g cm-1 dan
konstanta gravitasi 980,7 cm det-2.
Jawab :
Diket : r = 0,07 cm ρ = 1,13 g cm-1
h = 0,93 g = 980,7 cm det-2
T = 37ºC
𝜌𝑔ℎ𝑟
γ=
2
1,13 𝑥 980,7 𝑥 0,93 𝑥 0,07
γ=
2
= 36,072 dyne cm-1
Permukaan Fenomena
1. Gaya persatuan panjang yang bekerja antar muka 2 cairan yang immiscible, satuan : dyne
cm -1
2. Kerja yang diperlukan untuk memisahkan 2 permukaan cairan immiscible, satuan: ergcm-2
Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi
antara dua cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan udara.
Gaya kohesi adalah gaya Tarik menarik antara partikel sejenis , Gaya adhesi adalah gaya
Tarik menarik antara partikel yang berbeda. Jika tekanan adhesi lebih kecil dari tekanan
kohesi (adhesi < kohesi) maka disebut sebagai tegangan antar muka
Ilustrasi
Wc = 2 ɣ x
Si = Wa- Wc
Keterangan :
Wa = Usaha adhesi
Wc = Usaha kohesi
Si = koefisien sebaran awal , ada 3 kemungkinan + , 0 , -
Contoh soal :
1. Tayangan dosen
2. Penjelasan dosen
3. Cairns,Donald. 2009. Intisari kimia farmasi . Jakarta : EGC
4. Martin,A. 2010. Farmasi Fisik II. Jakarta : UI Press