Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

DISUSUN OLEH :

NAMA : ISNA SYILMI QAIRA


NIM : 011900008
KELOMPOK : -
PROGRAM STUDI : D-IV TEKNOKIMIA NUKLIR
JURUSAN : TEKNOKIMIA NUKLIR
ACARA : KINETIKA ADSORPSI
PEMBIMBING : NOOR ANIS KUNDARI, M.T
Tanggal Pengumpulan :29 November 2020

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2020
I. METODE
A. Alat
1. Erlemmeyer 100 mL, 21 buah
2. Buret 50 mL: 2 buah
3. Stattip: 2 buah
4. Gelas Beker: 2 buah
5. Corong: 6 buah
6. Penyangga penyaringan 2 buah
7. Pengaduk gelas 2 buah
B. Bahan
1. Larutan NaOH 0,1 M,
2. Larutan asam asetat 0,5 M,
3. Larutan indikator PP
4. Kertas pH
5. Zeolit
6. Akuades
7. Kertas saring lembaran kemudian dipotong sesuai ukuran corong
8. Pipet tetes
9. Pipet volume
10. Pipet ukur
11. Ball pipet
C. Langkah Kerja

Menimbang zeolite

1. Disiapkan 6 lembar kertas timbang atau gelas arloji.


2. Diletakkan di atas pan timbangan, atur angka 0
3. Ditambahkan zeolite sehingga massa zeolite = 1 g
4. Dilipat kertas timbang agar zeolite tidak tumpah dan beri nomor
5. Dilakukan 6 kali
6. Dibersihkan timbangan dan sekitarnya.

Penentuan Konsentrasi HAc awal:

Persiapan asam acetat:


1. Diambil asam acetat dimasukkan ke dalam gelas beker, cek lah Asam acetat dengan cara dibahu dan
dengan kertas lakmus, jika kertas lakmus berwarna merah, maka kemungkinan benar bahwa larutan itu
Asam Acetat.
2. Diambil HAc 0,5 M, sebanyak 5 mL, digunakan pipet gondok.
3. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL
Persiapan larutan NaOH dan lindikator pp
1. Diambil larutan NaOH 0,1 M, dimasukkan ke dalam gelas beker, dicek larutan tersebut dengan
dibahu atau dengan kertas lakmus. Jika kertas lakmus berubah menjadi biru, maka kemungkinan benar
bahwa larutan tersebut larutan NaOH.
2. Diambil sedikit larutan NaOH dimasukkan ke dalam tabung reaski, tetesi dengan indicator pp. Jika
warna berubah menjadi merah jambu, maka indicator tersebut dapat berfungsi dengan baik.
3. Disiapkan statip untuk dipasang buret.
4. Dipasang buret dengan posisi tegak, diperhatikan bahwa “space” di bawah buret media untuk
dilaksanakannya titrasi dengan nyaman. (BURET B)
5. Dimasukkan larutan NaOH ke dalam buret 50 mL, dipastikan larutan pada garis tera di bagian atas
pada meniscus cekung tepat di batas titik 0.
Persiapan Titrasi larutan asam acetat dengan larutan NaOH
1. Disiapkan 2-3 gelas Erlenmeyer ukuran 100 mL
2. Masing-masing gelas erlemmeyer diisi dengan 5 mL larutan HAc 0,5 M
3. Masing gelas ditambah dengan 3 tetes indicator pp (larutan siap dititrasi)
4. Diambil salah satu erlemmeyer yang sudah siap dititrasi, dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M sampai
terjadi perubahan warna dari bening ke merah jambu.
5. Dicatat kebutuhan larutan NaOH sampai dengan terjadinya perubahan warna.
6. Diulangi langkah 4 sd 5 untuk erlenmeyer berikutnya,
7. Tulis di log book penggunaan neraca.

Penjerapan HAc dengan zeolite


1. Disiapkan hasil penimbangan zeolite, masing masing 1 g (ada 6 X 1 gram)
2. Disiapkan 6 erlenmeyer ukuran 100 mL yang sudah dicuci bersih dan sudah kering,
3. Diisi setiap Erlenmeyer dengan asam acetat 0,5 M sebanyak 25 mL (pengukuran digunakan pipet
gondok);
4. Ditambahkan setiap Erlenmeyer dengan 1 g zeolite
5. Diaduk sekitar 30 detik
6. Didiamkan sesuai dengan waktu yang ditentukan

Pemisahan hasil proses penjerapan HAc dengan zeolite


1. Disiapkan kertas saring, corong, Erlenmeyer penampung, batang pengaduk gelas, dan penyangga
corong;
2. Dilipat kertas saring, sehingga dapat dengan mudah dan tepat dipasangkan pada permukaan corong;
3. Diambillah campuran asam acetat dan zeolite yang sudah didiamkan sesuai dengan waktu yang
ditentukan;
4. Dituangkan campuran di atas corong sambil diarahkan dengan batang pengaduk;
5. Dibuang sekitar 1 mL, filtrat yang pertama keluar;
6. Dilanjutkan proses penyaringan sampai selesai (filitrat ini sebagai sampel yang akan ditentukan
konsentrasinya);
7. Disiapkan 2 gelas erlemmeyer yang sudah bersih dan kering;
8. Diambilah 10 mL sampel (dari no 6) menggunakan pipet gondok 10 mL, dituangkan ke dalam
Erlenmeyer, lakukan untuk 2 erlenmeyer yang sudah disiapkan (dari no 7);
9. Ditambahkan masing-masing dengan 3 tetes larutan indicator pp; ditutup dengan kaca arloji (ini
menjadi sampel yang siap dititrasi)

Penentuan konsentrasi HAc setelah proses penjerapan dalam waktu tertentu

Persiapan Larutan NaOH

1. Disiapkan buret 50 mL (BURET E) dan statif


2. Disiapkan larutan NaOH 0,1 M,
3. Dimasukkan larutan NaOH ke dalam buret 50 mL, pastikan larutan pada garis tera di bagian atas
pada meniscus cekung tepat di batas titik 0.

Titrasi sampel dengan Larutan NaOH


1. Diambil gelas Erlenmeyer berisi sample B-9
2. Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M dari buret E) sampai dengan terjadi perubahan warna dari
bening ke merah jambu;
3. Dicatat volume NaOH yang diperlukan;
4. Diisi kembali buret dan larutan NaOH
5. Diambil sampel ke 2, dan dikerjakan seperti E.2. 2-3.

Pekerjaan D dan E dilakukan untuk proses penjerapan dalam waktu yang berbeda, sampai
dengan pekerjaan tuntas.
Setelah selesai, semua alat dikembalikan dalam keadaan bersih.
D. MSDS (Material Safety Data Sheets)
A. NaOH
- Pengenalan bahaya : mengiritasi mata dan kulit
- P3K
a. Kulit : bilas dengan air yang banyak. Lepas pakaian yang terkontaminasi
b. Mata : basuh dengan banyak air, dengan kelopak mata buka tutup. Hubungi dokter
c. Terhirup : segera cari udara segar
d. Tertelan : beri air minum yang banyak
- Sifat fisika dan kimia
Cair
B. Indikator PP
- Pengenalan bahaya : menyebabkan kanker, kerusakan genetic dan kesuburan
- P3K
a. Kulit : lepas pakaian yang terkontaminasi. Basuh dengan air mengalir.
b. Mata : lepaskan lensa kontak. Bilas dengan banyak air
c. Terhirup : segera cari udara segar
d. Tertelan : beri korban minum (maximal 2 gelas)
- Sifat fisika dan kimia
Warna putih
Tak berbau
Titik didih > 4500C
Titik lebur 263,70C
C. CH3COOH
- Pengenalan bahaya : menyebabkan iritasi mata dan kulit, menyebabkan ketidaknyamanan
pencernaan, menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan.
- P3K
a. Kulit : basuh selama ± 15 menit. Lepas pakaian yang terkontaminasi
b. Mata : siram dengan air mengalir ± 15 menit. Buka tutup kelopak mata
c. Terhirup : segera cari udara segara
d. Tertelan : jangan paksakan muntah. Jangan beri apapun melalui mulut pada orang yang
tidak sadar.
- Sifat fisika dan kimia
Titik didih : 118,10C
Tak berwarna
Bau menyengat

II. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

DATA PENGAMATAN
A. Data berat zeolite yang ditimbang

1 2 3 4 5 6

1,0675 gr 1,0517 gr 1,0185 gr 1,0487 gr 1,0377 gr 1,0360 gr


B. Data volume NaOH 0,1 M yang dibutuhkan untuk titrasi awal untuk penentuan konsentrasi
Asam Asetat
No
Vol HAc, 0,5 M Indicator pp Vol NaOH, mL Keterangan
:
1 5 mL 3 tetes 19,3 Titik akhir
berwarna
2. 5 mL 3 tetes 19,0 merah muda
3. 5 mL 3 tetes 19,5 dan bening

Kesimpulan :
1. Rata – rata kebutuhan larutan NaOH (A) = 19,3 mL
2. Konsentrasi HAc mula – mula [(AX 0,1/5] = 0,4 M
Nb. Vb ( NaOH ) = Na. Va ( CH3COOH )
0,1 N x 19,3 mL = Na x 5 mL
Na = 0,4 N = 0,4 M

C. Data pengamatan konsentrasi H

No. Waktu HAc (0,5M) PP Larutan NaOH Catatan:


penjerapan, dimasukkan, (tetes 0,1 M saat Volume (mL)
menit mL ) warna berubah Konsentrasi (M)
menjadi pink,
mL
1. 5 5 3 17,5 V rerata = 17,4

5 3 17,3 M HAc = 0,348

2. 10 10 3 37,2 V rerata = 27,2

5 3 18,2 M HAc = 0,363

3. 15 10 3 37,1 V rerata = 36,8

10 3 36,5 M HAc = 0,368

4. 25 10 3 37,3 V rerata = 37,1

10 3 36,9 M HAc = 0,371

5. 40 10 3 37,8 V rerata = 37,45

10 3 37,1 M HAc = 0,374

6. 60 10 3 36,2 V rerata = 37,8

10 3 39,4 M HAc = 0,378

PERHITUNGAN DAN ANALISIS DATA


Dari data di atas maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:
1. Orde I (hubungan ln Ca dengan t)
Y = 0,0415x + 1,8643
R2 = 0,8909
Slope = 0,0415
Intersep = 1,8643
Konstanta reaksi = 0,0415
1
= 1,8643
Ca0
Ca0 = 0,5364
2. Orde II (hubungan antara 1/Ca dengan t)
Y = -0,0011x – 0,9684
R2 = 0,7024
Slope = - 0,0011
Intersep = - 0,9684
Konstanta reaksi = 0,0011
1
=0,9684
Ca0
Ca0 = 1,0326

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan kinetika adsorpsi untuk menentukan konsentrasi
CH3COOH (adsorbat) yang akan diadsorbsi oleh zeolite (adsorban).
Zeolit yang digunakan adalah zeolit yang telah diaktivasi. Aktifasi adalah suatu perlakuan yang
bertujuan untuk memperbesar pori – pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau
mengoksidasi molekul-molekul permukaan sehingga zeolitmengalami perubahan sifat, baik fisika
maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya
adsorpsi.Setelah diamati, zeolit yang digunakan dapat berikatan dengan senyawa non polar(seperti
CH3COOH) serta ketidaklarutan zeolite pada larutan (yang kebanyakan diisi oleh partikel H2O
menunjukan hidrofik).
Dilakukan titrasi CH3COOH 0,5 M sebanyak 5 mLyang ditetesi indicator pp 3 tetes lalu dititrasi
dengan NaOH 0,1 M, dan ditemukan hasil konsentrasi awal CH3COOH adalah sebesar 0,4 M. Lalu
dilakuka penimbangan zeolite 1 gram sebanyak 6 kali. Lalu dimasukkan ke dalam asam asetat 0,5 M
sebanyak 25 mL. Lalu digoyangkan selama 30 detik, pengocokan tersebut bertujuan untuk membentuk
ikatan tetap dalam zeolite dengan asamnya.Lalu masing – masing kode didiamkan berbeda – beda dengan
rentang waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit, 25 menit, 40 menit, dan 60 menit. Hal tersebut bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variasi lamanya waktu terhadap hasil penjerapan asam asetat oleh zeolite. Semakin
lama waktu pendiaman maka semakin banyak adsorbat yang teradsorpsi karena semakin kuat ikatan antar
molekul (ikatan kimia dan fisika), jika ikatan molekul tersebut sangat kuat maka akan diimbangi dengan
gaya ikat ke dalam.
Pengocokan dilakukan dengan menggoyangkan Erlenmeyer yang berisi campuran CH3COOH dengan
zeolite. Penggoyangan ini dtujukan untuk memecah partikel zeolite menjadi ukuran yang lebih kecil dan
memperkuat ikatan antara adsorbat dan adsorban sehingga tidak bersifat reversible.
Hasil penyaringan (filtrat) dari CH3COOH yang telah didiamkan bercampur dengan zeolite kemudian
disaring dan dibuang 1 mL filtrat pertama supaya ketika ada zat pengotor dari kertas saring atau wadah
Erlenmeyer bawah yang digunakan dapat hilang terlebih dahulu. Titrasi dilakukan n2 kali supaya
memperkecil galat yang diperoleh.
Hasil dari praktikum ini terdapat 2 orde yaitu orde pertama dan orde kedua. Orde pertama
menyatakan hubungan antara ln Ca dan waktu (dalam menit). Kemudian diperoleh persamaan linearnya Y
= 0,0415x + 1,8643 dengan nilai regresi R2 = 0,8909, dan orde kedua yang menyatakan hubungan
antara Y = -0,0011x – 0,9684 dengan nilai regresi R2 = 0,7024. Terdapat dua data yang digunakan
yaitu orde I dan orde II. Maka akan digunakan data dengan nilai regresi R2 tertinggi yaitu nilai dari
data orde I. maka dapat diperoleh nilai k = 0,0415 dan Ca0 = 0,5364.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses kinetika adsorpsi mencakup 2 proses yaitu proses penjerapan dan difusi cair – padat dan cair –
cair dalam jangka waktu tertentu dengan ikatan fisika dan kimia serta pengaruh gaya van deer wals.
CH3COOH sebagai adsorbat dan zeolite sebagai adsorban
2. Diketahui bahwa dari orde I dengan regresi R2 tertinggi diperoleh konstanta kecepatan reaksi adalah
0,0415 dan Ca0 = 0,5364.
Yogyakarta, 29 November 2020

Dosen Pembimbing, Praktikan,

Noor Anis Kundari, M.T Isna Syilmi Qaira

Anda mungkin juga menyukai