KESETIMBANGAN KIMIA
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kimia Fisik II (Praktikum)
Dosen Pengampu :Siska Novitasari, M.Si &Ratna Nurmalasari, M.Si
Disusun Oleh :
Nama : Erki Ayumi
NIM : 1911E1050
II. PRINSIP
Reaksi kesetimbangan merupakan reaksi reversible dimana zat-zat hasil reaksi
dapat bereaksi kembali membentuk zat-zat pereaksi
Reaksi ini akan berlangsung bolak balik terus menerus tidak pernah
berhenti,inilah yang disebut sebagai Reaksi Kesetimbangan Dinamis
III. REAKSI
Penambahan Fe3+
Fe3+ (aq) + SCN- (aq) ⇌ FeSCN2+(aq)
Penambahan sodium sulfate yang mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+
2Fe3+(aq) + SO32- (aq) + H2O ⇌ 2Fe2+ (aq) + SO42- (aq) + 2H+(aq)
Penambahan AgCl
Ag+ (aq) + SCN- (aq) ⇌ AgSCN (s)
VI. PROSEDUR
Disiapkan tabung reaksi sebanyak 5 buah, kemudian diberi label. 5 mL larutan
Fe3+ 0,002 M dimasukan ke dalam masing – masing tabung reaksi yang sudah di
labeli menggunakan nomor (1,2,3,4,dan 5). Ditambahkan larutan SCN - 0,002 M
dan HNO3 sesuai dengan pada data. Dan terbentuk larutan FeSCN2+
Masing – masing larutan diukur nilai absorbansinya menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 447 nm. Setelah didapat, konsentrasi
FeSCN2+ dihitung melalui persamaan regresi dari kurva kalibrasi.
PERHITUNGAN
1. Konsentrasi Fe³⁺ tabung 1, 2, 3, dan 4
(Dikarenakan tabung 1-5 volumenya sama, jadi konsentrasi yang diproleh juga
akan sama)
0,002 M . 5 mL = M₂ . 10 mL
0,01 = M₂ . 10 mL
0,01
M₂ = = 0,001 M
10
2. Konsentrasi SCN ̄
Tabung 1
0,002 M . 1 mL = M₂ . 10 mL
0,002 = M₂ . 10 mL
0,002
M₂ = = 0,0002 M
10
Tabung 2
0,002 M . 2 mL = M₂ . 10 mL
0,004 = M₂ . 10 mL
0,004
M₂ = = 0,0004
10
Tabung 3
0,002 M . 3 mL = M₂ . 10 mL
0,006 = M₂ . 10 mL
0,006
M₂ = = 0,0006
10
Tabung 4
0,002 M . 4 mL = M₂ . 10 mL
0,008 = M₂ . 10 mL
0,008
M₂ = = 0,0008
10
3. Konsentrasi HNO₃
Tabung 1
0,5 M . 4 mL = M₂ . 10 mL
2 = M₂ . 10 mL
2
M₂ = = 0,2
10
Tabung 2
0,5 M . 3 mL = M₂ . 10 mL
1,5 = M₂ . 10 mL
1,5
M₂ = = 0,15
10
Tabung 3
0,5 M . 2 mL = M₂ . 10 mL
1 = M₂ . 10 mL
1
M₂ = = 0,1
10
Tabung 4
0,5 M . 1 mL = M₂ . 10 mL
0,5 = M₂ . 10 mL
0,5
M₂ = = 0,05
10
4. Perhitungan Kc
Abs tabung 1
Fe³⁺ + SCN ̄ ⇌ FeSCN²⁺
M 0,001 0,0002
B 2,96 x 10 ̄ ⁵ 2,96 x 10 ̄ ⁵ 2,96 x 10 ̄ ⁵
S 9,70 x 10 ̄ ⁴ 1,70 x 10 ̄ ⁴ 2,96 x 10 ̄ ⁵
y = 7124x + 0,0024
0,213 = 7124x + 0,0024
0,213 – 0,0024
x = = 2,96 x 10 ̄ ⁵
7124
Kc = ¿¿
2,96 x 10 ̄ ⁵
= = 180,49
[ 9,70 x 10 ־⁴ ] [1,70 x 10 ־⁴]
Abs tabung 2
Fe³⁺ + SCN ̄ ⇌ FeSCN²⁺
M 0,001 0,0004
B 5,38 x 10 ̄ ⁵ 5,38 x 10 ̄ ⁵ 5,38 x 10 ̄ ⁵
S 9,46 x 10 ̄ ⁴ 3,46 x 10 ̄ ⁴ 5,38 x 10 ̄ ⁵
y = 7124x + 0,0024
0,386 = 7124x + 0,0024
0,386−0,0024
x = = 5,38 x 10 ̄ ⁵
7124
Kc = ¿¿
[5,38 x 10 ־5 ]
= = 164,67
[ 9,46 x 10 ־4 ] [3,46 x 1 0 ־4 ]
Abs tabung 3
Fe³⁺ + SCN ̄ ⇌ FeSCN²⁺
M 0,001 0,0006
B 7,17 x 10 ̄ ⁵ 7,17 x 10 ̄ ⁵ 7,17 x 10 ̄ ⁵
S 9,28 x 10 ̄ ⁴ 5,28 x 10 ̄ ⁴ 7,17 x 10 ̄ ⁵
y = 7124x + 0,0024
0,513 = 7124x + 0,0024
0,513−0,0024
x = = 7,17 x 10 ̄ ⁵
7124
Kc = ¿¿
[7,17 x 10 ־5 ]
= = 146,33
[ 9,28 x 10 ־4 ] [5,28 x 10 ־4 ]
Abs tabung 4
Fe³⁺ + SCN ̄ ⇌ FeSCN²⁺
M 0,001 0,0008
B 9,16 x 10 ̄ ⁵ 9,16 x 10 ̄ ⁵ 9,16 x 10 ̄ ⁵
S 9,08 x 10 ̄ ⁴ 7,08 x 10 ̄ ⁴ 9,16 x 10 ̄ ⁵
y = 7124x + 0,0024
0,655 = 7124x + 0,0024
0,655−0,0024
x = = 9,16 x 10 ̄ ⁵
7124
Kc = ¿¿
[9,16 x 10 ־5 ]
= = 142,49
[ 9,08 x 10 ־4 ] [7,08 x 10 ־4 ]
VIII. PEMBASAHAN
Percobaan ini dilakukan dengan penambahan SCN kedalam tabung reaksi yang
berisikan Fe³⁺ yang kemudian dihomogenkan, reaksi kesetimbangan dikatakan
homogen jika semua zat yang telibat berada pada fasa yang sama. Reaksi yang
terbentuk :
IX. Fe³⁺ + SCN⇌ ־ FeSCN²⁺
Larutan SCN 0,002 M pada masing-masing tabung dengan penambahannya yang
berbeda-beda sehingga perubahan warna pada tabung reaksi tersebut pun berbeda,
hal ini dikarenakan semakin banyak volume larutan SCN yang ditambahkan maka
akan semakin pekat warna yang diperoleh pada larutan tersebut. Ini terbukti pada
tabung pertama dengan penambahan larutan SCN sebanyak 1 mL warna larutan
tidak pekat sedangkan pada saat penambahan SCN 4 mL warna larutan lebih pekat
dari yang sebelumnya.
Percobaan praktukum ini dilakukan percobaan dengan memasukan larutan
kedalam alat spektrofotometer yang bertujuan untuk mengetahui nilai absorbansi
pada larutan yang diuji. Setelah di peroleh nilai absorbansinya, kita dapat
menentukan nilai Kc pada pembentukan FeSCN²⁺ dengan rumus:
X. Kc = ¿ ¿
Pada dasar nya tetapan kesetimbangan Kc secara garis besar merupakan
pembandingan hasil bagi antara konsentrasi molar ([ ]) zat-zat ruas kanan dengan
konsentrasi molar zat ruas kiri yang dipangkatkan dengan koefisiennya.
Pertama yaitu Masukkan larutan Fe3+ 0,002 M kedalam 4 tabung reaksi
masing-masing sebanyak 5 mL, lalu tambahkan larutan SCN 0,002 M sebanyak 1
mL kdalam tabung 1, 2 mL untuk tabung 2, 3 mL untuk tabung 3 dan 4 mL untuk
tabung 4, masukkan juga larutan HNO3 sebanyak 4 mL untung tabung 1, 3 mL
untuk tabung 2, 2mL untuk tabung 3, 1 mL untuk tabung 4 dan 10 mL untuk
larutan blanko kemudian homogenkan.
Selanjutnya siapkan alat spektofotometer untuk pengukuran absorbansi. Kuvet
dibilas dengan blanko sebanyak 2 kali. Masukkan larutan blanko kedalam kuvet
dan bersihkan sisi kuvet menggunakan tissue kemudian masukkan kuvet kedalam
spektofotometer. Prosedur ini dilakukan untuk menentukan absorbansi dari
larutan. Ketika sudah didapatkan adsorbansinya dan dihitung melalui persamaan
regresi yaitu y = 7124x + 0,0024 dan didapatkan konstanta kesetimbangan dari
masing-masing tabung reaksi yaitu seperti yang tertera pada tabel untuk tabung 1
dengan volume SCN- 4ml dan HNO3 qml konstanta nya imyaitu 178,73, tabung 2
dengan volume SCN- 3ml dan HNO3 2ml konstanta kesetimbangannya yaitu
164,41, tabung 3 dengan volume SCN- 2ml dan HNO3 3ml konstanta
kesetimbangannya yaitu 146,13 dan terakhir tabung 4 dengan colume SCN- 1ml
dan HNO3 4ml konstanta kesetimbangannya 142,36.
Dari data tersebut bisa kita lihat jika semakin banyak volume SCN- yang di
masukan maka kesetimbangan akan berjalan ke arah produk dimana nilai KC
yang dibasilkan juga semakin besar. Dan sebaliknya, Jika volume SCN- nya
dikurangi maka nilai KC juga akan semakin kecil. Hal ini menunjukan konsentrasi
itu memoengaruhi kesetimbangan sesuai dengan asaz Li Chatelier yaitu Hal-hal
yang dapat menyebabkan pergeseran kesetimbangan yaitu perubahan konsentrasi,
perubahan tekanan dan volume, perubahan suhu, dankatalis. yang isinya: “jika
terhadap kesetimbangan dilakukan suatu aksi, sistem kesetimbangan tersebut akan
mengalami pergeseran yang cenderungmengurangi pengaruh aksi tersebut
membentuk kesetimbangan baru”. Berdasarkan asaz Li Chatelier, suatu reaksi
kesetimbangan akan selalu berusahamempertahankan kesetimbangannya. Pada
praktikum kali ini, penguunaan spektrofotometer dilakukan terlebih dahulu
menggunakan larutan blanko Larutan blanko yaitu larutan yang tidak berisi
analit. Tabung reaksi yang berisi larutan blanko dimasukkan ke dalam
spektrofotometer untuk diukur absorbansinya
XI. KESIMPULAN
Jadi kesimpulan yan di dapat yaitu semakin besar nilai absorbansi FeSCN²⁺
maka semakin kecil nilai Kc yang diproleh pada konstanta kesetimbangan reaksi
pembentukan FeSCN²⁺. konsentrasi reaktan memoengaruhi kesetimbangan dan
memoengaruhi konsentrasi produk yang dihasilkan