KESETIMBANGAN KIMIA
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Mempelajari reaksi kesetimbangan komplek besi (iii) - tiosianat
2. Waktu Praktikum
Rabu, 21 April 2021
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
aA + bB ⇋ cC + dD (3.1)
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades ( H 2 O (l ))
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Kesetimbangan Besi (III) – tiosianat
a. Dimasukkan 10 mL KSCN 0,002 M ke dalam gelas kimia.
Ditambahkan 2 tetes larutan Fe ( NO3 ) 3 0,2 M .
b. Dibagi larutan ini menjadi 4 tabung reaksi.
c. Digunakan tabung reaksi pertama sebagai pembanding.
d. Ditambahkan 1 tetes KSCN pekat ke dalam tabung reaksi kedua.
e. Ditambahkan 3 tetes Fe ( NO3 ) 3 0,2 M ke dalam tabung reaksi ketiga.
f. Ditambhakan butiran Na3 HPO 4 ke dalam tabung reaksi keempat.
g. Diamati perubahan warna yang terjadi pada tabung reaksi 2, 3, 4 dan
dibandingkan dengan tabung reaksi 1.
2. Kesetimbangan Besi (lll)– tiosianat yang semakin encer
a. Disediakan 5 tabung reaksi yang bersih dan diberi nomor.
b. Dimasukkan masiing-masing 5 mL KSCN 0,002 M ke dalam lima
tabung reaksi.
c. Ditambahkan 5 mL larutan Fe ( NO3 ) 3 0,2 M ke dalam tabung reaksi
pertama. Digunakan tabung reaksi ini sebagai standar.
d. Diukur 10 mL Fe ( NO3 ) 3 0,2 M dan ditambahkan aquades 15 mL
sehingga volumenya menjadi 25 mL di dalam labu ukur.
e. Diambil 5 mL dari larutan Fe ( NO3 ) 3 0,2 M yang ada dalam labu ukur,
kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi dua. Sisanya disimpan
untuk percobaan berikutnya.
f. Diambil 10 mL larutan Fe ( NO3 ) 3 0,2 M yang ada di dalam labu ukur,
kemudian sisanya dibuang.
g. Ditambahkan aquades sebanyak 15 mL agar volumenya menjadi 25
mL pada labu ukur yang berisi larutan Fe ( NO3 ) 3 0,2 M sisa reaksi
pertama.
h. Diambil 5 mL larutan ini dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
ketiga.
i. Diulangi prosedur di atas sampai tabung reaksi kelima.
j. Dibangdingkan warna larutan pada tabung reaksi pertama dengan
tabung reaksi kedua sampai tabung reaksi kelima.
k. Jika intensitas warna tidak sama, dikeluarkan larutan pada tabung
standar setetes demi setetes sampai kedua tabung tersebut
menunjukkan intensitas warna yang sama.
l. Diukur tinggi larutan pada masing-masing tabung reaksi (dari tabung
reaksi pertama hingga kelima)
m. Dicatat hasil pengamatan dan pengukuran.
E. HASIL PENGAMATAN
(Terlampir)
F. ANALISIS DATA
1. Percobaan Pertama
Kesetimbangan Besi (III) – tiosianat
a. Fe ( NO3 ) 3 dan KSCN dalam bentuk ion
−
++ 3 SCN ( aq) ⇌
3 ++3 NO 3−(aq ) 3 K (aq )
Fe( aq)
−
+ +3 NO3 ( aq)
3 ++ 2 SCN −( aq )+3 K ( aq)
Fe ( SCN ) ( aq )
+¿
2++ Na2 HPO 4(s ) ⇌ Fe PO 4(s ) +HSCN (aq ) +2 Na( aq) ¿
Fe ( SCN )( aq)
2. Percobaan kedua
Kesetimbangan Besi (III) – tiosianat yang semakin encer
a. Pembanding tinggi tabung
T st
T 1=
T2
7,8
=
8
=0,975
T st
T 2=
T3
6,4
=
7,8
=0,820
T st
T 3=
T4
4,2
=
8
=0,525
T st
T 4=
T5
2,8
=
8
=0,35
b. Menghitung konsentrasi Fe ( SCN )2+ ¿¿
Fe3( aq+¿¿
)
+ SCN −( aq) ⇌ Fe SCN 2( aq+¿¿
)
Mula-mula : 1 mmol 0,01 mmol −
Bereaksi : 0,01 mmol 0,01 mmol 0,01 mmol
Setimbang : 0,99 m mol − 0,01 mmol
[ Fe SCN 2+ . ]0= n
v
0,01 mmol
=
10 mL
= 0,001 M
[ Fe SCN 2+ .]1=T 1 × [ Fe SCN 2+. ]0
= 0,975 ×0,001 M
= 9,75 ×10 −4 M
[ Fe SCN 2+ .]2=T 2 × [ Fe SCN 2+. ]0
= 0,820 ×0,001 M
= 8,2 ×10− 4 M
[ Fe SCN 2+ .]3=T 3 × [ Fe SCN 2+. ]0
= 0,525 ×0,001 M
= 5,25 ×10− 4 M
[ Fe SCN 2+ .]4 =T 4 × [ Fe SCN 2+. ]0
= 0,35 ×0,001 M
= 3,5 ×10− 4 M
[ Fe SCN 3+. ]
f. K c =
[ Fe 2+. ][ SCN − ]
[ Fe SCN 3+. ]
K c 1=
[ Fe 2+. ]1 [ SCN − ]1
9,75 ×10− 4 M
=
0,079 M ×0,001025 M
9,75 ×10− 4 M
=
0,0000809 M
= 12,0407
[ Fe SCN 3+. ]
K c 2=
[ Fe 2+. ]2 [ SCN − ]2
8,2× 10− 4 M
=
0,03188 M ×0,00118 M
8,2 ×10 −4 M
=
0,0000376 M
= 22,2872
[ Fe SCN 3+. ]
K c 3= 2+.
[ Fe ]3 [ SCN − ]3
5,25 ×10− 4 M
=
0,012275 M ×0,00148 M
5,25 ×10− 4 M
=
0,000018167 M
= 28,8868
[ Fe SCN 3 +. ]
Kc 4 =
[ Fe 2+. ]4 [ SCN − ]4
3,5 ×10− 4 M
=
0,00477 M × 0,00165 M
3,5 ×10 −4 M
=
0,00000787 M
= 44,4698
g. Tabel
G. PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari reaksi kesetimbangan
kompleks besi (III)-tiosianat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan kimia, yaitu pengaruh konsentrasi, volume, tekanan, suhu dan
katalisator. Pengaruh konsentrasi, Jika salah satu reaktan diperkecil maka
kesetimbangan akan bergeser ke kiri atau reaktan dan apabila produk
diperkecil maka akan bergeser ke kanan atau produk. Pengaruh volume, jika
volume diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser kearah yang jumlah
molekulnya terbanyak atau ruas yang jumlah angka koefisiennya terbanyak.
Jika keduanya sama maka tidak akan menggeser kesetimbangan. Pengaruh
tekanan jika tekanan diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
reaksi yang jumlah molekulnya terkecil, jika teknan diperkecil maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah angka koefisien besar. Jika
koefisien ruas kiri maupun kanan sama maka tidak akan terjadi perubahan
kesetimbangan. Pengaruh suhu, jika suhu dinaikkan maka reaksi sistem
menurunkan suhu dengan cara menggeser kesetimbangan kearah pihak yang
menyerap kalor (endoterm), jika suhu diturunkan maka kesetimbangan akan
bergeser kearah pihak yang melepas kalor (eksoterm). Pengaruh katalisator,
dalam reaksi kesetimbangan pengaruh katalisator adalah mempercepat
terjadinya raksi sehingga reaksi maju dan baliknya sama-sama kuat.
Pada percobaan pertama, dimasukkan 10 mL KSCN 0,002 M dengan
warna awal bening, kemudian ditambahkan 2 tetes Fe ( NO3 ) 30,2 M dengan
warna awal orange. Setelah kedua larutan dicampurkan, warna yang
dihasilkan menjadi orange. Selanjutnya larutan dibagi ke dalam 4 tabung
reaksi, tabung 1 digunakan sebagai standar pembanding dengan warna
orange. Pada tabung 2 ditambahkan 1 tetes KSCN pekat sehingga warna
larutan pada tabung 2 menjadi merah pekat. Untuk tabung 3 diberikan
tambahan 3 tetes Fe ( NO3 ) 3 0,2 M, warna yang dihasilkan setelah penambahan
tersebut adalah merah terang. Tabung 4 larutan ditambahkan dengan beberapa
butir Na2 HPO 4dan warna yang dihasilkan setelah penambahan tersebut
mengakibatkan warna berubah menjadi bening atau jernih.
lima tabung reaksi diisi 5 mL KSCN 0,002 M. Warna awal larutan
KSCN 0,002 M adalah bening. Kemudian pada tabung 1 ditambahkan 5 mL
Fe ( NO3 ) 3 0,2 M yang berwarna kuning. Warna campurannya yaitu merah
H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kesetimbangan kimia dipengaruhi oleh konsentrasi dan volume zat yang
ditambahkan pada saat pencampuran dan pengenceran. Perubahan konsentrasi
dapat ditandai dengan perubahan warna larutan. Pada besi (III) tiosianat
dipengaruhi oleh konsentrasi Fe3+. SCN-, dan FeSCN2+. Jika konsentrasi
pereaksi ditambahkan maka kesetimbangan akan bergeser ke produk.
Diperoleh juga nilai ketetapan kesetimbangan yang tidak konstan dikarenakan
oleh ketidaktelitian dalam menyetarakan warna sehingga dalam mengukur
volume juga berpengaruh
DAFTAR PUSTAKA
Kivi, S. T., Bailey, R. T., & Gates, T. K. (2019). A Salinity Reactive Transport and
Chemistry Model for Regional Scale Agricultural Groundwater System. of
Hydrology, 275-293.
Maisaroh, & Purwanto, W. (2019). Tinjauan Termodinamika dan Kesetimbangan
Kimia dalam Hubungan Perubahan Suhu Terhadap Konversi Reaksi
Epoksidasi Asam Oleat Berbasis Sawit. Jurnal UMJ, 1-11.
Purba, L. S. (2020). Kimia Fisika 1. Jakarta: UKI Press.
Umam, Y. I., Iskandar, S. M., & Budiasih, E. (2015). Analisis Dampak Kesalahan
Konsep Laju Reaksi Terhadap Kesalahan Konsep Kesetimbangan pada Siswa
SMA. Jurnal Pedidikan Sains, 3(2), 68-73.