Tahap 1 Tahap 2
Ethanol 99,5%
PROSES
PEMURNIAN
1. Proses Pengenceran = Proses ini bertujuan untuk mengencerkan molasses dengan kadar gula yang tinggi yakni 55% den
bertujuan agar biomass tidak mati karena perbedaan tekanan osmosis yang tinggi.
2. Proses Propagasi = Proses ini bertujuan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang telah melewati fase pertumbuhan a
sehingga dapat mencapai fase pertumbuhan yang cepat saat berada di dalam tangki fermentor. Proses ini dilakukan secar
mikroorganisme membutuhkan udara.
3. Proses fermentasi = proses yang paling penting dalam pembuatan etanol. Proses fermentasi dilakukan dalam kondisi an
tangki berpengaduk dan memiliki alat pendingin berupa koil untuk menjaga suhu dalam fermentor tetap konstan, yakni pa
menggynakan Saccharomyces cerevisae yang memiliki banyak keuntungan.
4. Proses pemurnian = Terdapat proses penyaringan, distilasi, dan adsorpsi. Pada proses penyaringan bertujuan untuk pem
Setelahnya akan dilakukan Proses Distilasi, yang merupakan proses memurnikan etanol. Lalu yang terakhir dilakukan prose
dengan kadar 90% atau lebih.
Tahap 3
yang tinggi yakni 55% dengan menambahkan air proses. Hal ini
Tahap 1
Tahap 2
dilakukan dalam kondisi anaerob secara batch di dalam sebuah
tor tetap konstan, yakni pada suhu 30-35 C. Fermentasi ini
m01 m02
1 tangki tetes
m1
3 Fermentor m32
m2
2 tangki air
m03 m31
Kapasitas 165 kg
Komponen M1 M2 M01 M02 M03 M31 M32
Tetes 165 0 0 0 0 0 7.755
Air 0 1178.571 0 0 0 0 1170.295
H2SO4 0 0 6.6 0 0 0 6.6
Yeast 0 0 0 3.3 0 0 3.3
Pupuk 0 0 0 0 0.825 0 0.825
Glukosa 0 0 0 0 0 0 3.310421
Etanol 0 0 0 0 0 0 82.90766
CO2 0 0 0 0 0 79.302975 79.30298
165 1178.571 6.6 3.3 0.825 1354.296
Total
1354.29642857143
Proses Hidrolisa
C12H22O11 + H2O --> 2 C6H12O6
M 0.48245614 65.47619
B 0.459780702 0.459781 0.919561
S 0.022675439 65.01641 0.919561 Tabel Berat Molekul
Senyawa
Proses Fermentasi C12H22O11
Penambahan kalor atau panas untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat terlarut yang
memiliki titik didih tinggi dan zat pelarut yang memiliki titik didih lebih rendah sehingga dihasilkan
larutan yang lebih pekat serta memiliki konsentrasi yang tinggi.
Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut pada titik
didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang
terbentuk pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa
campuran umumnya tidak diadakan usaha untuk memisahkan komponen-komponennya.
Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut pada titik
didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang
terbentuk pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa
campuran umumnya tidak diadakan usaha untuk memisahkan komponen-komponennya.
Secara prinsip destilasi fraksinasi sama dengan destilasi sederhana, yang membedakannya yakni
perbedaan titik didih yang mana destilasi sederhana titik didih lebih besar dari 30°C sedangkan
destilasi fraksinasi titik didihnya lebih kecil dari 30°C,hal ini terjadi karena pada destilasi fraksinasi
terdapat kolom fraksinasi. Pemisahan campuran menjadi komponenya dilakukan dengan proses
destilasi fraksinasi. Kolom destilasi fraksinasi haruslah panjang hal ini agar supaya uap yang berjalan
naik dan air yang berjalan turun dapat bersentuhan, pada puncak kolom thermometer digunakan
untuk mengukur suhu fraksi pertama yang paling mudah menguap (A). Selang beberapa waktu
ketika proses terus dilakukan maka suhu akan naik hal ini terjadi karena cairan yang tidakmudah
menguap (B) juga mulai terbawa bersama dengan yang mudah menguap,sehingga wadah penerima
harus diubah selang beberapa waktu dalam proses destilasi. Bila titik didih antara cairan A dan B
kecil maka proses destilasi harus dilakukansecara berulang agar hasilnya lebih baik dan lebih akurat.
Destilasi pada proses pemisahan minyak adalah proses destilasi fraksinasi yang sangat besar
Menghitung q
Fermentor q = (∆Hm31 + ∆Hm32) - (∆Hm1 + ∆Hm2+∆Hm01+∆Hm02+∆Hm03)
= #REF!
Evaporator q = (∆Hm41 + ∆Hm22) - ∆Hm32
= #REF!
Distilasi q = (∆Hm51 + ∆Hm52) - ∆Hm41
= #REF!
m41
m51
m52
Secara prinsip destilasi fraksinasi sama dengan destilasi sederhana, yang membedakannya yakni perbedaan titik
didih yang mana destilasi sederhana titik didih lebih besar dari 30°C sedangkan destilasi fraksinasi titik didihnya
lebih kecil dari 30°C,hal ini terjadi karena pada destilasi fraksinasi terdapat kolom fraksinasi. Pemisahan
campuran menjadi komponenya dilakukan dengan proses destilasi fraksinasi. Kolom destilasi fraksinasi haruslah
panjang hal ini agar supaya uap yang berjalan naik dan air yang berjalan turun dapat bersentuhan, pada puncak
kolom thermometer digunakan untuk mengukur suhu fraksi pertama yang paling mudah menguap (A). Selang
beberapa waktu ketika proses terus dilakukan maka suhu akan naik hal ini terjadi karena cairan yang tidakmuda
menguap (B) juga mulai terbawa bersama dengan yang mudah menguap,sehingga wadah penerima harus
diubah selang beberapa waktu dalam proses destilasi. Bila titik didih antara cairan A dan B kecil maka proses
destilasi harus dilakukansecara berulang agar hasilnya lebih baik dan lebih akurat. Destilasi pada proses
pemisahan minyak adalah proses destilasi fraksinasi yang sangat besar
lebih kecil dari 30°C,hal ini terjadi karena pada destilasi fraksinasi terdapat kolom fraksinasi. Pemisahan
campuran menjadi komponenya dilakukan dengan proses destilasi fraksinasi. Kolom destilasi fraksinasi haruslah
panjang hal ini agar supaya uap yang berjalan naik dan air yang berjalan turun dapat bersentuhan, pada puncak
kolom thermometer digunakan untuk mengukur suhu fraksi pertama yang paling mudah menguap (A). Selang
beberapa waktu ketika proses terus dilakukan maka suhu akan naik hal ini terjadi karena cairan yang tidakmuda
menguap (B) juga mulai terbawa bersama dengan yang mudah menguap,sehingga wadah penerima harus
diubah selang beberapa waktu dalam proses destilasi. Bila titik didih antara cairan A dan B kecil maka proses
destilasi harus dilakukansecara berulang agar hasilnya lebih baik dan lebih akurat. Destilasi pada proses
pemisahan minyak adalah proses destilasi fraksinasi yang sangat besar
m01+∆Hm02+∆Hm03)
PERHITUNGAN EVAPORATOR
1. Kondisi Operasi = F
Z1
Z2
P
T operasi ditentukan = 95 °C
Goal Seek Fase Cair
t hit Trial x1 0.01583343146 maka,
T Hitung 95.0000874904
dakannya yakni perbedaan titik T operasi 95
estilasi fraksinasi titik didihnya Selisih 8.7490E-05
m fraksinasi. Pemisahan
lom destilasi fraksinasi haruslah
apat bersentuhan, pada puncak Goal Seek Fase Uap
g mudah menguap (A). Selang Trial y1 0.19285063397 maka,
i karena cairan yang tidakmudah T hitung 94.9999960089
ga wadah penerima harus
n A dan B kecil maka proses
t. Destilasi pada proses
m fraksinasi. Pemisahan
lom destilasi fraksinasi haruslah
apat bersentuhan, pada puncak
g mudah menguap (A). Selang
i karena cairan yang tidakmudah
ga wadah penerima harus
n A dan B kecil maka proses T operasi 95
t. Destilasi pada proses Selisih 3.99114934E-06
3. Menghitung massa dan komponen etanol air pada M41 dan M42
Komponen xi yi ki=yi/xi
Etanol 0.015824 0.192734 12.179964557
Air 0.984205 0.807181 0.820134916
Total 1.00002928582 0.9999151538
1354.296 kg/jam
0.061218
0.938782
1 bar
100
95
f(x) = 69.197513563894 x³ − 82.282331228037 x² − 4.0090170813666 x + 98.336859682186
R² =f(x) = 249.2684477 x⁴ − 529.393144 x³ + 396.8742126 x² − 130.6251631 x + 96.97126485
0.996772111493679
R² = 0.986903638307671
90
Temperature °C
85
80
75
70
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
x, y
Fase Uap
971 Fase Cair
x1= 0.015833
x2= 0.984167
y1= 0.192851
y2= 0.807149
M41 dan M42
Perhitungan Distilasi
Diketahui Laju massa Umpan F 347.4775 kg/jam
Ethanol Umpan Z1 0.19275
Air Umpan Z2 0.80725
xB ethanol 0.01 xB air 0.99
xD ethanol 0.95 xD air 0.05
F = B + D
B = F - D
B = 347.4775 - D
TM51 = 79.59758
TM52 = 95.70386
Kapasitas 165 kg
Komponen M1 ∆H (kj/kg) M x ∆H
Tetes 165 -6749.46 -1113661
Air 0
H2SO4 0
Yeast 0
Pupuk 0
Glukosa 0
Etanol 0
CO2 0
165
Total
P (atm) 1
T (C) 30
∆H (kj/kg) -1113660.97513742
Menghitung q
Fermentor q = (∆Hm31 + ∆Hm32)
= -37066.6
Evaporator q = (∆Hm41 + ∆Hm22)
= -976030
Distilasi q = (∆Hm51 + ∆Hm52)
= -12875851
1 kg = 0.2642 gal
24
25
30
Volume Total = 7.37
Ketinggian (H) = 59.149254
H/D = 2.3659701
18
23
24
Volume Total = 5.8556667
Ketinggian (H) = 53.175597
H/D = 2.3119825
24
25
30
Volume Total = 7.37
Ketinggian (H) = 48.548862
H/D = 1.7338879
HEAT
X
Jenis Fluida : Steam
Laju Alir (W) : 520827.6 lb/hr
Kapasitas Panas (Cp) : 0.116651158568413 kcal/lbºF
ºAPI : 46.26
T1 : 239 ºF
T2 : 221 ºF
Viskositas : 1.851 lb/ft.hr
SG : 0.796
230
2. Menghitung LMTD
Shell (Steam)
T1 = 239 °F
T2 = 221 °F
LMTD = 74.9004 °F
Faktor Koreksi
R= 0.154
S= 0.765
Δtc
3.750000
Δth
C' = 0.25 in
ID x C' x B
as =
144 X Pt
as = 1.503715 Ft2
De x Gs
Re s =
μ
Re s = 14813.79
ho/φs = 90.9546
At pada tw = 149.3851
Dari Fig.14 Kern diperoleh harga µw
µw = 0.1 cP
0.242 lb/ft.hr
φs =
φs = 1.329544
Total Surface
A= a'' x L x Nt
A= 4161.56 ft²
Q Tube
Ud =
A x Δt
Ud = 0.00027 btu/hr.ft².°F
ΔP Shell
f x Gs^2 x ID x (N+1)
ΔP Shell =
5,225 x 10^10 x De x SGs x φs
ΔP Shell = 2.4137 psi
Efisiensi (ⴄ) = q
x 100%
q opt
q= U A ⴄ (T - t)
q= C min x NTU ⴄ (T - t)
NTU ⴄ = q
120.342
C min x (T - t)
ⴄ= tanh (Fa)
(Fa)
NTU = 1.99997328527091
ⴄ= 6017%
Conth HE nya saiful q duty 1600000 kJ
Ud 600 kJ/(m2)(oC)
delta T(LMTD) 90 oC
A (luas transfer total) 29.6296296296296 m2
Berapa kebutuhan pipa ?
n (jumlah pipa) A/(phi)x(D)X(Lpipa)
A/Luas permukaan 1pipa)
M2 ∆H (kj/kg) M x ∆H M01
0 0
1178.57142857143 -16028.2569135513 -18890445.65 0
0 6.6
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
1178.57142857143 6.6
1354.29642857143
1 1
30 30
-18890445.648114 -63302.88590
Kapasitas
Tabel 16.1
Tabel 16.3
ASME F&D
4.5
5.245
8.97
100%
Ketinggian
414.044776119403
Tabel 16.1
Tabel 16.3
ASME F&D
1.84
4.05666666666667
4.5
Ketinggian
127.621433044101
Tabel 16.1
Tabel 16.3
ASME F&D
4.5
5.245
8.97
Ketinggian
116.517269936034
HEAT EXCHANGER
Heat Exchanger
Tube Side
Number : 11
Length (L) : 20 ft
OD : 1 in
BWG : -
Pitch : 1 in
Passes (Pt) : 2
Jumlah Tube : 1060
Tube (Ethanol)
t2 = 203 °F
t1 = 86 °F
4. Menghitung Flow Area
Berdasarkan Tabel. 10 Kern diperoleh
a't = 0.268 in2
Nt x a't
at =
144 X n
at = 0.986389 Ft2
D x Gt
Re t =
μ
Re t = 45737.33
hi/φt = 1156.4896
At pada tw = 149.3851
Dari Fig.14 Kern diperoleh harga µw
µw = 0.1 cP
0.242 lb/ft.hr
φt =
φt = 1.277414
ΔP Tube
f x Gt^2 x L x n
ΔP Tube =
5,225 x 10^10 x IDt x SGt x φt
ΔP Tube = 4.7988 psi
ΔPT
ΔP Total = ΔPt + ΔPr
ΔP Total = 7.160 psi
0.500006678771482
60.1718180514759
∆H (kj/kg) M x ∆H M02 ∆H (kj/kg) M x ∆H M03 ∆H (kj/kg) M x ∆H
0 0
0 0
-9591.34634943289 -63302.89 0 0
3.3 0 0 0
0 0.825 -4081.531 -3367.263
0 0
0 0
0 0
3.3 0.825
1 1
30 30
-63302.8859062571 0 -3367.26300105322
m01+∆Hm02+∆Hm03)
C (hot) Long Residue = 60755.1
C (cold) Crude Oil = 1.2E+07
q= 1.4E+09
Cr = 0.00517
ΔT
ΔT2 = 36 °F
ΔT1 = 135 °F
Tolong dijelaskan
1. Bedanya rumus 3 dan 4 apa
2. Kapan dipakai rumus 3 dan kapan rumus 4
M31 ∆H (kj/kg) M x ∆H M32 ∆H (kj/kg) M x ∆H M41 ∆H (kj/kg) M x ∆H
0 7.755 -6749.46 -52342.07 0
0 1170.295 -16028.26 -18757795 280.5011 -15681.37 -4398642
0 6.6 -9591.346 -63302.89 0
0 3.3 0 0 0
0 0.825 -4081.531 -3367.263 0
0 3.310421 -6448.375 -21346.84 0
0 82.90766 -6035.267 -500369.9 66.97637 -4998.853 -334805
79.30298 -8944.425 -709319.5 0 0
1274.993 347.4775
1369.85341952603
1 1 1
30 30 95
-709319.519043572 -19398523.8539787 -4733446.97302382
M42 ∆H (kj/kg) M x ∆H M51 ∆H (kj/kg) M x ∆H M52 ∆H (kj/kg) M x ∆H
7.755 -6663.539 -51675.75
984.9991 -15681.37 -15446137 17.37535 -15763.6 -273898.1 996.7216 -15677.62 -15626222.47
6.6 -9409.884 -62105.24
3.3 0 0
0.825 -3969.103 -3274.51
3.310421 0 0
15.58648 -4998.853 -77914.5 330.1316 -5024.851 -1658862 10.06789 -4997.649 -50315.80417
0
1022.376 347.5069 1006.789
1369.85341952603 1354.29642857143
1 1 1
95 79.59758 95.70386
-15641106.83959 -1932760.07574095 -15676538.2749492