Anda di halaman 1dari 31

Diagram Blok Proses Pembuatan Ethanol dari Tetes Molasses

Tahap 1 Tahap 2

Molasses PROSES PROSES PROSES


PENGENCERAN PROPAGASI FERMENTASI

Ethanol 99,5%
PROSES
PEMURNIAN

Penjelasan Proses Pembuatan Bioethanol dari Tetes Molasses

1. Proses Pengenceran = Proses ini bertujuan untuk mengencerkan molasses dengan kadar gula yang tinggi yakni 55% den
bertujuan agar biomass tidak mati karena perbedaan tekanan osmosis yang tinggi.
2. Proses Propagasi = Proses ini bertujuan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang telah melewati fase pertumbuhan a
sehingga dapat mencapai fase pertumbuhan yang cepat saat berada di dalam tangki fermentor. Proses ini dilakukan secar
mikroorganisme membutuhkan udara.

3. Proses fermentasi = proses yang paling penting dalam pembuatan etanol. Proses fermentasi dilakukan dalam kondisi an
tangki berpengaduk dan memiliki alat pendingin berupa koil untuk menjaga suhu dalam fermentor tetap konstan, yakni pa
menggynakan Saccharomyces cerevisae yang memiliki banyak keuntungan.

4. Proses pemurnian = Terdapat proses penyaringan, distilasi, dan adsorpsi. Pada proses penyaringan bertujuan untuk pem
Setelahnya akan dilakukan Proses Distilasi, yang merupakan proses memurnikan etanol. Lalu yang terakhir dilakukan prose
dengan kadar 90% atau lebih.
Tahap 3

yang tinggi yakni 55% dengan menambahkan air proses. Hal ini
Tahap 1

ewati fase pertumbuhan awal dan telah mampu beradaptasi


Proses ini dilakukan secara aerob karena pertumbuhan

Tahap 2
dilakukan dalam kondisi anaerob secara batch di dalam sebuah
tor tetap konstan, yakni pada suhu 30-35 C. Fermentasi ini

ngan bertujuan untuk pemisahan komponen solid dan liquid.


ng terakhir dilakukan proses adsorpsi untuk mendapatkan etanol Tahap 3
BLOK DIAGRAM

m01 m02
1 tangki tetes
m1
3 Fermentor m32
m2
2 tangki air

m03 m31

Kapasitas 165 kg
Komponen M1 M2 M01 M02 M03 M31 M32
Tetes 165 0 0 0 0 0 7.755
Air 0 1178.571 0 0 0 0 1170.295
H2SO4 0 0 6.6 0 0 0 6.6
Yeast 0 0 0 3.3 0 0 3.3
Pupuk 0 0 0 0 0.825 0 0.825
Glukosa 0 0 0 0 0 0 3.310421
Etanol 0 0 0 0 0 0 82.90766
CO2 0 0 0 0 0 79.302975 79.30298
165 1178.571 6.6 3.3 0.825 1354.296
Total
1354.29642857143
Proses Hidrolisa
C12H22O11 + H2O --> 2 C6H12O6
M 0.48245614 65.47619
B 0.459780702 0.459781 0.919561
S 0.022675439 65.01641 0.919561 Tabel Berat Molekul
Senyawa
Proses Fermentasi C12H22O11

C6H12O6 --> 2C2H5OH + 2 CO2 H2O


M 0.919561404 C6H12O6
B 0.901170175 1.80234 1.80234 C2H5OH
S 0.018391228 1.80234 1.80234 CO2

Cara Kerja Evaporator

Penambahan kalor atau panas untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat terlarut yang
memiliki titik didih tinggi dan zat pelarut yang memiliki titik didih lebih rendah sehingga dihasilkan
larutan yang lebih pekat serta memiliki konsentrasi yang tinggi.

Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut pada titik
didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang
terbentuk pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa
campuran umumnya tidak diadakan usaha untuk memisahkan komponen-komponennya.
Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut pada titik
didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang
terbentuk pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa
campuran umumnya tidak diadakan usaha untuk memisahkan komponen-komponennya.

Cara Kerja Distilasi Fraksinasi

Secara prinsip destilasi fraksinasi sama dengan destilasi sederhana, yang membedakannya yakni
perbedaan titik didih yang mana destilasi sederhana titik didih lebih besar dari 30°C sedangkan
destilasi fraksinasi titik didihnya lebih kecil dari 30°C,hal ini terjadi karena pada destilasi fraksinasi
terdapat kolom fraksinasi. Pemisahan campuran menjadi komponenya dilakukan dengan proses
destilasi fraksinasi. Kolom destilasi fraksinasi haruslah panjang hal ini agar supaya uap yang berjalan
naik dan air yang berjalan turun dapat bersentuhan, pada puncak kolom thermometer digunakan
untuk mengukur suhu fraksi pertama yang paling mudah menguap (A). Selang beberapa waktu
ketika proses terus dilakukan maka suhu akan naik hal ini terjadi karena cairan yang tidakmudah
menguap (B) juga mulai terbawa bersama dengan yang mudah menguap,sehingga wadah penerima
harus diubah selang beberapa waktu dalam proses destilasi. Bila titik didih antara cairan A dan B
kecil maka proses destilasi harus dilakukansecara berulang agar hasilnya lebih baik dan lebih akurat.
Destilasi pada proses pemisahan minyak adalah proses destilasi fraksinasi yang sangat besar

Menghitung q
Fermentor q = (∆Hm31 + ∆Hm32) - (∆Hm1 + ∆Hm2+∆Hm01+∆Hm02+∆Hm03)
= #REF!
Evaporator q = (∆Hm41 + ∆Hm22) - ∆Hm32
= #REF!
Distilasi q = (∆Hm51 + ∆Hm52) - ∆Hm41
= #REF!
m41
m51

4 Evaporator m42 5 Distilasi

m52

M41 M42 M51 M52 M41+M42=M3


0 7.755
280.5011 969.4414 17.375347 996.72158866
0 6.6
0 3.3 1354.296
0 0.825
0 3.310421
66.97637 15.58648 330.1316 10.067894835 0.19275
0 0
347.4775 1006.818 347.50695 1006.7894835 Etanol M51 0.95
857143 Etanol M52 0.01

etanol dan air di m42 = 984.9991

Tabel Berat Molekul


BM
342
18
180
46
44

Cara Kerja Distilasi Fraksinasi

Secara prinsip destilasi fraksinasi sama dengan destilasi sederhana, yang membedakannya yakni perbedaan titik
didih yang mana destilasi sederhana titik didih lebih besar dari 30°C sedangkan destilasi fraksinasi titik didihnya
lebih kecil dari 30°C,hal ini terjadi karena pada destilasi fraksinasi terdapat kolom fraksinasi. Pemisahan
campuran menjadi komponenya dilakukan dengan proses destilasi fraksinasi. Kolom destilasi fraksinasi haruslah
panjang hal ini agar supaya uap yang berjalan naik dan air yang berjalan turun dapat bersentuhan, pada puncak
kolom thermometer digunakan untuk mengukur suhu fraksi pertama yang paling mudah menguap (A). Selang
beberapa waktu ketika proses terus dilakukan maka suhu akan naik hal ini terjadi karena cairan yang tidakmuda
menguap (B) juga mulai terbawa bersama dengan yang mudah menguap,sehingga wadah penerima harus
diubah selang beberapa waktu dalam proses destilasi. Bila titik didih antara cairan A dan B kecil maka proses
destilasi harus dilakukansecara berulang agar hasilnya lebih baik dan lebih akurat. Destilasi pada proses
pemisahan minyak adalah proses destilasi fraksinasi yang sangat besar
lebih kecil dari 30°C,hal ini terjadi karena pada destilasi fraksinasi terdapat kolom fraksinasi. Pemisahan
campuran menjadi komponenya dilakukan dengan proses destilasi fraksinasi. Kolom destilasi fraksinasi haruslah
panjang hal ini agar supaya uap yang berjalan naik dan air yang berjalan turun dapat bersentuhan, pada puncak
kolom thermometer digunakan untuk mengukur suhu fraksi pertama yang paling mudah menguap (A). Selang
beberapa waktu ketika proses terus dilakukan maka suhu akan naik hal ini terjadi karena cairan yang tidakmuda
menguap (B) juga mulai terbawa bersama dengan yang mudah menguap,sehingga wadah penerima harus
diubah selang beberapa waktu dalam proses destilasi. Bila titik didih antara cairan A dan B kecil maka proses
destilasi harus dilakukansecara berulang agar hasilnya lebih baik dan lebih akurat. Destilasi pada proses
pemisahan minyak adalah proses destilasi fraksinasi yang sangat besar

m01+∆Hm02+∆Hm03)
PERHITUNGAN EVAPORATOR

1. Kondisi Operasi = F
Z1
Z2
P

2. Dat Kesetimbangan fase Etanol-Air


T oC X y
95.5 0.019 0.17
89 0.0721 0.3891
86.7 0.0966 0.4375
85.3 0.1238 0.4704
84.1 0.1661 0.5089
82.7 0.2337 0.5445
82.3 0.2608 0.558
81.5 0.3273 0.5826
80.7 0.3965 0.6122
79.8 0.5079 0.6564
79.7 0.5198 0.6599
79.3 0.5732 0.6841
78.74 0.6763 0.7385
78.41 0.7472 0.7815
78.15 0.8943 0.8943

Hasil Persamaan Kurva Kesetimbangan

1. y = 69.198x3 - 82.282x2 - 4.009x + 98.337


2. y = 249,27x4 - 529,39x3 + 396,87x2 - 130,63x + 96,971

Titik didih = 90.343444668 °C


Komponen xi yi ki=yi/xi
Etanol 0.01583343146 0.192850634 12.179964557
Air 0.98416656854 0.807149366 0.820134916
Total 1 1

T operasi ditentukan = 95 °C
Goal Seek Fase Cair
t hit Trial x1 0.01583343146 maka,
T Hitung 95.0000874904
dakannya yakni perbedaan titik T operasi 95
estilasi fraksinasi titik didihnya Selisih 8.7490E-05
m fraksinasi. Pemisahan
lom destilasi fraksinasi haruslah
apat bersentuhan, pada puncak Goal Seek Fase Uap
g mudah menguap (A). Selang Trial y1 0.19285063397 maka,
i karena cairan yang tidakmudah T hitung 94.9999960089
ga wadah penerima harus
n A dan B kecil maka proses
t. Destilasi pada proses
m fraksinasi. Pemisahan
lom destilasi fraksinasi haruslah
apat bersentuhan, pada puncak
g mudah menguap (A). Selang
i karena cairan yang tidakmudah
ga wadah penerima harus
n A dan B kecil maka proses T operasi 95
t. Destilasi pada proses Selisih 3.99114934E-06

3. Menghitung massa dan komponen etanol air pada M41 dan M42

Komponen xi yi ki=yi/xi
Etanol 0.015824 0.192734 12.179964557
Air 0.984205 0.807181 0.820134916
Total 1.00002928582 0.9999151538

Trial B/D= 2.89717802121


B/D = M42/M41= 2.8971780212
F= B+D
F= M42+M41
F= 2.89717802121 M41+M41
F= 3.89717802121 M41
D= 347.506945077 66.976372217
B= 1006.78948349
Perhitungan Distilasi
Diketahui

1354.296 kg/jam
0.061218
0.938782
1 bar

100

95
f(x) = 69.197513563894 x³ − 82.282331228037 x² − 4.0090170813666 x + 98.336859682186
R² =f(x) = 249.2684477 x⁴ − 529.393144 x³ + 396.8742126 x² − 130.6251631 x + 96.97126485
0.996772111493679
R² = 0.986903638307671
90
Temperature °C

85

80

75

70
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
x, y

Fase Uap
971 Fase Cair

x1= 0.015833
x2= 0.984167

y1= 0.192851
y2= 0.807149
M41 dan M42
Perhitungan Distilasi
Diketahui Laju massa Umpan F 347.4775 kg/jam
Ethanol Umpan Z1 0.19275
Air Umpan Z2 0.80725
xB ethanol 0.01 xB air 0.99
xD ethanol 0.95 xD air 0.05

F = B + D
B = F - D

B = 347.4775 - D

F.xF = B.xB + D.xD


66.97637 = 3.474775 -0.01 D + 0.95 D
63.5016 = 0.94 D
67.55489 = D
279.9226 = B

TM51 = 79.59758
TM52 = 95.70386
Kapasitas 165 kg
Komponen M1 ∆H (kj/kg) M x ∆H
Tetes 165 -6749.46 -1113661
Air 0
H2SO4 0
Yeast 0
Pupuk 0
Glukosa 0
Etanol 0
CO2 0
165
Total

P (atm) 1
T (C) 30
∆H (kj/kg) -1113660.97513742

Menghitung q
Fermentor q = (∆Hm31 + ∆Hm32)
= -37066.6
Evaporator q = (∆Hm41 + ∆Hm22)
= -976030
Distilasi q = (∆Hm51 + ∆Hm52)
= -12875851

1 kg = 0.2642 gal

1. Ukuran Tangki Tetes


Kapasitas = 1650 kg
435.93 gal
Diameter (D) = 25 in
Volume (tangki) = 2.125 gal/in
Volume tutup = 5.245
I.D (in)

24
25
30
Volume Total = 7.37
Ketinggian (H) = 59.149254
H/D = 2.3659701

Misal setiap 5 hari mengalami kenaikan Diameter dan Ketinggian


Kenaikan per hari 20%

Alat Holding Time (hari) Diameter


Tangki Tetes 30 175
2. Ukuran Tanki Air
Kapasitas = 1178.5714 kg
311.37857 gal
Diameter (D) = 23 in
Volume (tangki) = 1.799 gal/in
Volume tutup = 4.0566667
I.D (in)

18
23
24
Volume Total = 5.8556667
Ketinggian (H) = 53.175597
H/D = 2.3119825

Alat Holding Time (hari) Diameter


Tangki Air 7 55.2

3. Ukuran Tangki Fermentor


Kapasitas = 1354.2964 kg
357.80512 gal
Diameter (D) = 28 in
Volume (tangki) = 2.125 gal/in
Volume tutup = 5.245
I.D (in)

24
25
30
Volume Total = 7.37
Ketinggian (H) = 48.548862
H/D = 1.7338879

Alat Holding Time (hari) Diameter


Tangki Air 7 67.2

HEAT

X
Jenis Fluida : Steam
Laju Alir (W) : 520827.6 lb/hr
Kapasitas Panas (Cp) : 0.116651158568413 kcal/lbºF
ºAPI : 46.26
T1 : 239 ºF
T2 : 221 ºF
Viskositas : 1.851 lb/ft.hr
SG : 0.796
230

Spesifikasi Heat Exchanger


Shell Side
ID : 44
Baffle Space (B) : 19.685 in
Passes (Pt) : 1 in

1. Menghitung Heat Balance


Q duty = - kj/kg

2. Menghitung LMTD
Shell (Steam)
T1 = 239 °F
T2 = 221 °F

LMTD = 74.9004 °F
Faktor Koreksi
R= 0.154
S= 0.765

Berdasarkan Fig. 18, diperoleh


Ft = 0.724
ΔT = Ft x LMTD
ΔT = 54.2279

3. Menghitung Kalori Temperatur


Δth = T1 - t2 = 36 °F
Δtc = T2 - t1 = 135 °F
ΔTh = T1 - T2 = 18 °F

Δtc
3.750000
Δth

Berdasarkan Fig. 17 Kern diperoleh


Kc = 0.41
Fc = 0.45

Tc = T2 + (fc x (T1 - T2))


Tc = 229.1 °F
tc = t1 + (fc x (t2 - t1))
tc = 138.65 °F
4. Menghitung Flow Area

C' = 0.25 in
ID x C' x B
as =
144 X Pt
as = 1.503715 Ft2

5. Menghitung Mass Velocity


W
Gs =
as
Gs = 346360.5 lb/jam.ft³

6. Menghitung Bilangan Reynold


Pada Tc = 625.37 °F
Dari Fig.28 Kern diperoleh harga De
De = 0.95 in
0.079167 ft

De x Gs
Re s =
μ
Re s = 14813.79

7. Menghitung Faktor Perpindahan Panas


Dari Fig. 28 Kern diperoleh harga Jh
Jh = 70

8. Menghitung Koefisien Perpindahan Panas


ºAPI = 46.26
Tc = 229.1 °F
Dari Fig. 1 Kern diperoleh harga K
K= 0.071 btu/hr.ft²(°F/ft)

ho/φs = 90.9546

9. Menghitung Tube-Wall Temperature


hi x D
hio/φt =
φt x OD
hio/φt = 675.3945
tw = 149.3851

At pada tw = 149.3851
Dari Fig.14 Kern diperoleh harga µw
µw = 0.1 cP
0.242 lb/ft.hr
φs =
φs = 1.329544

10. Menghitung Corrected Coefficient


ho x φs
ho =
φs
ho = 120.9281

11. Menghitung Clean Overall Coefficient


hio x ho
Uc =
hio + ho
Uc = 106.0620

12. Menghitung Design Overall Coefficient


Dari Tabel. 10 Kern diperoleh
a'' = 0.1963 ft²/lin ft

Total Surface
A= a'' x L x Nt
A= 4161.56 ft²
Q Tube
Ud =
A x Δt
Ud = 0.00027 btu/hr.ft².°F

13. Menghitung Dirt Factor


Uc - Ud
Rd =
Uc x Ud
Rd = 3761.1993

14. Menghitung Pressure Drop


Bilangan Reynold (Re s) = 14813.79
Dari Fig. 29 Kern diperoleh
f= 0.002 ft². in²
SG (spesific gravity) = 0.796
De = 0.079167 ft
ID = 44 in
ID = 3.67 ft
φs = 1.329544

Number Of Crosses, N+1 =


N+1 = 12

ΔP Shell
f x Gs^2 x ID x (N+1)
ΔP Shell =
5,225 x 10^10 x De x SGs x φs
ΔP Shell = 2.4137 psi

15. Menghitung Efisiensi Alat

Efisiensi (ⴄ) = q
x 100%
q opt
q= U A ⴄ (T - t)
q= C min x NTU ⴄ (T - t)
NTU ⴄ = q
120.342
C min x (T - t)
ⴄ= tanh (Fa)
(Fa)

NTU = 1.99997328527091
ⴄ= 6017%
Conth HE nya saiful q duty 1600000 kJ
Ud 600 kJ/(m2)(oC)
delta T(LMTD) 90 oC
A (luas transfer total) 29.6296296296296 m2
Berapa kebutuhan pipa ?
n (jumlah pipa) A/(phi)x(D)X(Lpipa)
A/Luas permukaan 1pipa)
M2 ∆H (kj/kg) M x ∆H M01
0 0
1178.57142857143 -16028.2569135513 -18890445.65 0
0 6.6
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
1178.57142857143 6.6
1354.29642857143
1 1
30 30
-18890445.648114 -63302.88590

(∆Hm31 + ∆Hm32) - (∆Hm1 + ∆Hm2+∆Hm01+∆Hm02+∆Hm03)

(∆Hm41 + ∆Hm22) - ∆Hm32

(∆Hm51 + ∆Hm52) - ∆Hm41

Kapasitas

Tabel 16.1
Tabel 16.3
ASME F&D

4.5
5.245
8.97

100%

Ketinggian
414.044776119403
Tabel 16.1
Tabel 16.3
ASME F&D

1.84
4.05666666666667
4.5

Ketinggian
127.621433044101

Tabel 16.1
Tabel 16.3
ASME F&D

4.5
5.245
8.97

Ketinggian
116.517269936034

HEAT EXCHANGER

Fluida Pada Tube


Jenis Fluida : Ethanol
Laju Alir (W) : 1289471 lb/hr
Kapasitas Panas (Cp) : 9.11573580252517 kcal/lbºF
ºAPI : 58.31
t1 : 86 ºF
t2 : 203 ºF
Viskositas : 1.391 lb/ft.hr
SG : 0.7455
144.5

Heat Exchanger
Tube Side
Number : 11
Length (L) : 20 ft
OD : 1 in
BWG : -
Pitch : 1 in
Passes (Pt) : 2
Jumlah Tube : 1060

Menghitung Design Overall Coefficient


Table 8.3
Ud = 60 (60-100)

Tube (Ethanol)
t2 = 203 °F
t1 = 86 °F
4. Menghitung Flow Area
Berdasarkan Tabel. 10 Kern diperoleh
a't = 0.268 in2
Nt x a't
at =
144 X n
at = 0.986389 Ft2

5. Menghitung Mass Velocity


W
Gt =
at
Gt = 1307264 lb/jam.ft³

6. Menghitung Bilangan Reynold


Pada tc = 428.45 °F
Dari Fig.28 Kern diperoleh harga De
D= 0.584 in
0.048667 ft

D x Gt
Re t =
μ
Re t = 45737.33

7. Menghitung Faktor Perpindahan Panas


Dari Fig. 24 Kern diperoleh harga Jh
Jh = 130

8. Menghitung Koefisien Perpindahan Panas


ºAPI = 58.31
tc = 138.65 °F
Dari Fig. 1 Kern diperoleh harga K
K= 0.08 btu/hr.ft²(°F/ft)

hi/φt = 1156.4896
At pada tw = 149.3851
Dari Fig.14 Kern diperoleh harga µw
µw = 0.1 cP
0.242 lb/ft.hr
φt =
φt = 1.277414

10. Menghitung Corrected Coefficient


hio x φt
hio =
φt
hio = 862.7584

14. Menghitung Pressure Drop


Bilangan Reynold (Re t) = 45737.33
Dari Fig. 26 Kern diperoleh
f= 0.00017 ft². in²
SG (spesific gravity) = 0.7455
L= 20
n= 2
D= 0.048667
φt = 1.277414

ΔP Tube
f x Gt^2 x L x n
ΔP Tube =
5,225 x 10^10 x IDt x SGt x φt
ΔP Tube = 4.7988 psi

Dari Fig. 27 Kern diperoleh


(v^2)/2g = 0.22
4n x v^2
Δ Pr =
s x 2g
Δ Pr = 2.360832 psi

ΔPT
ΔP Total = ΔPt + ΔPr
ΔP Total = 7.160 psi

0.500006678771482
60.1718180514759
∆H (kj/kg) M x ∆H M02 ∆H (kj/kg) M x ∆H M03 ∆H (kj/kg) M x ∆H
0 0
0 0
-9591.34634943289 -63302.89 0 0
3.3 0 0 0
0 0.825 -4081.531 -3367.263
0 0
0 0
0 0
3.3 0.825

1 1
30 30
-63302.8859062571 0 -3367.26300105322

m01+∆Hm02+∆Hm03)
C (hot) Long Residue = 60755.1
C (cold) Crude Oil = 1.2E+07
q= 1.4E+09
Cr = 0.00517

Cp ethanol = 36.15 btu/lb ˚F


Cp steam = 0.4626 btu/lb ˚F
Mecari A
A= Q
Ud.ΔT
=-
= #VALUE!
3253.67

ΔT
ΔT2 = 36 °F
ΔT1 = 135 °F
Tolong dijelaskan
1. Bedanya rumus 3 dan 4 apa
2. Kapan dipakai rumus 3 dan kapan rumus 4
M31 ∆H (kj/kg) M x ∆H M32 ∆H (kj/kg) M x ∆H M41 ∆H (kj/kg) M x ∆H
0 7.755 -6749.46 -52342.07 0
0 1170.295 -16028.26 -18757795 280.5011 -15681.37 -4398642
0 6.6 -9591.346 -63302.89 0
0 3.3 0 0 0
0 0.825 -4081.531 -3367.263 0
0 3.310421 -6448.375 -21346.84 0
0 82.90766 -6035.267 -500369.9 66.97637 -4998.853 -334805
79.30298 -8944.425 -709319.5 0 0
1274.993 347.4775
1369.85341952603
1 1 1
30 30 95
-709319.519043572 -19398523.8539787 -4733446.97302382
M42 ∆H (kj/kg) M x ∆H M51 ∆H (kj/kg) M x ∆H M52 ∆H (kj/kg) M x ∆H
7.755 -6663.539 -51675.75
984.9991 -15681.37 -15446137 17.37535 -15763.6 -273898.1 996.7216 -15677.62 -15626222.47
6.6 -9409.884 -62105.24
3.3 0 0
0.825 -3969.103 -3274.51
3.310421 0 0
15.58648 -4998.853 -77914.5 330.1316 -5024.851 -1658862 10.06789 -4997.649 -50315.80417
0
1022.376 347.5069 1006.789
1369.85341952603 1354.29642857143
1 1 1
95 79.59758 95.70386
-15641106.83959 -1932760.07574095 -15676538.2749492

Anda mungkin juga menyukai