Kelompok 8 KF Modul 9
Kelompok 8 KF Modul 9
CRYOSCOPY
KELOMPOK VIII/JUMAT
Oktavira Nanda Nugraha
NRP : 02211940000159
Petri Eoudia Simanjuntak
NRP : 0221194000107
DOSEN
Dr. Siti Machmudah, S.T., M.Eng.
DASAR TEORI
Cryoscopy di definisikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari larutan dari
penentuantitik beku yang sesuai. Hal ini memungkinkan sesuai dengan sifat koligatif
lainnya. Penentuan berat molekul teridentifikasi berdasarkan prinsip bahwa titik beku
larutan dibandingkan dengan masing-masing pelarut bervariasi sesuai dengan jumlah dan
sifat dari zat terlarut terlarut di dalamnya (Acherman, S. 2009).
Penurunan titik beku adalah sifat koligatif bersama dengan penurunan tekanan uap,
elevasi titik didih dan tekanan osmotik. Teori penentuan konsentrasi dengan titik beku di
definisikan sebagai perbedaan antara titik pembekuan pelarut dan titik beku larutan dari
pelarut dan zat terlarut (Oguamah, 2015).
PROSEDUR
1. Ambil tabung reaksi dari penangas air
2. Pilih komponen pelarut dari daftar.
3. Pilih jumlah pelarut yang diketahui.
4. Tempatkan termometer ke dalam tabung reaksi
5. Tempatkan tabung reaksi di bak air
6. Klik tombol power on
7. Catat suhu pelarut
8. Klik tombol matikan
9. Ambil tabung reaksi dari penangas air
10. Pilih zat terlarut dari daftar
11. Pilih beratnya
12. Tempatkan tabung reaksi di bak air
13. Klik tombol power on
14. Catat suhu larutan
15. Gunakan titik beku pelarut murni untuk menentukan penurunan titik beku.
PEMBAHASAN
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami sifat koligatif zat terlarut,
untuk mendapatkan penurunan titik beku larutan, untuk menentukan faktor van‘t Hoff zat
terlarut, dan untuk mendapatkan massa molar zat terlarut yang tidak diketahui. Percobaan
dilakukan dengan pertama kali mengambil tabung reaksi dari penangas air lalu memilih salah
satu jenis komponen pelarut. Setelahnya, dipilih jumlah pelarut yang diketahui dan
menempatkannya ke dalam tabung reaksi bersamaan dengan thermometer. Setelah itu, tabung
reaksi ditempatkan di bak air. Percobaan kemudian dimulai dengan menekan tombol power.
Suhu pelarut diperhatikan dam setelah selesai tombol power kembali ditekan untuk
mengakhiri percobaan. Selanjutnya, tabung reaksi diambil dari penangas air. Zat terlarut
kemudian dipilih dan ditentukan beratnya. Kemudian tabung reaksi kembali ditempatkan ke
dalam bak air. Percobaan kemudian dilanjutkan dengan menekan tombol power dan mencatat
suhu larutan. Langkah langkah ini kemudian diulangi dengan jenis zat terlarut dan pelarut
yang berbeda. Berikut ini merupakan data yang dikumpulkan setelah percobaan dilakukan.
carbon -
20.8 -111.5 sulphur 1.85 1.331
disulphide 112.831
carbon -
20.8 -111.5 sulphur 3 2.159
disulphide 113.659
carbon -
30.7 -111.5 sulphur 1.85 0.905
disulphide 112.405
carbon -
30.7 -111.5 sulphur 3 1.461
disulphide 112.961
carbon
25.4 -22.8 sulphur 4.15 -41.788 18.988
tetrachloride
carbon
10.9 -22.8 sulphur 2 -44.121 21.321
tetrachloride
carbon
25.4 -22.8 camphor 4.15 -54.789 31.989
tetrachloride
carbon
10.9 -22.8 camphor 2 -58.721 35.921
tetrachloride
carbon
25.4 -22.8 benzamide 4.15 -62.997 40.197
tetrachloride
carbon
10.9 -22.8 benzamide 2 -67.942 45.142
tetrachloride
carbon
20.8 sulphur 1.85 0.963954 246.7093
disulphide
carbon
20.8 sulphur 3 2.535599 648.7608
disulphide
carbon
30.7 sulphur 1.85 0.44407 113.2493
disulphide
carbon
30.7 sulphur 3 1.162527 297.8067
disulphide
carbon
25.4 sulphur 4.15 3.246729 832.5254
tetrachloride
carbon
10.9 sulphur 2 4.094148 1049.967
tetrachloride
carbon
25.4 camphor 4.15 1.152122 175.3592
tetrachloride
carbon
10.9 camphor 2 1.452899 221.1601
tetrachloride
carbon
25.4 benzamide 4.15 1.819299 220.3643
tetrachloride
carbon
10.9 benzamide 2 2.29446 277.9198
tetrachloride
carbon -
20.8 -111.5 sulphur 1.85 1.331 0.963954268 246.7093123
disulphide 112.831
carbon -
20.8 -111.5 sulphur 3 2.159 2.535598837 648.7607919
disulphide 113.659
carbon -
30.7 -111.5 sulphur 1.85 0.905 0.44407049 113.2492831
disulphide 112.405
carbon -
30.7 -111.5 sulphur 3 1.461 1.162527077 297.8067343
disulphide 112.961
carbon
tetrachlori 25.4 -22.8 sulphur 4.15 -41.788 18.988 3.246729408 832.5254449
de
carbon
tetrachlori 10.9 -22.8 sulphur 2 -44.121 21.321 4.094148203 1049.967246
de
carbon
tetrachlori 25.4 -22.8 camphor 4.15 -54.789 31.989 1.152122167 175.3591827
de
carbon
tetrachlori 10.9 -22.8 camphor 2 -58.721 35.921 1.452898933 221.1600849
de
carbon
tetrachlori 25.4 -22.8 benzamide 4.15 -62.997 40.197 1.819299451 220.364276
de
carbon
tetrachlori 10.9 -22.8 benzamide 2 -67.942 45.142 2.294459841 277.91976
de
chlorofor
20 -63.5 sulphur 2 -65.45 1.95 1.241101462 311.8665211
m
chlorofor
36 -63.5 sulphur 3.85 -65.547 2.047 1.393313186 356.6853017
m
chlorofor
20 -63.5 camphor 2 -66.723 3.223 0.432079815 65.69007423
m
chlorofor
36 -63.5 camphor 3.85 -66.947 3.447 0.494200505 75.13048806
m
chlorofor
20 -63.5 benzamide 2 -67.551 4.051 0.682462187 82.54911672
m
chlorofor
36 -63.5 benzamide 3.85 -67.831 4.331 0.780302077 94.41236749
m
Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa semakin besar nilai i untuk jenis
pelarut yang sama maka akan semakin besar nilai penurunan titik bekunya. Hal ini
dikarenakan jumlah ion yang terlepas akan semakin besar (I menunjukkan besar pengionan
yang terjadi pada suatu larutan). Dari pengolahan data juga dapat dilihat bahwa semakin kecil
massa molar suatu zat terlarut dengan nilai massa yang sama, maka semakin besar perubahan
suhu yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan semakin kecil massa molar yang pelarut dilarutkan
dengan jumlah massa (berat) yang sama maka akan semakin besar nilai molalitasnya, dan
semakin besar perubahan suhunya.
DAFTAR PUSTAKA
Oguamah, I ; Oseh, J dan Yekeen, P. 2014. Effect of Freezing Point Depression on Molecular
Weight Determination of Hydrocarbon Mixture. The Pacific Journal of Science and
Technology . Vol. 15 (2) Malaysia : Universiti Technologi
Reif-Acherman, S. 2009. The Pre-History of Cryoscopy: What Was Done Before Raoult?.
Colombia: Escuela de Ingeniería Química, Universidad del Valle.
Atkins, P. & de Paula, J. (2006). Atkins’ Physical Chemistry (Edisi ke-8). Oxford: Oxford
University Press.
Atkins, P. & de Paula, J. (2006). Physical Chemistry for The Life Science (Edisi ke-8). New
York: W. H. Freeman and Company.
ASSIGNMENT
1. A solution of urea in water has a boiling point of 100.130 °C. Calculate the freezing
point of the same solution, and for water are -1.858 °C and 0.512 °C
respectively.
Answer :
∆T = 100.130 °C - 100°C = 0.130°C
∆T = Kb × molality
∆𝑇 0.130
Molality = 𝐾 = 0.512 = 0.253
𝑏
∆Tf = 𝐾𝑓 × 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 = −1,858 × 0.253 = −0.470℃
2. A certain solution of benzoic acid in benzene freezes at 3.1 °C. What information
about the number of particles and the structure of benzoic acid at the temperature can
be deduced from the above data? The freezing point and cryoscopic constant, of
-1
pure benzene is 5.5 °C,-4.90 K kg mol respectively.
Answer :
Freezing point of pure benzene, TOf = 5.5°C
Freezing point of solution, Tf = 3:1°C
Kf = 5.90 Kkg/mol
Assuming that the molality of the solution, m = 1 m
van't Hoff factor, i = ?
Formula,
∆Tf =i x Kf x m
Tf - TOf = i x Kf x m
5.5-3.1 =i x 4.90 x 1
2.4 =i x 4.90
2.4
i = 4.90
i= 0.490
i.e i = 0.500 ( nearly)
Since the van't Hoff factor is obtained 0.5, it indicates that every two molecules of
benzoic acid associtate
together to form a dimer. Hence the number of benzoic molecules are decreased than
the expected
theoretically.
Therefore,
Association of benzoic acid in benzene takes place, to give a dimer.
3. Determine the molecular weight of non-volatile solute (Camphor) by cryoscopically
using Carbon tetrachloride as the solvent. Kf = -29.8 (°C/(mol kg-1)), i = 1, WA = 15 g
,WB = 5 g.
Answer :
𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 1000
𝑀𝑟 = 𝐾𝑓 × × ×𝑖
∆𝑇𝑓 𝑚 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
5 1000
𝑀𝑟 = 29.8 × × × 1 = 507.45𝑔/𝑚𝑜𝑙
19.575 15
4. Determine the freezing point depression constant, Kf of the solvent Carbon disulfide
using Sulfur as the solute, WA = 10 g ,WB = 2 g, MB of Sulfur =256.52 g.
Answer :
𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 1000
∆𝑇𝑓 = 𝐾𝑓 × × ×𝑖
𝑀𝑟 𝑚 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
2 1000
1.493 = 𝐾𝑓 × × ×1
256.52 10
𝐾𝑓 = 1.9149℃𝑘𝑔/𝑚𝑜𝑙