Anda di halaman 1dari 59

ALAT PEMADAM API KHUSUS

atau
ALAT PEMADAM API OTOMATIS
(Automatic Fire Extinguisher System)

oleh : YAHYA SANKARDJO

DINAS PEMADAM KEBAKARAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA


Pemerintah Propinsi DKI Jakarta
I. Dasar hukum larangan penggunaan bahan perusak ozon
(BPO) dan bahan pemadam api alternatif pengganti halon

1. Keppres Republik Indonesia No.23 tahun 1992 tanggal 13 Maret 1992


Tentang zat – zat perusak ozon
2. Keppres Republik Indonesia No. 92 tahun 1998 taggal 23 Juni 1998.
Tentang zat- zat perusak ozon
3. keputusan Memperindag No. 110/MPP/Kep/1998 tanggal 27 Januari 1998
Tentang larangan memproduksi dan memperdagangkan bahan perusak ozon
(CTC, Metil kloroform/TCA, Metil Bromida/CH3Br, CFC, Halon & R.502)
4. Undang –undang No. 23 tahun 1997.
5. Kep. Memperindag No. 790/MPP/ Kep/12/2002.
6. Kep. Mentan No.123/KPTS/TP.270/2/2002.
7. Rujukan NFPA :
NFPA-12
tentang CO2 system
NFPA-201
tentang Standard on Clean Agent Fire Extinguishing System
NFPA- 409
tentang standard on Aircraft Hangers
8. UU Bangunan No. 28 Tahun 2002 pasal 17 ayat (1) (3)
9. PERDA DKI No. 8 Tahun 2008 pasal 27
II. Dasar Hukum dan Rujukan Foam System :

1. PERDA DKI No. 8 Tahun 2008 PASAL 27 .


2. Rujukan NFPA,
- NFPA – 11 : Law Expantion Foam and Combined Agent System.
- NFPA – 11 A : Medium & Hight Expantion Foam System
Yang di maksud dengan Automatic Fire Extinguisher
System adalah,
" Susunan sebuah sistem untuk memadamkan api, dengan
media dan peralatan tertentu yang dapat memadamkan api
secara otomatis, tanpa memerlukan operator "

Sistem ini terpasang secara tetap atau permanen ( Fixed


Installation ),
dilengkapi dengan jaringan Instalasi pemipaan dan
Discharge Nozzle untuk mengalirkan media pemadaman api
dari tabung penyimpanannya (Container) menuju area
hazard yang di kehendaki.
1. Media pemadam Api dalam Container dengan jumlah yang di
perhitungkan
2. Jaringan Instalasi Pemipaan yang sesuai dengan karakteristik
dari media pemadam api dan tata letaknya.
3. Pearalatan Discharge Nozzle, atau Eruption Head yang
memenuhi perhitungan.
4. Peralatan Open Device yang di kontrol secara Mechanical
dan Electrical.
5. Peralatan Sensor untuk mendeteksi adanya awal kebakaran.
6. Peralatan Signal Audible dan Visual Indicator sebagai Early
Warning Fire Alarm.
7. Peralatan Signal Audible dan Visual Indicator sebagai peringatan
akan di keluarkannya Media Pemadam Api
8. Peralatan Signal Audible dan Visual Indicator sebagai peringatan
bahwa Media Pemadam Api telah di keluarkan
9. Peralatan Mengeluarkan Media Pemadam Api secara Manual
(Manual Release Button)
10. Peralatan Pembatalan Pengeluaran Media Pemadam Api (Abort
Button)
11. Jaringan Kabel Instalasi untuk pemasangan peralatan Sensor
(Detector), Signal Audible Alarm Bell, Alarm Horn, Visual
Indicator, Manual Release, Manual Abort dan Open Device
12. Peralatan penunjang lainnya…
1. Air
2. Air yang di tambah dengan bahan kimia tertentu
3. Dry Chemical ( Serbuk ABC )
Media Pemadaman Api seperti item 1, 2 dan 3, dipergunakan untuk
memadamkan api pada Kebakaran Material Kelompok (A) dan (B)
4. Clean Agent Fire Extinguisher seperti :
 CO2
 Halon 1301 / Halon 1211 ( sekarang dilarang )
 FM-200
 Inergent
 NAF SII , dll
Sedangkan Media Pemadam Api pada item 4, dipergunakan untuk memadamkan api
pada kebakaran material kelompok (C) atau untuk memadamkan api pada kebakaran
area hazard khusus seperti Ruangan Kontrol Electric maupun Electronic, Ruangan
Server, Ruangan Komputer, Ruangan PABX dan sejenis ruangan lainya.
Spot System atau Local Application System,
Dengan metode ini penyemburan atau penyemprotan media
pemadam api dengan jumlah tertentu dan dalam waktu (Discharge
Time) yang tertentu pula, langsung ke objek hazard yang terbakar,
melalui Eruption Head atau Discharge Nozzle yang dialirkan dari
tabung penyimpanan dengan jaringan instalasi pemipaan langsung
ke area hazard yang diperkirakan akan mengalami kebakaran

Total Flooding System,


Dengan metoda mengkonsentrasikan media pemadam api dengan
jumlah tertentu ke dalam udara di ruangan di mana hazard berada,
dalam waktu (Discharge Time) yang tertentu pula.
Tabel jenis dan karakteristik Media Pemadam Api dengan kategori
Clean Agent, yang biasa dipergunakan pada peralatan Electronic

DESCRIPTION HALON HALON FM200 INERGENT NAF SIII CO2


1311 1211

1 MANUFACTURER VARIOUS VARIOUS GLCC ANSUL NAFG -

2 ODP 16 17 0 0 0 0

3 GWP 2 2,2 0,7 0 0,7 -


4 ATMOSPHERE LIFE 100 Years 110 Years 35 Years - 7 Years -

5 CUP BURNER 3,5% 3,5% 5,7% 30% 9,90% 28%

6 DESIGN 5% 5% 7% 37,5% 9,90% 34%-70%


CONCENTRATION

7 NOAEL 5% 5% 9% 33%-43% 10 bar TOXIC

8 LOAEL 7,5% 7,70% 10,5% 43%-52% TOXIC

9 STORAGE PRESSURE 25 bar 30bar 25 bar 150 bar 25 bar 60 bar

10 EPA RESTRICTION NO

11 APPROVED UL / FM UL FM
Material / Area hazard yang di lindungi,
 Kelompok Material Klasifikasi – A
 Kelompok Material Klasifikasi – B
 Kelompok Material dengan Klasifikasi – C

Bentuk / Jenis Kebakaran yang Mungkin Timbul


 Bentuk / Type Kebakaran Permukaan ( Surface Fire )
 Bentuk / Type Kebakaran Berongga ( Deep Seated Fire )

Jenis CO-2 yang akan di Gunakan


 Low Presure CO2
 Hight Presure CO2

Metoda Pemadaman
 Total Flooding
 Local Application
 Hose Line
Perhitungan menentukan volume liquid CO-2 utuk memadamkan kebakaran kelompok
material klasifikasi – A dengan perhitungan konsentrasi liquid tidak lebih dari 34%
(dikutip dari NFPA – 12A)
(A) (B) (C)
Volume of Space Volume Factors Caculated Quantity
( m3 Incl ) ( m3/Kg CO2 ) (Kg Co2 / m3) ( Kg )
Not Less Than

Up to 3,95 0.86 1,15 -------

3.97 -14.15 0.93 1.07 4.5

14.16 – 45.28 0.99 1.01 15.1

45.29 – 127.35 1.11 0.90 45.4

127.36 – 1415.0 1.25 0.80 113.5

Over 1415.0 1.38 0.77 1135.0


Tabel perhitungan Volume Minimum dari Penyediaan Liquid CO2 untuk Memadamkan
Kebakaran pada Material Klasifikasi – B dengan bentuk atau type Kebakaran pada
Permukaan ( Surface Fire )
THEORETICAL Minimum Design CO2
MATERIAL MIN. CO2 Concentration ( % )
CONCENTRATION

Acetylene 55 66
Acetone 26 31
Benzol, Benzene 31 37
Butadiene 34 41
Butane 28 34
Carbon Disulphide 55 34
Carbon Monoxida 53 66
Coal or Natural Gas 31 64
Cyclopropane 31 37
Downtherm 38 37
Ethane 33 40
Ethyl Ether 38 46
Ethyl Alcohol 36 43
THEORETICAL Minimum Design CO2
MATERIAL MIN. CO2 Concentration ( % )
CONCENTRATION

Ethylene 41 49
Ethylene Dischloride 21 25
Ethylene Oxide 44 53
Gasoline 28 34
Hexane 29 35
Hydrogen 62 74
Isobutane 30 36
Kerosene 28 34
Methane 25 30
Methyl Alcohol 26 31
Pentane 29 35
Propane 30 36
Propylene 30 36
Quench, Lube Oils 28 34
NORMAL INERGEN INERGEN
ATMOSPHERE (STORED IN CYLINDER) DISCHARGED ATMOSPHERE
AT 40% DESIGN CONCENTRATION

Nitrogen 78% 52% 68%

Oxygen 21% - 13%

Argon 1% 40% 16%

Carbon Dioxide 0,03% 8% 3%


INERGEN is released into a room at approx. 50% flooding
factor. After displacing some normal air, and some INERGEN
the result is 40% design concentration spread throughout the
room.

Air
50 M3 INERGEN 100 m 3

ROOM
50 M3
INERGEN
Rumus untuk menentukan Konsentrasi Gas CO2 dalam ruangan pada
kebakaran Kelompok Material dengan Klasifikasi Tertentu, apabila
Residual Oksigen yang di tetapkan untuk padamnya api telah di ketahui,
dapat di pergunakan Rumus di bawah ini :
21 - % Residual Oksigen x 100
…….% Concentration Gas CO2 =
21

Untuk Type Kebakaran Surface fire, Konsentrasi Gas yang telah


diperhitungkan harus sudah terpenuhi dalam kurun waktu 60 detik (1
menit).
Untuk Type Kebakaran Deep Seated Fire, Konsentrasi Gas yang telah
diperhitungkan harus sudah terpenuhi dalam kurun waktu 7 menit.
Dengan ketentuan 30% dari Konsentrasi Gas harus sudah terpenuhi
dalam kurun waktu 2 menit.
Untuk menghitung berapa Volume Gas untuk Konsentrasi 30% tersebut
dalam 2 menit, dapat di hitung mempergunakan rumus di bawah ini :
di mana:
W = CO2 Quantity dalam ( Kg ) W x 0.51
V = Application Volume ( m3 ) 30% = x 100
0.51 = Angka Aksioma V

Contoh :
Volume Ruangan = 250 m3
Design Concentration = 50% ( 1.33 Kg CO2/ m3 )
Discharge Time = 7 menit
W x 0.51 Volume Gas yang harus dikeluarkan dalam 1 menit :
30% = x 100
V 147.05
=
2
W x 0.51
30% = x 100 = 73.52 Kg
250
7500 Volume Gas untuk 50% Konsentrasi  250 x 1.33 =332.5 Kg
W =
51 Convertion Factor untuk kosentrasi 50% = 1.6 (NFPA – A)

W = 147.05 Kg
Jumlah Liquid Gas yang diperlukan pada ruangan dengan
volume 250 M3 menjadi :
 1.6 x 332.5 = 532 Kg Co-2
Design Cu FT M3 Lb CO2 Kg CO2 Specific Hazard
Concentratio /Lb CO2 /Kg CO2 /Cu Ft /m3
n

50 12 0.75 .083 1.33 Dry electrical, Wiring Insulation Hazard


in
General not less than 100 lbs ( 91 Kg )

50 10 0.62 .100 1.60 Small elctric machines Wire enclosure,


under 2000 cu ft ( 56.60 m3 )

65 8 0.62 .125 2.00 Record ( bulk paper ) Storage,duct, and


Mechanicaly ventilated covered trenches

75 6 0.38 .166 2.66 For storage voults Dust collector

MATERIAL CONVERSION FACTOR


Dikutip dari NFPA-12A
AREA HAZARD YANG TIDAK BOLEH
DIPADAMKAN DENGAN CO2 !!!

Area hazard yang tidak boleh direkomendasikan untuk di


padamkan dengan Media Pemadam CO2 adalah :
1. Bahan Cellulose Nitrate
2. Reactive Metal :
* Sodium
* Potasium
* Magnesium
* Titanium
* Zirconium
3. Metal Hydrides
METODE PERHITUNGAN JARINGAN PEMIPAAN :

 Menetapkan jaringan pemipaan untuk CO2 Low Presure, harus dimulai


dengan perhitungan dasar tekanan di Container sebesar 300 Psi ( 20,7 bar)
dan pada outlet discharge nozzle mempunyai tekanan sebesar 125 Psi ( 8, 6
bar )

300 psia 125 psia


20,7 bar 8,6 bar

 Menetapkan jaringan pemipaan untuk CO2 Hight Pressure, harus di mulai


dengan perhitungan dasar tekanan di Container sebesar 750 Psi ( 51,7 bar )
dan pada outlet discharge nozzle mempunyai tekanan sebesar 125 Psi
( 13,8 bar )

750 psia 200 psia


51,7 bar 13,8 bar
CATATAN :
Di samping pengertian tentang kelompok jenis material yang di bagi dalam
dunia kebakaran dalam kategori Kelompok A, B, C dan D, perlu di ketahui
tentang pembagian kelompok jenis cairan yang,
- Bisa Terbakar (Combustible Liquids),
dan kelompok jenis cairan yang
- Mudah Terbakar (Flamable Liquids).

Kelompok cairan yang bisa dan mudah terbakar dibagi dalam kategori
Kelompok Class I , Class II dan Class III

 Kelompok CLASS-I, adalah jenis cairan yang sangat mudah terbakar atau
disebut dengan Flammable Liquids. Jenis cairan yang masuk dalam kategori
ini adalah kelompok cairan yang mempunyai sifat titik nyalanya (Flash
Point) pada temperatur < 100 °F (37.80 °C) dan mempunyai tekanan
penguapan (Vapor Pressure) tidak lebih dari 40 Lb/Sq.In (absolute) pada
suhu atau temperatur 100 °F.
 Kelompok Class-I ini terbagi dalam 3 kelompok kelas yaitu :

Class-IA,
Yaitu kelompok cairan yang mempunyai titik nyala < 73,0 °F (22.80 °C)
dan mempunyai titik didih < 100 °F.
Class-IB,
Yaitu kelompok cairan yang mempunyai titik nyala < 73,0 °F (22.80 °C)
dan mempunyai titik didih > 100 °F.
Class-1C,
Yaitu kelompok cairan yang mempunyai titik nyala > 73,0 °F (22.80 °C)
sampai dengan 100 °F (37.80 °C), dan mempunyai titik didih < 100 °F.
Kelompok Cairan yang Bisa terbakar atau di sebut dengan Combustible
Liquids adalah cairan yang mempunyai titik nyala (Flash Point) > 100 °F
(37.8 °C).
Cairan yang bisa terbakar ( Combustible Liquids ) ini termasuk dalam
kategori kelompok Class-II dan Class-III.
Kelompok Class-II, yaitu cairan yang mempunyai Flash Point > 100 °F (37.8
°C) sampai dengan temperatur 140 °F (60 °C).

Kelompok Class-III, yaitu cairan yang bisa terbakar, mempunyai titik nyala
(Flash point) > 200 °F (93.4 °C).

Kelompok cairan ini terbagi dalam :

Class-III, Flash Point ≥ 140 °F (60 °C) sampai 200 °F (93.4 °C)

Class-IIIB, Flash Point ≥ 200 °F (93.4 °C)


FOAM SYSTEM LOW EXPANTION, MEDIUM
EXPANTION & HIGH EXPANTION

Pengertian :
" Foam System adalah susunan atau keterkaitan sub-system dengan
fungsinya masing-masing untuk memadamkan kebakaran kelas A dan kelas
B menggunakan bahan pemadam foam "

Prinsip pemadaman
" Mengisolasi benda yang terbakar agar tidak berhubungan dengan
oksigen "
PEMADAMAN KEBAKARAN KELAS-A

Kebakaran kelas A pada umumnya adalah kebakaran benda-benda padat yang


dapat dipadamkan dengan air. Namun ada beberapa jenis dan fungsi bangunan
yang termasuk klasifikasi kebakaran kelas A tetapi apabila dipadamkan
dengan air akan menimbulkan resiko lebih lanjut misalnya :
• Boros air
• Terancamnya petugas karena serangan asap, gas berbahaya dan panas.
• Sulit untuk didekati
• Tenggelam

Contohnya pada kondisi pemadaman dilakukan pada :

• Bangunan Basement
• Terowongan bawah tanah/underpass
• Kapal Laut
• Benda padat berongga ( kapuk, plastik, dsb )
PEMADAMAN KEBAKARAN KELAS-A
Kebakaran kelas B adalah kebakaran benda cair (Hidro Carbon) selain solvent
yang dapat merusak Foam.

Kebakaran klas B ada 2 jenis :


1. Kebakaran Permukaan :
" Adalah kebakaran pada permukaan benda cair yang terbuka (terhampar) "
2. Kebakaran Berongga :
" Adalah kebakaran benda cair yang tertutup atau tersimpan dalam bejana
atau tanker "

• Jenis – jenis hidro carbon (benda cair yang mudah terbakar) misalnya
Bensin dan jenisnya seperti aftur, minyak tanah, residu, minyak kelapa,
minyak pelumas, dan lain-lain.
• Jenis – jenis benda cair mudah terbakar yang dapat merusak foam (Foam
Destructive Liquid), Spiritus, Alkohol,Arak, thinner, & bahan kimia lain
(Solvent).
JENIS – JENIS BAHAN PEMADAM FOAM CLEAN
AGENT

Terdapat 2 jenis Liquid Foam yaitu, "yang dapat dirusak oleh


solvent " dan " yang tidak dapat dirusak oleh solvent “.
Kelompok Liquid Foam yang dapat dirusak oleh solvent :
FFFP : Film Forming Foam Protein
AFFF : Aquous Film Forming Foam
FP-70 : Fluoro protein - 70
" Berfungsi untuk pemadaman selain solvent "

Kelompok Liquid Foam yang tidak dapat dirusak oleh solvent :


Alkohol Resistant Foam dan
Fluoro Protein.
" Berfungsi untuk pemadaman solvent "
SARANA dan SISTEM PEMADAM FOAM

Sarana Pemadaman :
1. System Foam Chamber kombinasi dengan Nozzle Foam Monitor,
Portable Foam Nozzle, Water Spray dan Hidrant.
2. System Sprinkler Foam.
3. Generator Foam.
4. Expantion Foam Truck / Mobil.

Sistem Pemadaman dengan Foam.


1. Low Expantion Foam menggunakan System Foam Chamber
kombinasi dengan Nozzle Foam Monitor, Portable Foam Nozzle,
Water Spray dan Hidrant dan System Sprinkler Foam
2. Medium Expantion Foam menggunakan Generator Foam dan
Expantion Foam truck / mobil
3. High Expantion Foam menggunakan Generator Foam dan Expantion
Foam truck / mobil
KONSENTRASI FOAM
1. Low Expantion Foam :
• Liquid Foam : 3 %
• Air : 97 %
• Tekanan : minimal 5 kg/cm2

2. Medium Expantion Foam :


• Liquid Foam : 6 %
• Air : 94 %
• Tekanan : minimal 7 kg/cm2

3. High Expantion Foam :


• Liquid Foam : 6 %
• Air : 94 %
• Tekanan : minimal 7 kg/cm2
LOW EXPANSION :
Foam Fuel Type Minimum Minimum
Concentrate Type Application Rate Discharge Time
1. FP 1. Hydro Carbon Flash Point> 400C 4 liter / m2 / menit 6 menit
2. FFFP 2. Hydro Carbon Flash Point< 400C 6.5 liter / m2 / menit 6 menit
3. AFFF 3. Foam Destructive Liquids 6.5 liter / m2 / menit 6 menit
( Polar Solvent Fuels )
4. Alcohol Resistant Foam

MEDIUM EXPANSION :
Minimum
Minimum Discharge Time
Foam
Fuel Type Application
Concentrate Type
Rate Bund Bund
< 100 m2 > 100m2
FP
FFFP Hydro Carbon 4 Liter
AFFF Flash Point > 400C per m2 /menit 10 menit 15 menit
Hydro Carbon 4 Liter
  Flash Point < 400C per m2 /menit 10 menit 15 menit
Alcohol Foam 6.5 liter
Resistant Foam Destructive Liquids perm2 / menit 10 menit 15 menit
MONITORING & BRANCH PIPE SYSTEMS
Untuk BUND FIRES

LOW EXPANSION

Foam Minimum Minimum


Concentrate Type Fuel Type Application Rate Discharge Time

Hydro Carbon
FFFP, AFFF Flash Point> 400C 4 LITER / m2 / menit 60 menit
Hydro Carbon
Flash Point< 400C 6.5 LITER / m2/ menit 60 menit
Hydro Carbon
FP Flash Point> 400C 5 LITER / m2 / menit 60 menit
Hydro Carbon
Flash Point< 400C ( Melalui Test ) 60 menit
Alcohol Foam
Resistant Foam Destructive Liquids ( Melalui Test ) 60 menit
BASIC DESIGN FOAM CHAMBER
Pemasangan Foam Chamber ( Top Pouring ) pada Fixed Roof Tank :
 Product Stored : Gasoline
 Flash Point : - 38 oC
 Tank Diameter : 28 Meter
 Design Pressure : 5 Bar pada Top Pouring Set
 Foam Concentrate : FP 70 3 %
 Luas Area yang dilindungi ( Fuel Surface Area )

 Πd2 = 3.14 X 282 = 615 m2


 4 4
 Kebutuhan Foam Solution dalam 1 menit
 Luas Area yang dilindungi x minimum kebutuhan Foam dalam 1 M2
4.1 Liter/Menit/M2 (lihat tabel Minimum Rate) x 615 M2 (Luas Area
yang dilindungi) = 2522 Liter/Menit (Kebutuhan dalam 1 Menit)
JUMLAH KEBUTUHAN FOAM untuk OPERASI PEMADAMAN
SESUAI dengan KONSENTRASINYA di Dapat dari :

 Lama Operasi (Operating Time) x Kebutuhan dalam 1 menit x 3%


(Konsentrasi )
 55 menit (Tabel Operating Time) x 2522 Liter x 3% = 4161 Liter
 Jumlah Foam yang harus disediakan adalah :
Jumlah Kebutuhan Foam untuk Pemadaman ditambah dengan 3%
sebagai kehilangan foam dalam konsentrasi pada jalur instalasi,
yaitu :
4161 Liter x 3% = 124.83 Liter
4161 Liter + 124.83 Liter = 4286 Liter
BASIC DESIGN SPRINKLER FOAM
PEMASANGAN SPRINKLER FOAM PADA KEBAKARAN BERONGGA :
Contoh :
Volume area yang akan dilindungi 30 M x 15 M x 9.1 M (Panjang x Lebar x Tinggi)
Tinggi tumpukan barang yang akan dilindungi = 7.6 Meter
Ketinggian Foam yang diperlukan = 7.6 x 1.1
= 8.36 Meter
Kebutuhan Foam untuk seluruh area = 30 M x 15 M x 8.36 M
= 3762 M3
Maksimum waktu pengisian Foam = 4 Menit (sesuai tabel)
Application Rate dari Sprinkler Head = 9 M2 (NFPA-11A)
Jumlah Foam Head yang diperlukan = 50 Head

Dimana,
S adalah 0.0748 M3/Liter/Menit (Ketentuan NFPA-11A)
RUMUS : Q adalah jumlah operasional foam dalam 1 Menit
Rs = S x Q = (Foam Head x Coverage Area per Sprinkler x Application Rate Sprinkler)
= 50 x 9 x 10.2
= 4590 Liter/Menit
Maka Rs =SxQ
= 0.0748 x 4590
= 343.33 M3/Menit

Penciutan Foam (Cn) = 1.15 (NFPA-11A)


Kehilangan Foam (Ci) = 1.2 (NFPA-11A)
Kemampuan peralatan untuk menyediakan kebutuhan Busa Foam,

V
R=( + Rs ) x Cn x Ci
T

3762
R=( + 343.33 ) x 1.15 x 1.2
4

R = 1772 M3/Menit

Jumlah yang dihasilkan oleh 50 Foam Head dalam 1 Menit = 443 M 3/Menit
Kemampuan setiap Foam Head = + 9 M3/Menit
DELUGE VALVE
DELUGE VALVE
PROTEIN FOAM SPRAY
HEAD DETECTOR HEAD NOZZLE

SELENOID VALVE

AFF SPRAY HEAD


NOZZLE
DEFLECTOR FOAM CHAMBER

EMERGENCY VENT COVER

FLAME ARRESTER
ARRESTER
JARINGAN PIPA YANG TELAH DIPERHITUNGKAN JENIS SERTA UKURANNYA AGAR
PENGIRIMAN MEDIA PEMADAM API SESUAI DENGAN KETENTUAN DAN KEBUTUHAN

Anda mungkin juga menyukai