Anda di halaman 1dari 4

Artikel Teknologi Hijau

2018,Vol.4,No. 1

Pengujian Karakteristik Titik Nyala Bahan Bakar Pertamax Dex dan


Pertalite dengan Variabel Persen Volume
Nanda Tisya Al Adha, Siska Ayu Pratiwi, Ghea Gargarina Gardina, Nur Azizatur Rohmah, dan Ir. Budi
Setiawan, M.T*
Departemen Teknik Kimia Industri, Fakultas Vokasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia, e-mail : tu_tkimiaindustri@its.ac.id

ABSTRAK
Tujuan percobaan flash and fire ini adalah untuk menentukkan titik nyala dan api dari bahan bakar pertamax
turbo dan pertalite .Prosedur percobaan dari praktikum ini ada 2 tahap yatu tahap persiapan dan tahap pengamatan.
Dari tahap persiapan dilakukan dengan cara mengambil 20 mL dan memasukkan ke cawan porselen. Kemudian
memulai tahap pengamatan dengan mencatat suhu awal sampel bahan bakar lalu menyalan bunsen, serta mencatat
setiap kenaikan 2oC dan mencatat ketika timbul asap. Kemudian mencatat nyala api pertama atau disebut flash point,
dan mencatat ketika tmbul api sekurang-kurangnya 5 detik atau disebut fire point. Setelah mendapatkan flash and fire
point, kemudian memadakan api. Prosedur dilakukan sebanyak dua kali pada setiap sampel. Dari hasi percobaan
didapatkan flash point rata-rata yaitu 58oC -70 oC dan fire point rata-rata sebesar 62oC-74 oC.

Kata Kunci: Fire point, Flash Point, Bahan Bakar

PENDAHULUAN
Syarat utama proses pembakaran adalah tersedia bahan bakar yang bercampur dengan baik dengan udara
dan tercapainya suhu pembakaran. Bahan bakar dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yakni berbentuk cair,
gas dan padat. Bahan bakar yang paling cocok dipakai tergantung pada banyak faktor, diantaranya jumlah
persediaan bahan bakar kemungkinan penyimpannya, harga tiap satuan panasnya, faktor pengangkutannya dan
pelayanannya. Bahan bakar cair banyak digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor dan motor diesel.
Bahan bakar cair diperoleh dari minyak bumi yang dalam kelompok ini ialah bensin dan minyak bakar, kemudian
kerosin dan bahan bakar padat (Fuhaid, 2011)
Dalam suatu bahan bakar cair yang perlu diperhatikan adalah besarnya flash dan fire point. Dalam
kehidupan sehari-hari flash dan fire point suatu bahan bakar sangat perlu diketahui untuk mencegah kemungkinan
timbulnya kebakaran dari minyak dengan titik nyala terendah karena minyak tersebut mudah terbakar. Apabila
minyak tersebut memiliki titik nyala terlalu tinggi juga kurang baik, karena akan susah mengalami kebakaran.
Selain itu, flash dan fire point dapat digunakan untuk menentukan cara penyimpanan dan suatu treatment yang
sesuai untuk bahan bakar dan bahan bahan lainnya yang mudah meledak (Wiratmaja, 2010).

TINJAUAN PUSTAKA
Bahan bakar adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembakaran. Banyak sekali jenis bahan
bakar yang kita kenal dalam kehidupan kita sehari-hari. Berdasarkan asalnya bahan bakar dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu : 1) bahan bakar nabati, 2) bahan bakr mineral, 3) bahan bakar fosil. Berdasarkan bentuknya bahan
bakar terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu : 1) bahan bakar padat, 2) bahan bakar cair, dan 3) bahan bakar gas. Bahan
bakar yang saat ini paling sering di pakai adalah bahan bakar cair.
Bahan bakar cair merupakan gabungan hidrokarbon yang diperoleh dari alam maupun secara buatan.
Bahan bakar cair umumnya berasal dari minyak bumi. Dimasa yang akan datang, kemungkinan bahan bakar cair
yang berasal dari oil shale, tar sands, batubara dan biomassa akan meningkat. Minyak bumi merupakan campuran
alami hidrokarbon cair dengan sedikit belerang, nitrogen, oksigen, sedikit sekali metal dan mineral (Wiratmaja,
2010)
Menurut Wiratmaja (2010), secara teknis bahan bakar cair merupakan sumber energi yang terbaik,
mudah ditangani, mudah dalam penyimpanan dan nilai kalor pembakarannya cenderung konstan. Beberapa
kelebihan bahan bakar cair dibandingkan bahan bakar padat antara lain :
1. Kebersihan dari hasil pembakaran
2. Menggunakan alat bahan bakar yang lebih kompak
3. Penanganannya lebih mudah
Salah satu kekurangan bahan bakar cair ini adalah harus menggunakan proses pemurnian yang cukup kompleks.
Dalam suatu bahan bakar cair yang perlu diperhatikan adalah besarnya flash dan fire point. Flash point
adalah temperatur pada keadaan dimana uap di atas bahan bakar akan terbakar dengan cepat (meledak) apabila
nyala api didekatkan padanya. Sedangkan fire point adalah temperatur pada keadaan dimana uap di atas
permukaan bahan bakar terbakar secara kontinyu apabila nyala api didekatkan padanya (Wiratmaja, 2010).
Artikel Teknologi Hijau
2018,Vol.4,No. 1

METODOLOGI PERCOBAAN
A. Bahan Percobaan
Bahan yang digunakan adalah bahan bakar pertamax 98 dan bahan bakar pertalite dengan masing-masing
variabel 100% pertamax 98 dalam 20 ml, 30% pertamax 98 dan 70% pertalite dalam 20 ml.

B. Prosedur Percobaan

Statif & Klem

Termometer
Cawan

Bunsen
Gambar 1. Serangkaian alat percobaan
Menyiapkan serangkaian peralatan percobaan
1. Memasang termometer pada statif
2. Menempatkan bunsen pada kaki tiga
Menyiapkan sampel
1. Bahan bakar pertamax 100% dari 20 ml, bahan bakar 30% pertamax 98 dan 70% pertalite dalam 20
ml
Tahap Persiapan Pengamatan
1. Menuangkan sampel bahan bakar pertamax sebanyak 20 ml ke dalam cawan porselen
2. Meletakkan sampel porselen yang berisi sampel di atas kaki tiga
Tahap Pengamatan
1. Melihat suhu awal sampel sebagai t0 C
2. Menyalakan bunsen
3. Mencatat waktu setiap kenaikan 2C
4. Mencatat temperatur ketika timbul asap
5. Mencatat temperatur ketika sampel menyala pertama kali sebagai titik nyala (flash point)
6. Mencatat temperatur ketika sampel timbul api dan menyala sekurang-kurangnya selama 5 detik
sebagai titik api (fire point)
7. Memadamkan api pada sampel dengan menutupnya menggunakan kain basah
8. Mengulangi prosedur yang sama untuk variabel yang lain.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Hasil Pengamatan Penentuan Flash and Fire Point Pada Sampel Bahan Bakar Pertamax Dex 100%
dengan t0 = 31C dan t0 = 32C
Repeat I Repeat II
Suhu (C) Waktu Keterangan Suhu (C) Waktu Keterangan
t (sekon) t (sekon)
31 00.46 32 00.43
33 01.02 34 01.00
35 01.13 36 01.06
37 01.19 38 01.15
39 01.23 40 01.16
41 01.28 42 01.22
43 01.32 44 01.28
45 01.38 46 01.32
47 02.28 Asap Pertama 48 01.42
Artikel Teknologi Hijau
2018,Vol.4,No. 1

49 02.35 50 01.48
51 02.46 52 01.53
53 02.51 54 01.57
Asap semakin
55 03.00 56 02.04
banyak
57 03.16 58 02.11
59 03.20 60 02.18 Asap pertama
61 03.28 62 02.23
63 03.31 Flash point 64 02.27 Asap semakin
65 03.37 66 02.33 banyak
67 03.41 Ada sambaran api 68 02.37
69 03.46 Fire point 70 02.40 Flash point
72 02.44 Ada sambaran
api
74 02.49 Fire point

Tabel 2. Hasil Pengamatan Penentuan Flash and Fire Point Pada Sampel Bahan Bakar Pertamax Dex 30% dan
Pertalite 70% dari 20 ml dengan t0 = 28C dan t0 = 27C
Repeat I Repeat II
Suhu (C) Waktu Keterangan Suhu (C) Waktu Keterangan
t (sekon) t (sekon)
28 00.31 27 00.22
30 00.38 29 00.32
32 00.47 31 00.47
34 00.54 33 00.54
36 01.05 35 00.47
Sampel belum
38 01.11 37 00.54
mengalami Sampel belum
40 01.16 39 01.03
perubahan mengalami perubahan
42 01.21 41 01.11
44 01.25 43 01.22
46 01.29 45 01.28
48 01.34 47 01.42
50 01.37 49 01.51
52 01.43 Asap Pertama 51 01.57
54 01.49 Asap semakin 53 02.05 Asap Pertama
56 01.56 banyak 55 02.11
58 01.58 Flash point 57 02.22
60 02.01 Ada sambaran 59 02.28
Asap semakin banyak
api
62 02.06 Fire Point 61 02.40
63 02.48
65 02.57 Flash point
67 03.05 Ada sambaran api
69 03.13 Fire Point

Gambar 2. Fire Point


Artikel Teknologi Hijau
2018,Vol.4,No. 1

Untuk mendapatkan nilai Flash point dan Fire Point dari sampel Pertamax Dex dan Pertamax Dex 30% +
Pertalite 70% yaitu dengan cara menghitung rata-rata Flash point dan Fire Point pada Repeat 1 dan II sehingga
didapatkan nilai repeatability. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4 berikut.

Tabel 3 Nilai rata-rata Flash Point dan Fire Point pada Sampel Pertamax Dex
Biosolar ASTM
Parameter Repeatability Keterangan
Repeat I Repeat II D92-05a

Flash Point 63 0C 70 0C 7 0C Max.8 0C Sesuai

Fire Point 69 0C 74 0C 5 0C Max.8 0C Sesuai

Tabel 4 Nilai rata-rata Flash Point dan Fire Point pada Sampel Pertamax Dex 30% dan Pertalite 70%
Biosolar ASTM
sws Repeatability Keterangan
Repeat I Repeat II D92-05a

Flash Point 58 0C 65 0C 7 0C Max.8 0C Sesuai

Fire Point 62 0C 69 0C 7 0C Max.8 0C Sesuai

KESIMPULAN
Dari Percobaan uji Flash Point dan Fire Point dengan menggunakan sampel Pertamax Dex dan Pertalite,
dapat diambil kesimpulan :
1. Flash point terjadi pada range suhu 63-70 oC sedangkan untuk fire point terjadi pada range suhu 69-74
o
C untuk pertamax dex dan pada range suhu 58-65 oC sedangkan untuk fire point terjadi pada range suhu
62-69 oC untuk pertmax dex 30% + pertalite 70%
2. Uji ketelitian repeatability flash point sesuai dengan standar ASTM D92-05a tidak boleh melebihi 8 0C.

DAFTAR PUSTAKA
Tira, H., Mara, I., Zulfitri, Z., & Mirmanto, M. (2018). Uji Sifat Fisik dan Kimia Bioethanol dari Jagung (Zea
mays L). Dinamika Teknik Kimia, 77-82.
Fuhaid, Naif. (2011). Pengaruh Medan Magnet Terhadap Konsumsi Bahan Bakar dan Kinerja Motor Bahan Bakar
Bensin Jenis Daihatsu Hijet 1000. Jurnal PROTON, 26-31.
Wiratmaja, I Gede. (2010). Pengujian Karakteristik Fisika Biogasoline Sebagai Bahan Bakar Alternatif Pengganti
Bensin Murni. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 145-154.

Anda mungkin juga menyukai