Anda di halaman 1dari 9

COPPER STRIP CORROTION TEST ASTM D 130

LAPORAN PRAKTIKUM PRODUK MINYAK DAN GAS

Oleh :

Nama Mahasiswa : Ayu Surya Werdani


NIM : 181420004
Program Studi : Teknik Pengolahan Migas
Bidang Minat : Refinery
Diploma : IV
Tingkat : I (Satu)

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
(PEM Akamigas)

Cepu, April 2019


COPPER STRIP CORROTION TEST ASTM D 130

I. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan :
1. Mahasiswa dapat menentukan nilai korosi pada tembaga dari produk minyak bumi

II. KESELAMATAN KERJA


1. Hati – hati bekerja menggunakan peralatan – peralatan yang mudah pecah.
2. Bila menggunakan peralatan bertenaga listrik, lihat terlebih dahulu tegangan jaringan
listrik yang ada.

III. TEORI DASAR

Minyak bumi umumnya mengandung senyawa sulfur, walaupun sebagian besar


dihilangkan selama pemurnian di kilang, namun kemungkinan masih ada senyawa
sulfur yang tersisa dalam produk akhir. Senyawa sulfur dapat memicu korosi pada
logam dengan efek yang bervariasi sesuai dengan jenis kimia senyawa sulfur
terkandung. Senyawa sulfur dalam produk minyak bumi ada yang bersifat
korosif, tingkat korosifnya harus dibatasi agar konsumen tidak dirugikan. Pengujian
Copper Strip Corrosion sesuai ASTM D 130 di rancang untuk menilai tingkat korosi
pada tembaga dari produk minyak bumi.

ASTM D-130 mengatur cara untuk mendeteksi tingkat korosi pada tembaga
(corrosiveness to copper) dari produk-produk minyak bumi. Produk minyak bumi yang
diatur oleh standart ini meliputi aviation gasoline, aviation turbine fuel, automotive
gasoline, natural gasoline atau produk lainnya yang memiliki RVP tidak lebih besar
dari 18 psi (124 kPa), cleaners solvent, kerosene, diesel fuel, distillate fuel
oil dan lubricating oil atau produk sejenis lainnya.

Suatu lempeng tembaga yang telah digosok, direndam dalam sejumlah sampel dan
dipanaskan pada temperature dan waktu tertentu. Pada akhir pengujian, lempeng
tembaga dikeluarkan dari sampel yang diuji, dikeringkan dan dibandingkan warnanya
dengan standar pengkaratan lempeng tembaga.

IV. BAHAN DAN PERALATAN


a. Bahan
1. Minyak Solar 48
b. Peralatan
1. Tabung reaksi (Test tube)
2. Bath, dengan suhu konstan 50 ± 1℃ (122 ± 2℉) dan atau 100 ± 1℃ (212 ± 2℉)

3. Copper strip corrosion test bomb, dari stainless steel, mampu menahan tekanan
uji 100 psi (689 kPa)
4. Termometer, jenis ASTM 12C (12F) atau IP 64C (64F)
5. Polishing vise, sebagai penjepit copper strip
V. LANGKAH KERJA
a. Persiapan Copper Strip

Membersihkan enam sisi lempeng Menggosoknya lagi dengan


tembaga dengan cara menggosok serbuk silicon carbide (150 mesh)
menggunakan silicon carbide grit diatas permukaan pelat yang
paper, kemudian mencucinya bersih dengan alas kain katton
dengan iso-oktana. yang telah dibasahi dengan
beberapa tetes iso-oktana. Selama
membersihkan Copper memakai
penjepit stainless steal dan jangan
sampai tersentuh jari tangan.

b. Langkah Kerja

Memasukkan lempeng tembaga


Memasukkan 30 ml contoh uji ke (Copper Strip) yang telah di
dalam test tube. bersihkan ke dalam test tube yang
telah berisi contoh.

Merendam test tube berisi contoh


Setelah waktunya tercapai, dan lempeng tembaga pada water
mengangkat test tube dari water bath yang telah diatur suhunya
bath. sesuai jenis contoh yang diuji.
Lamanya perendaman sesuai
dengan contoh yang diuji. (50℃
selama 3 jam, kecuali Aviation
Fuel 100 ℃ selama 2 jam)
Mengosongkan test tube dari
Melaporkan nomor warna Copper
contoh uji, kemudian dengan
Strip setelah dibandingkan
menggunakan penjepit,
warnanya terhadap Copper Strip
mengangkat Lempeng Tembaga
Color Standard.
dan cuci dengan iso oktana, lalu
keringkan.

VI. HASIL PENGAMATAN


Di dapatkan hasil percobaan dengan nomor warna standard Copper Strip adalah 1B.
Bahan yang digunakan adalah Solar 48.
Menurut spesifikasi dirjen, copper strip corrosion adalah maksimal kelas 1.
Maka dapat dikatakan bahwa percobaan ini telah sesuai dengan spesifikasi (OnSpec).
VII. ANALISIS
Pada percobaan ini bahan yang digunakan adalah solar 48. Sebelum dilakukan
pengujian, harus melalui tahap-tahap seperti pembersihan (polishing) dan pembilasan
secara kimia. Di dapatkan hasil percobaan dengan nomor warna standard Copper Strip
adalah kelas 1B.
Menurut Surat Keputusan Dirjen Nomor 978.K/10/DJM.S/2013 spesifikasi minyak
bahan bakar solar 48 sebagai berikut :
No. Karakteristik Satuan Batasan Metode Uji
Min Max ASTM Lain
13. Korosi Bilah Merit - Kelas 1 D 130
Tembaga

Maka dapat dikatakan bahwa percobaan ini telah sesuai dengan spesifikasi (OnSpec).
Warna tembaga tidak mengalami perubahan setelah direndam selama 3 jam dengan
temperatur 52℃.

Berikut deskripsi nomor warna standard Copper Strip:


Dari hasil tersebut dapat diketahui solar 48 bahwa tidak ada atau sedikit
mengandung sulfur dan kecenderungan asam yang dapat menyebabkan korosi. Sebab
pada hasil percobaan masih dalam kelas 1. Semakin besar nomor kelasnya maka dapat
diketahui semakin banyak sulfur dan kecenderungan asam , yang nantinya dapat
menyebabkan korosi pada alat.

VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Tidak terjadi perubahan warna pada Copper Strip.
2. Hasil pengamatan yang di dapatkan adalah kelas 1B dan termasuk OnSpec.
3. Pada bahan bakar solar 48 ini dapat dikatakan tidak atau sedikit mengandung sulfur
yang akan menyebabkan korosi.

IX. SARAN
Setelah dilakukan percobaan ini praktikan menyarankan untuk:
1. Lebih teliti dalam melihat perubahan warna yang terjadi.
X. DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.sampling-analisis.com/2017/04/cara-uji-copper-corrosion-astm-
d130.html#.XLHfM-gzbIU
2. https://asro.wordpress.com/2008/08/20/pengukuran-copper-corrosion-astm-d-130/
3. https://docplayer.info/38570639-Studi-komparatif-laju-korosi-logam-kuningan-
c3604-spuyer-karburator-di-media-premium-dan-pertamax-menggunakan-metode-
astm-d-130.html

Anda mungkin juga menyukai