Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN

KOROSI STAINLESS STEEL PADA


LARUTAN AIR GARAM

OLEH:
NAMA: M RAFLI RIDHO
ADHA NIM: 4422201013

JURUSAN TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA PENGELASAN DAN FABRIKASI
POLITEKNIK NEGERI BATAM
2023
Pendahuluan

Baja tahan karat adalah paduan besi, kromium, dan logam lain yang dikenal karena
ketahanannya terhadap korosi. Kromium dalam baja tahan karat membentuk lapisan tipis
pelindung pada permukaan logam yang mencegahnya dari korosi. Lapisan ini dapat sembuh
sendiri, sehingga meskipun tergores atau rusak, lapisan ini akan pulih kembali seiring
berjalannya waktu.
Baja tahan karat adalah bahan yang sangat serbaguna yang digunakan dalam berbagai macam
aplikasi. Biasanya digunakan pada peralatan dapur, peralatan makan, peralatan masak,
peralatan medis, perhiasan, dan bahan bangunan. Baja tahan karat juga digunakan dalam
sejumlah aplikasi industri, seperti pengolahan kimia, pengolahan makanan, dan aplikasi
kelautan.
Ada banyak jenis baja tahan karat, masing-masing dengan sifat uniknya sendiri. Jenis baja
tahan karat yang paling umum adalah austenitik, feritik, dan martensitik. Baja tahan karat
austenitik adalah jenis baja tahan karat yang paling tahan korosi, sedangkan baja tahan karat
feritik adalah jenis baja tahan karat terkuat. Baja tahan karat martensitik adalah kompromi yang
baik antara ketahanan korosi dan kekuatan.
Baja tahan karat adalah bahan yang sangat tahan lama yang dapat bertahan selama bertahun-
tahun. Bahan ini juga merupakan bahan yang relatif mudah untuk dikerjakan, sehingga dapat
dengan mudah dibentuk, dilas, dan dikerjakan dengan mesin.

Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah

1. Untuk mengetahui dan mengamati tingkat korosi yang terjadi pada stainless steel saat
terendam dalam larutan air garam.

2. Untuk Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi korosi.

3. Untuk mengetahui perlindungan korosi pada satinless steel dengan menggunakan


pelindung seperti cat.
Landasan Teori
Baja tahan karat atau stainless steel adalah bahan yang tahan korosi, tetapi dapat mengalami
korosi dalam larutan garam. Garam dalam larutan dapat bereaksi dengan kromium dalam baja
tahan karat membentuk kromium klorida, yang dapat memecah lapisan pelindung pada
permukaan logam. Hal ini dapat menyebabkan korosi sumuran, yaitu jenis korosi yang
membentuk lubang di permukaan logam.

Laju korosi baja tahan karat dalam larutan garam bergantung pada sejumlah faktor, termasuk
jenis baja tahan karat, konsentrasi larutan garam, suhu larutan, dan keberadaan ion-ion lain di
dalam larutan.

Metode Percobaan

Alat-alat yang dibutuhkan pada praktikum pengujian stainless steel adalah:

1. Sampel stainless steel


2. Larutan air garam
3. Timbangan
4. Tissue
5. Kaliper
6. Alat pengukur ketebalan lapisan

Langkah kerja
1. Persiapan Sampel:
a. Pastikan sampel stainless steel dalam kondisi bersih dan bebas dari kontaminan
seperti minyak atau debu. Jika diperlukan, bersihkan sampel dengan menggunakan
tissue hingga bersih.
b. Keringkan sampel dengan menggunakan tissue.
2. Persiapan Larutan Air Garam:
a. Siapkan larutan air garam dengan konsentrasi yang ditentukan sesuai dengan
tujuan praktikum. Pastikan garam benar-benar terlarut dalam air.
b. Tuangkan larutan garam ke dalam wadah rendaman yang cukup besar untuk
menampung sampel stainless steel secara penuh.
3. Rendam Sampel:
a. Letakkan sampel stainless steel ke dalam wadah rendaman sehingga seluruh
permukaan sampel terendam sepenuhnya dalam larutan air garam.
4. Waktu Rendam:
a. Mulai menghitung waktu perendaman segera setelah sampel stainless steel
ditempatkan dalam larutan air garam.
5. Pengamatan:
a. Setelah periode perendaman yang ditentukan, angkat sampel stainless steel dari
larutan garam.
b. Bilas sampel dengan air bersih untuk menghilangkan sisa larutan garam yang
menempel.
c. Keringkan sampel dengan menggunakan tissue.
d. Amati permukaan sampel stainless steel dengan teliti. Perhatikan adanya
perubahan warna, korosi, atau endapan pada permukaan.
6. Analisis dan Pengukuran:
a. Jika diinginkan, gunakan alat pengukur korosi atau alat pengukur ketebalan
lapisan untuk mengukur tingkat korosi pada sampel stainless steel. Ikuti instruksi
penggunaan alat tersebut dengan benar.
b. Catat hasil pengukuran dan perubahan yang diamati pada permukaan sampel
stainless steel.
7. Analisis Data:
a. Analisis data yang telah dikumpulkan sesuai dengan data dan hasil.

Data dan Hasil

Sampel ke Luas Masa jenis Massa Massa Waktu Laju korosi


permu Material Mula-mula sesudah perendaman (mm/tahun)
kaan (gram/ml) (gram) (gram) (tahun)
(mm2)
Minggu 1 2,823 8 3,44 3,34 0,02 0,221

Minggu 2 2,823 8 3,44 3,34 0,04 0,11

Minggu 3 2,823 8 3,44 3,40 0,06 0,0664


(Setelah
dicoating)
Minggu 4 2,823 8 3,44 3,41 0,08 0,020758
(Setelah
dicoating)

Pembahasan
Dari hasil yang telah diperoleh selama 4 minggu perendaman dan setiap minggu dilakukan
pengukuran dan perhitungan untuk mendapatkan laju korosinya. didapatkan bahwa setiap minggu
berat stainless steel tersebut berubah dan untuk minggu ke-3 dan ke-4 stainless steel tersebut
dicoating atau dilapisi cat sehingga berat stainless steel pun bertambah.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil praktikum, antara lain konsentrasi larutan
garam, suhu larutan, dan keberadaan ion-ion lain di dalam larutan. Praktikum harus dilakukan di
lingkungan yang terkendali untuk memastikan bahwa hasilnya akurat.

Hasil praktikum dapat digunakan untuk membandingkan ketahanan korosi dari berbagai jenis
baja tahan karat atau untuk menentukan efek faktor-faktor seperti konsentrasi, suhu, dan ion lain
pada laju korosi. Hasilnya juga dapat digunakan untuk memilih jenis baja tahan karat yang paling
sesuai untuk aplikasi tertentu.

Praktikum ini hanya merupakan pengujian jangka pendek. Ketahanan korosi jangka panjang baja
tahan karat dalam larutan garam tidak dapat ditentukan oleh praktikum.
Praktikum ini hanya merupakan uji laboratorium. Hasil praktikum mungkin tidak mewakili
perilaku korosi baja tahan karat yang sebenarnya di lingkungan dunia nyata.
Terlepas dari keterbatasan ini, pengujian praktis baja tahan karat yang direndam dalam
larutan.garam adalah alat yang berharga untuk menentukan ketahanan korosi berbagai jenis baja
tahan karat dalam larutan garam yang berbeda. Hasil praktikum dapat digunakan untuk memilih
jenis baja tahan karat yang paling sesuai untuk aplikasi tertentu.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah saya lakukan,maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari pengujian praktis baja tahan karat atau stainless steel yang dicelupkan ke dalam
larutan garam adalah alat yang berharga untuk menentukan ketahanan korosi berbagai
jenis baja tahan karat dalam larutan garam yang berbeda.
2. Hasil praktikum dapat digunakan untuk memilih jenis baja tahan karat yang paling sesuai
untuk aplikasi tertentu.
3. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil praktikum, antara lain konsentrasi
larutan garam, suhu larutan, dan keberadaan ion-ion lain di dalam larutan.
4. Praktikum harus dilakukan di lingkungan yang terkendali untuk memastikan bahwa
hasilnya akurat.
5. Hasil praktikum dapat digunakan untuk membandingkan ketahanan korosi dari berbagai
jenis baja tahan karat atau untuk menentukan efek faktor-faktor seperti konsentrasi, suhu,
dan ion lain pada laju korosi.
6. Hasilnya juga dapat digunakan untuk memilih jenis baja tahan karat yang paling sesuai
untuk aplikasi tertentu.
7. Praktikum ini hanya merupakan pengujian jangka pendek. Ketahanan korosi jangka
panjang baja tahan karat dalam larutan garam tidak dapat ditentukan oleh praktikum.

Lampiran

Foto 1. Menimbang takaran garam


Foto 2. Mengukur takaran air

Foto 3. Menimbang berat stainless steel


Foto 4. Hasil dari perendaman

Anda mungkin juga menyukai