BAB 1
PENDAHULUAN
1
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
2
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
3
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
BAB 2
PENGUJIAN ASPAL
2.1 PENDAHULUAN
Aspal adalah suatu bahan bentuk padat atau setengah padat berwarna
hitam sampai coklat gelap, bersifat perekat (cementious) yang akan melembek dan
meleleh bila dipanasi. Aspal tersusun terutama dari sebagian besar bitumen yang
kesemuanya terdapat dalam bentuk padat atau setengah padat dari alam atau hasil
pemurnian minyak bumi, atau merupakan campuran dari bahan bitumen dengan
minyak bumi atau derivatnya (ASTM, 1994).
Aspal mempunyai sifat visco-elastis dan tergantung dari waktu pembebanan.
Aspal akan mencair jika dipanaskan sampai temperatur tertentu dan kembali
membeku jika temperatur turun. Kandungan aspal terdiri dari 80% karbon, 10%
hydrogen, 6% belerang dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi,
nikel dan vanadium. Aspal terbuat dari minyak mentah, melalui proses penyulingan
atau dapat ditemukan dalam kandungan alam sebagai bagian dari komponen alam
yang ditemukan bersama-sama material lain.
4
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
2.2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian titik nyala dan titik bakar dengan
cleveland open cup adalah sebagai berikut.
1. Cawan kuningan (Cleveland open cup)
2. Termometer
3. Nyala penguji, adalah nyala api yang dapat diatur dan memberikan nyala
dengan diameter 3,2-4,88 dengan Panjang 7,5 cm
4. Pemanas, terdiri dari logam untuk meletakkan cawan cleveland
5. Pembakaran gas atau tungku
5
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
6. Stopwatch
7. Barometer, untuk mengukur tekanan udara
6
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
7
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
Tabel 2.2 Data Waktu Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar dengan Cleveland
Open Cup
Keterangan
No. Parameter
Waktu Suhu
Contoh dicairkan
1 Pembukaan contoh Mulai jam : 8:00 110°C
Selesai Jam : 10:30
Pemanasan sampai Contoh dipanaskan
2 56°C di bawah titik Mulai jam : 10:30 110°C
nyala perkiraan Selesai Jam : 10:55
56°C - 28°C di Contoh dipanaskan
3 bawah titiknyala Mulai jam : 10:55 225°C
perkiraan Selesai Jam : 11:02
Contoh dipanaskan
4 28°C - titik nyala Mulai : 11:02 236°C
Selesai : 11:04
8
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
Tabel 2.3 Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar dengan Cleveland Open Cup
Titik
°C Di Bawah Titik
No Waktu °C Nyala/Titik
Nyala Perkiraan
Bakar
1 56 0'0'' 200
2 51 0'22" 205
3 46 1'10" 210
4 41 2'10" 215
5 36 3'12" 220
6 31 4'12" 225
7 26 5'06" 230
8 21 6'05" 235
9 16 6'32" 240
10 11 7'35" 245
11 6 8'35" 250
12 1 9'35" 255
2.2.6 Perhitungan
Perhitungan yang dilakukan pada pengujian titik nyala dan titik bakar
dengan cleveland open cup adalah sebagai berikut.
Titik nyala/ titik bakar terkoreksi = suhu terbaca + 0,03 (760 – tekanan
barometrik terukur) Pada pemeriksaan ganda (duplo) sebagai titik nyala benda uji
yangdapat memenuhi syarat toleransi sebagai berikut:
Tabel 2.4 Batas Toleransi Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar dengan Cleveland
Open Cup
Titik Nyala dan Titik Ulangan oleh satu Ulangan oleh beberapa
Bakar orang orang dengan satu alat
dengan satu alat
Titik nyala 79ºC400ºC < 8ºC < 18ºC)
Titik bakar < 8ºC) < 14ºC)
9
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
Tabel 2.5 Hasil Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar dengan Cleveland Open Cup
Titik
°C Di Bawah Titik
No Waktu °C Nyala/Titik
Nyala Perkiraan
Bakar
1 56 0'0'' 200
2 51 0'22" 205
3 46 1'10" 210
4 41 2'10" 215
5 36 3'12" 220
6 31 4'12" 225
7 26 5'06" 230
8 21 6'05" 235 236/6:05
9 16 6'32" 240
10 11 7'35" 245 242/7:14
11 6 8'35" 250
12 1 9'35" 255
10
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
2.2.7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian titik nyala dan titik bakar dengan cleveland
open cup yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa titik nyala terjadi
pada suhu 236°C dalam waktu 6 menit 5 detik dan titik bakar pada suhu 242°C
dalam waktu 7 menit 14 detik.
11
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
2.3.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian titik lembek aspal dan ter adalah
sebagai berikut.
1. Cincin kuningan
2. Bola baja
3. Termometer
4. Penjepit
12
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
13
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
14
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
Keterangan
No. Parameter
Waktu Suhu
Contoh dipanaskan
15
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
2.3.6 Perhitungan
Perhitungan yang dilakukan pada pengujian titik lembek aspal dan ter adalah
sebagai berikut.
Menghitung dan mencatat suhu pada saat setiap bola menyentuh pelat dasar.
Mencatat suhu titik lembek bahan bersangkutan dari hasil pengamatan rata-arata dan
bulatkan sampai 0,5C terdekat untuk tiap percobaan ganda. Spesifikasi Bina Marga
tentang titik lembek untuk aspal keras pen 40 (ring and ball test) adalah minimum 51C
dan Maksimum 63C, sedangkan untuk pen 60 adalah minimum 48C dan maksimum
58C
16
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
Nomor Contoh
No Suhu Yang Diamati Waktu Suhu Titik Lembek
1 2 1 2
1 0°C 0 25°C
2 5°C 5'11" 30°C
3 10°C 6'14" 35°C
4 15°C 7'15" 40°C
5 20°C 8'19" 45°C
6 25°C 9'10" 50°C
7 30°C
8 35°C
9 40°C
10 45°C
11 50°C 50°C
17
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
2.3.7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian titik lembek aspal dan ter yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa aspal mulai mengalami pelembekan dalam waktu 9
menit 10 detik dengan suhu 50°C, hal ini sesuai dengan dengan SNI 2434:2011 yang
menyatakan titik lembek aspal dan ter berkisar antara 30°C sampai 80°C.
18
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
2.4.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian penetrasi adalah sebagai berikut.
1. Penetrometer atau alat penetrasi
2. Pemegang jarum
3. Pemberat
4. Jarum penetrasi, terbuat dari stainless steel HRC 54-60 mm
5. Cawan
6. Bak perendam
19
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
20
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
4. Pindahkan tempat air berikut benda uji dari bak perendam ke bawah alat
penetrasi.
5. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh permukaan
benda uji, kemudian aturlah angka 0 di arloji penetrometer sehingga jarum
penunjuk berimpit dengannya.
6. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwatch (5 ± 0,1) detik bila
pembacaan stopwatch lebih dari (5 ± 0,1) detik, maka hasil tersebut tidak
berlaku.
7. Putarlah arloji penetrometer, kemudia bacalah angka penetrasi yang berimpit
dengan jarum penunjuk. Bulatkan hingga angka 0,1 mm terdekat.
8. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk
pekerjaan berikunya.
9. Lakukan pekerjaan 1 – 8 di atas tidak kurang dari 3 kali untuk benda uji yang
sama dengan ketentuan setiap titk pemeriksaan berjarak satu sama lain dan dari
tepi dinding lebih dari 1 cm.
2.4.5 Data Percobaan
Data yang diperoleh berdasarkan pada pengujian penetrasi adalah sebagai
berikut.
Tabel 2.8 Data Percobaan Pengujian Penetrasi
21
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
2.4.6 Perhitungan
Perhitungan yang dilakukan pada pengujian penetrasi adalah sebagai berikut.
Tahapan perhitungan pegujian penetrasi yaitu melaporkan angka penetrasi
rata-rata dalam bilangan bulat sekurang-kurangnya 3 pembacaan dengan ketentuan
dibawah ini.
Tabel 2.9 Ketentuan Hasil dan Toleransi Pengujian Penetrasi
Hasil penetrasi 0 – 49 50 – 149 150 – 249 > 250
Toleransi 2 4 12 20
2. Rata-rata Penetrasi =
= 36,667
22
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
2. Rata-rata Penetrasi =
= 22,667
23
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
24
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
2.4.7 Kesimpulan
Bedasarkan hasil pengujian penetrasi yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa nilai rata-rata penetrasi pada sampel 1 yaitu sebesar 36,667 dan
pada sampel 2 sebesar 22,667. Berdasarkan pada tabel persyaratan toleransi
pengujian penetrasi untuk sampel 1 dan 2 didapatkan hasil penetrasi sebesar 0 – 49
dengan toleransi sebesar 2, sehingga pengujian penetrasi telah memenuhi syarat yang
telah ditentukan.
25
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
26
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma