Anda di halaman 1dari 7

Praktikum Jalan Civil

Engineering’21
AS – 04
PEMERIKSAAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR
DENGAN MENGGUNAKAN CLEVELAND OPEN CUP
(Flash and Fire Points by Cleveland Open Cup)

1. Tujuan
1.1 Tujuan Praktikum
a) Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prosedur pemeriksaan titik
nyala dan titik bakar dengan menggunakan Cleveland Open Cup dengan baik dan
benar.
b) Agar mahasiswa mampu mengoprasikan/ menggunakan Cleveland Open Cup
dengan baik dan benar.
c) Agar mahasiswa mampu menghitung dan melaporkan data hasil pemeriksaan titik
nyala dan titik bakar dengan baik dan benar.
1.2 Tujuan Pemeriksaan
Untuk memeriksa titik nyala sampel aspal pen 60/70 apakah memenuhi spesifikasi
umum SNI-01-2003.

2. Terminologi
a. Duplo
Istilah yang menyatakan bahwa sampel yang diuji adalah ganda dan dipersiapkan,
dibuat dan dijaga pada kondisi yang sama
b. Pilot
Pemancing terjadinya nyala api (flash point), berupa titik api yang digerak-gerakkan di
atas sampel yang dipanaskan, pada suhu mendekati nilai titik nyala api
c. Bunsen
Alat pengatur nyala api yang berfungsi sebagai pengatur laju pemanasan, terutama
menjelang dicapainya suhu titik nyala

KOMANG RINALDI TRI S. / F21021045 Tadulako


Praktikum Jalan Civil
Engineering’21
d. Aspal cair
Aspal dalam bentuk cair, yang didapatkan dengan cara mengembalikannya pada bentuk
semula, sebelum kehilangan unsur pencairnya (minyak). Pengembalian bentuk tersebut
dilakukan dengan mencampurkan kembali aspal padat dengan unsur yang dihilangkan
pada proses penyulingan minyak bumi mentah (crude oil).

Unsur tersebut dapat berupa:

a. Bensin
b. Minyak tanah
c. Minyak solar
Pemilihan campuran disesuaikan dengan sifat aspal cair yang ingin didapatkan. Makin
tinggi potensi penguapan dari unsur pencampur, makin cepat aspal cair tersebut kembali
menjadi bersifat padat.

3. Teori Dasar

Terdapat dua metode praktikum yang umum dipakai untuk menentukan titik nyala dari
bahan aspal. Praktikum untuk Aspal Cair (Cutback) biasanya dilakukan dengan
menggunakan alat Tagliabue Open Cup, sementara untuk bahan aspal dalam bentuk padat
biasanya digunakan alat Cleveland Open Cup. Kedua metode tersebut pada prinsipnya
adalah sama, walau pada Metode Cleveland Open Cup, bahan aspal dipanaskan di dalam
tempat besi yang direndam di dalam bejana air, sedangkan pada Metode Tagliabue Open
Cup, pemanasan dilakukan pada tabung kaca yang juga diletakkan di dalam air.

Pada kedua metode tersebut, suhu dari material aspal ditingkatkan secara gradual pada
jenjang yang tetap. Seiring kenaikan suhu, titik api kecil dilewatkan di atas permukaan
sampel yang dipanaskan tersebut. Titik nyala ditentukan sebagai suhu terendah dimana
percikan api pertama kali terjadi sedangkan titik bakar ditentukan sebagai suhu dimana
sampel terbakar.

KOMANG RINALDI TRI S. / F21021045 Tadulako


Praktikum Jalan Civil
Engineering’21
4. Prosedur Praktikum (AASHTO T 48-89: 1990)
4.1 Peralatan yang Digunakan
a) Cawan kuningan (Cleveland cup)
b) Termometer
c) Nyala penguji, yaitu nyala api yang dapat diatur dan memberikan nyala
dengan diameter 3,2 mm sampai 4,8 mm dengan panjang tabung 7,5 cm.
d) Pemanas
e) Pembakaran gas atau tungku listrik atau pembakar alkohol yang tidak
menimbulkan asap atau nyala di sekitar atas cawan.
f) Stop watch
g) Penahan angin; alat yang menahan angin apabila sebagai pemanasan.

Gambar 1: Cleveland Open Cup

Sumber: Modul Praktikum Jalan Raya

4.2 Penyiapan Sampel


1) Panaskan contoh aspal antara 148,9oC sampai 176oC sampai cukup cair.
2) Kemudian isi cawan Cleveland sampai garis dan hilangkan (pecahkan)
gelembung udara yang ada pada permukaan cairan.
4.3 Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar
a) Meletakkan cawan di atas kompor pemanas tetap dibawah titik tengah
cawan.
b) Meletakkan nyala penguji dengan poros pada jarak 7,5 cm dari titik tengah
cawan.
c) Memasang termometer, nyalakan kompor dan atur pemanasan sehingga
kenaikan suhu adalah 15oC tiap menit sampai mencapai suhu 56oC dibawah

KOMANG RINALDI TRI S. / F21021045 Tadulako


Praktikum Jalan Civil
Engineering’21
titik nyala yang diperkirakan untuk selanjutnya kenaikan suhu 5 oC sampai
6oC permenit.
d) Menempatkan penahan angin di depan nyala penguji.
e) Menyalakan sumber pemanas dan aturlah pemanas sehingga kenaikan suhu
menjadi (15 ± 1)C permenit sampai benda uji mencapai 56oC dibawah titik
nyala perkiraan.
f) Mengatur kecepatan pemanasan 5oC sampai 6oC permenit pada suhu antara
56oC dan 28oC di bawah titik perkiraan.
g) Menyalakan nyala penguji dan mengatur agar diameter nyala penguji
tersebut menjadi 3,2 mm sampai 4,8 mm.

Termometer
Radius
Test Flame
Test Cup
Application
To Gas Supply
Heating Plate

Gambar 2. Menyalakan alat uji


Sumber : Dok. Praktikum Jalan 2023 Kelompok 3
h) Memutar nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke
tepi cawan) dalam satu detik. Mengulangi pekerjaan tersebut setiap
kenaikan 2oC.
i) Melanjutkan pekerjaan di atas sampai terlihat nyala singkat pada suatu titik
di atas permukaan benda uji.
j) Membaca suhu pada termometer dan mencatatnya.
k) Melanjutkan perkerjaan pembacaan suhu sampai terlihat nyala agak lama
sekurang-kurangnya 5 detik di atas permukaan benda uji, membaca suhu
pada thermometer dan mencatatnya.

KOMANG RINALDI TRI S. / F21021045 Tadulako


Praktikum Jalan Civil
Engineering’21
5. Pelaporan

Dari hasil percobaan di laboratorium, diperoleh nilai titik nyala (C) aspal pada suhu
325°C dan nilai titik bakar aspal pada suhu 329 °C.
Dikarenakan nilai tekanan barometer (K) 100,5 maka harus mencari nilai titik nyala
koreksi.
Titik nyala koreksi = C+0,25 (101,3-K)
= 325 + 0,25 (101,3 – 100,5)
= 325,2 °C
6. Diskusi
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh temperatur titik nyala (C) 325°C,
temperatur titik bakar 329 °C, dan temperature titik nyala koreksi 325,2 °C yang berarti
memenuhi syarat minimum temperatur titik nyala oleh spesifikasi umum Bina Marga
Tahun 2018 Revisi 2 untuk aspal PEN 60/70, yaitu ≥ 232 °C.
Titik nyala dan titik bakar perlu diketahui, karena :
a. Sebagai indikasi temperatur pemanasan maksimum dimana masih aman dalam
batas-batas pengerjaan.
b. Agar daya lekat aspal terhadap agregat lainnya tidak hilang akibat dipanaskan
melebihi temperatur titik bakar.
Oleh karena itu, bila aspal yang diuji digunakan dalam pekerjaan jalan, maka tidak
akan menimbulkan bahaya bagi pekerja, karena temperatur titik nyala aspal yang
diperoleh memenuhi batas-batas aman pekerjaan.

7. Kesimpulan dan Saran


7.2 Kesimpulan
Dri hasil pemeriksaan diperoleh nilai titik nyala sampel aspal PEN 60/70 sebesar
325,2 °C. Sehingga titik nyala aspal ini memenuhi spesifikasi umum Bina Marga
Tahun 2018 Revisi 2 untuk aspal PEN 60/70 dengan nilai ≥ 232 °C.
7.2 Saran
Sebaiknya pada saat melakukan percobaan, alat pemanas diberi penutup di
sekitarnya. Hal ini dilakukan agar menjaga suhu pemanas yang dihasilkan oleh alat
tersebut tetap stabil. Hindari memanaskan aspal secara berulang-ulang agar daya
lekat aspal terhadap agregat lainnya tidak hilang.

KOMANG RINALDI TRI S. / F21021045 Tadulako


Praktikum Jalan Civil
Engineering’21
Tabel 1.1 persyaratan aspal keras spesifikasi umum Bina Marga Tahun 2018 Revisi 2

KOMANG RINALDI TRI S. / F21021045 Tadulako


Praktikum Jalan Civil
Engineering’21

Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga Edisi tahun 2018 rivisi 2

8. Dokumentasi




Gambar
:

Praktikum Pemeriksaan Titik Nyala Dan Titik Bakar


Sumber : Dok. Praktikum Jalan 2023 Kelompok 1

KOMANG RINALDI TRI S. / F21021045 Tadulako

Anda mungkin juga menyukai