72
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Guunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
Pada pengujian ini, suhu dari material aspal ditingkatkan secara bertahap
pada jenjang yang tetap. Seiring kenaikan suhu, titik api kecil dilewatkan di atas
permukaan benda uji yang dipanaskan. Titik nyala ditentukan sebagai suhu
terendah dimana percikan api pertama kali terjadi sedangkan titik bakar
ditentukan sebagai suhu dimana benda uji terbakar. Syarat minimum temperatur
ο
titik nyala oleh Bina Marga untuk aspal PEN 40-60 ( 200 C ). Titik nyala dan
titik bakar aspal perlu diketahui karena:
1. Sebagai indikasi temperatur, pemanasan maksimum dimana masih dalam
batas-batas aman pengerjaan.
2. Agar karakteristik aspal tidak berubah (rusak) akibat dipanaskan melebihi
temperatur titik bakar.
Untuk mendapatkan temperatur titik nyala dan titik bakar yang akurat,
perlu diperhatikan dalam pengujiannya sebagai berikut:
1. Tersedianya pelindung angin yang menjaga nyala api dari hembusan angin.
2. Mengatur besar kecilnya api
3. Pemberian api pemancing (pilot) dilakukan menjelang temperatur mendekati
titik nyala perkiraan dengan memperhatikan:
a) Jarak as apip pilot terhadap benda uji ±10 mm
b) Kecepatan lewat api pilot di atas muka benda uji ±1 detik perjurusan.
c) Diameter api pilot berkisar 3,2 mm sampai 4,8 mm
4. Cahaya ruangan diatur sedemikian rupa sehingga nyala api pilot dan nyala api
pertama (pijaran api pertama terputus-putus dalam kurun waktu 5 detik) dapat
dilihat jelas (dapat juga dilakukan di ruangan gelap).
5. Thermometer harus bersih dan skalanya terbaca jelas, diupayakan memakai
bantuan kaca pembesar dalam pembacaannya (M.Ridho, 2012).
73
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Guunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
3.8.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pengujian titik nyala dan titik bakar
dengan Cleveland open cup adalah sebagai berikut.
1. Cawan kuningan (Cleveland cup) adalah cawan kuningan dengan bentuk dan
ukuran tertenu
2. Thermometer adalah alat untuk mengukur suhu
3. Nyala penguji adalah nyala api yang dapat diatur dan memberikan nyala
dengan diameter 3,2- 4,8 mm dengan panjang 7,5 cm
4. Pemanas terdiri dari logam untuk meletakkan cawan Cleaveland
5. Pembakaran gas atau tungku
6. Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara
1
terletak pada jarak 4 diameter cawan dari tepi.
4. Menempatkan penahan angin di depan nyala penguji.
5. Menyalakan sumber pemanas dan aturlah pemanasan sehingga kenaikan suhu
ο ο
menjadi (15 ± 1) C per menit sampai benda uji mencapai suhu 56 C
di bawah titik nyala perkiraan.
74
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Guunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
ο ο
6. Kemudian mengatur kecepatan pemanasan 5 C per menit sampai 28 C
di bawah titik nyala perkiraan
7. Menyalakan nyala penguji dan mengatur agar diameter nyala penguji tersebut
menjadi 3,2 - 4,8 mm.
8. Memutar nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi
cawan) dalam waktu satu detik. Mengulang pekerjaan tersebut setiap
ο
kenaikan 2 C .
9. Melanjutkan pekerjaan No.6 dan No.8 sampai terlihat menyala singkat pada
suatu titik di atas permukaan benda uji. Baca suhu yang ada pada termometer
dan catat.
10. Lanjutkan pekerjaan No.9 sampai terlihat menyala yang agak lama sekurang-
kurangnya 5 detik di atas permukaan benda uji (aspal). Baca suhu pada
termometer dan catat.
3.8.5 Perhitungan
Perhitungan titik nyala dan titik bakar terkoreksi dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut.
Titik nyala/ titik bakar terkoreksi = Suhu terbaca + 0,03 (760 – tekanan
barometrik terukur )
75
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Guunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
76
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Guunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
3.8.6 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan dari pengujian titik nyala dan
titik bakar Cleaveland Open Cup didapatkan kesimpulan bahwa, titik nyala
ο
terjadi pada suhu 236 C dengan waktu 6 menit 5 detik, sedangkan titik bakar
ο
terjadi pada suhu 242 C dengan waktu 7 menit 14 detik. Menurut perincian
Bina Marga syarat minimum untuk titik nyala aspal PEN 40 – 60 (200 ºC). Jadi,
aspal memenuhi persyaratan spesifikasi.
77
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Guunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
78
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Guunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
67
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Guunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
3.6.3 Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian titik leleh adalah sebagai
berikut.
1. Thermometer
2. Cawan kuninggan beserta tabungnya
3. Tabung plat kuning
4. Alat pemanas
5. Gas elpiji
6. Stopwatch
3.6.5 Perhitungan
Perhitungan yang dilakukan dalam pengujian titik leleh adalah sebagai
berikut.
68
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Guunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
69
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Guunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
5.3 EXTRACTOR
5.3.1 Maksud
Mengetahui kadar aspal dalam campuran (mix design)atau dalam aspal
buton dengan cara penguraian centrifuge.
5.3.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pengujian extractor adalah sebagai
berikut.
108
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Guunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
1. Centrifuge Extracto
2. Gelas ukur 500 ml
3. Saringan ekstraksi atau kertas filter
4. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
5. Talam atau baskom
5.3.5 Perhitungan
Perhitungan yang dilakukan dalam pengujian extractor adalah sebagai
berikut.
Kadar aspal = (A – (D + E)) / A × 100%
Dimana:
A : Berat awal sampel sebelum ekstraksi
109
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Guunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
110
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Guunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan
111
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Guunadarma