BAB 1
PENDAHULUAN
metode-metode riset, mulai dari teknik pengumpulan data, analisis data, hingga
didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan
yang bersifat fisik (material) maupun non fisik (mental dan spiritual), dalam
BAB 2
PRELIMINARY DESIGN
Letak Bangunan
PPPURG 1987
PPKGURG 1987
PPIUG
PPTGIUG
Ringkasan Struktural
Keterangan
a. A ≤ 10 bentang : A = 10 m, 4 bentang
≤ 50 m
B ≤ 10 bentang : B = 16 m, 2 bentang
≤ 50 m
b. 0,2 B ≤ A ≤ 5 B : 3,2 ≤ 10 ≤ 80
H ≤ 35 m
1,75 ≤ 0,25 x 10
f. Pada setiap taraf, paling sedikit 10 % jumlah total momen inersia unsur-
unsur penahan beban lateral dalam arah y terletak dalam daerah 1 dan 10
Idaerah1 6 I
66, 667%
Itotal 9I > 10%
balok adalah satu ujung menerus diujung –ujung balok dan dua ujung
L = 4000 mm
1 fy
h L ( 0,4 )
18,5 700
1 320
4000 (0,4 )
18,5 700
185,328 mm
200 mm
20 cm
Mencari nilai b
2
b h
3
2
20
3
13,33 cm
15 cm
L = 4000 mm
1 fy
h L ( 0,4 )
21 700
1 320
4000 (0,4 )
21 700
163,265 mm
200 mm
20 cm
Mencari nilai b
2
b h
3
2
20
3
13,333 cm
15 cm
L = 5000 mm
1 fy
h L ( 0,4 )
18,5 700
1 320
5000 (0,4 )
18,5 700
231,660 mm
250 mm
25 cm
Mencari nilai b
2
b h
3
2
20
3
13,333 cm
15 cm
Berikut adalah tabel rencana ukuran dimensi balok yang terlampir pada
Tabel 1.1
B1 = B3 15/20
B2 = B4 15/20
B5 15/25
Gambar: Perhitungan
digunakan dibuat sama dan diambil yang paling besar yaitu 15/25 cm.
IV.
10
Berikut adalah gambar portal balok dan kolom arah x dan arah y yang
11
yang cara perencanaannya untuk struktur beton bertulang biasa dan struktur
nyata dari strukturnya. Dengan demikian baik beban gravitasi maupun beban
rencana menurut peraturan, pelelehan akan terjadi sebagian besar dalam balok-
b. Menghitung gaya geser dasar horizontal total akibat gempa. (pasal 6.4
buku pedoman)
c. Membagi gaya geser dasar horizontal total akibat gempa sepanjang tinggi
12
13
BAB 3
Lantai = 15 cm
cuaca/tanah)
deform/berprofil polos)
14
1
L
h = 10
1
175
= 10
= 17,5 cm
320
17,5 0,4
karena fy = 320 Mpa maka : h = 700
= 15 cm
Berikut adalah ukuran per segmen yang terlampir pada Gambar 3.1.
Ly = 500
3.3.1 Tipe Pelat
15 15
500 485 cm
Ln = Ly = 2 2
15 15
400 Lx = 400
385 cm
Sn = Lx = 2 2
L n
485
1,260 2
= Sn
385 (tulangan 2 arah)
15
Berikut adalah rencana ukuran balok tepi melintang yang terlampir pada
Gambar 3.2.
be bw ( h t )
1
15 ( 25 15 )
25 cm b = 15
be bw 4t
2
15 (4 15)
75 cm
Maka ambil nilai dari be = 25 cm (terkecil)
be t t t be t
2 3
1 1 4 6 4 1
bw h h h bw h
K
be t
1 1
bw h
25 15 15 15 25 15
2 3
1 1 4 6 4 1
15 25 25 25 15 25
25 15
1 1
15 25
1,280
K bw h 3
I balok
12
1,280 15 25 3
12
25000 cm 4
16
bs t 3
I slab
12
400 153
12
112500 cm 4
I balok
α1
I slab
25000
112500
0,222
17
be
Gambar 3.3. Rencana Ukuran Balok Tengah Melintang
t =15
Sumber: Gambar Kerja
h = 25
be bw 2 ( h t )
1
15 2 ( 25 15 )
35 cm bw = 15
be bw 8t
2
15 (8 15 )
135 cm
be t t t be t
2 3
1 1 4 6 4 1
bw h h h bw h
K
be t
1 1
bw h
35 15 15 15 35 15
2 3
1 1 4 6 4 1
15 25 25 25 15 25
35 15
1 1
15 25
1,587
18
K bw h 3
I balok
12
1,587 15 25 3
12
30996,094 cm 4
bs t 3
I slab
12
400 15 3
12
112500 cm 4
I balok
α2
I slab
30996,094
112500
0,276
19
be bw ( h t )
1
15 ( 25 15 )
25 cm b = 15
be bw 4t
2
15 (4 15 )
75 cm
be t t t be t
2 3
1 1 4 6 4 1
bw h h h bw h
K
be t
1 1
bw h
25 15 15 15 25 15
2 3
1 1 4 6 4 1
15 25 25 25 15 25
25 15
1 1
15 25
1,280
K bw h 3
I balok
12
1,280 15 25 3
12
25000 cm 4
20
bs t 3
I slab
12
400 153
12
112500 cm 4
I balok
α3
I slab
25000
112500
0,222
Berikut adalah rencana per panel yang terlampir pada Gambar 3.5.
21
22
Untuk lebih kecil dari atau sama dengan 0,2 harus menggunakan
11.5(3(2)) dan harus memenuhi tabel 10 serta tidak boleh kurang dari nilai
berikut:
tegangan leleh 240 Mpa adalah ln/37,8. Sehingga untuk tebal minimum pelat
= 485/37,8
= 12,831 cm.
23
syarat untuk lendutan, sehingga lendutan tidak perlu dikontrol. Hal ini terjadi
apabila tebal pelat yang ada lebih besar atau sama dengan tebal minimum yang
24
Berikut adalah ukuran per segmen yang terlampir pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6. Ukuran Per Segmen
Sumber: Gambar Kerja
15 15
400 385 cm
Sn = Lx = 2 2
L 485 Lx = 400
n
1,260 2
= Sn
385 (tulangan 2 arah)
= Perbandingan antara tepi yang menerus dengan keliling total
25
Berikut adalah rencana ukuran balok tepi melintang yang terlampir pada
Gambar 3.7.
be bw ( h t )
1
15 ( 25 15 )
25 cm b = 15
be bw 4t
2
15 (4 15)
75 cm
Maka ambil nilai dari be = 25 cm (terkecil)
be t t t be t
2 3
1 1 4 6 4 1
bw h h h bw h
K
be t
1 1
bw h
25 15 15 15 25 15
2 3
1 1 4 6 4 1
15 25 25 25 15 25
25 15
1 1
15 25
1,280
K bw h 3
I balok
12
1,280 15 25 3
12
25000 cm 4
26
bs t 3
I slab
12
400 153
12
112500 cm 4
I balok
α1
I slab
25000
112500
0,222
27
be
Gambar 3.8. Rencana Ukuran Balok Tengah Melintang
t =15
Sumber: Gambar Kerja
h = 25
be bw 2 ( h t )
1
15 2 ( 25 15 )
35 cm bw = 15
be bw 8t
2
15 (8 15 )
135 cm
be t t t be t
2 3
1 1 4 6 4 1
bw h h h bw h
K
be t
1 1
bw h
35 15 15 15 35 15
2 3
1 1 4 6 4 1
15 25 25 25 15 25
35 15
1 1
15 25
1,587
28
K bw h 3
I balok
12
1,587 15 25 3
12
30996,094 cm 4
bs t 3
I slab
12
400 15 3
12
112500 cm 4
I balok
α2
I slab
30996,094
112500
0,276
29
be bw ( h t )
1
15 ( 25 15 )
25 cm b = 15
be bw 4t
2
15 (4 15 )
75 cm
be t t t be t
2 3
1 1 4 6 4 1
bw h h h bw h
K
be t
1 1
bw h
25 15 15 15 25 15
2 3
1 1 4 6 4 1
15 25 25 25 15 25
25 15
1 1
15 25
1,280
30
K bw h 3
I balok
12
1,280 15 25 3
12
25000 cm 4
bs t 3
I slab
12
400 153
12
112500 cm 4
I balok
α3
I slab
25000
112500
0,222
Berikut adalah rencana per panel yang terlampir pada Gambar 3.10.
31
32
Untuk lebih kecil dari atau sama dengan 0,2 harus menggunakan
11.5(3(2)) dan harus memenuhi tabel 10 serta tidak boleh kurang dari nilai
berikut:
(a) Pelat tanpa penebalan seperti didefinisikan dalam 15.3(7(1)) dan 15.3(7(2))
(b) Pelat dengan penebalan seperti yang didefinisikan dalam 15.3(7(1)) dan
tegangan leleh 240 Mpa adalah ln/37,8. Sehingga untuk tebal minimum pelat
= 485/37,8
= 12,831 cm
33
syarat untuk lendutan, sehingga lendutan tidak perlu dikontrol. Hal ini terjadi
apabila tebal pelat yang ada lebih besar atau sama dengan tebal minimum yang
34
= 150 mm
= 15 cm
150 mm = t min. ketebalan plat yang direncanakan adalah 150 mm dan tebal
minimum plat adalah 150 mm. maka plat yang diambil untuk perencanaan adalah
150 mm.
35
fy = 320 MPa
maupun momen lapangan, digunakan metode koefisien momen sesuai yang ada
dalam PB ’71 untuk pelat persegi. Asumsi yang dipakai pada tumpuan plat yang
Sistem penulangan plat yang terjadi ada 2 macam, yaitu sistem plat 1
arah (one way slab), hal ini terdapat bila perbandingan bentang panjang terhadap
bentang pendek lebih besar dari 2. Sedangkan sistem pelat 2 arah (two ways slab)
Slab).
Ly = 450 – 15 = 485 cm
L n
485
1,260 2 ( Tulangan 2 arah )
S n
385
Lx=400
37
Perhitungan
0,85 untuk beton dengan nilai kuat tekan f’c lebih kecil
Diambil δ = 0
0,85 1 f c 600
balance
f y ( 600 f y )
0,85 0,85 30 600
320 ( 600 320)
0,044 (SKSNI 03-2842-2002 rumus (3))
38
1,4 1,4
0,004375
ρ min = f y 320
a. Penulangan arah x
b = 1000 mm
d = 150 – 20 – 0,5 x 12 = 124 mm
Mu = 484,968 kgm = 4849680 Nmm
Mu 4849680
0,394
Rn = φbd 2
0,80 1000 124 2
fy 320
12,549
m = 0,85 fc' 0,85 30
1 2 m Rn
ρ = 1 1
m fy
1 2 12,549 0,394
1 1
12,549 320
0,00124
As perlu =ρxbxd
= 0,004375 x 100 x 12,4
= 5,425 cm2 (tiap 1 meter)
39
= 1,1304 cm2
As perlu 5,425
Jumlah tulangan (n) 4,780 buah
Luas tulangan 1,1304
1000 1000
Spasi tulangan (n) 250 mm
n -1 5 -1
As = Luas tulangan x n
= 1,1304 x 5
“syarat jarak tulangan tidak boleh melebihi 2x tebal pelat pada penampang kritis”
40
b. Penulangan arah y
b = 1000 mm
d = 150 – 20 – 0,5 x 12 = 124 mm
Mu = 769,619 kgm = 7696190 Nmm
Mu 7696190
0,626
Rn = φbd 2
0,80 1000 124 2
fy 320
12,550
m = 0,85 fc' 0,85 30
1 2 m Rn
ρ 1 1
m fy
1 2 12,550 0,626
1 1
12,550 320
0,00198
Berdasarkan PB’89 butir 10.5.2 sebagai alternatif dapat dipakai
ρ = ρ analisis x 4/3 = 0,00198 x 4/3 = 0,00264
0,00264 < 0,004375 (ρ min)
As perlu =ρxbxd
= 0,004375 x 100 x 12,4
= 5,425 cm2 (tiap 1 meter)
= 1,1304 cm2
As perlu 5,425
Jumlah tulangan (n) 4,780 buah
Luas tulangan 1,1304
41
1000 1000
Spasi tulangan (n) 250 mm
n -1 5 -1
As = Luas tulangan x n
= 1,1304 x 5
“syarat jarak tulangan tidak boleh melebihi 2x tebal pelat pada penampang kritis”
Ly
Lx 1,260 Cx = 48,4 ; Cy = 38
42
Perhitungan
0,85 untuk beton dengan nilai kuat tekan f’c lebih kecil
0,85 1 f c 600
balance
f y ( 600 f y )
0,85 0,85 30 600
320 ( 600 320 )
0,044 (SKSNI 03-2842-2002 rumus (3))
43
a. Penulangan arah x
b = 1000 mm
d = 150 – 20 – 0,5 x 12 = 124 mm
Mu = 484,968 kgm = 4849680 Nmm
Mu 4849680
0,394
Rn = φbd 2
0,80 1000 124 2
fy 320
12,549
m = 0,85 fc' 0,85 30
1 2 m Rn
ρ = 1 1
m fy
1 2 12,549 0,394
1 1
12,549 320
0,00124
As perlu =ρxbxd
= 0,004375 x 100 x 12,4
= 5,425 cm2 (tiap 1 meter)
= 1,1304 cm2
As perlu 5,425
Jumlah tulangan (n) 4,780 buah
Luas tulangan 1,1304
44
1000 1000
Spasi tulangan (n) 250 mm
n -1 5 -1
As = Luas tulangan x n
= 1,1304 x 5
“syarat jarak tulangan tidak boleh melebihi 2x tebal pelat pada penampang kritis”
b. Penulangan arah y
b = 1000 mm
d = 150 – 20 – 0,5 x 12 = 124 mm
Mu = 769,619 kgm = 7696190 Nmm
Mu 7696190
0,626
Rn = φbd 2
0,80 1000 124 2
fy 320
12,550
m = 0,85 fc' 0,85 30
1 2 m Rn
ρ 1 1
m fy
1 2 12,550 0,626
1 1
12,550 320
0,00198
Berdasarkan PB’89 butir 10.5.2 sebagai alternatif dapat dipakai
ρ = ρ analisis x 1/3 = 0,00198 x 1/3 = 0,00066
0,00066 < 0,004375 (ρ min)
45
As perlu =ρxbxd
= 0,004375 x 100 x 12,4
= 5,425 cm2 (tiap 1 meter)
= 1,1304 cm2
As perlu 5,425
Jumlah tulangan (n) 4,780 buah
Luas tulangan 1,1304
1000 1000
Spasi tulangan (n) 250 mm
n -1 5 -1
As = Luas tulangan x n
= 1,1304 x 5
“syarat jarak tulangan tidak boleh melebihi 2x tebal pelat pada penampang kritis”
46
109 mm 124 mm
Nurina Yasin (19310903) Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Responsi Kontruksi Beton Bertulang
tulangan tulangan
arah x arah y
68,75 mm 75 mm
qu = 1,2 D + 1,6 L
= 676 kg/m2
1,751 mm
Perhitungan
diambil δ = 0
47
0,85 1 f c 600
balance
f y ( 600 f y )
0,85 0,85 30 600
320 ( 600 320 )
0,044
1,4 1,4
0,004375
ρ min = f y 320
direncanakan 12 mm.
Ly = 500 – 15 = 485 cm
Ly = 500
L y
485
2,896 2 (Tulangan 1 arah)
L x
167,5
b = 1000 mm
d = 150 – 20 – 0,5 x 12 = 124 mm
Mu = 769,619 kgm = 7696190 Nmm
Mu 7696190
0,626
Rn = φbd
2
0,80 1000 124 2
fy 320
12,550
m = 0,85 fc' 0,85 30
1 2 m Rn
ρ 1 1
m fy
1 2 12,550 0,626
1 1
12,550 320
0,00198
Berdasarkan PB’89 butir 10.5.2 sebagai alternatif dapat dipakai
ρ = ρ analisis x 1/3 = 0,00198 x 1/3 = 0,00066
0,00066 < 0,004375 (ρ min)
As perlu =ρxbxd
= 0,004375 x 100 x 12,4
= 5,425 cm2 (tiap 1 meter)
= 1,1304 cm2
As perlu 5,425
Jumlah tulangan (n) 4,780 buah
Luas tulangan 1,1304
1000 1000
Spasi tulangan (n) 250 mm
n -1 5 -1
49
As = Luas tulangan x n
= 1,1304 x 5
“syarat jarak tulangan tidak boleh melebihi 2x tebal pelat pada penampang kritis”
tulangan
arah y
124 mm
75 mm
200 mm
50