Anda di halaman 1dari 11

Redesign Gedung Ruang Kelas Baru (RKB) Universitas

Muhammadiyah Riau Dengan Struktur Flat Slab

Puti Annisa Aulia1, Astuti Masdar2*, Ronny Junnaidy3


#
Program Studi Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Payakumbuh
*
Corresponding author: astutimasdar04@gmail.com

ABSTRAK
Flat slab adalah pelat beton bertulang yang ditumpu secara langsung oleh kolom-kolom beton tanpa
memakai balok-balok perantara. Pelat datar (flat slab) memiliki beberapa kelebihan, antara lain fleksibilitas
terhadap pengaturan tata letak ruang, instalasi utilitas mekanikal dan elektrikal yang lebih mudah,
pelaksanaan konstruksi bekisting dan penulangan yang sederhana, yang tentunya dari segi biaya menjadi
lebih ekonomis, dan untuk kekuatan strukturnya dapat diberikan penebalan (drop panel) pada sekitar kolom
penumpunya. Pada perencanaan gedung ini mutu beton yang digunakan 30 MPa dengan mutu baja 420
MPa untuk tulangan ulir dan 280 MPa tulangan polos. Tebal pelat atap didapatkan 20 cm, tebal pelat lantai
tipical 25 cm, dimensi drop panel 280 cm x 280 cm dengan tebal 10 cm, dimensi kolom lantai 1 sampai
dengan kolom lantai 4 didapatkan 50 cm x 50 cm. Untuk penulangan pelat lantai atap digunakan tulangan
D16 dan untuk pelat lantai tipical digunakan tulangan D19. Pada penulangan kolom, lantai 1 dan lantai 2
mengunakan tulangan pokok 16 D19 dan lantai 3 3 dan lantai 4 mengunakan tulangan pokok 12 D19.

Kata Kunci : Beton bertulang, Flat Slab, drop panel

ABSTRACT
Flat slab is a reinforced concrete slab that is supported directly by concrete columns without using
intermediate beams. The flat slab has several advantages, including flexibility in spatial layout
arrangements, easier installation of mechanical and electrical utilities, simple formwork construction and
reinforcement, which of course is more economical in terms of cost, and for structural strength it can be
used. given thickening (drop panel) around the supporting column. In planning this building, the quality of
the concrete used is 30 Mpa with steel quality 420 Mpa for screw reinforcement and 280 Mpa for plain
reinforcement. The thickness of the roof plate is 20 cm, the typical floor plate thickness is 25 cm, the
dimensions of the drop panel are 280 cm x 280 cm with a thickness of 10 cm, the dimensions of the column
floors 1 to floor 4 are 50 cm x 50 cm. For the roof slab reinforcement used D16 reinforcement and for
typical floor plates used D19 reinforcement. For column reinforcement, floor 1 and floor 2 use basic
reinforcement 16 D19 and floor 3 and floor 4 use principal reinforcement 12 D19.

Keywords : Reinforced concrete,Flat Slab, drop panel

1. PENDAHULUAN
Dalam suatu perencanaan gedung, terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan,
beberapa factor tersebut adalah arsitektir, struktur, dan biaya dan cenderung selalu
mengutamakan penghematan-penghematan agar memperoleh keuntungan yang
maksimal .Penghematan boleh dilakukan asalkan tidak mengurangi unsur kekuatan
gedung tersebut. Salah satu alternatif nya adalah dengan menggunakan metode Flat Slab.
Pelat datar (flat slab) memiliki beberapa kelebihan pada penggunaan struktur pelat
lantai, antara lain fleksibilitas terhadap pengaturan tata letak ruang, instalasi utilitas
mekanikal dan elektrikal yang lebih mudah, pelaksanaan konstruksi bekisting dan
penulangan yang sederhana, bekistingnya lebih sedikit, yang tentunya dari segi biaya
menjadi lebih ekonomis, dan untuk kekuatan strukturnya dapat diberikan penebalan (drop
panel) pada sekitar kolom penumpunya.

605
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil judul skripsi “Redesign Gedung
Ruang Kelas Baru (RKB) Universitas Muhammadiyah Riau dengan Struktur Flat Slab”

2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode
analisis.
2.1 Desain Struktur
Desain struktur untuk gedung meliputi perencanaan dimensi flat slab dan drop
panel, perencanaan dimensi kolom, perencanaan dimensi sloof dan perencanaan dimensi
pondasi serta penulangannya.
2.2 Komponen Struktur
1. Flat Slab
Flat slab adalah pelat beton bertulang yang ditumpu secara langsung oleh kolom-
kolom beton tanpa memakai balok-balok perantara.[1]. Flat Slab adalah merupakan
konstruksi beton dua arah (two way slab with drops) yang hanya memiliki unsure
horizontal berupa pelat tanpa balok dan ditahan kolom. Sistem flat slab ini mempunyai
ciri khusus yaitu, tidak adanya balok sepanjang garis kolom dalam atau (interior),
sementara balok-balok tepi sepanjang garis kolom luar atau (eksterior), bisa jadi ada atau
tidak. [2]. Menurut SNI 2847-2019 Pasal 8.2 Hal 132 Analisa Struktur Flat Slab dapat
dilakukan dengan menggunakan 2 metode yaitu metode desain langsung dan metode
rangka ekuivalen [3].
Drop panel adalah struktur tambahan yang digunakan pada pelat lantai system flat
slab. Drop panel pada system flat slab ini sebenarnya bertugas sebagai pengganti balok.
Penggunaan drop panel bertujuan untuk menahan gaya geser dan mengurangi keruntuhan
pons yang terjadi pada daerah sambungan pelat dan kolom. Drop panel juga dapat
dikatakan sebagai penebalan pada kepala kolom, yang berfungsi untuk mendistribusikan
langsung semua beban pada pelat ke kolom [4].
2. Kolom
Pada suatu konstruksi bangunan gedung, kolom berfungsi sebagai pendukung
beban-beban dari balok dan pelat, untuk diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi. Beban
dari balok dan pelat ini berupa beban aksial tekan serta momen lentur (akibat kontinuitas
konstruksi). Oleh karena itu dapat didefenisikan, kolom ialah suatu struktur yang
mendukung beban aksial dengan/tanpa momen lentur [5].
2.3 Struktur Beton Bertulang
Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang
tidak kurang dari nilai minimum yang dipersyaratkan dan direncanakan bahwa kedua
bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya yang terjadi di dalam bangunan.
Beton bertulang terbuat dari gabungan antara beton dan tulangan baja. Oleh karena itu,
beton bertulang memiliki sifat yang sama dengan bahan- bahan penyusunnya yaitu sangat
kuat terhadap beban tekan dan beban tarik [6].
Beton maupun baja tulangan pada struktur beton bertulang tersebut mempunyai
fungsi atau tugas pokok yang berbeda, sesuai dengan sifat bahan yang bersangkutan[7].

2.4 Pembebanan Struktur

606
Menurut SNI 1726-2019 [8] beban adalah gaya-gaya atau aksi-aksi lainnya yang
dihasilkan dari berat seluruh material bangunan, hunian dan pemanfaatannya, pengaruh-
pengaruh lingkungan, pergerakan relative, beda penurunan, dan perubahan-perubahan
dimensi yang tertahan. Beban yang dipikul oleh bangunan tinggi dapat dikategorikan
menjadi tiga yaitu beban gravitasi, beban lateral dan beban khusus. Beban gravitasi terdiri
dari beban mati dan beban hidup, beban lateral sendiri terdiri dari beban gempa dan angin
[9]. Beban hidup ialah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan
suatu gedung, dan kedalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari
barang-barang yang dapat berpindah, serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari gedung tersebut, termasuk beban akibat air hujan pada atap [10].
Beban gempa merupakan beban yang diakibatkan oleh adanya pergerakan tanah
dbawah struktur suatu gedung atau bangunan. Akibat pergerakan tanah, struktur atas akan
bergoyang. Goyangan tersebut dimodelkan sebagai beban horizontal terhadap struktur
atas gedung atau bangunan, dan kemudian diformulasikan sebagai beban gempa rencana
[11]
2.5 Analisis Struktur.
SAP2000 merupakan program versi terakhir yang paling lengkap dari seri-seri
program analisis struktur SAP, baik SAP80 maupun SAP90. Keunggulan program
SAP2000 antara lain ditunjukkan dengan adanya fasilitas untuk desain elemen, baik untuk
material baja maupun beton. Disamping itu juga adanya fasilitas disain baja dengan
mengoptimalkan penampang profil, sehingga pengguna tidak pertu menentukan profil
untuk masing-masing elemen, tetapi cukup memberikan data profil secukupnya, dan
program akan memilih sendiri profil yang paling optimal atau ekonomis[12]
2.6 Perencanaan Flat Slab
Drop panel pada pelat beton bertulang/ non prategang digunakan untuk mengurangi
ketebalan minimum sebagaimana yang ditentukan pada SNI 2847-2019 (hal 132). Untuk
mengurangi jumlah tulangan ulir momen negative pada tumpuan ,panel drop (drop panel)
harus memenuhi harus menjorok di bawah pelat paling sedikit seperempat tebal pelat
bersebelah. Drop panel harus diteruskan disetiap arah dari garis pusat tumpuan dengan
jarak tidak kurang dari seperenam panjang bentang yang diukur dari pusat ke pusat
tumpuan dalam arah tersebut.
2.7 Lokasi Penelitian
Lokasi perencanaan gedung Universitas Muhammadiyah Riau terletak Jl. Tuanku
Tembusai Kel. Delima, Kec. Tampan, Pekanbaru – Riau.
3. HASIL DAN ANALISIS
3.1 Data Perencanaan
Perencanaan struktur gedung ruang kelas ini menggunakan struktur beton bertulang
dengan data sebagai berikut:
1. Tipe Bangunan : Gedung (Ruang Kelas)
2. Letak Bangunan : Pekanbaru
3. Lebar Bangunan : 65 meter
4. Panjang Bangunan : 14 meter
5. Jumlah Lantai Bangunan :4
6. Tinggi Lantai 1, 2, 3 dan 4 : 4 meter

607
7. Mutu Beton : 30 MPa
8. Mutu Baja (fy) Tulangan Utama : 420 MPa
Mutu Baja Tulangan Sengkang : 280 MPa (SNI 2052 : 2017).
3.2 Data Pembebanan
Bangunan ruang kelas ini diperhitungkan untuk menahan beban-beban sebagai
berikut:
1. Beban Mati (Dead Load)
a. Beton bertulang : 2400 kg/m3 (PPPURG 1983)
b. Spasi : 21 kg/m2 (PPPURG 1983)
2
c. Instalasi M & E : 25 kg/m (PPPURG 1983)
2
d. Pasangan Keramik : 24 kg/m (PPPURG 1983)
2. Beban Hidup (Live Load)
Beban Hidup Ruang Kelas : 192 kg/m2 (SNI 1727-2013)
Koridor lantai pertama : 479 kg/m2 (SNI 1727- 2013)
Koridor diatas lantai pertama : 383 kg/m2 (SNI 1727-2013)
3.3 Perencanaan Dimensi Struktur (Preliminary Design)
3.3.1 Perencanaan Dimensi Pelat
SNI 03-2847-2019 Tabel 8.3.1.1 mengatur bahwa tebal minimum pelat pada panel
dalam akibat tidak digunakan balok dengan fy 420 Mpa adalah sebesar ln/36 dari lebar ln
pelat sendiri, sehingga didapatkan tebal pelat dengan lx = 8000 mm, ly = 8000 mm sebagi
berikut:
ℎ = ……………………………………………………………………(1)
Sehingga digunakan pelat dengan tebal 25 cm
3.3.2 Perencanaan Dimensi Drop Panel
Desain drop panel harus memenuhi persyaratan yang terdapat pada SNI 03-2847-
2019 Pasal 8.2.4
1. Lebar Drop Panel
Untuk arah sumbu x:
≥ ………………………………………………………………..(2)
1
≥ 8000 = 1333,333 → 140
6

Untuk arah sumbu y:


≥ ………………………………………………………………..(3)
1
≥ 8000 = 1333,333 → 140
6
Digunakan lebar drop panel 140 cm untuk arah x maupun arah y sehingga lebar total
drop panel adalah 280 cm baik arah x maupun arah y.
2. Tebal Drop Panel

608
Dari perhitungan tebal pelat sebelumnya tebal pelat yang digunakan adalah 250 mm,
maka tebal drop panel ditentukan sebagai berikut:
ℎ ≥ ℎ = 62,5 → 6,25
Tebal drop panel yang telah didapatkan tidak boleh melebihi persyaratan berikut:
ℎ ≤ "#…………………………………………………………….(4)
Dimana Se adalah jarak tepi kolom ekivalen ke tepi drop panel. Untuk dimensi kolom
awal untuk perhitungan persyaratan ini direncanakan 500 × 500 mm dengan lebar drop
panel arah x 1400 sehingga didapatkan Se = 1400 - 0.5 × 500 = 1150 mm.
Dari perhitungan yang didapatkan, tebal drop panel harus melebihi 6,25 cm dan
tidak boleh melebihi 28,8 cm. Sehingga tebal drop panel yang digunakan adalah 10 cm
3.3.3 Perencanaan Dimensi Kolom
qDL total = 171356,4 kg
qLL total = 83317,5 kg
qu = 1,2 DL + 1,6 LL = 338935,68 kg
Dengan menggunakan mutu baja (fy) 420 Mpa dan qu 338935,68 kg maka dimensi
kolom dapat ditentukan sebagai berikut:
$%
A = ∅ '(…………………………………………………………………………….(5)
Bila b = h, maka b = h = √1738,1317 = 41,69 → 50
3.4 Perhitungan Pembebanan Vertikal
1. Beban pelat pada lantai atap
a. Beban mati (DL)
Plesteran = 2 x 21 = 42 kg/m2
Penggantung + plafond = 18 = 18 kg/m2
Instalasi M & E = 25 = 25 kg/m2
+
DL = 85 kg/m2
b. Beban hidup (LL)
Beban hidup = 100 = 100 kg/m2
Air hujan = 0,05 x 1000 = 50 kg/m2
+
LL = 150 kg/m2
2. Beban pelat pada lantai typical
a. Beban mati (DL)
Plesteran = 2 x 21 = 42 kg/m2
Penggantung + plafond = 18 = 18 kg/m2
Keramik = 24 = 24 kg/m2
Instalasi M & E = 25 = 25 kg/m2
+
DL = 109 kg/m2
b. Beban hidup (LL)
Beban hidup = 479 = 479 kg/m2

609
3.5 Perhitungan Beban Gempa
Beban gempa yang diterima oleh gedung dihitung berdasarkan peraturan gempa yang
terbaru yakni SNI 1726-2019.
Spektrum Respon Desain
0,700
0,600
0,500
Sa (g)
0,400
0,300
0,200
0,100
0,000
0 5 10 15 20 25
T (detik)

Gambar 3. Spektrum Respons Desain


Maka diperoleh nilai skala factor
- . 9,81 1,5
", = = = 1,8394
/ 8
3.6 Penulangan Pelat
Dari analisa struktur dengan bantuan program SAP2000 diperoleh gaya-gaya yang
terjadi pada pelat akibat beban rencana. Gaya-gaya dalam yang terjadi yang digunakan
sebagai dasar perancangan tulangan pelat adalah momen dan geser. Berikut adalah data-
data perancangan pelat:
Data perencanaan:
hpelat typical = 25 cm, hpelat atap = 20 cm dan hdrop panel = 10 cm
Luas droppanel = 280 cm x 280 cm, Kolom = 50 cm x 50 cm dan Selimut beton= 20mm

Tabel 1. Momen arah x


Lajur Kolom Lajur Tengah
Lantai Lapangan Tumpuan Lapangan
Tumpuan (kgm)
(kgm) (kgm) (kgm)
Atap 10910.924 3790.582 4991.5809 2948.8505
Lantai
26047.32 6561.6551 9900.2887 6432.01
Typical

Tabel 2. Momen arah y


Lajur Kolom Lajur Tengah
Lantai Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan
(kgm) (kgm) (kgm) (kgm)
Atap 14017.224 5083.187 1448.73 4046.53
Lantai
21738.83 10581.229 3089.33 8806.782
Typical
Tabel 3. Rekapitulasi perhitungan penulangan pelat (flat slab) lantai atap

610
Arah Tulangan
Posisi Tulangan
Penulangan Pelat

Atas D16-100
Tumpuan lajur kolom
Bawah D16-200
Atas D16-50
Lapangan lajur kolom
Bawah D16-100
arah x
Atas D16-50
Tumpuan lajur tengah
Bawah D16-100
Atas D16-50
Lapangan lajur tengah
Bawah D16-100
Arah Tulangan
Posisi Tulangan
Penulangan Pelat
Atas D16-80
Tumpuan lajur kolom
Bawah D16-160
Atas D16-50
Lapangan lajur kolom
Bawah D16-100
arah y
Atas D16-50
Tumpuan lajur tengah
Bawah D16-100
Atas D16-50
Lapangan lajur tengah
Bawah D16-100

Tabel 4. Rekapitulasi perhitungan penulangan pelat (flat slab) lantai typical

Arah
Posisi Tulangan Tulangan Pelat
Penulangan

Tumpuan lajur kolom Atas D19-50


Bawah D19-100
Lapangan lajur kolom Atas D19-200
Bawah D19-400
arah x
Tumpuan lajur tengah Atas D19-50
Bawah D19-100
Lapangan lajur tengah Atas D19-200
Bawah D19-400
Tumpuan lajur kolom Atas D19-50
Bawah D19-100
Lapangan lajur kolom Atas D19-100
Bawah D19-200
arah y
Tumpuan lajur tengah Atas D19-50
Bawah D19-100
Lapangan lajur tengah Atas D19-150
Bawah D19-300

611
3.7 Penulangan Kolom
Penulangan kolom direncakana berdasarkan gaya aksial maksimum dari momen
lentur yang terjadi pada portal yang ditinjau. Data - data kolom sebagai berikut.
Tabel 5. Gaya Aksial dan Momen pada Kolom
Total Gaya Normal Momen
Lantai (Pu) (Mu)
kg (kgm)
1 508160.65 14867.82
2 346634.12 15987.99
3 231978.9 17758.3
4 75263.74 19834.87
Tinggi balok (h) = 500 mm
Lebar balok (b) = 500 mm
Selimut beton (p) = 40 mm
Dia. tul. utama = 19 mm
Diameter sengkang = 10 mm
Aksial konsentris Ф = 0,65

Tabel 6. Mu dan Pu dari tipe keruntuhan yang terjadi (Lt.1 dan Lt.2)
Kondisi Mu (KNm) Pu (KN)
Lentur Murni 531.060 0.000
Keruntuhan Tarik 994.036 2346.842
Keruntuhan Imbang 979.485 2836.893
Keruntuhan Tekan 843.928 5080.933
Tekan Murni 0.000 9583.371
Tabel 7. ФMu dan ФPu dari tipe keruntuhan yang terjadi (Lt.1 dan Lt.2)
Kondisi ФMu (KNm) ФPu (KN)
Lentur Murni 345.1892 0
Keruntuhan Tarik 646.1233 1525.448
Keruntuhan Imbang 636.6653 1843.98
Keruntuhan Tekan 548.5531 3302.606
Tekan Murni 0 6229.191

612
Diagram Interaksi P-M
12000

10000

8000

Pu (KN)
Mu & Pu
6000
ФMu & ФPu
4000
Lantai 1
2000 Lantai 2
0
0 500 1000 1500
Mu (KNm)

Gambar 4. Diagram interaksi P – M untuk lantai 1 dan lantai 2

Tabel 8. Mu dan Pu dari tipe keruntuhan yang terjadi (Lt.3 dan Lt.4)
Kondisi Mu (KNm) Pu (KN)
Lentur Murni 450.580 0.000
Keruntuhan Tarik 833.496 2346.842
Keruntuhan Imbang 826.119 2817.917
Keruntuhan Tekan 730.233 4604.413
Tekan Murni 0.000 8781.278

Tabel 9. Mu dan Pu dari tipe keruntuhan yang terjadi (Lt.3 dan Lt.4)
Kondisi ФMu (KNm) ФPu (KN)
Lentur Murni 292.8769 0
Keruntuhan Tarik 541.7721 1525.448
Keruntuhan Imbang 536.9772 1831.646
Keruntuhan Tekan 474.6516 2992.868
Tekan Murni 0 5707.831

Diagram Interaksi P-M


10000
8000
Pu (KN)

6000 Mu & Pu
4000 ФMu & ФPu
2000 Lantai 3
0 Lantai 4
0 500 1000
Mu (KNm)

Gambar 5. Diagram interaksi P – M untuk lantai 3 dan lantai 4

613
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari perencanaan dan perhitungan struktur gedung
kampus ini pada perencanaan gedung kampus ini mutu beton yang digunakan adalah 30
MPa dengan mutu baja 420 MPa untuk tulangan ulir dan 280 MPa tulangan polos. Setelah
melakukan pengecekan terhadap dimensi yang telah direncanakan maka didapatkan tebal
pelat lantai atap setinggi 20 cm, tebal pelat lantai tipikal setinggi 25 cm, dimensi drop
panel 280 cm x 280 cm, tebal drop panel 10 cm, dimensi kolom lantai 1 – lantai 4 adalah
50 cm x 50 cm.
Hasil perhitungan dari perencanaan ini adalah untuk penulangan pelat atap tulangan
yang didapatkan adalah tulangan diameter D16 mm dan pada pelat lantai tipical yang
pokok sebanyak 16 buah dan lantai 3 dan lantai 4 didapatkan tulangan pokok sebanyak
12 buah dengan diameter tulangan utama yaitu D19 mm dan untuk sengkang Ø10 mm
didapatkan adalah tulangan diameter D19 mm. Untuk penulangan kolom lantai 1 dan
lantai 2 didapatkan tulangan pokok sebanyak 16 buah dan lantai 3 dan lantai 4 didapatkan
tulangan pokok sebanyak 12 buah dengan diameter tulangan utama yaitu D19 mm dan
untuk sengkang Ø10 mm

5. DAFTAR PUSTAKA
[1] Constantine, Sumajouw, M.D.J., dan Pandaleke, R. Studi Perbandingan Analisis Flat
Slab dan Flat Plate, Jurnal Sipil Statik. 7(11), pp. 1397-1406. 2019.
[2] Purnama, A.C. Modifikasi Perencanaan Gedung Amaris Hotel Madiun Dengan
Menggunakan Metode Flat Slab Dan Shear Wall. Skripsi Prodi Lintas Jalur Fakultas
Tenik Sipil dan Perencanaan Institusi Teknologi Sepuluh November. Surabaya: Institusi
Teknologi Sepuluh November. 2017.
[3] Badan Standardisasi Nasional. Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung
dan penjelasan SNI 2847-2019.
[4] Handayana, Sutandi, A. Perbandingan Slab Dengan Drop Panel Dan Slab Dengan
Balok Ditinjau Dari Volume Beton Dan Biaya. Jurnal Mitra Teknik Sipil. 2(1): pp. 47-
56. 2019.
[5] Asroni, A. Kolom Fondasi & Balok T Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2010.
[6] Zebua, A. W. Desain Pelat Gedung Struktur Beton Bertulang Di Wilayah Gempa
Tinggi. Jurnal Teknik Sipil. 4(2): pp. 91- 102. 2018.
[7] Asroni, A.. Balok Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2007.
[8] Badan Standarisasi Nasional, Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk
struktur bangunan gedung dan nongedung SNI 1726-2019
[9] Agus, Gushendra, R. Perbandingan Analisa Struktur Model Portal Open Frame,
Bresing Dan Dinding Geser Pada Struktur Gedung Beton Bertulang Terhadap Beban
Gempa. Jurnal Momentum. 17(2): pp. 6-13. 2015.
[10] Chayati, N. Perbandingan Perancangan Jumlah Dan Luasan Tulangan Balok Dengan
Cara Aci Dan Menggunakan Program STAAD2004. Jurnal Rekayasa Sipil. 2 (1), pp. 35-
49. 2013
[11] Pamungkas,A., Harianti ,E. Desain Pondasi Tahan Gempa. Yogyakarta: C.V Andi
Offset. 2013.

614
[12] Wigroho. H. Y. Analisis dan Perancangan Struktur Frame Menggunakan SAP 2000
versi 7.42. Yogyakarta : Andi. 2001.

615

Anda mungkin juga menyukai