Anda di halaman 1dari 27

STRUKTUR BETON II

Etri Suhelmidawati, Dr.Eng.


Kelas IIC, D3 - Teknik Sipil
POLITEKNIK NEGERI PADANG
Semester Ganjil 2020/2021
1
SILABUS DAN SAP
STRUKTUR BETON II

Konstruksi Beton II 2
PRASYARAT:
1. Mekanika Rekayasa I & II
 2. Struktur Beton Bertulang I

3
KEMAMPUAN DASAR YANG PERLU
DIMILIKI SEBELUM MENGIKUTI KULIAH :

 Menguasai dasar-dasar Statika (MekRek I) dan


Mekanika Bahan (MekRek II)

 Menguasai sifat-sifat karakteristik bahan


beton dan baja.

 Menguasai konsep dasar Struktur Beton I

4
MATERI KULIAH :
 Sistem Pelat Lantai : Pelat Dua Arah

 Perencanaan Kolom dengan kombinasi


Beban Aksial dan Lentur : Kolom Pendek
dan Kolom Langsing,

 Sistem Pondasi (Perencanaan Pondasi


Telapak)

5
REFERENSI:
1. Park, R. and ” Reinforced Concrete Structures ”,
Paulay T. John Wiley & Sons Inc., 1975

2. Leet, K.M., and “Reinforced Concrete Design”, 3rd


Bernal D. ed., The McGraw-Hill Co, Inc., 1997.

3. Nawy, G. ”Perencanaan Lanjut Struktur Beton


bertulang, Suatu Pendekatan
Dasar”, PT. Eresco.
4. Iswandi Imran & ”Perencanaan Lanjut Struktur Beton
Fajar Hendrik. Bertulang, Penerbit ITB, 2014

5. SK SNI 03 – 2847- ”Tata Cara Perhitungan Struktur


2013 Beton untuk Bangunan Gedung”,
BSN.
6
HASIL BELAJAR YANG DIHARAPKAN :

 Mampu menghitung dan merencanakan Struktur


Penulangan plat dua arah
 Mampu menghitung dan merencanakan Struktur
Penulangan lentur dan geser balok dan kolom
beton bertulang
 Mampu menghitung dan merencanakan struktur
penulangan pondasi beton bertulang

7
SISTEM PENILAIAN :
Kehadiran 10 %
Quiz/Tugas 20 %

UTS 35 %

UAS 35 %

8
II. ANALISIS DAN DISAIN
SISTEM PELAT LANTAI

9/10/2020 Konstruksi Beton II 9


2.1 Pendahuluan
Pelat lantai atau slab merupakan elemen bidang tipis
yang memikul beban transversal melalui aksi lentur
ke masing-masing tumpuan dari pelat.
Beberapa tipe pelat lantai yang banyak digunakan
pada konstruksi diantaranya :
1. Sistem Lantai Flat Slab
Sistem Flat Slab, merupakan pelat beton bertulang yang
langsung ditumpu oleh kolom-kolom tanpa adanya balok-
balok.
Biasanya digunakan untuk intensitas beban yang tidak
terlalu besar dan bentang yang kecil. Pada daerah kritis di
sekitar kolom penumpu, biasanya diberi penebalan (drop
panel) untuk memperkuat pelat terhadap gaya geser, pons
dan lentur.
Flat Slab tanpa diberi kepala kolom (drop panel) disebut
flat plate.
9/10/2020 10
(a) Flat Plate Slab (b) Flat Slab dengan drop panel

Gambar 2.1. Sistem lantai Flat Slab

9/10/2020 11
2. Sistem Lantai Grid (Waffle System)

Sistem lantai Grid (Waffle system)


mempunyai balok-balok yang saling
bersilangan dengan jarak yang
relatif rapat, dengan pelat atas yang
tipis.

3. Sistem Pelat dan Balok


Sistem pelat lantai ini terdiri dari
lantai (slab) menerus yang ditumpu
oleh balok-balok monolit, yang
umumnya ditempatkan pada jarak
3,0m hingga 6,0 m. Sistem ini banyak
dipakai, kokoh dan sering dipakai
untuk menunjang system pelat lantai
yang tidak beraturan.

9/10/2020 Konstruksi Beton II 12


4. Sistem Lajur Balok
Sistem ini serupa dengan sistem pelat dan balok, tetapi
menggunakan balok-balok dangkal yang lebih lebar. Sistem
ini banyak dipakai pada bangunan yang mementingkan
tinggi antar lantai.

9/10/2020 Konstruksi Beton II 13


Secara umum sistem pelat lantai dapat dibedakan atas :

a. Pelat Satu Arah (One way slab)


b. Pelat Dua Arah (Two way Slab)

Pelat satu arah dan pelat dua arah dapat dibedakan


dari nilai rasio perbandingan sisi panjang (ly) dan sisi
pendek (lx) dari pelat.

9/10/2020 Konstruksi Beton II 14


Pelat satu arah ; 1m
apabila :

ly/lx > 2,0


(a). Sistem pelat satu arah

Pelat dua arah ;


apabila :

1,0 ≤ ly/lx ≤ 2,0

(b). Sistem pelat dua arah

9/10/2020 Konstruksi Beton II 15


9/10/2020 Konstruksi Beton II 16
Analisis dan disain dari pelat satu arah, dilakukan dalam 1
arah (arah sisi pendek), sedangkan pelat dua arah dilakukan
dalam 2 arah (arah x dan arah y).

2.2. Pelat Satu Arah


Pelat satu arah dapat di-disain dengan
menggunakan disain untuk balok, dengan lebar 1
unit lebar (per m’ lebar) dalam arah sisi pendek.
Dalam arah sisi panjang dapat digunakan tulangan
susut dan temperatur atau tulangan pembagi.

Tebal minimum balok non-prategang atau pelat satu


arah bila lendutan tidak dihitung, dapat ditentukan dari
Table 2.1. berikut :

9/10/2020 Konstruksi Beton II 17


Tabel 2.1 Tebal minimum untuk pelat satu arah

9/10/2020 Konstruksi Beton II 18


9/10/2020 Konstruksi Beton II 19
2.2.1. Cara Analisis
Sebagai alternatif, metode pendekatan berikut ini dapat
digunakan untuk menentukan momen lentur dan gaya
geser dalam perencanaan balok menerus dan pelat satu
arah, yaitu pelat beton bertulang dimana tulangannya
hanya direncanakan untuk memikul gaya-gaya dalam satu
arah, selama:
1. Jumlah minimum bentang yang ada haruslah minimum dua.
2. Memiliki panjang-panjang bentang yang tidak terlalu
berbeda, dengan rasio panjang bentang terbesar terhadap
panjang bentang terpendek dari dua bentang yang
bersebelahan tidak lebih dari 1,2.
3. Beban yang bekerja merupakan beban terbagi rata.
4. Beban hidup per satuan panjang tidak melebihi tiga kali
beban mati per satuan panjang, dan
5. Komponen struktur adalah prismatis.

9/10/2020 Konstruksi Beton II 20


Momen yang bekerja pada setiap tumpuan dapat ditentukan
sebagai :

9/10/2020 Konstruksi Beton II 21


9/10/2020 Konstruksi Beton II 22
Gambar 2.2 . Terminologi balok/pelat satu arah di atas
banyak tumpuan

9/10/2020 Konstruksi Beton II 23


2.2.2. Tulangan Susut dan Suhu
Pada pelat struktural dimana tulangan lenturnya
terpasang dalam satu arah saja, harus
disediakan tulangan susut dan suhu yang
arahnya tegak lurus terhadap tulangan lentur
tersebut.
Tulangan yang digunakan sebagai tulangan susut dan
suhu harus memenuhi ketentuan berikut :

Tulangan susut dan suhu harus paling sedikit memiliki


rasio luas tulangan terhadap luas bruto penampang beton
sebagai berikut, tetapi tidak kurang dari 0,0014.
Tulangan susut dan suhu harus dipasang dengan jarak
tidak lebih dari lima kali tebal pelat, atau 450 mm.

9/10/2020 Konstruksi Beton II 24


9/10/2020 Konstruksi Beton II 25
9/10/2020 Konstruksi Beton II 26
9/10/2020 Konstruksi Beton II 27

Anda mungkin juga menyukai