Anda di halaman 1dari 38

BAB II

KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

2.1 Pendahuluan
Kolom komposit dibuat dari baja profil yang terbungkus beton seluruhnya, atau dengan
mengisi pipa baja dengan beton. Kolom komposit akan dapat menahan beban yang lebih
besar dibandingkan dengan kolom beton bertulang biasa dengan ukuran yang sama.
Beberapa contoh kolom komposit diberikan dalam Gambar 2.1. Pada bagian (a),
penampang W ditanam dalam beton. Penampang biasanya berbentuk bujur sangkar atau
persegi panjang dengan tulangan longitudinal disetiap sudutnya dan diikat dengan
tulangan sengkang dengan jarak yang cukup rapat. Tulangan sengkang ini
meningkatkan kekuatan kolom secara efektif karena dapat mencegah perpindahan
tulangan memanjang selama konstruksi dan menahan buckling tulangan memanjang ke
arah luar akibat beban yang menyebabkan retak dan terkelupasnya selimut beton. Perlu
dicatat bahwa tulangan sengkang terbuka dan berbentuk U karena jika tidak demikian
tidak akan dapat dipasang. Hal ini disebabkan profil baja selalu dipasang lebih dahulu.
Bagian (b) dan (c) memperlihatkan kolom komposit berupa pipa dan tube yang diisi
beton.

(a) (b) (c)


Gambar 2.1 Kolom Komposit

2.2 Keuntungan Kolom Komposit


Pada beberapa dekade sebelumnya, baja profil telah dikombinasikan dengan beton polos
atau beton bertulang. Pada awalnya, beton pembungkus digunakan hanya sebagai
pelindung kebakaran dan korosi terhadap baja profil tanpa meninjau pengaruh
peningkatan kekuatan. Sejak 20 sampai 30 tahun terakhir, perkembangan dan
meningkatnya popularitas konstruksi portal komposit telah mendorong perencana untuk
meninjau kekuatan beton dalam perhitungan.
Kolom komposit dapat digunakan baik pada gedung bertingkat rendah maupun tinggi.
Untuk gedung bertingkat rendah seperti gudang, tempat parking, dll kolom baja
seringkali dibungkus beton dengan tujuan untuk penampilan atau pelindung kebakaran,
korosi dan benturan kendaraan di gedung parkir. Jika memang direncanakan bahwa
profil baja akan dibungkus oleh beton, maka kekuatan beton dapat dimanfaatkan
sehingga dapat digunakan profil baja yang lebih kecil.
Untuk gedung bertingkat tinggi, ukuran kolom komposit seringkali jauh lebih kecil
dibandingkan jika menggunakan beton bertulang untuk memikul beban yang sama.
Perencanaan dengan menggunakan kolom komposit akan menghemat ruang dalam
setiap lantai. Kolom komposit yang sangat berdekatan yang dihubungkan dengan balok
dapat digunakan disekeliling luar gedung bertingkat tinggi untuk menahan beban lateral.
Hal ini menuju suatu konsep yang dinamakan konsep tubular dan akan dijelaskan pada
bab lain. Kolom komposit dengan ukuran besar biasanya ditempatkan pada sudut
bangunan untuk menahan gaya lateral. Profil baja juga dapat ditanam dalam beton

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-1


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

bertulang pada dinding geser yang biasanya ditempatkan pada inti (‘core’) dari
bangunan bertingkat tinggi. Hal ini akan meningkatkan tingkat ketelitian dalam
pelaksanaan konstruksi core.
Dalam konstruksi komposit, profil baja akan memikul beban awal termasuk berat
sendiri struktur, beban gravitasi dan beban lateral selama konstruksi, selanjutnya beton
dicor disekeliling profil atau dibagian dalamnya. Beton dan baja akan bersatu sehingga
keduanya dapat dimanfaatkan penuh sebagai penampang komposit. Misalnya, beton
bertulang memungkinkan portal bangunan untuk dengan mudah membatasi goyangan
atau defleksi lateral. Pada saat yang sama, kekuatan dan relatif ringannya penampang
memungkinkan desain pondasi yang lebih kecil dan ringan.
Struktur komposit bertingkat tinggi dibangun dengan proses pelaksanaan yang lebih
efisien. Pada saat pembangunan dalam arah vertikal berlangsung, banyak pekerja lain
yang dapat dilakukan secara bersamaan, seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.2 dan
dijelaskan dibawah ini.
1. Satu grup pekerja memasang balok baja dan kolom untuk satu atau dua lantai
diatas portal yang telah terbentuk.
2. Grup pekerja lain dapat melakukan penyusunan pelat lantai baja pada dua atau
tiga lantai dibawahnya.
3. Grup pekerja lain melakukan pengecoran pelat pada lantai dibawahnya yang
telah siap.
4. Kolom komposit dapat dilakukan secara berkesinambungan, yaitu dimulai
dengan pemasangan tulangan kolom pada suatu lantai, pada lantai lain dapat
dilakukan pemasangan bekisting kolom, dan pada lantai lain lagi dapat
dilakukan pengecoran kolom.
12
11-12: Pasang baja
11

10 9-10: Las portal


Pasang dek metal
9
Dek metal Naikkan ke lantai 10

8
Kolom W
7-8: Pasang connector
7 Stud

6 Pelat selesai dicor


5-6: Tuang pelat beton
5

4
3-4: Ikat bekisting kolom
3

2
1-2: Siapkan Bekisting kolom
1 Tuangkan beton
Portal Kolom
selesai komposit
1

Gambar 2.2 Urutan Konstruksi Portal Komposit

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-2


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

2.3 Kerugian Kolom Komposit


Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, penampang komposit memberikan beberapa
kelebihan, tetapi sekaligus juga mempunyai kelemahan. Salah satunya, dalam
penggunaan kolom komposit pada gedung bertingkat tinggi adalah kesulitan mengontrol
kecepatan dan jumlah perpendekan dinding geser (‘shear wall’) dibandingkan dengan
kolom baja polos yang bersebelahan. Perhitungan perpendekan yang tepat sangat sulit
karena aktivitas tahapan konstruksi dan berlangsung pada sejumlah lantai dari
bangunan.
Jika kolom komposit digunakan pada sekeliling luar bangunan tingkat tinggi dan baja
digunakan dalam core bangunan (atau jika ada dinding geser), maka rangkak dalam
penampang komposit akan menimbulkan masalah. Akibat dari hal ini adalah lantai
beton tidak mempunyai ketinggian yang sama. Beberapa kontraktor membuat
pengukuran yang cukup teliti pada sambungan kolom dan berusaha membuat
penyesuaian dengan memberikan shim (pasak) untuk membuat elevasi yang sama
antara hasil pengukuran dan perhitungan.
Masalah lain dengan kolom komposit adalah kurangnya pengetahuan tentang ikatan
antara beton dan profil baja. Hal ini penting untuk transfer momen melalui pertemuan
balok-kolom. Dikuatirkan jika terjadi regangan bolak balik pada pertemuan tersebut
(akibat gempa) dapat menyebabkan kehancuran sambungan.

2.4 Bersing Lateral


Tahanan terhadap beban lateral untuk struktur baja yang umum atau bangunan tingkat
tinggi beton bertulang disediakan dengan adanya lantai. Misalnya, bresing diagonal atau
joint penahan momen dapat diberikan pada setiap lantai. Hal serupa, kebutuhan
kekuatan lateral dari portal beton bertulang dapat diberikan oleh tahanan momen dengan
konstruksi monolit dari elemen-elemennya dan/atau dinding geser.
Untuk konstruksi komposit, kekuatan lateral yang diinginkan dari gedung tidak
akan didapat sampai beton telah terpasang dan mengeras di sekeliling atau bagian dalam
dari elemen baja yang terpasang. Situasi ini dapat dicapai 10 sampai 18 lantai sebelum
erection baja (Gambar 2.2).
Sebagaimana telah disebutkan, pabrikator baja melaksanakan erection portal
baja dan menyediakan ikatan angin yang diperlukan setelah lantai dipasang. Portal baja
digunakan untuk gedung komposit tingkat tinggi, tetapi, biasanya tidak mempunyai
ikatan angin dan portal tidak akan mempunyai kekuatan lateral yang diinginkan.
Kekuatan lateral ini akan didapat hanya setelah beton dicor dan dirawat. Jadi perencana
harus memahami bahwa untuk gedung tingkat tinggi harus dinyatakan dengan jelas
kondisi gaya lateral dan apa yang akan dilakukan terhadap gaya tersebut selama proses
konstruksi.

2.5 Peraturan untuk Kolom Komposit


Secara teoritis kolom komposit dapat dibuat dari penampang persegi, bujur sangkar,
lingkaran, atau bentuk lainnya. Tetapi secara praktis biasanya berbentuk bujur sangkar
atau persegi dengan satu tulangan di sudut kolom. Dengan susunan seperti ini akan

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-3


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

memungkinkan penggunaan sambungan sederhana dari balok eksterior dan balok lantai
ke profil baja dalam kolom tanpa terlalu terganggu oleh tulangan vertikal.
Peraturan LRFD tidak memberikan peraturan detail seperti jarak tulangan, sambungan,
dll. Oleh karena itu dapat diterima bahwa peraturan ACI 318 harus diikuti untuk situasi
yang tidak disebutkan dengan jelas oleh peraturan AISC-LRFD.
Bagian I2.1 dari Peraturan LRFD memberikan persyaratan mengenai luas penampang
baja, kekuatan beton, luas sengkang, jarang tulangan, dll. Informasi tersebut diberikan
dan dibahas dibawah ini.
1. Luas penampang profil baja baik tunggal maupun tersusun tidak boleh lebih
kecil dari 4% dari luas kolom total. Jika luas baja kurang dari 4%, kolom
dianggap sebagai beton bertulang dan perancangannya mengikuti peraturan
beton yang berlaku.
2. Jika baja dibungkus oleh beton, beton pembungkus harus diberi tulangan
longitudinal (dipasang menerus pada elevasi portal) dan sengkang dengan jarak
tidak lebih dari 2/3 dimensi terkecil kolom komposit. Luas sengkang tidak boleh
kurang dari 0,007 in2 untuk setiap inci jarak sengkang. Selimut beton minimal
1,5 in dari tulangan terluar (sengkang atau tulangan longitudinal). Selimut beton
diperlukan sebagai pelindung terhadap kebakaran dan korosi. Jumlah tulangan
longitudinal dan sengkang yang diperlukan dalam selimut dianggap cukup untuk
mencegah terkelupasnya permukaan beton selama terjadi kebakaran.
3. Jika digunakan beton normal, kekuatan tekan beton tidak boleh kurang dari 3 ksi
(21 MPa) dan tidak melebihi 8 ksi. Untuk beton ringan tidak boleh kurang dari
4 ksi dan tidak lebih dari 8 ksi. Batas atas 8 ksi diberikan karena tidak cukup
data penelitan kolom komposit dengan kuat tekan lebih dari 8 ksi. Sedangkan
batas bawah kekuatan tekan beton diberikan untuk memastikan kualitas dan
telah tersedianya beton dengan mutu demikian dan juga untuk kontrol kualitas.
Hal ini tidak dapat dijamin jika digunaan mutu beton yang lebih rendah.
4. Tegangan leleh profil baja dan tulangan tidak boleh lebih besar dari 60 ksi (415
MPa). Jika digunakan baja dengan tegangan leleh lebih besar dari 60 ksi, hanya
60 ksi yang boleh digunakan dalam perhitungan.
Tujuan utama untuk membatasi nilai Fy diberikan dalam paragraf ini. Tujuan
utama dalam desain komposit adalah mencegah tekuk lokal tulangan
longitudinal dan baja profil. Untuk mencapai tujuan ini selimut beton tidak
boleh terkelupas. Diasumsikan bahwa beton akan terkelupas jika regangan
mencapai 0,0018. Jika regangan ini dikalikan dengan Es, didapat
(0,0018)(29,000) = 55 ksi. Jadi 55 ksi adalah tegangan leleh maksimum yang
masih dapat digunakan.
Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa karena pengaruh confinement
beton, nilai 55 ksi adalah konservatif, dan nilainya dinaikkan menjaddi 60 ksi
dalam peraturan yang terkini. Nilai ini berkesesuaian dengan tegangan leleh
tulangan baja yang biasa digunakan sekarang. Tampaknya dalam waktu yang
tidak lama nilai ini akan meningkat, khususnya untuk struktur komposit dengan
profil tabung/tubular, dimana sangat konservatif.

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-4


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

5. Tebal minimum dari tube baja berisi beton adalah b f y / 3E untuk setiap sisi
dengan lebar b dari penampang segiempat. Tebal minimum dari penampang
lingkaran dengan diameter luar D adalah D f y / 8E . Nilai ini sama dengan
yang diberikan dalam peraturan ACI 1999. Untuk penampang tube atau pipa
diharuskan mempunyai tebal yang cukup sehingga tidak terjadi buckling
sebelum leleh.
6. Jika kolom komposit terdiri lebih dari satu bentuk profil baja, seluruhnya harus
dihubungkan dengan pengikat, pelat buhul, dll sehingga tidak terjadi buckling
pada masing-masing profil sebelum beton mengeras. Setelah beton mengeras,
dianggap semua bagian bekerja sebagai satu kesatuan.
7. Jika beton penyokong lebih lebar pada satu atau lebih sisi dibandingkan dengan
luas yang terbebani dan jika tidak ditahan terhadap pemuaian lateral pada sisi
yang tersisa, kuat tekan rencana dari kolom komposit yang ditahan oleh beton
adalah c Pnc dihitung sebesar 1,7c fc' AB dengan c  0,65 dengan tumpuan pada
beton dan AB adalah luas beton yang dibebani.

2.6 Kuat Rencana Aksial untuk Kolom Komposit


Kontribusi dari setiap komponen dari suatu kolom komposit terhadap kekuatan
keseluruhan sulit ditentukan. Jumlah retak beton akibat lentur bervariasi sepanjang
tinggi kolom. Beton bukan material homogen seperti halnya baja, dan modulus
elastisitas beton bervariasi terhadap waktu dan beban jangka panjang. Panjang efektif
kolom komposit dalam struktur monolit yang kaku tidak dapat ditentukan dengan baik.
Kontribusi beton pada kekakuan total dari suatu kolom komposit bervariasi tergantung
apakah beton ditempatkan didalam pipa baja atau dibagian luar dari profil baja dimana
dalam hal terakhir ini kontribusi beton lebih kecil.
Paragraf berikut menjelaskan salah sebab kesulitan dalam mengembangkan rumusan
teoritis untuk mendesain kolom komposit. Akhirnya rumusan empiris digunakan untuk
mendesain kolom komposit dan diberikan dalam AISC-LRFD.
Kuat rencana kolom komposit ( c Pn dengan c  0,85 dan Pn  Ag Fcr ) ditentukan
dengan cara yang sama seperti untuk kuat rencana kolom baja murni. Rumus yang
digunakan dalam kolom komposit untuk Fcr (tegangan kritis) adalah sama, kecuali
luasnya, jari-jari girasi, tegangan leleh, dan modulus elastisitas harus dimodifikasi
sebagai cara untuk memperhitungkan perilaku komposit. Rumusan untuk kolom dalam
Bagian E2 dari AISC-LRFD adalah:
Jika c  1,5

Fcr  (0,658c ) Fy
2
(LRFD Pers. E2-2) (2.1)

Jika c  1,5

 0,877 
Fcr   2  Fy (LRFD Pers. E2-3) (2.2)
 c 

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-5


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

dengan

KL Fy
c  (LRFD Pers. E2-4) (2.3)
r E

Modifikasi yang dibuat dalam rumus diatas adalah:


1. Ganti Ag dengan As dimana As adalah luas profil baja, tube, atau pipa tidak
termasuk tulangan biasa.
2. Ganti r dengan rm dimana rm adalah jari-jari girasi dari profil baja, pipa, atau
tube. Untuk profil baja yang terbungkus beton, nilai rm harus lebih besar dari 0,3
kali tebal keseluruhan dari kolom komposit dalam bidang buckling.
3. Ganti Fy dengan Fmy dan E dengan Em. Kedua nilai ini adalah:

A  A 
Fmy  Fy  c1Fyr  r   c2 f c'  c  (LRFD Pers. I2-1) (2.4)
 As   As 

A 
Em  E  c3 Ec  c  (LRFD Pers. I2-2) (2.5)
 As 
Dalam rumus diatas digunakan notasi sebagai berikut:
1. Ac, As, dan Ar masing-masing adalah luas beton, luas baja profil dan luas baja
tulangan.
2. E dan Ec masing-masing adalah modulus baja dan beton. LRFD bagian I2.2
menyatakan:

Ec  wc1,5 f c' (ksi) (2.6)

dengan wc adalah berat jenis beton dalam lbs/ft dan f c' adalah kuat tekan beton
dalam ksi.
3. Fy dan Fyr masing-masing adalah tegangan leleh minimum baja profil dan baja
tulangan.
4. c1, c2, dan c3 adalah koefisien. Untuk pipa dan tube baja berisi beton c1 = 1,0, c2
= 0,85 dan c3 = 0,4. Untuk baja profil terselubung beton c1 = 0,7, c2 = 0,6 dan c3
= 0,2.
Contoh 2.1 memperlihatkan perhitungan besar c Pn untuk kolom komposit dengan
penampang W yang terselubung beton. Peraturan yang digunakan adalah LRFD.

Contoh 2.1
Hitung nilai c Pn dari kolom komposit dalam Gambar 4.3 jika digunakan baja A36, kuat
tekan beton 3,5 ksi dengan berat jenis 145 lb/ft3, dan KL adalah 12 ft.

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-6


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

Gambar 2.3 Penampang Kolom Komposit untuk Contoh 2.1

Solusi:
A  A 
Fmy  Fy  c1Fyr  r   c2 fc'  c 
 As   As 
 4   400  21,1 
 36  (0,7)(60)    (0,6)(3,5)  
 21,1   21,1 
 95,67 ksi

Ec  w1,5 f c'  1451,5 3,5  3266,5 ksi

A 
Em  E  c3Ec  c 
 As 
 400  21,1 
 29.000  (0,2)(3266,5)  
 21,1 
 29.000  11.608  40.730 ksi

Ganti Fy dengan 95,67 ksi, E dengan 40 730 ksi, dan Ag dengan As = 21,1 in2.
ry dari W12 x 72 = 3,04 in dan tidak boleh kurang dari (0,3)(20) = 6,0 in.

KL Fy
c 
r E
(12)(12) 95,67
  0,370
6,0 40.730

   
Fcr  0,658c Fy  0,6580,370 95,67  90,34 ksi
2 2

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-7


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

c Pn  c Fcr As  (0,85)(90,34)(21,1)  1620 k

Telah ditunjukkan bahwa kekuatan memikul beban dari kolom komposit dengan
menggunakan profil W jauh melampaui kekuatan memikul beban dari baja murni.
Makin panjang kolom, makin besar rasio kekuatan kolom komposit terhadap kolom
non-komposit.
Keuntungan peningkatan beban dari kolom panjang komposit dibandingkan dengan
kolom baja murni dijelaskan dalam Tabel 2.1. Dalam tabel ini kuat rencana aksial dari
kolom komposit berukuran 22 in x 22 in (dengan fc’ = 3,5 ksi dan mutu tulangan 60 ksi)
dengan profil W14x90 mutu 50 ksi dibandingkan dengan kuat rencana kolom W14x90
mutu 50 ksi non-komposit. Rasio kekuatan penampang komposit terhadap non-
komposit mulai dari 1,95 untuk panjang efektif 10 ft dan sampai 3,72 untuk panjang
efektif 40 ft. Jadi terlihat bahwa kekuatan kolom komposit akan turun drastis
dibandingkan dengan kolom non-komposit, dengan makin besarnya panjang efektif
kolom.
Tabel 2.1 Kuat Rencana Aksial
Panjang Kuat rencana Kuat rencana Rasio kuat rencana
efektif KL aksial aksial komposit thd non-
(ft) kolom komposit W14x90 komposit
(kips) (kips)
0 2100 1130 1,86
10 2050 1040 1,97
20 1860 828 2,25
30 1580 564 2,80
40 1260 336 3,75

2.7 Tabel LRFD


Manual LRFD Bagian 4 memberikan tabel untuk menentukan kuat aksial rencana untuk
HSS dan berbagai penampang bujur sangkar dan segiempat yang membungkus profil
W, demikian juga dengan berbagai pipa dan tube berisi beton. Tabel disusun sama
persis dengan kolom baja murni dengan beban aksial dalam Bagian 4. Kekuatan aksial
diberikan terhadap sumbu lemah untuk suatu rentang nilai KyLy.
Dalam tabel termasuk nilai untuk penampang komposit bujur sangkar dan persegi HSS
(Fy = 46 ksi), penampang pipa HSS (Fy = 42 ksi), dan penampang pipa baja (Fy = 35
ksi). Tabel juga mencakup komposit dengan beton pengisi mutu 4 dan 5 ksi. Untuk
mutu beton dan baja yang lain, untuk menghitung kuat rencana aksial dapat
menggunakan rumus yang diberikan pada bagian awal dari bab ini.
Peraturan AISC-LRFD 1994 memberikan nilai kuat rencana aksial untuk beton
normal dan untuk penampang W dengan Fy sama dengan 36 dan 50 ksi dan nilai f c'
sama dengan 3,5 , 5 , dan 8 ksi; pipa 36 ksi dengan pengisi beton 3,5 dan 5 ksi; tube 46
ksi dengan pengisi beton 3,5 dan 5 ksi. Baja tulangan yang digunakan untuk beton
pengisi semuanya mempunyai mutu 60 ksi.

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-8


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

Contoh 2.2 dan 2.3 memberikan ilustrasi aplikasi dari penggunaan tabel AISC-LRFD
untuk menentukan kuat rencana aksial dari penampang HSS bujur sangkar dan persegi.
Contoh 2.4 menunjukkan pemilihan kolom pipa komposit isi beton. Dalam contoh ini,
penampang dipilih dengan coba-coba kemudian hasil kuat rencana aksialnya dicek
dengan rumus AISC-LRFD. Juga hasil ini dicek dengan menggunakan tabel dalam
Manual AISC-LRFD Bagian 4.

Contoh 2.2
Tentukan kuat rencana aksial dari penampang HSS 12x12x½ 46 ksi yang diisi
beton mutu 5 ksi jika (KL)x = (KL)y = 16 ft.

Solusi.
Dari Tabel 4.12 untuk (KL)y = 16 ft, didapat:

ksi dari AISC-LRFD hal. 5-122.

Contoh 2.3A
Tentukan kuat rencana aksial dari beton pengisi HSS 20x12x½ mutu 46 ksi jika fc’
= 5 ksi dan (KL)x = 24 ft dan (KL)y = 12 ft.

Solusi.
Dari Tabel 4.13 AISC-LRFD didapat . Panjang tanpa sokongan yang
menentukan adalah:
(KL)y = 12 ft
atau
(KL)perlu = ft. (Menentukan)

Jadi nilai dengan interpolasi dari Tabel 5, didapat = 1574 k

Contoh 2.3B
Tentukan kuat rencana aksial dari beton pengisi HSS 16x12x½ mutu 46 ksi jika fc’
= 3.5 ksi dan (KL)x = 24 ft dan (KL)y = 12 ft. AISC-LRF hal. 5-129.

Solusi.

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-9


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

Dari Tabel halaman 5.129 AISC-LRFD didapat . Panjang tanpa sokongan


yang menentukan adalah:
(KL)y = 12 ft
atau
(KL)perlu = ft. (Menentukan)

Jadi nilai dengan interpolasi dari Tabel didapat nilai diantara 1210 dan 1230,
didapat = xxx k (interpolasi)
Jika nilai rmx/rmy = 2.5 (misal), maka (KL) perlu = 9.6 ft. Sehingga yang menentukan
adalah (KL)y dan dari tabel didapat: 1370 – 1380 k.

Contoh 2.3C
Tentukan kuat rencana aksial dari beton pengisi HSS 12x12x½ mutu 46 ksi jika fc’
= 5 ksi dan (KL)x = 24 ft dan (KL)y = 12 ft.

Solusi.
Dari Tabel 4.13 AISC-LRFD didapat dari LRFD-AISC hal. 5-130. Panjang
tanpa sokongan yang menentukan adalah:
(KL)y = 12 ft
atau
(KL)perlu = ft. (Menentukan). Jadi nilai dari Tabel 5,

didapat = 894 k.
Jika dihubungkan dengan tugas besar, cari gaya dalam aksial terbesar setiap lantai.
Misalnya jika didapat Pu = 800 k, maka rasio kapasitas 800/894 = 0.89 atau 89%
(aman).
Jika ternyata (misalnya) didapat Pu = 900, maka rasio kapasitas = 900/894 = 1.006 > 1
jadi tidak aman.

Contoh 2.4
Pilih penampang pipa HSS (Fy = 42 ksi) terisi dengan beton 4 ksi (berat volume 145
lb/ft3) untuk memikul beban aksial Pu = 320 kips jika KL = 14 ft. Mengapa tidak
dibedakan antara (KL)x dan (KL)y?

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-10


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

Solusi.

r = 2,95 in
As = 7,85 in2

in2

in2

Gambar 2.4 Properti penampang HSS 8,625 x 0,322


Asumsikan HSS 8,625 x 0,322 (28,6 lb/ft). Properti penampang diberikan dalam
Gambar 2.4.
Tebal minimum yang diperlukan sesuai AISC-LRFD I2.1,

√ √ in < 0,322 in. (OK)

Periksa luas penampang pipa sebagai persentase dari luas penampang komposit total,
= 7,85/58.43 = 0,134 > 0,04 sesuai dengan yang diperlukan berdasarkan AISC-
LRFD I2.1.
Menghitung nilai modifikasi tegangan leleh (Fmy), modulus elastisitas (Em), dam jari-jari
girasi (rm). (Bagian kedua dari Pers. I2-1 LRFD, sama dengan nol karena tidak ada
tulangan longitudinal, jadi Ar = 0)
A  A 
Fmy  Fy  c1Fyr  r   c2 fc'  c 
 As   As 
 50,58 
 42  0  (0,85)(4,0)    63,91 ksi
 7,85 

Ec  w 1,5 fc'  1451,5 4,0  3492 ksi

A 
Em  E  c3Ec  c 
 As 
 50,58 
 29.000  (0,4)(3492)    38.000 ksi
 7,85 
Menurut LRFD I2.2:
rm = r dari pipa = 2,95 in, dan tidak kurang dari (0,3 D) = (0,3)(8,625) = 2,59 in.

Parameter kelangsingan:

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-11


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

KL
c  my

rm Em
(12)(14) 63,91
  0,743  1,5
2,95 38.000

 2

  2


Fcr  0,658c Fmy  0,6580,743 (63,91)  50,72 ksi

Menghitung
c Pn  c Fcr As  (0,85)(50,72)(7,85)  338,4 ksi  320 k (OK)

Dari Bagian 5 LRFD memberikan hasil 338 k.

Sumbangan kekuatan yang diberikan oleh beton ( c Pn  c Pns )sebagai mana ditetapkan
dalam Appendix C dari Peraturan ACI 318 adalah 0,85bfc’AB jika luas beton sama
dengan ukuran kolom. Dalam rumusan ini AB adalah luas yang terbebani dan b = 0,65.
Jika beton pendukung lebih lebar dari luas yang terbebani pada satu atau lebih sisi, dan
ditahan terhadap pemuaian lateral pada sisi yang lain, kekuatan sokongan beton adalah
1,7bfc’AB sebagaimana diberikan dalam AISC-LRFD Bagian I2.4.
Dalam Contoh 2.5 diberikan ilustrasi perhitungan luas daya dukung AB yang
diperlukan untuk mentransfer beban ke kolom komposit dalam Contoh 2.1.

Contoh 2.5
Diasumsikan bahwa semua beban untuk kolom komposit dalam Contoh 2.1 bekerja
pada satu elevasi yang sama, artinya pada permukaan atas tidak terdapat perbedaan
tinggi antara baja dan beton akibat penurunan volume beton yang menyusut. Tentukan
luas daya dukung AB dari beton sebagaimana disyaratkan dalam AISC-LRFD Bagian
I2.4. Beton pendukung lebih lebar dari luas yang terbebani pada semua sisi.

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-12


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

Solusi.
Dari Contoh 2.1 didapat solusi = 1620 k.
Dari tabel kolom AISC-LRFD untuk W12x72 (baja 50 ksi) dengan KL = 12 ft non-
komposit dapat menahan beban aksial = 761 k. (AISC-LRFD hal. 3-24)
Beban tekan rencana yang ditahan oleh beton harus dikembangkan dengan
menumpu langsung pada sambungan
k

Bagian I2.4 dari Peraturan AISC-LRFD mensyarakan bahwa,


1,7bfc’AB
Jadi:
in2

Kolom komposit mempunyai luas 20 x 20 = 400 in2 > 222,1 in2.

Contoh berikut memberikan ilustrasi lain untuk perancangan kolom komposit.


Diharapkan dengan tambahan contoh ini, pembaca akan lebih memahami masalah.

Contoh 2.6
(a) Gunakan baja A36 dan beton 3,5 ksi untuk mendesain kolom komposit dengan
penampang W terbungkus beton. Kolom memikul beban terfaktor Pu = 940 k dan
KL = 14 ft.
(b) Ulangi (a) tetapi hanya menggunakan penampang W tanpa beton.

Solusi.
(a) Dari Bagian 5 Manual LRFD, dapat dipilih:
Kolom 18 in x 18 in dengan W10 x 45 (971 k)
Kolom 16 in x 16 in dengan W8 x 67 (1000 k)
Kolom 18 in x 18 in dengan W10 x 49 (1020 k)
Pakai Kolom 18 in x 18 in dengan W10 x 45 (belum mempertimbangkan volume
beton dari masing-masing profil terpilih). Dari AISC-LRFD hal. 5-84.

(b) Dari Bagian 3 Manual LRFD, dapat dipilih:


W14 x 120
W12 x 136

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-13


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

Pakai W14 x 120

Contoh 2.7
Suatu kolom komposit 18 in x 22 in dengan profil W14x61 (Fy = 36 ksi,
f c'  36 ksi, f c'  5 ksi) mempunyai KxLx = 26 ft dan KyLy = 16 ft. Dengan menggunakan
tabel kolom komposit, tentukan Pu   c Pn .

Solusi.
Dengan memasukkan KyLy = 16 ft, Pu   c Pn adalah sama dengan 1440 k. Tetapi, KxLx
= 26 ft dan rx/ry = 1,22.
K x Lx 26
  21,31 ft  K y L y
rx / rx 1,22

Jadi K x L x menentukan.

Masukkan ke dalam tabel untuk nilai K y L y = 21,31 ft, maka Pu didapat dengan
interpolasi sama dengan
 1,31 
1340   (1340  1280)  1301k
 2 
Terlihat bahwa kuat tekan kolom komposit jauh lebih besar dari pada kolom dengan
profil W murni. Semakin panjang kolom, semakin besar pula rasio kekuatan kolom
komposit terhadap non-komposit.

2.8 Kuat Lentur Rencana Kolom Komposit


Kuat lentur nominal dari kolom komposit ditentukan dengan asumsi suatu distribusi
tegangan plastis. Sumbu netral plastis dapat ditentukan dengan menyamakan gaya tarik
pada satu sisi dari kolom dengan gaya tekan pada sisi yang lain. Pada sisi yang tertarik
terdapat tulangan dan bagian dari profil baja yang mencapai tegangan leleh. Pada sisi
tertekan akan terdapat gaya tekan sebesar 0,85 f c' dikalikan dengan luas tegangan
ekivalen. Blok tegangan ekivalen akan mempunyai lebar yang sama dengan lebar kolom
dan tinggi sama dengan 1 dikalikan dengan jarak ke sumbu netral plastis – Plastic
Neutral Axis (PNA). (Nilai 1 diberikan oleh Peraturan ACI). Kuat lentur nominal M n'
sama dengan jumlah momen dari gaya aksial terhadap sumbu netral plastis.
Nilai dari b M mx dan b M ny untuk setiap kolom komposit diperlihatkan dalam Bagian 4
Manual AISC-LRFD. Nilai ini diperlukan untuk menganalisa balok-kolom seperti yang
akan dibahas dibawah ini.

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-14


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

2.9 Persamaan Beban Aksial dan Lentur


Rumus interaksi dibawah ini digunakan untuk mengontrol profil baja murni akibat
beban aksial dan lentur.
Jika Pu / Pn  0,2

Pu 8  M ux M uy 
  1,0
  (LRFD Pers. H1-1a) (2.7)
Pn 9  b M nx b M ny 

Jika Pu / Pn  0,2

Pu  M ux M uy 
    1,0 (LRFD Pers. H1-1b) (2.8)
2Pn  b M nx b M ny 

Rumus diatas dan juga aplikasinya telah dibahas dalam Mata Kuliah Struktur Baja
semester sebelumnya. Termasuk dalam pembahasan terdahulu adalah cara menghitung
Mux dan Muy (B1, Mnt ,B2, dan Mlt).
Rumus interaksi yang sama digunakan untuk mengontrol balok-kolom komposit
dengan sedikit modifikasi. Modifikasi tersebut adalah:
1. Beban buckling elastis Euler Pex dan Pey yang digunakan dalam perhitungan faktor
lentur B1 dan B2 yang ditentukan dari rumus ini, dengan Fmy adalah modifikasi
tegangan leleh seperti yang telah didefinisikan dalam Sub Bab sebelumnya. Nilai
Pex dan Pey dikalikan dengan kuadrat panjang efektif yang sesuai dalam feet dibagi
dengan 104, diberikan dalam tabel untuk setiap kolom komposit.
As Fmy
Pe 
2c (2.9)
2. Faktor resistansi b yang digunakan sama seperti halnya pada balok komposit yaitu

sama dengan 0,85 jika h / tw  640/ Fyf atau √ dan distribusi


tegangan plastis digunakan untuk menghitung Mn; atau sama dengan 0,9 jika
h / tw  640/ Fyf atau √ dan Mn dihitung dengan menjumlahkan
tegangan elastis.
3. Parameter kelangsingan kolom c dimodifikasi seperti halnya pada saat menentukan
kuat aksial rencana kolom komposit dalam Sub Bab sebelumnya.

2.10 Perancangan Kolom Komposit Akibat Beban Aksial dan Lentur


Sub Bab ini akan membahas desain kolom komposit untuk menahan beban aksial dan
momen. Prosedurnya adalah berupa coba-coba untuk menentukan penampang dan
penerapan rumus interaksi hingga didapat kolom yang memenuhi syarat.

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-15


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

Desain yang sempurna dapat dilakukan berdasarkan uraian yang dijelaskan pada Sub
Bab sebelumnya, tetapi jika asumsi pertama tidak baik maka akan memerlukan proses
coba-coba yang panjang. Untuk menghindari hal ini, metoda pendekatan untuk
pemilihan pertama dimensi diberikan dalam Sub Bab ini.
Dalam pembahasan ini, diasumsikan bahwa kolom komposit direncanakan untuk
memikul beban aksial Pu dan momen Mux, sedangkan momen Muy sama dengan nol.
Selanjutnya Pers. H1-1a LRFD diterapkan pada kolom komposit. Jika Muy sama dengan
nol, maka
Pu 8 M ux
  1,0
Pn 9 b M nx (2.10)
Perencana dapat memperkirakan nilai askhir dari kedua komponen ini, tetapi dapat juga
dianggap bahwa keduanya memberikan konstribusi yang sama besar. Jadi
Pu 8 M ux
 0,5 dan  0,5
Pn 9 b M nx
Misalkan kolom komposit terbungkus beton dengan KL = 12 ft, mutu baja A36 dan
beton 3,5 ksi. Beban yang harus dipikul adalah Pu = 500 k dan Mux = 100 ft-k. Perkiraan
nilai Pn dan b M nx dapat dihitung sebagai berikut:
Pu 8 M ux
 0,5  0,5
Pn 9 b M nx
500 8 100
 0,5  0,5
Pn 9 b M nx
Pn  1000 k b M nx  177.8 ft - k

Selanjutnya perencana dapat melihat ke dalam tabel komposit dan mencoba penampang
dengan nilai Pn dan b M nx seperti telah dihitung diatas. Misalnya, penampang 18 in x
18 in dengan W10 x 49 mempunyai Pn -1020 k, sedangkan penampang 16 in x 16 in
dengan W8 x 35 mempunyai b M nx =174 ft-k. Perencana dapat memilih penampang
yang berada diantara dua macam penampang tersebut, misalnya 16 in x 16 in dengan
W8 x 48 atau W8 x 58. Contoh 2.8, 2.9 dan 2.10 memberikan ilustrasi perencanaan
lengkap untuk kolom komposit.

Contoh 2.8
Tentukan kolom komposit terbungkus beton dengan profil W untk memikul beban Pu =
500 k dan Mux = 100 ft-k. Kolom ditahan terhadap goyangan atau translasi lateral pada
ujungnya. Mutu baja A36 dan beton 3,5 ksi. KL = 12 ft dan Cm = 0,85.

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-16


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

Solusi.
Hasil pembahasan sebelum contoh ini, perkiraan awal untuk Pn  1000 k ,
b M nx  177.8 ft - k dan dicoba penampang 16 in x 16 in dengan W8 x 48 ( Pn  870 k ,
b M nx  223 ft - k, dan Pe ( K x Lx )2 /104  89,3 ft 2  k ).
(89,3)(10)4
Pe   6201,4 k
(12)2
Dari Pers. C1-2 LRFD:
Cm 0,85
B1    1,013
1  Pu / Pe 1  1000/ 6201,4
dan
Mux = (1,013)(100)=101,3 ft-k
Pu 500
  0,2
Pn 870
Jadi harus menggunakan Pers. H1-1a LRFD:
Pu 8 Mux
  1,0
Pn 9 bMnx
500 8 100
  0,575  0,399  0,974  1,0 (OK)
870 9 223
Gunakan kolom dengan penampang 16 in x 16 in terbungkung beton, W8 x 48, tulangan
memanjang 4 No. 7, tulangan sengkang No. 3 jarak 10 in.
Dalam Contoh 2.8 kontribusi antara beban aksial Pu dan momen lentur Mux terlihat
hampir sama. Jika rasio antara keduanya berbeda jauh, misalnya momen sangat besar
dibandingkan dengan gaya aksial, maka perlu mengubah perkiraan nilai dalam
persamaan interaksi. Misalnya, jika kasus ini terjadi dapat mengasumsikan:
Pu 8 M ux
 0,3  0,7
Pn 9 b M nx
Perlu dicatat bahwa prosedur untuk menentukan dimensi balok-kolom tidak akan
semudah seperti yang diberikan dalam contoh. Seringkali perlu dilakukan proses coba-
coba yang lebih panjang.

Contoh 2.9
Tentukan kolom komposit terbungkus beton dengan profil W untuk memikul beban Pu
= 900 k dan Mux = 190 ft-k. Kolom ditahan terhadap goyangan atau translasi lateral pada
ujungnya. Mutu baja 46 ksi dan beton 4, ksi. KL = 12 ft dan Cm = 0,85.

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-17


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

Solusi.
Hasil pembahasan sebelum contoh ini, dicoba penampang HSS 14x14x5/8 (  Pn  1500 k
, bMnx  521 ft-k, dan Pe (K x Lx )2 / 104  217 ft2  k ).

(217)(10)4
Pe   15.069 k
(12)2
Dari Pers. C1-2 LRFD:
Cm 0,85
B1    1,0
1  Pu / Pe 1  900 / 15.069

Jadi gunakan B1 = 1,0


dan
Pu 900
  0,2
Pn 1500
Jadi harus menggunakan Pers. H1-1a LRFD:
Pu 8 Mux
  1,0
 Pn 9 bMnx
900 8  190 
    0,6  0,324  0,924  1,0 (OK)
1500 9  521 
Sama seperti dalam Contoh 2.8, dalam contoh ini kontribusi antara beban aksial Pu dan
momen lentur Mux terlihat hampir sama.

Contoh 2.10
Rencanakan kolom komposit dengan baja A36 dan beton 5 ksi untuk menahan beban
aksial Pu = 600 k dan momen lentur Mux= 500 ft-k. Asumsikan KL = 14 ft dan Cm =
0,85.

Solusi.
Asumsikan akan berlaku Pers. H1-1a. Karena momen sangat besar dibandingkan
dengan gaya aksial, maka diasumsikan nilai berikut:
Pu 8 M ux
 0,3  0,7
Pn 9 b M nx
600 8 500
 0,3  0,7
Pn 9 b M nx
Pn  2000 k b M nx  634,9 ft - k

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-18


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

Coba penampang 22 in x 22 in dengan W14 x 90 ( Pn  2000 k ,


b M nx  691ft - k, dan Pe ( K x Lx ) /10  335 ft  k ).
2 4 2

(335)(10)4
Pe   17.092 k
(14)2
Cm 0,85
B1    0,881 Gunakan 1,0
1  Pu / Pe 1  600 / 17.092
Mux = (1,0)(500)=500 ft-k
Pu 600
  0,2
Pn 2000
Jadi harus menggunakan Pers. H1-1a LRFD:
Pu 8 M ux
  1,0
Pn 9 b M nx
600 8 500
  0,3  0,643  0,943 (OK)
2000 9 691
Gunakan kolom dengan penampang 22 in x 22 in terbungkung beton, W14 x 90,
tulangan memanjang 4 No. 10, tulangan sengkang No. 3 jarak 14 in.

2.11 Transfer Beban pada Pondasi dan Sambungan Lainnya


Pelat landas kecil biasanya disediakan pada dasar kolom komposit. Ini ditujukan untuk
memasang baut angkur yang diperlukan untuk mengangkur profil baja yang tertanam
dalam kolom komposit ke pondasi. Ini dilakukan untuk mentrasfer beban yang terjadi
selama proses erection dari struktur sebelum beton pembungkus mengeras dan terjadi
aksi komposit. Pelat ini harus cukup kecil dan berada dibagian dalam dari kait untuk
tulangan vertikal kolom komposit.
Peraturan AISC-LRFD tidak memberikan detail cara mendesain kait ini dan sebagai
pedoman dapat mengacu pada peraturan beton yang berlaku. Jika beban aksial kolom Pu
tidak melampaui 1,7bfc’AB berarti tidak diperlukan kait. Untuk kondisi seperti ini
Peraturan ACI (Bagian 15.8.2.1 dan 15.8.2.3) mensyaratkan luas minimum kait yaitu
0,005 dari luas penampang kolom dan kait tersebut tidak boleh lebih dari tulangan No.
11 (=35 mm). Persyaratan diameter ini untuk memastikan ikatan yang cukup dari kolom
dan pondasi terjadi melalui seluruh luas kontak. Penggunaan beberapa kait besar dengan
jarak yang berjauhan tidak dapat menjamin hal ini.

2.12 Kurva Desain SNI


Perlu diketahui bahwa SNI 03-1729-2000 merupakan adopsi dari AISC LRFD tanpa
menyertakan alat bantu desain berupa tabel dan kurva yang dapat mempermudah
pengguna SNI. Hal ini dapat dimengerti karena tabel AISC mengacu pada profil baja
yang tidak tersedia di Indonesia. Untuk itu, penulis telah membuat tabel dan kurva
dengan menggunakan profil IWF yang diproduksi di Indonesia, khususnya PT. Gunung

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-19


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

Garuda atau Cigading H-Beam. Tabel dan kurva yang dimaksud diberikan dalam
Lampiran 1.

2.12.1. Validasi AISC-LRFD


Sebelum dapat membuat tabel desain kolom komposit berdasarkan SNI-LRFD, terlebih
dahulu dilakukan analisa kuat aksial dan kuat lentur kolom komposit yang telah
ditabelkan dalam AISC-LRFD. Validasi yang dilakukan tidak pada seluruh tabel desain
kolom komposit yang terdapat dalam AISC-LRFD, tetapi hanya dilakukan pada kolom
komposit profil W14x370 yang diberi selubung beton disekelilingnya (W shape
encased in concrete), Fy = 36 ksi, f’c = 3,5 ksi dan KL = 15 ft. Validasi ini bertujuan
untuk mencek dan membuktikan angka-angka yang terdapat pada tabel perencanaan
kolom komposit AISC-LRFD adalah sama apabila dilakukan perhitungan secara
manual dengan menggunakan rumus-rumus dan persyaratan yang telah ditentukan oleh
AISC-LRFD dan sekaligus sebagai acuan dalam pembuatan tabel desain kolom
komposit berdasarkan SNI-LRFD.
Langkah-langkah untuk menganalisa kuat aksial dan kuat lentur penampang komposit
berdasarkan AISC-LRFD adalah:
1. Tentukan data dan properti dari kolom komposit yang akan dianalisa kekuatannya.
2. Hitung tegangan leleh modifikasi kolom komposit Fmy.
3. Hitung modulus elastisitas modifikasi kolom komposit Em.
4. Hitung parameter kelangsingan c.
5. Hitung tegangan tekan kritis Fcr.
6. Hitung kuat aksial nominal kolom komposit  c Pn .

7. Hitung kuat lentur nominal kolom komposit b M n .

8. Hitung beban tekuk elastis Pe (KL) 2 .

MULAI

1. DATA & PROPERTI

2. Fmy

3. E m

4.  c

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo


5. Fcr – 2012 2-20

6.  c Pn
BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

Gambar 2.5. Diagram Alir Validasi AISC-LRFD

Contoh 2.11: Perhitungan validasi AISC-LRFD:


1). Kolom komposit dengan profil baja (W Shape) W14x370, dengan data dan properti
sebagai berikut:

Gambar 2.6. Penampang Kolom Komposit

a). Kolom Komposit


 b = 24 in. ; h = 26 in. maka:
0,3 b = rmy = 7,20 in. ; 0,3 h = rmx = 7,80 in.
rmx / rmy = 7,80/7,20 = 1,08
 c1 = 0,7 ; c2 = 0,6 ; c3 = 0,2
 h1x = h2y = 24 in. ; h2x = h1y = 26 in. ; cr = 1,5+0,5+1,410/2 = 2,705 in.
b). Profil Baja (Steel Shape) W14x370
 As = 109 in2

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-21


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

 rx = 7,07 in. ; ry = 4,27 in.


 E = 29000 ksi
 Fy = 36 ksi
 d = 17,92 in. ; bf = 16,475 in. ; tw = 1,655 in. ; tf = 2,660 in. ;
Aw = [17,92-(2.2,660)].1,655 = 20,853 in2 ; Zx = 736 in3 ; Zy = 370 in3
c). Tulangan Longitudinal (Reinforcement Bars)
 n = 4 ; #11 ; r = 1,410 in. ; A1r = 1,56 in2 ; Ar = 4.1,56 = 6,24 in2
 Fyr = 55 ksi
d). Tulangan Pengekang Lateral (Ties)
 #4 ; t = 0,500 in. ; Spasi = 16 in.
 Fyt = 55 ksi
e). Beton (Concrete)
 fc’ = 3,5 ksi
 w = 145 ksi

 Ec = w1,5 f c' = 1451,5 3,5 = 3266,525 ksi


 Ac = (b.h)-(As+Ar) = (24.26)-(109 + 6,24) = 508,760 in2
2). Menghitung Fmy
A  A   6,24   508,760 
Fmy  Fy  c1 Fyr  r   c 2 f c'  c   36  0,7.55.   0,6.3,5. 
 As   As   109   109 
 48,006 ksi
3). Menghitung Em
A   508,760 
E m  29000  c 3 E c  c   29000  0,2.3266,525.   32049,316 ksi
 As   109 
4). Menghitung c
Misalkan diambil nilai KL = 15 ft, maka:

KL Fmy 15.12 48,006


c    0,308
rm Em 7,20. 32049,316
5). Menghitung Fcr
c < 1,5, maka:
2 2
Fcr  (0,658c ) Fmy  (0,6580,308 ) 48,006  46,137 ksi

6). Menghitung c Pn
c Pn  0,85.109.46,137  4274,59 kips

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-22


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

7). Menghitung b M n

1  26 20,853.36 
b M nx  0,9.[( 736.36)  .(26  2.2,705).6,24.55    .
3  2 1,7.3,5.24 
20,853.36] / 12
 2599,814 kip-ft

1  24 20,853.36 
b M ny  0,9.[(370.36)  .(24  2.2,705).6,24.55    .
3  2 1,7.3,5.26 
20,853.36] / 12
 1560,919 kip-ft

8). Menghitung Pe (KL)2

Pex ( K x Lx ) 2 / 104  109. 2 .32049,.316.7,802 /(122.104 )  1456,71 kip-ft2

Pey ( K y L y ) 2 / 104  109. 2 .32049,316.7,202 /(122.104 )  1241,22 kip-ft2

Nilai c Pn , b M n , dan Pe ( KL) 2 / 104 hasil perhitungan di atas dicocokkan dengan nilai
yang terdapat pada tabel desain kolom komposit AISC-LRFD, kolom komposit dengan
profil baja W14x370 (AISC-LRFD halaman 4-62), perbedaan nilai disebabkan oleh
pembulatan.

2.12.2. Perencanaan Dimensi dan Analisa Penampang Kolom Komposit


Berdasarkan SNI-LRFD
Terdapat 2 (dua) langkah utama untuk membuat tabel desain kolom komposit
berdasarkan SNI-LRFD ini, yaitu:

2.12.2.1. Perencanaan Dimensi Penampang Kolom Komposit


Langkah-langkah perencanaan dimensi penampang sesuai dengan Butir 12.3.1 SNI-
LRFD.
Contoh perhitungan perencanaan penampang
Perencanaan penampang kolom komposit dengan menggunakan profil baja H-300x300.
Dicoba penampang kolom komposit dengan dimensi (bxh) = 475x475 mm, tulangan
longitudinal D22, tulangan pengekang lateral 10-300, dan tebal selimut beton 40 mm.

Pengecekan penampang:
As / Acc  4%
Untuk profil baja H-300x300, As = 119,80 cm2, maka:
As / Acc = 119,80 / (47,5.47,5) = 0,0531 = 5,31%  4% (OK)

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-23


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

Spasi tulangan pengekang lateral ts  2/3 b


ts = 300 mm  2/3.475 = 316,67 mm (OK)
Luas tulangan longitudinal Ar > 0,18 x jarak antar tulangan longitudinal

Ar = 222 = 380,13 mm2 > 0,18.(475-(2.40+2.10+22)) = 63,54 (OK)
4
Luas tulangan pengekang lateral At > 0,18 x jarak antar tulangan pengekang lateral
 2
At = 10 = 78,54 mm2 > 0,18.300 = 54,00 (OK)
4
Penampang kolom komposit (bxh) 475x475 mm dapat digunakan. Untuk perencanaan
dimensi kolom komposit yang lainnya dapat dilihat pada Tabel III.1. Dari 27 (dua puluh
tujuh) profil baja IWF dan H-Beam hanya 15 (lima belas) profil saja yang dapat
digunakan sebagai kolom komposit.

2.12.2.2 Analisa Penampang Kolom Komposit


Setelah didapat demensi penampang kolom komposit, dilakukan analisa (perhitungan)
penampang tersebut sesuai dengan SNI-LRFD.

Contoh 2.12: Perhitungan analisa penampang


1). Akan dianalisa penampang kolom komposit H-300x300 (bxh = 475x475 mm),
dengan properties sebagai berikut:
a). Kolom Komposit
 b = 475 mm ; h = 475 mm maka:
0,3 b = rmy = 142,50 mm ; 0,3 h = rmx = 142,50 mm
rmx / rmy = 142,50/142,50 = 1,00
 c1 = 0,7 ; c2 = 0,6 ; c3 = 0,2
 h1x = h2y = 475 mm ; h2x = h1y = 475 mm ; cr = 40+10+22/2 = 61,0 mm
b). Profil Baja (Steel Shape) H-300x300
 As = 11980 mm2
 rx = 131,0 mm ; ry = 75 mm
 E = 200000 MPa
 fy = 210 MPa
 d = 300 mm ; bf = 300 mm ; tw = 10,0 mm ; tf = 15,0 mm ;
Aw = [300-(2.15,0)].10,0 = 2700 mm2 ; Zx = 1501120 mm3 ; Zy = 681750
mm3
c). Tulangan Longitudinal (Reinforcement Bars)
 n = 4 ; r = 22 mm ; A1r = 380,13 mm2 ; Ar = 4.380,13 = 1520,53 in2

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-24


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

 fyr = 380 MPa


d). Tulangan Pengekang Lateral (Ties)
 t = 10 mm ; Spasi = 300 mm
 fyt = 235 MPa
e). Beton (Concrete)
 fc’ = 22,5 MPa
 w = 2400 kg/m3

 Ec = w1,5 f c' = 24001,5 22,5 = 22866,094 MPa


 Ac = (b.h)-(As+Ar) = (475.475)-(11980+1520,53) = 212124,47 mm2
2). Menghitung fmy
A  A 
f my  f y  c1 f yr  r   c 2 f c'  c 
 As   As 
 1520,53   212124,47 
 210  0,7.380.   0,6.22,5. 
 11980   11980 
 482,800 MPa
3). Menghitung Em
A 
E m  200000 c3 E c  c 
 As 
 212124,47 
 200000 0,2.22866,094.   280975,928 MPa
 11980 
4). Menghitung c
Misalkan diambil nilai kcL = 10 m, maka:

KL f my 10.1000 482,800
c    0,92594
rm Em 142,50. 280975,928
5). Menghitung  dan fcr
0,25 < c < 1,2, maka:
1,43
  1,45975
1,6  0,67.0,92594
f 482,800
f cr    330,74157 MPa
my

 1,45975
6). Menghitung  c N n

c N n  0,85.11980.330,74157/ 104  336,79 ton

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-25


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

7). Menghitung b M n

1  475 2700.210 
b M nx  0,9.[(1501120.210)  .( 475  2.61,0).1520,53.380    
3  2 1,7.22,5.475 
2700.210] / 107  45,0172 ton  m
1  475 2700.210 
b M ny  0,9.[( 681750.210)  .(475  2.61,0).1520,53.380    
3  2 1,7.22,5.475 
2700.210] / 107  29,5785 ton  m

8). Menghitung N e (k c L) 2

N ex (kcx Lx ) 2  11980. 2 .280975,928.142,502 / 1010  67461,4084 ton-m2

N ey (k cy L y ) 2  11980. 2 .280975,928.142,502 / 1010  67461,4084 ton-m2

MULAI

1. COBA2 DIMENSI
PENAMPANG

As
2 a.  4%
T Ac c
I. PERENCANAAN DIMENSI

2
2 b. t s  b
T 3

2 c. Ar  0,18 jarak tul longitudin al


T

2 d. At  0,18 jarak tul pengekang lateral

T
Y
1. DATA & PROPERTI

2. f my

3. Em
II. ANALISA PENAMPANG

4. 
Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 c
2-26

5. f cr

6.  N
BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

Gambar 2.7. Diagram Alir Perencanaan Kolom Komposit berdasarkan SNI-LRFD

2.12.3. Tabel dan Kurva Perencanaan Kolom Komposit Berdasarkan SNI-LRFD


2.12.3.1. Tabel Perencanaan Kolom Komposit
Tabel perencanaan kolom komposit digunakan untuk merencanakan komponen struktur
yang menahan gaya aksial tekan saja dan atau komponen struktur yang menahan
kombinasi gaya aksial tekan dan lentur.
Langkah-langkah perencanaan kolom komposit dengan bantuan tabel adalah:
A. Perencanaan kolom komposit yang menahan gaya aksial tekan
1. Hitung atau tentukan besarnya kuat aksial tekan perlu terfaktor Nu yang harus
dipikul oleh kolom komposit.
2. Tentukan panjang efektif kolom kcL, mutu beton f’c, mutu profil baja fy yang akan
digunakan.
3. Pada tabel, pilih dimensi kolom komposit yang akan digunakan dengan cara
mencari nilai kuat aksial tekan nominal  c N n yang paling mendekati nilai kuat
aksial tekan perlu terfaktor Nu (  c N n  Nu)
4. Variasi nilai mutu beton f’c, mutu profil baja fy, diameter tulangan longitudinal fyr
maupun tulangan pengekang lateral fyt akan memberikan alternatif pilihan dimensi
kolom komposit sehingga dihasilkan perencanaan yang paling baik.
B. Perencanaan kolom komposit yang menahan kombinasi gaya aksial tekan dan
lentur
1. Hitung atau tentukan besarnya kuat aksial tekan perlu terfaktor Nu dan kuat lentur
perlu Mu yang harus dipikul oleh kolom komposit.
2. Tentukan panjang efektif kolom kcL, mutu beton f’c, mutu profil baja fy yang akan
digunakan.
3. Asumsikan nilai Nu/cNn.
4. Hitung kuat lentur nominal bMn.

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-27


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

5. Pada tabel, pilih dimensi kolom komposit yang akan digunakan dengan cara
mencari nilai kuat lentur nominal bMn yang mendekati nilai kuat lentur perlu Mu
(bMn  Mu).
6. Hitung beban tekuk elastis N e .
7. Hitung kembali nilai Mu
8. Cek dengan persamaan interaksi aksial-momen. Apabila nilai persamaan interaksi 
1, maka kolom tidak kuat menahan beban perlu terfaktor, rencanakan ulang
dimensi kolom komposit. Apabila nilai persamaan interaksi  1, maka kolom kuat
menahan beban perlu terfaktor dan dimensi kolom dapat digunakan. Nilai
persamaan interaksi yang baik mendekati angka 1.

2.12.3.2. Kurva Perencanaan Kolom Komposit


Kurva perencanaan kolom komposit digunakan untuk merencanakan komponen struktur
yang menahan gaya aksial tekan saja.
Langkah-langkah perencanaan kolom komposit dengan bantuan kurva adalah:
1. Hitung atau tentukan besarnya kuat aksial tekan perlu terfaktor Nu yang harus
dipikul oleh kolom komposit.
2. Tentukan panjang efektif kolom kcL, mutu beton f’c, mutu profil baja fy yang akan
digunakan.
3. Pada kurva, plot nilai kcL, tarik garis lurus vertikal (atas) hingga didapat titik potong
pertama dengan kurva, lalu tarik garis horisontal (kiri), didapat nilai cNn.
4. Apabila nilai cNn < Nu, ulangi memplot nilai kcL. Pada saat menarik garis lurus
vertikal (atas) teruskan hingga didapat titik potong berikutnya dengan kurva, lalu
tarik garis horizontal (kiri), didapat nilai cNn yang baru.
5. Nilai haruslah cNn  Nu. Apabila nilai cNn < Nu, ulangi langkah 4 hingga didapat
nilai cNn  Nu dan dimensi kolom komposit.

MULAI

1. Nu

2. kc L, fc' , f y

3. Tabel :  c N n

4. c N n  N u

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-28


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

N
Y

SELESAI

Gambar 2.8. Diagram Alir Perencanaan Kolom Komposit yang Menahan Gaya Aksial Tekan
Menggunakan Tabel

MULAI

1. Nu

2. kc L, fc' , f y

3. Kurva : Plot k c L, didapat  c N n

4. c N n  N u
N

SELESAI

Gambar 2.9. Diagram Alir Perencanaan Kolom Komposit yang Menahan Gaya Aksial Tekan
Menggunakan Kurva

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-29


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

MULAI

1. Mu,Nu

2. k c L, f c' , f Y
2. k c L, f c' , f Y

3. Asumsi :
Nu
c N n

4.  b M n asumsi
2. k c L, f c' , f Y

5. Tabel :
 b M n tabel   b M n asumsi

6. N e
Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-30

7. M u
BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

Gambar 2.10. Diagram Alir Perencanaan Kolom Komposit yang Menahan Kombinasi Aksial
Tekan dan Lentur Menggunakan Tabel

2.12.4. Perbedaan Desain Kolom Komposit Metode AISC-LRFD dengan SNI-


LRFD
Secara umum langkah-langkah dan rumus-rumus untuk mendesain kolom komposit dari
kedua metoda tersebut adalah sama, perbedaannya hanya terletak pada persamaan untuk
menentukan tegangan tekan kritis Fcr (AISC-LRFD) atau fcr (SNI-LRFD), untuk lebih
jelasnya kita tinjau kembali persamaan untuk menentukan tegangan kritis dari kedua
metode tersebut:
 AISC-LRFD
maka: Fcr  (0,658 c ) Fmy
2
untuk c  1,5

 0,877 
untuk c  1,5 maka: Fcr    Fmy
  c 
2

KL Fmy
dengan nilai c 
rm  Em

 SNI-LRFD
f my
f cr 

untuk c  0,25 maka: fcr = fmy

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-31


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

1,6  0,67 c
untuk 0,25  c  1,2 maka: fcr = f my
1,43

untuk c  1,2 maka: f cr  1,252c f my

kc L f my
dengan nilai  c 
rm  Em

Dari persamaan-persamaan di atas dapat dilihat bahwa perbedaan dari kedua metode
terletak pada batasan parameter kelangsingan c dan faktor pengali dari tegangan leleh
modifikasi (fmy atau Fmy) yang digunakan dalam menentukan besarnya nilai tegangan
tekan kritis (fcr atau Fcr).
Kita misalkan faktor pengali tersebut dengan simbol , maka:
fcr =  fmy atau Fcr = Fmy
Apabila kita buat kurva dengan nilai absisnya adalah faktor pengali  dan nilai
ordinatnya adalah rasio tegangan kritis terhadap tegangan leleh modifikasi (fcr/fmy atau
Fcr/Fmy), akan tampak seperti Gambar 2.11.

1.2

1.0
Rasio fcr/fmy atau Fcr/Fmy

0.8
AISC-LRFD
0.6 SNI-LRFD

kondisi ekstrim
0.4

0.2

0.0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5

Faktor Pengali 

Gambar 2.11. Kurva Faktor Pengali Tegangan Kritis

Dari Gambar 2.11, secara umum kondisi kurva SNI-LRFD berada di bawah kurva
AISC-LRFD. Hal ini berarti bahwa untuk nilai faktor pengali yang sama, besarnya
tegangan tekan kritis SNI-LRFD lebih kecil dibanding tegangan tekan kritis AISC-
LRFD (Fcr SNI-LRFD  fcrAISC-LRFD).
Kondisi ekstrim dicapai pada saat nilai  = 1,5 dimana:

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-32


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

Fcr AISC-LRFD = 1,10 fcr SNI-LRFD atau


fcr SNI-LRFD = 0,91 Fcr AISC-LRFD

2.12.5. Nilai Kuat Aksial Tekan Nominal Kolom Komposit Akibat Variasi Mutu
Beton atau Variasi Mutu Baja
Dari hasil perhitungan kuat tekan aksial nominal kolom komposit, yang kemudian
ditabelkan dalam bentuk tabel perencanaan, dibuatlah kurva (grafik) hubungan antara
variasi mutu beton f’c dan nilai kuat aksial tekan nominalnya, yang dicoba pada kolom
komposit H-125x125; H-300x300; IWF-450x200; dan IWF-800x300, dengan mutu baja
fy = 210 MPa. Juga dibuat kurva (grafik) hubungan antara variasi mutu baja fy dan nilai
kuat aksial tekan nominalnya, yang dicoba pada kolom komposit H-125x125. Kurva-
kurva tersebut disajikan pada Lampiran 1 dari buku ajar ini.
Dari kurva-kurva tersebut, variasi mutu beton f’c atau variasi mutu baja fy memberikan
respon yang linier terhadap perubahan nilai kuat aksial tekan nominalnya. Untuk
kemudahan perencanaan, nilai kuat aksial tekan nominal cNn kolom komposit yang
memiliki nilai mutu beton f’c diantara 22,5 MPa dan 30 MPa (22,5 MPa < f’c < 30 MPa)
atau mutu baja fy diantara 210 MPa dan 340 MPa (210 MPa < fy < 340 MPa), dapat
ditentukan dengan cara interpolasi linier.
Contoh perhitungan
Contoh 2.13:
Tentukan besarnya kuat aksial tekan nominal cNn kolom komposit H-300x300, kcL =
4 m, fy = 210 MPa. Bila digunakan mutu beton:
a. f’c = 24 MPa b. f’c = 26 MPa c. f’c = 28 MPa

Penyelesaian:
Dari tabel perencanaan, diperoleh:
cNn 22,5 MPa = 464,80 ton cNn 25 MPa = 488,64 ton
cNn 27,5 MPa = 512,35 ton cNn 30 MPa = 535,94 ton

Maka:
22,5  24
a. c N n 24 MPa  464,80  488,64  464,80 = 479,10 ton
22,5  25

25  26
b. c N n 26 MPa  488,64  512,35  488,64 = 498,12 ton
25  27,5

27,5  28
c. c N n 28 MPa  512,35  535,94  512,35 = 517,07 ton
27,5  30

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-33


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

Contoh 2.14:
Tentukan pula besarnya kuat aksial tekan nominal cNn kolom komposit H-300x300,
kcL = 4 m, f’c = 25 MPa. Bila digunakan mutu baja:
a. fy = 230 MPa b. fy = 270 MPa c. fy = 300 MPa

Penyelesaian:
Dari tabel perencanaan, diperoleh:
cNn 210 MPa = 488,64 ton cNn 240 MPa = 514,60 ton
cNn 250 MPa = 523,20 ton cNn 290 MPa = 557,36 ton
cNn 340 MPa = 599,50 ton

Maka:
210  230
a. c N n 230 MPa  488,64  514,60  488,64 = 505,95 ton
210  240

250  270
b.  c N n 270 MPa  523,20  557,36  523,20 = 540,20 ton
250  290

290  300
c.  c N n 300 MPa  557,36  599,50  557,36 = 565,79 ton
290  340

Kumpulan Soal
Untuk semua soal, gunakan berat volume beton 145 lb/ft3 dan gunakan mutu baja 50 ksi
jika tidak ditentukan lain dalam soal.
2.1 s.d. 2.3 Tentukan c Pn kolom komposit profil W dibungkung beton di bawah ini
dengan menggunakan LFRD. Baja tulangan mutu 60 ksi dan beton 3,5 ksi.
Panjang efektif kolom, dimensi penampang W, dan tulangan memanjang
diberikan dalam gambar.
2.1

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-34


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

Gambar S2.1
(Jawab. 2026 k)

2.2

Gambar S2.2

2.3

Gambar S2.3
(Jawab. 1139 k)

2.4 s.d 2.5 Gunakan tabel dalam AISC-LRFD Bagian 4 untuk menentukan cPn
untuk penampang diisi beton dalam soal. Kolom ini ditahan terhadap
goyangan.
2.4 a. HSS10 x 8 x 5/16, Fy = 46 ksi, fc’ = 4 ksi dan (KL)x = (KL)y = 14 ft.
b. HSS14x14x 1/2, Fy = 46 ksi, fc’ = 5 ksi dan (KL)x = 18 ft, (KL)y = 12 ft.

2.5 Pipa HSS7,500 x 0,312, Fy = 42 ksi, fc’ = 4 ksi dan (KL) = 18 ft.

2.6 Ulangi Soal 2.5 dengan menggunakan persamaan interaksi AISC-LRFD.

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-35


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

2.7 Pilih penampang bujur sangkar HSS, Fy = 46 ksi, fc’ = 4 ksi, beban yang harus
dipikul Pu = 800 k dan Mux = 150 ft-k. Kolom ditahan terhadap goyangan pada
kedua ujungnya dan (KL)x = (KL)y = 14 ft. Cm = 0,85. (Jawab. HSS14x14x ½)

2.8 Ulangi Soal 2.7 jika digunakan penampang pipa HSS, Fy = 42 ksi, fc’ = 5 ksi.

2.9 s.d. 2.11 Tentukan c Pn kolom komposit di bawah ini dengan menggunakan
LFRD. Baja A36 dan beton 3,5 ksi. Panjang efektif kolom, dimensi
penampang W, dan tulangan memanjang diberikan dalam gambar.
2.9 Gunakan Gambar S2.1.

2.10 Gunakan Gambar S2.2.

2.11 Gunakan Gambar S2.3.

2.12 Ulangi Soal 2.9 dengan menggunakan Fy = 50 ksi

2.13 Ulangi Soal 2.10 dengan menggunakan Fy = 50 ksi

2.14 Ulangi Soal 2.11 dengan menggunakan Fy = 50 ksi dan fc’ = 5 ksi. (Jawab:
1319,5 k)

2.15 s.d. 2.16 Tentukan c Pn kolom pipa komposit terisi beton di bawah ini dengan
menggunakan rumus LFRD yang sesuai. Pipa baja A36 dan beton 3,5
ksi. Panjang efektif kolom dan dimensi penampang diberikan dalam
gambar.

2.15

Gambar S2.4 Penampang untuk Soal 2.15 (Jawab: 763 k)

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-36


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

2.16

Gambar S2.5 Penampang untuk Soal 2.16

2.17 Ulangi Soal 2.15 dengan menggunakan tabel LRFD. (Jawab: 764 k).

2.18 Ulangi Soal 2.16 dengan menggunakan tabel LRFD. (Jawab: 345 k).
2.19 s.d 2.20 Tentukan c Pn kolom tube komposit terisi beton di bawah ini dengan
menggunakan rumus LFRD yang sesuai. Tube baja Fy = 46 ksi dan beton
3,5 ksi. Panjang efektif kolom dan dimensi penampang diberikan dalam
gambar.

2.19

Gambar S2.6 Penampang untuk Soal 2.19

2.20

Gambar S2.7 Penampang untuk Soal 2.20 (Jawab: 117 k)

2.21 Ulangi Soal 2.19 dengan menggunakan tabel LRFD.

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-37


BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON

2.22 Ulangi Soal 2.20 dengan menggunakan tabel LRFD.

2.23 Kolom komposit dengan ukuran 20 in x 20 in (fc’ = 3,5 ksi) dengan profil baja
W12 x 58 (A36) di dalamnya dan tambahan satu tulangan memanjang No.9 (1,0
in2) pada setiap sudutnya. Kolom memikul beban Pu = 1200 k dan Mux = 125 ft-
k. Jika kolom mempunyai KL = 14 ft dan ditahan terhadap goyangan atau
translasi lateral pada kedua ujungnya dan jika Cm = 0,85 , apakah kolom ini
cukup kuat? (Jawab: 1,24 > 1,0 . Jadi tidak kolom tidak kuat).

2.24 Kolom tube (103,30 lb/ft, t = ½ in, dan Fy = 46 ksi) komposit dengan ukuran 16
in x 16 in diisi beton dengan fc’ = 3,5 ksi. Jika kolom mempunyai KL = 16 ft dan
ditahan terhadap goyangan atau translasi lateral pada kedua ujungnya dan jika
Cm = 0,85 dan jika kolom memikul beban Pu = 800 k dan Mux = 100 ft-k., apakah
kolom ini cukup kuat?

2.25 Pilih kolom komposit (fc’ = 3,5 ksi) dengan profil baja W (A36) untuk menahan
Pu = 1500 k dan Mux = 150 ft-k. Kolom mempunyai KL = 15 ft dan ditahan
terhadap goyangan atau translasi lateral pada kedua ujungnya dan Cm = 0,85
(Salah satu jawaban: Kolom dengan dimensi 22 in x 22 in, W14 x 109, 4
tulangan memanjang No. 10 dan sengkang No. 3 jarak 14 in.)

2.26 Pilih kolom komposit (fc’ = 5 ksi) dengan profil baja W14 (A36) untuk menahan
Pu = 1800 k dan Mux = 200 ft-k. Kolom mempunyai KL = 12 ft dan ditahan
terhadap goyangan atau translasi lateral pada kedua ujungnya dan Cm = 0,85.

Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-38

Anda mungkin juga menyukai