2.1 Pendahuluan
Kolom komposit dibuat dari baja profil yang terbungkus beton seluruhnya, atau dengan
mengisi pipa baja dengan beton. Kolom komposit akan dapat menahan beban yang lebih
besar dibandingkan dengan kolom beton bertulang biasa dengan ukuran yang sama.
Beberapa contoh kolom komposit diberikan dalam Gambar 2.1. Pada bagian (a),
penampang W ditanam dalam beton. Penampang biasanya berbentuk bujur sangkar atau
persegi panjang dengan tulangan longitudinal disetiap sudutnya dan diikat dengan
tulangan sengkang dengan jarak yang cukup rapat. Tulangan sengkang ini
meningkatkan kekuatan kolom secara efektif karena dapat mencegah perpindahan
tulangan memanjang selama konstruksi dan menahan buckling tulangan memanjang ke
arah luar akibat beban yang menyebabkan retak dan terkelupasnya selimut beton. Perlu
dicatat bahwa tulangan sengkang terbuka dan berbentuk U karena jika tidak demikian
tidak akan dapat dipasang. Hal ini disebabkan profil baja selalu dipasang lebih dahulu.
Bagian (b) dan (c) memperlihatkan kolom komposit berupa pipa dan tube yang diisi
beton.
bertulang pada dinding geser yang biasanya ditempatkan pada inti (‘core’) dari
bangunan bertingkat tinggi. Hal ini akan meningkatkan tingkat ketelitian dalam
pelaksanaan konstruksi core.
Dalam konstruksi komposit, profil baja akan memikul beban awal termasuk berat
sendiri struktur, beban gravitasi dan beban lateral selama konstruksi, selanjutnya beton
dicor disekeliling profil atau dibagian dalamnya. Beton dan baja akan bersatu sehingga
keduanya dapat dimanfaatkan penuh sebagai penampang komposit. Misalnya, beton
bertulang memungkinkan portal bangunan untuk dengan mudah membatasi goyangan
atau defleksi lateral. Pada saat yang sama, kekuatan dan relatif ringannya penampang
memungkinkan desain pondasi yang lebih kecil dan ringan.
Struktur komposit bertingkat tinggi dibangun dengan proses pelaksanaan yang lebih
efisien. Pada saat pembangunan dalam arah vertikal berlangsung, banyak pekerja lain
yang dapat dilakukan secara bersamaan, seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.2 dan
dijelaskan dibawah ini.
1. Satu grup pekerja memasang balok baja dan kolom untuk satu atau dua lantai
diatas portal yang telah terbentuk.
2. Grup pekerja lain dapat melakukan penyusunan pelat lantai baja pada dua atau
tiga lantai dibawahnya.
3. Grup pekerja lain melakukan pengecoran pelat pada lantai dibawahnya yang
telah siap.
4. Kolom komposit dapat dilakukan secara berkesinambungan, yaitu dimulai
dengan pemasangan tulangan kolom pada suatu lantai, pada lantai lain dapat
dilakukan pemasangan bekisting kolom, dan pada lantai lain lagi dapat
dilakukan pengecoran kolom.
12
11-12: Pasang baja
11
8
Kolom W
7-8: Pasang connector
7 Stud
4
3-4: Ikat bekisting kolom
3
2
1-2: Siapkan Bekisting kolom
1 Tuangkan beton
Portal Kolom
selesai komposit
1
memungkinkan penggunaan sambungan sederhana dari balok eksterior dan balok lantai
ke profil baja dalam kolom tanpa terlalu terganggu oleh tulangan vertikal.
Peraturan LRFD tidak memberikan peraturan detail seperti jarak tulangan, sambungan,
dll. Oleh karena itu dapat diterima bahwa peraturan ACI 318 harus diikuti untuk situasi
yang tidak disebutkan dengan jelas oleh peraturan AISC-LRFD.
Bagian I2.1 dari Peraturan LRFD memberikan persyaratan mengenai luas penampang
baja, kekuatan beton, luas sengkang, jarang tulangan, dll. Informasi tersebut diberikan
dan dibahas dibawah ini.
1. Luas penampang profil baja baik tunggal maupun tersusun tidak boleh lebih
kecil dari 4% dari luas kolom total. Jika luas baja kurang dari 4%, kolom
dianggap sebagai beton bertulang dan perancangannya mengikuti peraturan
beton yang berlaku.
2. Jika baja dibungkus oleh beton, beton pembungkus harus diberi tulangan
longitudinal (dipasang menerus pada elevasi portal) dan sengkang dengan jarak
tidak lebih dari 2/3 dimensi terkecil kolom komposit. Luas sengkang tidak boleh
kurang dari 0,007 in2 untuk setiap inci jarak sengkang. Selimut beton minimal
1,5 in dari tulangan terluar (sengkang atau tulangan longitudinal). Selimut beton
diperlukan sebagai pelindung terhadap kebakaran dan korosi. Jumlah tulangan
longitudinal dan sengkang yang diperlukan dalam selimut dianggap cukup untuk
mencegah terkelupasnya permukaan beton selama terjadi kebakaran.
3. Jika digunakan beton normal, kekuatan tekan beton tidak boleh kurang dari 3 ksi
(21 MPa) dan tidak melebihi 8 ksi. Untuk beton ringan tidak boleh kurang dari
4 ksi dan tidak lebih dari 8 ksi. Batas atas 8 ksi diberikan karena tidak cukup
data penelitan kolom komposit dengan kuat tekan lebih dari 8 ksi. Sedangkan
batas bawah kekuatan tekan beton diberikan untuk memastikan kualitas dan
telah tersedianya beton dengan mutu demikian dan juga untuk kontrol kualitas.
Hal ini tidak dapat dijamin jika digunaan mutu beton yang lebih rendah.
4. Tegangan leleh profil baja dan tulangan tidak boleh lebih besar dari 60 ksi (415
MPa). Jika digunakan baja dengan tegangan leleh lebih besar dari 60 ksi, hanya
60 ksi yang boleh digunakan dalam perhitungan.
Tujuan utama untuk membatasi nilai Fy diberikan dalam paragraf ini. Tujuan
utama dalam desain komposit adalah mencegah tekuk lokal tulangan
longitudinal dan baja profil. Untuk mencapai tujuan ini selimut beton tidak
boleh terkelupas. Diasumsikan bahwa beton akan terkelupas jika regangan
mencapai 0,0018. Jika regangan ini dikalikan dengan Es, didapat
(0,0018)(29,000) = 55 ksi. Jadi 55 ksi adalah tegangan leleh maksimum yang
masih dapat digunakan.
Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa karena pengaruh confinement
beton, nilai 55 ksi adalah konservatif, dan nilainya dinaikkan menjaddi 60 ksi
dalam peraturan yang terkini. Nilai ini berkesesuaian dengan tegangan leleh
tulangan baja yang biasa digunakan sekarang. Tampaknya dalam waktu yang
tidak lama nilai ini akan meningkat, khususnya untuk struktur komposit dengan
profil tabung/tubular, dimana sangat konservatif.
5. Tebal minimum dari tube baja berisi beton adalah b f y / 3E untuk setiap sisi
dengan lebar b dari penampang segiempat. Tebal minimum dari penampang
lingkaran dengan diameter luar D adalah D f y / 8E . Nilai ini sama dengan
yang diberikan dalam peraturan ACI 1999. Untuk penampang tube atau pipa
diharuskan mempunyai tebal yang cukup sehingga tidak terjadi buckling
sebelum leleh.
6. Jika kolom komposit terdiri lebih dari satu bentuk profil baja, seluruhnya harus
dihubungkan dengan pengikat, pelat buhul, dll sehingga tidak terjadi buckling
pada masing-masing profil sebelum beton mengeras. Setelah beton mengeras,
dianggap semua bagian bekerja sebagai satu kesatuan.
7. Jika beton penyokong lebih lebar pada satu atau lebih sisi dibandingkan dengan
luas yang terbebani dan jika tidak ditahan terhadap pemuaian lateral pada sisi
yang tersisa, kuat tekan rencana dari kolom komposit yang ditahan oleh beton
adalah c Pnc dihitung sebesar 1,7c fc' AB dengan c 0,65 dengan tumpuan pada
beton dan AB adalah luas beton yang dibebani.
Fcr (0,658c ) Fy
2
(LRFD Pers. E2-2) (2.1)
Jika c 1,5
0,877
Fcr 2 Fy (LRFD Pers. E2-3) (2.2)
c
dengan
KL Fy
c (LRFD Pers. E2-4) (2.3)
r E
A A
Fmy Fy c1Fyr r c2 f c' c (LRFD Pers. I2-1) (2.4)
As As
A
Em E c3 Ec c (LRFD Pers. I2-2) (2.5)
As
Dalam rumus diatas digunakan notasi sebagai berikut:
1. Ac, As, dan Ar masing-masing adalah luas beton, luas baja profil dan luas baja
tulangan.
2. E dan Ec masing-masing adalah modulus baja dan beton. LRFD bagian I2.2
menyatakan:
dengan wc adalah berat jenis beton dalam lbs/ft dan f c' adalah kuat tekan beton
dalam ksi.
3. Fy dan Fyr masing-masing adalah tegangan leleh minimum baja profil dan baja
tulangan.
4. c1, c2, dan c3 adalah koefisien. Untuk pipa dan tube baja berisi beton c1 = 1,0, c2
= 0,85 dan c3 = 0,4. Untuk baja profil terselubung beton c1 = 0,7, c2 = 0,6 dan c3
= 0,2.
Contoh 2.1 memperlihatkan perhitungan besar c Pn untuk kolom komposit dengan
penampang W yang terselubung beton. Peraturan yang digunakan adalah LRFD.
Contoh 2.1
Hitung nilai c Pn dari kolom komposit dalam Gambar 4.3 jika digunakan baja A36, kuat
tekan beton 3,5 ksi dengan berat jenis 145 lb/ft3, dan KL adalah 12 ft.
Solusi:
A A
Fmy Fy c1Fyr r c2 fc' c
As As
4 400 21,1
36 (0,7)(60) (0,6)(3,5)
21,1 21,1
95,67 ksi
A
Em E c3Ec c
As
400 21,1
29.000 (0,2)(3266,5)
21,1
29.000 11.608 40.730 ksi
Ganti Fy dengan 95,67 ksi, E dengan 40 730 ksi, dan Ag dengan As = 21,1 in2.
ry dari W12 x 72 = 3,04 in dan tidak boleh kurang dari (0,3)(20) = 6,0 in.
KL Fy
c
r E
(12)(12) 95,67
0,370
6,0 40.730
Fcr 0,658c Fy 0,6580,370 95,67 90,34 ksi
2 2
Telah ditunjukkan bahwa kekuatan memikul beban dari kolom komposit dengan
menggunakan profil W jauh melampaui kekuatan memikul beban dari baja murni.
Makin panjang kolom, makin besar rasio kekuatan kolom komposit terhadap kolom
non-komposit.
Keuntungan peningkatan beban dari kolom panjang komposit dibandingkan dengan
kolom baja murni dijelaskan dalam Tabel 2.1. Dalam tabel ini kuat rencana aksial dari
kolom komposit berukuran 22 in x 22 in (dengan fc’ = 3,5 ksi dan mutu tulangan 60 ksi)
dengan profil W14x90 mutu 50 ksi dibandingkan dengan kuat rencana kolom W14x90
mutu 50 ksi non-komposit. Rasio kekuatan penampang komposit terhadap non-
komposit mulai dari 1,95 untuk panjang efektif 10 ft dan sampai 3,72 untuk panjang
efektif 40 ft. Jadi terlihat bahwa kekuatan kolom komposit akan turun drastis
dibandingkan dengan kolom non-komposit, dengan makin besarnya panjang efektif
kolom.
Tabel 2.1 Kuat Rencana Aksial
Panjang Kuat rencana Kuat rencana Rasio kuat rencana
efektif KL aksial aksial komposit thd non-
(ft) kolom komposit W14x90 komposit
(kips) (kips)
0 2100 1130 1,86
10 2050 1040 1,97
20 1860 828 2,25
30 1580 564 2,80
40 1260 336 3,75
Contoh 2.2 dan 2.3 memberikan ilustrasi aplikasi dari penggunaan tabel AISC-LRFD
untuk menentukan kuat rencana aksial dari penampang HSS bujur sangkar dan persegi.
Contoh 2.4 menunjukkan pemilihan kolom pipa komposit isi beton. Dalam contoh ini,
penampang dipilih dengan coba-coba kemudian hasil kuat rencana aksialnya dicek
dengan rumus AISC-LRFD. Juga hasil ini dicek dengan menggunakan tabel dalam
Manual AISC-LRFD Bagian 4.
Contoh 2.2
Tentukan kuat rencana aksial dari penampang HSS 12x12x½ 46 ksi yang diisi
beton mutu 5 ksi jika (KL)x = (KL)y = 16 ft.
Solusi.
Dari Tabel 4.12 untuk (KL)y = 16 ft, didapat:
Contoh 2.3A
Tentukan kuat rencana aksial dari beton pengisi HSS 20x12x½ mutu 46 ksi jika fc’
= 5 ksi dan (KL)x = 24 ft dan (KL)y = 12 ft.
Solusi.
Dari Tabel 4.13 AISC-LRFD didapat . Panjang tanpa sokongan yang
menentukan adalah:
(KL)y = 12 ft
atau
(KL)perlu = ft. (Menentukan)
Contoh 2.3B
Tentukan kuat rencana aksial dari beton pengisi HSS 16x12x½ mutu 46 ksi jika fc’
= 3.5 ksi dan (KL)x = 24 ft dan (KL)y = 12 ft. AISC-LRF hal. 5-129.
Solusi.
Jadi nilai dengan interpolasi dari Tabel didapat nilai diantara 1210 dan 1230,
didapat = xxx k (interpolasi)
Jika nilai rmx/rmy = 2.5 (misal), maka (KL) perlu = 9.6 ft. Sehingga yang menentukan
adalah (KL)y dan dari tabel didapat: 1370 – 1380 k.
Contoh 2.3C
Tentukan kuat rencana aksial dari beton pengisi HSS 12x12x½ mutu 46 ksi jika fc’
= 5 ksi dan (KL)x = 24 ft dan (KL)y = 12 ft.
Solusi.
Dari Tabel 4.13 AISC-LRFD didapat dari LRFD-AISC hal. 5-130. Panjang
tanpa sokongan yang menentukan adalah:
(KL)y = 12 ft
atau
(KL)perlu = ft. (Menentukan). Jadi nilai dari Tabel 5,
didapat = 894 k.
Jika dihubungkan dengan tugas besar, cari gaya dalam aksial terbesar setiap lantai.
Misalnya jika didapat Pu = 800 k, maka rasio kapasitas 800/894 = 0.89 atau 89%
(aman).
Jika ternyata (misalnya) didapat Pu = 900, maka rasio kapasitas = 900/894 = 1.006 > 1
jadi tidak aman.
Contoh 2.4
Pilih penampang pipa HSS (Fy = 42 ksi) terisi dengan beton 4 ksi (berat volume 145
lb/ft3) untuk memikul beban aksial Pu = 320 kips jika KL = 14 ft. Mengapa tidak
dibedakan antara (KL)x dan (KL)y?
Solusi.
r = 2,95 in
As = 7,85 in2
in2
in2
Periksa luas penampang pipa sebagai persentase dari luas penampang komposit total,
= 7,85/58.43 = 0,134 > 0,04 sesuai dengan yang diperlukan berdasarkan AISC-
LRFD I2.1.
Menghitung nilai modifikasi tegangan leleh (Fmy), modulus elastisitas (Em), dam jari-jari
girasi (rm). (Bagian kedua dari Pers. I2-1 LRFD, sama dengan nol karena tidak ada
tulangan longitudinal, jadi Ar = 0)
A A
Fmy Fy c1Fyr r c2 fc' c
As As
50,58
42 0 (0,85)(4,0) 63,91 ksi
7,85
A
Em E c3Ec c
As
50,58
29.000 (0,4)(3492) 38.000 ksi
7,85
Menurut LRFD I2.2:
rm = r dari pipa = 2,95 in, dan tidak kurang dari (0,3 D) = (0,3)(8,625) = 2,59 in.
Parameter kelangsingan:
KL
c my
rm Em
(12)(14) 63,91
0,743 1,5
2,95 38.000
2
2
Fcr 0,658c Fmy 0,6580,743 (63,91) 50,72 ksi
Menghitung
c Pn c Fcr As (0,85)(50,72)(7,85) 338,4 ksi 320 k (OK)
Sumbangan kekuatan yang diberikan oleh beton ( c Pn c Pns )sebagai mana ditetapkan
dalam Appendix C dari Peraturan ACI 318 adalah 0,85bfc’AB jika luas beton sama
dengan ukuran kolom. Dalam rumusan ini AB adalah luas yang terbebani dan b = 0,65.
Jika beton pendukung lebih lebar dari luas yang terbebani pada satu atau lebih sisi, dan
ditahan terhadap pemuaian lateral pada sisi yang lain, kekuatan sokongan beton adalah
1,7bfc’AB sebagaimana diberikan dalam AISC-LRFD Bagian I2.4.
Dalam Contoh 2.5 diberikan ilustrasi perhitungan luas daya dukung AB yang
diperlukan untuk mentransfer beban ke kolom komposit dalam Contoh 2.1.
Contoh 2.5
Diasumsikan bahwa semua beban untuk kolom komposit dalam Contoh 2.1 bekerja
pada satu elevasi yang sama, artinya pada permukaan atas tidak terdapat perbedaan
tinggi antara baja dan beton akibat penurunan volume beton yang menyusut. Tentukan
luas daya dukung AB dari beton sebagaimana disyaratkan dalam AISC-LRFD Bagian
I2.4. Beton pendukung lebih lebar dari luas yang terbebani pada semua sisi.
Solusi.
Dari Contoh 2.1 didapat solusi = 1620 k.
Dari tabel kolom AISC-LRFD untuk W12x72 (baja 50 ksi) dengan KL = 12 ft non-
komposit dapat menahan beban aksial = 761 k. (AISC-LRFD hal. 3-24)
Beban tekan rencana yang ditahan oleh beton harus dikembangkan dengan
menumpu langsung pada sambungan
k
Contoh 2.6
(a) Gunakan baja A36 dan beton 3,5 ksi untuk mendesain kolom komposit dengan
penampang W terbungkus beton. Kolom memikul beban terfaktor Pu = 940 k dan
KL = 14 ft.
(b) Ulangi (a) tetapi hanya menggunakan penampang W tanpa beton.
Solusi.
(a) Dari Bagian 5 Manual LRFD, dapat dipilih:
Kolom 18 in x 18 in dengan W10 x 45 (971 k)
Kolom 16 in x 16 in dengan W8 x 67 (1000 k)
Kolom 18 in x 18 in dengan W10 x 49 (1020 k)
Pakai Kolom 18 in x 18 in dengan W10 x 45 (belum mempertimbangkan volume
beton dari masing-masing profil terpilih). Dari AISC-LRFD hal. 5-84.
Contoh 2.7
Suatu kolom komposit 18 in x 22 in dengan profil W14x61 (Fy = 36 ksi,
f c' 36 ksi, f c' 5 ksi) mempunyai KxLx = 26 ft dan KyLy = 16 ft. Dengan menggunakan
tabel kolom komposit, tentukan Pu c Pn .
Solusi.
Dengan memasukkan KyLy = 16 ft, Pu c Pn adalah sama dengan 1440 k. Tetapi, KxLx
= 26 ft dan rx/ry = 1,22.
K x Lx 26
21,31 ft K y L y
rx / rx 1,22
Jadi K x L x menentukan.
Masukkan ke dalam tabel untuk nilai K y L y = 21,31 ft, maka Pu didapat dengan
interpolasi sama dengan
1,31
1340 (1340 1280) 1301k
2
Terlihat bahwa kuat tekan kolom komposit jauh lebih besar dari pada kolom dengan
profil W murni. Semakin panjang kolom, semakin besar pula rasio kekuatan kolom
komposit terhadap non-komposit.
Pu 8 M ux M uy
1,0
(LRFD Pers. H1-1a) (2.7)
Pn 9 b M nx b M ny
Pu M ux M uy
1,0 (LRFD Pers. H1-1b) (2.8)
2Pn b M nx b M ny
Rumus diatas dan juga aplikasinya telah dibahas dalam Mata Kuliah Struktur Baja
semester sebelumnya. Termasuk dalam pembahasan terdahulu adalah cara menghitung
Mux dan Muy (B1, Mnt ,B2, dan Mlt).
Rumus interaksi yang sama digunakan untuk mengontrol balok-kolom komposit
dengan sedikit modifikasi. Modifikasi tersebut adalah:
1. Beban buckling elastis Euler Pex dan Pey yang digunakan dalam perhitungan faktor
lentur B1 dan B2 yang ditentukan dari rumus ini, dengan Fmy adalah modifikasi
tegangan leleh seperti yang telah didefinisikan dalam Sub Bab sebelumnya. Nilai
Pex dan Pey dikalikan dengan kuadrat panjang efektif yang sesuai dalam feet dibagi
dengan 104, diberikan dalam tabel untuk setiap kolom komposit.
As Fmy
Pe
2c (2.9)
2. Faktor resistansi b yang digunakan sama seperti halnya pada balok komposit yaitu
Desain yang sempurna dapat dilakukan berdasarkan uraian yang dijelaskan pada Sub
Bab sebelumnya, tetapi jika asumsi pertama tidak baik maka akan memerlukan proses
coba-coba yang panjang. Untuk menghindari hal ini, metoda pendekatan untuk
pemilihan pertama dimensi diberikan dalam Sub Bab ini.
Dalam pembahasan ini, diasumsikan bahwa kolom komposit direncanakan untuk
memikul beban aksial Pu dan momen Mux, sedangkan momen Muy sama dengan nol.
Selanjutnya Pers. H1-1a LRFD diterapkan pada kolom komposit. Jika Muy sama dengan
nol, maka
Pu 8 M ux
1,0
Pn 9 b M nx (2.10)
Perencana dapat memperkirakan nilai askhir dari kedua komponen ini, tetapi dapat juga
dianggap bahwa keduanya memberikan konstribusi yang sama besar. Jadi
Pu 8 M ux
0,5 dan 0,5
Pn 9 b M nx
Misalkan kolom komposit terbungkus beton dengan KL = 12 ft, mutu baja A36 dan
beton 3,5 ksi. Beban yang harus dipikul adalah Pu = 500 k dan Mux = 100 ft-k. Perkiraan
nilai Pn dan b M nx dapat dihitung sebagai berikut:
Pu 8 M ux
0,5 0,5
Pn 9 b M nx
500 8 100
0,5 0,5
Pn 9 b M nx
Pn 1000 k b M nx 177.8 ft - k
Selanjutnya perencana dapat melihat ke dalam tabel komposit dan mencoba penampang
dengan nilai Pn dan b M nx seperti telah dihitung diatas. Misalnya, penampang 18 in x
18 in dengan W10 x 49 mempunyai Pn -1020 k, sedangkan penampang 16 in x 16 in
dengan W8 x 35 mempunyai b M nx =174 ft-k. Perencana dapat memilih penampang
yang berada diantara dua macam penampang tersebut, misalnya 16 in x 16 in dengan
W8 x 48 atau W8 x 58. Contoh 2.8, 2.9 dan 2.10 memberikan ilustrasi perencanaan
lengkap untuk kolom komposit.
Contoh 2.8
Tentukan kolom komposit terbungkus beton dengan profil W untk memikul beban Pu =
500 k dan Mux = 100 ft-k. Kolom ditahan terhadap goyangan atau translasi lateral pada
ujungnya. Mutu baja A36 dan beton 3,5 ksi. KL = 12 ft dan Cm = 0,85.
Solusi.
Hasil pembahasan sebelum contoh ini, perkiraan awal untuk Pn 1000 k ,
b M nx 177.8 ft - k dan dicoba penampang 16 in x 16 in dengan W8 x 48 ( Pn 870 k ,
b M nx 223 ft - k, dan Pe ( K x Lx )2 /104 89,3 ft 2 k ).
(89,3)(10)4
Pe 6201,4 k
(12)2
Dari Pers. C1-2 LRFD:
Cm 0,85
B1 1,013
1 Pu / Pe 1 1000/ 6201,4
dan
Mux = (1,013)(100)=101,3 ft-k
Pu 500
0,2
Pn 870
Jadi harus menggunakan Pers. H1-1a LRFD:
Pu 8 Mux
1,0
Pn 9 bMnx
500 8 100
0,575 0,399 0,974 1,0 (OK)
870 9 223
Gunakan kolom dengan penampang 16 in x 16 in terbungkung beton, W8 x 48, tulangan
memanjang 4 No. 7, tulangan sengkang No. 3 jarak 10 in.
Dalam Contoh 2.8 kontribusi antara beban aksial Pu dan momen lentur Mux terlihat
hampir sama. Jika rasio antara keduanya berbeda jauh, misalnya momen sangat besar
dibandingkan dengan gaya aksial, maka perlu mengubah perkiraan nilai dalam
persamaan interaksi. Misalnya, jika kasus ini terjadi dapat mengasumsikan:
Pu 8 M ux
0,3 0,7
Pn 9 b M nx
Perlu dicatat bahwa prosedur untuk menentukan dimensi balok-kolom tidak akan
semudah seperti yang diberikan dalam contoh. Seringkali perlu dilakukan proses coba-
coba yang lebih panjang.
Contoh 2.9
Tentukan kolom komposit terbungkus beton dengan profil W untuk memikul beban Pu
= 900 k dan Mux = 190 ft-k. Kolom ditahan terhadap goyangan atau translasi lateral pada
ujungnya. Mutu baja 46 ksi dan beton 4, ksi. KL = 12 ft dan Cm = 0,85.
Solusi.
Hasil pembahasan sebelum contoh ini, dicoba penampang HSS 14x14x5/8 ( Pn 1500 k
, bMnx 521 ft-k, dan Pe (K x Lx )2 / 104 217 ft2 k ).
(217)(10)4
Pe 15.069 k
(12)2
Dari Pers. C1-2 LRFD:
Cm 0,85
B1 1,0
1 Pu / Pe 1 900 / 15.069
Contoh 2.10
Rencanakan kolom komposit dengan baja A36 dan beton 5 ksi untuk menahan beban
aksial Pu = 600 k dan momen lentur Mux= 500 ft-k. Asumsikan KL = 14 ft dan Cm =
0,85.
Solusi.
Asumsikan akan berlaku Pers. H1-1a. Karena momen sangat besar dibandingkan
dengan gaya aksial, maka diasumsikan nilai berikut:
Pu 8 M ux
0,3 0,7
Pn 9 b M nx
600 8 500
0,3 0,7
Pn 9 b M nx
Pn 2000 k b M nx 634,9 ft - k
(335)(10)4
Pe 17.092 k
(14)2
Cm 0,85
B1 0,881 Gunakan 1,0
1 Pu / Pe 1 600 / 17.092
Mux = (1,0)(500)=500 ft-k
Pu 600
0,2
Pn 2000
Jadi harus menggunakan Pers. H1-1a LRFD:
Pu 8 M ux
1,0
Pn 9 b M nx
600 8 500
0,3 0,643 0,943 (OK)
2000 9 691
Gunakan kolom dengan penampang 22 in x 22 in terbungkung beton, W14 x 90,
tulangan memanjang 4 No. 10, tulangan sengkang No. 3 jarak 14 in.
Garuda atau Cigading H-Beam. Tabel dan kurva yang dimaksud diberikan dalam
Lampiran 1.
MULAI
2. Fmy
3. E m
4. c
6. c Pn
BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON
6). Menghitung c Pn
c Pn 0,85.109.46,137 4274,59 kips
7). Menghitung b M n
1 26 20,853.36
b M nx 0,9.[( 736.36) .(26 2.2,705).6,24.55 .
3 2 1,7.3,5.24
20,853.36] / 12
2599,814 kip-ft
1 24 20,853.36
b M ny 0,9.[(370.36) .(24 2.2,705).6,24.55 .
3 2 1,7.3,5.26
20,853.36] / 12
1560,919 kip-ft
Nilai c Pn , b M n , dan Pe ( KL) 2 / 104 hasil perhitungan di atas dicocokkan dengan nilai
yang terdapat pada tabel desain kolom komposit AISC-LRFD, kolom komposit dengan
profil baja W14x370 (AISC-LRFD halaman 4-62), perbedaan nilai disebabkan oleh
pembulatan.
Pengecekan penampang:
As / Acc 4%
Untuk profil baja H-300x300, As = 119,80 cm2, maka:
As / Acc = 119,80 / (47,5.47,5) = 0,0531 = 5,31% 4% (OK)
KL f my 10.1000 482,800
c 0,92594
rm Em 142,50. 280975,928
5). Menghitung dan fcr
0,25 < c < 1,2, maka:
1,43
1,45975
1,6 0,67.0,92594
f 482,800
f cr 330,74157 MPa
my
1,45975
6). Menghitung c N n
7). Menghitung b M n
1 475 2700.210
b M nx 0,9.[(1501120.210) .( 475 2.61,0).1520,53.380
3 2 1,7.22,5.475
2700.210] / 107 45,0172 ton m
1 475 2700.210
b M ny 0,9.[( 681750.210) .(475 2.61,0).1520,53.380
3 2 1,7.22,5.475
2700.210] / 107 29,5785 ton m
8). Menghitung N e (k c L) 2
MULAI
1. COBA2 DIMENSI
PENAMPANG
As
2 a. 4%
T Ac c
I. PERENCANAAN DIMENSI
2
2 b. t s b
T 3
T
Y
1. DATA & PROPERTI
2. f my
3. Em
II. ANALISA PENAMPANG
4.
Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 c
2-26
5. f cr
6. N
BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON
5. Pada tabel, pilih dimensi kolom komposit yang akan digunakan dengan cara
mencari nilai kuat lentur nominal bMn yang mendekati nilai kuat lentur perlu Mu
(bMn Mu).
6. Hitung beban tekuk elastis N e .
7. Hitung kembali nilai Mu
8. Cek dengan persamaan interaksi aksial-momen. Apabila nilai persamaan interaksi
1, maka kolom tidak kuat menahan beban perlu terfaktor, rencanakan ulang
dimensi kolom komposit. Apabila nilai persamaan interaksi 1, maka kolom kuat
menahan beban perlu terfaktor dan dimensi kolom dapat digunakan. Nilai
persamaan interaksi yang baik mendekati angka 1.
MULAI
1. Nu
2. kc L, fc' , f y
3. Tabel : c N n
4. c N n N u
N
Y
SELESAI
Gambar 2.8. Diagram Alir Perencanaan Kolom Komposit yang Menahan Gaya Aksial Tekan
Menggunakan Tabel
MULAI
1. Nu
2. kc L, fc' , f y
4. c N n N u
N
SELESAI
Gambar 2.9. Diagram Alir Perencanaan Kolom Komposit yang Menahan Gaya Aksial Tekan
Menggunakan Kurva
MULAI
1. Mu,Nu
2. k c L, f c' , f Y
2. k c L, f c' , f Y
3. Asumsi :
Nu
c N n
4. b M n asumsi
2. k c L, f c' , f Y
5. Tabel :
b M n tabel b M n asumsi
6. N e
Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo – 2012 2-30
7. M u
BAB II
KOLOM KOMPOSIT BAJA BETON
Gambar 2.10. Diagram Alir Perencanaan Kolom Komposit yang Menahan Kombinasi Aksial
Tekan dan Lentur Menggunakan Tabel
0,877
untuk c 1,5 maka: Fcr Fmy
c
2
KL Fmy
dengan nilai c
rm Em
SNI-LRFD
f my
f cr
untuk c 0,25 maka: fcr = fmy
1,6 0,67 c
untuk 0,25 c 1,2 maka: fcr = f my
1,43
kc L f my
dengan nilai c
rm Em
Dari persamaan-persamaan di atas dapat dilihat bahwa perbedaan dari kedua metode
terletak pada batasan parameter kelangsingan c dan faktor pengali dari tegangan leleh
modifikasi (fmy atau Fmy) yang digunakan dalam menentukan besarnya nilai tegangan
tekan kritis (fcr atau Fcr).
Kita misalkan faktor pengali tersebut dengan simbol , maka:
fcr = fmy atau Fcr = Fmy
Apabila kita buat kurva dengan nilai absisnya adalah faktor pengali dan nilai
ordinatnya adalah rasio tegangan kritis terhadap tegangan leleh modifikasi (fcr/fmy atau
Fcr/Fmy), akan tampak seperti Gambar 2.11.
1.2
1.0
Rasio fcr/fmy atau Fcr/Fmy
0.8
AISC-LRFD
0.6 SNI-LRFD
kondisi ekstrim
0.4
0.2
0.0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Faktor Pengali
Dari Gambar 2.11, secara umum kondisi kurva SNI-LRFD berada di bawah kurva
AISC-LRFD. Hal ini berarti bahwa untuk nilai faktor pengali yang sama, besarnya
tegangan tekan kritis SNI-LRFD lebih kecil dibanding tegangan tekan kritis AISC-
LRFD (Fcr SNI-LRFD fcrAISC-LRFD).
Kondisi ekstrim dicapai pada saat nilai = 1,5 dimana:
2.12.5. Nilai Kuat Aksial Tekan Nominal Kolom Komposit Akibat Variasi Mutu
Beton atau Variasi Mutu Baja
Dari hasil perhitungan kuat tekan aksial nominal kolom komposit, yang kemudian
ditabelkan dalam bentuk tabel perencanaan, dibuatlah kurva (grafik) hubungan antara
variasi mutu beton f’c dan nilai kuat aksial tekan nominalnya, yang dicoba pada kolom
komposit H-125x125; H-300x300; IWF-450x200; dan IWF-800x300, dengan mutu baja
fy = 210 MPa. Juga dibuat kurva (grafik) hubungan antara variasi mutu baja fy dan nilai
kuat aksial tekan nominalnya, yang dicoba pada kolom komposit H-125x125. Kurva-
kurva tersebut disajikan pada Lampiran 1 dari buku ajar ini.
Dari kurva-kurva tersebut, variasi mutu beton f’c atau variasi mutu baja fy memberikan
respon yang linier terhadap perubahan nilai kuat aksial tekan nominalnya. Untuk
kemudahan perencanaan, nilai kuat aksial tekan nominal cNn kolom komposit yang
memiliki nilai mutu beton f’c diantara 22,5 MPa dan 30 MPa (22,5 MPa < f’c < 30 MPa)
atau mutu baja fy diantara 210 MPa dan 340 MPa (210 MPa < fy < 340 MPa), dapat
ditentukan dengan cara interpolasi linier.
Contoh perhitungan
Contoh 2.13:
Tentukan besarnya kuat aksial tekan nominal cNn kolom komposit H-300x300, kcL =
4 m, fy = 210 MPa. Bila digunakan mutu beton:
a. f’c = 24 MPa b. f’c = 26 MPa c. f’c = 28 MPa
Penyelesaian:
Dari tabel perencanaan, diperoleh:
cNn 22,5 MPa = 464,80 ton cNn 25 MPa = 488,64 ton
cNn 27,5 MPa = 512,35 ton cNn 30 MPa = 535,94 ton
Maka:
22,5 24
a. c N n 24 MPa 464,80 488,64 464,80 = 479,10 ton
22,5 25
25 26
b. c N n 26 MPa 488,64 512,35 488,64 = 498,12 ton
25 27,5
27,5 28
c. c N n 28 MPa 512,35 535,94 512,35 = 517,07 ton
27,5 30
Contoh 2.14:
Tentukan pula besarnya kuat aksial tekan nominal cNn kolom komposit H-300x300,
kcL = 4 m, f’c = 25 MPa. Bila digunakan mutu baja:
a. fy = 230 MPa b. fy = 270 MPa c. fy = 300 MPa
Penyelesaian:
Dari tabel perencanaan, diperoleh:
cNn 210 MPa = 488,64 ton cNn 240 MPa = 514,60 ton
cNn 250 MPa = 523,20 ton cNn 290 MPa = 557,36 ton
cNn 340 MPa = 599,50 ton
Maka:
210 230
a. c N n 230 MPa 488,64 514,60 488,64 = 505,95 ton
210 240
250 270
b. c N n 270 MPa 523,20 557,36 523,20 = 540,20 ton
250 290
290 300
c. c N n 300 MPa 557,36 599,50 557,36 = 565,79 ton
290 340
Kumpulan Soal
Untuk semua soal, gunakan berat volume beton 145 lb/ft3 dan gunakan mutu baja 50 ksi
jika tidak ditentukan lain dalam soal.
2.1 s.d. 2.3 Tentukan c Pn kolom komposit profil W dibungkung beton di bawah ini
dengan menggunakan LFRD. Baja tulangan mutu 60 ksi dan beton 3,5 ksi.
Panjang efektif kolom, dimensi penampang W, dan tulangan memanjang
diberikan dalam gambar.
2.1
Gambar S2.1
(Jawab. 2026 k)
2.2
Gambar S2.2
2.3
Gambar S2.3
(Jawab. 1139 k)
2.4 s.d 2.5 Gunakan tabel dalam AISC-LRFD Bagian 4 untuk menentukan cPn
untuk penampang diisi beton dalam soal. Kolom ini ditahan terhadap
goyangan.
2.4 a. HSS10 x 8 x 5/16, Fy = 46 ksi, fc’ = 4 ksi dan (KL)x = (KL)y = 14 ft.
b. HSS14x14x 1/2, Fy = 46 ksi, fc’ = 5 ksi dan (KL)x = 18 ft, (KL)y = 12 ft.
2.5 Pipa HSS7,500 x 0,312, Fy = 42 ksi, fc’ = 4 ksi dan (KL) = 18 ft.
2.7 Pilih penampang bujur sangkar HSS, Fy = 46 ksi, fc’ = 4 ksi, beban yang harus
dipikul Pu = 800 k dan Mux = 150 ft-k. Kolom ditahan terhadap goyangan pada
kedua ujungnya dan (KL)x = (KL)y = 14 ft. Cm = 0,85. (Jawab. HSS14x14x ½)
2.8 Ulangi Soal 2.7 jika digunakan penampang pipa HSS, Fy = 42 ksi, fc’ = 5 ksi.
2.9 s.d. 2.11 Tentukan c Pn kolom komposit di bawah ini dengan menggunakan
LFRD. Baja A36 dan beton 3,5 ksi. Panjang efektif kolom, dimensi
penampang W, dan tulangan memanjang diberikan dalam gambar.
2.9 Gunakan Gambar S2.1.
2.14 Ulangi Soal 2.11 dengan menggunakan Fy = 50 ksi dan fc’ = 5 ksi. (Jawab:
1319,5 k)
2.15 s.d. 2.16 Tentukan c Pn kolom pipa komposit terisi beton di bawah ini dengan
menggunakan rumus LFRD yang sesuai. Pipa baja A36 dan beton 3,5
ksi. Panjang efektif kolom dan dimensi penampang diberikan dalam
gambar.
2.15
2.16
2.17 Ulangi Soal 2.15 dengan menggunakan tabel LRFD. (Jawab: 764 k).
2.18 Ulangi Soal 2.16 dengan menggunakan tabel LRFD. (Jawab: 345 k).
2.19 s.d 2.20 Tentukan c Pn kolom tube komposit terisi beton di bawah ini dengan
menggunakan rumus LFRD yang sesuai. Tube baja Fy = 46 ksi dan beton
3,5 ksi. Panjang efektif kolom dan dimensi penampang diberikan dalam
gambar.
2.19
2.20
2.23 Kolom komposit dengan ukuran 20 in x 20 in (fc’ = 3,5 ksi) dengan profil baja
W12 x 58 (A36) di dalamnya dan tambahan satu tulangan memanjang No.9 (1,0
in2) pada setiap sudutnya. Kolom memikul beban Pu = 1200 k dan Mux = 125 ft-
k. Jika kolom mempunyai KL = 14 ft dan ditahan terhadap goyangan atau
translasi lateral pada kedua ujungnya dan jika Cm = 0,85 , apakah kolom ini
cukup kuat? (Jawab: 1,24 > 1,0 . Jadi tidak kolom tidak kuat).
2.24 Kolom tube (103,30 lb/ft, t = ½ in, dan Fy = 46 ksi) komposit dengan ukuran 16
in x 16 in diisi beton dengan fc’ = 3,5 ksi. Jika kolom mempunyai KL = 16 ft dan
ditahan terhadap goyangan atau translasi lateral pada kedua ujungnya dan jika
Cm = 0,85 dan jika kolom memikul beban Pu = 800 k dan Mux = 100 ft-k., apakah
kolom ini cukup kuat?
2.25 Pilih kolom komposit (fc’ = 3,5 ksi) dengan profil baja W (A36) untuk menahan
Pu = 1500 k dan Mux = 150 ft-k. Kolom mempunyai KL = 15 ft dan ditahan
terhadap goyangan atau translasi lateral pada kedua ujungnya dan Cm = 0,85
(Salah satu jawaban: Kolom dengan dimensi 22 in x 22 in, W14 x 109, 4
tulangan memanjang No. 10 dan sengkang No. 3 jarak 14 in.)
2.26 Pilih kolom komposit (fc’ = 5 ksi) dengan profil baja W14 (A36) untuk menahan
Pu = 1800 k dan Mux = 200 ft-k. Kolom mempunyai KL = 12 ft dan ditahan
terhadap goyangan atau translasi lateral pada kedua ujungnya dan Cm = 0,85.