Anda di halaman 1dari 47

PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan balok baja untuk menompang suatu pelat beton telah ditemukan sejak lama.
Namun pada saat itu pelat beton dan balok baja tidak dihubungkan dengan suatu penghubung
geser sehingga yang dihasilkan adalah suatu penampang non komposit. Pada penampang non
komposit, pelat beton akan mengalami lendutan yang cukup besar yang disebabkan oleh
besarnya beban yang harus dipikul oleh pelat beton tersebut.

Gambar 1.1 Balok Non-Komposit Yang Melendut

Seiring berkembangnya metode pengelasan yang baik serta ditemukannya alat-alat penghubung
geser yang menahan gaya geser horizontal, maka lekatan antara pelat beton dan balok baja dapat
ditingkatkan. Pada akhirnya keduan material ini (baja dan beton) akan menjadi suatu kesatuan
komponen struktur yang disebut dengan komponen struktur komposit. Komponen struktur
komposit ini dapat menahan beban sekitar 33 hingga 50% lebih besar daripada beban yang
dapat dipikul oleh balok baja saja tanpa adanya perilaku komposit.

Gambar 1.2 Balok Komposit Yang Melendut

BAJA KOMPOSIT 1
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

Pada awal tahun 1930 konstruksi jembatan juga sudah mulai menggunakan penampang
komposit, namun baru pada tahun 1944 dikeluarkan peraturan oleh AASHTO (American
Association of State Highway and Transportation Officals) tentang spesifikasi jembatan jalan
raya dengan struktur komposit. Pada sekitar tahun 1950 penggunaan lantai jembatan komposit
mulai berkembang dengan pesat (terutama di Amerika).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu struktur komposit?
2. Apa tegangan elastis dalam balok komposit?
3. Bagaimana lebar efektif balok komposit?
4. Bagaimana sistem pelaksanaan komponen struktur komposit?
5. Apa itu kuat lentur nominal?
6. Apa itu penghubung geser?
7. Bagaimana balok komposit pada daerah momen negative?
8. Apa itu lendutan?
9. Apa itu dek baja gelombang?

1.3 Tujuan
1. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang struktur baja komposit.
2. Dapat memahami tentang tegangan elastis dalam balok komposit.
3. Dapat mengetahui tentang lebar efektif balok komposit.
4. Dapa menerapkan sistem pelaksanaan komponen struktur komposit.
5. Dapat memahami tentang kuat lentur nominal.
6. Dapa mengetahui tentang penghubung geser.
7. Dapat memahami tentang balok komposit pada daerah momen negative.
8. Dapat memahami tentang lendutan.
9. Dapa mengetahui tentang dek baja gelombang.

BAJA KOMPOSIT 2
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 STRUKTUR KOMPOSIT


Struktur komposit baja sebagai balok dan beton sebagai pelat lantai adalah sistem konstruksi
yang umum digunakan dalam bangunan bertingkat. Dalam sistem ini, balok baja bertindak sebagai
elemen struktural utama yang menahan beban tekan dan lentur, sedangkan pelat lantai beton
bertindak sebagai matriks yang mendistribusikan beban dan menahan tekanan.
Balok baja pada struktur komposit ini biasanya memiliki profil I atau H yang kuat dan kaku. Balok
ini ditempatkan di bawah pelat lantai beton dan mendukung beban yang diterima oleh lantai di
atasnya. Balok baja juga dapat memiliki koneksi khusus dengan pelat lantai beton untuk memastikan
transfer beban yang efisien antara kedua elemen tersebut.
Pelat lantai beton bertindak sebagai elemen penutup yang menutupi balok baja dan memberikan
permukaan lantai yang keras dan tahan lama. Pelat lantai beton berfungsi sebagai matriks yang
mendistribusikan beban secara merata ke balok-balkon di bawahnya. Pelat lantai beton juga dapat
berperan sebagai elemen yang meningkatkan kekakuan horizontal struktur keseluruhan, membantu
dalam memikul beban gempa dan menahan deformasi lateral.
Kombinasi balok baja dan pelat lantai beton dalam struktur komposit ini memberikan keuntungan
yang signifikan. Balok baja memberikan kekuatan yang tinggi dan kekakuan struktural, sedangkan
pelat lantai beton memberikan ketahanan terhadap api, perlindungan terhadap korosi balok baja, dan
memberikan stabilitas dan kekakuan lateral pada struktur.
Sistem struktur komposit baja dan beton ini juga memungkinkan adanya fleksibilitas dalam desain.
Balok baja dapat dirancang dengan dimensi yang lebih kecil dan lebih ringan dibandingkan dengan
balok beton konvensional, sementara pelat lantai beton dapat dibentuk dan dikeraskan untuk
menyesuaikan bentuk dan kebutuhan ruang.
Penggunaan struktur komposit baja sebagai balok dan beton sebagai pelat lantai umumnya
menghasilkan bangunan yang lebih efisien, kuat, dan tahan lama. Namun, perlu memperhatikan
desain, perencanaan struktural, dan penggunaan bahan yang tepat untuk memastikan kinerja yang
baik dan keamanan struktur tersebut

Pada jembatan gaya geser longitudinal ditransfer dari balok baja kepada pelat beton
bertulang dengan menggunakan penghubung geser. Hal ini mengakibatkan pelat beton tersebut akan

BAJA KOMPOSIT 3
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

turut serta membantu memikul momen lentur yang timbul. Penampang komposit ini dapat dilihat
dalam gambar 2.1

(a) (b) (c)

Gambar 2.1 (a) Lantai Jembatan Komposit dengan Penghubung Geser, (b) Balok Baja yang
Diselubungi Beton, (c) Lantai komposit Gedung dengan Penghubung Geser.
Pada awal tahun 1960 mulai dikembangkan pula penggunaan komponen struktur komposit
untuk bangunan gedung yang menganut pada spesifikasi yang dikeluarkan oleh AISC (American
Institute of Steel Construction) pada tahun 1952. Komponen struktur komposit yang digunakan
dapat berupa balok baja yang diselebungi dengan beton (Gambar 2.1.b) atau berupa balok baja yang
menopang pelat beton tanpa penghubung geser (Gambar 2.1.c). Namun sekarang struktur balok baja
yang diselebungi dengan beton sudah jarang digunakan, dan hampir seluruh struktur komposit untuk
bangunan gedung mempunyai penampang seperti pada Gambar 2.1.c.
Perilaku komposit hanya akan terjadi jika potensi terjadinya slip antara kedua material ini
dapat dicegah. Bahwa hal ini teratasi jika gaya geser horizontal pada kedua permukaan baja dan
beton dapat ditahan dengan menggunakan penghubung geser. Tipe-tipe penghubung geser yang
sering digunakan dapat berupa stud, baja tulangan spiral, atau profil kanal kecil yang pendek.
Penghubung geser ini selanjutnya dihubungkan pada bagian flens atas balok dengan jarak tertentu
dan akan memberikan sambungan secara mekanik melalui mekanisme pengangkuran dalam beton
yang telah mengeras. Penghubung geser tipe stud paling banyak digunakan, dan lebih dari satu buah
stud dapat dipasangkan pada tiap lokasi, jika lebar flens memungkinkannya. Di samping itu
pemasangan stud juga relatif lebih mudah dan hanya membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang
sedikit.
Sejumlah penghubung geser diperlukan untuk membuat sebuah balok dapat berfungsi
komposit secara penuh. Namun terkadang jumlah penghubung geser dapat dipasang lebih sedikit
daripada yang diperlukan untuk menimbulkan perilaku komposit penuh, hal ini akan mengakibatkan
terjadinya slip antara baja dan beton; balok seperti ini dikatakan mengalami aksi komposit parsial.

BAJA KOMPOSIT 4
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

Seiring dengan perkembangan teknologi, mulai ditemukan pula pelat baja gelombang yang
digunakan dalam pembuatan struktur pelat komposit dan terbuat dari bahan yang mempunyai
tegangan tarik tinggi serta dilapisi bahan anti karat. Pelat baja gelombang ini mempunyai dua macam
fungsi yaitu sebagai bekisting tetap dan sebagai penulangan positif satu arah pada lantai beton
bangunan gedung bertingkat. Arah gelombang (rib) dari pelat baja ini dapat diletakkan dalam arah
tegak lurus atau sejajar terhadap balok.

Sistem pelat lantai komposit, umumnya arah rib diletakkan tegak lurus terhadap balok lantai
dan sejajar dengan arah balok induk. Gambar 2.2 memperlihatkan sistem pelat lantai yang
menggunakan pelat baja gelombang dengan arah rib tegak lurus terhadap sumbu balok.
Pembahasan awal dalam bab ini akan difokuskan pada komponen struktur komposit biasa
dengan penghubung geser (Gambar 2.1.c) dan akan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai pelat
lantai komposit dengan menggunakan pelat baja gelombang.
Dengan menggunakan kontruksi komposit dalam desain suatu komponen struktur ternyata
dapat diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut:
a. dapat mereduksi berat profil baja yang dipakai
b. tinggi profil baja yang dipakai dapat dikurangi
c. meningkatkan kekakuan lantai
d. dapat menambah panjang bentang layan

BAJA KOMPOSIT 5
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

Reduksi berat sekitar 20-30% dapat diperoleh dengan memanfaatkan perilaku system
komposit penuh. Dengan adanya reduksi berat ini maka secara langsung juga dapat mengurangi
tinggi profil baja yang dipakai. Berkurangnya tinggi profil baja yang dipakai akan mengakibatkan
berkurangnya tinggi bangunan secara keseluruhan, dan membawa dampak berupa penghematan
material bangunan, terutama untuk dinding luar dan tangga.
Kekakuan dari pelat lantai komposit pada dasarnya lebih besar daripada kekakuan pelat
beton dan balok baja yang beraksi non komposit. Secara normal pelat beton berperilaku sebagai
pelat satu arah yang membentang di antara balok-balok penopang. Dalam desain komposit, momen
inersia balok akan bertambah sehingga kekakuan pelat lantai akan meningkat. Meningkatnya
kekakuan ini akan memberikan beberapa keuntungan dalam pelaksanaan konstruksi, antara lain
bahwa lendutan akibat beban hidup akan berkurang, dan penggunaan perancah selama proses
konstruksi struktur komposit akan mampu mengurangi lendutan akibat beban mati. Di samping itu
dengan menggunakan asumsi desain komposit, maka kapasitas penampang dalam menahan beban
akan jauh lebih besar daripada kapasitas pelat beton atau profil baja yang bekerja sendiri-sendiri.
Namun dalam daerah momen negatif, kekakuan dari sistem komposit harus dihitung kembali karena
dalam daerah ini beton (yang mengalami tarik) harus diabaikan. Dalam daerah momen negatif
biasanya harus disediakan tulangan tekan pada pelat beton.

2.2 TEGANGAN ELASTIS DALAM BALOK KOMPOSIT


Kuat rencana dari balok komposit biasanya didasarkan pada kondisi saat terjadi keruntuhan,
namun perilaku balok komposit pada saat beban layan merupakan salah satu hal penting yang harus
dipahami. Lendutan harus selalu dikontrol pada saat beban layan, dan dalam beberapa kasus kuat
rencana bisa ditentukan oleh syarat kemampulayanan.
Tegangan lentur dan geser dalam balok homogen dapat dihitung berdasarkan formula:

Balok komposit bukan merupakan suatu balok homogen, sehingga persamaan di atas tidak
dapat digunakan. Untuk dapat menghitung tegangan-tegangan pada suatu penampang komposit,
diperlukan transformasi penampang. Umumnya penampang beton ditransformasikan menjadi baja,
namun mempunyai efek yang sama dengan beton. Gambar 2.3 menunjukkan sebuah segmen dari
balok komposit dengan diagram tegangan dan regangannya. Jika pelat beton dihubungkan secara
kaku terhadap profil baja, maka

BAJA KOMPOSIT 6
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

Gambar 2.3 (a) Diagram Regangan Balok Komposit, (b) Diagram Tegangan Balok Komposit
Dengan Penampang Tertransformasi
diagram regangan akan mempunyai bentuk seperti pada gambar tersebut. Hal ini sesuai dengan teori
lendutan kecil, yang menyatakan bahwa penampang melintang akan tetap datar sebelum atau
sesudah terjadi lentur. Namun, distribusi tegangan linear seperti dalam gambar hanya tepat untuk
balok yang homogen. Hubungan antara tegangan dan regangan baja dan beton dapat dinyatakan
sebagai:

Perhatikan penampang komposit yang ditunjukkan dalam Gambar 2.3 (tata cara perhitungan
lebar efektif balok komposit akan dijelaskan kemudian). Untuk mentransformasi luas beton, AC,
maka lebar efektif pelat beton dapat dibagi dengan dengan n, sedangkan tebal beton tidak perlu
diubah. Hasil proses transformasi ini ditunjukkan dalam Gambar 12.3.b. Untuk menghitung
tegangan, maka harus dihitung terlebih dahulu letak garis netral dan momen inersia dari penampang
tersebut. Sehingga selanjutnya dapat dihitung besarnya tegangan lentur pada bagian atas dan bawah
profil baja, dengan menggunakan persamaan:

BAJA KOMPOSIT 7
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

Tegangan yang terjadi pada serat atas beton dihitung berdasarkan persamaan

Prosedur ini hanya tepat untuk momen lentur positif, dengan serat atas penampang komposit
berada dalam tekan, sedangkan untuk momen lentur positif akan mengakibatkan beton berada dalam
kondisi tarik, padahal tegangan tarik beton sangat kecil sehingga tidak dapat menahan tegangan tarik
yang terjadi.

2.3 LEBAR EFEKTIF BALOK KOMPOSIT


Konsep lebar efektif sangat berguna dalam proses desain suatu komponen struktur
(komposit), terutama ketika proses desain harus dilakukan terhadap suatu elemen yang mengalami
distribusi tegangan yang tidak seragam. Besarnya lebar efektif dari suatu komponen struktur
komposit dapat ditentukan sebagai berikut:

Gambar 2.4 Lebar Efektif Balok Komposit

BAJA KOMPOSIT 8
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

▪ CONTOH 2.1:
Hitunglah momen inersia (I) dan modulus tampang (S) untuk penampang komposit berikut ini,
jika diketahui mutu beton untuk pelat adalah 𝑓/C = 25 MPa

BAJA KOMPOSIT 9
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

2.4 SISTEM PELAKSANAAN KOMPONEN STRUKTUR KOMPOSIT


Metode pelaksanaan suatu komponen struktur komposit (khususnya untuk komponen struktur
lentur), secara umum dapat dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya rumpuan sementara
(perancah).
Jika tumpuan sementara tidak digunakan (unshored) maka profil baja akan berperilaku
sebagai penumpu dari bekisting pelat beton, selama beton belum mengeras. Dalam tahap ini, balok
baja harus mampu memikul beban-beban yang meliputi berat sendiri, berat bekisting pelat serta berat
beton yang masih belum mengeras. Setelah pelat beton mengeras maka alrsi komposit akan mulai
bekerja, sehingga semua beban layan yang ada (meliputi beban mati dan hidup) akan dipikul oleh
komponen struktur komposit.

Gambar 2.5 Tumpuan Sementara Tidak Digunakan (Unshored)

BAJA KOMPOSIT 10
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

Sistem pelaksanaan yang lain adalah dengan menggunakan tumpuan sementara (shored)
selama pelat beton belum mengeras. Tumpuan sementara ini akan memikul berat dari profil baja,
bekisting pelat serta beton yang belum mengeras. Dengan digunakannya tumpuan sementara akan
dapat mengurangi tegangan yang timbul pada profil baja selama proses konstruksi. Setelah beton
mengeras, perencah dilepas dan beban-beban layan dipikul melalui aksi komposit baja dan pelat
beton.

Gambar 2.6 Menggunakan Tumpuan Sementara (Shored)


▪ CONTOH 2.2:
Diketahui suatu penampang komposit dengan jarak antar balok 2,5 m. Mutu beton yang
digunakan adalah f t.= 20 MPa dan mutu baja BJ 41. Beban hidup yang bekerja sebesar 500
kg/mz. Hitunglah tegangan-tegangan yang terjadi pada penampang untuk sistem pelaksanaan
tanpa perancah (unshored) dan untuk sistem pelaksanaan dengan perancah (shored)!

BAJA KOMPOSIT 11
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

BAJA KOMPOSIT 12
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

BAJA KOMPOSIT 13
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

BAJA KOMPOSIT 14
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

2.5 KUAT LENTUR NOMINAL


kuat lentur nominal tercapai ketika seluruh penampang baja luluh dan beton tekan hancur. Hubungan
distribusi tegangan pada keadaan tersebut pada komposit dinamakan distribusi tegangan plastis. SNI
03 1729 2002 (butir 12.4.2.1.a dan b hal 85) memberikan syarat kuat rencana untuk momen positif
, ΦbMn:
Kuat lentur nominal dari suatu komponen struktur komposit (untuk momen positif), menurut SNI03-
1729 (2002) pasal 12.4.2.1 ditentukan sebagai berikut:
Untuk

Mn kuat momen nominal yang dihitung berdasarkan distribusi tegangan plastis pada penampang
komposit. ∅ b=0,85
Untuk

Mn kuat momen nominal yang dihitung dengan menggunakan distribusi tegangan plastis
(memperhitungkan pengaruh tumpuan sementara). Pada kondisi ini, kekuatan lentur batas
penampang ditentukan oleh terjadinya leleh pertama. ∅ b=0,9
Kuat lentur nominal yang dihitung berdasarkan distribusi tegangan plastis, dikategorikan menjadi
dua kasus sebagai berikut:

BAJA KOMPOSIT 15
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

Gambar 2.7 Kuat lentur nominal berdasarkan distribusi tegangan plastis (sumbu netral plastis jatuh
pada pelat beton)

a. Sumbu netral plastis jatuh pada pelat beton Dengan mengacu pada Gambar 1, maka besar
gaya tekan C adalah:
C=0,85 x f c ' x a x be
Gaya tarik T pada profil baja adalah sebesar:
T = As x f y
Dari keseimbangan gaya C = T, maka diperoleh

Kuat lentur nominal dapat dihitung dari Gambar 3

b. Sumbu netral plastis jatuh pada profil baja


Apabila ke dalam blok tegangan beton, nilai a ternyata melebihi plat beton, maka distribusi
tegangan dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 2. dan Gambar 3. Gaya tekan Cc
yang berkerja pada beton adalah sebesar:

BAJA KOMPOSIT 16
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

Kuat lentur nominal diperoleh dengan memperhatikan Gambar

Gambar 2.8 Kuat lentur nominal berdasarkan distribusi tegangan plastis (sumbu netral
plastis jatuh pada pelat baja di flens)

Gambar 2.9 Kuat lentur nominal berdasarkan distribusi tegangan plastis (sumbu netral
plastis jatuh pada pelat baja di web)

BAJA KOMPOSIT 17
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

2.6 PENGHUBUNG GESER


Penghubung geser adalah alat sambung mekanik yang berfungsi memikul beban geser yang timbul
pada bidang kontak kedua material tersebut, sehingga pada keadaan komposit kedua material
bekerja sama sebagai satu kesatuan.
Alat penghubung geser ada bermacam-macam diantaranya terdiri dari paku, baut dan pasak. Dalam
hal kekuatan sambungan tidak dibedakan apakah itu sambungan desak atau sambungan tarik, yang
menetukan kekuatan sambungan bukan kekuatan tarik dan geser melainkan kuat desak pada lubang
serta kekuatan alat penghubung geser tersebut.
Biasanya dalam analisis tegangan–tegangan dalam arah sambungan maupun pada penampang
penghubung geser dianggap rata
Pada dasarnya alat penghubung geser ditempatkan menurut gaya geser yang bekerja, dengan
demikian pada daerah yang gesernya besar akan memiliki alat penghubung geser yang lebih banyak
dibandingkan daerah lainnya.
Besarnya gaya geser horizontal yang harus dipikul Oleh penghubung geser diatur dalam SNL 03-
1729-2002 pasal 12.6.2. Pasal ini menyatakan bahwa untuk aksi komposit di mana beton mengalami
gaya tekan akibat lentur; gaya geser horizontal total yang bekerja pada daerah yang dibatasi oleh
titik-titik momen positif maksimum dan momen nol yang berdekatan
Persyaratan mengenai jarak antar penghubung geser diatur dalam SNI 03-1729-2002 pasal 12.6.6
yang antara lain mensyaratkan:
1) Selimut lateral minimum = 25 mm, kecuali ada dek baja
2) Diameter maksimum = x tebal flens profil baja
3) Jarak longitudinal minimum z 6 X diameter penghubung geser
4) Jarak longitudinal maksimum = 8 X tebal pelat beton
5) Jarak minimum dalam arah tegak lurus sumbu longitudinal = 4 X diameter
6) Jika digunakan dek baja gelombang, jarak minimum penghubung geser
dapat diperkecil menjädi 4 X diameter

Gambar 2.10 Penghubung Geser Pelat Lantai Komposit dengan Pelat Baja Gelombang
BAJA KOMPOSIT 18
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

2.7 BALOK KOMPOSIT PADA DAERAH MOMEN NEGATIF


Pada umumnya daerah momen positif pada suatu struktur balok menerus dapat didesain sebagai
suatu komponen struktur komposit, sedangkan daerah momen negatif lebih sering didesain sebagai
komponen struktur non komposit, Namun SNI 03-1729-2002 mengijinkan penggunaan sistem
komposit ini pada daerah momen negatif. Pada pasal 12.4.2.3 dinyatakan bahwa penampang
komposit dapat didesain untuk memikul momen negatif sejauh hal—hal berikut dipenuhi;
1. Balok baja mempunyai penampang kompak yang diberi pengaku
memadai
2. Pelat beton dan balok baja di daerah momen negatif harus disatukan
dengan penghubung geser
3. Tulangan pelat yang seiajar dengan balok baja di sepanjang daerah
lebar efektif pelat beton harus diangker dengan baik

2.8 LENDUTAN
Komponen struktur komposit memiliki momen inersia yang lebih besar daripada komponen struktur
non komposit, akibatnya lendutan pada komponen struktur komposit akan lebih kecil. Momen
inersia dari komponen struktur komposit hanya dapat tercapai setelah beton mengeras, sehingga
lendutan yang diakibatkan oleh beban-beban yang bekerja sebelum beton mengeras, dihitung
berdasarkan momen inersia dari profil baja saja.

Pada konstruksi tanpa perancah (unshared), diperlukan sebanyak tiga buah momen inersia yang
berbeda untuk menentukan lendutan jangka panjang, yaitu:
1. Is, momen inersia dari profil baja, yang digunakan untuk menghitung lendutan yang
ditimbulkan oleh beban-beban yang bekerja sebelum beton mengeras

2. Ltr, momen inersia dari penampang komposit yang dihitung berdasarkan lebar efektif bin,
digunakan untuk menghitung lendutan yang ditimbulkan oleh beban hidup dan beban mati
yang bekerja setelah beton mengeras

3. Ltr yang dihitung berdasarkan lebar efektif b/2n, untuk menentukan besar len- dutan jangka
panjang yang disebabkan oleh beban mati yang bekerja setelah beton mengeras

BAJA KOMPOSIT 19
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

2.9 DEK BAJA GELOMBANG


Perkembangan struktur komposit dimulai dengan digunakannya dek baja gelombang yang selain
berfungsi sebagai bekisting saat pelat beton dicetak, juga berfungsi sebagai tulangan positif bagi
pelat beton. Penggunaan dek baja juga dapat dipertimbangkan sebagai dukungan dalam arah lateral
dari balok sebelum beton mulai mengeras. Arah dari gelombang dek baja biasanya diletakkan tegak
lurus balok penopangnya. Persyaratan dek baja gelombang dan penghubung gesernya untuk
digunakan dalam komponen struktur komposit diatur dalam SNI 03-1729-2002 pasal 12.4.5.1.
Dalam pasal ini disyaratkan:
1. Tinggi maksimum dek baja, hr < 75 mm
2. Lebar rata-rata minimum dari gelombang dek, wr > 50 mm, lebar ini
tidak boleh lebih besar dari lebar bersih minimum pada tepi atas
dek baja
3. Tebal pelat minimum diukur dari tepi atas dek baja = 50 mm
4. Diameter maksimum stud yang dipakai = 20 mm, dan dilas
langsung pada fens balok baja
5. Tinggi minimum stud diukur dari sisi dek baja paling atas = 40 mm

Gambar 2.11 Penampang Melintang Dek Baja Gelombang

BAJA KOMPOSIT 20
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

Gambar 2.12 Penampang Melintang Dek Baja Gelombang dan Penghubung Geser

Jika gelombang pada dek baja dipasang tegak lurus terhadap balok penopangnya, maka kuat nominal
penghubung geser jenis paku harus direduksi dengan suatu faktor, r, yang beidtirya ditetapkan
sebagai berikut:

Dengan:
rs adalah factor reduksi
Nr adalah jumlah penghubung geser jenis paku pada setiap
gelombang pada potongan meelintang balok
Hs adalah tinggi penghubung geser jenis paku < (hr +75 mm)
hT adalah tinggi nominal gelombang dek baja
Wr adalah lebar efektif gelombang dek baja
Jarak antar penghubung geser tersebut dalam arah longitudinal tidak boleh lebih dari 900 mm.

BAJA KOMPOSIT 21
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan


1. Penggunaan balok baja untuk menompang suatu pelat beton telah ditemukan sejak lama.
Namun pada saat itu pelat beton dan balok baja tidak dihubungkan dengan suatu
penghubung geser sehingga yang dihasilkan adalah suatu penampang non komposit,
Sehingga di buruhkan Penghubung geser agar menjadi Struktur Komposit.
2. Kuat rencana dari balok komposit biasanya didasarkan pada kondisi saat terjadi
keruntuhan, namun perilaku balok komposit pada saat beban layan merupakan salah satu
hal penting yang harus dipahami. Lendutan harus selalu dikontrol pada saat beban layan,
dan dalam beberapa kasus kuat rencana bisa ditentukan oleh syarat kemampulayanan.
3. Konsep lebar efektif sangat berguna dalam proses desain suatu komponen struktur
(komposit), terutama ketika proses desain harus dilakukan terhadap suatu elemen yang
mengalami distribusi tegangan yang tidak seragam.
4. Jika tumpuan sementara tidak digunakan (unshored) maka profil baja akan berperilaku
sebagai penumpu dari bekisting pelat beton, selama beton belum mengeras. dengan
menggunakan tumpuan sementara (shored) selama pelat beton belum mengeras. Tumpuan
sementara ini akan memikul berat dari profil baja, bekisting pelat serta beton yang belum
mengeras
5. kuat lentur nominal tercapai ketika seluruh penampang baja luluh dan beton tekan hancur.
Hubungan distribusi tegangan pada keadaan tersebut pada komposit dinamakan distribusi
tegangan plastis.
6. Penghubung geser adalah alat sambung mekanik yang berfungsi memikul beban geser yang
timbul pada bidang kontak kedua material tersebut, sehingga pada keadaan komposit kedua
material bekerja sama sebagai satu kesatuan.
7. Pada umumnya daerah momen positif pada suatu struktur balok menerus dapat didesain
sebagai suatu komponen struktur komposit, sedangkan daerah momen negatif lebih sering
didesain sebagai komponen struktur non komposit,

BAJA KOMPOSIT 22
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

8. Komponen struktur komposit memiliki momen inersia yang lebih besar daripada
komponen struktur non komposit, akibatnya lendutan pada komponen struktur komposit
akan lebih kecil. Momen inersia dari komponen struktur komposit hanya dapat tercapai
setelah beton mengeras, sehingga lendutan yang diakibatkan oleh beban-beban yang
bekerja sebelum beton mengeras, dihitung berdasarkan momen inersia dari profil baja saja.
9. Perkembangan struktur komposit dimulai dengan digunakannya dek baja gelombang yang
selain berfungsi sebagai bekisting saat pelat beton dicetak, juga berfungsi sebagai tulangan
positif bagi pelat beton.

3.2 SARAN

Demikian paper yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, apabila ada
saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan menyapaikan kepada kelompok kami

Apabila ada terdapat kesalahan mohon di maafkan, pembahasan dari kolompok


kami hanya sebagai mana yang kami tau dan kami jelaskan, Dalam Paper ini Kami
menggunakan 1 Refrensi saja, untuk kedepannya bisa menggunakan refrensi lebih dari 1

BAJA KOMPOSIT 23
PAPER DPS (ESB)
KELOMPOK F9

DAFTAR PUSTAKA
Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI 03-1729-2002)
Bab 12 Komponen Struktur Komposit Halaman 280

BAJA KOMPOSIT 24
PAPER DPS (ESB)
KELOMPOK F9

LAMPIRAN

PERTANYAAN DAN JAWABAN DPS 4 KELOMPOK F9

1. NAMA : TORIQURRAHMAN

NIM/KELAS : 2021D1B179/4F

izin bertanya untuk kelompok F9.

Isi pertanyaan :

jika di kaitkan dengan materi kami di DPS sesi II yaitu tentang "bresing eksentrik dan link
baja" dan pada materi kelompok F9 membahas tentang baja komposit, sedikit yg sya pahami
bresing eksentrik merupakan konfigurasi batang2 kaku yg mampu menahan beban literal/
beban gempa yg kuat, sementara di materi baja komposit juga merupakan suatu kontruksi yg
dominan menggunakan baja, dan tentunya menggunakan elemen2 pengikat (link yg kami
kenal pada materi bresing eksentrik). jadi pertanyaan nya ada beberapa :

- apa perbedaan yg signifikan antar bresing eksetrik dengan baja komposit?

- berdasarkan uraian keuntungan baja komposit (presentasi youtube) kenapa tidak dapat
menahan beban gempa?

- dan jika di bandingkan, seberapa efektif penggunaan baja komposit di bandingkan dengan
beton komposit (perbandingan) ?

BAJA KOMPOSIT 25
PAPER DPS (ESB)
KELOMPOK F9

NAMA: ABDUL QABIDL

NIM/KELAS: 2019D1B182P/4F

KELOMPOK:F9

JAWABAN PERTANYAAN DARI: TORIQURRAHMAN

Perbedaan Yang Signifikan Antara Bresing Eksetrik Dengan Baja Komposit

A. Sperti yang di ketahui Bresing eksentrik ialah sistem struktur dengan batang yang tidak
menyilang tepat pada join kolom dan balok. Pada sistem struktur ini terdapat bagian
dari balok yang disebut link dan direncanakan secara khusus agar dapat mengalami
deformasi inelastis yang cukup besar saat memikul gaya-gaya akibat beban gempa,
karena elemen link tersebut berfungsi sebagai pendisipasi energi.

Gambar 3.1 Tipikal Bantuk Rangka Bresing Eksentrik (Tsai dkk., 2001)

Gambar 3.2 Bagian-Bagian Bresing Eksentrik D-Shape (Sumber : Engelhart 2006)


BAJA KOMPOSIT 26
PAPER DPS (ESB)
KELOMPOK F9

Gambar 3.3 Bagian-Bagian Bresing Eksentrik K-Shape (Sumber : Engelhart 2006)

Gambar 3.4 Penerpan SRBE K-Shape (Sumber : Engelhart 2006)

BAJA KOMPOSIT 27
PAPER DPS (ESB)
KELOMPOK F9

B. Konstruksi komposit adalah sebuah konstruksi yang bahan-bahannya merupakan


perpaduan dari dua jenis material yang berbeda sifat, yang disatukan sedemikian rupa,
sehingga bekerja sama dalam memikul beban. Konstruksi seperti ini berada pada Plat
lantai bangunan yang di hubungkan oleh penghubung geser atau pada struktur
jembatan, yaitu gambungan antara pelat lantai dari bahan beton dan gelagar dari bahan
baja. Gabungan kedua elemen struktur ini dapat memikul beban lentur (momen) secara
bersama-sama. Dalam bentuk lain adalah struktur tiang/kolom dimana lapis luar
tiang/kolom digunakan besi hollow dari baja, dan didalamnya diisi dengan material
beton.

Konstruksi komposit bisa merupakan perpaduan antara baja dengan beton, kayu dengan
beton, dan lain-lain. Konstruksi komposit dibuat sedemikian rupa dengan
memanfaatkan keunggulan dari masing-masing bahan, dari kedua jenis bahan yang
berbeda tadi, terutama dalam kemampuannya memikul gaya tarik dan gaya tekan. Hal
ini pada umumnya dijumpai pada baja dan beton.

BAJA KOMPOSIT 28
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK
F9

❖ Manfaat dan Keuntungan Stuktur Komposit. Bila dibandingkan dengan konstruksi non
komposit, konstruksi komposit memberikan beberapa keuntungan, antara lain :
a. Profil baja dapat dihemat dibandingkan dengan balok non komposit.
b. Penampang atau tinggi profil baja lebih rendah, sehingga dapat mengurangi atau menghemat
tinggi lantai (storey height) pada bangunan gedung dan tinggi ruang bebas pada bangunan
jembatan
c. Kekakuan lantai pelat beton bertulang semakin tinggi karena pengaruh komposit (menyatu
dengan gelagar baja), sehingga pelendutan pelat lantai (komposit) semakin kecil.
d. Panjang bentang untuk batang tertentu dapat lebih besar, artinya dengan sistem komposit baja
dan beton, untuk penampang yang sama, mempunyai momen pikul yang lebih besar.
e. Kapasitas daya pikul beban bertambah dibandingkan dengan pelat beton yang bebas di atas
gelagar baja

BAJA KOMPOSIT 29
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

Dari penjelasan di atas dapat dilihat perbedaan segnifikan antara beresing eksetrik dengan baja
komposit.

2. berdasarkan uraian keuntungan baja komposit (presentasi youtube) kenapa tidak


dapat menahan beban gempa?

Karena Sistem balok komposit paling sesuai diterapkan pada balok yang mendukung lantai (yang
terbuat dari beton bertulang), baik digunakan pada bangunan gedung maupun pada jembatan.
Pada sistem balok lantai, agak susah membedakan dari tampilan luar apakah sistemnya komposit
atau non-komposit. Perbedaan hanya ditentukan oleh keberadaan shear stud atau shear connector
yang tertanam dalam pelat betonnya, yang menyebabkan kedua komponen struktur (profil baja
dan lantai beton) berperilaku komposit. Komponen struktur komposit ini dapat menahan beban
sekitar 33 hingga 50% lebih besar daripada beban yang dapat dipikul oleh balok baja saja tanpa
adanya perilaku komposit. Struktur komposit mampu memberikan kinerja struktur yang lebih
baik dan efektif dalam meningkatkan kapasitas pembebanan dan kekakuan
Keuntungan lain penggunaan struktur komposit adalah ;
1) dapat mereduksi berat profil baja yang dipakai
2) tinggi profil baja yang dipakai dapat dikurangi
3) meningkatkan kekakuan lantai
4) dapat menambah panjang bentang layan

Agar struktur tersebut bisa menhan gempa maka di gunakan Bresing

3. jika di bandingkan, seberapa efektif penggunaan baja komposit di bandingkan dengan


beton komposit (perbandingan) ?
Beton Komposit di sebut juga Beton Prategang
Beton prategang pada dasarnya merupakan beton yang telah mendapatkan tegangan
dengan besaran tertentu. Tujuannya untuk meningkatkan kekuatan beton tersebut
terhadap gaya tarik yang bekerja. Beton prategang terbuat dari beton dan baja. Seperti
kita tahu, beton memiliki karakteristik yaitu kuat terhadap gaya tekan dan lemah
dari gaya tarik. Sedangkan baja bersifat kuat terhadap gaya tarik, tetapi lemah pada
gaya tekan. Perpaduan antara kedua material ini menghasilkan material yang kuat
terhadap gaya tekan dan gaya tarik.

BAJA KOMPOSIT 30
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

Material dalam Beton prategang

Beton adalah material campuran antara pasir, kerikil, semen, serta air yang memiliki kekuatan pada
umur tertentu

Tendon adalah baja dengan kekuatan tinggi untuk mentransfer gaya prategang

Ankur adalah alat yang digunakan untuk memungkinkan tendon memberikan dan
mempertahankan gaya prategang pada beto
KELEBIHAN
Beton prategang mempunyai kelebihan-kelebihan, antara lain :
1. Beton prategang memiliki risiko mengalami retak terbuka di daerah tarik yang sangat minim.
2. Hal ini membuat konstruksinya jauh lebih tahan terhadap korosi.
3. Karakteristik beton prategang yaitu kedap air. Jenis beton ini sangat bagus digunakan untuk
pelaksanaan proyek pembangunan yang lokasinya dekat dengan perairan.
4. Lendutan akhir setelah beban rencana bekerja pada beton prategang lebih kecil daripada beton
bertulang. Penyebabnya yaitu terbentuknya lawan lendut akibat gaya prategang sebelum
beban rencana bekerja.
5. Beton prategang mempunyai efisiensi yang tinggi. Dimensi penampang strukturnya akan
lebih kecil dan langsing karena seluruh luas penampangnya dipergunakan secara efektif.
6. Jumlah kebutuhan baja untuk pembuatan beton prategang lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah besi penulangan yang digunakan untuk membangun konstruksi beton konvensional.
7. Bangunan yang dibuat menggunakan beton prategang mempunyai ketahanan terhadap geser
dan ketahanan terhadap puntir yang meningkat.
8. Volume beton yang digunakan dalam pembuatan beton prategang jauh lebih sedikit.
9. Manfaatnya adalah kita bisa menghemat anggaran biaya.
10. Jumlah besi dan baja yang dipakai untuk produksi beton prategang pun lebih sedikit. Hal ini
berbanding lurus dengan anggaran yang diperlukan untuk membelinya.
11. Beton prategang akan semakin lebih menguntungkan apabila dibuat dalam jumlah yang besar
sekaligus.
12. Waktu pelaksanaan pembangunan konstruksi pun bisa dipercepat dengan pemakaian beton
prategang sebagai material utamanya.
13. Beton prategang mampu mengakomodir kemungkinan susut dan rangkak dengan sangat baik.

BAJA KOMPOSIT 31
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

14. Gaya pratekan yang dimiliki oleh beton prategang dapat mengurangi kecenderungan
terjadinya retak-retak miring.
15. Beton prategang dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya lendutan karena bahan
materialnya memiliki kualitas yang tinggi. Penampangnya bisa berfungsi secara penuh.
16. Pemakaian tendon yang melengkung pada beton prategang dapat bertindak sebagai
kekuatan yang membantu untuk memikul geser yang lebih konsisten daripada beton
konvensional.
17. Beton prategang hampir tidak membutuhkan biaya khusus untuk pemeliharaan. Beton ini juga
mempunyai daya tahan yang lebih baik.
18. Kita bisa menggunakan balok yang ukuran bentangannya lebih panjang memakai konsep
beton prategang. Balok ini sangat dibutuhkan untuk membuat bangunan bentang lebar

BAJA KOMPOSIT 32
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

KEKURANGAN
Beton prategang juga mempunyai beberapa kekurangan yang meliputi :
1. Harga satuan material untuk membuat beton prategang lebih mahal daripada beton
konvensional. Penyebabnya tidak lain karena mutu material tersebut jauh lebih baik.
2. Dibutuhkan proses pengerjaan yang lebih rumit untuk membuat beton prategang. Begitu
pula dengan proses perhitungannya pun membutuhkan ketelitian yang sangat tinggi.
3. Beton prategang memerlukan pengangkeran ujung serta plat landas sebagai salah satu
elemen yang menyusun konstruksinya.
4. Pengontrolan di setiap tahap pelaksanaan pembangunan menggunakan prategang
membutuhkan pengawasan yang sangat ketak baik dari segi material, peralatan, maupun
tenaga kerjanya.
5. Proses pembuatan beton prategang membutuhkan alat-alat yang lebih canggih. Kita tidak
bisa hanya memakai peralatan seadanya seperti dalam pembuatan beton bertulang.
6. Karena pembuatan beton prategang harus dilakukan oleh pekerja yang mempunyai keahlian
yang memadai, maka anggaran untuk upah pekerja juga menjadi lebih tinggi.

BAJA KOMPOSIT 33
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

Dari penjelasan di atas efektif penggunaan baja komposit di bandingkan


dengan beton komposit itu tergantung di mena tempat di letakannya atau
di gunakanya matrial tersebut, bila di jembatan rangka baja dan lantai
jembatan menngunakan plat beton maka baja komposit, apa bila di

BAJA KOMPOSIT 1
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

bangunan hotel atau pabrik struktur menngunakan baja dan lantai


menggunkan plat beton maka baja komposit.

2. NAMA : RIGNA
NIM/KELAS: 2020D1B122/6D
PERTANYAAN UNTUK KELOMPOK: F9

ISI PERTANYAAN:

Berikan rumus lendutan dan cara menghitung lendutan.

Nama: Hendrik Ardiansyah

Nim/kelas: 2019D1B045/4F

Kelompok:F9

Jawaban pertanyaan dari: Rigna

ISI JAWABAN:

Rumus lendutan adalah sebagai berikut:

δ = FL^3 / 3EI

di mana:

δ adalah lendutan pada titik tertentu di dalam struktur (dalam satuan meter)

F adalah gaya yang bekerja pada titik tersebut (dalam satuan Newton)

L adalah panjang jarak antara titik yang mengalami lendutan dengan titik
penahan (dalam satuan meter)

E adalah modulus elastisitas bahan (dalam satuan pascal)

I adalah momen inersia penampang (dalam satuan meter pangkat 4)

Berikut ini adalah contoh perhitungan lendutan pada baja komposit dengan
menggunakan rumus yang telah disebutkan sebelumnya:

BAJA KOMPOSIT 2
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

Misalkan terdapat sebuah balok baja komposit dengan dimensi sebagai


berikut:

Tebal lapisan baja komposit (t) = 0,01 meter

Lebar penampang baja komposit (W) = 0,2 meter

Modulus elastisitas material (E) = 200 GPa = 200.000.000.000 Pa

Beban yang bekerja pada balok (F) = 10.000 Newton

Jarak antara titik penahan dengan titik yang mengalami lendutan (L) = 2 meter

Langkah-langkah perhitungan lendutan pada baja komposit adalah sebagai


berikut:

Hitung momen inersia penampang lintang I pada baja komposit dengan


rumus:

I = (t^3 * W) / 6

I = (0,01^3 * 0,2) / 6

I = 0,000000333 m^4

Hitung lendutan pada baja komposit dengan rumus:

δ = (F * L^3) / (48 * E * I)

δ = (10.000 * 2^3) / (48 * 200.000.000.000 * 0,000000333)

δ = 0,0000142 meter atau 0,0142 mm

Jadi, lendutan pada baja komposit tersebut adalah sebesar 0,0142 mm. Dalam
perhitungan ini, diasumsikan bahwa lapisan baja komposit terletak pada jarak
yang sama dari sumbu tengah penampang. Jika lapisan baja komposit terletak

BAJA KOMPOSIT 3
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

pada jarak yang berbeda dari sumbu tengah penampang, maka perhitungan
momen inersia penampang lintang I akan berbeda dan perlu disesuaikan

3. NAMA: IIN PURWANTO

NIM: 2019D1B049

KLS: 4F

PERTANYAAN UNTUK KELOMPOK: F9

Isi pertanyaan:

Pada saat pembangunan struktur apakah ada contoh kasus di mana lendutan
pada baja komposit mengakibatkan kegagalan struktur atau bahkan
kecelakaan?

Kalaupun ada tolong sebutkan pada struktuk yang bagaimana, serta jelaskan
cara penangananya dan dan cara menghindarinya.

NAMA: HENDRIK ARDIANSYAH

NIM/KELAS: 2019D1B045/4F

KELOMPOK:F9

JAWABAN PERTANYAAN DARI:IIN PURWANTO

ISI JAWABAN:

ada beberapa contoh kasus di mana lendutan pada baja komposit


mengakibatkan kegagalan struktur atau bahkan kecelakaan. Salah satu
contohnya adalah kegagalan jembatan Tacoma Narrows di Amerika Serikat
pada tahun 1940. Jembatan ini menggunakan baja komposit yang tidak tahan
terhadap lendutan. Pada saat badai, jembatan mengalami lendutan yang
ekstrem dan akhirnya ambruk. Kecelakaan ini mengakibatkan satu orang tewas
dan menjadi peristiwa yang terkenal dalam sejarah teknik sipil.

BAJA KOMPOSIT 4
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

Untuk menghindari kegagalan struktur yang disebabkan oleh lendutan pada


baja komposit, perlu dilakukan perencanaan dan perhitungan yang cermat
dalam desain struktur bangunan atau jembatan. Selain itu, pemilihan material
yang tepat juga sangat penting, termasuk mempertimbangkan sifat-sifat lentur
dan kekuatan material yang digunakan. Dalam hal sambungan baja komposit,
penggunaan paku keling atau sambungan las harus memperhatikan ketahanan
sambungan terhadap lendutan dan tegangan yang muncul pada sambungan.

Selain itu, pemantauan secara teratur pada struktur juga sangat penting untuk
menghindari kegagalan struktur akibat lendutan pada baja komposit.
Pemantauan ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi seperti sensor
yang dipasang pada struktur untuk memonitor perubahan yang terjadi,
sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan sebelum terjadi kegagalan
struktur. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan perbaikan atau penggantian bagian-bagian yang rusak atau lemah
sebelum terjadi kegagalan struktur.

Secara umum, untuk menghindari kegagalan struktur akibat lendutan pada baja
komposit, perlu dilakukan perencanaan, perhitungan, dan pemilihan material
yang cermat, serta pemantauan dan tindakan pencegahan yang teratur. Hal ini
akan membantu memastikan keamanan dan ketahanan struktur yang
menggunakan baja komposit.

BAJA KOMPOSIT 5
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

4. NAMA: ASRUL MUSLIMIN

NIM/KELAS:2021D1B010/4A

PERTANYAAN UNTUK KELOMPOK: F9

ISI PERTANYAAN: apa saja keuntungan dan kekurangan baja komposit serta
berikan contoh gambar bangunan dengan baja komposit

NAMA: ARYA ADITYA ARIPANDA

NIM : 2020D1B041

KELAS: 4F

KELOMPOK: F9

JAWABAN PERTANYAAN DARI : ASRUL MUSLIMIN

Kelebihan

Selain memiliki kekuatan tarik, dan tekan yang sangat bagus. Karena beton
struktur terdiri dari 2 jenis tulangan. Bagian luar adalah besi tulangan biasa.
Sedangkan, bagian tengahnya adalah baja profil. Kelebihan struktur komposit
baja yang lain adalah:

a. Tampilan elegan dan kokoh

Kalau pada umumnya permukaan tiang kolom, atau balok baja tidak rata.
Namun, dengan cara komposit, bentuk kolom/balok menjadi kotak. Bahkan,
wujud asli baja profil tidak terlihat. Karena sudah terbungkus oleh cor beton.

Hal tersebut membuat tampilan baja komposit jadi elegan. Selain


menampilkan kesan kokoh, struktur tersebut juga terlihat minimalis. Sesuai
dengan bentuk penampang kotak persegi. Merupakan salah satu interprestasi
konsep minimalis. Yang bisa ditampilkan dari struktur bangunan

b. Pakai material yang minim, tapi fungsinya sangat besar

BAJA KOMPOSIT 6
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

Benar sekali. Motivasi awal membuat struktur komposit adalah agar hemat.
Tapi, tidak mengurangi fungsi, maupun tujuan yang akan dicapai. Caranya,
adalah menggunakan material se-irit mungkin. Sekalipun, misalnya pakai baja
bekas. Oke saja. Asalkan material tersebut telah memenuhi syarat untuk
dipakai ulang.

Kekurangan

Ada 2, yakni dari segi biaya, dan proses pengerjaan. Walau tujuan awalnya
adalah untuk menghemat biaya, ternyata struktur baja komposit jauh lebih
mahal, serta lebih lama pelaksanaannya. Dibanding dengan struktur baja
murni, atau struktur beton biasa.

Biaya komposit lebih mahal karena proses pelaksanaan pekerjaan terdiri dari
5 tahap. Yakni, memasang balok/kolom baja, memasang besi tulangan,
kemudian pasang bekisting, melakukan pengecoran. Dan, terakhir, bongkar
bekisting. Hanya itu?. Tidak!. Kalau Anda mau lebih sempurna. Tiang kolom
harus Anda aci, lalu finish cat.

Maka dari itu, uniknya lagi, pekerjaan ini harus di tangani oleh spesialis.
Setidaknya 4 kelompok tukang. Yakni tukang konstruksi baja, tukang besi,
tukang kayu, serta tukang. Hal ini yang menyebabkan tingginya biaya
membuat komposit baja

Contoh gambar bangunan yang menggunakan baja komposit

Adalah jembatan yang ada di Lombok barat di jalan rumak, tempat kelompok
F9 ambil video pembukaan

BAJA KOMPOSIT 7
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

5. NAMA: RINGKA NINIS AMANDARI

NIM/KELAS:2021D1B146/4E

PERTANYAAN UNTUK KELOMPOK: F9

ISI PERTANYAAN:

Bagaimana efektfitas balok komposit atau baja komposit dalam kita


merancang suatu bangunan

Nama : Arif Rahman

Nim : 2020D1B039

Kelas : 4F

Kelompok: F9

JAWAB PERTANYAAN DARI: RINGKAS NINING AMANDARI

Isi jawaban :Balok komposit atau baja komposit sangat efektif dalam
merancang bangunan karena memiliki beberapa keunggulan, seperti:

Kekuatan yang tinggi: Balok komposit memiliki kekuatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan balok konvensional karena terdiri dari campuran baja
dan bahan lain seperti beton atau kayu. Dengan kekuatan yang lebih tinggi,
balok komposit dapat menahan beban yang lebih besar, sehingga
memungkinkan untuk merancang struktur bangunan yang lebih ringan dan
lebih efisien secara biaya.

Berat yang ringan: Balok komposit memiliki berat yang lebih ringan
dibandingkan dengan balok baja konvensional karena terdiri dari campuran
bahan, sehingga dapat mengurangi beban pada struktur bangunan dan
memungkinkan untuk merancang struktur yang lebih ramping.

Lebih mudah diproduksi: Balok komposit dapat diproduksi dengan mudah


menggunakan teknologi modern dan dapat diproduksi dalam jumlah besar

BAJA KOMPOSIT 8
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan balok baja


konvensional.

Namun, perlu diingat bahwa penggunaan balok komposit atau baja komposit
harus dipertimbangkan dengan baik dalam perancangan bangunan karena
beberapa faktor seperti biaya, perawatan, dan keamanan. Selain itu, perlu
dilakukan perhitungan yang akurat dan sesuai standar untuk memastikan
bahwa struktur bangunan aman dan tahan lama

6. NAMA : NOVITA NIRMALA

NIM/KELAS : 2021D1B203R/4F

PERTANYAAN UNTUK KELOMPOK : F9

ISI PERTANYAAN :

Apa pertimbangan atau persyaratan dalam memilih jenis penghubung geser?

Nama : ARIF RAHMAN

Nim : 2020D1B039

Kelas : 4F

Kelompok : F9

Jawab pertanyaan dari : NOVITA NIRMALA

Isi jawaban : Pertimbangan dan persyaratan dalam memilih jenis penghubung


geser (juga dikenal sebagai coupler) tergantung pada aplikasi yang diinginkan
dan kondisi lingkungan di mana penghubung tersebut akan digunakan.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain:

1. Ukuran dan jenis kabel: penghubung geser harus dipilih dengan ukuran yang
sesuai untuk kabel yang akan dihubungkan. Selain itu, jenis kabel juga harus

BAJA KOMPOSIT 9
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

dipertimbangkan, karena beberapa jenis kabel mungkin memerlukan


penghubung geser yang berbeda.

2. Kapasitas arus: penghubung geser harus memiliki kapasitas arus yang cukup
untuk menangani beban listrik yang akan dihubungkan. Kapasitas arus dapat
dipengaruhi oleh ukuran penghubung geser, jumlah kontak, dan material
pembuatannya.

3. Tahan terhadap lingkungan: lingkungan di mana penghubung geser akan


digunakan juga harus dipertimbangkan. Misalnya, jika penghubung geser akan
digunakan di lingkungan yang lembab atau korosif, maka harus dipilih
penghubung geser yang tahan terhadap kondisi tersebut.

4. Keselamatan: penghubung geser harus dirancang untuk menghindari bahaya


listrik dan kebakaran. Penghubung geser harus memenuhi standar keselamatan
yang berlaku, seperti sertifikasi UL atau CSA.

5. Kemudahan instalasi: penghubung geser harus mudah diinstal dan


dihubungkan ke kabel tanpa perlu peralatan khusus atau pengalaman khusus.

6. Biaya: biaya penghubung geser harus dipertimbangkan, karena biaya yang


lebih tinggi tidak selalu berarti penghubung geser yang lebih baik. Biaya
penghubung geser harus seimbang dengan kebutuhan aplikasi dan kualitas
yang dibutuhkan.

7. Kompatibilitas: penghubung geser harus kompatibel dengan jenis konektor


yang digunakan di peralatan listrik yang akan dihubungkan. Misalnya, jika
peralatan listrik menggunakan konektor jenis XLR, maka penghubung geser
yang dipilih harus sesuai dengan konektor tersebut.

Ketersediaan: penghubung geser harus tersedia di pasar dan mudah didapatkan


jika diperlukan penggantian atau penambahan.

BAJA KOMPOSIT 10
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

7. NAMA : RIRIN DWIARIANTI

NIM/KELAS : 2021D1B148/4E

PERTANYAAN UNTUK KELOMPOK : F9

ISI PERTANYAAN :

Jelaskan apa kelebihan dan kekurangan dari struktur komposit dan berikan
salah satu contoh untuk menghitung tegangan yang terjadi pada serat atas beton
dengan rumus persamaan yang dijelaskan pada vidio presentasi nya.

NAMA: ARYA ADITYA ARIPANDA

NIM : 2020D1B041

KELAS: 4F

KELOMPOK: F9

JAWABAN PERTANYAAN DARI : RIRIN DWIARIANTI

Struktur komposit (composite) merupakan struktur yang terdiri dari dua


material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu
kesatuan sehingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik.

Selain memiliki kekuatan tarik, dan tekan yang sangat bagus. Karena beton
struktur terdiri dari 2 jenis tulangan. Bagian luar adalah besi tulangan biasa.
Sedangkan, bagian tengahnya adalah baja profil. Kelebihan struktur komposit
baja yang lain adalah:

a. Tampilan elegan dan kokoh

Kalau pada umumnya permukaan tiang kolom, atau balok baja tidak rata.
Namun, dengan cara komposit, bentuk kolom/balok menjadi kotak. Bahkan,
wujud asli baja profil tidak terlihat. Karena sudah terbungkus oleh cor beton.

Hal tersebut membuat tampilan baja komposit jadi elegan. Selain


menampilkan kesan kokoh, struktur tersebut juga terlihat minimalis. Sesuai

BAJA KOMPOSIT 11
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

dengan bentuk penampang kotak persegi. Merupakan salah satu interprestasi


konsep minimalis. Yang bisa ditampilkan dari struktur bangunan

b. Pakai material yang minim, tapi fungsinya sangat besar

Benar sekali. Motivasi awal membuat struktur komposit adalah agar hemat.
Tapi, tidak mengurangi fungsi, maupun tujuan yang akan dicapai. Caranya,
adalah menggunakan material se-irit mungkin. Sekalipun, misalnya pakai baja
bekas. Oke saja. Asalkan material tersebut telah memenuhi syarat untuk
dipakai ulang.

Kekurangan

Ada 2, yakni dari segi biaya, dan proses pengerjaan. Walau tujuan awalnya
adalah untuk menghemat biaya, ternyata struktur baja komposit jauh lebih
mahal, serta lebih lama pelaksanaannya. Dibanding dengan struktur baja
murni, atau struktur beton biasa.

Biaya komposit lebih mahal karena proses pelaksanaan pekerjaan terdiri dari
5 tahap. Yakni, memasang balok/kolom baja, memasang besi tulangan,
kemudian pasang bekisting, melakukan pengecoran. Dan, terakhir, bongkar
bekisting. Hanya itu?. Tidak!. Kalau Anda mau lebih sempurna. Tiang kolom
harus Anda aci, lalu finish cat.

Maka dari itu, uniknya lagi, pekerjaan ini harus di tangani oleh spesialis.
Setidaknya 4 kelompok tukang. Yakni tukang konstruksi baja, tukang besi,
tukang kayu, serta tukang. Hal ini yang menyebabkan tingginya biaya
membuat komposit baja

Keuntungan:

1. Kuat dan tahan lama: Baja komposit memiliki kekuatan yang tinggi dan
tahan lama, membuatnya cocok digunakan untuk struktur bangunan yang
memerlukan daya tahan yang tinggi.

BAJA KOMPOSIT 12
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

2. Lebih ringan dari baja konvensional: Karena baja komposit terdiri dari
campuran bahan, maka bobotnya lebih ringan dari baja konvensional, sehingga
dapat mengurangi beban pada struktur bangunan.

3. Lebih mudah diproduksi: Baja komposit dapat dibuat dengan mudah


menggunakan teknologi modern dan dapat diproduksi dalam jumlah besar
dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan baja konvensional.

Kekurangan / kerugian:

1. Biaya produksi yang tinggi: Meskipun baja komposit lebih mudah


diproduksi, tetapi biaya produksinya masih relatif mahal dibandingkan dengan
baja konvensional.

2. Sulit dalam perbaikan: Jika terjadi kerusakan pada baja komposit, maka
perbaikannya dapat menjadi sulit dan mahal.

3. Perawatan yang rumit: Baja komposit memerlukan perawatan yang lebih


rumit dan hati-hati dibandingkan dengan baja konvensional.

8. NAMA : FAJRUL FALAH

NIM : 2020D1B056

KELAS : 4F

PERTANYAAN UNTUK KELOMPOK F9

Pada materi sistem pelaksanan komponen struktur komposet, , sistem yang


digunakan ada dua yaitu 1. tidak menggunakan tumpuan sementara (unshored)
atau perancah, 2. menggunakan tumpuan sementara (shored) atau perancah, ,
berarti dari kedua sistem ini dapat mempengaruhi tegangan tegangan yang
terjadi pada penampang balok baja komposit, bagaimana cara menghitung
tegangan tegangan yang terjadi pada penampang untuk kedua sistem
tersebut?apakah ada dampak dan sarat sarat tertentu untuk memilih dari ke dua
sistem ini selain yang di jelaskan pada video?

BAJA KOMPOSIT 13
PAPER DPS (ESB) KELOMPOK F9

NAMA: ABDUL QABIDL

NIM/KELAS: 2019D1B182P/4F

KELOMPOK:F9

JAWABAN PERTANYAAN DARI: FAJRUL FALAH

ISI JAWABAN:

Jawaban "TERLAMPI " untuk pertanyaan perhitungan tegangan tegangan


yang terjadi pada penampang balok baja komposit apa bila menggunakan 2
metode Unshored dan shored,

Faktor yang mempengaruhi penggunaan perancah baja pada suatu proyek


kontruksi antara lain

produktivitas tenaga kerja, durasi pekerjaan, biaya pengeluaran proyek,


metode pelaksanaan pekerjaan, kemudahan mobilisasi perancah, keselamatan
kerja, kemudahan akses di lokasi kerja, serta tempat penyimpanan perancah
baja. Dengan produktivitas yang tinggi, durasi pekerjaan yang semakin
pendek, biaya pengeluaran yang sedikit, metode pelaksanaan pekerjaan di
lapangan yang lebih cepat dan efisien, keselamatan kerja yang baik,
kemudahan mobilisasi alat, akses dan lebih efisiennya tempat penyimpanan
perancah baja tetapi tetap memperhitungan mutu dan kualitas yang baik akan
menghasilkan benefit yang lebih besar oleh kontraktor.

Untuk pemilihan dari 2 metode tersebut tergantung kondisi dan situasi daerah
konstruksi, misalkan pembangunan jembatan baja komposit,

BAJA KOMPOSIT 14

Anda mungkin juga menyukai