Jika pelat beton ditumpu oleh balok baja dan tidak ada media untuk transfer geser antara
keduanya maka hasilnya adalah penampang non-komposit (Gambar 1.2). Beban yang
bekerja pada penampang komposit akan menyebabkan pelat berdefleksi bersama
dengan balok, menghasilkan sebagian beban dipikul oleh pelat. Kecuali jika terdapat
ikatan yang cukup kuat antara keduanya (seperti halnya kasus balok baja terbungkus
dalam beton, atau jika disediakan sambungan mekanis), beban yang dipikul oleh pelat
hanya sedikit atau dapat diabaikan. (Gambar 1.3).
Gambar 1.2. Perbandingan lendutan balok dengan dan tanpa aksi komposit
Pada kondisi demikian, balok baja dan pelat lantai akan mempunyai sumbu netral
masing-masing. Akibat dari hal ini, hanya sebagaian luas beton yang bisa menahan
tekan, juga flens atas dari baja akan mengalami tekuk lokal sehingga momen kapasitas
elemen akan rendah. (Gambar 1.4.)
non-komposit. Sebagai contoh praktis untuk menunjukkan hal ini, dapat digunakan
perangkat lunak SAP2000. Dalam Gambar 1.5 diberikan 2 profil yaitu balok baja dan
balok komposit, kemudian dibandingkan modulus plastis terhadap sumbu kuat dan
didapat (685540,3 / 435924.4) = 1,57 yang bermakna terdapat peningkatan kapasitas
momen sebesar 57%.
(b)
(c)
Gambar 1.6 (a) Penampang Terbungkus Penuh, (b) Penampang dengan Shear Connector
Saat ini dek baja berprofil (formed steel deck) dalam Gambar 1.7 digunakan
hampir dalam semua lantai gedung komposit. Sebagai contoh pertama dari bab ini
dikhususkan untuk perhitungan penampang komposit tanpa menggunakan dek baja
berprofil. Sedangkan yang menggunakan dek akan dijelaskan pada akhir bab ini.
Pelat metal baja berprofil khusus, jika dikombinasikan dengan beton akan
membentuk pelat lantai komposit yang sempurna. Metal mempunyai karakteristik
material teknis yang unik dan bentuk embossment berfungsi sebagai penahan geser dan
menambah daya kapasitas dari profil tersebut, Gambar 1.10. Salah satu fungsi metal dek
adalah sebagai bekisting yang bersifat permanen. sehingga Metal dek dapat
menghasilkan lantai kerja yang lebih aman dan lebih baik bagi pekerja dan dapat
menahan beban beton basah dan material-material lain.
Biasanya dalam konstruksi komposit digunakan metal dek dan portal baja struktur.
Dalam hal ini, dek bekerja tidak hanya sebagai acuan permanen untuk pelat beton, tetapi
juga setelah beton mengeras, sebagai tulangan positif untuk lentur positif dari pelat.
Untuk dapat terjadi aksi komposit, dek diberikan lekukan agar terjadi kuncian mekanis
dengan beton (Gambar 1.11). Meskipun tidak ditujukan sebagai struktural elemen,
tulangan dipasang pada pelat beton sekitar 1 in dari permukaan untuk mengurangi retak
akibat susut dan pengaruh temperatur. Tulangan ini juga diberikan di daerah momen
negatif dari pelat disekitar tumpuan.
Gambar 1.11. Dek berprofil hasil pembuatan dingin yang digunakan dalam konstuksi komposit dengan
beton pengisi
Dek baja non-komposit yang digunakan sebagai acuan beton dianggap tidak
efektif dalam menahan beban superimposed. Beban superimposed adalah beban yang
datang kemudian setelah elemen struktur selesai di konstruksi. Dalam hal dek disokong,
atau jika dek tidak disokong tetapi kehandalan dek dalam jangka panjang diragukan,
dek juga dianggap tidak efektif dalam menyokong beban mati dari pelat beton.
Misalnya, dek metal yang digunakan untuk struktur parkir dapat rentan terhadap korosi
sehingga menjadi tidak efektif kecuali jika diberikan perlakukan khusus. Jika hal ini
terjadi, dek metal harus digunakan hanya sebagai acuan saja sampai beton mengeras.
Tulangan harus dipasang dalam pelat untuk menahan semua beban rencana.
Keuntungan menggunakan metal dek, antara lain:
Berfungsi ganda, yaitu sebagai bekisting tetap dan tulangan positif satu arah,
efisiensi waktu dan kemajuan pekerjaan dapat dipercepat karena waktu untuk
pembuatan dan pembongkaran bekisting sudah tidak diperlukan lagi.
Pekerjaan pembersihan di bagian yang mengalami tarik, dapat direduksi atau
bahkan dihilangkan karena telah digantikan fungsinya oleh Floor Deck.
Cepat dan mudah pemasangannya, baik pada konstruksi beton maupun baja.
Tidak seperti bekisting konvensional pada umumnya yang harus dikerjakan
per bentang. Metal dek dapat mencapai beberapa bentang sekaligus, sehingga
lebih cepat pemasangannya.
Dapat secara langsung digunakan sebagai plafon.
Umumnya telah diuji terhadap: Uji Lentur dan Loading Test dan Uji
Kebakaran.
Efisiensi pemakaian beton dengan menggunakan metal dek dapat mencapai
sebesar V~0,0250.
Berikut ini adalah salah statu produk metal dek yaitu Combideck dan Union Floor
Deck. (Gambar 1.12 s.d. 1.15).
Beberapa spesifikasi bahan yang tersedia di pasaran adalah sebagai berikut, Gambar
1.16 s.d. 1.17.
Bahan Dasar : Baja High - Tensile - Tegangan leleh minimum: 5500 kg/cm2
Lapis Lindung : Hot Dip Galvanized
Tebal lapis Lindung : 220 gr/m2
Tebal Baja Dasar : 0,75 mm dan 0,85 mm TCT
Berat Bahan 6,99 kg/m2 untuk ketebalan 0,75 mm
7,95 kg/m2 untuk ketebalan 0,85 mm
(Tersedia sampai ketebalan 1 mm)
Standar Bahan : ASTM A 653 - 1996
Tinggi Gelombang : 50 mm
Lebar Efektif : 995 mm
Panjang : Maksimum 12.000 mm (disesuaikan dengan kendaraan)
Dek metal umumnya tersedia dengan tinggi 1½, 2, dan 3 in. Umumnya lebih disukai
dek yang makin tinggi karena dapat mempunyai jarak antar tumpuan yang lebih jauh
sehingga mereduksi jumlah balok. Mengapa demikian? Misalnya, balok dengan jarak
sekitar 15 ft dapat digunakan dek tinggi 3 in. Untuk aplikasi jarak bentang yang lebih
besar, metal dek tersedia dengan tinggi 4½, 6, dan 7½ in.
Seringkali diinginkan untuk mendistribusikan kabel listrik bangunan dalam sistem dek
lantai, dimana dapat digunakan dek metal selular sebagai pengganti dek non-selular.
Tetapi jika tinggi lantai tidak kritis, pengkabelan dapat dipasang dengan menggunakan
peninggi lantai diatas dek lantai.
Dek selular pada dasarnya adalah dek non-selular, seperti ditunjukkan dalam
Gambar 1.11, dengan tambahan lembaran datar dibagian dasar sehingga menciptakan
sel (Gambar 1.19). Kabel listrik dan telepon ditempatkan dalam sel untuk
didistribusikan ke seluruh lantai. Dalam banyak kasus, sel bisa diperoleh dengan
mengkombinasikan dek selular dan dek non-selular sehingga disebut sistem gabungan
(Gambar 1.20). Jika digunakan dek selular, tinggi minimum adalah 3 in karena dapat
memberikan ruang yang cukup untuk kabel. Dek dengan tinggi 1½ in jarang digunakan.
Untuk memasang kabel ke dalam sel, sebuah saluran penghantar ditempatkan
dalam beton di atas dek metal, dalam arah tegak lurus sel (Gambar 1.21). Harus
diperhatikan dalam mendesain komponen struktural yang bersebelahan dengan saluran
penghantar, karena aksi komposit untuk dek lantai dan balok dalam daerah ini akan
hilang. Jika dimungkinkan, arah sel harus dipilih sedemikian rupa sehingga
meminimalkan panjang total dari saluran penghantar yang diperlukan.
Gambar 1.20. Dek gabungan, panel selular dan non-selular, dalam konstruksi komposit
Umumnya, dengan membuat sel dipasang dalam arah longitudinal bangunan, panjang
total saluran pengantar akan berkurang secara signifikan dibandingkan jika sel dipasang
dalam arah tegak lurus (Gambar 1.22).
Jika diinginkan grid seragam untuk outlet daya listrik, misalnya 5 ft ke 5 ft pusat
ke pusat, outlet dapat ditempatkan di atas sel dan dicor dalam beton. Tetapi, dalam
banyak kasus lokasi outlet akan ditentukan oleh tata letak hunian. Dalam kasus ini,
beton pengisi dapat dilubangi dan outlet dapat dipasang disetiap tempat yang
diinginkan.
Gambar 1.21. Dek baja selular dengan saluran penghantar dipasang dalam pelat beton untuk memasang
kabel dalam sel
Gambar 1.22. Tata letak lantai untuk dek selular dengan sel berbeda arah. Panjang saluran penghantar
lebih kecil pada sel (a) dalam arah longitudinal dibandingkan pada sel (b) dalam arah transversal.
Baik beton ringan maupun beton normal dapat berfungsi sebagai beton pengisi untuk
dek metal. Meskipun beton ringan lebih mahal tetapi akan didapat penghematan dalam
biaya portal baja dan pondasi. Juga beton ringan dengan ketebalan yang cukup dapat
memberikan ketahanan api untuk sistem lantai sehingga menghilangkan kebutuhan
proteksi api untuk pelat.
Beton di atas dek metal berfungsi sebagai diafragma yang relatif kaku untuk
mentransfer beban lateral, seperti gaya angin dan gempa, pada setiap lantai melalui
geser dalam bidang ke elemen penahan gaya lateral, dengan kombinasi kekuatan pelat
beton dan dek metal, tanpa harus memberikan tambahan tulangan. (Gambar 1.23).
Penyambungan dek metal ke portal baja, juga penyambungan antara unit dek metal,
Gambar 1.23. Sistem lantai dengan ketahanan api dua jam, dengan dek baja pembuatan dingin. (a)
Dengan beton ringan, (b) Dengan beton normal
Dek metal dapat disambung ke portal baja dengan las titik, sekerup, atau baut tembak.
Penyambungan ini akan memerlukan bresing lateral untuk portal baja dan mentransfer
tegangan geser yang dihasilkan dari gaya diafragma. Jarak maksimum dari
penyambungan ke portal baja ini biasanya 12 in (300 mm).
Penyambungan antar dek unit dengan sambungan overlap sisi dilanjutkan
dengan las, sekerup, atau baut tembak. Umumnya overlap sisi 36 in. Selain untuk
persyaratan diafragma dan beban, tipe, ukuran, dan jarak antar sambungan seringkali
ditentukan oleh persyaratan asuransi.
Ukuran las biasanya dengan diameter bervariasi antara ½ in dan ¾ in. Jika dek
metal dilas ke portal baja, harus digunakan washer las jika tebal dek kurang dari 22 ga
untuk meminimalisir kemungkinan tembusnya dek. Las overlap sisi tidak disarankan
untuk dek dengan ketebalan sama dengan atau lebih besar dari 22 ga. Sekerup bisa
berupa self-drilling atau self-tapping. Sekerup self-drilling screws mempunyai titik bor
dan ulir terbentuk pada ujung sekerup. Hal ini memungkinkan untuk instalasi langsung
Perancangan Struktur Baja Komposit – Sumargo - 2012 1-17
BAB I
POLBAN BALOK KOMPOSIT BAJA BETON
tanpa harus membuat lubang lebih dahulu pada portal baja atau dek metal. Sekerup self-
tapping memerlukan pelubangan sebelum pemasangan. Ukur sekerup biasanya No. 12
dan No. 14 (dengan diameter shank 0.216-in dan 0.242-in) untuk menyambung dek
metal ke portal baja. Sekerup No. 8 and No. 10 (dengan diameter shank 0.164-in dan
0.190-in) seringkali digunakan untuk sambungan overlap sisi. (Gambar 1.24).
Gambar 1.24. Sekrup dengan ujung mengecil adalah self-drilling screw, bukan self-tapping screw
Penggunaan beton cor insitu untuk dek lantai dalam konstruksi portal baja adalah
pendekatan tradisional yang lebih umum dibandingkan dengan dek metal dan proteksi
terhadap api dengan penyemprotan. Jenis lantai beton cor insitu yang paling umum,
acuan/bekisting dibuat membungkus portal baja, untuk memberikan proteksi api dan
bresing lateral untuk baja (Gambar 1.25). Jika detail confinement baik, selimut beton ini
berfungsi untuk terjadinya aksi komposit antara portal baja dan dek lantai. Defleksi
akibat beban mati harus dihitung dan untuk bentang panjang dengan defleksi besar,
acuan harus dibuat lawan lendut (camber) untuk menghasilkan level dek yang
diinginkan setelah sokongan acuan dilepas. Aksi diafragma akan terjadi dengan dek
lanti beton cor insitu.
Gambar 1.25. Persyaratan minimum untuk aksi komposit dengan portal baja terbungkus beton
Gedung portal baja sering menggunakan dek atap dari dek metal sederhana. Sistem
yang digunakan untuk dek lantai dapat juga digunakan sebagai dek atap. Jika digunakan
sebagai dek atap, sistem ini dilapisi kembali dengan material atap, untuk memberikan
kedap terhadap cuaca.
Jika diberikan kemiringan yang cukup untuk drainase, dek metal sendiri dapat
berfungsi sebagai penutup kedap air. Alternatif lain, material atap dapat ditempatkan di
puncak dek. Aksi diafragma dapat dicapai dengan memberikan ukuran dan
penyambungan metal dek yang cukup. Perlindungan kebakaran disediakan dengan
memberikan proteksi beton semprot di sisi bawah atap dek, atau dengan memasang
sistem langit-langit tahan api di bawah dek.
Dek atap metal biasanya digunakan untuk konstruksi non komposit. Dek
biasanya tersedia dengan tinggi 1 ½. 2, dan 3 in. Untuk bentang panjang dek atap
tersedia dengan tinggi 4 1/2 , 6, dan 7 ½ in. Dek baja selular kadang-kadang digunakan
untuk memberikan soffit yang halus. Jika digunakan pengisi beton ringan sebagai
insulasi, dek harus di cat galvaniz dan juga dilubangi untuk mempercepat proses
pengeringan dari insulator pengisi, dan mencegah terperangkapnya uap air.
Gambar 1.26. Lipatan berdiri pada dek atap. (a) Dengan lipatan snapped; (b) dengan lipatan mekanis;
(c) Lipatan berbentuk ke dalam.
Gambar 1.27. Lipatan berdiri dari dek atap dengan topi pada lipatan. (a) Topi kanal dengan flens
terlipat diujung lipatan, (b) Topi bentuk U di atas lipatan klip. (c) Lipatan tekuk ke dalam dengan topi
diberi jepitan
Gambar 1.28. Tipikal klip angkur untuk lipatan berdiri dari dek atap
Gambar 1.29. (a) Dek atap gipsum-beton, (b) Cor di atas formboard, dek disokong oleh baja T ujung
bentuk bola
Pertemuan dengan saluran mekanikal biasanya bisa dicapai dengan salah satu dari dua
cara berikut. Pertama, portal baja dapat dirancang untuk menggunakan profil pendek
yang memberikan kekuatan dan kekakuan, dan saluran mekanikal dapat dibuat berputar
di bawah portal lantai.
Alternatif lain, dapat digunakan balok yang lebih tinggi, dan elemen ini dapat
dipabrikasi dengan penetrasi, atau bukaan, sehingga saluran mekanikal dan pipa dapat
dilewatkan. Bukaan bisa tanpa perkuatan, jika terletak pada daerah dengan tingkat
tegangan rendah, atau dengan perkuatan pelat baja, pipa, atau siku (Gambar 1.30).
Gambar 1.30. Penetrasi untuk saluran dan pipa dalam web dari balok utama atau balok anak.
(a) Bukaan persegi tanpa perkuatan, (b) Bukaan lingkaran diperkuat dengan segmen pipa baja, (c)
Penetrasi persegi diperkuat dengan tulangan baja dilas ke web, (d) Coakan yang diperkuat pada
kolom
Gambar 1.31. Balok utama dan balok anak dengan sambungan geser untuk aksi komposit dengan pelat
beton
Kekuatan komposit biasanya dikontrol oleh transfer geser atau oleh tarik flens bawah.
Dalam kasus dimana beban masa depan semakin meningkat, seperti beban dari
penyimpanan arsip di kantor, dapat diberikan shear connector tambahan dari
perancangan awal dengan biaya tambahan minimal. Jika pertambahan beban harus
diakomodasi, tulangan pelat cukup dilas ke flens bawah yang mudah diakses karena
shear connector tambahan telah dipasang.
Perancangan non-komposit umumnya lebih ekonomis untuk bentang pendek,
karena penambahan biaya untuk shear connector cenderung mengkompensasi
penghematan dalam portal baja.
Untuk mendukung berat beton basah dan beban hidup konstruksi yang bekerja pada dek
metal, dek dapat disokong atau dirancang untuk membentang diantara elemen
penyokongnya. Jika dek tanpa sokongan, dapat digunakan rusuk yang lebih tinggi.
Penggunaan sokongan sementara harus diperiksa dibandingkan dengan mempertebal
atau meninggikan rusuk dek. Juka defleksi yang terjadi setelah sokongan dibuka harus
dievaluasi, demikian juga dengan retak beton disekitar tumpuan sokongan. Konsideran
lain adalah penggunaan sokongan seringkali berpengaruh pada skedul konstruksi karena
biasanya sokongan tetap terpasang sampai beton mencapai 75% dari kekuatan tekan 28
hari. Juga jika digunakan sokongan sementara, beton harus menahan tegangan akibat
kombinasi beban mati dan beban superimposed.
Jika beton dituang di atas dek metal tanpa sokongan sementara, berat dari beton
menyebabkan defleksi. Defleksi ini biasanya dibatasi kurang dari 1/180 bentang dek
atau ¾ in. Jika hasilnya menyebabkan kerataan lantai tidak tercapai, permukaan dapat
diratakan dengan finishing, tetapi ini dapat menambah beban. Tambahan beban ini
harus diperhitungkan dalam perancangan dek metal untuk memastikan kekuatannya.
Namun demikian beton pengisi hanya perlu menahan tegangan yang dihasilkan dari
beban superimposed. Konstruksi dek metal tanpa sokongan lebih sering digunakan
dilapangan. Tambahan biaya dengan menggunakan dek yang lebih tinggi atau lebih
tebal biasanya lebih kecil dibandingkan dengan biaya sokongan. Untuk meningkatkan
efisiensi dari dek tanpa sokongan dalam menahan berat beton basah dan beban hidup
konstruksi, dari sisi kekuatan dan defleksi, biasanya dek diperpanjang melampaui
tumpuan untuk dua atau tiga bentang, sebagai pengganti dari konstruksi bentang
tunggal. Tetapi setelah beton mengeras, pelat komposit dirancang untuk memikul beban
total, termasuk berar sendiri, dimana pelat diperlakukan sebagai bentang tunggal,
kecuali jika disediakan tulangan momen negatif sesuai dengan perancangan pelat beton
bertulang konvensional (tanpa memperhatikan dek metal sebagai tulangan tekan).
Portal lantai komposit dapat dirancang baik dengan sokongan maupun tanpa sokongan.
Dalam banyak kasus, digunakan konstruksi tanpa sokongan. Hal ini akan menimbulkan
defleksi beban mati akibat penuangan beton selama proses kontruksi, dan lantai akan
difinishing dengan permukaan rata. Dalam kasus seperti ini, tambahan beban mati dari
beton harus diperhitungkan saat mendesain balok, dan komponen lain dari struktur.
Jika digunakan konstruksi tanpa sokongan untuk panjang bentang menengah
dengan defleksi akibat beban mati yang relatif besar, balok dapat dibuat lawan lendut
(camber) untuk defleksi akibat beban mati, sehingga menghasilkan permukaan lantai
yang rata setelah penuangan beton. Tetapi, jika diberikan camber, harus diperhatikan
kondisi tumpuan dari balok (misalnya, apakah balok berhubungan dengan balok anak
atau kolom), meskipun jika digunakan sambungan sederhana/sendi. Tahanan
ujung/tumpuan mereduksi defleksi, dan camber yang melampaui defleksi aktual akibat
beban mati dapat menimbulkan masalah, karena hal ini akan berpengaruh pada tingkat
keamanan kebakran (karena tidak cukupnya tebal beton pengisi di atas dek metal),
elevasi dari sistem lantai karena kabel listrik, atau finishing interior.
Konstruksi dengan sokongan akan menghasilkan balok yang lebih ringan atau
rendah dibandingkan dengan konstruksi tanpa sokongan karena elemen lentur akan
bersifat komposit dengan dek lantai dalam menahan beton jika sokongan kemudian
dibongkar. Tetapi, konsideran harus diberikan pada defleksi yang akan terjadi setelah
membongkaran sokongan, dan apakah hasil kerataan lantai akan mencukupi.
b. Kekuatan ultimate (batas) penampang komposit yang sama dengan dan tanpa
sokongan adalah sama besar. Jika digunakan penampang komposit yang lebih kecil
karena digunakan sokongan, maka penampang tersebut mempunyai kekuatan
ultimate yang lebih kecil.
c. Setelah beton mengeras dan sokongan dilepas, pelat beton akan ikut memikul beban
mati. Pelat akan tertekan dan akan mengalami rangkak dan susut dalam arah sejajar
balok. Akibanya tegangan pada pelat berkurang dan tegangan balok bertambah.
Akhirnya seluruh beban mati akan dipikul oleh balok.
Namun demikian, konstruksi dengan sokongan memberikan keuntungan
dibandingkan dengan tanpa sokongan. Pertama, defleksi lebih kecil karena didasarkan
pada penampang komposit. Dengan kata lain, beban beton basah tidak bekerja pada
balok baja saja, tetapi pada seluruh penampang komposit. Kedua, tidak diperlukan
untuk memeriksa kekuatan balok baja pada kondisi beban beton basah ini. Kadangkala
ini sangat penting untuk kondisi dimana terdapat rasio rendah beban hidup terhadap
beban mati.
Defleksi dari lantai tanpa sokongan akibat berat beton basah kadang-kadang bisa
sangat besar. Jika balok tidak diberikan camber (anti lendut), akan diperlukan
tambahan beton sekitar 10% atau lebih untuk meratakan lantai. Jika sebaliknya
diberikan camber terlalu besar, akan didapat pelat lantai yang terlalu tipis di daerah
dimana defleksi beton basah tidak sebesar camber.
Asumsikan tersedia bresing lateral yang cukup, LRFD (F1.2) menyatakan bahwa
momen maksimum terfaktor tidak boleh melebihi 0,90 FyZ. Nilai 0,90 membatasi
momen terfaktor maksimum ke suatu nilai yang sama dengan momen leleh FyS.
Untuk menghitung momen yang harus ditahan selama proses konstruksi, perlu
menghitung beton basah sebagai beban hidup dan beban hidup tambahan (sekitar 20
psf) untuk memperhitungkan aktivitas pelaksanaan konstruksi.
1.6. Getaran
Meskipun sistem lantai dirancang untuk mencukupi terhadap kekuatan, masih akan
memberikan masalah dalam hal daya layan jika terjadi getaran yang tidak dapat
diterima selama penggunaan normal dari lantai. Antisipasi kinerja dari lantai dapat
dianalisa dengan menghitung frekuensi alami pertama dan amplitudonya, yaitu defleksi
jika menerima beban kejut, dari elemen rangka lantai dan memplot hasilnya pada skala
modifikasi Reiher-Meister (Gambar 1.33) untuk menentukan derajat kerentanan
terhadap getaran. Umumnya, perancangan yang mendekati atau melampaui bagian atas
dari zona ”distictly perceptible” harus dihindari.
Gambar 1.33. Skala Modifikasi Reiher-Meister menghubungkan persepsi getaran dengan amplitudi dan
frekuensi
Ada masalah dalam memperhitungkan berapa banyak pelat beton bekerja sebagai
bagian dari balok. Jika balok-balok berjarak cukup dekat, tegangan lentur dalam pelat
akan terdistribusi merata sepanjang daerah tertekan. Tetapi jika jarak antar balok-balok
cukup jauh, tegangan lentur akan bervariasi secara non-linier sepanjang flens. Makin
jauh bagian dari pelat lantai atau flens dari balok balak, makin kecil tegangan lentur.
Peraturan berupaya untuk menyelesaikan masalah ini dengan menggantikan pelat aktual
dengan pelat yang lebih kecil atau pelat efektif yang mempunyai tegangan konstan.
Pelat ekivalen ini akan mendukung total tekanan yang sama sebagaimana yang
didukung oleh pelat aktual. Lebar pelat efektif, b, diperlihatkan dalam Gambar 1.34.
Bagian dari pelat atau flens yang dianggap berpartisipasi dalam aksi balok, diberikan
dalam peraturan AISC LRFD I3.1 yang menyatakan bahwa lebar efektif dari pelat pada
setiap sisi dari garis tengah balok tidak melampaui nilai terkecil dari kriteria berikut.
Serangkaian aturan berikut berlaku baik untuk pelat dengan pelat pada satu sisi maupun
pada kedua sisi balok.
dengan 8 in, tetapi Peraturan LRD (I5.1) menyatakan bahwa panjangnya tidak boleh
lebih dari 4 kali diameter stud.
(a)
(b)
(c)
Stud terdiri dari batang baja bulat yang dilas pada satu ujung ke balok baja.
Ujung yang lain mempunyai kepala untuk mencegah mencegah pemisahan vertikal
pelat beton dari balok. Stud ini dapat dipasang dengan cepat pada balok baja menembus
dek baja dengan stud-welding gun yang dilakukan oleh pekerja terlatih, Gambar 1.36.
Penjelasan AISC (I3.5) menguraikan prosedur khusus yang diperlukan untuk dek 16
gage dan lebih tebal dan untuk dek dengan pelapis galvanis (>1,25 ounces per ft
kuadrat).
Pemasangan di pabrik dari shear connector pada awalnya lebih ekonomis, tetapi
kemudian ada kecenderungan untuk melakukan pemasangan di lapangan. Ada dua
alasan yaitu (a) shear connector dapat rusak dalam transportasi dan penyetelan balok,
(b) shear connector menjadi penghalang bagi pekerja untuk berjalan di atas balok
selama proses awal konstruksi.
Jika balok komposit diuji, keruntuhan kemungkinan terjadi karena hancurnya
beton. Juga memungkinkan untuk mengasumsikan bahwa kedua material beton dan baja
mencapai kondisi plastis.
Untuk pembahasan berikut, mengacu pada Gambar 1.37. Jika sumbu netral
plastis (SNP) berada pada pelat beton, geser horizontal maksimum (atau gaya horizontal
pada bidang diantara beton dan baja) dinyatakan sebagai AsFy; dan jika sumbu netral
plastis pada penampang baja, geser horizontal maksimum dianggap sama dengan 0,85
fc’Ac dengan Ac adalah luas efektif pelat beton (untuk mahasiswa yang tidak familier
dengan teori perancangan berdasarkan kekuatan untuk beton bertulang, tegangan rata-
rata saat runtuh pada sisi tertekan dari balok beton bertulang biasanya diasumsikan
sebesar 0,85 fc’). Shear connector harus mampu menahan perpindahan horisontal dan
vertikal karena pelat dan balok cenderung memisahkan diri secara horisontal dan
vertikal. AISC memberikan cara perhitungan gaya geser horisontal yang harus dipikul
oleh shear connector. Gaya geser desain/rencana tidak dihitung dari rumus VQ/I,
melainkan dari kondisi ultimate. Hasil uji menunjukkan bahwa balok komposit
mengalami kehancuran pada beton sehingga dapat diasumsikan bahwa beton dan baja
telah mencapai kondisi tegangan plastis.
Gaya horisontal
Total pada per-
Temuan = AsFy
Fy
0,85 fc‟
Gaya horisontal
Total pada per-
Temuan = 0,85fc‟ Ac
Fy
Gambar 1.37. Perbedaan Gaya Geser Horisontal untuk Posisi Sumbu Netral yang Berbeda
Dari informasi di atas, geser yang akan dipikul oleh konektor dapat ditentukan
dan LRFD (I5.2) mengatakan bahwa untuk aksi komposit geser horisontal total antara
titik-titik dengan momen positif maksimum dan momen nol harus diambil nilai terkecil
berikut dimana ΣQn adalah kekuatan nominal total dari shear connector yang diberikan
dalam Bagian I6-7 AISC LRFD.
a. 0,85 fc’Ac
b. AsFy (untuk penampang hibrid gaya leleh ini harus dihitung terpisah untuk setiap
komponen penampang)
c. ΣQn
Tampaknya dapat diterima logika jika kita hanya memberikan beberapa shear
connector sehingga didapat kekuatan rencana sebesar 450 ft-k. Dalam hal ini kita
mengurangi jumlah shear connector yang juga berarti mengurangi biaya (mungkin hal
ini akan cukup signifikan jika untuk profil lain dalam struktur harus dilakukan serupa).
Penampang yang dihasilkan adalah penampang komposit parsial. Yaitu penampang
yang tidak mempunyai shear connector cukup untuk menjadi balok komposit dengan
kekuatan lentur penuh. Hal ini akan diberikan dalam Contoh 1.3 dan 1.4.
Biasanya kekuatan total dari shear connector yang digunakan dalam penampang
tidak boleh kurang dari 25% dari kekuatan geser yang diperlukan untuk aksi komposit
penuh (AsFy). Jika tidak demikian maka perhitungan yang dilakukan tidak dapat secara
akurat mewakili kekakuan dan kekuatan penampang komposit.
Untuk penampang komposit diijinkan menggunakan agregat batu berat normal (115-145
lb/ft3) (sesuai dengan ASTM C33) atau beton ringan tidak kurang dari 90 lb/ft3 (dibuat
dengan rotary kiln yang agregatnya sesuai dengan ASTM C330).
Peraturan LRFD memberikan nilai kekuatan stud baja yang panjang terpasang
tidak kurang dari 4 kali diameter dan untuk profil gilas kanal. Tetapi peraturan tidak
memberikan faktor resistansi untuk shear connector. Hal ini dilakukan karena
pemikiran bahwa faktor yang digunakan untuk menentukan kekuatan lentur dari beton
sudah cukup untuk menghitung variasi kekuatan beton, termasuk variasi yang
berhubungan dengan shear connector.
Tabel 1.3. Sambungan Geser Stud, Kekuatan Geser Nominal Qn, kips*
Kuat Beton ringan (115 lb/ft3) Beton normal (145 lb/ft3)
tekan Diamenter nominal shear stud connector, in. Diamenter nominal shear stud connector, in.
beton, fc‟, 1/2 5/8 3/4 7/8 1/2 5/8 3/4 7/8
ksi
3 7,88 12,3 17,7 24,1 9,35 14,6 21,0 28,6
3,5 8,82 13,8 19,8 27,0 10,5 16,4 23,6 32,1
4 9,75 15,2 21,9 29,9 11,6 18,1 26,1 35,5
4,5 10,7 16,6 24,0 32,6 11,8 18,4 26,5 36,1
5 11,5 18,0 25,9 35,3 11,8 18,4 26,5 36,1
Panjang
stud
2 2½ 3 3½ 2 2½ 3 3½
minimum,
in
*Hanya berlaku untuk beton yang dibuat dari agregat ASTM C33
Tabel 1.3 yang diambil dari Tabel 5-13 Manual AISC, memberikan nilai Qn yang
dihitung dengan rumus sebelumnya untuk ukuran stud yang berbeda. Nilai ini diberikan
untuk beberapa mutu beton dan dua berat beton yaitu 115 lb/ft3 dan 145 lb/ft3. Pembaca
harus memahami bahwa nilai ini harus direduksi jika shear connector digunakan
bersamaan dengan dek baja berprofil (formed steel deck) sebagaimana disyaratkan oleh
LRFD I3,5b. Topik ini akan dibahas kemudian.
Kuat geser nominal dalam kips untuk shear connector kanal ditentukan dari rumusan
berikut yang diambil dari LRFD I5.4 dimana tf dan tw adalah tebal flens dan web dari
kanal, sedangkan lc adalah panjangnya dalam in. (mm).
Jika digunakan jenis shear connector yang lain, LRFD (I6) menyatakan bahwa kekuatan
nominalnya harus ditentukan dengan pengujian yang memenuhi syarat.
Jumlah shear connector yang digunakan antara titik dengan momen maksimum dan titik
bersebelahan dengan momen nol sama dengan gaya horizontal yang harus ditahan
dibagi dengan kekuatan nominal satu konektor Qn.
Jika rusuk dek sejajar dengan sumbu balok baja dan lebih banyak konektor yang
diperlukan dari pada yang bisa terpasang diantara rusuk, Penjelasan LRFD (I5.6)
pengijinkan membelah dek sehingga tersedia cukup ruang untuk konektor.
Shear connector harus mampu menahan pergerakan horizontal dan vertikal
karena ada kecenderungan pelat beton dan balok terpisah secara vertikal dan tergeser
secara horizontal. Bagian kepala dari stud shear connector membantu mencegah
pemisahan vertikal. Peraturan LRFD (I5.6) menyatakan bahwa jarak maksimum dari
shear connector tidak boleh lebih dari 8 kali total tebal pelat.
shear connector. Selanjutnya, jika web sangat langsing dan jika sebagian besar dari web
tertekan, tekuk web bisa menjadi batas kekuatan nominal dari penampang.
Suatu penelitian telah dilakukan terhadap tekuk web penampang komposit dan
untuk alasan ini LRFD (I3.2) secara konservatif menerapkan aturan yang sama untuk
web penampang komposit seperti halnya pada web baja non komposit. Kekuatan lentur
positif (bMn Dengan b = 0,85) untuk penampang komposit ditentukan dengan
mengasumsikan distribusi tegangan plastis jika h / tw 3,76 E / Fyf . Dalam rumusan ini
h adalah jarak antara kaki fillet web, yaitu d – 2k, tw adalah tebal web, dan Fyf adalah
tegangan leleh dari flens balok. Semua penampang W, S, M, HP, dan C dalam Manual
AISC LRFD memenuhi persyaratan ini untuk nilai Fy sampai dengan 65 ksi. Untuk
penampang built-up, h adalah jarak antara garis penguat baut yang bersebelahan atau
jarak bersih antara flens atas dan bawah jika digunakan las.
Jika h/tw lebih besar dari 3,76 E / Fyf , nilai dari bMn dengan b = 0,90
ditentukan dengan mensuperposisikan tegangan-tegangan elastis. Pengaruh sokongan
sementara harus diperhitungkan dalam perhitungan.
Kapasitas momen nominal dari penampang komposit sebagaimana ditentukan
dari uji beban dapat ditentukan dengan sangat akurat dengan teori plastis. Dengan teori
ini, penampang baja pada keruntuhan diasumsikan mencapai leleh penuh, dan pelat
beton pada sisi tertekan dari sumbu netral dianggap mencapai 0,85fc’. Jika setiap bagian
dari pelat beton mengalami tarik, diasumsikan telah retak dan tidak mampu memikul
beban.
Sumbu netral plastis (SNP) bisa berada pada pelat beton atau pada flens baja
atau pada web baja. Masing-masing kasus akan dibahas dalam bab ini.
As Fy
a
0,85 fc'be
(1.4)
Jika a sama atau kurang dari tebal pelat, SNP akan berada dalam pelat dan kapasitas
momen nominal atau plastis dari penampang komposit dapat ditulis sebagai tarik total T
atau tekan total C dikalikan dengan jarak antara pusat ke dua gaya tersebut. Penjelasan
merujuk pada Gambar 1.39.
Contoh 1.1 memberikan ilustrasi perhitungan dari bMn = bMp untuk
penampang komposit dimana SNP berada pada pelat.
Contoh 1.1
Hitung bMn = bMp untuk penampang komposit dalam Gambar 1.40 jika fc’ = 4 ksi dan
Fy = 50 ksi.
Gambar 1.40.
Solusi.
Tentukan b
h 27,06 E 29.103
52,04 3,76 3,76 90,55
tw 0,520 Fyf 50
Sehingga b = 0,85
Gambar 1.41.
Lokasi SNP
AsFy (29,1)(50)
a '
4,28 in
0,85 f b
c e (0,85)(4)(100)
Jadi SNP berada didalam pelat beton karena 4,28 in < t = 5 in.
Mn Mp AsFy d2 t a2
29,7 4,28
(29,1)(50) 5
2 2
25.768 in-k = 2147,3 ft-k
Jika kita merujuk pada Bagian 5 dari Manual LRFD dapat menentukan nilai bMn untuk
balok komposit ini dengan mengacu pada Gambar 1.31. Penggunaan Manual tabel
komposit mengasumsikan bahwa SNP terletak pada bagian atas dari flens atas (TFL =
top steel flange) atau di bawah profil baja. Dalam tabel LRFD, Y1 menyatakan jarak
antara SNP (PNA) ke puncak flens balok sedangkan Y2 menyatakan jarak dari pusat
gaya flens beton efektif ke puncak flens dari balok baja (t – a/2).
Jika SNP (Sumbu netral plastis – Plastic neutral axis PNA) untuk contoh sebelumnya
berada pada puncak flens balok, dari hal 5-40 Maual AISC LRFD dengan Y2 = 5 –
4,28/2 = 2,86 dan Y1 = 0 dan untuk W30 x 99, nilai bMn = bMp dengan interpolasi
antara nilai 1790 ft-k (Y2 = 2,5 in) dengan 1840 ft-k (Y2 = 3,0 in), didapat 1826 ft-k.
Untuk lebih tepat, sebaiknya digunakan Y1 sebesar (5,0-4,28) = 0,72 in. Sehingga
interpolasi dapat menggunakan Y1 = 0,67 in (yang paling mendekati dengan nilai 0,72
in). Selanjutnya nilai momen didapat dari interpolasi 1640 ft-k dan 1670 ft-k.
1.11.2. Sumbu Netral Pada Bagian Bawah Flens Atas Balok Baja
Jika a yang dihitung dalam contoh sebelumnya lebih besar dari tebal pelat t maka SNP
akan berada dalam penampang baja. Jika ini terjadi, perlu dicari apakah SNP berada
dalam flens atau di bawah flens. Jika diasumsikan bahwa SNP berada pada dasar dari
flens atas, gaya tekan total C adalah 0,85fc’bet + AfFy, dengan Af adalah luas flens dan
gaya tarik total di bawah T = Fy (As – Af). Jika C > T maka SNP akan berada dalam
flens. Jika C < T maka SNP berada di bawah flens (pada web).
Gambar 1.42.
Asumsikan SNP berada dalam flens dan lokasinya ke SNP yang diukur dari
puncak flens diberi notasi y , dan didapat dengan menyamakan C dan T sebagai berikut:
Sehingga,
Fy As 0,85 fc'bet
y
2Fy bf
(1.6)
Dan kapasitas momen nominal atau plastis dari penampang dapat dihitung dari
rumusan di bawah ini dengan mengacu pada Gambar 1.32. Ambil momen terhadap
SNP, didapat:
t y d
Mp Mn 0,85 fc'bet y 2Fy bf y Fy As y
2 2 2 (1.7)
Contoh 1.2 di bawah ini memberikan ilustrasi perhitungan dari bMn = bMp
untuk penampang komposit dengan SNP berada pada flens.
Contoh 1.2
Hitung bMn = bMp untuk penampang komposit dalam Gambar 1.43 jika digunakan
baja 50 ksi dan jika fc’ adalah 4 ksi.
Solusi.
Tentukan b
h 27,00 E 29.103
47,78 3,76 3,76 90,55
tw 0,565 Fyf 50
Sehingga b = 0,85
Gambar 1.43.
AsFy (34,2)(50)
a '
6,29 in > 4,00 in
0,85 f b
c e (0,85)(4)(80)
t y d
Mp Mn 0,85 fc'bet y 2Fy bf y Fy As y
2 2 2
(0,85)(4)(80)(4) 42 0,592 (2)(50)(10,5)(0,592) 0,592
2
+(50)(34,2) 30,00
2 0,592
Jika kita mempunyai penampang komposit parsial dengan Qn lebih kecil dari
AsFy, SNP akan turun, jika pada flens, nilai ? dapat ditentukan dengan persamaan yang
digunakan dalam Contoh 1.2. Dalam tabel composite design pada Manual AISC LRFD
nilai dari Qn dan bMn diberikan untuk tujuh lokasi SNP yang berbeda yaitu: puncak
flens atas, seperempat tebal flens, bawah flens atas, dan dua titik dalam web. Interpolasi
linier dapat digunakan dari nilai-nilai yang diberikan dalam tabel.
Tentukan b
Sehingga b = 0,85
Gambar 1.43.
AsFy (34,2)(50)
a '
6,29 in > 4,00 in
0,85 f b
c e (0,85)(4)(80)
A =9.33 in
Jadi SNP berada pada profil baja.
Apakah SNP dalam flens atau web? Disini diasumsikan dulu bahwa SNP berada pada
dasar dari flens atas.
t y d
Mp Mn 0,85 fc'bet y 2Fy bf y Fy As y
2 2 2
(0,85)(4)(80)(4) 42 0,592 (2)(50)(10,5)(0,592) 0,592
2
+(50)(34,2) 30,00
2 0,592
Jika kita mempunyai penampang komposit parsial dengan Qn lebih kecil dari
AsFy, SNP akan turun, jika pada flens, nilai ? dapat ditentukan dengan persamaan yang
digunakan dalam Contoh 1.2. Dalam tabel composite design pada Manual AISC LRFD
nilai dari Qn dan bMn diberikan untuk tujuh lokasi SNP yang berbeda yaitu: puncak
flens atas, seperempat tebal flens, bawah flens atas, dan dua titik dalam web. Interpolasi
linier dapat digunakan dari nilai-nilai yang diberikan dalam tabel.
1.12. Defleksi
Defleksi untuk balok komposit dapat dihitung dengan metode yang sama seperti untuk
jenis balok lainnya. Perlu hati-hati dalam menghitung defleksi untuk berbagai variasi
beban secara terpisah. Misalnya, ada beban mati yang bekerja pada profil baja langsung
(jika tanpa sokongan sementara), beban mati yang bekerja pada penampang komposit,
dan beban hidup yang bekerja pada penampang komposit.
Pengaruh rangkak beton jangka panjang dalam bagian tertekan menyebabkan
defleksi meningkat dengan waktu. Tetapi peningkatan ini tidak signifikan untuk rata-
rata balok komposit. Jika dirasakan hal ini penting, maka defleksi jangka panjang dapat
dihitung dengan menggunakan nilai modular rasio 2n saat menghitung properti
penampang komposit untuk penampang transformasi yang digunakan dalam
perhitungan defleksi.
Jika digunakan beton ringan, harus digunakan modulus elastisitas beton Ec
aktual (bisa sedikit lebih kecil) dalam menghitung momen inersia penampang
transformasi Itr untuk perhitungan defleksi. Untuk perhitungan tegangan digunakan Ec
untuk beton normal.
Umumnya defleksi akibat geser diabaikan, meskipun pada kasus tertentu bisa
cukup besar. Balok baja dapat diberikan lawan lendut (camber) untuk semua atau
sebagian defleksi. Untuk beberapa kondisi cukup layak memberikan sedikit penebalan
pelat lantai pada bagian tengah dibandingkan pada bagian sisi untuk mengkompensasi
defleksi.
Perancang mungkin ingin mengontrol getaran dalam lantai komposit akibat dari
lalu lintas pejalan kaki atau beban bergerak lainnya. Hal ini terjadi dalam kasus bukaan
lantai yang cukup besar tanpa diberikan peredam dengan partisi seperti pada pusat
perbelanjaan. Untuk kasus demikian harus dilakukan analisis dinamik.
Jika Peraturan LRFD digunakan untuk memilih profil baja dari penampang
komposit, hasilnya seringkali balok baja yang sedikit lebih kecil sehingga juga tinggi
lantai yang lebih kecil. Jika lantai ini tidak mendapat sokongan sementara akan
mempunyai defleksi besar saat penuangan beton. Oleh karenanya biasa diberikan
camber atau sebagai alternatif dipasang balok yang lebih besar atau dipasang sokongan
sementara.
Tentu saja balok yang dipilih harus mampunyai nilai bMn yang cukup untuk
memikul berat sendiri dan beton basah. Seringkali ukuran profil lebih ditentukan oleh
defleksi akibat beton basah dibandingkan akibat momen.
Sebagai solusi alternatif untuk permasalahan ini adalah dengan melibatkan
penggunaan sambungan tahanan parsial (partly restrained = PR) sebagaimana dibahas
dalam Buku Ajar sebelumnya. Jika sambungan ini digunakan defleksi dan momen
tengah bentang akan tereduksi cukup besar, sehingga dapat digunakan balok yang lebih
kecil. Selanjutnya, akan didapat reduksi terhadap gangguan getaran yang menjadi
masalah dalam lantai komposit yang rendah.
Jika sambungan PR digunakan, akan terbentuk momen negatif pada tumpuan.
Pada sub bab berikutnya ditunjukkan bahwa peraturan LRFD mengijinkan penggunaan
kekuatan momen rencana negatif untuk lantai komposit, memberikan beberapa
persyaratan yang dipenuhi sebagai sambungan geser dan tulangan penyaluran untuk
pelat di daerah momen negatif.
Konstruksi komposit akan ekonomis jika beban cukup besar, bentang panjang, dan jarak
antar balok anak cukup jauh. Untuk gedung dengan portal baja, konstruksi komposit
ekonomis untuk bentang antara 25 sampai dengan 50 ft dan lebih menguntungkan untuk
bentang yang lebih panjang. Untuk jembatan tumpuan sederhana telah dibangun cukup
ekonomis dengan bentang sampai 120 ft dan bentang menerus 50 s.d. 60 ft. Untuk
jembatan komposit umummnya akan ekonomis untuk tumpuan sederhana dengan
bentang lebih dari 40 ft dan untuk bentang menerus lebih dari 60 ft.
Pada kasus tertentu penambahan pelat penutup pada flens bawah dari balok baja
dapat meningkatkan penghematan. Kita dapat melihat bahwa dengan pelat bekerja
sebagai bagian dari balok, akan terbentuk luas tekan yang besar dan dengan menambah
pelat penutup pada bagian flens tarik, akan didapat keseimbangan yang lebih baik.
Pada bangunan tinggi ruang bebas (headroom) menjadi masalah, diinginkan
untuk menggunakan tinggi lantai seminimum mungkin. Untuk gedung, rasio minimum
kedalaman-bentang mendekatan 1/24 jika beban mendekati statis dan 1/20 untuk beban
yang menimbulkan vibrasi. Tebal pelat beton diketahui (dari perencanaan beton) dan
tinggi balok baja dihitung secara pendekatan seperti diatas.
Sebelum kita melakukan upaya perancangan komposit, akan didiskusikan
beberapa hal antara lain bresing lateral, sokongan sementara, perkiraan berat balok baja,
dan momen inersia batas bawah (lower bound).
Gambar 1.45.
12Mu
Perkiraan berat balok 3,4
d / 2 Ycon a / 2 Fy (1.8)
dengan
Mu = kekuatan lentur yang diperlukan dari penampang komposit
d = tinggi nominal balok baja
Ycon = jarak dari puncak balok baja ke puncak pelat beton
a = tebal pelat beton efektif (secara konservatif diperhitungkan dalam
rentang 12 in)
= 0,85
Gambar 1.46.
batas bawah dihitung dari rumus berikut, dengan mengacu pada Gambar 1.36 dengan
YENA adalah jarak dari dasar balok ke sumbu netral elastis (ENA).
Qn
I Ix As YENA d2 d Y2 YENA
2 2
F
y (1.9)
Contoh 1.3
Beberapa balok dengan jarak pusat-ke-pusat 10 ft dan tumpuan sederhana bentang 36 ft
dipilih untuk memikul pelat beton ringan dengan tebal 4 in di atas dek baja berprofil
tinggi 3 in tanpa sokongan sementara. Rusuk dari dek baja yang dipasang tegak lurus
garis tengah balok, mempunyai lebar rata-rata 6 in. Jika beban mati layan (termasuk
berat balok) adalah 0,78 k/ft sepanjang balok dan beban hidup layan 2 k/ft, (a) pilih
profil balok, (b) tentukan jumlah stud ¾ in yang diperlukan, (c) tentukan defleksi akibat
beban hidup layan, (d) cek geser balok. Gunakan baja 50 ksi, fc‟ = 4 ksi, dan berat
satuan beton 115 lb/ft3.
Solusi
(4,136)(36)2
Mu 670 ft-k
8
Lebar flens efektif, be
Seperdelapan dari bentang balok yang diukur pusat-ke-pusat tumpuan untuk
bentang sederhana maupun menerus.
Setengah jarak dari jarak garis tengah balok ke garis tengah balok sebelahnya.
Jarak dari garis tengah balok ke sisi dari pelat. (untuk kantilever)
a. Pilih penampang W
Dengan melihat manual tabel komposit dengan Mu = 670 ft-k, Y1 = 0, dan Y2 = 6 in,
kita dapatkan beberapa W18 (46 lb, 50 lb, dan 55 lb) yang tampaknya cukup layak.
Kita dapat menggunakan rumus perkiraan berat LRFD untuk penampang dengan tinggi
18 in.
(12)(670)
wt 3,4 42,88 lb
(18 / 2_7 2 / 2)(0,85)(50)
0,08
bMn 719 (743 720) 722,7 ft > Mu 670 ft-k (OK)
0,50
Gunakan W18 x 46 (A = 13,5 in2, d = 18,00 in, tw = 0,360 in.). AISC-LRFD hal. 5-43.
Data properti penampang dapat dilihat di hal 1-32.
Sekarang kita akan mencoba kasus dimana Y1 adalah nilai terbesar yang dapat
menghasilkan b Mn sekitar 670 ft-k dengan Y2 = 6,08 in, karena Qn akan lebih kecil
dan lebih sedikit shear connector yang diperlukan. Hal ini akan terjadi dengan Y1 =
0,151 in, dengan b Mn = 680 ft-k jika Y2 = 6 in.
Y1 = 7 – 1.84 = 5.16 in. Sehingga jumlah Qn = 308 kips
Qn = 583 k
583
a 1,59 in < 4 in
(0,85)(4)(108)
Didapat a koreksi sebesar 0.84 in.
Y2 = 7 – 1,59/2 = 6,20 in
0,20
bMn 680 (701 680) 688 ft > Mu 670 ft-k (OK)
0,50
Gunakan W18 x 46, Fy = 50 ksi
b. Perancangan Stud
Karena kita menggunakan dek baja berprofil, harus dihitung faktor reduksi stud (SRF)
sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan LRFD I3.5(b).
hr = 3 in.
Asumsikan Hs = 5,0 in (tidak boleh > hr + 3 = 6 in.)
2Qn (2)(583)
Jumlah shear connector yang diperlukan = 53,24
Qn 21,9
Gunakan stud 54 buah diameter ¾ in (27 buah setiap sisi dari momen maksimum
dimana dalam hal ini momen maksimum terdapat pada garis tengah). Jarak antar shear
connector = (36)(12)/54 = 8 in atau 200 mm.
c. Hitung defleksi LL
Asumsikan defleksi maksimum ijin
1 1
bentang (12 x 36) 1,2 in.
360 360
(OK)
Rumus statika bisa dilihat di hal. 4-190.
(36)(4,136)
Vu 74,4 k
2
Untuk W 18 x 46
Vn 0,6Fy Aw
= (0,9)(0,6)(50)(18,00)(0,360)
= 175 k > 74,4 k
(OK)
Contoh 1.4
Dengan menggunakan data yang sama dengan Contoh 1.3 kecuali wL = 1,2 k/ft dan fc’ =
3 ksi, lakukan hal berikut:
a. Pilih balok baja
b. Jika faktor reduksi stud untuk dek metal = 1,0; tentukan jumlah stud ¾ in yang
diperlukan.
c. Cek kekuatan balok sebelum beton mengeras.
d. Hitung defleksi akibat beban layan sebelum beton mengeras. Asumsikan beban
hidup saat konstruksi sebesar 20 psf.
e. Tentukan defleksi akibat beban hidup layan setelah aksi komposit terjadi, atau
setelah beton mengeras.
f. Cek geser
g. Pilih penampang baja untuk memikul seluruh beban jika tidak ada shear
connector dan hitung defleksi beban layan total.
Solusi
Wu = (1,2)(0,78) + (1,6)(1,2) = 2,856 k/ft
(2,856)(36)2
Mu 462,7 ft-k
8
a. Pilih profil W
Ycon = 4 + 3 = 7 in.
Asumsikan a = 2 in.
Y1 = 0
Y2 = 7 – 2/2 = 6 in.
Coba W18 x 35 (A = 10,3 in2, d = 17,70 in., tw = 0,300 in.)
Asumsikan Qn = (10,3)(50) = 515 k
515
a 1,87 in < 4 in.
(0,85)(3)(108)
Y2 = 7 – (1,87)/2 = 6,065 in.
0,065
542 (560 542) 544,3 ft-k > 462,7 ft-k
0,50 (OK)
Qn = 388 k
(2)(388)
Jumlah shear connector yang diperlukan = 43,8
17,7
Gunakan 22 buah connector pada setiap sisi.
(1,47)(36)2
Mu 238,1 ft-k
8
bMp dari tabel untuk W18 x 35 = 249 ft-k > 238,1 ft-k (OK)
(0,98)(36)2
MDL 158,8 ft-k
8
(158,8)(36)2
DL 2,51 in.
(161)(510)
Kita dapat membuat camber untuk defleksi seperti ini atau menggunakan
sambungan PR.
(1,2)(36)2
MLL 194,4 ft-k
8
0,065
I 1490 (1550 1490) 1498 in
4
0,50
(194,4)(36)2 L
LL 1,04 in < 1,2 in.
(161)(1498) 360 (OK)
f. Cek geser
(36)(2,856)
Vu 51,4 k
2
(12)(462,7)
Z perlu 123,4 in3
(0,9)(50)
Dari Tabel 5-3 Manual LRFD dengan judul ”W-shape selection by Zx” diperlukan
W21 x 55 (Ix = 1140 in4).
(462,7)(36)2 L (12)(36)
3,27 in > 1,2 in.
(161)(1140) 360 360
Ix minimum untuk membatasi defleksi hingga 1,2 in. =
3,27
1,20 (1140) 3106 in
4
Dari Tabel 5-2 dalam Manual LRFD yang memberikan data Ix, diperlukan W30 x
90.
Untuk balok tertentu, gaya geser horizontal total antara titik dengan momen nol dan titik
dengan momen negatif maksimum diambil nilai terkecil dari ArFyr dan Qn, dengan Ar
adalah luas tulangan yang diperpanjang dan Fyr adalah tegangan leleh tulangan tersebut.
Distribusi tegangan plastis untuk momen negatif dalam penampang komposit
ditunjukkan dalam Gambar 1.48.
disyaratkan bahwa puncak penampang baja paling sedikit 1½ inci di bawah puncak
pelat dan 2 inci di atas dasar pelat. Terakhir, beton pembungkus harus mempunyai
jaring tulangan untuk seluruh kedalaman dan melintang soffit dari balok untuk
mencegak gompal beton. Jumlah pasti dari tulangan ini tidak ditetapkan dalam LRFD,
tapi cukup dengan ukuran nominal saja (kawan ayam).
Untuk menghitung momen kapasitas dari baja berbungkus beton beton ini dapat
dilakukan dengan dua metode yaitu:
1. Kekuatan rencana didasarkan pada kapasitas momen plastis bMp dari
penampang baja saja.
2. Kekuatan rencana didasarkan pada leleh pertama pada flens tarik,
mengasumsikan aksi komposit antara beton tertekan dan penampang baja.
Jika digunakan metode kedua dan konstruksi tanpa sokongan sementara, tegangan
dalam penampang baja yang disebabkan beton basah dan beban konstruksi lainnya
dapat dihitung. Selanjutnya dapat dihitung tegangan penampang baja yang disebabkan
oleh beban lain yang bekerja setelah beton mengeras (beban superimposed) dapat
dihitung juga. Kedua tegangan ini selanjutnya dijumlahkan untuk mendapatkan
tegangan total. Tegangan total ini tidak boleh melampaui bFy dengan b = 0,90. Jika
digunakan konstruksi dengan sokongan, semua beban dapat dianggap dipikul oleh
penampang komposit dan tegangan dihitung dengan menyesuaikan penampang
komposit. Untuk menghitung tegangan, properti penampang komposit dihitung dengan
metode luas transformasi. Dalam metoda ini salah satu luas penampang dari dua
material digantikan atau ditransformasikan menjadi luas ekivalen dari meterial kedua.
Untuk perancangan komposit, biasanya menggantikan beton dengan luas baja ekivalen,
sedangkan prosedur yang sebaliknya digunakan dalam metode perancangan berdasarkan
tegangan kerja untuk perancangan beton bertulang.
Dalam prosedur luas transformasi, beton dan baja diasumsikan terikat sempurna
sehingga regangannya sama pada jarak yang sama deari sumbu netral. Tegangan dalam
material dapat dikatakan sama dengan regangan dikalikan dengan modulus elastisitas
(Ec untuk beton atau Es untuk baja). Tegangan dalam baja menjadi ES/Ec = ES/Ec
kali lebih besar dari tegangan dalam beton. Nilai ES/Ec dinyatakan sebagai rasio
modulus n; maka n in2 dari beton diperlukan untuk menahan tegangan total yang sama
sebesar 1 in2 dari baja; dan luas penampang dari pelat (Ac) digantikan dengan luas
transformasi atau ekivalen dari baja sebesar Ac/n.
Peraturan American Concrete Insitute (ACI) menyatakan bahwa rumus berikut
dapat digunakan untuk menghitung modulus elastisitas beton dengan berat antara 90
sampai 155 lb/ft3.
Ec wc1,5 33 fc'
(1.10)
Dalam rumusan di atas, wc adalah berat beton dalam pound per foot pangkat
tiga, dan fc‟ adalah kekuatan tekan 28 hari dalam pound per inci pangkat 2.
Dalam satuan SI dengan wc bervariasi dari 1500 sampai 2500 kg/m3 dan dengan
fc’ dalam N/mm2 atau MPa,
Tidak ada persyaratan batas kelangsingan dari Peraturan LRFD untuk kedua
metode ini karena bungkus beton cukup efektif dalam mencegah baik tekuk lokal
maupun tekuk lateral.
Dalam Contoh 1.5 berikut ini, tetangan dihitung dengan teori elastis dengan
mengasumsikan terjadi aksi komposit sebagaimana dijelaskan dalam metode kedua.
Perlu dicatat bahwa luas efektif balok sudah dibagi dengan n untuk mentransformasi
pelat beton ke luas baja ekivalen.
Contoh 1.5
Ulas penampang balok terbungkus beton dalam Gambar 1.49 jika tidak digunakan
sokongan sementara dan diasumsikan data berikut ini.
Bentang tumpuan sederhana = 36 ft
Beban mati layan = 0,50 k/ft sebelum beton mengeras dan tambahan 0,25
k/ft setelah beton mengeras
Beban hidup konstruksi = 0,2 k/ft
Beban hidup layan = 1,0 k/ft setelah beton mengeras
Lebar flens efektif be = 60 in dan n = 9
Fy = 50 ksi
Gambar 1.49.
Solusi.
Hitung properti penampang komposit. Abaikan luas beton dibawah pelat.
(4)(60)
A 13,3 39,96 in2
9
(13,3)(10,45) (26,66)(18)
yb 15,50 in
39,96
(1,12)(36)2
Mu 181,4 ft-k
8
(12)(181,4)(8,05)
ft 29,90 ksi < bFy (0,9)(50) 45 ksi
586 (Aman kondisi awal)
(1,9)(36)2
Mu 307,8 ft-k
8
(12)(307,8)(15,50 2,40)
ft 42,86 ksi < bFy (0,9)(50) 45 ksi
1129
Total ft = 29,90 + 42,86 = 72,76 ksi > 45 ksi (= 0,9 Fy = 45 ksi) (Tidak
memenuhi syarat)
Gambar 1.50.
Kumpulan Soal
1.1 Tentukan bMn untuk penampang di bawah dengan mengasumsikan tersedia cukup
shear connector untuk memastikan terjadinya penampang komposit penuh.
Selesaikan dengan menggunakan prosedur yang telah dibahas dan cek jawaban
dengan menggunakan tabel dari Manual LRFD. Fy = 50 ksi, fc’ = 3 ksi.
(Jawab. 425 ft-k)
1.13 Ulangi Soal 1.2 dengan menggunakan tabel dari Manual LRFD jika diasumsikan
komposit parsial dan jika Qn adalah 486 k. (Jawab. 658,4 ft-k)
1.14 Tentukan bMn untuk untuk penampang dalam gambar di bawah jika digunakan
baja 50 ksi dan tersedia shear connector yang cukup untuk menjamin aksi
komposit penuh. Gunakan rumus dan cek dengan menggunakan Manual LRFD.
Mutu beton fc’ = 4 ksi.
1.15 Ulangi Soal 1.13 jika digunakan W16 x 36. (Jawab. 418,2 ft-k)
1.16 Tentukan bMn untuk untuk penampang dalam gambar di bawah jika digunakan
baja 50 ksi dan tersedia shear connector yang cukup untuk menjamin aksi
komposit penuh. Pelat beton setebal 3¼ in disokong oleh dek metal komposit
setinggi 3 in dengan rusuk tegak lurus balok. Mutu beton fc’ = 4 ksi. Cek jawaban
dengan menggunakan Manual LRFD.
1.17 Ulangi Soal 1.15 menggunakan tabel dalam Manual LRFD jika Qn dari konektor
adalah 335 k. (Jawab. 388,4 ft-k)
1.18 Dengan menggunakan Tabel Composite Design dari Manual LRFD, baja mutu 50
ksi, pelat beton tebal 145 lb/ft3 dengan fc’ = 4 ksi dan konstruksi dengan sokongan
sementara, pilih profil baja, recanakan stud berkepala ¾ in, hitung defleksi akibat
beban hidup layan, dan cek geser jika beban hidup layan adalah 100 psf.
1.19 Ulangi Soal 1.16 jika bentang balok adalah 32 ft dan beban hidup adalah 80 psf
(Jawab. W14 x 22 dengan stud ¾ in 9 buah)
1.20 Untuk Soal 1.17 hitung defleksi selama proses konstruksi akibat beton basah dan
beban akibat aktivitas konstruksi sebesar 20 psf.
1.21 Pilih penampang dari baja mutu 50 ksi untuk menyokong beban mati layan 200
psf dan beban hidup layan 100 psf. Balok mempunyai bentang 38 ft bentang
1.22 Dengan menggunakan Manual LRFD dan baja 50 ksi, rancanglah penampang
komposit dengan konstruksi tanpa sokongan dan tidak terbungkus beton untuk
balok bentang sederhana seperti dalam gambar dengan pelat lantai 4 in (145
lb/ft3) dan mutu fc‟ 4 ksi. Beban mati layan total termasuk berat sendiri balok
adalah 0,6 k/ft sepanjang balok dan beban hidup layan 1,25 k/ft.
a. Tentukan profil balok.
b. Tentukan jumlah stud berkepala diameter ¾ in yang diperlukan.
c. Hitung defleksi akibat beban hidup layan.
d. Periksa geser balok.
1.23 Ulangi Soal 1.20 jika bentang 30 ft dan beban hidup 1 k/ft (Jawab. W16 x 26
dengan stud 19 buah diameter ¾ in.)
1.25 Ulangi Soal 1.22 jika panjang bentang 44 ft. (Jawab. W21 x 44 dengan stud ¾ in
53 buah)
1.27 Ulangi Soal 1.24 jika beban hidup 2 k/ft. (Jawab. W18 x 40 dengan stud ¾ in 54
buah).
1.28 Dengan menggunakan data dalam Soal 1.22 tetapi menggunakan konstruksi tanpa
sokongan, lakukan hal beriku:
a. Pilih balok baja.
b. Jika faktor reduksi stud untuk dek metal adalah 1,0, tentukan jumlah stud
berkepala ¾ in yang diperlukan.
c. Periksa kekuatan balok sebelum beton mengeras.
d. Hitung defleksi akibat beban hidup sebelum beton mengeras dengan asumsi
beban hidup konstruksi 25 psf.
e. Tentukan defleksi akibat beban layan setelah terjadi aksi komposit.
f. Periksa geser balok.
1.29 Ulangi Soal 1.26 jika panjang bentang 36 ft dan beban hidup 1,5 k/ft. (Jawab.
W18 x 35 dengan stud ¾ in 48 buah).