Anda di halaman 1dari 17

RE-DESAIN STRUKTUR GEDUNG CORE HOTEL SENGGIGI

DENGAN SISTEM PLAT DATAR DAN DINDING GESER

Re-Design of Core Hotel-Senggigi Building Structure With Flat Plate and


Shear Wall Systems

Artikel Ilmiah

Untuk memenuhi sebagai persyaratan


Mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil

Oleh:

FERDIANSYAH
F1A 114010

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2019
1
2
REDESAIN STRUKTUR GEDUNG CORE HOTEL SENGGIGI DENGAN SISTEM
PLAT DATAR DAN DINDING GESER
1 2 3
Ferdiansyah , Hariyadi , I Wayan sugiartha
JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MATARAM

ABSTRAK

Core Hotel dengan ketinggian total 25,57 m yang terdiri dari 7 lantai yang berada di Senggigi
Kabupaten Lombok Barat yang merupakan daerah dengan zona gempa kuat. Sistem struktural yang
digunakan hotel ini adalah dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SPMRK). Agar pekerjaan
struktur lebih cepat dan efisien seehingga perlu dilakukan modifikasi yaitu dengan menggunakan
sistem struktur flat plate dan tambahan dinding geser untuk peredam beban lateral akibat gempa.
Keunggulan dari flat plate jika dibandingkan dengan SRPMK dengan balok dalam adalah proses
pengerjaan yang lebih mudah karena item-item pekerjaan lebih sedikit.
Perencaaan ini menggunakan software ETABS 2016 V16.0.2. Langkah analisis struktur dibagi
menjadi tiga tahap yaitu permodelan struktur, pembebanan struktur dan Analisa struktur. Tahap
pemodelan struktur adalah proses memasukkan data perencanaan struktur seperti geometri, material
dan elemen struktur. Pada tahap pembebanan struktur, beban-beban yang bekerja dikelompokkan
menjadi beban statis dan dinamis. Beban statis terdiri dari beban mati dan beban hidup sedangkan
beban dinamis adalah beban gempa yang dianalisis dengan metode respon spektrum dan time
history. Data hasil dari analisis struktur digunakan sebagai data dalam modifikasi perencanaan
elemen struktur Gedung Core Hotel sesusai dengan ketentuan SNI 03-2847-2013.
Dari gaya dalam yang dihasilkan struktur, maka akan didesain komponen struktur yaitu pelat
datar, kolom, dinding geser, balok, sloof, dan pondasi. Pelat datar menggunakan tulangan dua arah
Ø12-100. Kolom memiliki tulangan bervariasi pada setiap lantainya dimensi terbesar K 80/80 cm
dengan tulangan 16D22, tulangan geser Ø 10-200 serta tulangan transversal 6 Ø 12, kolom 70/70 cm
dengan tulangan 16D22, tulangan geser Ø 10-250 serta tulangan transversal 5 Ø 12, kolom 60/60
dengan tulangan 16D22, tulangan geser Ø 10-250 serta tulangan transversal 5 Ø 12. Balok 50/80 cm
dengan tulangan utama tumpuan 4D22 dan lapangan 4D22 serta tulangan geser P10-100, sedangkan
balok 30/50 cm dengan tulangan utama pada tumpuan 4 D13 dan lapangan 3 D13 serta tulangan
Sengkang Ø10-200 mm. Dinding geser dengan tulangan D19-200 untuk arah horizontal dan vertikal.
Sloof 50/80 cm dengan tulangan utama 4D22, tulangan Sengkang Ø10-300, serta tulangan badan 4
Ø12. Pondasi menggunakan tiang pancang diameter 0,8 m sebanyak 2 buah tiang setiap kolom
dipancang sampai kedalaman 20 m.

Kata kunci : Pelat datar, Dinding geser.

Catatan Kaki :
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Mataram, Jl. Majapahit No. 62, Mataram
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Mataram, Jl. Majapahit No. 62, Mataram
3
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Mataram, Jl. Majapahit No. 62, Mataram

3
PENDAHULUAN pada SNI 2847:2013 tentang perhitungan
Latar Belakang struktur beton, yaitu dengan kriteria struktur
Desain struktur merupakan salah satu sebagai rangka pemikul momen menengah
bagian dari keseluruhan proses perencanaan dan tata cara perencanaan ketahanan gempa
bangunan yang bertujuan untuk menghasilkan mengacu pada SNI 1726:2012
suatu struktur yang stabil, kuat, awet dan
memenuhi tujuan-tujuan seperti ekonomis atau Permasalahan
kemudahan pelaksanaan. Perkembangan Berdasarkan latar belakang diatas,
dibidang teknik sipil yang begitu pesat maka permasalahan dalam penelitian ini
mendorong seorang engineer untuk adalah sebagai berikut :
melakukan inovasi dalam merencanakan suatu
Bagaimana merencanakan ulang bangunan
gedung. Gedung yang dibangun dengan sitem
gedung Core Hotel dengan metode pelat
rangka pemikul momen (SRPMK) dengan
datar dan dinding geser ?
balok masih mempunyai kekurangan dari
pelaksanaan. Dari segi pelaksanaan semakin Tujuan
banyak struktur yang harus dikerjakan maka Berdasarkan rumusan masalah diatas,
akan mempersulit proses pembangunan maka tujuan dari tugas akhir ini adalah sebagai
bangunan tersebut karena akan memakan berikut :
waktu lebih.
Salah satu solusi yang digunakan Untuk mengetahui cara perencanaan gedung

untuk menutupi kekurangan SRPMK dengan Core Hotel dengan metode pelat datar dan

balok adalah penggunakan struktur pelat datar. dinding geser serta keunggulannya.

Struktur pelat datar merupakan plat beton pejal


TINJAUAN PUSTAKA
dengan tebal merata yang mentransfer beban
Umum
secara langsung ke kolom pendukung tanpa
Pelat merupakan struktur bidang
bantuan balok atau kepala kolom atau drop
(permukaan) yang lurus, yang tebalnya jauh
panel. Sistem ini merupakan pilihan yang
lebih kecil dibandingkan dengan dimensi yang
ekonomis untuk bentang 4,5 – 6 m, dengan
lain. Dimensi suatu pelat biasa dibatasi oleh
2
rentang beban hidup 250-500 kg/m . Pelat
suatu garis lurus atau garis lengkung. Ditinjau
datar mungkin merupakan sistem plat yang
dari segi statika, kondisi tepi (boundary
paling umum digunakan saat ini untuk hotel
condition) pelat bisa bebas (free), bertumpu
beton bertulang bertingkat banyak, motel,
sederhana (simply suported), dan jepit. Beban
apartemen, rumah sakit, dan asrama.
statis atau dinamis yang dipikul oleh pelat
Pada tugas akhir ini bangunan Core
umumnya tegak lurus permukaan pelat.
Hotel direncakan ulang dengan menggunakan
perencanaan struktur pelat datar (flat plate), Pelat lantai harus direncanakan kaku,
yang mana struktur sebelumnya menggunakan rata, lurus, dan tidak miring, pelat lantai dapat
metode konvensional yaitu pelat dua arah diberi sedikit kemiringan untuk kepentingan
dengan balok-balok penumpu. Perhitungan aliran air. Ketebalan pelat lantai ditentukan
penulangan pada struktur gedung ini mengacu oleh beban yang harus didukung, besar

4
lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau pada dua, lihat Gambar 1.b Beban pelat lantai
jarak antara balok-balok pendukung, dan pada jenis pelat ini disalurkan ke empat sisi
bahan konstruksi dari pelat lantai. pelat atau ke empat balok pendukung,
akibatnya tulangan utama pelat diperlukan
Perencanaan Pelat
pada kedua arah sisi pelat. Permukaan
Sitem Pelat Satu Arah
lendutan pelat mempunyai kelengkungan
Pada bangunan beton bertulang, suatu
ganda. Jenis sistem pelat dua arah secara
jenis lantai yag umum dan dasar adalah tipe
umum ada tiga macam yaitu:
konstruksi pelat balok-balok induk (gelagar).
Seperti terlihat pada Gambar 1 Permukaan Pembebanan
pelat yang diarsir dibatasi oleh dua balok yang Berdasarkan peraturan-peraturan
bersebelahan pada sisi dan dua gelagar pada diatas, struktur sebuah gedung harus
kedua ujung. Jika panjang dari permukaan ini direncanakan kekuatannya terhadap
dua kali atau lebih besar dari pada lebarnya, kombinasi dari beban-beban berikut:
maka hampir semua beban lantai menuju
1. Beban Mati(DL)
balok-balok dan hanya sebagian kecil yang
Beban mati adalah berat dari semua
akan menyalur secara langsung ke gelagar.
bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap,
Kondisi pelat lantai ini dapat direncanakan
termasuk segala unsur tambahan,
sebagai pelat satu arah dengan tulangan
penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin,
utama sejajar dengan gelagar atau sisi pendek
serta peralatan tetap yang merupakan bagian
pelat, dan tulangan susut dan sumbu sejajar
yang tak terpisahkan.
dengan balok-balok atau sisi panjang pelat.
Permukaan yang melendut dari sitem pelat Adapaun beban mati yang digunakan
satu arah mempunyai kelengkungan tunggal. adalah sebagai berikut :
3
a. Berat jenis beton = 2400 kg/m
2
b. Dinding ⁄ bata = 250 kg/m
2
c. Beban lantai (spesi + kramik) = 90 kg/m
2
d. M & E = 25 kg/m

2. Beban Hidup (LL)


(a) (b) Beban hidup adalah semua
beban yang terjadi akibat penghunian atau
Gambar 1 Pelat Satu Arah dan Dua Arah
penggunaan suatu gedung, termasuk beban-
Sistem Plat Dua Arah beban pada lantai yang berasal dari barang-
Sistem pelat dua arah dapat juga barang yang dapat berpindah dan termasuk
terjadi pada pelat bentang tunggal maupun beban akibat air hujan pada atap.
bentang menerus asal persyaratannya Adapun beban hidup yang digunakan
terpenuhi. Persyaratan jenis pelat lantai dua adalah sebagia berikut :
arah jika perbandingan dari bentang panjang
(L) terhadap bentang pendek (S) kurang dari
5
2
a. Beban hidup lantai = 250 kg/m h = tebal pelat
2
b. Beban hidup atap = 100 kg/m
Ln = jarak antar kolom dihitung dari sumbu
3. Beban Gempa (E)
Beban gempa adalah semua beban Dinding Geser (Shear Wall)
ekivalen yang bekerja pada gedung yang Dinding geser merupakan suatu
menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat dinding struktur yang sangat berguna dalam
gempa tersebut. gedung tingkat tinggi. Geser merupakan
pengaku vertical yang dirancang untuk
Dalam tulisan ini, untuk beban gempa
menahan gaya lateral atau gempa yang
direncanalan sesuai dengan peraturan terbaru
bekerja pada bangunan (Schueller,
perencanaan ketahanan gempa untuk
2001).Secara umum fungsi dari dinding geser
gedung, yaitu SNI 1726-2012.
adalah sebagai berikut :
Analisis Struktur Plat Datar
1. Memperkokoh Gedung
Dalam melakukan analisa struktur, ada
2. Meredam goncangan akibat gempa
alternatif dua metode yang bisa
3. Mengurangi biaya perawatan Gedung
digunakan, yaitu metode perencanaan
4. Daya pikul beban di sekitar mampu
langsung dan metode rangka ekivalen.
Berdasarkan letak dan fungsinya,
Asumsi yang digunakan dalam analisa adalah
dinding geser dapat dibagi dalam 3 jenis
bahwa bidang vertikal memotong simetri
yaitu :
seluruh segi empat dalam denah bangunan
1. Bearing walls
bertingkat banyak, baik arah x maupun arah
2. Frame walls
y di tengah-tengah jarak kolom. Dengan
3. Core walls
potongan ini diperoleh sebuah rangka
(frame) dalam arah x maupun y. Solusi
yang berupa rangka ideal yang terdiri atas
balok horisontal atau slab ekuivalen dan
kolom-kolom tumpuannya memungkinkan slab
untuk dihitung sebagai bagian dari balok pada
rangka tersebut (Nawy 1985).

Penentuan tebal pelat lantai Gambar 2 Jenis Dinding Geser Berdasarkan


Tebal minimum pelat tanpa balok Letak dan Fungsinya.
interior yang membentang diantara tumpuan
dan mempunyai rasio bentang panjang Beberapa letak pemasangan dinding geser

terhadap bentang pendek yang tidak lebih adalah sebagai berikut :

dari 2 harus memenuhi ketentuan yang


tercantum pada Tanpa panel drop
(droppanels) : 125 mm

a. Dengan panel drop (droppanels): 100 mm


dengan :
6
METODE PENELITIAN
Data Struktur
Struktur yang dianalisis merupakan
struktur gedung eksisting yang dimodifikasi
sesuai dengan ketetapan pada SNI 2847-2013
Gambar 3 Tipe Dinding Geser
dan SNI 1726-2012.

Menurut SNI 1726-2012 Standar


Lokasi Perencanaan
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Dalam perencanaan pemodelan
struktur Gedung, dinding geser dibagi menjadi
struktur, direncanakan bahwa gedung yang
2 jenis yaitu :
akan dibangun berada pada wilayah
pantaiSenggigi Kabupaten Lombok Barat,
1. Dinding Geser Beton Bertulang
Nusa Tenggara Barat.
Suatu subsistem struktur Gedung yang
fungsi utamanya adalah untuk memikul beban
geser akibat pengaruh gempa rencana, yang
runtuhnya disebabkan oleh momen lentur (
bukan oleh gaya geser ) dengan terjadinya
sendi plastis pada kakinya, dimana nilai
momen lelehnya dapat mengalami
peningkatan terbatas akbat pengerasan
regangan. Rasio antara tinggi dan lebar
Gambar 4 Lokasi Core Hotel
dinding geser tidak boleh kurang dari 2 dan
Data teknis
lebar tersebut tidak boleh kurang dari 1,5 m.
Adapun data-data teknis yang
2. Dinding Geser Beton Bertulang Berangkai
digunakan dalam analisis adalah sebagai
Suatu subsistem struktur Gedung yang
berikut:
fungsi utamanya adalah untuk memiul beban
1. Lokasi Bangunan : Senggigi Lombok
geser akibat pengaruh gemp rencana, yang
Barat, NTB
terdiri dari dua atau lebih dinding geser dan
2. Jenis Bangunan : Perhotelan
dirangkaikan oleh balok perangkaian yang
3. Konstruksi Bangunan:Struktur Beton
runtuhnya terjadi akibat sendi-sendi plastis
Bertulang
yang terjadi di ke dua ujung balok perangkai
4. Sistem Struktur :Sistem Rangka
dan pada kaki semua dinding geser, masing-
Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
masing momen leleh sendi plastis dapat
5. Lokasi Gempa : 8° 29’ 55”
mengalami peningkatan hamper sepenuhnya
LS, 116° 02’ 53” BT
akibat pergeseran regangan rasio antara
6. Jumlah Lantai :6
bentang dan tinggi balok perangkai tidak boleh
7. Ketinggian tiap lantai :
lebih dari 4.
- Lantai Basement : 2.85 m
- Lantai Dasar/satu : 5.12 m
- Lantai 2-6 : 3.47 m

7
- Lantai Atap : 3.00 m Dinding geser yang digunakan yaitu
8. Tinggi Gedung : + 25.57 m frame walls dan core walls serta tipe L, T, dan
Tube.

a. Pendimensian dinding geser


Dalam pendimensian struktur dinding
gser digunakan standar nasional Indonesia
(SNI) 2847-2013 pasal 14.5.3.1, yang
menyebutkan bahwa ketebalan dinding
Gambar 5 Denah Gedung Core Hotel
pendukung tidak boleh kurang dari 1/25 tinggi
Data Bahan atau Panjang bagian dinding ditopang secara
Adapun spesifikasi material yang lateral, diambil yang terkecil dan tidak boleh
digunakan pada perencanaan ini adalah: kurang dari 100 .
1. Mutu beton (f’c) : 30 MPa
Bagan Alir Analisis
2. Tegangan leleh baja untuk tulangan geser
Untuk memudahkan dalam
(fy) : 240 Mpa
menganalisis dan lebih terarahnya
3. Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur
pembahasan maka dibuat bagan alir analisis
(fy) : 400 Mpa
studi (flowchart) sebagai berikut :
Analisis Data
Ada3 (tiga) bagian utama dalam
proses input data menggunakan software
Etabs 2016 v 16.0.2 dalam perencanaan ini
antaralain:
1. Pemodelan struktur
2. Pembebanan struktur
3. Analisis struktur

Gambar 6 Denah eksisting

HASIL DAN PEMBAHASAN


Balok dengan dimensi 50/80 cm,
mempunyai momen tumpuan sebesar
268,0733 kNm dengan 4D22 dan sengkang
Gambar 7 Denah Dinding Geser
Ø10-100 mm sebagai penahan geser,

8
sedangkan untuk lapangan sebesar 103,248 Pelat
kNm dengan tulangan utama 4D22 ,
Dimensi pelat sebesar 8 x 6,4 m dengan tebal
sengkang Ø10-100 sebagai penahan geser,
220 didesain Ø12-100. Dengan tambahan
dan tulangan badan 4 Ø12. Balok dengan
perkuatan geser pada kalam menggunakan
dimensi 30/50 dengan tulangan utama 3D22,
tulangan D16-50 mm dan Profil WF sebesar
Sengkang Ø10-200 sebagai penahan geser
125x125 untuk menahan geser sebsesar
dan tulangan badan 2 Ø10.
689,032 kN.

Gambar 9. Pelat

Gambar 10. Penempatan Perkuatan geser

Gambar 8. Detail Balok


9
Gambar 13. Hasil Response 2000

Dari Gambar 13 dapat dilihat bahwa desai


Shearwall kuat karena semua beban Pu masih
dalam lingkup grafik tersebut, untuk panjang
Special boundary element 0,95 m dengan
pengekang pada kolom Ø12-200 mm, dan
Gambar 11. Detail pelat
sebagai penahan geser pada dinding
Shear Wall digunakan D19 – 200 mm.
Karena Lombok merupakan daerah
rawan gempa, maka di tambah shear wall
sebagai penahan beban lateral gaya gempa
dan lain-lain .
Diketahui : Shearwall Tipe C
Tinggi gedung : 25.57 m
Pu : 1117,774kN
Panjang shaer wall : 3.15 m
Vu : 53,3092 kN
Tebal : 25 cm
Mu : 1340,991 kNm
Tu : 18,6783 kNm
2
Dimensi kolom : 600 x 600 mm
Mutu beton, f c : 30 Mpa
Mutu tulangan utama : 400 Mpa

Gambar 14. Detail Shearwall


Gambar 12. Hasil PCA colomn

10
Shearwall tipe T dan L diperoleh Special
boundary element 0,95 m dengan pengekang
pada kolom D12-200 mm, dan sebagai
penahan geser pada dinding digunakan D19 –
200 mm.

Sloof

Dimensi sloof digunakan 50/80 cm, dengan


tulangan utama 4D22, tulangan geser Ø10-
300, dan tulangan badan 4 Ø12.

Gambar 16. Uji sondir pada kedalaman 0- 5 m

Hasil uji boring menunjukan bahwa kedalaman


0 m – 5 m adalah tanah sedang dengan nila
Nspt = 28, pada kedalaman 20 m Nilai Nspt =36
.

Gambar 15. Detail sloof

Pondasi

Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang


pancang. Uraian data tanah dan perhitungan
daya dukung pondasi dijelaskan berikut.

Data tanah

Hasil uji sondir menunjukan bahwa


kedalaman 0 m – 5 m adalah tanah sedang.
Data pada kedalaman dengan qc > 150 Gambar 17. Uji bor sampai kedalaman 20 m
2
kg/cm .

11
2. Daya dukung Pondasi tiang Qg = 0,1 x O x ∑ (Ni x Li)
(ton), untuk tiang bor
Daya dukung pondasi tiang terdiri dari daya
dukung ujung dasar tiang dan daya dukung ii) Menurut Suyono Sosrodarsono dan
gesekan permukaan keliling tiang, dikurangi Kazuto Nakazawa
berat sendiri tiang dengan rumus :
Qg = O x ∑ (Ni/2 x Li)
Qu = Qd + Qs - W
Keterangan :
Qijin = –W 2
Ni/2 < 12 ton/m

Dimana : O = keliling penampang tiang

Qu : Daya dukung batas tiang Ni = N-spt pada segmen i tiang

Qd : daya dukung batas dasar tiang Li = panjang segmen i tiang

Qs : Daya dukung batas gesekan tiang Tabel 1 Kuat dukung pondasi Tiang
dengan berbagai diameter.
W : Berat sendiri tiang

F : Faktor keamanan tiang = 3

a. Daya dukung ujung tiang

Daya dukung ujung tiang untuk beberapa


kondisi adalah sebagai berikut :
Dari hasil analisis ETABS 2016

i) Untuk tanah non kohesif v16.0.2, diperoleh nilai beban titik pondasi
antara 300 ton. Jika digunakan pondasi bore
Qd = 40 x Nb x Ap (ton), pile diameter 80 cm, maka daya dukung
Menurut Meyerhoff pondasi adalah : 200,94

ii) Untuk dasar pondasi di  Jumlah tiang pondasi untuk beban


319,685 ton
Nb’ = 15 + 0,5 ( N – 15)
= 1,59  2 tiang
iii) Untuk tanah berpasir N>50

Qd < 750 Ap ( ton), Suyono


Sostrodarsono dkk.

b. Daya dukung gesekan tiang

i) Menurut Mayerhoff

Qg = 0,2 x O x ∑ (Ni x Li)


Gambar 18. Denah pondasi tiang pancang
(ton), untuk tiang pancang

12
cm, berikut merupakan volume pekerjaan
beton bangunan eksisting .

Tabel 2 Volume bangunan existing

Sedangkan volume pekerjaan beton untuk


bangunan Core Hotel dengan sistem pelat
datar sebesar :

Tabel 3 Volume bangunan sistem pelat datar

Gambar 19. Detail Pondasi

Perhitungan Volume Pekerjaan Struktur

Perhitungan Volume beton pekerjaan struktur


Core Hotel dilakukan dengan cara dimodelkan
dalam ETABS 2016 V6.0.2. volume beton
dapat diketahui dengan cara Display - Show 3
Selisih = 1931,433 – 1141,545 = 789,888 m .
Tables – Model – Structure Data – Material List
.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisi yang telah
dilakuksn pada gedung dengan menggunakan
program ETABS 2016 v6.0.2. untuk
menganalisa gaya dalamnya, maka
kesimpulan yang dapat diambil dari redesain
gedung Core Hotel Mataram dengan
menggunakan sistem pelat datar ini antara lain
sebagai berikut:
Gambar 20 Langkah ke Material List
1. Hasil analisa menunjukkan bahwa
Core hotel sebelumnya menggunakan kolom komponen struktur gedung dengan
50 x 50, balok 30 x 60 serta pelat setebal 12 dimensi yang direncanakan aman
terhadap beban gempa seismicyang ada.
13
2. Dalam perancangan, material yang sengkang Ø10-250, dan tulangan
digunakan adalah mutu beton f’c = 30 transversal 5 Ø12.
MPa untuk struktur pelat, balok, kolom, e. Dimensi sloof digunakan 500 x 800
mutu baja fy = 400 MPa (deform) dan fy = dengan tulangan utama 4D22,
240 MPa (polos). Sehingga diperoleh tulangan Sengkang Ø10-100, dan
dimensi komponen-komponen struktur tulangan badan 4 Ø12.
gedung sebagai berikut; f. Pondasi yang menggunakan pile cap
a. Dimensi pelat lantai dengan berdimensi 2 x 4 x 0,5 m, dengan
ketebalan 220 mm, dengan tulangan Tiang Pancang berdiameter 0,8 m
Ø12-100, dengan tambahan berjumlah maksimum 2 tiang per
penahan geser berupa tulangan dan kolom, dan tanah keras maksimum
profil WF, dimana digunakan pada kedalaman 20 m.
tulangan Ø 16-50 mm dan WF 125 x g. Dari perhitungan volume pekerjaan
125. beton untuk sistem pelat datar
b. Dimensi pelat lantai pada tangga mengalami peningkatan sebesar
dengan ketebalan 120 mm, dengan 789,888 m3, yang artinya bahwa
tulangan Ø 10-200 mm. sistem pelat datar lebih boros
c. Dimensi balok utama yang daripada struktur Core Hotel semula.
digunakan antara lain : 500 x 800
Saran
mm, dengan tulangan utama pada
Berdasarkan hasil analisis struktur
tumpuan 4 D22 dan sengkang Ø 10-
gedung yang telah diredesain, maka saran
100 dan pada lapangan 4 D22 dan
yang bisa dilakukan untuk perencana
Sengkang Ø10-100. Untuk balok 300
berikutnya adalah :
x 500 mm pada tangga dengan
tulangan utama pada tumpuan 3D13
1. Untuk perencanaan flate plate selanjutnya
dan tulangan sengkang Ø10-200 dan
bisa dicoba dengan tanpa menggunakan
pada lapangan 3 D13 dan tulangan
balok utama untuk keseluruhan Gedung,
Sengkang Ø10-150 mm.
dengan bentang yang lebih kecil sebesar 4
d. Dimensi kolom digunakan :
– 6 m.
K1 800 x 800 mm ; K2 700 x 700 mm
2. Perencanaan dengan sistem pelat datar
; KA-3 600 x 600 mm
tidak sesuai apabila digunakan pada
Untuk kolom K1 diperoleh tulangan
daerah gempa tingkat tinggi, selanjutnya
utama 16 D22, tulangan sengkang
disarankan perencanaan ulang Core Hotel
Ø10-200, dan tulangan transversal 6
menggunakan sistem yang berbeda.
Ø12. Untuk K2 diperoleh tulangan
3. Perencanaan selanjutnya bisa
utama 16 D22, tulanga sengkang Ø
menggunakan metode yang berbeda
10-250, dan tulangan transversal 5
dengan mencari nilai ekonomis dalam
Ø12. Untuk kolom K3 diperoleh
volume pekerjaan beton.
tulangan utama 16 D22, tulanga

14
DAFTAR PUSTAKA Imran, I, dkk.2014. Perencanaan Lanjut
Struktur Beton Bertulang. Bandung:
Amaral, C. 2016. Alternatif Perencanaan
ITB.
Dinding Geser (Shear Wall) Dengan
Sistem Kantilever Pada Gedung Januar, H. Struktur Bangunan Bertingkat
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Tinggi. Bandung: Eresco
Malang [Skripsi]. Malang: Institut
Teknologi Nasional Malang. Kusuma, Gideon. H. 1993. Grafik dan Tabel
Perhitungan Beton Bertulang
Badan Standarisasi Nasional. 2013. Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03.
Persyaratan Beton Struktural Untuk
Bangunan Gedung (SNI 2847-2013). Miftakhur, Muhammad. R. Aplikasi

Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Perencanaan struktur Gedung dengan


ETABS: ARS GROUP.
Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa Nawi, Edward. G. 1998. Beton Bertulang

Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan Suatu Pendekatan Dasar. Bandung:

Non Gedung (SNI 1726-2012). PT. Befika Aditama .

Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.


Pamungkas, A. 2018. Struktur Beton

Chandra, A. 2017. Modifikasi Perencanaan Bertulang.Yogyakarta; Andi

Gedung Amaris Hotel Madiun Dengan Yogyakarta.

Menggunakan Metode Flat Slab Dan


Pratomo, I. 2015. Modifikasi Perencanaan
Shear Wall [Skripsi]. Surabaya: Institut
Sistem Struktur Gedung Hotel Arum
Teknologi Sepuluh November.
Lombok Dengan Metode Flat Slab dan

Dipohusodo, I. Struktur Beton Bertulang Shear Wall [Skripsi]. Mataram:

Berdasarkan SK.SNI T-15-1991-03 Universitas Mataram.

Departemen Pekerjaan Umum RI.


Rahmadi, Z. 2017. Analisis Perilaku Struktur

Granendia, IGAA. 2017. Tugas akhir Gedung Dengan Variasi Bentuk dan

perbandingan respon struktur dengan Posisi Dinding Geser Pada

variasi sudut dalam akibat gempa Kondominium Hotel Amarsvati Lombok

menggunakan analisis static dan [Skripsi]. Mataram: Universitas

dinamis [skripsi]. Mataram: universitas Mataram.

mataram.
Schueller, W. 1989. Struktur Bangunan

Imran, I, dkk. 2014. Perencanaan Dasar bertingkat Tinggi. Bandung: PT.

Struktur Beton Bertulang. Bandung: Eresco.

ITB.
Setiawan, A. 2016. Perancangan Struktur
Beton Bertulang Berdasarkan SNI

15
2847:2013. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Sudarmoko. 1996. Perancangan dan Analisis


Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta:
Biro Penerbit.

Supriani, D. 2019. Pengaruh Rasio Panjang-


Lebar Bangunan Terhadap Hasil
Desain Kolom Bertulang Uniaksial dan
Biaksial [Skripsi]. Mataram; Universitas
Mataram.

Syahputri, G. 2016. Redesain Struktur Gedung


Hotel Golden Tulip Mataram Dengan
Sistem Balok Grid [Skripsi]. Mataram:
Universitas Mataram.

Tavio, dkk. 2009. Desain Sistem Rangka


Pemikul Momen dan Dinding Struktur
Beton BertulangTahan Gempa.
Surabaya: ITS Press.

Tavio, dkk. 2018. Desain Rekayasa Gempa


Berbasis Kinerja. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai