Anda di halaman 1dari 10

EXTRAPOLASI Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya P-ISSN: 1693-8259

Juli 2014, Vol. 7 No. 1, hal. 83 - 92.

KAJIAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG POLITEKNIK PERKAPALAN ITS


DENGAN SISTEM PLAT DAN BALOK BIASA KONVENSIONAL
DIBANDINGKAN SISTEM STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN DROP PANEL
DITINJAU DARI ESTETIKA, BIAYA DAN WAKTU

Moch. Chairul Munawar


Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
email: sipil@untag-sby.ac.id

Abstrak

Flat Slab merupakan sistem pelat dengan prinsip menggantikan fungsi balok sepanjang garis kolom
dengan pelat lantai, sedangkan balok tepi boleh tetap diadakan. Flat slab mempunyai kekuatan geser cukup
dengan adanya drop panel. Pembahasan ini adalah untuk mengetahui hasil dari sistem Flat Slab sekaligus
perbandingan pelat dengan balok biasa konvensional, sehingga diketahui kelebihan dan kekurangan masing
jenis struktur tersebut ditinjau dari estetika, biaya dan waktu pelaksanaan. Estetika disimpulkan bahwa fungsi
bangunan dalam hal kajian ini mempunyai bobot yang sama tergantung karakteristik bangunan itu sendiri.
Pada koridor manajemen konstruksi keefisienan dan keefektifan bukan berarti murah tapi bisa juga mahal,
karena estetika mempunyai resiko lainnya. Mungkin juga mahal pada awalnya dan murah dari segi
maintenancenya secara kontinyuitas. Dari segi biaya sistem Flat Slab hanyalah pada pekerjaan pembesian
sedang pada sistem konvensional ditempati pekerjaan bekisting dan pembesian sehingga disimpulkan biaya
lebih murah pada sistem struktur Flat Slab. Dari segi waktu terdapat selisih waktu pelaksanaan sekitar 1 hari
bisa dilihat dalam analisis waktu sehingga disimpulkan penggunaan struktur Flat Slab lebih tepat. Hasil
analisis ini dapat dijadikan referensi bagi perencana teknik sipil dan owner untuk menentukan jenis struktur
yang diinginkan sesuai kebutuhan dan karakteristik jenis bangunan yang digunakan.

Kata Kunci : Flat Slab, Drop Panel, Pelat dengan balok biasa konvensional

I. PENDAHULUAN memberikan ruang yang luas tanpa adanya


struktur yang dapat menghalangi atau
1.1. Latar Belakang mengurangi estetika serta memiliki
Dalam pembangunan suatu gedung kekuatan yang memadahi. Untuk itu,
yang baik tentunya dituntut untuk dapat seringkali digunakan struktur pelat beton
digunakan sesuai dengan fungsinya dengan tanpa balok (flate plate/Flat Slab ) yang
umur pakai yang lama serta dengan diprategangkan.
konstruksi yang kuat dan kokoh, sehingga Struktur Flat Slab dengan Drop Panel
perlu adanya suatu struktur yang berfungsi ini merupakan sistem struktur dengan pelat
memberikan kekuatan dan kekakuan untuk beton bertulang yang diperkuat dua arah
mencegah sebuah bangunan mengalami langsung ditunjang oleh kolom, dengan
keruntuhan. Dalam data eseisting yang ada adanya Drop Panel / pembesaran dimensi
di lapangan penggunaan struktur plat dan diujung kolom. Sehingga otomatis hal ini
balok biasa konvensional akan dikaji untuk akan mengurangi ketinggian bangunan dan
dibandingkan dengan penggunaan sistem memperbesar tinggi bebas antar lantai
struktur Flat Slab dengan Drop Panel (Edward G. Nawy, 1990). Hal ini membuat
ditinjau dari estetika, biaya dan waktu. struktur Flat Slab menjadi efisien dan
Seiring dengan perkembangan ilmu ekonomis dari segi material dan
dan tekhnologi serta seni dalam beberapa pelaksanaan serta lebih indah jika ditinjau
dekade terakhir, memunculkan ide akan dari segi estetikanya sehingga menjadi
suatu model bangunan yang mampu salah satu alternatif paling disukai dan

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 83


banyak digunakan oleh para perancang di 3. Untuk mengetahui ke efektifitasan
negara-negara maju serta mulai dalam membandingkan nilai waktu
dikembangkan dan dicoba oleh negara- pelaksanaan antara struktur Flat Slab
negara berkembang. dan Drop Panel dengan plat dan balok
Penggunaan sistem Flat Slab dengan biasa konvensional.
Drop Panel struktur bangunan mempunyai 4. Untuk dasar mengetahui ketepatan
kelebihan-kelebihan bila dibandingkan penggunaan kedua struktur tersebut
Sistem Flat Plate dan balok biasa sesuai karakteristik fungsi bangunan.
konvensionil sebagai berikut: (Ese Sehingga menjadikan suatu pilihan
Soedarsono, 2002) pemakaian struktur yang sesuai dengan
1. Fleksibilitas terhadap tata ruang karakteristik dimana sedang direncanakan
2. Waktu pengerjaan yang relatif lebih akan direalisasi dibangun.
pendek, karena hal ini dapat dilihat dari
proses pembuatan dimana pengecoran
plat dapat langsung dilakukan tanpa II. TINJAUAN PUSTAKA
perlu mengecor balok lebih dulu. Pelat beton bertulang merupakan
3. Kemudahan dalam pemasangan salah satu dari elemen struktur yang umum
instalasi mechanical dan elektrical dan sering digunakan dalam konstruksi,
4. Menghemat tinggi bangunan dimana dalam struktur pelat beton
Tinggi ruang bebas lebih besar digunakan untuk mendapatkan suatu
dikarenakan tidak adanya pengurangan permukaan yang datar, sejak pertama kali
akibat balok dan komponen pendukung diperkenalkan.
struktur lainnya Sistem pelat beton bertulang terdiri
5. Pemakaian tulangan plat bisa dengan dari beberapa sistem struktur, dimana faktor
tulangan fabrikasi ekonomi dan perkembangan metode
Dan membatasi masalah penerapan konstruksi yang digunakan menjadi faktor
struktur balok - plat lantai. Dengan tinjauan yang berpengaruh dalam menentukan
membandingkan hasil Estetika, perhitungan sistem struktur yang akan digunakan.
volume, RAB dan waktu antara struktur Sistem pelat ini secara umum dapat
plat dan balok biasa konvensional dengan dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu:
struktur Flat Slab dengan Drop Panel. pelat dengan balok dan pelat tanpa balok.
Pelat dengan balok adalah pelat yang
1.2. Rumusan Masalah menumpu pada balok atau gelagar di setiap-
Dasar penerapan Kajian pada struktur tepinya, sedangkan pelat tanpa balok adalah
balok–plat lantai di Gedung POLTEK pelat yang secara langsung menumpu pada
PERKAPALAN ITS adalah untuk kolom-kolom tanpa adanya balok di
membandingkan Estetika, biaya konstruksi sepanjang garis kolom.
pelaksanaan dan waktu antara struktur plat
dan balok biasa konvensional dengan 2.1. Struktur Flat Slab dengan Drop
struktur Flat Slab dengan Drop Panel. Panel
Flat Slab dengan Drop Panel atau
1.3. Tujuan Penelitian disebut juga lantai cendawan adalah pelat
Adapun tujuan dalam penelitian ini beton bertulang yang langsung ditumpu
sebagai berikut : oleh kolom-kolom, dicirikan dengan tidak
1. Untuk mengetahui ke efektifitasan adanya balok sepanjang garis kolom dalam,
dalam membandingkan nilai Estetika. namun balok tepi luar boleh jadi ada atau
2. Untuk mengetahui ke efektifitasan tidak disesuaikan dengan kebutuhan. Flat
dalam membandingkan nilai Biaya. Slab mempunyai kekuatan geser yang
cukup dengan adanya Drop Panel yang

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 84


merupakan penebalan plat di daerah kolom head). Pelat tiang bermanfaat dalam
atau dibuatnya kepala kolom, yaitu mengurangi tegangan geser pons yang
pelebaran yang mengecil dari ujung kolom mungkin ditimbulkan oleh kolom terhadap
atas. Secara relatif dapat dikatakan bahwa pelat, dan pertebalan ini juga meningkatkan
Flat Slab lebih cocok untuk panel yang besarnya momen lawan di tempat-tempat
lebih besar atau beban yang lebih berat, dimana momen-momen negatif terbesar.
dibandingkan dengan Flat Plate Pada umumnya dipakai dengan beban-
(C.K.Wang, Charles G.Salmon, 1992). beban hidup yang melebihi 7 kN/m2 atau
Penggunaan Flat Slab memberikan keun- sekitar itu (Mosley,W.H dan Bungey, J.H,
tungan yaitu memungkinkan ketinggian 1989). Slab merupakan elemen horizontal
struktur yang maksimum, fleksibilitas utama yang menyalurkan beban hidup dan
pemasangan saluran penghawaan (AC) dan beban mati ke dalam rangka pendukung
alat-alat penerangan. Flat Slab sangat vertikal dari suatu sistem struktur (Dr.
sesuai untuk beban berat dan bentang Edward G. Nawy, P.E, 1998).
panjang, meskipun bekisting lebih mahal
dibandingkan dengan pelat datar. Flat Slab
akan memerlukan beton dan tulangan yang
lebih sedikit dibandingkan pelat datar untuk
beban dan bentang yang sama (J.O.
Mccormac, 2000).
Flat Slab dengan Drop Panel dibuat
terutama untuk beban yang lebih berat dan
bentang yang lebih panjang dan khususnya
menggunakan kepala kolom yang melebar
dan seringkali flat dipertebal sekeliling
Plat dan balok biasa di tumpu kolom
kolom, yang dinamakan flat tiang (Drop
Panel), beban hidup untuk Flat Slab ini
diatas 5kPa sehingga sudah sejak lama
diakui sebagai kontruksi yang paling
ekonomis (Ferguson, P.M.; Susanto,B.
1991).
Terkait dengan daktilitas struktur,
sistem struktur Flat Slab mempunyai
parameter aktual daktilitas yang lebih kecil
dibandingkan dengan sistem struktur balok
kolom karena jumlah sendi plastis yang
terjadi di Flat Slab lebih sedikit
Denah plat dan balok biasa
dibandingkan dengan sistem struktur balok
kolom. Hal ini menyebabkan proses
disipasi energi (penyerapan energi gempa)
pada sistem struktur Flat Slab lebih terbatas
bila dibandingkan dengan balok kolom
(Rina Yuandha D, Ariane Viky S, 2007).
Ini menjadi salah satu kelemahan
penggunaan Flat Slab bila dibandingkan
dengan balok.
Kolom juga dapat mempunyai
penampang konstan atau dibesarkan untuk
membentuk suatu kepala kolom (Column
Kolom dengan Drop Panel

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 85


horisontal, dengan permukaan atas dan
bawahnya sejajar. Pelat dapat ditumpu
balok beton bertulang, dinding pasangan
batu atau dinding beton bertulang, batang-
batang struktur baja, dapat ditumpu secara
langsung oleh kolom, atau tertumpu secara
menerus oleh tanah. Pelat dapat ditumpu
biasanya pada dua sisi yang berlawanan
saja, yang biasanya disebut pelat satu arah
(one way).
Pelat juga dapat ditumpu pada
keempat sisinya yang biasanya disebut pelat
dua arah (twoway). Pada kondisi ini beban
lantai dipikul dalam kedua arah oleh
keempat balok pendukung sekeliling panel.
Apabila perbandingan panjang terhadap
lebar sebuah panel pelat lebih besar atau
sama dengan 2, maka sebagian besar beban
akan ditahan oleh pelat dalam arah pendek
terhadap balok-balok penunjang dan
sebagai akibatnya akan diperoleh aksi pelat
satu arah, walaupun keempat sisinya diberi
tumpuhan

2.3. Balok Beton


Balok juga merupakan salah satu
pekerjaan beton bertulang. Balok
merupakan bagian struktur yang digunakan
sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom
lantai atas. Fungsinya adalah sebagai
rangka penguat horizontal bangunan akan
beban-beban.
Apabila suatu gelagar balok
bentangan sederhana menahan beban yang
mengakibatkan timbulnya momen lentur
akan terjadi deformasi (regangan) lentur di
Karakteristik Flat Slab diantaranya yaitu : dalam balok tersebut. Regangan-regangan
1. Jarak span 15-20 ft balok tersebut mengakibatkan timbulnya
2. Mampu menahan beban gravity yang tegangan yang harus ditahan oleh balok,
lebih besar daripada sistem Flat Plate tegangan tekan di sebelah atas dan tegangan
3. Menggunakan Drop Panel untuk tarik dibagian bawah. Agar stabilitas
mengurangi tegangan geser pada kolom terjamin, batang balok sebagai bagian dari
sistem yang menahan lentur harus kuat
2.2. Struktur Plat dan balok biasa untuk menahan tegangan tekan dan tarik
Konvensional tersebut karena tegangan baja dipasang di
Sistem Struktur plat dan balok biasa daerah tegangan tarik bekerja, di dekat serat
Konvensional merupakan bagian struktur terbawah, maka secara teoritis balok disebut
bangunan yang menahan beban permukaan sebagai bertulangan baja tarik saja
(beban vertikal), biasanya mempunyai arah (Dipohusodo,1996).

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 86


Untuk menjadi penyaluran gaya yang diambil lebih dari 2/3 dari tinggi balok.
baik di dalam balok, maka di daerah Diameter batang sengkang tidak boleh
momen lapangan dan momen tumpuan diambil kurang dari 6 mm pada jenis
maksimum dianjurkan supaya antara batang baja lunak dan 5 mm pada jenis baja
tulangan utama tidak melebihi 150 mm. keras.
Bila momen di suatu tempat menurun, jarak
batas ini dapat digandakan menjadi 300
mm. Oleh karena itu, dalam sebuah III. METODE PENELITIAN
penampang balok persegi setidaknya harus
terdapat empat batang tulangan dipasang 3.1. Objek Kajian
pada tiap sudut penampang, batang-batang Yang digunakan sebagai objek kajian
disudut ini dan yang membentang yang dibahas adalah berupa Perbandingan
sepanjang balok dilingkari oleh sengkang- antara struktur plat dan balok biasa
sengkang. Agar mendapatkan kekakuan konvensional dengan struktur Flat Slab
secukupnya bagi sengkang tulangan dengan Drop Panel, dilihat dari estetika,
dianjurkan agar menggunakan batang- biaya dan waktu.
batang yang diameternya tidak kurang dari
6 mm. 3.2. Data Eseisting
Persyaratan balok menurut PBBI 1971.N.I Data Eseisting adalah Bangunan
- 2 hal. 91 sebagai berikut : Kuliah Politeknik Perkapalan ITS Surabaya
1) Lebar badan balok tidak boleh diambil 4 lantai
kurang dari 1/50 kali bentang bersih.
Tinggi balok harus dipilih sedemikian 3.3. Metode Pengumpulan Data
rupa hingga dengan lebar badan yang - Melihat kasus dilokasi secara realita
dipilih. - Studi literatur
2) Untuk semua jenis baja tulangan, - Hasil dalam perkulihaan
diameter (diameter pengenal) batang
tulangan untuk balok tidak boleh 3.4. Analisis Data
diambil kurang dari 12 mm. Sedapat Dalam penelitian ini, dilakukan
mungkin harus dihindarkan pemasangan analisis untuk melihat pengaruh estetika,
tulangan balok dalam lebih dari 2 lapis, biaya, dan waktu pada struktur Flat Slab
kecuali pada keadaan-keadaan khusus. dengan Drop Panel terhadap struktur plat
3) Tulangan tarik harus disebar merata biasa konvensional.
didaerah tarik maksimum dari Adapun detailnya :
penampang.  Metode Flat Slab dengan Drop Panel
4) Pada balok-balok yang lebih tinggi dari Jumlah Lantai : 2 sampai 4 Lantai
90 cm pada bidang-bidang sampingnya Mutu Beton : K-300
harus dipasang tulangan samping  Metode plat dan balok biasa
dengan luas minimum 10% dari luas Konvensional
tulangan tarik pokok. Diameter batang Jumlah Lantai : 2 sampai 4 Lantai
tulangan tersebut tidak boleh diambil Mutu Beton : K-300
kurang dari 8 mm pada jenis baja lunak Variasi penelitian yang digunakan
dan 6 mm pada jenis baja keras. dalam penelitian ini ada 3, yaitu Estetika
5) Pada balok senantiasa harus dipasang bangunan, Variasi biaya yang digunakan,
sengkang. Jarak sengkang tidak boleh dan Variasi waktu
diambil lebih dari 30 cm, sedangkan 1. Estetika
dibagian balok sengkang-sengkang Bangunan dilihat dari keindahan bentuk
bekerja sebagai tulangan geser. Atau dan kegunaanya apakah sesuai dengan
jarak sengkang tersebut tidak boleh sifat dan karakter fungsi bangunan tsb

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 87


2. Variasi biaya yang digunakan 4.1.2. Perencanaan Drop Panel
Pada variasi ini,di perbandingkan biaya Direncanakan Drop Panel untuk
yang digunakan antara ke 2 bentuk menahan gaya geser :
struktur tersebut dilihat dari penggunaan 1
L Drop Panel  L
bahan, begisting dan efisiensi pekerjaan 6
sehingga diketahui biaya yang efisien L1 = 720 cm, L Drop Panel =
dan efektif untuk digunakan dalam 1
x720  120 cm
pembangunan bangunan 6
3. Variasi Waktu Direncanakan lebar Drop Panel
Pada Variasi ini, diperbandingkan waktu keseluruhan 120 cm untuk arah x dan 120
yang digunakan dalam pelaksanaan untuk arah y , diukur dari pusat kolom
bangunan tersebut, sehingga diketahui 1
h Drop Panel  h pelat
waktu pelaksanaan untuk digunakan 4
dalam pembangunan bangunan. 1
h Drop Panel  x 22
4
h Drop Panel  5,5 cm
IV. ANALISA DATA DAN Tebal Drop Panel tidak boleh melebihi :
PEMBAHASAN
h Drop Panel  1
jarak tepi kolom ekivalen
4
4.1. Perbandingan Biaya ke tepi Drop Panel
4.1.1. Data Perencanaan Struktur Flat
Slab h Drop Panel  1
x 35
4
Struktur yang akan digunakan dalam h Drop Panel  8,75 cm
penelitian ini adalah sistem struktur Direncanakan tebal Drop Panel untuk
berbahan beton bertulang dengan data keseluruhan lantai = 10 cm
perencanaan sebagai berikut : - Menganalisa data dengan perhitungan
1. Tipe banggunan : Sekolah kolom
2. Mutu beton : 30 MPa Didapat total pembebanan pada kolom
3. Mutu baja tulangan : 400 MPa DL = 283255,2 kg/m2
- Menganalisa data dengan perhitungan
4.1. Perencanaan dimensi plat dan Drop lantai atap
Panel Didapat total pembebanan pada lantai
Tebal minimum pelat tanpa balok atap DL = 31242,1 kg/m2
interior yang menghubungkan tumpuan- Akibat beban hidup:
tumpuannya dan mempunyai rasio bentang Pada pelat : 7,2 × 7,2 × 250 kg/m2 × 6= 77760 kg
panjang terhadap bentang pendek yang Jadi Berat Total : W = 1,2 DL + 1,6 LL
tidak lebih dari dua harus memenuhi = 1,2 (283255,2) + 1,6 (77760)
ketentuan SNI 03 – 2847 – 2002 Ps.11.5.3.2 = 464323 kg.
Perencanaan pelat didasarkan pada panel Akibat beban hidup:
Pada pelat : 7,2 × 7,2 × 100 kg/m2 × 1= 5184 kg
dengan ukuran 7,2 mx7,2 m, n=bentang Watap = ((1,2 × 31242,1) + 1,6 ×(5184))
terpanjang=7200 mm. Menganalisa data = 45664,9 kg
yang akan ditindaklanjuti dengan Wtotal = 464323 + 45664,9
perhitungan. Tebal minimum pelat tanpa = 509987 kg
Mutu Beton = 30 MPa = 300 Kg/cm2 (1MPa = 10
balok interior yaitu SNI 03-2847-2002 hal kg/cm2).
278 : P
7200 0,33 fc ' 
hmin = = 218,2 mm A
33
jadi tebal plat yang dipakai 22 cm untuk
keseluruhan hatap diambil 20cm

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 88


Dimensi = 0,02 x 1000 x 189
P 509987,9 = 3780 mm2> 1890 mm2
:A   3865cm 2

0,33 fc' 0,33 400 (memenuhi standart)


Digunakan tulangan D 22 – 90
Dimensi : b2 = 3865 cm2
b = 65,16 cm ≈ 70 cm 5.2.3.Penulangan jalur tengah
Jadi Dimensi Kolom yang digunakan = Daerah Tumpuan
70/70 cm. Selimut beton = 20 mm
Tulangan pokok = D 16
4.2. Perencanaan Pelat d = h pelat – selimut – ½  Tulangan
4.2.1. Perencanaan Lentur Pelat pokok
Perhitungan penulangan dengan data- data = 220 – 20 – 1/2.16 = 192 mm
sebagai berikut :
d’ = selimut + ½  Tulangan pokok
 Mutu beton ( fc’ ) = 30 Mpa
= 20 + ½.16 = 28 mm
 Mutu baja tulangan (fy) = 400 Mpa
Mu = 5919,3 kgm = 5,9 *107 Nmm
 h pelat = 22 cm
Digunakan tulangan D 16 – 120
 h Drop Panel = 10 cm
 Ukuran plat = 720 x 720 cm2
Digunakan tulangan D 16 – 150
 Ukuran Drop Panel = 240 x 240 cm2
Dari hasil analisa 3 dimensi menggunakan 4.3.Perencanaan Kolom
program bantu SAP 8.42, didapatkan Dalam perencanaan ini sebagai
momen plat sebagai berikut : contoh perhitungan diambil kolom interior
Arah x As 11-B. Posisi kolom dapat dilihat pada
Mu = 43104,3 kgm (Rata2 tumpuan & Gambar 6.8. Data-data perencanaan sebagai
lapangan jalur kolom) berikut:
Mu = 5919,3 kgm (Rata2 tumpuan &  Dimensi kolom = 700 × 700 mm2
lapangan jalur tengah)  Tebal pelat = 220 mm
Arah y  Mutu beton, f 'c = 30 MPa
Mu = 43325,6 kgm (Rata2 tumpuan &
lapangan jalur kolom)  Mutu baja, f y = 400 MPa
Mu = 5907,3 kgm (Rata2 tumpuan &
 Selimut beton = 40 mm (SNI 03-
lapangan jalur tengah)
2847-2002 Ps. 9.7.1)
 Tulangan utama = D22)
4.2.2. Penulangan Jalur Kolom
Daerah Tumpuan dan Lapangan  Sengkang = Ø12 mm
Selimut beton = 20 mm  L kolom = 4000 mm
Tulangan pokok = D 22
d = h pelat – selimut – ½  Tulangan Data Perencanaan Struktur Sistem
pokok Konvensional
= 220 – 20 – 1/2.22 Struktur yang akan digunakan dalam
= 189 mm penelitian ini adalah sistem struktur
d’ = h – d = 220 – 189 = 31 mm berbahan beton bertulang dengan data
Mu = 43104,3 kgm = 4,3 x 108 Nmm perencanaan sebagai berikut :
Digunakan tulangan D 22 – 50  Tipe banggunan : Sekolah
Tulangan bawah minimum g harus  Mutu beton : 30 MPa
dipasang menerus sepanjang bentang arah x  Mutu baja tulangan : 400 MPa
= ¼ x As = ¼ x 7560 = 1890 yang harus
dipasang menerus sepanjang bentang arah x Preliminary Design Balok
= 1/3 x As = 1/3 x 7560 = 2520 mm2 Tinggi balok minimum tanpa memperhitungkan
lendutan menurut SNI 03-2847-2002 Tabel 8.
As’ = ’x b x d - Untuk dua tumpuan sederhana

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 89


l  f  Tabel Perhitungan Biaya Konstruksi Sistem
hmin=  0,4  y  Konvensional
16  700  Untuk nilai didapat dari data perhitungan lapangan
No Jenis Pekerjaan Satuan Volume Nilai Biaya
- Untuk dua tumpuan menerus HSPK

l  f  1 Beton Struktur m3 157,8 Rp 698.000 Rp 110.144.400


hmin=  0,4  y 
21  700  2 Begisting Kolom
Kolom :
m2 246,4 Rp 271.000 Rp 66.774.400

Utama 12D-22
- Untuk satu tumpuan menerus Sengkang Ø10 –100mm

hmin = 3 Begisting Balok m2 253,44 Rp 283.000 Rp 77.723.520


Balok :
l  f  Tumpuan = 5D28
 0,4  y  Lapangan = 2D28

18,5  700  4 Begisting Plat m2 462,4 Rp 271.000 Rp125.310.400


Plat :Ø12 –150mm

5 Pembesian kg 16.606,94 Rp 19.900 Rp 330.478.106


 Dimensi Balok Anak dan Balok Total Rp 710.430.826
Induk (lihat Gambar 4.1 dan 4.2)
Balok Induk: L = 720 cm
1  fy  Tabel Perhitungan Biaya Konstruksi Sistem Flat
hmin   L   0.4   Slab
16  700  Untuk nilai didapat dari data perhitungan lapangan
No Jenis Pekerjaan Satuan Volume Nilai HSPK Biaya
1  400  1 Beton Struktur m3 162,88 Rp 698.000 Rp 113.690.240
  720   0.4  
 700  2 Begisting Kolom m2 246,4 Rp 271.000 Rp 66.774.400
16 Kolom :
Utama 12D-22
= 43,7 cm Sengkang Ø12 –100mm

≈ 60 cm 3 Begisting Plat m2 524,2 Rp 271.000 Rp146.936.200


Plat :
b = 2/3 h = 2/3 60 Jalur Kolom D22-90
Jalur Tengah D16-150
= 40 cm
4 Pembesian kg 47.511,54 Rp 19.900 Rp 945.479.685,8
 Jadi digunakan balok induk arah
Total Rp 1.272.880.526
memanjang ukuran 40/60 cm
Balok Induk L =400 cm
1  fy  4.5. Pembahasan Biaya
hmin   L   0.4   Dari tabel diatas, maka dapat
16  700 
diketahui perbandingan antara biaya
1  400 
  400   0.4   konstruksi sistem konvensional dengan
16  700  biaya konstruksi sistem Flat Slab. Dengan
= 24.3 cm ≈ 50 cm demikian Sistem kontruksi Konvensional
2 2 lebih murah bila dibandingkan Sistem
b  h   50  40 cm kontruksi Flat Slab.
3 3
 Jadi digunakan balok induk arah Secara keseluruhan, dapat dikatakan
melintang 400 cm ukuran 40/50 bahwa pekerjaan pembesian sistem Flat
cm Slab lebih tinggi daripada sistem
konvensional. Hal ini juga dikarenakan
4.4.Perhitungan Pelat sistem Flat Slab membuat pelat yang pada
 Perhitungan Kontrol Tebal Pelat sistem konvensional merupakan struktur
Dalam perencanaan tebal pelat, sekunder menjadi struktur primer. Struktur
diambil pelat dengan bentang terbesar, salah primer menyebabkan pelat sistem Flat Slab
satunya adalah harus ditulangi menerus sepanjang bentang
Lx = 720 cm.
baik daerah tekan maupun daerah tarik.
Ly = 720 cm.
Ly 720 Pada sistem struktur lantai konvensional hal
  1 < 2, maka ini tidak terjadi. Daerah lapangan hanya
Lx 720
dikategorikan pelat dua arah. ditulangi pada daerah tarik. Penggunaan

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 90


tulangan pada pelat Flat Slab juga tergantung karakteristik bangunan itu
menggunakan tulangan ulir atau deformed. sendiri. Sehingga dalam analisis ini bisa
dimaknai bahwa dalam koridor
Tabel Kriteria perbandingan estetika, biaya dan manajemen kontruksi keefesienan dan
waktu kajian struktur plat keefektipan bukan berarti murah tapi
dan balok biasa konvensional dibandingkan sistem
struktur
bisa juga mahal, karena estetika
Flat Slab dengan Drop Panel mempunyai resiko lainnya, mungkin
juga mahal pada awalnya pada lainnya
Jenis Kriteria Perbandingan murah pada segi maintenance-nya
Struktur Estetik Biaya Waktu
Plat dan Dari segi estetika Untuk struktur, Waktu
secara kontinyuitas.
balok biasa cukup baik dan sistem ini lebih lama 2. Sistem Flat Slab walaupun volume
konvensiona menunjang murah dilihat
l tergantung Rp110.144.400, untuk
pekerjaan pembesian lebih besar,
karakteristik tinggi - dan mahal begisting sebenarnya memiliki keunggulan jika
bangunan. Cocok untuk pekerjaan dan
untuk bangunan : begisting balok pembesia
dibandingkan dengan sistem
a. Komersil dan plat n satu konvensional.Pada sistem konvensional,
b. Busines Rp203.033.920, lantai saja
c. Bangunan - butuh
komponen biaya tertinggi ditempati
berlantai banyak waktu oleh pekerjaan bekisting dan pekerjaan
d. Kurang sinergi 1,541 hari
dengan utilitas dalam
pembesian. Berbeda dengan hal ini,
e. Untuk luas komponen pekerjaan yang
fleksibilitas bidang
ruang kurang 519 m2.
menghasilkan biaya tinggi pada sistem
memenuhi Flat Slab hanyalah pekerjaan
Flat Slab Dari segi estetika Untuk struktur Waktu
dan Drop cukup baik dan sistem ini lebih tidak
pembesian. Oleh karena itu, jika
Panel menunjang, mahal lama, menginginkan biaya yang lebih rendah
tergantung Rp113.690.240, untuk
karakteristik fungsi - dan murah pembesia
untuk sistem Flat Slab, maka yang perlu
bangunan. Cocok untuk pekerjaan n dan dilakukan adalah menekan biaya
untuk bangunan : begisting plat begisting
a.Gedung serba saja satu lantai
pekerjaan pembesian.
guna Rp146.936.200, saja 3. Dilihat dari segi waktu, untuk
b. Classroo - hanya
m butuh
pembesihan satu lantai saja terdapat
c.Bangunan Religi waktu selisih waktu pelaksanaan antara
d. Terbatas 0,583
pada jumlah lantai hari.
Struktur Flat Slab dengan Drop Panel
tidak lebih dari dan Struktur plat dan balok
lantai 5
e.Sinergi dengan
konvensional. Hal ini dikarenakan
utilitas serta bentuk tulangan sistem Flat Slab yang
fleksibilitas ruang sederhana
4. Didalam menentukan ketepatan
penggunaan kedua struktur tersebut
V. Kesimpulan dan Saran perlu ditinjau karakteristik fungsi
bangunan, karena masing-masing kedua
5.1. Kesimpulan struktuir tersebut mempunyai kelebihan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dan kelemahan dalam faktor estetika,
dari keseluruhan hasil analisa yang telah biaya dan waktu pelaksanaan.
dilakukan dalam penelitian ini :
1. Dilihat dari segi estetika disimpulkan 5.2. Saran
bahwa fungsi bangunan dalam hal Berdasarkan hasil kajian sitem
kajian struktur bangunan teknik struktur gedung yang telah dilakukan, maka
perkapalan ITS dengan sistem plat dan disarankan :
balok konvensional dibandingkan  Perlu memperhitungkan aspek mutu
sistem struktur Flat Slab dengan Drop bangunan tersebut apabila
Panel mempunyai bobot yang sama, menggunakan sistem Flat Slab.

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 91


 Mempertimbangkan aspek-aspek yang Disertai Penjelasan (S-2000),
lain sehingga pihak Owner merasa puas ITS Press, Surabaya, 2004.
perlu dilakukan studi lebih lanjut dan Internet
mendalam sehingga hasil yang
diperoleh sesuai dengan tujuan D. Arine Viky S, 2007 Analisis kinerja
perencanaan yaitu kuat, ekonomis dan struktur beton dengan system balok
tepat waktu dalam pelaksanaannya. kolom dan flat slab terhadap beban
gempa kuat undergraduate theses
from JB PTIT BP/2011-05-12
VI. DAFTAR PUSTAKA 11:15:34 dibuat : 2007-06-00
Dipohusodo, 1996
Direktorat Penyelidikan Masalah http/digilib.its.ac.id/public/ITS
Bangunan. 1983. Peraturan undergraduate-10037
Pembebanan Indonesia Untuk Bibliography.pdf
Gedung 1983. Bandung : Yayasan
Lembaga Penyelidikan Masalah Ferguson, P:M; Susanto, B.1991
Bangunan. http//digilib. Its,ac.id/public/ITS
undergraduate 14741-paper pdf.pdf
Husin, Nur Ahmad. 2006. Struktur Beton
I. Surabaya : Jurusan Teknik Sipil ITB Central library, jl. Ganesha 10
Fakultas Teknik Sipil dan Bandung 40132 indonesia E-mail
Perencanaan ITS. cko digilib@lib.itb.ac.id

McCormack, C., Jack, Desain Beton Salmon, G. Wang iscribd//www scribd.


Bertulang, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, Com/mobile/doc/117232508? T=43
2000. Soedarsono, 2002 http//digilib,
Nawy, Edward G, Dr.P.E. 1990-1998. its.ae.id/public//ITS-undergraduate
Beton Bertulang Suatu 17104-paper-572050-pdf
Pendekatan Dasar. Bandung : Szilard Rudolph 1998 makalah tugas akhir
Refika Aditama. Digilib ITS-Institut Teknologi
Purwono, Rachmat, dkk. 2007. Tata Cara Sepuluh Nopember
Perhitungan Struktur Beton http/digilib.its.ac.id/public/ITS-
Untuk Bangunan Gedung SNI-03- undergraduate-15952.paper pdf.pdf
2847-2002 Dilengkapi Penjelasan W.H:Mosley dan JH, bungey 1989 makalah
(S-2002). Surabaya : itspress. tugas akhir-Digilib ITS-Institut
Salmon, G. Wang, Disain Beton Teknologi sepuluh Nopember
Bertulang 1,2, Erlangga, Jakarta, 1992. http//digilib its. Ac.id/public/ITS
undergraduate – 15952 paper
Schodek,Daniel L. Structures, PT Refika pdt.pdf.
Aditama
Winter George dan Nilson Arthur H 1993
Tanggoro,Dwi, Sadli S,Kuntjoro S,A,Ilmu http//digilib.its.ac.id/public/ITS-
Bangunan Struktur bangunan undergraduate-7796-3104100125-
Tinggi dan Bentang lebar, kesimpulan.pdf
Penerbit Konversitus Indonesia (U.i
Press),2005 vii,143 hlm,23cm,
Jakarta
Tavio dkk, Tata Cara Perencanaan
Struktur Beton (SNI 03-2847-2002)

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 92

Anda mungkin juga menyukai