Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGINAN IV


LARGE BUILDING

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
TEKNIK ARSITEKTUR
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
laporan ini dapat tersusun hingga selesai .Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Bab l

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Pengertian Bangunan Bentang Lebar

Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan


ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar secara
umum terdiri dari 2 yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang
lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung
pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang
ada. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang
melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap
beberapa sistem struktur bentang lebar.

Guna dan fungsi bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan


yang membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah raga
berupa gedung stadion, pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan kegiatan
pameran atau gedung exhibition.

Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan
lainnya. Kerumitan yang timbul dipengaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur tersebut.
Dalam Schodek 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem struktur
yaitu:

1) Struktur Rangka Batang dan Rangka Ruang.


2) Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung
3) Struktur Plan dan Grid
4) Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent (tenda) dan net (jarring)
5) Struktur Cangkang

Sedangkan Sutrisno 1989, membagi ke dalam 2 bagian yaitu :

 Struktur ruang, yang terdiri atas :


a) Konstruksi bangunan petak (Struktur rangka batang)
b) Struktur rangka ruang
 Struktur permukaan bidang, terdiri atas :
a) Struktur Lipatan
b) Struktur Cangkang
c) Membran dan Struktur Membran
d) Struktur Pneumatik
e) Struktur Kabel dan Jaringan

Sumber : http://adhycoken.blogspot.com/2012/10/struktur-kabel.html
1.3 Pengelompokan Struktur Bentang Lebar

Secara umum bangunan bentang lebar terbagi atas empat sistem struktur, yaitu :

1. Form Active Structure System


a. Cable System (Sistem Struktur Kabel)

Prinsip dasar dari struktur kabel adalah penahanan beban oleh sebuah
elemen yang berfungsi sebagai penarik. Gaya yang bekerja pada kabel adalah
gaya vertikal dan gaya horizontal dengan asumsi bahwa kabel selalu berada
dalam keadaan miring. Gaya vertikal yang bekerja pada berbagai macam jenis
kabel dengan berbagai bentangan yang sama dan tinggi yang berada adalah
selalu sama, sedangkan gaya horizontalnya akan selalu berubah tergantung
tingginya. Semakin tinggi tiangnya, semakin kecil sudut kabel terhadap tiang
utamanya, maka semakin kecil gaya horizontalnya.

b. Tent System (Sistem Struktur Tenda)

Tenda atau membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang


memikul beban dengan mengalami terutama tegangan tarik. (Sumber: Struktur.
Daniel L. Schodek:431) Struktur membran sangat sensitif terhadap tekanan
angin yang dapat mengakibatkan kibaran pada permukaan dan perubahan
bentuk yang terjadi.

Supaya tidak terjadi kibaran, dilakukan cara dengan memberikan tekanan


dari dalam membran (internal rigid structures) dengan cara memberikan volume
dalam membran sampai pada batas maksimal yang juga didukung oleh sistem-
sistem peregangan sehingga sifat permukaan struktur membrann menjadi kaku.

c. Pneumatic System

Struktur pneumatik biasanya digunakan untuk konstruksi pneumatik khusus


yang digunakan pada gedung. Ada dua kelompok utama pada struktur
pneumatik: struktur yang ditumpu udara (air-suported structure) dan struktur yang
digelembungkan udara (air-infalated structure). Struktur yang ditumpu udara
terdiri atas satu membran (menutup ruang yang beguna secara fungsional) yang
ditumpu oleh perbedaan tekanan internal kecil.
Struktur yang digelembungkan udara ditumpu oleh kandungan udara
bertekanan yang menggelembungkan elemen-elemen gedung. Volume internal
udara gedung tetap sebesar tekanan udara Struktur yang digelembungkan udara
mepunyai mekanisme pikul beban yang lain. Uadara yang ditekan digunakan
untuk menggelembungkan bentuk-bentuk (misalmya pelengkung, dinding,
ataukolom) yang digunakan untuk penutup gedung.

Ada dua jenis utama dari struktur yang digelembungkan udara yang banyak
digunakan, yaitu struktur rib tergelembung dan struktur dinding rangkap. Untuk
mendapat kestabilan, struktur yang digelembungkan udara biasanya memerlukan
tekanan tekanan yang lebih besar dari pada yang dbutukkan oleh struktur yang
ditumpu udara. Hal ini karena karena tekanan internal tidak dapat langsung
digunakan untuk mengimbangi beban eksternal, tetapi harus digunakan untuk
memberi bentuk pada struktur. Pada umumnya,sistem struktur yang ditumpu
udara dapat mempunyai bentang lebih besar daripada struktur yang
digelembungkan.

d. Arch System

Sistem struktur busur termasuk golongan struktur funikular karena telah


digunakan bangsa Romawi dan Yunani, terutama untuk membuat bangunan
yang memerlukan bentangan yang besar/luas. Pada zaman itu maupun saat ini
sistem struktur busur dibuat dengan bahan padat yaitu batu, atau batu
buatan/bata/masonry. Juga dikembangkan dengan menggunakan bahan
bangunan yang modern dari kayu, besi/baja.

Busur menggunakan sendi lebih dari tiga sudah tidak stabil laggi dan dapat
mengakibatkan keruntuhan. Oleh karena itu jika ingin memperoleh struktur busur
dengan kekuatan struktur yang baik tanpa mengalami tekuk (bending) dapat
digunakan pengikat (bracing) pada bagian dasarnya. Bahan pengikat tergantung
dari dimensi ketebalan busur dan luas bentang busur dapat dibuat dari kabel,
baja, besi, kayu maupun beton.

2. Bulk Active Structure System


a. Beam System

Struktur yang dibentuk dengan cara meletakkan elemen kaku horisontal di


atas elemen kaku vertikal. Elemen horizontal (balok) memikul beban yang
bekerja secara transversal dari panjangnya dan menyalurkan beban tersebut ke
elemen vertikal (kolom) yang menumpunya. Kolom dibebani secara aksial oleh
balok, dan akan menyalurkan beban tersebut ke tanah. Balok akan melentur
sebagai kibat dari beban yang bekerja secara transversal, sehingga balok sering
disebut memikul beban secara melentur. Kolom tidak melentur ataupun melendut
karena pada umumnya mengalami gaya aksial saja. Pada suatu bangunan
struktur balok dapat merupakan balok tungga di atas tumpuan sederhana
ataupun balok menerus. Pada umumnya balok menerus merupakan struktur
yang lebih menguntungkan dibanding balok bentangan tunggal di atas dua
tumpuan sederhana.

b. Frame System

Frame system atau sistem struktur rangka adalah sistem struktur yang terdiri
dari batang-batang yang panjangnya jauh lebih besar dibandingkan dengan
ukuran penampangnya Bentuk kontruksi rangka adalah perwujudan dari
pertentangan antara gaya tarik bumi dan kekokohan; dan kontruksi rangka yang
modern adalah hasil penggunaan baja dan beton secara rasional dlm bangunan.

Kerangka ini terdiri atas komposisi dari kolom-kolom dan balok-balok. Unsur
vertikal, berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah, sedangkan
balok adalah unsur horizontal yg berfungsi sebagai pemegang dan media
pembagian lentur. Kemudian kebutuhan-kebutuhan terhadap lantai, dinding dan
sebagainya untuk melengkapi kebutuhan bangunan untuk hidup manusia, dapat
diletakkan dan ditempelkan pada kedua elemen rangka bangunan tsb diatas.

Jadi dapat dinyatakan disini bahwa rangka ini berfungsi sebagai struktur
bangunan dan dinding-dinding atau elemen lainnya yg menempel padanya
merupakan elemen yg tidak struktural. Bahan- bahan yg dapat dipakai pada
struktur ini adalah kayu, baja, beton atau lain-lain bahan yg tahan terhadap gaya
tarik, tekan, punter, dan lentur. Umtuk masa kini banyak digunakan baja dan
beton yg mampu menahan gaya-gaya tsb dalam skala besar.

c. Beam Grid and Slab System

Struktur balok grid terdiri atas balok-balok yang saling bersilangan, dengan
jarak yang relatif rapat, yang menumpu pelat atas yang tipis. Sistem ini
dimaksudkan untuk mengurangi berat sendiri pelat, sehingga lendutan dari pelat
yang besar dapat dikurangi. Sistem ini dinilai efisien untuk bentangan besar dan
juga dapat didesain sesuai selera.

3. Struktur Plat
a. Struktur Plat Satu Arah

Beberapa hal perlu menjadi perhatian dalam pembahasan struktur plat satu arah,
yaitu:

 Beban Merata

Struktur plat berperilaku hampir sama dengan struktur grid.


perbedaannya adalah bahwa pada struktur plat, berbagi aksi terjadi
secara kontinu melalui bidang slab, bukan hanya pada titik- titik tumpuan.
Plat tersebut dapat dibayangkan sebagai sederetan jalur balok yang
berdekatan dengan lebar satu satuan dan terhubung satu sama lain di
seluruh bagian panjangnya.

 Beban Terpusat

Plat yang memikul beban terpusat berperilaku lebih rumit. Plat


tersebut dapat dibayangkan sebagai sederetan jalur balok yang
berdekatan dengan lebar satu satuan dan terhubung satu sama lain di
seluruh bagian panjangnya. Karena adanya beban yang diterima oleh
jalur balok, maka balok cenderung berdefleksi ke bawah. Kecenderungan
itu dikurangi dengan adanya hubungan antara jalurjalur tersebut. Torsi
juga terjadi pada jalur tersebut. Pada jalur yang semakin jauh dari jalur
dimana beban terpusat bekerja, torsi dan geser yang terjadi akan
semakin berkurang di jalur yang mendekati tepi plat. Hal ini berarti
momen internal juga berkurang. Jumlah total reaksi harus sama dengan
beban total yang bekerja pada seluruh arah vertikal. Jumlah momen
tahanan internal yang terdistribusi di seluruh sisi plat juga harus sama
dengan momen eksternal total. Hal ini didasarkan atas tinjauan
keseimbangan dasar.

 Plat Berusuk

Plat berusuk adalah sistem gabungan balok-slab. Apabila slab


mempunyai kekakuan yang relatif kaku, maka keseluruhan susunan ini
akan berperilaku sebagai slab satu arah, bukan balok- balok sejajar. Slab
transveral dianggap sebagai plat satu arah menerus di atas balok.
Momen negatif akan terjadipada slab di atas balok.

b. Struktur Plat Dua Arah

Bahasan atas struktur plat dua arah akan dijelaskan berdasarkan kondisi
tumpuan yang ada, yaitu sebagai berikut:

o Plat sederhana di atas kolom

o Plat yang ditumpu sederhana di tepi-tepi menerus

o Plat dengan tumpuan tepi jepit menerus

o Plat di atas balok yang ditumpu kolom

c. Struktur Grid

Pada struktur grid, selama baloknya benar-benar identik, beban akan sama di
sepanjang sisi kedua balok. Setiap balok akan memikul setengah dari beban total
dan meneruskan ke tumpuan. Apabila balok-balok tersebut tidak identik maka
bagian terbesar dari beban akan dipikul oleh balok yang lebih kaku. Apabila
balok mempunyai panjang yang tidak sama, maka balok yang lebih pendek akan
menerima bagian beban yang lebih besar dibandingkan dengan beban yang
diterima oleh balok yang lebih panjang. Hal ini karena balok yang lebih pendek
akan lebih kaku. Kedua balok tersebut akan mengalami defleksi yang sama di
titik pertemuannya karena keduanya dihubungkan pada titik tersebut. Agar
defleksi kedua balok itu sama, maka diperlukan gaya lebih besar pada balok
yang lebih pendek. Dengan demikian, balok yang lebih pendek akan memikul
bagian beban yang lebih besar. Besar relatif dari beban yang dipikul pada
struktur grid saling tegak lurus, dan bergantung pada sifat fisis dan dimensi
elemen-elemen grid tersebut. Pada grid yang lebih kompleks, baik aksi dua arah
maupun torsi dapat terjadi. Semua elemen berpartisipasi dalam memikul beban
dengan memberikan kombinasi kekuatan lentur dan kekuatan torsi. Defleksi yang
terjadi pada struktur grid yang terhubung kaku akan lebih kecil dibandingkan
dengan defleksi pada struktur grid terhubung sederhana.

Sumber : http://adhycoken.blogspot.com/2012/10/struktur-kabel.html
1.4 Vector Active Structure System
1. Flat Truss System (rangka batang bidang)

Susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi


segitiga yang secara keseluruhan berada di dalam satu bidang tunggal.

2. 2.Curved Truss System

Merupakan kombinasi dari struktur rangka batang rata yang membentuk


lengkungan. Sistem struktur rangka bentang lengkung ini sering disebut juga sistem
fame work. Sistem ini dapat mendukung beban atap smpai denganbentang 75 meter,
seperti pada hanggar bangunan pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.

3. Space Truss System (rangka batang ruang)

Susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi


segitiga yang secara keseluruhan membentuk volume 3 dimensi (ruang).Sering
disebut juga sebagai space frame.

Space frame atau sistem rangka ruang adalah sistem struktur rangka tiga
dimensi yang membentang dua arah, di mana batang-batangnya hanya mengalami
gaya tekan atau tarik saja. Sistem tersebut merupakan salah satu perkembangan
sistem struktur batang.

Struktur rangka ruang merupakan susunan modul yaang diatur dan disusun
berbalikan antara modul satu dengan modul lainnya sehingga gaya-gaya yang terjadi
menjalar mengikuti modul-modul yang tersusun. Modul ini satu sama lain saling
mengatkan, sehingga sistem struktur ini tidak mudah goyah.

Sumber : http://adhycoken.blogspot.com/2012/10/struktur-kabel.html

1.5 Surface Active Structure System


1. Prismatic Folded Structure System

Struktur bidang lipat merupakan bentuk struktur yang memiliki kekakuan satu
arah yang diperbesar dengan menghilagkan permukaan planar sama sekali dan
membuat deformasi besar pada pelat sehingga tinggi struktural pelat semakin besar.
Karakteristik suatu struktur bidang lipat adalah masing- masing elemen pelat
berukuran relatif rata (merupakan sederetan elemen tipis yang saling dihubungkan
sepanjang tepinya).

Struktur bidang lipat akan mengusahakan sebanyak mungkin material terletak


jauh dari bidang tengah stuktur. Elemen pelat lipat ini mempunyai kapasitas pikul
beban besar hanya jika tekuk lateral daerah yang tertekan dapat dicegah sehingga
daerah tekan pada setiap pelat akan selalu dapat dikekang pelat sebelahnya.

Bentuk bidang lipat mempunyai kekuatan yang lebih besar dari bidang datar
karena momen energinya lebih besar.

2. Pyramidal Folded Structure System

Bentuk piramidal yaitu bentuk lipatan yang terdiri dari bidang lipatan yang
berbentuk segitiga.

3. Rotational Shell System

Rotational Shell System adalah bidang yang diperoleh bilamana suatu garis
lengkung yang datar diputar terhadap suatu sumbu. Shell dengan permukaan
ratisional dapat dibagi tiga yaitu, Spherical Surface, Elliptical Surface, Parabolic
Surface.

4. Anticlastic Shell System

Struktur bidang lengkung rangkap berbalikan merupakan suatu bentuk pelana dengan arah
lengkungan yang berbeda pada setiap arahnya. Struktur bidang lengkung rangkap
berbalikan dapat dibagi menjadi beberapa macamtipe.

Sumber : http://adhycoken.blogspot.com/2012/10/struktur-kabel.html
Bab ll

Tinjauan Teori

2.1 Struktur Funicular ( Kabel Dan Pelengkung )

Dasar-dasar Struktur Kabel


Struktur kabel bekerja berdasarkan gaya tarik, menggunakan sistem statis
tertentu, dimana Σ M=0, ΣH=0, ΣV=0. pada sistem struktur dituntut sistem yang stabil
dengan kabel yang tegang. Daya tarik tinggi dari baja dengan efisiensi tarik murni
memungkinkan baja
sebagai elemen struktur yang dapat membentangi jarak besar. Kabel adalah fleksibel
karena ukurannya dari sisi kecil dibandingkan dengan panjangnya. Fleksibel
menunjukkan daya lengkung yang terbatas. Karena tegangan-tegangan lengkung
tidak sama, dapat diatasi oleh fleksibelnya kabel. Beban-beban yang dipikul oleh
batang-batang tarik terbagi diantara kabel-kabel. Masingmasing kabel memikul
beban dengan tegangan yang sama dan di bawah tegangan yang diperkenankan.
Untuk dapat gambaran mengenai mekanisme kabel yang memikul beban vertikal,
maka dijelaskan dengan gambar di bawah ini.

1. kabel dengan beban simetris


2. Penunjang kabel
Diperlukan

Pada gambar tersebut terlihat suatu kabel yang ujung-ujungnya dipegang


kuat oleh angkur pada tembok dan dibebani beban P ditengahnya. Karena beban P,
kedua bagian kabel tertarik dan membentuk segitiga, setiap bagian kabel memikul ½
P. Bentuk segitiga yang terbentuk oleh kabel ada ciri khasnya pada lenturan, yaitu
jarak vertikal antara landasan gantung sampai dengan titik terendah pada kabel.
Kabel tanpa lenturan tak dapat memikul beban karena gaya tarik pada kabel yang
mendatar tidak dapat mengadakan keseimbangan dengan gaya atau beban vertikal.
Gaya tarik arah kedalam pada kedua landasan akibat melenturnya kabel dapat
dibagi dalam dua bagian yang sama karena pembebanan simetri.
Bilamana landasan perletakan tidak cukup kuat, maka kedua bagian kabel
akan berimpit menjadi satu. Untuk mengatasi hal itu perlu dipasang batang
penunjang mendatar antara kedua landasan. Lenturan yang besar menambah
panjang kabel, tetapi tegangan menjadi lebih rendah sehingga dapat dipakai kabel
dengan potongan lintang yang kecil. Sebaliknya apabila lenturannya kecil, panjang
kabel dapat berkurang, tetapi tegangan menjadi lebih besar, jadi diperlukan kabel
dengan potongan lintang yang besar. Yang paling ekonomis adalah dengan
mengambil lenturan dengan sudut 45°.

1 2

3 4

1. Garis katenari pembebanan merata sepanjang kabel


2. Garis pada pembebanan horizontal merata
3. Garis parabola hampir berhimpitan dengan katenari
4. Polygon yang funikuler

Apabila beban diperbanyak, maka kabel-kabel dengan garis-garis lurus karena


tegang membentuk segi banyak. Bentuk segi banyak itu disebut dalam bahasa
inggris: funicular polygon dari bahasa latin: funis: tali dan dari bahasa Yunani: poly:
banyak dan gonia: sudut. Kabel Sebagai Struktur Funicular Secara alami bentuk
funicular akan diperoleh
 Beban terpusat : kumpulan bentuk funicular untuk
beban tipikal. Apabila tinggi struktur funicular
berkurang, maka gaya dalam akan bertambah, dan
begitu pula sebaliknya.

 Kumpulan beban terdistribusi secara horizontal

apabila kabel yang bebas berubah bentuk kita bebani. Kabel yang berpenampang
melintang konstan dan hanya memikul berat sendirinya akan mempunyai bentuk
katenari. Kabel yang memikul beban vertikal yang terdistribusi secara horizontal di
sepanjang kabel, seperti beban utama pada jembatan gantung yang memikul dek
horizontal, akan mempunyai bentuk parabola. Kabel yang memikul beban terpusat
(dengan mengabaikan bentuk sendirinya) akan mempunyai bentuk segmen-segmen
garis lurus. Kombinasi berbagai beban akan memberikan bentuk kombinasi dimana
beban terbesar akan memberikan bentuk yang dominan. Bentuk pelengkung untuk
beban yang sama merupakan kebalikan sederhana dari bentuk yang telah
disebutkan di atas.

Besar gaya yang timbul pada kabel bergantung pada tinggi relatif bentuk
funicular dibandingkan dengan panjangnya. Selain itu, besarnya juga bergantung
pada lokasi dan besar beban yang bekerja

(lihat gambar di bawah).


Semakin tinggi kabel, berarti semakin kecil gaya yang akan timbul dalam struktur,
begitu pula sebaliknya. Gaya reaksi yang timbul pada ujung-ujung kabel juga
bergantung pada parameterparameter tersebut. Reaksi ujung mempunyai komponen
vertikal dan horizontal yang harus ditahan oleh pondasi atau elemen struktural
lainnya, misalnya batang tarik.

2.2 Struktur Atap Kabel dan Penunjang

Atap tarik sederhana terdiri atas kabel-kabel yang digantung di atas kolom
penunjang. Kabel menahan lengkung dan diberi angkur pada landasan di atas tanah.
Balok-balok atau pelat-pelat lurus ditempatkan di atap-atap menghubungkan kabel-
kabel yang sejajar dan dengan demikian terbentuklah atap dengan lengkungan
barrel yang terbalik.
Kesederhanaan dan murahnya biaya sistem jembatan gantung untuk atap
menarik perhatian . Akan tetapi pelat-pelat lurus penghubung kabel beserta kabel-
kabelnya berbobot ringan, sehingga atap mudah mengepak-ngepak seperti sayap (to
flutter), terbalik melencong (to oscilate) dan menggetar (vibration effect), apabila
terkena angin kencangan. Untuk mengatasi hal itu, maka bahan atap harus diambil
yang agak berat atau kabel-kabel harus dibuat stabil dengan kabel sekunder atau
kabelnya diberi pengaku.
2.3 Struktur Kabel Tunggal Sistem Roda Sepeda (Single Layer System)

Penutup atap terdiri dari pelat beton prafabrikasi berbentuk baja yang
didukung oleh kabel-kabel radial. Ujungnya ditekuk ke atas pada tulangan pelat.
Supaya stabil, pelat- pelat dibebani bata atau kantong-kantong berisi pasir
sementara untuk memberi tarik tambahan pada kabel-kabel. Lubang-lubang di
antara dua pelat sebagai cetakan diisi adukan beton. Bilamana beton mengering,
atap menjadi pelat yang monolit dan merupakan bundaran.

Jadi atap beton yang melengkung ke bawah itu mendapat prategang dari kabelkabel,
sehingga cukup kaku untuk menahan flutter effect.

2.4 Struktur Kabel Dua Ganda Sistem Roda Sepeda (double layer system)

Sistem kabel ganda terdiri atas dua susunan kabel yang letaknya tidak sebidang,
tidak berpotongan tetapi bersilangan. Kedua susunana kabel ini merupakan struktur
utama dari atap, susunan yang satu melengkung ke atas dan susunan yang lainnya
melendut kebawah. Kedua susunan kabel dijaga supaya tetap pada tempatnya oleh
penunjang-penunjang tekan dengan berbagai panjang yang masing-masing dapat
disetel.
2.5 Efek Dinamis Angin terhadap Struktur Kabel

Masalah kritis dalam desain setiap struktur atap yang menggunakan kabel
dalah efek dinamis yang diakibatkan oleh angin. Apabila angin bertiup di atas atap,
akan timbul gaya isap. Apabila besar isapan akibat angin ini melampaui beban mati
struktur atap itu sendiri, maka permukaan atap akan mulai naik.

 Struktur cable stayed

Pada saat atap mulai naik dan bentuknya menjadi sangat berubah, gaya di
atas atap akan sangat berubah karena besar dan distribusi gaya angin pada suatu
benda bergantung pada bentuk benda tersebut. Karena gaya angin berubah, maka
struktur fleksibel tersebut akan berubah bentuk lagi sebagai respon terhadap beban
yang baru ini. Proses ini akan berulang

terus sehingga atap tidak mempunyai bentuk tetap, dan akan bergetar
(flutter) selama ada gaya angin. Untuk mencegahnya dengan menggunakan
permukaan atap yang berat sehingga flutter dapat dicegah oleh beban matinya atau
dengan menggunakan sistem kabel menyilang (stayed cable).

Sumber :
file:///C:/Users/Acer/Downloads/Documents/StrukturKabelNationalAthleticsStadium.p
df

2.6 Sistem Stabilisasi

Beberapa sistem stabilisasi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi deformasi


pada struktur kabel antara lain :
1. Peningkatan beban mati
Stabilisasi ini dilakukan dengan penerapan material dengan berat yang
memadai dan merupakan material yang homogen sehingga diperoleh beban
yang terdistribusi merata.
2. Pengaku busur dengan arah berlawanan (inverted arch)
Stabilisasi dengan pengaku bususr atau kabel ini berusaha mencapai
bentuk yang kaku dengan menambah jumlah kabel sehingga kemudian
menghasilkan suatu jaring-jaring (cable net structure).
3. Penggunaan batang-batang pembentang (spreader)
Stabilisasi ini menggunakan batang-batang tekan sebagai pemisah antara
dua kabel sehingga menambah tarikan internal didalam kabel.
4. Penambatan/pengangkuran ke pondasi (ground anchorage)
Sistem ini hanya berlaku bagi kabel karena adanya gaya-gaya taik yang
dinetralisir oleh pondasi sehingga menghasilkan stabilisasi.Pada pondasi terjadi
tumpuan tarik akibat perlawanan gaya tarik kabel.
5. Metoda prategang searah kabel (masted structure)
Ciri utamanya adalah tiang-tiang dan kabel yang secara keseluruhan
membentuk suatu struktur kaku. Kabel ditempatkan pada keadaan tertegang
dengan jalan memberikan beban yang dialirkan searah kabel.

Sumber : http://adhycoken.blogspot.com/2012/10/struktur-kabel.html

Gaya-Gaya Pada Kabel

Untuk menghitung gaya-gaya kabel, dapat ditempuh dengan memanfaatkan


keseimbangan titik-titik hubung struktur. Kabel adalah struktur, dimana besar gaya-
gaya pada kabel tersebut tidak konstan, ini berarti setiap segmen pada konstruksi
kabel akan menerima gaya yang berbeda. Tiupan angin diatas permukaan atap yang
melendut menyebabkan terjadinya gaya isapan. Gaya isapan menyebabkan atap
fleksibel mengarah cembung ke atas Pada saat atap berubah bentuk sebagai akibat
gaya isapan, pengaruh angin terhadap bentuk yang berubah tadi menyebabkan gaya
tekan. Gaya tekan menyebabkan atap bergerak ke bawah Pada saat bergerak ke
bawah dan ke atas, efek angin secara bergantian tekan-isap yang mengakibatkan
atap mengalami getar secara konstan

 Keuntungan struktur kabel :


1. Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk
menutup permukaan yang luas
2. Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi
3. Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk
bentangan ratusan meter mengungguli semua sistem lain
4. Memberikan efisiensi ruang lebih besar
5. Memiliki faktor keamanan terhadap api lebih baik dibandingkan
struktur tradisonal yang sering runtuh oleh pembengkokan elemen
tekan di bawah temperatur tinggi. Kabel baja lebih dapat menjaga
konstruksi dari temperatur tinggi dalam jangka waktu lebih panjang,
sehingga mengurangi resiko kehancuran
6. Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel
segera menyesuaikan diri pada kondisi keseimbangan yang baru,
tanpa adanya perubahan yang berarti dari tegangan
7. Cocok untuk bangunan bersifat permanen

 Kelemahan struktur kabel :

Pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel adalah getaran. Struktur


ini dapat bertahan dengan sempuna terhadap gaya tarik dan tidak
mempunyai kemantapan yang disebabkan oleh pembengkokan, tetapi
struktur dapat bergetar. Dalam hal gejala resonansi yang umum dikenal dapat
timbul dan mengakibatkan robohnya bangunan.

Sumber : http://adhycoken.blogspot.com/2012/10/struktur-kabel.html
BAB III

ANALISIS DAN KONSEP

Studi Kasus(Stadion Canberra)

Kasus yang kami ambil adalah penggunaan struktur kabel pada sebuah stadion olahraga.

Stadion Canberra (awalnya dikenal sebagai Stadion Bruce), sekarang secara resmi dikenal
sebagai GIO Stadium Canberra karena alasan sponsor adalah fasilitas terutama yang digunakan untuk
pertandingan liga rugbi dan uni rugbi, terletak berdekatan dengan Australian Institute of Sport di
Canberra, ibukota Australia. Stadion ini berada di Bruce sebuah daerah pinggiran di Canberra, dan
nama daerah Bruce dinamai menurut nama Perdana Menteri Australia pada tahun 1923–1929, Stanley
Bruce.

 Arsitek (Philip Cox, Taylor and Partners)


 Sipil (Bond James and Laron)
 Service engineers (Julius Poole and Gibson)
 Builder (Leighton Contractors)
 Fungsi : tempat pertandingan nasional dan internasional dan sebagai
markas tim Canberra Raiders ARL.
 Tahun : 1977 Lokasi : Bruce , Australian Capital Territory Tipe : Stadion
 Bentuk : Plan (denah): atap panjang 112m, lebar 20m ,denah berbentuk
segiempat. Tinggi sampai atap: 16-20 m Modul dasar atap : rectangular steel frame,
with concrete topping
 Modul : 14 Lantai : 11.400 sq m
 Material : baja Tipe struktur atap : tipe cable suspended steel framed roof deck Motif
surface arrangement
 Struktur pendukung : Pin jointed masts dengan diameter kabel 36mm dan 52mm
untuk kabel penarik di belakang.
 Pondasi : rock tension anchors for the cables , piers to the main seating structure
Dirancang untuk menjadi bagian dari Institut Olahraga Australia. Diginakan sebagai
tempat pelaksanaan kompetisi olahraga nasional dan internasional. Secara konsep, struktur
utama dirancang khusus dalam penampilannya dan dapat terlihat jelas dari jarak yang jauh.
Bangunan utama didesain untuk menampung 6000 tempat duduk yang terlindungi.

Fasilitas bagi atlet terletak pada struktur dasar dari atap, memberi hubungan
langsung ke arena. Fasilitas lainnya seperti toko perlengkapan, restoran dan bar, serta
fasilitas perawatan juga terdapat pada dasar tersebut. Tempat duduk diatasnya
memungkinkan seluruh penonton untuk mendapatkan pandangan penuh pada semua
kegiatan.

Atap tergantung pada kabel yang didukung oleh tiang-tiang baja runcing yang memberi
dampak visual pada bangunan. Hal ini juga diperlukan untuk memberikan pandangan bebas
kolom bagi para penonton. Struktur diletakkan seperti pada atap yang memiliki perlindungan
maksimal dari angin yang sangat kuat di area.

Sumber :
file:///C:/Users/Acer/Downloads/Documents/StrukturKabelNationalAthleticsStadium.pdf

3.1 ANALISIS

Dirancang untuk menjadi bagian dari Institut Olahraga Australia. Diginakan


sebagai tempat pelaksanaan kompetisi olahraga nasional dan internasional. Secara
konsep, struktur utamadirancang khusus dalam penampilannya dan dapat terlihat jelas
dari jarak yang jauh. Bangunan utama didesain untuk menampung 6000 tempat duduk
yang terlindungi.

Fasilitas bagi atlet terletak pada struktur Tampak bangunan Struktur Kabel pada
National Athletics Stadium Bruce, Australia dasar dari atap, memberi hubungan
langsung ke arena. Fasilitas lainnya seperti toko perlengkapan, restoran dan bar, serta
fasilitas perawatan juga terdapat pada dasar tersebut. Tempat duduk diatasnya
memungkinkan seluruh penonton untuk mendapatkan pandangan penuh pada semua
kegiatan. Atap tergantung pada kabel yang didukung oleh tiang-tiang baja runcing yang
member dampak visual pada bangunan. Hal ini juga diperlukan untuk memberikan
pandangan bebas kolom bagi para penonton. Struktur diletakkan seperti pada atap
yang memiliki perlindungan maksimal dari angin yang sangat kuat di area.
3.2 ANALISA KABEL STRUKTUR
Kabel struktur mendukung atap seluas 112x20m. Terdapat 5 tiang struktur
disepanjang atap. Tiang ini dihubungkan dengan tiga penggantung ke balok atap dan
kolom baja yang runcing. Tiap kabel mendukung 650 titik beban pada atap. Atap kabel
berdiameter 36 mm, kabel penggantung belakang berdiameter 52 mm yang dibuat dari
37x7mm kabel. Terdapat 2 penggantung belakang untuk setiap tiang struktur
penggantung dan 9 kabel yang mendukung atap. Tiang-tiang digantung pada kaki tiang
ke kolom yang dikaitkan di dinding belakang dari tiang, dengan demikian memungkinkan
tiang untuk diputar dalam, sesuai bidang perpanjangan dari tempat berdirinya. Balok
baja persegi kosong (tidak masif) yang membentuk atap dipasang pada ujung rangka
beton dari tempat duduk. Slab beton 100mm kemudian diberi dek metal yang telah
dibuat menjadi rangka atap dan bersifat permanen. Ini kemudian menjadi beban mati
untuk menjadi penahan pada saat angin kencang. Sementara itu,

tiang dimiringkan ke depan, kemudian kabel penggantung belakang dipasang pada


kepala tiang yang kemudian dikembalikan pada posisi akhirnya, memungkinkan ujung
yang lebih rendah dari kabel penggantung belakang untuk dihubungkan pada angkur di
tanah. Kabel penggantung belakang kemudian ditegangkan secara berpasangan yang
menyebabkan atap kabel dapat memikul beban. Hinged Masts (tiang penggantung)
Alir pembebanan gaya Panjang tiang penggantung 16 m dari ujung kepala hingga 3 way
pin joint. Ini adalah baja runcing fabrikasi yang menjadi satu dengan cast element pada
ujungnya yang memungkinkan hubungan kabel. Terdapat 5 tiang yang masingmasing
diletakkan pada bagian belakang penyangga, kemudian dimiringkan dengan sudut 60º
agar stabil.
3.3 TAPERED COLUMNS (KOLOM RUNCING)
Kolom-kolom runcing membentuk satu bagian dari 3 struktur baja utama.
Kalomkolom ini bervariasi menurut ukuran panjangnya mulai dari 16m hingga
20m,tergantung pada posisi peletakan pada strukturnya. Kolom ini dihubungkan pada
dua ujungnya untuk memungkinkan terjadinya rotasi perpendicular pada penyangganya

3.4 ROOF FRAME (RANGKA ATAP)


Rangka atap terdiri dari balok baja utama yang membentang sekitar 20m
dihubungkan dengan tiang dan kolom-kolom. Balok utama ini membentuk bagian pada
kerangka atap baja yang menyangga dek metal yang mendukung beton penutup atas.
Penetrasi yang menembus beton penutup atas memungkinkan terjadinya hubungan
pada rangka atap baja supaya kabel yang tegang dapat menggantung atap. Tepiatap
dijepit pada struktur beton untuk mengatasi gaya lateral dan gaya keatas. Beton tegak di
tepi atap mengurangi kibaran atap.
Tension Cables (kabel tegang)

Angkur batu Kabel atap terdiri dari 19 X 7 mm kawat yang menyusun kabel
berdiameter 36 mm. Terdapat 9 kabel atap untuk tiap tiang penyangga atap
yang diseimbangkan dengan dua kabel penggantung belakang yang diangkurkan ke tanah.
Kabel penggantung belakang disusun oleh kawat 37 X 7 mm, yang membentuk kabel
berdiameter 52 mm. Ini dapat memikul beban hingga 600-700kN. Kabel penyangga
belakang dihubungkan ke angkur batu melalui cetakan yang mempunyai lubang runcing dan
mengandung epoksi, serbuk besi (zinc dust), dan bola pemikul (ball bearings)

3.5 STRUCTURAL ACTION (AKSI STRUKTUR)

Beban lateral pada arah transversal disebabkan oleh dua efek. Yang pertama
adalah beban terpusat yang disalurkan dari sistem struktur sekunder untuk dinding, yang
akan menjadi bentuk beban terpusat pada tepi timur dan barat dari
diagrid yang terbentuk pada setiap 12,6 m.
3.6 SAMBUNGAN

 Terdapat 3 sambungan pada tiang penyangga


Dibawah ini merupakan penyangga untuk mengikat konstruksi atap dengan
konstruksi bangunanya senddiri:

3.7 TIANG STRUKTUR KABEL

Berdasarkan gambar diatas bisa kita lihat bahwa terdapat 8 tiang penyangga yang
merupakan struktur kabel,dimana letaknya adalah pada posisi Timur dan Barat.
Pada posisi barat terdapat 5 tiang pnyangga sedangkan pada bagian Timur terdapat 3 tiang
penyangga. Bagian barat terdapat lebih banyak tiang dan juga lebih lebar penutup atasnya
karena dilihat dari segi aktifitas yang dilihat lebih mendominan ke daerah barat stadion.
3.8 DENAH

Struktur Kabel pada National Athletics Stadium Bruce, Australia Yang kedua adalah
gaya tarik pada atap dan resultan komponen tekanan angin horizontal yang dihasilkan oleh
beban angin tidak simetris. Hal ini sebagian besar dinetralkan oleh ikatan eksternal dan
dinding penopang. Tiang penopang tepi menjadi subjek efek fleksural saat menyalurkan
beban-beban tersebut ke titik-titik pendukung, disebabkan oleh gaya tekan dan daya
regang pada bagianbagiannya.Diagrid juga akan membantu penyaluran beban ke
pendukung dengan mengembangkan daya tegang dan gaya regang pada bagian-
bagiannya. Beban lateral pada arah longitudinal disebabkan oleh dua efek yang serupa
dengan yang terjadi pada arah transversal. Beban-beban dibebankan secara singkat pada
diagrid, yang kemudian disalurkan pada dinding penopang melalui tiang penopang tepi dan
ikatan internal. Bagian-bagian diagrid akan mengembangkan gaya tekan dan gaya regang
dalam menahan dan menyalurkan bebanbeban.Satu perangkat ikatan internal akan menjadi
tegang untuk setiap beban lateral.
Bab IV

Kesimpulan

Struktur kabel sangat cocok digunakan pada atap stadion. Struktur kabel tidak
membutuhkan kolom-kolom yang besar untuk menyalurkan beban, sehingga pandangan
penonton ke arena pertandingan tidak terganggu. Selain itu penggunaan struktur kabel pada
atap stadion dapat menambah nilai estetis bangunan Struktur kabel sebenarnya bisa
digunakan di Indonesia, namun sampai saat ini belum dijumpai penggunaan struktur kabel
pada atap stadion.

 Keuntungan struktur kabel :


1. Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk
menutup permukaan yang luas
2. Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi
3. Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk bentangan
ratusan meter mengungguli semua sistem lain
4. Memberikan efisiensi ruang lebih besar
5. Memiliki faktor keamanan terhadap api lebih baik dibandingkan struktur
tradisonal yang sering runtuh oleh pembengkokan elemen tekan di
bawah temperatur tinggi. Kabel baja lebih dapat menjaga konstruksi
dari temperatur tinggi dalam jangka waktu lebih panjang, sehingga
mengurangi resiko kehancuran
6. Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera
menyesuaikan diri pada kondisi keseimbangan yang baru, tanpa
adanya perubahan yang berarti dari tegangan
7. Cocok untuk bangunan bersifat permanen

 Kelemahan struktur kabel :

Pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel adalah getaran. Struktur


ini dapat bertahan dengan sempuna terhadap gaya tarik dan tidak
mempunyai kemantapan yang disebabkan oleh pembengkokan, tetapi
struktur dapat bergetar. Dalam hal gejala resonansi yang umum dikenal dapat
timbul dan mengakibatkan robohnya bangunan.
Daftar Pustaka

1. Frick, Heinz.1998.Sistem bentuk struktur bangunan.Kanisius.Yogyakarta.


2. Schodek, Daniel L. 1998. Struktur. PT. Rafika Aditama. Bandung.
3. www. national_athletics_stadium . com

Anda mungkin juga menyukai