MAKALAH
Biologi Sosial
Oleh: Kelompok 7
Offering: H
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Anton yang merupakan supir truk
pengangkutan dari Dinas Kebersihan di kelurahan Sumbersari menyatakan bahwa setiap hari
beliau dapat mengangkut sebanyak 10-12 ton sampah. Dari hasil timbunan sampah tersebut
jenis sampah yang paling mendominasi yaitu: sampah organik dan plastik.
2.3 Solusi masalah polusi di Kelurahan Sumbersari, Malang
Prinsip dalam pengelolaan limbah adalah 3R, “REDUCE, REUSE, RECYCLE”
(Soenarno, 2011).
1. Reduce (pengurangan) adalah mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan
timbulnya limbah. Sedapat mungkin kita mengurangi penggunaan bahan-bahan yang
akan menghasilkan limbah. Contoh: penggunaan sapu tangan untuk menghapus
keringat akan mengurangi limbah dari kertas tissue yang kita gunakan,
menggunakan botol minum permanen yang sehat akan mengurangi limbah berupa
gelas plastik atau botol plastik air mineral, pemilihan produk dengan kemasan yang
dapat didaur-ulang.
2. Reuse (daur pakai) adalah kegiatan penggunaan kembali limbah yang masih dapat
digunakan baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain. Sedapat mungkin kita
menggunakan kembali bahan-bahan yang masih memungkinkan untuk dipakai lagi.
Contoh: kertas yang digunakan bolak-balik akan mengurangi limbah kertas, gunakan
wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang, gunakan baterai yang dapat di-
charge kembali.
3. Recycle (daur ulang) adalah mengolah limbah menjadi produk baru. Ada bahan-bahan
tertentu yang dapat didaur-ulang, contoh: kertas, karton, plastik, botol, besi, dan
berbagai limbah organik.
Solusi untuk menangani masalah polusi di kelurahan Sumbersari, dalam hal proses
pengolahan sampah khususnya dengan metode recycle, diantaranya:
1. Pembuatan Kompos
Menurut Santoso (2013) pengelola Bank Sampah Malang menyatakan bahwa
pembuatan pupuk kompos terdapat 2 cara, yaitu pembuatan secara takatura dan komposter
a. Metode Takatura
Caranya, pertama menyiapkan keranjang yang cukup besar sebagai tempatnya.
Kemudian memasukkan dua buah bantal berisi sekam ke dalam keranjang. Setelah itu
memasukkan karton ditepi-tepi keranjang sebagai dindingnya. Selanjutnya membuat
mikroorganisme pengurai sebagai aktivator/stater. Pembuatannya menggunakan air leri/air
beras, jus tape dan E4. Air leri yang digunakan harus air perasan beras yang pertama kali.
Dalam pembuatannya pertama menyiapkan 1 liter air, ½ kg tape, 2 sendok makan gula pasir
kemudian diblender menjadi satu. Selanjutnya menyiapkan sampah organik terutama sampah
yang berupa daun atau sisa sayuran dan kain gelap sebagai penutup.
Setelah semua disiapkan sedemikian rupa maka dapat memulai untuk pembuatannya.
Pertama keranjang yang telah dilapisi karton diikat dengan menggunakan bendrat/kawat
sebagai dinding. Kedua bagian bawah/dasar diberi bantal sekam. Ketiga, memotong atau
mencacah sampah organik kemudian mencampurnya dengan mikroorganisme selanjutnya
memasukkannya ke dalam keranjang. Cara mencacah atau memotong sampah organik yaitu
meletakkan sampah organik diatas plastik yang lebar kemudian mencacahnya dengan
menggunakan balok sebagai landasan dan pisau atau golok yang tajam untuk mencacahnya.
Setelah hampir penuh menutupnya dengan bantal sekam kembali dan menutupnya dengan
kain gelap dan terakhir menutup kembali keranjang.
Setelah 40 hari kompos siap dipanen. Cara memanennya yang pertama setelah
kompos menjadi seperti tanah menjemurnya sebentar kemudian diayak. Kemudian kompos
dimasukkan dalam plastik untuk pengepakannya. Kompos tetap ditempatkan di tempat yang
teduh. Kompos yang telah jadi ini dapat digunakan sebagai stater awal pembuatan kompos
kembali.
b. Metode Komposter
Cara komposter ini memerlukan wadah seperti drum atau ember plastik sebagai tempat
pembuatannya. Kemudian memberi lubang bagian dasar dan samping wadah tersebut sebagai
air lindi dan pertukaran udara. Selanjutnya bahan sampah yang telah dicacah, dimasukkan
didalam wadah, kemudian dicampur kompos atau mikroorganisme/stater. Setelah itu
melakukan terus-menerus selapis demi selapis sampai wadah penuh. Kemudian dsiram
dengan air secara merata. Pada hari ke 5-7, media diaduk secara berulang-ulang dan bertahap
kemudian pengadukan berhenti apabila kompos sudah menjadi hitam dan hancur. Kompos
pun siap untuk dipakai.
Berkaitan dengan banyaknya jenis sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang
secara biologi, akan lebih bermanfaat apabila diadakan pembuatan home industri pengolahan
limbah plastik di Kelurahan Sumbersari dari limbah tiap RT/RW. Seperti halnya yang
dilakukan oleh CV. KIKI di Jl. Simpang Kepuh No.53 Sukun, Malang dalam memanfaatkan
limbah plastik menjadi bahan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Misalnya pembuatan
bola plastik, celengan plastik, wadah petis, wadah obat pertanian,dll guna menambah
penghasilan bagi masyarakat di Kelurahan Sumbersari. Berikut gambar hasil obervasi
pengolahan limbah plastik di CV. KIKI.
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Polusi adalah Limbah atau bahan buangan dapat berbentuk cair, padat, dan gas
yang terdapat polutan atau bahan pencemar yang mempengaruhi kualitas
lingkungan yang menerimanya.
3.1.2 Masalah polusi di kelurahan Sumbersari yaitu pengolahan sampah yang kurang
efektif.
3.1.3 Solusi dalam menangani masalah polusi di kelurahan Sumbersari, Malang
meliputi pembuatan kompos, penerapan perkampungan kompos dan pembuatan
home industri pengolahan limbah plastik.
3.2 Saran
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam makalah ini, maka diharapkan
kepada mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya agar dapat menanggulangi
pencemaran lingkungan terutama masalah polusi melalui proses recycling dengan cara
pembuatan kompos, penerapan perkampungan kompos dan pembuatan home industri
pengolahan limbah plastik.
DAFTAR PUSTAKA
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi (common textbook edisi revisi). Departemen Biologi
FMIPA. Bandung.
Soenarno, Sri Murni. 2011. Pengolahan Limbah. Banyuwangi: The Indonesian Wildlife
Conservation Foundation (IWF).
Tuti Kustiah, 2005, Kajian Kebijakan Pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.