Anda di halaman 1dari 28

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

BAB 4
PEMERIKSAAN BETON

4.1 PENDAHULUAN
Beton adalah suatu bahan yang digunakan untuk membangun bangunan
seperti rumah, jembatan, jalan, dan lain-lain. Beton dapat dibuat dengan
mencampur agregat kasar (kerikil), agregat halus (pasir), air, dan jenis agregat
lainnya sampai mendapatkan campuran yang homogen. Campuran tersebut akan
mengeras seperti batuan. Perkerasan terjadi karna peristiwa reaksi kimia antara
semen dan air.
Metode pencampuran bahan-bahan beton dapat dilakukan dengan cara
tenaga manusia (manual) atau dengan mesin. Pencampuran beton juga tidak luput
dari adanya proses reaksi kimia yang membuat beton menjadi mengeras seperti
batu. Pengerasan tersebut terjadi akibat adanya bahan-bahan seperti semen dan air
(Ahadi, 2010). Proses pemeriksaan campuran beton terdiri dari 4 proses yaitu,
pembuatan dan perawatan beton, slump test, percobaan kadar udara beton segar,
serta percobaan berat isi beton segar.
Perawatan beton perlu dilakukan terhadap beton demi menjaga kualitas
beton. Untuk mendapatkan mutu beton dapat melakukan berbagai macam
percobaan. Proses perawatan pada beton memiliki peran penting pada
pengembangan kekuatan dan daya tahan beton. Semakin bertambah umur beton,
maka kekuatan tekan beton akan bertambah secara cepat akan naik liniernya
sampai umur 28 hari, setelah itu kenaikan kekuatan beton akan mengecil. Laju
kenaikan umur beton sangat tergantung dari bahan penyusunnya yang paling
utama adalah penggunaan bahan semen karena semen cenderung secara langsung
memperbaiki kinerja tekannya. Semakin lama umur beton maka dapat dipastikan
kinerja tekan yang semakin lebih baik (Hunian, 2015).

1
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

4.2 PEMBUATAN DAN PERAWATAN BETON


4.1.1 Maksud
Pembuatan benda uji beton dilakukan untuk mendapatkan campuran beton
yang homogen sesuai perencanaan, sedangkan perawatan benda uji beton
bertujuan agar tidak terjadi susut yang ekstrem pada beton selama fase hardening.

4.1.2 Landasan Teori


Beton merupakan salah satu bahan penting dalam proses konstruksi
sehingga proses pembuatannya memperlukan perhitungan yang baik dan benar
guna memenuhi standar minimal dan memenuhi kualitas yang baik yang harus
disesuaikan dengan kebutuhan yang diinginkan. Pembuatan beton meliputi
berbagai hal yang paling penting yaitu pencampuran atau pengadukan bahan-
bahan beton. Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam proses pencampuran yaitu
dengan tenaga manusia (manual) atau dengan menggunakan alat-alat yang dapat
memudahkan dan mempercepat pencampuran (Sahputra, 2015).
Dalam proses pembuatan beton memperhatikan Homogen, strength,
durability, dan ekonomic. Homogen artinya dalam pembuatan beton memakai
bahan yang tercampur dengan baik dan merata. Strength artinya beton memiliki
kekuatan dalam menopang beban yang direncanakan. Durability adalah daya
tahan keawetan beton terhadap beban yang akan diterima. Economic artinya
dalam pembuatan beton memiliki harga yang terjangkau serta sesuai dengan
kegunaanya (Bayu, 2016).
Perawatan beton atau curing adalah proses perawatan dalam beton untuk
memberian kesempatan pada beton untuk mencapai mutu yang diinginkan.
Perawatan beton yang baik harus selalu dilakukan hingga usia beton ideal yakni
28 hari dengan membuat permukaan beton getap lembap, hal ini untuk
menghindari efek yang terjadi yaitu air pada campuran beton keluar dan
menimbulkan keretakan pada permukaan beton (Imam, 2020).

2
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

4.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan dan perawatan beton adalah
sebagai berikut.
1. Concrete mixer
2. Sekop
3. Sendok semen
4. Talam persegi
5. Ember
6. Gelas ukur
7. Cetakan kubus 15 × 15 × 15 cm³
8. Cetakan silinder 15 × 30 cm³

4.1.4 Prosedur Percobaan


Berikut ini adalah prosedur percobaan yang digunakan dalam pembuatan
dan perawatan beton:
1. Membersihkan bagian dalam concrete mixer.
2. Menghubungkan alat concrete mixer dengan aliran listrik lalu
menghidupkannya.
3. Memasukan agregat kasar, agregat halus, dan semen yang telah ditimbang
sesuai dengan perencanaan.
4. Melakukan penambahan air sampai jumlah yang direncanakan dalam keadaan
alat berputar.
5. Menambahkan diakhir pencampuran sambil terus diputar apabila
menggunakan admixture.
6. Mencampuran beton yang ada di dalamnya tumpah ke dalam talang, adukan
siap digunakan.
7. Setelah concrete mixer kosong, membersihkan bagian dalam concrete mixer
dengan air untuk mencegah pengerasan beton.
8. Melanjutkan dengan slump test dan percobaan kadar udara beton segar
(melihat bagian percobaan selanjutnya).

3
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

9. Memasukkan beton kedalam cetakan dalam 3 tahap lapisan, masing-masing


lapisan ditumbuk dengan tongkat penumbuk sebanyak 25 kali, kemudian
lakukan memukul bagian samping cetakan dengan palu karet sebanyak 10-15
kali. Bila nilai slump test kurang dari 75 mm maka dapat diperhitungkan
menggunakan alat penggetar.
10. Menghentikan alat pada saat beton sudah dalam keadaan tidak mengalami
penurunan, tidak ada gelembung udara yang keluar atau blending.
11. Meratakan permukaan benda uji/ cetakan dengan sendok semen atau mistar
perata. (lakukan pencetakan beton pada keadaan beton dalam fase plastis)
12. Melanjutkan dengan percobaan.
13. Membuka cetakan beton setelah beton berumur 24 8 jam.
14. Melakukan perawatan dengan perendaman di dalam air. Kemudian perlu
diperhatikan benda uji harus diletakkan pada lingkungan bebas getaran.

4
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

4.1.5 Kesimpulan
Pembuatan dan perawatan beton adalah percobaan yang bertujuan untuk
mendapatkan campuran beton yang homogen serta untuk mengetahui cara untuk
melakukan perawatan benda uji beton bertujuan agar tidak terjadi susut yang
ekstrem pada beton selama fase hardening. Pembuatan beton menggunakan mesin
concrete mixer dan bahan-bahan pokok beton seperti agregat kasar, agregat halus,
semen dan air yang telah ditimbang sesuai perencaan. Percobaan ini
menggunakan beton normal dan beton admixture. Beton segar dicetak ke dalam
cetakan kubus dan silinder dimana concrete mixer dan alat yang digunakan harus
dalam keadaan bersih, dan lembap. Campuran beton yang homogen harus selalu
diaduk karena sifat beton yang mudah mengeras.
Pemadatan dapat dilakukan dengan cara saat memasukkan beton ke dalam
cetakan dengan 3 lapisan, masing-masing lapisan ditumbuk dengan tongkat
penumbuk sebanyak 25 kali dan menembus lapisan bawahnya sedalam 25 mm.
Langkah selanjutnya pinggiran cetakan diketuk-ketuk sebanyak 10-15 kali.
Selanjutnya proses curing yang dilakukan adalah dengan merendam beton selama
7 hari didalam bak air agar menghindari susut ekstrem akibat hilangnya
kelembapan dan meningkatnya suhu.

5
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

4.2 SLUMP TEST


4.2.1 Maksud
Slump test dilakukan untuk mengukur nilai slump adukan beton segar
sehingga dapat diketahui kemudahan untuk mengerjakannya.

4.2.2 Landasan Teori


Slump test adalah suatu percobaan yang digunakan untuk menentukan
konsistensi campuran beton segar untuk menentukan tingkat workability. Slump
test dapat menunjukkan kekurangan, kelebihan, atau kecukupan air yang
digunakan dalam pembuatan beton. Campuran beton yang terlalu cair akan
menyebabkan beton mutu rendah, lama. Slump test mengacu pada SNI 1972-2008
(Peraturan Beton Bertulang Belakang).
Slump beton segar harus segera dilakukan sebelum beton dituangkan dan
jika terlihat indikasi plastisitas beton segar menurun cukup banyak, untuk melihat
kelayakannya. Besaran nilai slump yang harus diperhatikan untuk menjaga
kelayakan pengerjaan beton segar adalah tampilan visual beton, jenis dan sifat
keruntuhan pada saat pengujian slump dilakukan. Hasil dari slump test beton dan
besar penurunan permukaan beton disebut dengan nilai slump, Nilai slump
ditentukan oleh besarnya penurunan adukan beton dalam slump setelah alat slump
diangkat yang dilakukan untuk mengetahaui mutu beton yang digunakan sesuai
dengan perencanaan (ICS 91.110.30)

4.2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan slump beton adalah sebagai
berikut.
1. Corong slump
2. Pelat alas
3. Mistar pengukur
4. Batang pemadat
5. Sekop

6
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

6. Sendok semen

4.2.4 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan yang dilakukan dalam slump test adalah sebagai
berikut.
1. Membasahi corong slump dan meletakan di atas permukaan datar, lembap,
tidak menyerap air dan kaku kemudian menahan corong slump dengan cara
berdiri di atas pijakannya.
2. Memasukkan adukan beton ke dalam corong kurang lebih 1/3 bagian lalu
menusuknya dengan batang pemadat secara merata sebanyak 25 kali.
3. Melakukan hal yang sama pada lapisan kedua dan ketiga. Penusukan batang
pemadat hanya untuk lapisan yang bersangkutan saja dan menembus lapisan
sebelumnya.
4. Menambahkan adukan beton bila pemadatan menghasilkan beton turun di
bawah ujung atas cetakan, untuk tetap menjaga adanya kelebihan beton pada
bagian atas dari cetakan.
5. Meratakan permukaan atasnya dengan batang pemadat.
6. Mengangkat corong tersebut dalam arah vertikal tanpa lateral atau torsional
dengan waktu pengangkatan 5 + 2 detik.
7. Mengukur penurunan yang terjadi (selisih antara tinggi awal dan tinggi
akhir). Besarnya penurunan ini disebut nilai slump.
8. Menyelesaikan seluruh pekerjaan pengujian dari awal pengisian hingga
pelepasan cetakan tanpa gangguan, dalam waktu tidak lebih dari 2 ½ menit.

4.2.5 Data percobaan


Data percobaan yang didapat dalam Slump test dapat dilihat pada tabel 4.1
dibawah ini

7
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Tabel 4.1 Hasil Slump Test


Normal Admixture
Parameter
Kubus Silinder Kubus Silinder
Nilai Slump (cm) 11 11 13 13

8
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

4.2.5 Kesimpulan
Nilai slump yang baik untuk campuran beton menurut standar
perencanaan nilai slump pada SNI 1972:2008 adalah 12,000 ± 2,000 cm.
Berdasarkan data hasil pengujian yang telah dilakukan, serta nilai slump untuk
beton normal kubus dan silinder adalah 11 cm serta nilai slump untuk beton
admixture kubus dan silinder adalah 13 cm. Maka, dapat disimpulkan bahwa hasil
percobaan nilai slump, campuran beton normal dan admixture tidak sesuai dengan
standar perencanaan karna tidak memenuhi batas minimum dari nilai slump yang
direncanakan. Hasil percobaann yang tidak sesuai dengan standar perencanaan
disebabkan penambahan air yang berlebihan pada campuran, yang mengakibatkan
nilai kuat tekan turun.

9
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

4.3 PERCOBAAN BERAT ISI BETON SEGAR


4.3.1 Maksud
Percobaan berat isi beton segar dilakukan untuk menentukan berat isi dan
kadar udara beton segar dengan cara volumetri.

4.3.2 Landasan Teori


Beton segar adalah gabungan beton yang telah selesai diaduk sampai
beberapa saat karakteristiknya tidak berubah masih plastis dan belum terjadi
pengikatan. Bobot isi beton adalah berat beton segar per satuan isi atau
perbandingan antara berat adukan beton segar dengan volume adukan beton segar.
Beton segar harus mempunyai kinerja tinggi seperti kecelakaan dan kemudahan
dikerjakan, panas hidrasi rendah, percepatan maupun penundaan waktu ikat awal
dan susut yang relatif rendah pada proses pengerasan.
Nilai rendaman lebih besar dari 1,000 menunjukkan suatu kelebihan beton
yang digunakan sedangkan jika rendaman kurang dari 1,000 menunjukkan
kekurangan campuran dari volume rancangan (RSNI 03-1973-1990). Bahan-
bahan beton berupa pasir, semen, kerikil, agregat kasar, agregat halus dan air.
Jenis agregat yang dipakai tergantung dari kehalusan butirannya, yang memiliki
ukuran dan kehalusan butiran akan mengakibatkan perbedaan (Tjokodimuljo, K,
2007).
Hal-hal yang mempengaruhi bobot isi beton yaitu pemeriksaan bahan-
bahan campuran beton seperti semen, air, pasir, dan kerikil, semakin teliti kita
melakukannya, maka keadaan bahan-bahan campuran tersebut akan kita ketahaui.
Pemadatan jangan dilakukan berlebihan, karena jika pemadatan dilakukan dengan
baik maka bobot isi akan sesuai dengan rencana. Bobot isi rencana dan bobot isi
pemeriksaan, maka diadakan koreksi dengan mengalikan harga semula yang
diperoleh dari perencanaan dengan suatu factor yaitu “perbandingan angka berat
jenis sama dengan berat berat jenis hasil pemeriksaan campuran dibagi dengan
berat jenis semula”. Apabila hasil bobot isi dalam percobaan lebih kecil dari bobot

10
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

isi dalam mix design, maka kebutuhan bahan haruslah dikoreksi 11actor11,
sehingga akan didapat kebutuhan bahan yang sebenarnya.
4.3.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan berat isi beton segar adalah
sebagai berikut.
1. Timbangan
2. Batang pemadat
3. Container pengukur volume
4. Meja getar
5. Mistar 11actor

4.3.4 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan yang dilakukan dalam percobaan berat isi beton
adalah sebagai berikut.
1. Menimbang berat container (A) dan mengukur volumenya (V).
2. Memasukkan beton ke dalam cetakan dalam 3 tahap lapisan, masing-masing
lapisan ditumbuk dengan tongkat penumbuk sebanyak 25 kali dan menembus
lapisan di bawahnya sedalam 25 mm. Setelah setiap lapisan ditusuk,
mengetok bagian luar cetakan dengan palu karet sebanyak 10 – 15 kali. Batas
nilai slump untuk dilakukan penggetaran di bawah 25 mm dipakai penggetar,
25 – 75 mm penggetar internal, di atas 75 mm ditusuk / ditumbuk (biasa).
3. Menghentikan penggetaran bila menggunakan penggetar, beton sudah tidak
mengalami penurunan, tidak ada gelembung udara yang keluar dan atau
bleeding.
4. Meratakan permukaan benda uji dengan sendok semen. Melakukan
pencetakan
5. Menimbang container berikut isinya (B).

11
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

4.3.5 Data percobaan


Data percobaan yang didapat dalam Berat isi beton segar dapat dilihat
pada tabel 4.2 dibawah ini
Tabel 4.2 Data Percobaan Berat Isi Beton Segar
Normal Admixture
Parameter
Kubus Silinder Kubus Silinder
Berat container (gram) 9671 10560 10238 11688
Volume aktual container (cm³) 3375 5298,750 3375 5305,817
Berat container + isi (cm³) 17410 22578 17897 23870
Berat isi beton segar (g/cm³) 2,293 2,268 2,269 2,296
Berat isi teoritis beton (g/cm³) 2,260 2,260 2,260 2,260
Kadar udara beton (%) -1,462 -0,358 -0,413 -1,592

Normal
D Kubus : 15 D Silinder : 15
T Kubus : 15 T Siinder : 30

Admixture
D Kubus : 15 D Silinder : 15
T Kubus : 15 T Silinder : 30

4.3.6 Perhitungan
Perhitungan yang dilakukan untuk percobaan berat isi beton terdiri dari
beton kubus normal, beton silinder normal, beton kubus admixture, dan beton
silinder admixture.
Perhitungan yang dilakukan untuk percobaan berat isi beton kubus
normal adalah sebagai berikut.
Berat isi beton segar =

= 2,2900 kg/m3
Kadar udara beton
=

12
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

= ̶ 101,327%

Perhitungan yang dilakukan untuk percobaan berat isi beton silinder normal
adalah sebagai berikut.
Berat isi beton segar =

= 2,2680
Kadar udara beton
=

= 791,902%

Perhitungan yang dilakukan untuk percobaan berat isi beton kubus admixture
adalah sebagai berikut.
Berat isi beton segar =

= 0,00229 kg/m3
Kadar udara beton
=

= 100,398%

Perhitungan yang dilakukan untuk percobaan berat isi beton silinder admixture
adalah sebagai berikut.

13
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

Berat isi beton segar =

= 2,295 kg/m3
Kadar udara beton
=

= 101,592%

Keterangan :
A : berat container (kg)
B : berat container + isi (kg)
V : volume container (cm3)

14
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Tabel 4.3 Hasil percobaan berat isi beton segar


Normal Admixture
Parameter
Kubus Silinder Kubus Silinder
Berat container (gram) 9671 10560 10238 11688
Volume aktual container (cm³) 3375 5298,750 3375 5305,817
Berat container + isi (cm³) 17410 22578 17897 23870
Berat isi beton segar (g/cm³) 2,293 2,268 2,269 2,296
Berat isi teoritis beton (g/cm³) 2,260 2,260 2,260 2,260
Kadar udara beton (%) -1,462 -0,358 -0,413 -1,592

15
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

4.3.7 Kesimpulan
Didapatkan data percobaan dan hasil pemeriksaan berat isi beton segar,
maka diperoleh berat isi beton segar untuk kubus normal adalah 2,293 kg/cm3 dan
silinder normal adalah 2,269kg/m3, serta berat isi beton segar kubus admixture
adalah 2.269 kg/m3 dan silinder admixture adalah 2,296 kg/m3. Hasil dari
percobaan kadar udara beton kubus normal adalah -1,462%, beton silinder normal
adalah -0,358%, untuk beton admixture kubus sebesar -0,413% dan beton
admixture silinder adalah -1,592%.

16
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

4.4 KUAT TEKAN BETON KERAS


4.4.1 Maksud
Percobaan kuat tekan beton keras dilakukan untuk mengetahui kekuatan
beton dan karakteristik beton keras.

4.4.2 Landasan Teori


Kuat tekan beton adalah ketahanan beton dalam menerima gaya persatuan
luas dan merupakan salah satu kinerja utama yang dibutuhkan oleh beton.
Semakin tinggi kekuatan yang direncanakan, maka semakin tinggi pula mutu
beton yang dihasilkan. Tidak hanya itu, semakin padat massa agregatnya, maka
semakin tinggi kekuatan dan durability terhadap mutu beton (Mulyono, 2004).
Beton mempunyai tegangan tekan yang tinggi, namun tegangan yang dimiliki
oleh beton rendah.
Walaupun terdapat tegangan yang kecil dalam beton diasumsikan semua
tegangan tekan didukung oleh beton tersebut. Perhitungan kuat tekan beton
biasanya dilakukan pada beton yang berumur mencapai 28 hari. Beton harus
dirancang proporsi campurannya agar menghasilkan suatu kuat tekan rata-rata
yang diisyaratkan.
Beton mempunyai kuat tekan yang tinggi jika terbuat dari bahan campuran
yang baik. Bahan penyusun beton adalah agregat, karena agregat mencapai 70%-
75% colume beton (Dipohusodo, 1996). Oleh karena itu, hal-hal yang perlu
diperhatikan pada agregat dalam pengaru kuat terhadap beton adalah permukaan
dan bentuk agregat, gradasi agregat, ukuran.

4.4.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan kuat tekan beton keras adalah
sebagai berikut.
1. Mesin tekan hidrolik
2. Cetakan silinder/kubus
3. Capping set

17
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

4.4.4 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan dalam percobaan kuat tekan beton keras adalah
sebagai berikut.
1. Mengeluarkan benda uji beton dari bak perendaman curing.
2. Mengeringkan beton sebelum dilakukan pengujian.
3. Mengukur luas penampang tekan benda uji beton.
4. Memberi capping pada beton silinder untuk meratakan permukaan tekannya.
5. Memanaskan capping compound dalam melting pot sampai mencair
kemudian tuangkan pada alas cetak. Segera letakkan silinder beton di atasnya
sehingga ujung permukaan benda uji dilapisi capping compound yang
mengeras. Beton berbentuk kubus, tidak diperlukan pelapisan capping
compound.
6. Melakukan hal yang sama untuk ujung yang lain.
7. Meletakkan benda uji pada meja penekanan. Periksa manometer yang akan
digunakan, diputar jarum merahnya sehingga berimpit dengan jarum hitam
pada skala nol.
8. Menghidupkan mesin penggeraknya dan Handle diatur pada posisi
penekanan.
9. Mengamati pergerakan jarum manometer tadi, catat nilai maksimum beban
yang dapat ditahan oleh benda uji (sampai benda uji pecah). Setelah dibagi
dengan luas penampang benda uji didapat nilai kuat tekan karakteristik beton
tersebut.
10. Jika umur pengujian bukan 28 hari, maka harus dikali konversi umur beton.

18
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

4.4.5 Data Percobaan


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didaat data percobaan kuat tekan
beton pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5
Tabel 4.4 Data Perobaan Kuat Tekan Beton Kubus

Parameter Normal Admixture


Tanggal Pembuatan
Tanggal pengujian
Umur (hari) 7 Hari 7 Hari
Berat (kg) 7,748 7,638
Sisi 1 (cm) 15,190 15,020
Sisi 2 (cm) 15,070 14,980
Luas tekan (cm2) 228,913 225,000
Gaya tekan (kN) 405 430
Kuat tekan (kg/cm2) 176,923 191,111
Faktor konversi umur 0,650 0,650
f'c 272,189 294,018
Bentuk kehancuran 1 1

Tabel 4.5 Data Percobaan Kuat Tekan Beton Silinder


Parameter Normal Admixture
Tanggal Pembuatan
Tanggal pengujian
Umur (hari) 7 Hari 7 Hari
Berat (kg) 12,045 12,202
Diameter (cm) 15,130 15,050
Luas tekan (cm2) 179,700 177,804
Gaya tekan (kN) 210 300
Kuat tekan (Mpa) 11,686 16,872
Faktor konversi umur 0,650 0,650
f'c 17,979 25,958
Bentuk kehancuran 4 4

19
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

4.4.6 Perhitungan
Perhitungan berat isi beton segar untuk kuat tekan beton kubus normal
adalah sebagai berikut.

Luas tekan = S×S


= 15,190 × 15,070
= 228,312 cm2

Kuat tekan =

= 176,923 kg/cm2

K =

= 272.189

Perhitungan yang dilakukan pada percobaan kuat tekan beton kubus


admixture adalah sebagai berikut.
Luas tekan = S×S
= 15,020 × 14,980
= 224,999

Kuat tekan =

= 93,333 kg/cm2

K =

20
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

= 143,589

Perhitungan yang dilakukan pada percobaan kuat tekan beton silinder


normal adalah sebagai berikut

Luas tekan =

= 17804,083 mm2

Kuat tekan =

= 14,603 MPa

f'c =

= 22,467 MPa

Perhitungan yang dilakukan pada percobaan kuat tekan beton silinder


admixture adalah sebagai berikut.

Luas tekan =

= 139.576 mm2

21
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

Kuat tekan =

= 16,872 MPa

f'c =

= 25,956 MPa

22
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Tabel 4.6 Hasil Pemeriksaan Kuat Tekan Beton Kubus


Parameter Normal Admixture
Tanggal pembuatan 3 Oktober 2021 3 Oktober 2021
Tanggal Pengujian 10 Oktober 2021 10 Oktober 2021
Umur (hari) 7 hari 7 hari
Berat (kg) 7,748 7,638
Sisi 1 (cm) 15,190 15,020
Sisi 2 (cm) 15,070 14,980
Luas Tekan (cm2) 228,913 225,000
Gaya Tekan 405 430
Kuat Tekan (Kg/cm2) 176,923 191,111
Faktor konversi umur 0,650 0,650
K (Kg/cm2) 272,189 294,018

Bentuk kehancuran

Bentuk kehancuran Bentuk kehancuran


kerucut kerucut

23
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Tabel 4.7 Hasil Pemeriksaan Kuat Tekan Beton Silinder


Parameter Normal Admixture
Tanggal pembuatan 3 Oktober 2021 3 Oktober 2021
Tanggal pengujian 10 Oktober 2021 10 Oktober 2021
Umur (hari) 7 hari 7 hari
Berat (kg) 12,045 12,202
Diameter (mm) 15,130 150,050
Luas tekan (mm2) 179,700 17891,674
Gaya tekan (kN) 210 300
Kuat tekan (MPa) 11,686 16,870
Faktor konversi umur 0,650 0,650
f'c (MPa) 17,979 25,958

Bentuk kehancuran

Bentuk kehancuran Bentuk kehancuran


kerucut sejajar sumbu kerucut geser
tegak (kolumnar)

24
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

4.4.7 Kesimpulan
Mutu beton yang diperoleh untuk nilai K dan f'c percobaan yang telah
memenuhi standar adalah 300,000 kg/cm2 dan 24,900 N/mm2. Berdasarkan data hasil
pengujian yang telah dilakukan diperoleh pengujian umur beton selama 7 hari dengan
faktor konversi umur 0,650 yaitu nilai kuat tekan beton kubus normal sebesar 176,923
kg/cm2 dan nilai kuat tekan beton kubus admixture sebesar 191,111 kg/cm2.
Untuk nilai kuat beton silinder normal sebesar 11,686 MPa dan nilai kuat tekan
beton silinder admixture 16,870 MPa. Berdasarkan mutu beton yang telah
didapatkan dari hasil percobaan, maka sapat disimpulkan bahwa nilai nuat beton
kubus normal dan admixture tidak memenuhi standar. Beton silinder normal dan
admixture juga tidak memenuhi standar. Bentuk kehancuran yang didapatkan
untuk percobaan kuat tekan kubus normal dan admixture adalah bentuk
kehancuran kerucut. Bentuk kehancuran kuat tekan silinder normal adalah
kehancuran kerucut sejajar sumbu tegak (kolumnar), dan untuk kuat tekan silinder
admixter adalah Bentuk kehancuran kerucut geser.

25
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

4.5 KADAR UDARA BETON SEGAR


4.5.1 Maksud
Percobaan kadar udara beton segar dilakukan untuk mengetahaui nilai
ukur presentase kandungan udara yang terdapat dalam beton segar.

4.5.2 Landasan Teori


Kadar udara beton segar adalah nilai ukur kadar udara yang terkandung
dalam beton segar. Kadar udara yang terdapat dalam beton segar umumnya
disebabkan oleh pemadatan dan pelaksanaan pembetonan yang kurang sempurna
dan atau terlalu banyak kandungan pori yang terdapat pada agregatnya.
Kandungan udara pada beton mempengaruhi kekuatan beton serta kecepatan
pembekuan dari beton.
Banyaknya kandungan udara yang diperlukan tergantung dari
penggunaan beton yang dikhendaki, sehingga dengan pemeriksaan dapat kita
ketahaui apakah udara yang terkandung dalam beton masih dalam batas-batas
persyaratan yang diizinkan. Bila beton tersebut memiliki kandungan udara yang
melebihi batas persyaratan, maka kekuatan beton akan berkurang akibat
banyaknya rongga namun mudah dalam pengerjaannya.
Menurut SNI 03-3418-2011 beton memiliki ketentuan dan syarat untuk
kandungan udara dalam beton. Persyaratan kandungan udara pada beton yaitu
melebihi 6,5% maka beton tersebut berkurang, karena banyak terdapat rongga.
Dan jika kurang dari 3% maka akan menambah fraksi antara agregat sehingga
dalam proes pemadatan akan sulit dilaksanakan. Kadar udara dalam beton segar,
jika melebihi yang diisyaratkan dapat menyebabkan beton cepat keropos dan
mengurangi kekuatannya. Oleh karena itu, kadar udara dalam beton segar
diisyaratkan 0,000 – 2,000% agar mendapatkan beton yang berkualitas dan tahan
lama (Dalil, 2010).

26
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

4.5.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan kadar udara beton segar
adalah sebagai berikut.
1. Airmeter
2. Kunci inggris
3. Batang pemadat

4.5.4 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan dalam percobaan kadar udara beton segar adalah
sebagai berikut.
1. Membuka bagian atas airmeter dengan mengendurkan baut-baut penjepit/
pengunci.
2. Membersihkan bagian dalam airmeter.
3. Memasukkan adukan beton kurang lebih sepertiga bagian lalu menumbuk
dengan batang pemadat secara merata sebanyak 25 kali.
4. Mengulangi hal yang sama untuk lapisan ke-2 dan ke-3.
5. Meratakan permukaan adukan beton dengan batang pemadat.
6. Memasang kembali bagian atas airmeter lalu mengencangkan baut-baut
penjepitnya.
7. Membuka ujung bagian atas, memasukkan air sampai berada sedikit di atas
angka nol pada skala gelas ukur.
8. Memasang kembali ujung bagian atasnya kemudian membuka klep atas agar
udara bebas mengalir.
9. Menurunkan permukaan air dalam gelas pengukur dengan mengendurkan
klep bawah sehingga permukaan air tepat pada skala nol.
10. Menutup klep atas bawah lalu memompa sampai tekanan 0,1 MN/m2 atau 1
kg/m2.
11. Membaca penurunan permukaan air yang terjadi, pada skala tabung glass
akan menunjukkan persentase kandungan udara pada adukan beton.

27
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

12. Bila persentase udara terlalu besar sehingga penurunan permukaan air tidak
bias terdeteksi (melampaui skala), maka tekanan angina dikurangi, sehingga
persentase udara sebenarnya yaitu hasil pembacaan dikalikan faktor koreksi
sebagai berikut.
Tabel 4.8 Faktor Koreksi
Tekanan Koreksi

(kg/cm2) (k)

1/3 2,030

2/3 2,250

1 1,500

13. Prosedur perawatan yang dilakukan pada percobaan kadar udara beton segar
adalah sebagai berikut.
a. Membersihkan bagian luar dan dalam airmeter segera setelah
menyelesaikan percobaan.
b. Melumasi seal karet supaya tidak kering/putus.
c. Membersihkan gelas pengukur secara berkala agar tidak menimbulkan
kerak-kerak.
d. Memeriksa klep pompa, kemudia melumasi bila sudah kering.
e. Menyimpan airmeter dalam keadaan kering.

28
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai