BAB 4
PEMERIKSAAN BETON
4.1 PENDAHULUAN
Beton adalah suatu bahan yang digunakan untuk membangun bangunan
seperti rumah, jembatan, jalan, dan lain-lain. Beton dapat dibuat dengan
mencampur agregat kasar (kerikil), agregat halus (pasir), air, dan jenis agregat
lainnya sampai mendapatkan campuran yang homogen. Campuran tersebut akan
mengeras seperti batuan. Perkerasan terjadi karna peristiwa reaksi kimia antara
semen dan air.
Metode pencampuran bahan-bahan beton dapat dilakukan dengan cara
tenaga manusia (manual) atau dengan mesin. Pencampuran beton juga tidak luput
dari adanya proses reaksi kimia yang membuat beton menjadi mengeras seperti
batu. Pengerasan tersebut terjadi akibat adanya bahan-bahan seperti semen dan air
(Ahadi, 2010). Proses pemeriksaan campuran beton terdiri dari 4 proses yaitu,
pembuatan dan perawatan beton, slump test, percobaan kadar udara beton segar,
serta percobaan berat isi beton segar.
Perawatan beton perlu dilakukan terhadap beton demi menjaga kualitas
beton. Untuk mendapatkan mutu beton dapat melakukan berbagai macam
percobaan. Proses perawatan pada beton memiliki peran penting pada
pengembangan kekuatan dan daya tahan beton. Semakin bertambah umur beton,
maka kekuatan tekan beton akan bertambah secara cepat akan naik liniernya
sampai umur 28 hari, setelah itu kenaikan kekuatan beton akan mengecil. Laju
kenaikan umur beton sangat tergantung dari bahan penyusunnya yang paling
utama adalah penggunaan bahan semen karena semen cenderung secara langsung
memperbaiki kinerja tekannya. Semakin lama umur beton maka dapat dipastikan
kinerja tekan yang semakin lebih baik (Hunian, 2015).
1
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan dan perawatan beton adalah
sebagai berikut.
1. Concrete mixer
2. Sekop
3. Sendok semen
4. Talam persegi
5. Ember
6. Gelas ukur
7. Cetakan kubus 15 × 15 × 15 cm³
8. Cetakan silinder 15 × 30 cm³
3
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.1.5 Kesimpulan
Pembuatan dan perawatan beton adalah percobaan yang bertujuan untuk
mendapatkan campuran beton yang homogen serta untuk mengetahui cara untuk
melakukan perawatan benda uji beton bertujuan agar tidak terjadi susut yang
ekstrem pada beton selama fase hardening. Pembuatan beton menggunakan mesin
concrete mixer dan bahan-bahan pokok beton seperti agregat kasar, agregat halus,
semen dan air yang telah ditimbang sesuai perencaan. Percobaan ini
menggunakan beton normal dan beton admixture. Beton segar dicetak ke dalam
cetakan kubus dan silinder dimana concrete mixer dan alat yang digunakan harus
dalam keadaan bersih, dan lembap. Campuran beton yang homogen harus selalu
diaduk karena sifat beton yang mudah mengeras.
Pemadatan dapat dilakukan dengan cara saat memasukkan beton ke dalam
cetakan dengan 3 lapisan, masing-masing lapisan ditumbuk dengan tongkat
penumbuk sebanyak 25 kali dan menembus lapisan bawahnya sedalam 25 mm.
Langkah selanjutnya pinggiran cetakan diketuk-ketuk sebanyak 10-15 kali.
Selanjutnya proses curing yang dilakukan adalah dengan merendam beton selama
7 hari didalam bak air agar menghindari susut ekstrem akibat hilangnya
kelembapan dan meningkatnya suhu.
5
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan slump beton adalah sebagai
berikut.
1. Corong slump
2. Pelat alas
3. Mistar pengukur
4. Batang pemadat
5. Sekop
6
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
6. Sendok semen
7
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
8
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.2.5 Kesimpulan
Nilai slump yang baik untuk campuran beton menurut standar
perencanaan nilai slump pada SNI 1972:2008 adalah 12,000 ± 2,000 cm.
Berdasarkan data hasil pengujian yang telah dilakukan, serta nilai slump untuk
beton normal kubus dan silinder adalah 11 cm serta nilai slump untuk beton
admixture kubus dan silinder adalah 13 cm. Maka, dapat disimpulkan bahwa hasil
percobaan nilai slump, campuran beton normal dan admixture tidak sesuai dengan
standar perencanaan karna tidak memenuhi batas minimum dari nilai slump yang
direncanakan. Hasil percobaann yang tidak sesuai dengan standar perencanaan
disebabkan penambahan air yang berlebihan pada campuran, yang mengakibatkan
nilai kuat tekan turun.
9
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
10
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
isi dalam mix design, maka kebutuhan bahan haruslah dikoreksi 11actor11,
sehingga akan didapat kebutuhan bahan yang sebenarnya.
4.3.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan berat isi beton segar adalah
sebagai berikut.
1. Timbangan
2. Batang pemadat
3. Container pengukur volume
4. Meja getar
5. Mistar 11actor
11
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Normal
D Kubus : 15 D Silinder : 15
T Kubus : 15 T Siinder : 30
Admixture
D Kubus : 15 D Silinder : 15
T Kubus : 15 T Silinder : 30
4.3.6 Perhitungan
Perhitungan yang dilakukan untuk percobaan berat isi beton terdiri dari
beton kubus normal, beton silinder normal, beton kubus admixture, dan beton
silinder admixture.
Perhitungan yang dilakukan untuk percobaan berat isi beton kubus
normal adalah sebagai berikut.
Berat isi beton segar =
= 2,2900 kg/m3
Kadar udara beton
=
12
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
= ̶ 101,327%
Perhitungan yang dilakukan untuk percobaan berat isi beton silinder normal
adalah sebagai berikut.
Berat isi beton segar =
= 2,2680
Kadar udara beton
=
= 791,902%
Perhitungan yang dilakukan untuk percobaan berat isi beton kubus admixture
adalah sebagai berikut.
Berat isi beton segar =
= 0,00229 kg/m3
Kadar udara beton
=
= 100,398%
Perhitungan yang dilakukan untuk percobaan berat isi beton silinder admixture
adalah sebagai berikut.
13
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
= 2,295 kg/m3
Kadar udara beton
=
= 101,592%
Keterangan :
A : berat container (kg)
B : berat container + isi (kg)
V : volume container (cm3)
14
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
15
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.3.7 Kesimpulan
Didapatkan data percobaan dan hasil pemeriksaan berat isi beton segar,
maka diperoleh berat isi beton segar untuk kubus normal adalah 2,293 kg/cm3 dan
silinder normal adalah 2,269kg/m3, serta berat isi beton segar kubus admixture
adalah 2.269 kg/m3 dan silinder admixture adalah 2,296 kg/m3. Hasil dari
percobaan kadar udara beton kubus normal adalah -1,462%, beton silinder normal
adalah -0,358%, untuk beton admixture kubus sebesar -0,413% dan beton
admixture silinder adalah -1,592%.
16
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.4.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan kuat tekan beton keras adalah
sebagai berikut.
1. Mesin tekan hidrolik
2. Cetakan silinder/kubus
3. Capping set
17
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
18
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
19
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.4.6 Perhitungan
Perhitungan berat isi beton segar untuk kuat tekan beton kubus normal
adalah sebagai berikut.
Kuat tekan =
= 176,923 kg/cm2
K =
= 272.189
Kuat tekan =
= 93,333 kg/cm2
K =
20
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
= 143,589
Luas tekan =
= 17804,083 mm2
Kuat tekan =
= 14,603 MPa
f'c =
= 22,467 MPa
Luas tekan =
= 139.576 mm2
21
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Kuat tekan =
= 16,872 MPa
f'c =
= 25,956 MPa
22
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Bentuk kehancuran
23
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Bentuk kehancuran
24
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.4.7 Kesimpulan
Mutu beton yang diperoleh untuk nilai K dan f'c percobaan yang telah
memenuhi standar adalah 300,000 kg/cm2 dan 24,900 N/mm2. Berdasarkan data hasil
pengujian yang telah dilakukan diperoleh pengujian umur beton selama 7 hari dengan
faktor konversi umur 0,650 yaitu nilai kuat tekan beton kubus normal sebesar 176,923
kg/cm2 dan nilai kuat tekan beton kubus admixture sebesar 191,111 kg/cm2.
Untuk nilai kuat beton silinder normal sebesar 11,686 MPa dan nilai kuat tekan
beton silinder admixture 16,870 MPa. Berdasarkan mutu beton yang telah
didapatkan dari hasil percobaan, maka sapat disimpulkan bahwa nilai nuat beton
kubus normal dan admixture tidak memenuhi standar. Beton silinder normal dan
admixture juga tidak memenuhi standar. Bentuk kehancuran yang didapatkan
untuk percobaan kuat tekan kubus normal dan admixture adalah bentuk
kehancuran kerucut. Bentuk kehancuran kuat tekan silinder normal adalah
kehancuran kerucut sejajar sumbu tegak (kolumnar), dan untuk kuat tekan silinder
admixter adalah Bentuk kehancuran kerucut geser.
25
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
26
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4.5.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan kadar udara beton segar
adalah sebagai berikut.
1. Airmeter
2. Kunci inggris
3. Batang pemadat
27
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
12. Bila persentase udara terlalu besar sehingga penurunan permukaan air tidak
bias terdeteksi (melampaui skala), maka tekanan angina dikurangi, sehingga
persentase udara sebenarnya yaitu hasil pembacaan dikalikan faktor koreksi
sebagai berikut.
Tabel 4.8 Faktor Koreksi
Tekanan Koreksi
(kg/cm2) (k)
1/3 2,030
2/3 2,250
1 1,500
13. Prosedur perawatan yang dilakukan pada percobaan kadar udara beton segar
adalah sebagai berikut.
a. Membersihkan bagian luar dan dalam airmeter segera setelah
menyelesaikan percobaan.
b. Melumasi seal karet supaya tidak kering/putus.
c. Membersihkan gelas pengukur secara berkala agar tidak menimbulkan
kerak-kerak.
d. Memeriksa klep pompa, kemudia melumasi bila sudah kering.
e. Menyimpan airmeter dalam keadaan kering.
28
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma