Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Pengujian Titik Nyala Dan Titik Bakar Dengan

Cleveland Open Cup

PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR


DENGAN CLEVELAND OPEN CUP

TUJUAN PRAKTIKUM
A. Tujuan Umum
Dapat mengetahui suhu dimana aspal mulai dapat mengeluarkan nyala
api dan terbakar akibat pemanasan dengan menggunakan Cleveland
Open Cup.
b. Tujuan Khusus
1. dapat memahami prosedur pengujian dengan baik dan benar
2. Dapat menggunakan peralatan titik nyala dan titik bakar engan
baik
dan benar.
3. Dapat mencatat dan menganalisa serta menentukan nilai
ataupun hasil dari
Pengujian yang dilakukan.
4. Dapat menyimpulkan dan membandingkan hasil dari pengujian
yang di
peroleh dengan standar yang digunakan.
Titik nyala adalah sehu pada saat terlihat nyala singkat pada suatu titik diatas permukaan
aspal
Titik bakar adalah suhu pada saat terlihat nyala sekurang kurangnya 5 detik pada suatu titik
diatas permukaan aspal

B. REFERENSI

1. aashto t 48 96 / SNI

2. SNI 06 -2433 1991 tentang metoda pengujian titik nyala.


C. DASAR TEORI
Terdapat dua metode pratikum yang umum dipakai untuk menentukan
titik nyala dari bahan aspal. Pratikum untuk Aspal Cair (Cutback) biasanya
dilakukan dengan menggunakan alat Tagliabue Open Cup, sementara
untuk bahan aspal dalam bentuk padat biasanya digunakan alat Cleveland
Open Cup. Kedua metode tersebut pada prinsipnya adalah sama
Pada kedua metode tersebut, suhu dari material aspal ditingkatkan secara
bertahap pada jenjang yang tetap. Seiring kenaikan suhu, titik api kecil
dilewatkan di atas permukaan benda uji yang dipanaskan tersebut. Titik
nyala ditentukan sebagai suhu terendah dimana percikan api pertama kali
terjadi sedangkan titik bakar ditentukan sebagai suhu dimana benda uji
terbakar.

Syarat minimum temperature titik nyala oleh Bina Marga untuk aspal
PEN 40 60 (200 C). Titik nyala dan titik bakar aspal perlu diketahui
karena :
Sebagai indikasi temperatur, pemanasan maximum dimana masih dalam
batas-batas aman pengerjaan.
Agar karakteristik aspal tidak berubah (rusak) akibat dipanaskan melebihi
temperature titik bakar.

Untuk mendapatkan temperature titik nyala dan titik bakar yang akurat,
perlu diperhatikan dalam pengujiannya sebagai berikut :
a. Tersedianya pelindung angin yang menjaga nyala api dari hembusan
angin.
b. Kecepatan pemanasan dengan menggunakan Bunsen (pengatur besar
kecilnya api).
c. Pemberian api pemancing (pilot) dilakukan menjelang temperature
mendekati titik nyala perkiraan dengan memperhatikan :
Jarak as api pilot terhadap benda uji 10 mm.
Kecepatan lewat api pilot di atas muka benda uji 1 detik perjurusan.
Diameter api pilot berkisar 3.2 mm sampai 4.8 mm
d. Cahaya ruangan diatur sedemikian rupa sehingga nyala api pilot dan
nyala api pertama (pijaran api pertama terputus-putus dalam kurun waktu
5 detik) dapat dilihat jelas (dapat juga dilakukan di ruangan gelap).
e. Thermometer harus bersih dan skalanya terbaca jelas, diupayakan
memakai bantuan kaca pembesar dalam pembacaannya.

Pada pemeriksaan ganda (duplo) sebagai titik nyala benda uji yang dapat
memenuhi syarat toleransi sebagai berikut :
Ulangan Oleh Satu Ulangan Oleh
Titik Nyala
Orang Dengan Beberapa Orang
dan Titik Bakar
Satu Alat Dengan Satu Alat
0 0
Titik Nyala 175 F 550 F 5 0F (2 0C) 10 F (5.5 C)
Titik Bakar 10 F (5.5 C) 15 F (8 C)

D. PERALATAN DAN BAHAN


a. Peralatan :
Cawan kuningan (clevenland cup)
Thermometer
Nyala penguji dengan diameter 3.2 sampai 4.8 mm dan panjang tabung
7.5 cm (lidi)
Stopwatch
Tungku listrik/pembakaran gas/kompor
b. Bahan :
Aspal

E. KESELAMATAN KERJA
1. Mengunakan pakaian praktek selama praktikum
2. Membaca referensi terlebih dahulu sebelum melakukan praktikum
3. Gunakan peralatan sesuai fungsinya berdasarkan petunjuk prosedur
pengujian dan petunjuk pembimbing praktikum.
4. Menggunakan sarung tangan pada saat pengujian
5. Berhati hati dalam praktikum dan berkonsentrasi
6. Bersihkan peralatan dan ruang kerja selesai praktikum.

F. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pengujian ini.
2. Panaskan aspal dengan suhu antara 150C sampai 300 C sampai cukup
cair.
3. Kemudian isikan Cleveland cup dengan aspal sampai garis yang
ditentukan dan hilangkan (pecahkan) gelembung udara yang ada pada
permukaan cairan
4. Letakkan cawan di atas kompor pemanas yang tepat di bawah titik
tengah.
5. Kemudian letakkan nyala penguji dengan poros pada jarak 7.5 cm dari
titik tengah cawan.
6. Setelah itu pasanglah termometer tegak lurus di dalam benda uji
dengan jarak 6.4 mm di atas dasar Cleveland cup dan terletak satu garis
yang menghubungkan titik tengah cawan dan titik poros nyala penguji,
kemudian aturlah titik poros termometer sehingga terletak pada jarak
diameter cawan dari tepi.
7. Nyalakan kompor dan atur pemanasan sehingga kenaikkan suhu 10
C tiap menit sampai mencapai suhu 56C di bawah titik nyala yang
diperkirakan untuk selanjutnya kenaikkan suhu 5 C sampai 6 C/menit.
8. Setelah dinyalakan kompor dan diaturnya pemanasan kemudian
tepatkan penahan angin di depan nyala penguji.
9. Lalu nyalakan sumber pemanasan dan aturlah pemanasan sehingga
kenaikan suhu menjadi (15 1) permenit sampai benda uji mencapai
56C di bawah titik nyala perkiraan.
10. Kemudian aturlah kecepatan pemanasan 5 C sampai 6 C/ menit pada
suhu antara 56C dan 28 C di bawah titik perkiraan.
11. Setelah itu nyalakan nyala penguji
12. Lalu putarlah nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan
(dari tepi ke tepi cawan) dalam 1 detik. Ulangi pekerjaan tersebut setiap
kenaikan 2 C.
13. Lanjutkan pekerjaan di atas sampai terlihat nyala singkat pada suatu
titik di atas permukaan benda uji.
14. Kemudian bacalah suhu pada thermometer dan catat kenaikan
suhunya.
15. Lanjutkan pekerjaan pembacaan suhu sampai terlihat nyala yang
agak lama sekurang-kurangnya 5 detik di atas permukaan benda uji,
bacalah suhu pada thermometer dan catat kenaikan suhunya.

Prosedur pengujian titik nyala dan titik bakar secara sederhana dapat
dirumuskan dalam diagram alur berikut ini :

DIAGRAM ALUR PENENTUAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR

Memanaskan contoh aspal (sampai cair 140C) aspal cair dimasukkan dalam cawan Cleveland sampai dingi

Cawan diletakkan pada pelat pemanas, diatur posisinya

Meletakkan termometer tegak lurus dengan jarak 6,4 mm di atas cawan dan diameter cawan dari tepi
Menyalakan gas burner dan mengatur pemanasan sebagai kenaikan
suhu 15C per menit sampai suhu 56C

Mengatur kecepatan pemanasan 5C sampai 6C per menit pada


suhu antara 56C dan 28C di bawah nyala perkiraan dan nyala api
(2,3 4,8) mm

G. DATA PEMERIKSAAN DAN ANALISA


Dari pengujian titik nyala dan titik bakar dengan Cleveland Open Cup dan
hasil data-datanya yaitu bahwa titik nyalanya didapatka pada suhu 224 C
dengan waktu 442640dan didapatkan titik bakarnya pada suhu 270 C
dengan waktu 633780.
Pemerikasaan hasil titik nyala dan titik bakar dapat dilihat selengkapnya
pada tabel berikut ini :
Waktu Waktu Titik Titik
(menit) Suhu
(detik) Bakar Nyala

0 0 150
1 60 162
2 120 172
3 180 180
4 240 186
5 300 194
6 360 201
7 420 205
8 480 210
9 540 214
44 2640 244 244
56 3360 262
59 3540 264
63 3780 270 270
70 4200 290

Standard
0 50
1 65
2 80
3 95
4 110
5 125
6 140
7 155
8 170
9 185
10 200
11 215
12 230
13 235
14 240
15 245
16 250
17 255
18 260
19 265
20 270
21 275
22 280
23 285
24 290
25 295
26 300
27 305
28 310
29 315
30 320
31 325

H. ANALISA DATA

Dari pengujian Titik nyala dan titik bakar dengan clened land cup
dan hasil data-datanya yaitu bahwa titik nyala didapatkan pada suhu
224oC dengan waktu 44 menit 2640 detik dan titik bakarpada suhu 270oC
dengan waktu 64 menit 180 detik
Dari data didapat, aspal cair tersebut jikan suhunya ditambah terus,
aspal dalam keadaan diam juga akan terbakar, tetapi sebelum terbakar
aspal tersebut akan menyala atau mencapai titik nyalanya.

I. KESIMPULAN

Berdasarkan pengujian yang dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan


sebagai berikut:
1. Titik nyala terjadi pada suhu 224oC dengan waktu 44 menit 2640 detik
2. Titik bakar terjadi pada suhu 270oC dengan waktu 64 menit 180 detik
Dengan demikian hasil yang diperoleh dari pengujian titik nyala dan titik
bakar aspal yang diuji telah memenuhi persyaratan

J. LAMPIRAN

1. Data Kelompok
2. Skema Prosedur Pengujian
3. Grafik pengujian
4. Gambar Peralatan Pengujian

GRAFIK TITIK NYALA DAN BAKAR


300

250
Titik Bakar
200
Titik Nyala

Suhu C 150 standard


titik nyala standar
100
titik nyala sampel
50

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80

Waktu (menit)
GRAFIK TITIK NYALA
12
10
8

Suhu C 6 Titik Nyala

4
2
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80

Waktu (menit)

GRAFIK TITIK BAKAR


12

10

Suhu C 6 Titik Bakar

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80

Waktu (menit)

Anda mungkin juga menyukai