PENDAHULUAN
2.1 Tujuan
untuk menetapkan/menentukan pembagian butir (Gradasi) pasir.
2.2 Bahan
Pasir asal sungai berantas seberat 2000 gram.
2.3 Peralatan
a. Timbangan dengan ketelitian 0.20 gram
b. Talam-talam dan kuas
c. Satu set saringan / ayakan dengan ukuran 2,36mm, 1,18mm, 0,6mm,
0,15mm, 0,075mm, dan kotak penampungan.
d. Motorrised dynamic sleve shaker
2.4 Pelaksanaan
a. Pasir ditimbang seberat 2000gram
b. Bahan diayak dengan ayakan yang tersusun yaitu dari ukuran ayakan
2,36mm, 1,18mm, 0,15mm, 0,075mm dan kotak penampang.
c. Bahan diayak dengan menggunakan motorrised sleve shaker selama 3
menit.
d. Pasir yang tertinggal diatas ayakan ditimbang dan dicatat.
397,0625
Modulus halus butir pasir = = 3,970625 % < 5% (kadar lumpur
100
100 100
100 95
90 90
Prosentase Lewat Ayakan (%)
80
70
70
60 59,265 60
50
40,965
40
34
30 30
20
20 18,095
15
10
10
7
5
2. Zona 2
100 100
100
90
90 90
Prosentase Lewat Ayakan (%)
80
75
70
60 59
59.265
59
50
40.965
40
35
30
30
20 18.095
10
10
7 8
100 100
100
90 90
75
70
60 60
59.265
50
40 40.965
40
30
20 18.095
10
10 12
4. Zona 4
100 100
100
96 95
90 90
Prosentase Lewat Ayakan (%)
80 80
70
60 59.265
50
50
40.965
40
30
20 18,095
15
10
7
Jumlah
Sisa ayakan (gr)
No percobaan Jumlah yang
Jumlah sisa
Ayakan dalam % lewat ayakan
Jmlah ayakan (d)
(mm) Percobaa Percobaa (c/20000) (100%-d%)
(c)
n I (a) n II (b) x100%
𝑎+𝑏 0+ 0
Jumlah = ( ) misal = = 0gr
2 2
10 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
3.6 Grafik Pemeriksaan Butiran Kerikil
1. Zona 1
2. Zona 2
11 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
3. Zona 3
100 100
100 97.9
95
Prosentase Lewat Ayakan (%) 90
80
70
70
66.481
60
58,0
50
40
40
35
30
20 18.067
13.067
10.317
10 10
5
12 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
alkalinya tinggi dihitung sebgai setara dengan natrium oksida (NaO +
0,658 K2O) tidak lebih dari 0,6 %.
Agregat halus harus terdiri dari butiran-butiran yang selalu beraneka
ragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang
ditentukan dalam pasal 3.5 ayat (1), harus memenuhi syarat-syarat
berikut:
Sisa diatas ayakan 31,5mm harus minimal 0% berat
Sisa diatas ayakan 44mm harus berkisar antara 90% dan 98%
berat.
Selisih antara sisa-sisa komulatif diantara dua ayakan yang
berurutan adalah maksimum10% berat.
13 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
BAB IV
PEMERIKSAAN BERAT SATUAN
4.1 Tujuan
Untuk menentukan berat satuan kerikil.
4.2 Bahan
Kerikil berasal dari sungai brantas.
4.3 Peralatan
a. Timbangan
b. Tongkat tusuk baja
c. Kotak takar
4.4 Pelaksanaan
a. Menimbang ember kosong.
b. Menimbang ember yang penuh air, dimana airnya sudah diketahui
volumenya.
c. Mengisi masing-masing kotak takar dengan benda uji kerikil dalam
3 lapisan sama tebal, setiap lapisan ditusuk 25 kali.
d. Tongkat tusuk panjang ± 60cm diameter ±1,60cm cara ini disebut
RONDDING.
e. Meratakan muka bahan kerikil dengan ember sama tinggi dengan
mistar.
f. Menimbang kotak takar dan benda uji.
g. Ember dikosongkan dan diisi lagi dengan singkup benda uji kerikil
dengan tinggi tidak melebihi 5cm diatas kotak takar, cara ini
disebut SHOVELING.
4.5 Hasil Pengujian
a. Cara RONDDING : Berat satuan kerikil
b. Cara SHOVELING : Berat satuan kerikil
4.6 Pemeriksaan Berat Satuan Volum Kerikil
Bahan : kerikil
Asal : berantas
Banyaknya:
- Diameter atas = 21,5 cm
14 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
- Diameter bawah = 14,3 cm
- Tinggi = 18 cm
Berat takaran + air (gram)
Rodded = takaran takaran diisi kerikil dalam 3 lapis
setiap
lapis ditusuk 25 kali kemudian diratakan.
Berat kerikil + takaran (a) = 6750 gr
Berat takaran (b) = 195 gr
Berat kerikil = a-b
= 6655 gr
(3,14 𝑥 4,752 ) + (3,14 𝑥 32 )
Volume takaran = x7
2
= 346,87 cm
berat kerikil
Berat satuan kerikil (gr/cm3) = = gr/cm3
volume takaran
6655
=
346,87
= 19,186 gr/cm3
15 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
(3,14 𝑥 4,752 ) + (3,14 𝑥 32 )
Volume takaran = x7
2
= 346,87 cm
berat pasir
Berat satuan pasir (gr/cm3) = volume takaran = gr/cm3
8055
= 346,87
= 23,22 gr/cm3
16 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
BAB V
CAMPURAN ADUKAN BETON
5.1 Tujuan
a. Menetapkan campuran adukan beton yang dapat dikerjakan.
b. Menetapkan nilai slump
c. Menetapkan jumlah air yang keluar pada awal (selama 1 jam setelah
campuran diberi air)
5.2 Bahan
a. Semen Portland gresik
b. Pasir asal sungai berantas
c. Kerikil asal sungai berantas
d. Air PAM
5.3 Peralatan
a. Corong kerucut kecil untuk penelitian SSD pasir beserta tongkat
penumbuknya.
b. Corong kerucut abram untuk menentukan nilai slumpbeserta tongkat
penumbuknya.
c. Cetakan kubus 15 x 15 x 15cm
d. Concrete mixer
e. Perlengkapan lainnya:
Timbangan dengan ketelitian 0,12 gram
Jangka ukur (caliper) dengan ketelitian 0.10gram
Sendok semen, gelas ukur sendok perata, talam tempat kerikil,
pasir ember, plat kaca.
5.4 Pelaksanaan
a. Umum
1. Menyimpan seluruh perlengkapan/peralatan adukan
yaitumenimbang bahan pasir, keriki, semen yang sudah memenuhi
syarat, dengan berat.
Semen Portland = 1 timba
Pasir = 2 timba
Kerikil = 3 timba
17 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
Air = secukupnya
2. Menimbang cetakan, melumasi dengan oil, dan mencatat hasil
beratnya.
3. Menyimpan bak penampung, concrete mixer yang sudah bersih,
alat-alat pengaduk, sendok adukan, tempat air, corong kerucut
abrams dan tongkat penusuk .
4. Molen dijalankan, pasir dan kerikil dimasukkan kemudian semen
dan air, molen berputar mengaduk bahan-bahan selama ± 2menit,
bila adukan sudah rata dituangkan dengan memutar molen ke bak
penampungan adukan.
5. Adukan dimasukkan pada kerucut Abrams dibagi menjadi 3 lapis
masing masing lapis ditusuk dengan tongkat penumbuk sebanyak
25 kali, sambil menumbuk kerucut harus tidak boleh tergeser,
maka harus ditekan yang kuat.
6. Laisan yang akhir selesai ditunggu selama 30 detik, brau kerucut
diangkat maka adukan mengalami penurunan ukur dengan dengan
alat ukur untuk mengetahui nilai slump.
7. Adukan yang memenuhi syarat slumpnya dimasukkan dalam kotak
kubus beton dengan 3 lapis, masing-masing lapis ditumbuk 25 kali.
Kubus penuh diratakan bagaian tepi dibersihkan dan kemudian
ditimbang.
8. Peanmpung air yang keluar selama 1jam awal sejak masukkan
adonan kedalam kubus beton, air dmasukkan dalam gelas ukur.
9. Setelah 2 jam awal sejak diberi air, permukaan beton bagaian
atasnya dilapisi dengan pasta semen (capping).
10. Setelah 24 jam sejak pengisian beton dalam cetakan, beton
dikeluarkan dari cetakan disimpan dalam udara yang lembab.
b. Detail
1. Membuat kerikil dari psir menjadi SSD
1.1.Membuat kerikil SSD
Kerikil direndam dalam air selama 24 jam.
Mengeluarkan dari dalam air dan dilap sampai kering.
18 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
Didapat kerikil SSD sehingga dapat dipakai.
1.2.Membuat pasir SSD
Pasir basah dibalik-balik atau diangin-anginkan selama
24 jam
Pasir diuji denagn alat corong kerucut, pasir diisikan
pada corong lalu dimampatkan dengan tongkat tinggi
jatuh kurang lebih 5cm, diisi 3 lapis masing-masing
dtumbuk 25 kali hingga mampat.
Corong kerucut diangkat perlahan-lahan dan dilihat
hasilnya sampai ketentuan dibawah ini:
Pasir bentuknya tetep karena terlalu basah,
sehingga dikeringkan dulu.
Pasir bentuknya longsor / buyar karena terlalu
kering maka di basahi.
Pasir diisi puncaknya longsor dalam keadaan
SSD.
2. Susunan adukan beton.
Dibuat adukan, 1:2:3 ( parbandingan berat sedangkan
perbandingan volume tidak dihitung)
3. Cara mengaduk beton
Mula-mula dimasukkan pasir dan kerikil kedalam concrete
mixer dan mesin dihidupkan setelah teraduk rata lalu semen
dimasukkan, adukan yang baik diberi air sedikit demi
sedikit sambil diaduk terus.
Setelah adukan beton cukup plastis, dicoba slumpnya,
secara visual dapat diihat adukan yang diinginkan.
4. Penentuan nilai slump
Cetakan yang dipakai berupa kerucut terpasang dengan
diameter atasnya 10cm, bawah 20cm dan tinggi 30cm.
Tongkat pemadam (baja tahan karat) = 16mm, panjang =
60cm ujung dibulatkan, serta plat logam dengan permukaan
yang kokoh dan kedap air
19 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
Cara menentukan sump sebagai berikut:
Catatan dibasahi dengan kain basah.
Meletakkan cetakan diatas plat, lalu cetakan diisi
penuh dengan adukan dalam 3 lapis dengan tiap-tiap
lapis ditusuk 25 kali. Pada wakt penusukan tongkat
harus tepat masuk sampai lapisan bawah tiap
lapisan lalu diratakan dengan tongkat didiamkan
selama 30 detik sambil membersihkan adukan
disekitarnya.
Cetakan diangkat lurus keatas perlahan-lahan,
meletakkan cetakan disamping adukan dan
mengukur slumpnya.
harga slump = penurunan dari puncak adukan
semula.
5. Cara membuat capping
Bahan capping (bahan penutupbeton dalam cetakan) adalah
pasta semen dengan konstitusi normal (Fas ± 0,30) menurut
NI 8 yang diaduk menjadi plastis, pengadukan dan
pemberian air dilakukan bersama-sama.
Beton dalam cetakan (terhitung 2 jam seak pemberian air
pada adukan beton) didasarkan permukaannya lalu diberi
lapisan pasta semen sebagai penutup beton dan diratakan
permukaan ditutup dengan plat kaca (yang telah dilapisi
minyak) sambil ditekan agar merata kemudian diberi benda
pemberat diatasnya.
Beton dalam cetakan dibiarkn mengeras dan diletakkan
dalam ruang lembab selama 24jam terhitung sejak adukan
dimasukkan dalam cetakan.
20 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
5.5 Data Percobaan
1. Jumlah bahan dalam cmapuran
2. Semen Portland = 1 timba
3. Pasir = 2 timba
4. Kerikil = 3 timba
5. Air dengan Fas 0,6 = secukupnya
5.6 Hasil Percobaan
Hasil Slumptest :
- Diameter atas slump = 4cm
- Diameter bawah slump = 8cm
- Tinggi slump = 11cm
- Harga slump = penurunan dari adukan semula
- Tinggi penurunan adukan semula = 2 cm
Sehingga:
Harga slump = tinggi slump – tinggi adukan = 11-2 = 9 cm
21 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
BAB VI
PERCOBAAN KUAT DESAK BETON
6.1 Tujuan
a. Menentukan batas sebanding.
b. Menentukan kuat desak beton.
c. Menetapkan batas tenggang 0,01 (pada 0,01% offset).
d. Menetapkan modulus elastis awal dan modulus kenyal.
e. Menetapkan berat sendiri beton.
f. Menetapkan modulus elastis tekan pada tegangan tertentu.
g. Menetapkan nilai sebanding kuat desak kubus.
6.2 Bahan
Sebuah kubus standart 15 x 15 x 15 cm3
6.3 Peralatan
a. Hammer tester
b. Compressemeter (alat ukur perpendekan)
c. Caliper concrete micrometer
d. Universal testing machine
e. Timbangan
6.4 Pelaksanaan
a. Mencatat untuk masing- masing bahan uji, jenis, asal bahan disusun,
perbandinagn berat fas, slump, tanggal pembuatan, tanggal penguji,
cara penyimpanan dan mesin.
b. Menetapkan ukuran-ukuran, panjang rata-rata, lebar rata-rata, dengan
ketelitian sampai 0,1mm kemudian ditimbang.
c. Mengamati cara kerja hydraulic hand pump dengan memutar tuas
katup (valve) ke arah kanan, maka secara perlahan mesin akan turun
menekan beton sampai dengan kekuatan maksimum beton.
d. Setelah beton hancur didapat, mencatat beton hancur, kemudian kubus
beton diturunkan dengan memakai handle.
e. Mencatat sket bidang kubus beton hancur dengan 6 bidang.
6.5 Data Pengamatan
Dengan universal testing method:
22 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
a. Bahan susun
- Portland semen gresik.
- pasir asal sungai brantas.
- kerikil asal sungai brantas.
b. Perbandinngan berat 1pc : 2ps : 3kr
c. Faktor air semen
d. Berat masing-masing bahan susunan.
- Portland cement
- Pasir
- Kerikil
- Air
e. Tanggal pembuatan dan tanggal pengujian
f. Cara penyimpanan
g. Berat benda uji khusus beton
h. Ukuran kubus dan luas penampang
i. Sket benda uji setelah diuji
j. Jenis kehancuran
6.6 Pengolahan Data
a. Data pengaman uji desak beton
b. Tanggal pengecoran
c. Tanggal pengujian
6.7 Tabel Hasil Uji Tekan Beton
Benda Uji Kubus
No Umur Berat Lebar Panjang Luas Uji tekan Uji tekan
(hari) (kg) ( Cm ) ( Cm ) Permukaan (kN) (kg)
(cm2)
1 7 7,3 15 15 225 140 14000
2 7 7,3 15 15 225 140 14000
3 21 7,6 15 15 225 240 24000
4 21 7,6 15 15 225 240 24000
5 28 7,5 15 15 225 300 30000
6 28 7,5 15 15 225 300 30000
23 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
Benda Uji Silinder
No Umur Berat Diameter Tinggi Luas Uji tekan Uji tekan
(hari) (kg) ( Cm ) ( Cm ) Permukaan (kN) (kg)
(cm2)
1 7 11,2 15 30 176,625 100 10000
2 7 11,2 15 30 176,625 100 10000
3 21 11,1 15 30 176,625 190 19000
4 21 11,1 15 30 176,625 190 19000
5 28 11,3 15 30 176,625 295 29500
6 28 11,3 15 30 176,625 295 29500
24 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
6.9 Perhitungan bk
Semen Pasir Kerikil Air Slump
Σ(ϭb−ϭ bm)2
S =√ 𝑛−1
2132,204
=√ 12−1
= 25,509
=59,573 kg/cm2
Mutu beton dari praktikum K-60
25 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
Standart Deviasi Mutu Beton Menurut PBI 71
26 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Pada hasil percobaan analisis ayakan agregat halus, setelah
dimasukkan dalam grafik pasir ternyata belum memenuhi syarat
ASTM, hal ini menunjukkan bahwa pasir yang digunakan belum
semuanya memenuhi syarat untuk pembuatan beton.
2. Pada percobaan analisis ayakan agregat kasar, setelah dimasukkan
dalam grafik kerikil ternyata hanya masuk separuh pada grafik ASTM,
hal ini disebaabkan ukuran kerikil terlalu besar, untuk itu harus
ditambah kerikil yang lebih kecil.
3. Setelah dilakukan uji kuat tekan beton didapatkan beton dengan mutu
K 187 kg/cm2.
7.2 Saran
1. Faktor penyebab turunnya mutu beton diantaranya adalah:
Pasir atau kerikil yang digunakan sebagai bahan campuran
pada waktu percobaan mempunyai mutu yang rendah.
Pada saat percobaan tersebut terdapet kesalahan baik pada
pembacaan alat ataupun faktor lain misalnya tidak setabilnya
peralatan yang kita gunakan.
2. Kesalahan yang terjadi pada saat pencampuran material (Portland
Cement, pasir, kerikil dan air) akan mengakibatkan tidak sesuainya
mutu beton yang diharapkan, krena banyak rongga yang belum
terpenuhi atau perbandingan semen dengan air lebih banyak air.
3. Pada saat memasukkan air ke mesin pengaduk (molen), air harus
dituangkan sedikit demi sedikit guna menjaga kekentalan beton.
27 | L a p o r a n P r a k t i k u m B e t o n