Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

“ PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK ASPAL “


SNI 2434 – 2011

1. Pelaksanaan Praktikum
Hari / Tanggal : Rabu, 14 Juni 2023
Waktu : 08. 00 WIB s.d. Selesai
Tempat : Laboratorium Jalan Raya UMSU

2. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan angka titik lembek
aspal yang berkisar 30 ° C sampai dengan 157 ° C. dengan cara ring and
ball test. Titik lembek merupakan temperatur pada bola baja dengan
temperatur tertentu, mendesak turun lapisan aspal dengan temperature
yang tertahan dalam cincin berukuran tertentu sehingga aspal menyentuh
plat dasar yang terletak di bawah kana pada jarak 25, 4 mm sebagai
akibat percepatan panas tertentu.

3. Peralatan dan Bahan


a. Peralatan
1) Cincin Kuningan
2) Pengarah Bola
3) Bola baja
4) Dudukan Kuningan
5) Plat dasar
6) Spirtus
7) Kompor gas
8) Teko
9) Tabung gas
10) Kuas
11) Thermometer
12) Kain lap
13) Tongkat pengaduk
14) Gelas ukur
15) Stopwatch
16) Kawat kasa
17) Sarung tangan
18) Sekrap
19) Masker
20) Mancis
b. Bahan
1) Aspal Penetrasi 60 / 70
2) Bensin
3) Vaseline
4) Air
5) Es batu
4. Teori Dasar
Titik lembek adalah suhu di mana bola baia dengan berat
tertentu akan menekan lapisan aspal atau ter yang tertahan dalam cincin
dengan ukuran tertentu. Biarkan aspal atau ter menyentuh pelat dasar yang
berada dibawah ring pada ketinggian tertentu. Dengan lain pemanasan
tertentu. Titik lembek menunjukkan suhu aspal dimana aspal
mengalami batas tansisi antara bentuk perpindahan antara bentuk padat
ke cair. Nilai titik lembek dan penetrasi dapat menunjukkan kepekaan
aspal terhadap temperatur. Aspal dengan nilai titik lembek rendah
cenderung peka terhadap temperatur, sehinga kurang cocok dipergunakan
untuk daerah dengan temperatur tinggi (daerah tropis), sebaliknya aspal
dengan titik lembek tinggi kurang peka terhadap perubahan temperatur,
sehingga cocok dipergunakan untuk semua tempat, tetapi kurang efektif
jika dipakai pada daerah dengan temperatur rendah. Benda uji yang
dipakai adalah aspal AC 60-70 yang memiliki spesifikasi titik lembek >
48°C. Berdasarkan hasil pemeriksaan benda uji sampel I mendapatkan
hasil 48,5°C dengan waktu 56" dan hasil pemeriksaan benda uji
sampel II mendapatkan hasil 49°C, dengan nilai rata-rata
menunjukkan nilai titik lembek 48,75°C. Berdasarkan hasil pengujian
benda uji I dengan titik lembek 48,5 14°C dan benda uji II dengan nilai
titik lembek 49°C dengan rata-rata nilai titik lembek 48,75°C
memenuhi spesifikasi aspal SNI 2434:2011.
Titik lembek adalah suhu yang pada saat bola baja dengan berat
tertentu mendesak turun suatu aspal atau yang bertahan dimana cincin
dengan ukuran tertentu sehingga aspal tersebut menyentuh plat dasar yang
terletak di bawah cincin pada ketinggian 2, 4 mm sebagai kecepatan
akibat pemanasan. Percobaan ini dilakukan karena pelembekan bahan
aspal dan ter tidak terjadi secara langsung suhu tertentu. Tetapi bertahap
seiring bertambahnya suhu. Sebab itu setiap prosedur yang akan
digunakan hendaknya mengikuti sifat dasar tersebut. Penambahan suhu
pada percobaan hendaknya berlangsung secara gradual dalam jenjang yang
halus yaitu dengan penambahan suhu 5° C / menit.
Spesifikasi SK – SNI 06 – 2434 – 1991, titik lembek aspal berkisar
antara 30° C - 200 ° C dalam pengujian titik lembek ini diharuskan untuk
melakukan usaha mempertinggi titik lembek antara lain dengan
menggunakan filer terhadap campuran aspal.
Faktor – Faktor yang memengaruhi pengujian titik lembek antara lain:
a. Kualitas dan jenis penghantar.
b. Berat bola besi
c. Jarak antara ring dengan plat besi
d. Besarnya suhu pemanasan

Titik lembek sangat penting digunakan dalam pengaspalan hotmix.


Pada pengerjaan di lapangan titik lembek digunakan pada saat
pencampuran aspal dengan agregat karena pada saat kondisi panas aspal
memerlukan suhu tertentu untuk mencapai panas optimal sehingga
pencampuran antara agregat dengan aspal dapat mencapai dan tidak terjadi
blending. Bila pemadatan dilakukan pada kondisi terlalu panas maka akan
menyebabkan suhu sulit tercapai kepadatan yang optimal karena
pencampuran selalu bergerak bila dipadatkan.

Hubungan terhadap pelaksanaan Bersama – sama dengan penetrasi


adalah:

a. Dalam pencampuran, penghamparan, dan pemadatan.


b. Suhu luar dan kecepatan lalu lintas.

Bila pemadatan dilakukan pada kondisi berlalu dingin dapat


mengakibatkan terjadinya keretakan rongga – rongga yang sudah
terkehendaki campuran.
5. Teori Tambahan
Titik lembek aspal berkisar antara 30–200oC, artinya masih ada
nilai-nilai titik lembek yang hampir sama dengan suhu jalan pada
umumnya. Sehingga diperlukan usaha tertentu untuk mempertinggi titik
lembek aspal, misalnya dengan menggunakan filter terhadap campuran
beraspal. Titik lembek juga menjadi suatu batasan dalam penggolongan
aspal dan ter. Titik lembek merupakan suatu hal yang harus diperhatikan
dalam membangun kontruksi jalan. Titik lembek seharusnya lebih tinggi
daripada suhu permukaaan jalan.
Aspal merupakan material termoplastik yang secara bertahap dapat
mencair sesuai dengan pertambahan suhu, hal sebaliknya juga berlaku jika
terjadi pengurangan suhu. Namun demikian, respon aspal terhadap
perubahan suhu sangat bergantung pada komposisi unsur-unsur pembentuk
aspal itu sendiri. Pelembekan (softening) bahan-bahan aspal dan ter tidak
terjadi dengan sekejap pada suhu tertentu, tapi lebih merupakan perubahan
gradual seiring pertambahan suhu.
Metoda Ring and Ball adalah metoda yang umumnya digunakan
pada bahan aspal dan ter untuk mengukur titik lembek bahan semi solid
sampai solid. Pada percobaan untuk menentukan titik lembek aspal atau
ter, penambahan suhu hendaknya berlangsung secara gradual dalam
jenjang yang halus. Dalam percobaan ini, titik lembek ditunjukkan dengan
suhu pada saat bola baja (dengan berat tertentu) mendesak turunnya suatu
lapisan aspal atau ter yang tertahan di dalam cincin (berukuran tertentu),
sehingga aspal atau ter tersebut menyentuh pelat dasar yang terletak pada
tinggi tertentu. Adapun proses ini terjadi sebagai akibat kecepatan
pemanasan. Metode ini dilakukan untuk mengetahui suhu ketika aspal dan
ter mulai lembek. Dalam metode ini, titik lembek aspal dapat diketahui
dengan menggunakan alat Ring and Ball. Data yang akan diperoleh dari
metode  ini akan menjadi acuan di lapangan atas kemampuan aspal serta
ter untuk menahan suhu permukaan yang terjadi agar tidak lembek dan
akhirnya akan mengurangi daya lekatnya.
Titik lembek adalah besarnya suhu dimana aspal atau ter mancapai
derajat kelembekan (mulai meleleh) dibawah kondisi spesifik dari tes.
Titik lembek juga dapat diartikan sebagai suatu suhu pada saat bola baja,
dengan berat tertentu, mendesak turun suatu lapisan aspal atau ter yang
tertahan dalam cincin berukuran tertentu, sehingga aspal atau ter tersebut
menyentuh plat dasar yang terletak dibawah cincin pada tinggi tertentu,
akibat pemanasan tertentu. Spesifikasi Bina Marga tentang titik lembek
untuk aspal keras PEN 40 (Ring and Ball Test) adalah 51oC (minimum)
dan 63oC (maksimum), sedangkan untuk PEN 60 adalah minimum 48 oC
dan maksimum 58oC. Mengingat pentingnya penentuan titik lembek dalam
perkerasan jalan, maka titik lembek menjadi salah satu faktor penentu
spesifikasi aspal dan ter. Titik lembek seharusnya lebih tinggi dari suhu
permukaan jalan sehingga aspal tidak akan meleleh dan merusak
konstruksi yang ada.

Sumber:https://www.ilmutekniksipil.com/perkerasan-jalan-raya/titik-
lembek-aspal-dan-ter
6. Prosedur Percobaan
1) Menyiapakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Memanaskan aspal sampai suhu 90° C dengan thermometer.
3) Mengolesi cincin kuningan dan bola baja dengan Vaseline.
4) Menuangkan aspal cair yang telah dipanaskan sebelumnya ke dalam
cincin kuningan secara perlahan sampai penuh.
5) Mendiamkan cincin kuningan berisi aspal selama 1 jam.
6) Mengisi gelas ukur dengan air sebanyak 600 ml.
7) Memasukkan es batu ke dalam gelas ukur hingga suhu air dalam gelas
ukur mencapai 0° C dengan menggunakan thermometer.
8) Memasukkan benda uji yang telah didiamkan ke dalam tempat
dudukan kuningan.
9) Memasukkan bola baja ke dalam cincin kuningan yang berisi aspal.
10) Memasukkan dudukan kuningan ke dalam gelas ukur berisi air dan es
batu.
11) Meletakkan gelas ukur ke atas alat pemanas.
12) Memasukkan thermometer ke dalam dudukan kuningan.
13) Menyalakan pemanas dan mencatat waktu setiap terjadi kenaikan suhu
setelah 5° C menggunakan stopwatch.
14) Menghentikan stopwatch apabila bola baja sudah turun sampai ke
dasar dudukan kuningan dan mencatat waktu dan suhu tersebut.
15) Mematikan pemanas, membersihkan peralatan yang digunakan.
16) Percobaan selesai.
7. Analisa Data
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada benda uji A dan B setiap
menaikkan suhu 5° C digunakan:
a. Percobaan A

No Suhu yang diamati Sampel A


1. 0° 00.00
2. 5° 02.25
3. 10° 03.53
4. 15° 06.01
5. 20° 07.53
6. 25° 10.05
7. 30° 13.15
8. 35° 15.12
9. 40° 17.45
10. 45° 22.39
11. 47° 23.15
12. 51° -
Benda Uji A : 47°
Waktu Tempuh : 23. 15
b. Percobaan B

No Suhu yang diamati Sampel B


1. 0° 00.00
2. 5° 02.25
3. 10° 03.53
4. 15° 06.01
5. 20° 07.53
6. 25° 10.05
7. 30° 13.15
8. 35° 15.12
9. 40° 17.45
10. 45° 22.39
11. 47° -
12. 51° 25. 41

Benda Uji B
Suhu 51 °
Waktu Tempuh : 25. 41
Temperature titik lembek dengan rata – rata

suhu akhir benda uji A +Suhu akhir benda uji B


2

47+51
2

= 49 °
8. Gambar Alat dan Bahan
a. Alat

Gambar Fungsi
1) Cincin Kuningan Berfungsi sebagai cetakan
yang akan diuji.

2) Pengarah Bola Berfungsi untuk


mengarahkan bola baja agar
tetap berada di tengah cincin
kuningan.

3) Bola Baja Berfungsi sebagai pemberat


pada aspal yang akan diambil
nilai titik lembeknya.

4) Dudukan Kuningan Berfungsi sebagai dudukan


cincin yang diisi aspal.
5) Plat Dasar Berfungsi untuk meletakkan 2
cincin berisi aspal yang akan
diuji.

6) Spirtus Berfungsi untuk menaikkan


suhu air di gelas ukur.

7) Kompor Gas Berfungsi sebagai alat untuk


memanaskan aspal.

8) Teko Berfungsi sebagai wadah yang


digunakan untuk memanaskan
aspal.
9) Tabung Gas Berfungsi sebagai bahan bakar
untuk kompor gas.

10) Kuas Berfungsi untuk membersihkan


benda uji dan pengoles
Vaseline.

11) Thermometer Berfungsi sebagai alat


pengukur suhu.

12) Kain lap Berfungsi sebagai pembersih


alat praktikum.
13) Tongkat Pengaduk Berfungsi untuk mengaduk aspal
yang dipanaskan.

14) Gelas ukur Berfungsi sebagai wadah untuk


air.

15) Stopwatch Berfungsi untuk menghitung


waktu.

16) Kawat kasa Berfungsi sebagai alat pemanas


gelas ukur.
17) Sarung Tangan Berfungsi untuk melindungi
tangan pada saat praktikum.

18) Sekrap Berfungsi untuk membersihkan


plat cetakan dari aspal yang
lengket.

19) Masker Berfungsi sebagai alat pelindung


pernapasan.

20) Mancis Berfungsi untuk meghidupkan


api.
b. Bahan

Gambar Fungsi
1) Aspal Penetrasi 60 /70 Bahan yang digunakan
sebagai benda uji.

2) Bensin Bahan untuk membersihkan


aspal yang lengket.

3) Vaseline Bahan pelapis cincin


kuningan dan bola baja agar
tidak lengket.

4) Air Bahan untuk merendam


benda uji.
5) Es batu Bahan yang digunakan untuk
menurunkan suhu.
9. Kesimpulan
a. Suhu yang diamati pada benda uji A adalah 47 ° dengan waktu tempuh
23. 15.
b. Suhu yang diamati pada benda uji B adalah 51° dengan waktu tempuh
25. 41.
c. Titik lembek adalah suhu di mana bola baia dengan berat
tertentu akan menekan lapisan aspal atau ter yang tertahan dalam
cincin dengan ukuran tertentu.
10. Saran
a. Diharapkan agar memperbarui alat – alat praktikum.
b. Diharapkan agar menambah meja dan kursi di laboratorium.
c. Diharapkan agar menambah pendingin ruangan di laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai