Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Jalan Raya di
Laboraturium Bahan Bangunan
Mata Kuliah:
Konstruksi Jalan Raya
Dosen Pengampu:
Faqih Ma’arif, M.Eng, Spd.T
Disusun Oleh:
Aditya Eka Wikanto
(12505244004)
Penyusun
JUDUL LAPORAN.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
H. JENIS PENGUJIAN.........................................................................................1
I. KAJIAN TEORI...............................................................................................1
K. LANGKAH KERJA.........................................................................................7
L. PENYAJIAN DATA..........................................................................................8
M. PEMBAHASAN.............................................................................................10
N. KENDALA PRAKTIKUM............................................................................11
H. KESIMPULAN...............................................................................................11
I. SARAN...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
LAMPIRAN................................................................................................................14
LEMBAR KONSULTASI..........................................................................................17
B. KAJIAN TEORI
Pada 1888, HC Bowen dari Barber Asphalt Paving menemukan cikal
bakal Perusahaan untuk uji penetrasi, Bowen Penetrasi Mesin (Halstead dan
Welborn, 1974). Ini prinsip dasar, dan prinsip dasar dari uji penetrasi, adalah
untuk menentukan kedalaman mana suatu benda uji aspal dipotong jarum
jahit menembus sampel aspal di bawah kondisi tertentu beban, waktu dan
suhu. Ini adalah metode yang paling banyak digunakan untuk mengukur
konsistensi dari bahan mengandung bitumen pada suhu tertentu. Cara
klasifikasi berdasarkan ukuran kualitas. ukuran perlawanan yang ditawarkan
oleh fluida terhadap deformasi kontinu bila mengalami tegangan geser.
( sumber: wikipedia,2013)
a. Cawan
Cawan digunakan untuk menaruh tempat benda uji
b. Termometer
Termometer digunakan untuk mengukur suhu pada saat aspal
dipanaskan. Termometer mempunyai bermacam jenis dalam
pengukuran suhunya. Termometer suhu rendah dan suhu tinggi.
c. Baskom
Baskom digunakan sebagai pengganti bak perendam/waterbath untuk
merendam benda uji dalam es.
Gambar 5. Palu
e. Stopwatch
Digunakan untuk menghitung waktu.
Gambar 7. Stopwatch
2. Bahan
a. Aspal
b. Es Batu
Digunakan untuk merendam aspal agar mencapai suhu rendah
D. LANGKAH KERJA
Langkah kerja yang harus dilakukan dalam praktikum pengujian aspal ini
adalah:
1. Berdoa dahulu sebelum di mulainya kegiatan.
2. Alat dan bahan di persiapkan.
3. Benda uji di panaskan lalu aduk secara perlahan – lahan. Pemanasan benda
uji tidak lebih dari 60ºC diatas titik lembek dan kurang dari 30 menit.
4. Setelah cair, benda uji di tuang ke dalam cawan dan di diamkan hingga
dingin pada suhu ruangan selama 1 – 1,5 jam.
6. Benda uji di angkat dari baskom berisi air es, lalu di ukur suhu benda uji
hingga mencapai suhu 25º C.
10. Penahan jarum ditekan selama 5 detik dan di lepaskan bersamaan dengan
berjalannya stopwatch
11. Arloji penetrometer di putar dan di baca angka penetrasi yang berimpit
dengan jarum penunjuk. Di bulatkan hingga 0,1 mm terdekat
12. Jarum di lepaskan dari pemegang jarum untuk titik pembacaan berikutnya
sejauh 1 cm dari titik pembacaan awal dan tepi sisi dinding cawan,
13. Di bersihkan jarum dengan lap kering. kemudian di ukur suhu kembali
pada benda uji tersebut sebagai suhu berbeda dan titik berbeda dari titik
awal.
14. Pekerjaan 1 – 10 di lakukan, hingga tidak kurang 5 bagian untuk benda uji
yang sama. Setiap 1 bagian dengan suhu yang sama ada 2 pembacaan titik
yang berbeda – beda . dan bagian selanjutnya berbeda suhu benda uji
dengan pembacaan awal.
E. PENYAJIAN DATA
1. Penyajian Data 1
Pada pelaksanaan praktik penetrasi aspal didapat data sebagai berikut:
2. Penyajian Data 2
Berikut ini adalah hasil praktikum penetrasi aspal kedua (recycle)
Tabel 3. Waktu dan tempat praktikum
Waktu
Kamis, 19 September 2013 &
Hari/ Tanggal
Kamis, 3 Oktober 2013
Jam 11.00 s/d 12.40
Cuaca Cerah
LAPORAN PRAKTIKUM KONSTRUKSI JALAN
UJ I P E N E T R A S I A S PA L | 8
Tempat
Pengujian Penetrasi Aspal dilakukan di Laboratorium Konstruksi Jalan
jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri
Yogyakarta.
F. PEMBAHASAN
Dalam pelaksanaan praktikum pengujian pembakaran aspal yang
telah dilakukan, benda uji yang berisi aspal telah didinginkan pada suhu
ruangan yang seharusnya ruangan dalam keadaan dingin. Waktu pelaksanaan
pratikum ini cuaca di Laboratorium panas sehingga memungkinkan benda uji
bersuhu dingin sehingga benda uji langsung direndam di dalam baskom yang
telah diisi es selama 60 sd 90 menit. Pembacaan jarum pada penetrometer
Dilihat dari tabel angka toleransi antar titik penetrasi menurut SKSNI
1991, hasil pengujian yang dilakukan masuk ke dalam kategori penetrasi 50 -
149. Di dalam tabel disebutkan bahwa kategori 50 – 149 memiliki maksimum
perbedaan nilai penetrasi antara yang tertinggi dengan yang terendah yaitu
bernilai 4. Dan Hasil pengujian ternyata melenceng jauh dari standar toleransi
yang diijinkan.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan dari percobaan yang telah kelompok kami lakukan,
kami menyimpulkan bahwa penentuan penetrasi adalah suatu cara untuk
mengetahui konsistensi aspal. Konsistensi aspal merupakan derajat
kekentalan aspal yang sangat dipengaruhi oleh suhu.dan pada percobaan
pertama kami mendapatkan hasil penurunan yang relatif stabil yaitu setiap
percobaan mempunyai selisih sebesar 3 mm. Sedangkan pada percobaan
kedua dan ketiga mendpatkan hasil yang tidak sama dengan percobaaan
pertama mungkin ada bebrapa faktor yang mempengaruhi yaitu suhu dan
waktu.
I. SARAN
Alangkah baiknya jika semua peralatan yang digunakan sesuai
dengan standar yang sudah ditetapkan dan lakukanlah pengujian sesuai
dengan prosedur yang ada termasuk mencatat waktu mulai dan selesai saat
pengukuran suhu. Pengujian juga harus dilakukan secara teliti sehingga
didapatkan hasil yang akurat.
Apriyantoko, 2011
Gambar 1.1
Pengukuran suhu aspal dengan termometer
(sumber: Apriyantoko, 2011)
Gambar 1.2
Meletakan benda uji pada alat penetrasi
(sumber: Apriyantoko, 2011)
Gambar 1.4
Cara memindahkan jarum untuk pembacaan
(sumber: Apriyantoko, 2011)
LEMBAR KONSULTASI
LAPORAN PRAKTIKUM KONSTRUKSI JALAN
U J I P E N E T R A S I A S P A L | 15
LapORAN PRATIKUM KONSTRUKSI JALAN
Aditya Eka Wikanto 12505244004