Diajukan Oleh:
PROGRAM STUDI
TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI
MEDAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Dosen Pembimbing
Tim Penguji:
Ketua Penguji:
Efri Debby Ekinola Ritonga, S.T., M.T. ( )
Penguji:
Ir. Samsudin Silaen, M.T. ( )
Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Sipil, Kepala Program Studi,
Puji dan Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat dan karunia–Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan Tugas Akhir dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN
AGREGAT HALUS DENGAN SLAG BAJA PADA CAMPURAN AC –
WC”.
Ini merupakan salah satu syarat yang harus dilaksanakan untuk
memperoleh gelar Sarjana Terapan Teknik, Pendidikan Program Studi
Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Medan. Dalam Menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, penulis
menghadapi berbagai kendala, namun berkat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, maka selayaknya penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Abdul Rahman, S.E., Ak., M.Si., Direktur Politeknik Negeri Medan
2. Ir. Samsudin Silaen, M.T., Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Medan
3. Ir. Ependi Napitu, M.T., Kepala Program Studi D-IV TPJJ Politeknik
Negeri Medan.
4. Drs. Yulfalentino, M.T., Dosen Wali Kelas TPJJ – 8A Politeknik
Negeri Medan.
5. Drs. Kusumadi, M.T., selaku Dosen Pembimbing yang sabar dalam
membimbing saya saat melakukan asistensi sehingga penulisan
Laporan Tugas Akhir ini berjalan dengan lancar.
6. Efri Debby Ekinola Ritonga, S.T., M.T., selaku Ketua Penguji pada
pelaksanaan Sidang Tugas Akhir.
7. Ir. Samsudin Silaen, M.T., selaku Anggota Penguji pada pelaksanaan
Sidang Tugas Akhir.
8. Kedua Orang tua dan keluarga yang telah membantu dan mendukung
saya dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini berupa doa,
motivasi serta materi.
9. Teman-teman TPJJ 8A yang telah memberikan dukungan dan bantuan
dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini.
ABSTRAK
ABSTRACT
AC-WC is an asphalt mixture that uses gaps with coarse aggregate content, fine
aggregate and high bitumen content so that a good quality asphalt mixture is
needed to produce good pavement. In this study, industrial waste is used, namely
steel slag as a substitute for fine aggregate in the AC-WC mixture. The purpose of
this study was to determine the effect of adding steel slag in the AC-WC mixture
on Marshall characteristics. The research method is in the form of laboratory
testing with the following stages, preparation of tools and materials, testing of
mixed planning materials, manufacturing of test objects, testing the
characteristics of Marshall which include stability, flow, Void in the Mix (VIM),
Void in mineral aggregate ( VMA), and Marshall Quotient (MQ). This study used
an optimum asphalt content of 5.63%. The results of this study indicate that the
addition of steel slag content with a percentage of 0%, 3%, 5%, 7%, 9% passes
through the 3/8 sieve. The results obtained were the optimum slag content of
5.03%. The value of Density is 2.3%, Stability is 1.017%, Flow is 4%, Vim is
5.096%, Vma is 60.509%.
SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................................ 4
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 6
2.1 Perkerasan Jalan ........................................................................................................ 6
2.1.1 Perkerasan lentur (flexible pavement) ............................................................. 6
2.1.2 Perkerasan kaku (rigid pavement)................................................................... 6
2.1.3 Perkerasan komposit (composite pavement) ................................................... 6
2.2 Bahan Penyusun Perkerasan ...................................................................................... 6
2.2.1 Aspal ............................................................................................................... 7
2.2.2 Agregat ............................................................................................................ 9
2.2.3 Filler .............................................................................................................. 14
2.2.4 Bahan Tambah (Additive) ............................................................................. 14
2.2.5 Karakteristik Campuran Beraspal ................................................................. 15
2.2.6 Uji Marshall .................................................................................................. 18
Tabel 4.4. Kebutuhan Agregat untuk Menentukan Kadar Aspal Optimum ......... 28
Lampiran 8 Hasil Pengukuran Valomentrik Benda Uji dan Hasil Marshall Test
Kadar Aspal Optimum
Lampiran 9 Hasil Pengukuran Valomentrik Benda Uji dan Hasil Marshall Test
dengan Variasi Penambahan Slag 0%,3%,5%,7%,9%
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkerasan jalan adalah lapisan konstruksi yang dipasang langsung di atas
tanah dasar yang bertujuan untuk menerima dan menahan beban langsung dari
lalu lintas. Perkerasan jalan terdiri dari campuran agregat dan bahan pengikat.
Agregat yang biasanya dipakai terdiri dari batu pecah, batu belah atau batu kali.
Sedangkan bahan pengikat yang dipakai antara lain adalah asphalt cement,
portland cement dan tanah liat. Jalan raya memiliki fungsi penting dalam
kehidupan manusia karena sebagian besar kegiatan transportasi manusia
menggunakan jalan raya. Agar perkerasan jalan sesuai dengan mutu yang
diharapkan, maka pengetahuan tentang sifat, pengadaan dan pengolahan dari
bahan penyusun perkerasan jalan sangat diperlukan.
Dunia industri akhir-akhir ini berkembang cukup pesat seiring dengan
perkembangan jaman. Seperti kita ketahui bahwa industri seringkali menghasilkan
limbah yang merupakan sisa hasil pengolahan produk industri. Dengan
meningkatnya industri berarti meningkat pula limbah buangan dari pabrik tersebut.
Limbah yang dihasilkan jika tidak dikelo la dengan baik akan menimbulkan
dampak buruk bagi lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan pengadaan sarana
pengolahan limbah yang dibutuhkan guna mengurangi dampak dari limbah.
Limbah ini didapat dari P.T. Growth Sumatra Industri.
Theresia MCA, Amrita Winaya Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
(2018), dalam Penelitiannya “Pengaruh pemanfaatan limbah slag baja dan kerikil
madura sebagai pengganti batu pecah untuk perkerasan aspal beton” Dalam
pembangunan infrastruktur jalan di beberapa wilayah di Pulau Madura masih
menggunakan material dari Pulau Jawa. Perkerasan jalan merupakan prasarana
yang sangat diperlukan bagi kegiatan sosial, ekonomi dan budaya. Salah satu
perusahaan Industri di sekitar kota Surabaya terdapat pabrik peleburan baja salah
satunya PT. Hanil Jaya Steel menghasilkan limbah slag, pemanfaatan limbah slag
sangat diperlukan guna meminimalisir terjadinya penumpukan yang dapat
berdampak buruk bagi lingkungan.
Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Afif Ghina Hayati dari
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (2017), Semakin banyaknya industri
yang berjalan dibidang industri baja, maka akan semakin banyak pula limbah baja
yang dihasilkan. Limbah baja (steel slag) merupakan limbah hasil peleburan baja
dan besi bekas yang termasuk dalam limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
yang menjadi salah satu masalah lingkungan yang harus dipikirkan pemanfaatan
limbah tersebut untuk mengurangi dampak buruk akibat pencemaran lingkungan
yang ditimbulkan. Steel slag memiliki sifat fisis yang menyerupai natural agregat,
oleh karena itu steel slag dapat dimanfaatkan sebagai pengganti agregat dalam
membuat suatu perkerasan. Sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 101 tahun
2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, steel slag
merupakan bahan yang dapat dimanfaatkan untuk perkerasan jalan.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka perlu diadakan suatu percobaan untuk
pemanfaatan limbah industri pengolahan baja dari barang yang dapat merusak
lingkungan menjadi sesuatu yang dapat dimanfaatkan, salah satunya pada
pekerjaan prasarana transportasi yang dapat digunakan sebagai bahan campuran
lapis perkerasan.
Salah satu jenis campuran beraspal panas yang umum digunakan yakni
Lapis Tipis Aspal Beton (Hot Rolled Sheet). Berdasarkan Spesifikasi Umum Bina
Marga 2010 Campuran aspal ini memiliki gradasi agregat yang senjang, yakni
campuran agregat yang ukuran butirannya terdistribusi tidak menerus, atau ada
bagian yang hilang dan bagian yang sedikit sekali.
Berdasarkan sifat yang keras seperti agregat kasar, steel slag digunakan
sebagai alternatif pengganti agregat halus dalam pembuatan perkerasan jalan pada
jenis campuran Hot Rolled Sheet. Ditinjau dari segi ramah lingkungan bahan
untuk pemanfaatan kembali limbah dilakukan penelitian terkait kinerja campuran
aspal dengan menggunakan steel slag sebagai agregat pengganti. Dengan adanya
pengembangan baru yang menguunakan alternatif bahan, diharapkan mampu
meningkatkan kelancaran program pembangunan dan pemeliharaan jalan di masa
yang akan datang dan diusahakan menjadi lebih ekonomis.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anita Rahmawati dari
Universitas Yogyakrta (2017), dalam penelitiannya “pengaruh penggunaan limbah
steel slag sebagai pengganti agregat kasar ukuran ½” dan 3/8” pada campuran hot
rolled sheet_wearing course (HRS_WC)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penambahan kadar steel slag dengan persentase sebesar 0%, 25%, 50%, 75% dan
100% dari berat agregat No. 3/8” memberikan hasil yang lebih baik bila
dibandingkan dengan penambahan kadar steel slag dengan ukuran ½” ditinjau dari
karakteristik Marshall yang meliputi nilai stabilitas, flow, VIM, VMA, VFA, dan
MQ.
Nurani Hartatik, Gati Sri Utami, Novi Rohmania Institut Teknologi Adhi
Tama Surabaya (2014), dengan judul “karakteristik campuran beton aspal (ac-wc)
dengan penambahan abu slag baja sebagai bahan pengganti filler”. Hasil
penelitian menunjukkan penggunaan Abu slag dalam campuran beton aspal
mempengaruhi karakteristik campuran beton aspal, semakin banyak abu slag akan
membuat nilai stabilitas semakin meningkat.
Yohanes bagaskara sitohang Universitas Atma Jaya Yogyakarta (2019),
dengan judul “Pengaruh penggunaan steel slag sebagai pengganti sebagian agregat
kasar dengan filler fly ash pada campuran laston AC-WC “. Berdasarkan hasil
analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa campuran aspal yang
menggunakan steel slag sebagai pengganti sebagian agregat kasar dan fly ash
sebagai filler mampu meningkatkan atau memperbaiki karakteristik campuran
Laston AC-WC pada campuran dengan variasi kadar steel slag 10 % + filler fly
ash 2 % dengan kadar aspal 5,5 %.
Berdasarkan permasalahan diatas penulis tertarik untuk membahas lebih
lanjut mengenai bagaimana karakterisktik steel slag sebagai agregat pengganti
ditinjau dari karakterisktik Marshall. Sehingga dalam penelitian ini penulis
mengangkat judul “PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS
DENGAN SLAG BAJA PADA CAMPURAN AC – WC’’.
BAB 1 PENDAHULUAN
Mengemukakan tentang informasi secara umum dari penelitian ini yang berkenaan
dengan latar belakang masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian,
permasalahan penelitian, batasan-batasan dalam permasalahan dan sistematika
penulisan.
Berisi tentang teori-teori serta beberapa definisi dari studi literatur yang dijadikan
sebagai dasar dalam analisis dan pembahasan masalah yang berhubungan dalam
penulisan ini.
Berisi tentang tahapan kegiatan yang dimulai dari tahapan persiapan, pengumpulan
dan pengolahan data, analisis dan pembahasan serta perumusan kesimpulan dan
saran yang akan diberikan.
Analisis dan pembahasan yaitu melakukan analisa terhadap data yang ditampilkan
pada BAB 3 serta melakukan pembahasan terhadap hasil analisa data dan parameter
marshal .
BAB 5 PENUTUP
Kesimpulan dan saran memberikan hasil keluaran penelitian yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan serta saran yang dapat ditindaklanjuti terhadap hasil keluaran
penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkerasan Jalan
Sukirman, (2003), perkerasan jalan merupakan suatu komponen yang
sangat penting dalam memenuhi kelancaran pergerakan lalu lintas. Perkerasan
jalan yang digunakan pada saat sekarang ini umumnya terdiri atas tiga jenis, yaitu
perkerasan lentur, perkerasan kaku, dan perkerasan komposit. Secara umum
bahwa perkerasan jalan ini terdiri dari beberapa lapis, seperti :
1. Lapis permukaan (surface course)
2. Lapis pondasi atas (base course)
3. Lapis pondasi bawah (subbase course)
4. Lapisan tanah dasar (subgrade)
Spesifikasi Laston
Sifat-Sifat Campuran
(AC-WC)
Jumlah tumbukan perbidang 75 kali
Rongga dalam campuran (VIM) 3-5%
Rongga dalam agregat (VMA) Min 15%
Rongga terisi aspal (VFA) Min 65%
Stabilitas Min 800 kg
Pelelehan (flow) 2-4 mm
Marshall Quotient (MQ) Min 250 kg/mm
Sumber: Spesifikasi Umum Bina Marga 2010
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium pengujian Aspal Teknik
Sipil Politeknik Negeri Medan.
3.2 Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Satu Set Saringan (Sieve)
Penggunaan alat saringan digunakan untuk memisahkan agregat
berdasarkan gradasi agregat
2. Alat Uji Pemeriksaan Aspal
Pemakaian alat ini digunakan untuk pemeriksaan aspal antara lain
seperti uji penetrasi, uji titik lembek, uji kehilangan berat, uji
daktilitas, uji berat jenis (piknometer dan timbangan).
3. Alat Uji Pemeriksaan Agregat
Peralatan yang digunakan untuk pengujian agregat antara lain mesin
Los Angeles (tes abrasi), alat pengering yaitu oven, timbangan berat,
alat uji berat jenis (piknometer, timbangan, pemanas).
4. Alat Uji Karakteristik Campuran Agregat dan Aspal
Alat uji yang digunakan adalah seperangkat alat untuk metode
Marshall, meliputi :
1) Alat tekan Marshall yang terdiri dari kepala penekan berbentuk
lengkung, cincin penguji berkapasitas 22,2 KN (5000 lbs) yang
dilengkapi dengan arloji pengukur flowmeter.
2) Alat cetak benda uji berbentuk silinder diameter 4 inchi (10,16
cm) dan tinggi 3 inchi (7,5cm).
3) Marshall compactor yang digunakan untuk pemadatan campuran
sebanyak 75 kali tumbukan tiap sisi (atas dan bawah).
4) Ejektor untuk mengeluarkan benda uji setelah proses pemadatan.
5) Bak perendam (water bath) yang dilengkapi pengatur suhu.
6) Alat-alat penunjang yang meliputi penggorengan pencampur,
kompor pemanas, termometer, sendok pengaduk, sarung tangan
anti panas, kain lap, timbangan, ember untuk merendam benda
uji, jangka sorong, pan, dan tipe-x yang digunakan untuk
menandai benda uji.
3.3 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :
5. Agregat Kasar
Agregat yang digunakan berasal dari lokasi BINJAI dengan ukuran
butiran standar untuk lapis perkerasan .
6. Agregat Halus
Limbah industri (slag baja) yang digunakan menjadi bahan ganti
agregat halus berasal dari P.T. Growth Sumatra Industri.
7. Aspal
Aspal yang digunakan pada penelitian ini adalah aspal dari
P.T. Trimurti dengan penetrasi 60/70.
8. Bahan Pengisi/ atau material lolos saringan No.200 (Filler)
Filler yang digunakan dalam penelitian ini adalah Abu batu.
3.4 Tahap-Tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan mulai dari awal sampai akhir
seperti pada gambar (gambar alir penelitian) yang dijelaskan sebagai berikut :
3.4.1 Persiapan
Pada tahap ini yang dilakukan yaitu menyiapkan bahan, dan pengecekkan
alat-alat yang akan digunakan. Persiapan bahan (aspal, agregat kasar, limbah
industri (slag baja) dengan mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan ke
laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan.
3.4.2 Pengujian bahan
3.4.2.1 Aspal pen 60/70
Pengujian aspal dilakukan dengan melakukan uji penetrasi, titik lembek,
berat jenis, dan kehilangan berat. Standar pengujian aspal seperti tertera pada tabel
dibawah ini.
Tabel 3.1 Tabel Standar Uji Aspal pen 60/70
No Jenis Pengujian Standar Uji
Penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data Primer yaitu
pemeriksaan agregat kasar, agregat halus dan aspal. Data sekunder yaitu
pemeriksaan berat jenis slag baja dikarenakan slag baja menjadi sebagai bahan
pengganti agregat halus untuk campuran lapisan AC- WC. Aspal yang digunakan
adalah aspal shell pen 60/70. Slag baja yang digunakan adalah limbah produksi
yang tidak dipergunakan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik
Sipil Politeknik Negeri Medan.
4.1 Analisa Data
Standar
No Jenis Pemeriksaan Hasil Spesifikasi Keterangan
Pengujian
Tabel 4.6. Kebutuhan Agregat Untuk Benda Uji dengan Penambahan Slag
Baja
Material
Percent Used % lolos Kebutuhan Slag Baja(gr)
US Sieve
(mm) 3% 5% 7% 9%
19 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00
12,5 90,27 0,00 0,00 0,00 0,00
9,5 83,61 0,00 0,00 0,00 0,00
4,75 65,92 0,00 0,00 0,00 0,00
2,36 36,83 9,84 16,41 22,97 29,53
1,18 28,92 2,68 4,46 6,24 8,03
0,6 14,86 4,76 7,93 11,10 14,27
0,3 10,11 1,61 2,68 3,75 4,82
0,15 6,89 1,09 1,82 2,54 3,27
0,075 4,40 0,84 1,40 1,96 2,52
PAN 0 1,49 2,48 3,48 4,47
Campuran lapis keras yang memiliki nilai kelelehan yang rendah dan
stabilitas yang tinggi, cenderung bersifat kaku dan getas, sedangkan campuran
lapis keras yang memiliki nilai kelelehan yang tinggi dengan stabilitas rendah
cenderung bersifat plastis, sifat plastis yang dimiliki oleh lapis keras akan
memudahkan lapis keras mudah berubah bentuk apabila mendapatkan beban lalu
lintas.
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian ada beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah
sebagai berikut:
1. Hasil nilai yang didapat pada kadar slag optimum sebesar 5%.
2. Hasil dari nilai karakteristik parameter slag pada pengujian marshall
adalah Density 2,3%, Stabilitas 1.017%, Flow 4%, Vim 5,096, Vma
60,509%.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan ada beberapa hal yang dapat
disarankan adalah sebagai berikut:
1. Untuk melakukan penelitian selanjutnya slag baja bisa juga didapat
dari perusahan lain.
2. Agregat kasar (CA), agregat sedang (MA), agregat halus (FA)bisa juga
dari quarry yang berbeda untuk melakukan penelitian.
3. Aspal bisa juga dari perusahan lain untuk melakukan penelitian .
DAFTAR PUSTAKA
Analisa Ayakkan CA
Berat Sampel = 5000 gram
Ukuran Saringan Berat Tertahan Kumulatif Persentase (%)
(mm) (gram) Berat Tertahan Tertahan Lolos
19,00 mm 0 0 0 100
12,50 mm 3242,4 3242,4 64,88 35,12
9,50 mm 1241,3 4483,7 89,72 10,28
4,75 mm 486,9 4970,6 99,46 0,54
2,36 mm 5,9 4976,5 99,58 0,42
1,18 mm 0,6 4977,1 99,59 0,41
0,60 mm 0,5 4977,6 99,60 0,40
0,30 mm 0,8 4978,4 99,61 0,39
0,15 mm 1,8 4980,2 99,65 0,35
0,075 mm 4,6 4984,8 99,74 0,26
PAN 12,9 4997,7 100,00 0
Jumlah 4997,7
Analisa Ayakkan MA
Berat Sampel = 3000 gram
Ukuran Saringan Berat Tertahan Kumulatif Persentase (%)
(mm) (gram) Berat Tertahan Tertahan Lolos
19,00 mm 0 0 0 100
12,50 mm 0 0 0,00 100,00
9,50 mm 325,2 325,2 10,88 89,12
4,75 mm 1796,8 2122 70,98 29,02
2,36 mm 485,3 2607,3 87,21 12,79
1,18 mm 156 2763,3 92,43 7,57
0,60 mm 69,4 2832,7 94,75 5,25
0,30 mm 38,9 2871,6 96,05 3,95
0,15 mm 30 2901,6 97,05 2,95
0,08 mm 27,6 2929,2 97,98 2,02
PAN 60,5 2989,7 100,00 0
Jumlah 2989,7
Analisa Ayakkan FA
Berat Sampel = 500 gram
Ukuran Saringan Berat Tertahan Kumulatif Persentase (%)
(mm) (gram) Berat Tertahan Tertahan Lolos
19,00 mm 0 0 0 100
12,50 mm 0 0 0,00 100,00
9,50 mm 0 0 0,00 100,00
4,75 mm 0 0 0,00 100,00
2,36 mm 219,5 219,5 44,09 55,91
1,18 mm 112,2 331,7 66,62 33,38
0,60 mm 65 396,7 79,67 20,33
0,30 mm 39,1 435,8 87,53 12,47
0,15 mm 20,3 456,1 91,60 8,40
0,08 mm 15,5 471,6 94,72 5,28
PAN 26,3 497,9 100,00 0
Jumlah 497,9
Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Kasar, Sedang dan Halus