DISUSUN OLEH:
ABSTRAK
ABSTRACT
This study is intended to find out the characteristics of AC-WC mixtures that use corn
weevil ash as filler substitution material. The method used in this study consists of
conducting a series of tests of the characteristics of corn weevil ash fillers then designing
the composition of the AC-WC mixture using corn weevil ash filler substitution material
using aggregates that use the Stone Sadang River stone of Makale District Batupapan
Village as well as Marshall testing to obtain the characteristics of the AC-WC mixture
using corn weevil ash filler substitution material using aggregates that use stones that
use stones of Sadang River Batupapan Village Makale Subdistrict. The results showed
that the characteristics of corn weevil ash filler ingredients as filler substitution for road
pavement mixture met the general specifications of Bina Marga 2018 as a filler substitute
for street pavement layers. The properties of an AC-WC mixture with an asphalt content
of 5.50% were obtained by the Marshall test. with the substitution of corn weevil ash
fillers 0% - 60% meets the General Specification of Bina Marga 2018. Where the results
of this research can be concluded that corn weevil ash can be a filler substitution for ac-
wc pavement layer because it is in accordance with the General Specification of Bina
Marga 2018.
Keywords : Corn Weevil Ash, Mixed AC-WC
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
kasih dan karunia-Mu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam rangka
melengkapi persyaratan Kuliah Sarjana Program Strata Satu (S1) Fakultas Teknik
Kristen Indonesia Paulus Makassar. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis
banyak mendapat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan sebaik-baiknya. Untuk itu, penulis
1. Bapak Dr. Ir. Musa Bondaris Palungan, MT. sebagai dekan fakultas
2. Bapak Ir. Robert Mangontan, MT. sebagai ketua program studi Teknik
3. Bapak Herman Welem Tanje, ST., MT dan Bapak Irwan Lie Keng Wong,
Makassar.
4. Bapak Ir. Alpius, MT. Sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan
v
5. Bapak Herman W. Tanje., ST., MT. sebagai dosen pembimbing II yang
6. Ibu Prof. Dr. Ir. Mary Selintung., MSC. Selaku dosen penguji I;
9. Segenap Dosen dan para Asisten pada Jurusan Teknik Sipil yang telah
10. Teristimewa kepada Ayahanda Alm. Simon Sanda, Ibunda Ritha Pabia,
skripsi ini.
12. Untuk teman-teman seperjuangan Otomona Esport dan Gaperto yang selalu
semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu atas segala
penulis.
Dengan menyusun tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa tugas akhir
vi
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
vii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPULi
ABSTRAK.............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii
DAFTAR NOTASI..............................................................................................xiv
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan penelitian.............................................................................................3
D. Batasan masalah..............................................................................................3
E. Sistematika penulisan.......................................................................................4
viii
A. Perkerasan jalan Raya......................................................................................6
B. Aspal Beton.....................................................................................................7
a. Stabilitas...............................................................................................18
b. Flow.....................................................................................................18
E. Semen.............................................................................................................21
H. Kerangka Pikir...............................................................................................25
A. Tahapan Penelitian........................................................................................26
ix
C. Jenis, Waktu, dan Tempat Penelitian.............................................................29
a. Pengambilan Material..........................................................................29
b. Persiapan Material................................................................................30
WC.......................................................................................................42
x
b. Karakteristik Campuran AC-WC Melalui Pengujian Marshall
konvensional.........................................................................................44
C. Pembahasan...................................................................................................55
WC.......................................................................................................59
A. Kesimpulan....................................................................................................62
B. Saran..............................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................xvi
LAMPIRAN C (Foto)..........................................................................................xx
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR NOTASI
A : Kadar Aspal
F : Isi Benda Uji
G : Berat Isi Benda Uji
H : Berat Jenis Maksimum Teoritis Setelah Pemadatan
Kg : Kilogram
kN : Kilonewton
mm : Milimeter
T : Berat Jenis Aspal
U : Berat Jenis Bulk Total Agregat
V : Berat Jenis Efektif Total Agregat
o
C : Derajat Celcius
% : Persen
gr/cm3 : Gram Per Centimeter Kubik
cm : Centimeter
gr : Gram
gr/mm : Gram Per Milimeter
xiv
DAFTAR SINGKATAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Peran semen sebagai filler pada campuran aspal beton khususnya pada
campuran AC-WC sangat penting karena semen sebagai filler berfungsi sebagai
bahan pengisi rongga pada campuran aspal beton. Dengan adanya perkembangan
terhadap penumpukan sampah atau limbah baik itu limbah produksi pabrik
mencapai 19.612.435 ton pada 2015, sehingga limbah jagung yang dihasilkan
campuran, mulai dari bahan tambahan kimia, bahan alam, dan limbah sisa.
“Selain itu, ada juga filler yang biasa digunakan dalam campuran aspal yaitu abu
batu, semen dan fly ash, akan tetapi jenis filler ini sulit didapatkan dan harganya
sebagai bahan substitusi semen karena bonggol jagung yang dibakar dan menjadi
abu mengandung senyawa SiO2 yang memiliki kerekatan yang sama seperti
semen” (Maria Prisila Hederanti Itu, 2021). Kandungan senyawa silika (SiO2)
yang abu bonggol jagung memiliki kesamaan senyawa semen sehingga abu
bonggol
2
jagung dapat dijadikan alternatif sebagai bahan substitusi filler. Hal inilah yang
mendorong pemanfaatan abu bonggol jagung sebagai bahan substitusi filler dan
melalui penelitian ini diharapkan abu bonggol jagung dapat digunakan sebagai
semen, sedangkan pada penelitian ini menggunakan abu bonggol jagung yang
akan disubstitusikan terhadap filler semen. Maka dari itu, data sekunder berupa
data karakteristik dari penelitian ini berasal dari data penelitian Yance Panggalo
(2020), yang menggunakan batu sungai Sadang sebagai agregat dalam campuran
filler.
Atas dasar latar belakang diatas maka judul pada tugas akhir/skripsi
B. Rumusan Masalah
Sadang dan abu bonggol jagung sebagai bahan substitusi filler melalui uji
Marshall?
2
3. Bagaimana pengaruh kadar abu bonggol jagung sebagai bahan substitusi filler
Sadang?
C. Tujuan penelitian
menggunakan batu Sungai Sadang dan abu bonggol jagung sebagai bahan
substitusi filler.
Sungai Sadang.
D. Batasan masalah
hasil penelitian Yance Panggalo (2020) yang berasal dari Sungai Sadang
2. Bonggol jagung yang digunakan sebagai bahan baku untuk membuat abu
3
5. Pada penelitian ini menggunakan rancangan komposisi campuran dengan
kadar aspal 5,50% yang diambil dari hasil penelitian Yance Panggalo (2020)
campuran.
100%, 20% : 80%, 40% : 60%, 60% : 40%, 80% : 20%, dan 100% : 0% dari
berat filler.
E. Sistematika penulisan
Penulisan tugas akhir ini dibuat dalam 5 (lima) bab berturut-turut sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
penulis.
4
BAB III : METODE PENELITIAN
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
teknologi maupun perkembangan umat manusia itu sendiri. Dengan kata lain
Pada awalnya jalan hanya berupa jejak kaki manusia pada masa
lampau pada saat manusia mencari kebutuhan hidup dan mencari sumber air
yang membentuk jejak kaki pada permukaan tanah yang telah dilintasi.
permukaan tanah yang dilalui oleh manusia yang telah membentuk sebuah
dilalui mulai dibuat rata. Sekitar 3500 tahun sebelum masehi dimana roda
ditemukan oleh bangsa sumeria dan pada masa tersebut jalan mulai diperkeras.
pada saat itu jalan-jalan mulai dibangun yang terdiri atas beberapa lapis
perkembangan
konstruksi jalaan sempat terhenti kemudian beberapa ahli dari perancis, skotlandia
mulai menemukan sistem-sistim kenstruksi perkerasan jalan yang hingga saat ini
dibedakan menjadi :
perkerasan lentur ialah agregat kasar, agregat halus, filler, dan aspal.
B. Aspal Beton
lentur, lapisan ini terdiri dari agregat dan aspal sebagai bahan pengikat, yang
tercampur merata pada temperatur tertentu. “Laston terbagi menjadi tiga jenis
yaitu Laston sebagai lapisan Aus dikenal dengan nama AC-WC (Asphalt concrete
7
- Wearing Course), Laston sebagai lapisan pengikat dengan sebutan AC-BC
(Asphalt Concrete - Binder Course), dan Laston sebagai lapisan pondasi dengan
“Lapis Aspal Beton (Laston) yang selanjutnya disebut AC, terdiri dari
agregat masing-masing campuran adalah 19 mm, 25,4 mm, 37,5 mm. Setiap jenis
Modified, dan AC-Base Modified” (Ir. Tasripin Sartiyono, MT, dkk, 2016).
1. Aspal Beton campuran panas (hot mix) adalah Aspal Beton yang material
2. Aspal Beton campuran sedang (warm mix) adalah Aspal Beton yang
3. Aspal Beton campuran dingin (cold mix) adalah Aspal Beton yang
8
Lapis yang kedap air, tahan terhadap cuaca, dan mempunyai kekesatan
yang diisyaratkan.
dengan cuaca, tetapi perlu stabilisasi untuk memikul beban lalu lintas yang
Adapun material penyusun dari pada Aspal Beton adalah aspal, agregat,
1. Aspal
atau coklat tua, yang berfungsi sebagai bahan perekat yang melunak dan
meleleh jika dipanaskan. Bahan utama penyusun aspal yaitu bitumen dari
alam atau hasil pemurnian minyak bumi (ASTM, 1994). Aspal sebagai
bahan pengikat dan pengisi rongga agregat dalam campuran aspal beton
2. Agregat
9
bahan konstruksi jalan: ukuran butir, kebersihan, kekerasan, kekuatan
berat jenis dan daya rekat pada aspal. Agregat tebagi atas 2 fraksi antara
lain:
1) Agregat kasar
tertahan pada saringan No. 4 (4,75 mm) dan harus bersih, keras, bebas
dari tanah atau zat lain yang tidak diinginkan dan memenuhi
10
Maks. 10
Lainnya
Perbandinga %
SNI ASTM
Maks. 1 %
Material lolos Ayakan No.200 C 117:2012
Sumber : Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan, Dirjen
Bina Marga, 2018
2) Agregat halus
pasir atau pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos
rongga yang berada diantara agregat kasar dan agregat halus dalam
11
d. Spesifikasi Aspal Beton
1. Agregat campuran
butiran kasar hingga yang halus, menurut SNI agregat campuran harus
Aspal minyak untuk lapisan aspal beton harus terdiri dari aspal
keras penetrasi 60/70 atau 80/100 yang seragam, tidak mengandung air,
12
Sintetis
70 PG 70 PG 76
Penetrasi pada 25C (0,1
1 SNI 2456:2011 60-70 Dilaporkan
mm)
Temperature yang
menghasilkan geser
SNI 06-6442-
2 dinamis (G*/sinδ) pada -
2000 70 76
asilasi 10 rad/detik ≥1,0
kpa, (C)
Viskositas Kinematis
3 ASTM D2170-10 ≥ 300 ≤ 3000
135C (eSt)
4 Titik Lembek (C) SNI 2434:2011 ≥ 48 Dilaporkan
5 Daktilitas pada 25C (cm) SNI 2432:2011 ≥ 100 -
Lanjutan Tabel 4. . Persyaratan Aspal Keras Penetrasi 60/70
Tipe II Aspal
Tipe I
Modifikasi
Metode Aspal
No. Jenis Pengujian Elastomer
Pengujian Pen. 60-
Sintetis
70
PG 70 PG 76
6 Titik Nyala (C) SNI 2433:2011 ≥ 232 ≥ 230
Kelarutan dalam AASTHO T44-
7 ≥ 99 ≥ 99
Trichloroethyline (%) 14
8 Berat Jenis SNI 2441:2011 ≥ 1,0 -
Stabilitas Penyimpanan : ASTM D 5976-
9 Perbedaan Titik Lembek 00 part 6.1dan - ≤ 2,2
(C) SNI 2434:2011
SNI 03-3639-
10 Kadar parafin lilin (%) ≤2
2002
Pengujian residu hasil TFOT (SNI-06-2440) atau RTFOT (SNI-03-
6835-2002):
SNI 06-2440-
11 Berat yang Hilang (%) ≤ 0,8 ≤ 0,8
1991
Temperature yang
menghasilkan geser
SNI 03-6442-
12 dinamis (G*/sinδ) pada 70 76
2000
asilasi 10 rad/detik ≥ 2,2
kpa, (C)
Penetrasi pada 25 C (%
13 SNI 2456:2011 ≥ 54 ≥ 54 ≥ 54
semula)
Daktilitas Pada 25 C
14 SNI 2432:2011 ≥ 50 ≥ 50 ≥ 25
(cm)
Residu aspal segar setelah PAV (SNI-03-6837-2002) pada
temperatur100C dan tekanan 2,1 Mpa
Temperature yang
menghasilkan geser
SNI 06-6442-
15 dinamis (G*/sinδ) pada -
2000 31 34
asilasi 10 rad/detik
≤,5000 kpa, (C)
13
Sumber : Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan, Dirjen
Bina Marga, 2018
Tabel 5.
maupun pada saat digunakan. Rancangan campuran dengan proporsi tertentu juga
14
Rongga dalam campuran (%) (2) Min 3,0
Maks 5,0
Rongga dalam agregat (VMA) (%) Min 15
Rongga terisi aspal (%) Min 65
Stabilitas Marshall (kg) Min 800
Min 2
Pelelehan (mm)
Maks 4
Stabilitas Marshall sisa (%) setelah
Min 90
perendaman selama 24 jam, 60 ºC (3)
Rongga dalam campuran (%) pada
Min 2
kepadatan membal (refusal) (4)
Sumber : Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan, Dirjen
Bina Marga, 2018
Adapun karakteristik yang harus dimiliki oleh campuran aspal adalah
sebagai berikut.
1. Stabilitas
beban lalu lintas dan tidak berubah bentuk secara permanen seperti
kestabilan yang baik maka agregat dan aspal yang digunakan adalah
sebagai berikut.
15
4) Aspal penetrasi kecil.
diantaranya adalah:
lapis perkerasan yang kedap air dan udara sehingga air dan
tebal. Jika VMA dan VIM semakin kecil tetapi kadar aspal
16
Aggregate) adalah ruang diantara partikel agregat pada suatu
3. Fleksibilitas (Kelenturan)
antar permukaan jalan dengan ban kendaraan. Tahan geser akan tinggi
jika :
bleeding.
17
3) Penggunaan agregat kasar yang cukup.
sebagai berikut.
dalam pelaksanaanya.
18
C. Karakteris Campuran Melalui Pengujian Marshall
a. Stabilitas
beban sampai kelelehan plastis, dinyatakan dalam kilogram atau pound. Nilai
stabilitas merupakan hasil dari pembacaan langsung pada alat Marshall saat
faktor koreksi untuk alat Marshall yang digunakan dan faktor koreksi untuk
b. Flow
yang terjadi akibat pembebanan sampai batas runtuh, dinyatakan dalam mm atau
0,01". Nilai ini juga diperoleh dari hasil pembacaan pada alat uji Marshall ketika
pengujian dilakukan.
volume rongga berisi udara dalam campuran aspal dan dinyatakan sebagai
persentase (%) dari volume. Rongga udara dalam campuran dapat ditentukan
(100 × G)
VIM = 100 - ………………………………………………..
H
19
100
BJ = 100 - A A .
+
V T
………………………................................................ 2
partikel agregat dalam campuran aspal yang dipadatkan, termasuk rongga udara
dan volume aspal efektif (tidak termasuk volume aspal yang diserap oleh agregat).
(100 × A) × G
VMA = 100 -
U
…………………………………………. 3
Rongga terisi aspal (VFB) adalah bagian dari volume rongga di antara
partikel agregat yang terisi oleh aspal efektif dalam campuran yang telah
(VMA - VIM)
VFB = 100 - ………………………….
VMA
…………………... 4
Agar perkerasan memiliki daya dukung dan daya tahan yang cukup, tetapi
20
permukaan, yang merupakan lapisan kualitas terbaik. Di bawahnya adalah lapisan
pondasi, yang diletakkan di atas lapisan tanah yang dipadatkan. (Suprapto, 2004).
yang terletak di atas lapis antara (Binder Course). Fungsi dari lapis aus adalah:
yang terletak diantara lapis pondasi atas (Base Course) dengan lapis aus (Wearing
1. Mengurangi tegangan.
2. Menahan beban paling tinggi akibat beban lalu lintas sehingga harus
terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu dicampur
dan dipadatkan dalam keadaan panas. Lapisan ini terletak di bawah lapis pengikat
(AC - BC), perkerasan tersebut tidak berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi
21
perlu memiliki stabilitas untuk menahan beban lalu lintas yang disebarkan melalui
(sub grade).
E. Semen
sebagai bahan perekat kimia maupun bahan pengisi dalam suatu campuran
yang memberikan sifat keras terhadap suatu material campuran agar menjadi
suatu bentuk yang kaku dan dapat bertahan lama. Umumnya, semen adalah
bubuk berwarna abu-abu gelap yang terbuat dari alkali, magnesium oksida,
aluminium oksida, kapur, sulfur trioksida, oksida besi, dan silika. Semen dapat
parsial semen dalam campuran. Abu Bonggol Jagung didapatkan dari bonggol
abu yang mengandung bahan aluminium dan silika yang bereaksi dengan
22
memungkinkan terbentuknya bahan yang kuat untuk meningkatkan kualitas
beton. “Limbah bonggol jagung memiliki kandungan unsur silika yang cukup
2003).
agregat dari Sungai Sadang memenuhi standar Bina Marga 2018. Berdasarkan
60/70 dengan kadar aspal 5,50%, 6,00%, 6,50%, 7,00%, dan 7,50% dengan
kadar aspal optimum 7,50% yaitu campuran yang memiliki rongga paling
kecil dan kadar aspal 5,50% yang memiliki rongga paling besar (digunakan
23
2. Nilamsari Wendani, 2020. “Studi Penggunaan Agregat Sungai Bittuang
untuk agregat kasar 36,90%, agregat halus 50,30%, filler 5,80%, dengan kadar
AC-BC agregat kasar 43,12%, agregat halus 46,19%, filler 5,53% dan aspal
Maros Untuk Campuran Laston Lapisan Aus”. Dari penelitian ini dihasilkan
60/70 untuk agregat kasar 36,90%, agregat halus 50,30%, filler 5,80%,
5. Maria Prisilia Hederamti Itu, 2021. “Study Pemanfaatan Abu Bonggol Jagung
Sebagai Bahan Substitusi Semen Untuk Beton Normal”. Dari hasil penelitian
diperoleh nilai kuat tekan beton untuk variasi abu bonggol jagung 0%, 5%,
24
56,648%. Nilai kuat tarik belah beton untuk variasi abu bonggol jagung 0%,
dan 49,572%. Nilai kuat lentur untuk variasi abu bonggol jagung 0%, 5%,
56,975%. Nilai modulus elastisitas beton untuk variasi abu bonggol jagung
6. Agnis Irman Edra Pakka, 2021. “Karakteristik Campuran Laston Lapis Antara
5,00%.
H. Kerangka Pikir
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tahapan Penelitian
dilakukan di laboratorium.
dilakukan.
Laboratorium yang melalui beberapa tahapan dan dapat dilihat pada Gambar
2.
Mulai
Tinjauan Pustaka
Selesai
27
B. Lokasi Pengambilan Agregat
daerah. Rute akses ke material ini terletak ±100 m dari jalan raya Tritura, dan
lihat pada Gambar 3 berikut. Batu yang sudah terkumpul akan di pecah –
28
C. Jenis, Waktu, dan Tempat Penelitian
Juni 2021 - Juli 2021, dan tempat penelitian berada di Laboratorium Jalan dan
a. Pengambilan Material
1. Agregat
menjadi agregat.
2. Aspal
29
b. Persiapan Material
bahan substitusi filler perlu terlebih dahulu diolah dengan cara dijemur dan
30
Sumber : Foto Serbuk Bonggol Jagung
Gambar 4. Serbuk Bonggol Jagung
31
Sumber : Foto Abu Hasil Pembakaran Bonggol Jagung
Gambar 5. Abu Hasil Pembakaran Bonggol Jagung
Yance Panggalo (2020). Data ini dijadikan sebagai data sekunder dan dapat dilihat
pada Tabel 7.
32
Lanjutan Tabel 7. Hasil Pemeriksaan Karakterisitk Agregat
Spesifikasi
Umum
N Bina Hasil
o Pengujian Metode Marga Satuan Keterangan
Penelitian
. 2018
Min Max
Penyerapa
n
Berat Jenis
dan
Penyerapa
n Agregat
SNI
Halus Memenuhi
1970:20
Bulk
16
SSD 2,5 2,56
Apparent 2,5 2,60
Penyerapa 2,5 2,66
n 3 % 1,42
Analisa
100 100
Saringan
3/4” 100 100
1/2” 90 100 94,79
3/8” 77 90 83,23
SNI
No.4 53 69 65,20
3 ASTM Memenuhi
No.8 33 53 % 48,36
. C136:2
No.16 21 40 36,27
012
No.30 14 30 26,41
No.50 9 22 17,67
No.100 6 15 9,21
No.200 4 9 3,89
PAN 0 0 0
Uji Agregat SNI
4 Lolos ASTM Memenuhi
- 10 % 6,42
. Ayakan C117:2
No.200 012
Pengujian
Kadar SNI 03-
5
Lumpur 4428-
.
Agregat 1997
Halus
Lanjutan Tabel 7. Hasil Pemeriksaan Karakterisitk Agregat
Spesifikasi
Umum
Bina Hasil
No. Pengujian Metode Satuan Keterangan
Marga Penelitian
2018
Min Max
33
Sand
Equivalen 60 - 96,05
t % Memenuhi
Kadar
- - 3,95
Lumpur
Partikel
Pipih
3/4” - 10 % 4
1/2” ASTM 3,80
3/8” D-4791- 3,40
1/4” 10 - Memenuhi
6.
Partikel Perband
Lonjong ingan
3/4” 1:5 4,70
- 10 %
1/2” 4,20
3/8” 3,10
1/4” -
Kelekatan
SNI
Agregat
7. 2439- 95 - % >98 Memenuhi
Terhadap
2011
Aspal
Sumber : Hasil Pengujian Karakteristik di Laboratorium
sebelumnya. Nilai ini dianggap sebagai data sekunder dan disajikan pada Tabel 8.
34
Berat Jenis SNI 2441-
5 ≥1 1.015 Memenuhi
Aspal 2011
Berat Yang SNI 06-
6 ≤0.8 % 0.434 Memenuhi
hilang 2441-2011
%
Penetrasi pada SNI 06-
7 ≥54 Semul 84,7 Memenuhi
TFOT 2456-1991
a
Sumber : Hasil Pemeriksaan Karakteristik Aspal
Panggalo (2020). Nilai ini dianggap sebagai data sekunder dan disajikan pada
Tabel 9.
Pemeriksaan Berat Jenis Filler mengacu pada standar rujukan SNI 2531-
2015. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui berat jenis filler abu
bonggol jagung yang akan digunakan sebagai filler campuran aspal. Adapun
35
3. Masukkan filler kedalam tabung Le Chatelier, usahakan agar filler
5. Rendam tabung Le Chatelier yang telah berisi kerosin dan benda uji
Toraja
sebagai bahan substitusi filler semen yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi
Umum Bina Marga 2018 yang dapat dilihat pada Tabel 10.
36
Rancangan Gradasi
Spesifikasi Gradasi
Campuran
11/2 37,5
1 25
¾ 19 100 100
½ 12,5 90-100 95
3/8 9,5 77-90 83,5
4 4,75 53-69 61
8 2,36 33-53 43
16 1,18 21-40 30,5
30 0,6 14-30 22
50 0,3 9-22 15,5
100 0,15 6-15 10,5
200 0,075 4-9 6,5
Sumber : Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan, Dirjen
Bina Marga, 2018
Batas Bawah
adalah jumlah benda uji dan penyiapan bahan campuran sesuai komposisi
37
a. Penggunaan Kadar Aspal Dalam Campauran AC-WC
Kadar aspal yang digunakan adalah kadar aspal terendah yaitu 5,50%
dari hasil penelitian Yance Panggalo (2020). Kadar aspal 5,50% adalah kadar
aspal dimana hasil pengujian sebelumnya memiliki rongga paling besar dalam
komposisi abu bonggol jagung dan semen yaitu 0% : 100%, 20% : 80%, 40% :
60%, 60% : 40%, 80% : 20%, dan 100% : 0% dari berat filler.
= 5 , 5 0 1200
×
Berat Aspal (gr) 100
= 66 gram
Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 Devisi 6 dapat dilihat pada Tabel 11. Dan
digunakan abu bonggol jagung akan digunakan sebagai substitusi filler dengan
38
perbandingan 0% : 100%, 25% :75%, 50% : 50%, 75% : 25%, dan 100% : 0%
dari berat total filler yang akan digunakan pada komposisi campuran AC-WC.
abu bonggol jagung sebagai bahan substitusi filler, maka diperoleh komposisi
Tabel 12. Komposisi Abu Bonggol Jagung Sebagai Bahan Substitusi Filler
Kadar Filler Agregat
Abu Kadar Abu
Aspal
Bonggol Aspal Bonggol Semen Kasar Halus Jumlah
(gr)
Jagung (%) Jagung (gr) (gr) (gr)
(%) (gr)
0 5.50 66.00 0.00 71,40 448,2 614,4 1200
20 66.00 14,28 57,12 448,2 614,4 1200
40 66.00 28,56 42,84 448,2 614,4 1200
60 66.00 42,84 28,56 448,2 614,4 1200
39
80 66.00 57,12 14,28 448,2 614,4 1200
100 66.00 71,40 0,00 448,2 614,4 1200
Sumber : Komposisi Campuran AC-WC Dengan Substitusi Filler Abu Bonggol Jagung
ini merupakan campuran aspal panas (Hot Mix) AC-WC yang berjumlah 18
buah dengan takaran perbandingan filler antara filler abu bonggol jagung dan
filler semen sebagai berikut 0% : 100%, 20% : 80%, 40% : 60%, 60% : 40%,
80% : 20%, dan 100% : 0% dengan kadar aspal 5,50% yang berjumlah 3 buah
yang digunakan pada pembuatan sampel campuran AC-WC ini telah diuji
oleh standar Spesifikasi Umum Bina Marga 2018. Komposisi campuran yang
digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada gradasi yang telah ditetapkan
oleh Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 Divisi 6 untuk campuran AC-WC.
Adapun tahapan proses pembuatan benda uji untuk campuran AC-WC dengan
menggunakan perbandingan filler antara filler abu bonggol jagung dan filler
lebih kecil.
3. Menyaring agregat menggunakan saringan 1”, 3/4”, 1/2”, 3/8”, 4”, 8”,
16”, 30”, 50”, 100”, dan 200” kemudian diambil yang tertahan pada
40
saringan 3/4”, 1/2”, 3/8”, 4”, 8”, 16”, 30”, 50”, 100”, dan 200” lalu di
perbandingan filler.
benda uji.
60%, 60% : 40%, 80% : 20%, dan 100% : 0% dari kebutuhan berat
41
Sumber : Hasil Perhitungan Benda Uji
jumlah benda uji sebanyak 18 buah dengan perbandingan filler antara filler
abu bonggol jagung dan filler semen sebagai berikut 0% : 100%, 20% : 80%,
40% : 60%, 60% : 40%, 80% : 20%, dan 100% : 0% dengan kadar aspal
5,50%. Maka dibutuhkan berat total material untuk 18 buah benda uji
sebanyak :
= 18 × 1200
= 21,6 Kg
filler abu bonggol jagung dan filler semen yaitu berupa data pengukuran berat
jenis, pengukuran stabilitas dan flow, serta pengukuran kerapatan dan analisa
rongga.
42
a. Karakteristik Filler Abu Bonggol Jagung
pengujian karakteristik berat jenis filler yang mengacu pada SNI 2531-2015.
berupa data berat jenis campuran dan nilai stabilitas, flow, VIM, VMA, dan
VFB.
WC
pada setiap kadar abu bonggol jagung, dengan melihat apakah nilai stabilitas,
flow, VIM, VMA, dan VFB mengalami kenaikan atau penurunan pada setiap
menggunakan abu bonggol jagung dan yang tidak menggunakan abu bonggl
jagung sebagai bahan substitusi filler pada penelitian Yance Panggalo (2020).
43
BAB IV
bonggol jagung, maka data pemeriksaan berat jenis abu bonggol jagung dapat
Tabel 14. Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Filler Abu Bonggol Jagung
Spesifikasi
Jenis Hasil
No Metode Satuan Keterangan
Pemeriksaan Penelitian
Min Max
Berat Jenis
SNI
Filler Abu
1 2531- 1.929 - - Memenuhi
Bonggol
2015
Jagung
Sumber : Hasil Pengujian Karakteristik di Laboratorium
Dari hasil pengujian berat jenis filler dapat dilihat bahwa nilai berat
jenis abu bonggol jagung berdasarkan pengujian SNI 2531-2015 yaitu 1,929.
Pada Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 tidak memberikan batasan untuk berat
1. Kadar aspal
5,5% yang dapat dilihat pada Bab III Tabel 11 yang nantinya akan
campuran yang akan digunakan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 15.
Konvensional
yaitu 5,5% dengan kadar abu bonggol jagung sebagai bahan substitusi
filler yaitu 0% : 100%, 20% : 80%, 40% : 60%, 60% : 40%, 80% : 20%
dan 100% : 0%. Hasil perhitungan Bulk Spesific Gravity dan Effective
44
Campuran AC-WC
Kadar Aspal (%)
5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5
Kadar Abu Bonggol Jagung (%) 0 20 40 60 80 100
Bulk Spesific Gravity Agregat 2.73 2.71 2.70 2.68 2.66 2.64
Effective Spesific Gravity Agregat 2.79 2.77 2.75 2.73 2.71 2.70
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium
18 dan Gambar 7.
45
Kadar
5.50 5.50 5.50 5.50 5.50 5.50
Aspal (%)
kadar abu
bonggol 0 20 40 60 80 100
jagung (%)
1167.39 1281.84 1350.51 1472.31 1352.61 1144.50
Stabilitas 1178.84 1247.51 1373.40 1412.46 1258.95 1087.28
1133.06 1236.06 1448.37 1424.43 1236.06 1098.72
Rata-Rata 1159.76 1255.14 1390.76 1436.40 1282.54 1110.17
Persyaratan Min 800 kg
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium
2600.00
2400.00
2200.00
2000.00
1800.00
STABILITAS(kg)
1600.00
1400.00
f(x) = − 0.111459375 x² + 10.9743375 x + 1132.4275
1200.00 R² = 0.858890426379121
1000.00
800.00
600.00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
KADAR ABU BONGGOL JAGUNG (%)
Stabilitas Minimum
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium
Gambar 7. Hubungan Antara Kadar Abu Bonggol Jagung dengan
Stabilitas
Keterangan : R = Menyatakan hubungan antara nilai X dan Y
substitusi filler semen dengan kadar abu bonggol jagung yaitu 0%,
20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% diperoleh rata-rata nilai stabilitas
untuk kadar abu bonggol jagung 0% sebesar 1159.76 kg, untuk kadar
46
1255.14 kg, untuk kadar abu bonggol jagung 40% mengalami
kenaikan hingga mencapai nilai 1390.76 kg, untuk kadar abu bonggol
mencapai nilai 1282.54 kg, dan untuk kadar abu bonggol jagung
bonggol jagung sebagai bahan substitusi filler semen, dari kadar abu
bonggol jagung 0%, 20%, 40%, dan 60% dengan satu kadar aspal
rongga yang kecil dan aspal akan mengikat dan mengisi rongga yang
agregat yang terisi oleh abu bonggol jagung sehingga sulitnya aspal
47
2). Analisis terhadap VIM (Vim in Mix)
19 dan Gambar 8.
6.00
5.50
5.00
VIM( %)
4.50
4.00 f(x) = − 3.28108479406353E-05 x² − 0.00603335256947752 x
+ 4.15093188676484
3.50 R² = 0.843393626506461
3.00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Vim Minimum dan Maksimum KADAR ABU BONGGOL JAGUNG (%)
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium
Gambar 8. Hubungan Kadar Abu Bonggol Jagung Dengan VIM
Keterangan : R² = Menyatakan hubungan antara nilai X dan Y
substitusi filler semen dengan kadar abu bonggol jagung yaitu 0%,
48
20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% diperoleh nilai VIM untuk kadar
mencapai nilai 3,48% dan untuk kadar abu bonggol jagung 100%
maka nilai VIM semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, apabila kadar
abu bonggol jagung yang digunakan semakin kecil maka nilai VIM
akan semakin besar, hal ini di sebabkan oleh abu bonggol jagung
20 dan Gambar 9.
49
Tabel 20. Nilai Flow Dari Pengujian Karakteristik Campuran AC-
WC
Kadar
Aspal 5.50 5.50 5.50 5.50 5.50 5.50
(%)
kadar
abu
bonggol 0 20 40 60 80 100
jagung
(%)
3.50 2.84 2.51 2.35 2.38 2.75
Flow 3.45 2.87 2.52 2.43 2.47 2.82
3.47 2.94 2.48 2.46 2.45 2.85
Rata-Rata 3.47 2.88 2.50 2.41 2.43 2.81
Persyaratan Min 2 - 4 mm
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium
5.00
4.50
4.00
FLOW(mm)
3.50
f(x) = 0.00028645833333333 x² − 0.035464880952381 x
3.00 R²+ =3.47511904761905
0.986877501453179
2.50
2.00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
KADAR
Flow Minimum dan ABU BONGGOL JAGUNG (%)
Maksimum
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium
Gambar 9. Hubungan Kadar Abu Bonggol Jagung Dengaan Flow
Keterangan : R² = Menyatakan hubungan antara nilai X dan Y
substitusi filler semen dengan kadar abu bonggol jagung yaitu 0%,
20%, 40%, 60%, 80% dan 100% diperoleh nilai flow untuk kadar
50
kadar abu bonggol jagung 20% mengalami penurunan hingga
nilai 2,41 mm, untuk kadar abu bonggol jagung 80% mengalami
2,81 mm. Untuk nilai flow dengan kadar abu bonggol jagung 0% -
Umum Bina Marga Tahun 2018 dan untuk nilai flow dengan kadar
pada campuran akan semakin banyak yang terisi oleh aspal, hal ini
abu bonggol jagung yang terlalu banyak hingga melewati kadar abu
dengan semen.
51
Tabel 21. Nilai VMA Dari Pengujian Karakteristik Campuran AC-
WC
Kadar
Aspal 5.50 5.50 5.50 5.50 5.50 5.50
(%)
kadar
abu
bonggol 0 20 40 60 80 100
jagung
(%)
15.78 15.64 15.28 15.12 14.57 14.46
VMA 15.71 15.43 15.52 15.01 14.98 14.67
15.68 15.50 15.14 15.16 15.03 14.54
Rata-Rata 15.72 15.52 15.31 15.10 14.86 14.56
Persyaratan Min 14 %
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium
16.00
15.00
VM
14.50
14.00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
VMA Minimum danKADAR
Maksimum
ABU BONGGOL JAGUNG (%)
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium
Gambar 10. Hubungan Kadar Abu Bonggol Jagung Dengan VMA
Keterangan : R² = Menyatakan hubungan antara nilai X dan Y
substitusi filler semen dengan kadar abu bonggol jagung yaitu 0%,
20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% diperoleh nilai VMA untuk kadar
52
kadar abu bonggol jagung 20% mengalami penurunan hingga
nilai 15,10%, untuk kadar abu bonggol jagung 80% juga mengalami
nilai 14,56%. Untuk nilai VMA dengan kadar abu bonggol jagung
dalam Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 dan untuk nilai
VMA dengan kadar abu bonggol jagung 80% dan 100% tidak
semakin kecil karena telah terisi oleh abu bonggol jagung. Dari
terisi abu bonggol jagung semakin kecil sehingga nilai VMA akan
dan dapat juga di lihat pada kadar abu bonggol jagung 80% dan
53
5). Analisis terhadap VFB (Void Filled With Bitumen)
81.00
79.00
77.00
f(x) = 0.000203066048339 x² + 0.0227846134815357 x + 73.5928742147161
R² = 0.807726827101535
75.00
73.00
VFB(%)
71.00
69.00
67.00
65.00
0 20 40 60 80 100
VFB Minimum
KADAR ABU BONGGOL JAGUNG (%)
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium
Gambar 11. Hubungan Kadar Abu Bonggol Jagung Dengan VFB
54
Dengan menggunakan satu kadar aspal yaitu 5,50% dan
substitusi filler semen dengan kadar abu bonggol jagung yaitu 0%,
20%, 40%, 60%, 80% dan 100% diperoleh nilai VFB untuk kadar
nilai 77,96%. Untuk nilai VFB dengan kadar abu bonggol jagung 0%
bonggol jagung.
55
C. Pembahasan
hasil pemeriksaan berat jenis filler abu bonggol jagung maka diperoleh berat
jenisnya sebesar 1,929. Pengujian ini berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga
tahun 2018, dimana Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2018 tidak
Makale Kabupaten Tana Toraja dan abu bonggol jagung sebagai bahan subtitutsi
1. Stabilitas
kadar abu bonggol jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%
jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%, pada kadar abu bonggol
jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% masih memenuhi
56
spesifikasi yang di syaratkan dalam Spesifikasi Umum Bina Marga
abu bonggol jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%, pada kadar
yaitu tidak lebih rendah dari 3% dan tidak lebih tinggi dari 5%.
2. Flow
kadar abu bonggol jagung 0% sampai kadar abu bonggol jagung 100%
abu bonggol jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%, pada kadar
57
syaratkan dalam Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 yaitu
tidak lebih rendah dari 2 mm dan tidak lebih tinggi dari 4 mm.
kadar abu bonggol jagung 0% sampai kadar abu bonggol jagung 100%
abu bonggol jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% pada kadar
abu bonggol jagung 0%, 20%, 40%, dan 60% masih memenuhi
Tahun 2018 yaitu tidak lebih rendah dari 15% tetapi pada kadar abu
nlai VMA dari kadar abu bonggol jagung 80% dan 100% berada di
bawah 15%.
58
abu bonggol jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%, pada kadar
campuran yang dapat dilihat pada setiap kadar abu bonggol jagung 0% (non abu
bonggol jagung), 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% yang dapat dilihat pada Tabel
Marga tahun 2018 sedangkan kolom yang tidak berwarna tidak memnuhi
Tabel 23. Nilai perbandingan Filler Abu Bonggol Jagung berdasarkan pengujian
Jenis Filler Kadar (%) Stabilitas Flow VIM VMA VFB
0 1159.76 3.47 4.16 15.72 73.55
20 1255.14 2.88 4.01 15.52 74.18
yang sama pada penelitian Yance Panggalo dengan substitusi filler abu bonggol
jagung terhadap filler semen, maka pengaruh kadar abu bonggol jagung dapat
59
dilihat dengan membandingkan data hasil pengujian yang ada pada kadar abu
bonggol jagung 0% (non abu bonggol jagung), 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%.
Dari hasil pengujian, dapat di simpulkan bahwa nilai stabilitas pada kadar abu
bonggol jagung 0%, 20%, 40%, dan 60% mengalami peninggkatan kemudian
pada kadar abu 80% dan 100% mengalami penurunan tetapi masih memenuhi
standar yang tercantum dalam Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2018,
sedangkan nilai flow pada kadar abu bonggol jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%,
dan 100% bervariasi tetapi masih memenuhi standar yang tercantum dalam
Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2018, sedangkan nilai VFB pada kadar abu
bonggol jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% mengalami peningkatan
tetapi masih memenuhi standar yang tercantum dalam Spesifikasi Umum Bina
Marga tahun 2018, sedangkan nilai VIM pada kadar abu bonggol jagung 0%,
20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% mengalami penurunan tetapi masih memenuhi
standar yang tercantum dalam Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2018, dan
nilai VMA pada kadar abu bonggol jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%
Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2018 pada kadar abu bonggol jagung
67,33%. Hal ini disebabkan karena dengan ditambahnya kadar abu bonggol
jagung 20%, 40%, dan 60% terhadap filler semen, maka abu bonggol jagung dan
semen akan mengisi rongga, sehingga aspal yang bercampur dengan abu bonggol
jagung dan semen akan mengisi rongga yang tersisa dan menyelimuti agregat
sehingga agregat saling mengunci dan kualitas campuran akan menjadi padat dan
kuat yang akan menghasilkan stabilitas yang besar. Tetapi penggunaan kadar abu
60
bonggol jagung 80% dan 100% yang melebihi semen akan mengakibatkan
banyaknya rongga agregat yang terisi oleh abu bonggol jagung sehingga sulitnya
aspal mengikat agregat dan menghasilkan kualitas campuran menurun dan yang
Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2018 adalah kadar abu bonggol jagung 0% -
60%.
61
BAB V
A. Kesimpulan
1. Dari pengujian karakteristik filler abu bonggol jagung berupa pengujian berat
jenis diperoleh nilai berat jenis abu bonggol jagung yaitu 1,929 yang masih
memenuhi Standar Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 karena pada Standar
Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 tidak mencantumkan nilai batasan untuk
substitusi abu bonggol jagung dengan kadar abu bonggol jagung 0% hingga
sedangkan 80% dan 100% tidak memenuhi Standar Spesifikasi Umum Bina
Marga 2018 dengan nilai stabilitas 1087.28 kg - 1472.31 kg, nilai flow 2.35 mm –
3.5 mm, nilai VIM 3.10 % - 4.22 %, nilai VMA 14.46 % - 15.78 %, dan nilai VFB
73.23 % - 78.55 %.
3. Pengaruh bertambahnya kadar abu bonggol jagung dari 0%, 20%, 40%, 60%,
80% dan 100% sangat berpengaruh terhadap nilai stabilitas, flow, VIM,
VMA, dan VFB karena semakin bertambahnya abu bonggol jagung akan
dengan semen oleh karena itu pada kadar abu bonggol jagung 80% dan 100%
memanfaatkan limbah bonggol jagung yang di buang begitu saja dan dapat
perkerasan jalan.
63
DAFTAR PUSTAKA
Agnis Irman Edra Pakka, 2021. Krakteristik Campuran Laston Lapis Antara
Menggunakan Abu Jerami Sebagai Bahan Substitusi Filler, Makassar:
Fakultas Teknik Universitas Kristen Indonesia Pulus.
Fajar Dwi Fauzi Hidayat, 2015. Sintesis Silika Gel Dari Abu Tongkol Jagung Dan
Uji Sifat. Kumpulan Jurnal Kimia.
Ir. Tasripin Sartiyono, MT, dkk, 2016. Modul Spesifikasi Perkerasan Aspal.
Bandung: Pusat pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan Permukiman,
dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah.
Itu, Maria Prisilia Hederanti, 2021. Study Pemanfaatan Abu Bonggol Jagung
Sebagai Bahan Substitusi Semen Untuk Beton Normal, Makassar: Fakultas
Teknik Universitas Kristen Indonesia Paulus.
Rombot Prylita, 2015. Kajian Kinerja Campuran Beraspal Panas Jenis Lapis aspal
Beton Sebagai Lapis Aus Bergradasi Kasar dan Halus. Jurnal Sipil Statik,
3(3).
Suprapto, 2004. Bahan dan Struktur Jalan Raya. Yogyakarta: KMTS FT UGM.
Triadi David, 2019. Pengaruh Pemanfaatan Abu Sekam Padi Sebagai Filler Pada
Campuran Aspal (AC-WC), Palembang: Universitas Muhammadiyah
xvi
Palembang.
xvii
LAMPIRAN A
Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243
Lampiran A-1
Lampiran A-2
Lampiran A-3
Lampiran A-4
Lampiran A-5
Lampiran A-6
2020
Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243
Lampiran A-7
ANALISA SARINGAN
Persen Persen
Ukuran Berat Kumulatif
Spesifikasi (%) kumulatif lolos
Saringan Tertahan Tertahan
Tertahan (%)
3/4” 100 0 0 0 100
1/2” 90 - 100 52.1 52.10 5.21 94.79
3/8” 77 - 90 115.55 167.65 16.77 83.23
No.4 53 - 69 180.20 347.85 34.80 65.20
No.8 33 - 53 168.25 516.10 51.64 48.36
No.16 21 - 40 120.81 636.91 63.73 36.27
No.30 14 - 30 98.6 735.46 73.59 26.41
No.50 9 - 22 87.35 822.81 82.33 17.67
No.100 6 - 15 84.58 907.39 90.79 9.21
No.200 4 - 9 53.22 960.61 96.11 3.89
PAN 0 - 0 38.84 999.45 100.00 0.00
TOTAL 999.45 SNI ASTM C136:2012
Makassar, 08 Agustus 2020
Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243
Lampiran A-8
Spesifikasi ≤10%
Lampiran A-9
Urain I II
Pembacaan Skala Permukaan Lumpur Pada Dinding Gelas
(Tinggi keseluruhan benda Uji pada gelas Ukur) 12,4 12,9
Pembacaan Skala Pasir Pada Gelas ukur 11,9 12,4
Nilai Sand Equivalent Test (SE) = (𝑷𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂𝒂𝒏 𝑺𝒌𝒂𝒍𝒂
𝒑𝒂𝒔𝒊𝒓 (𝟐))/(𝑷𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂𝒂𝒏 𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝒍𝒖𝒎𝒑𝒖𝒓 (𝟏))x100 95,968 96,124
Rata-rata 96,046%
Kadar Lumpur = 100 % - SE (%) 3,954%
Sand Equivalent ≥50%
Spesifikasi Kadar Lumpur -
Metode SNI 03-4428-1997
Makassar, 08 Agustus 2020
Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243
Lampiran A-10
Lampiran A-11
Lampiran A-12
Lampiran A-13
PENGUJIAN PENETRASI
Lampiran A-14
I II I II
1 5 5 01'02.98'' 01'02.98''
2 10 10 08'01.11'' 08'01.11
3 15 15 13'21.08'' 13'21.08''
4 20 20 15'28.95'' 15'28.95''
5 25 25 17'26.22'' 17'26.22''
6 30 30 19'25.75'' 19'25.75''
7 35 35 21'26.54'' 21'26.54''
8 40 40 24'05.33'' 24'05.33''
9 45 45 26'30.43'' 26'30.43''
10 49 50 28'38.09'' 29'00.03''
Jatuh 50.2 29'04.46''
SNI 2434-2011 ≥48 °C
Makassar, 08 Agustus 2020
Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243
Lampiran A-15
Lampiran A-16
Lampiran A-17
No. A D
B (gram) C (gram) E
Sampel (gram) (gram)
Lampiran A-18
A B C D E F G
Berat
Berat Berat Berat Persentase
No. Cawan Jumlah
Cawan Aspal Aspal Penurunan
Sampel Berat + Penurunan
+ Aspal Sebelum Setelah Berat
Cawan Aspal Berat (C-
Sebelum Oven Oven Aspal (F/C
Setelah E)
Oven (B-A) (D-A) x 100%)
Oven
Lampiran A-19
Lampiran B-1
Observasi I
Berat Abu Bonggol Jagung (A) 44,96
Volume Kerosin Pada Tabung Le Chateler (V1) 0,3
Volume Kerosin + Abu Bonggol Jagung Pada Tabung Le Chateler (V2)
23,6
A
Densitas Abu Bonggol Jagung = 1,929 gr/cm3
V2-V1
Berat Jenis Abu Bonggol Jagung =
Densitas Abu Bonggol Jagung (1,929 gr/cm 3 ) 1,929
Densitas Air Pada 4°C (1 gr/cm 3 )
METODE SNI 2531-2015
Lampiran B-2
Berat jenis aspal (T) = 1.015 rata - rata Campuran : AC-WC Tanggal : 10 Agustus 2021
Berat jenis bulk total agregat (U) = 2.73 2.71 2.70 2.68 2.66 2.64 Dikerjakan oleh : Arjuna Sanda Sau'langi
Berat jenis efektif total agregat (V) = 2.79 2.77 2.75 2.73 2.71 2.70
Berat ( gram ) Rongga dlm camp. Agr Stabilitas min 800 Kg Kelelehan
isi benda uji Berat isi benda uji Bj. Maks. Teoritis Rongga Udara min 3-5%
min 14 (%)
Rongga terisi aspal min 65 (%) Quotient Marshall
Kadar Aspal terhadap (%) di udara dalam air K. Permukaan dibaca Kalibrasi disesuaikan min 2-4 mm
in air in water SSD cc gr/cc gr/cc VIM VMA VFB Stability Flow kg/mm
A B C D E F G H L M N O P Q S T
Berat agregat
C
100
100
100 xG 100 AxG M L P x Korelasi
Berat campuran C D E E- D
100-A
+
A
100 100 x O P
Q
100 x A F V T H U volume benda uji S
100 - A M
5.50 5.82 1193.00 708.00 1198.00 490.00 2.43 2.542 4.224 15.78 73.23 1020.00 1071.00 1167.39 3.50 333.54
5.50 5.82 1194.00 705.00 1195.00 490.00 2.44 2.542 4.144 15.71 73.62 1030.00 1081.50 1178.84 3.45 341.69
0
5.50 5.82 1192.00 708.00 1197.00 489.00 2.44 2.542 4.109 15.68 73.79 990.00 1039.50 1133.06 3.47 326.53
Rata - Rata 1193.00 707.00 1196.67 489.67 2.44 4.159 15.72 73.55 1159.76 3.47 333.92
5.50 5.82 1175.00 699.00 1184.00 485.00 2.42 2.527 4.144 15.64 73.51 1120.00 1176.00 1281.84 2.84 451.35
5.50 5.82 1178.00 698.00 1183.00 485.00 2.43 2.527 3.900 15.43 74.72 1090.00 1144.50 1247.51 2.87 434.67
20
5.50 5.82 1177.00 696.00 1181.00 485.00 2.43 2.527 3.981 15.50 74.31 1080.00 1134.00 1236.06 2.94 420.43
Rata - Rata 1176.67 697.67 1182.67 485.00 2.43 4.008 15.52 74.18 1255.14 2.88 435.48
5.50 5.82 1170.00 692.00 1176.00 484.00 2.42 2.513 3.804 15.28 75.10 1180.00 1239.00 1350.51 2.51 538.05
5.50 5.82 1169.00 691.00 1176.00 485.00 2.41 2.513 4.084 15.52 73.69 1200.00 1260.00 1373.40 2.52 545.00
40
5.50 5.82 1167.00 693.00 1175.00 482.00 2.42 2.513 3.652 15.14 75.88 1210.00 1270.50 1448.37 2.48 584.02
Rata - Rata 1168.67 692.00 1175.67 483.67 2.42 3.847 15.31 74.89 1390.76 2.50 555.69
5.50 5.82 1155.00 680.00 1160.00 480.00 2.41 2.499 3.697 15.12 75.54 1230.00 1291.50 1472.31 2.35 626.51
5.50 5.82 1154.00 678.00 1157.00 479.00 2.41 2.499 3.580 15.01 76.16 1180.00 1239.00 1412.46 2.43 581.26
60
5.50 5.82 1152.00 680.00 1159.00 479.00 2.41 2.499 3.747 15.16 75.29 1190.00 1249.50 1424.43 2.46 579.04
Rata - Rata 1153.67 679.33 1158.67 479.33 2.41 3.674 15.10 75.66 1436.40 2.41 595.60
5.50 5.82 1155.00 680.00 1160.00 480.00 2.41 2.484 3.148 14.57 78.39 1130.00 1186.50 1352.61 2.38 568.32
5.50 5.82 1159.00 680.00 1164.00 484.00 2.39 2.484 3.616 14.98 75.86 1100.00 1155.00 1258.95 2.47 509.70
80
5.50 5.82 1156.00 679.00 1162.00 483.00 2.39 2.484 3.667 15.03 75.60 1080.00 1134.00 1236.06 2.45 504.51
Rata - Rata 1156.67 679.67 1162.00 482.33 2.40 3.477 14.86 76.62 1282.54 2.43 527.51
5.50 5.82 1161.00 684.00 1169.00 485.00 2.39 2.470 3.103 14.46 78.55 1000.00 1050.00 1144.50 2.75 416.18
5.50 5.82 1163.00 684.00 1171.00 487.00 2.39 2.470 3.335 14.67 77.27 950.00 997.50 1087.28 2.82 385.56
100
5.50 5.82 1160.00 683.00 1168.00 485.00 2.39 2.470 3.187 14.54 78.08 960.00 1008.00 1098.72 2.85 385.52
Rata - Rata 1161.33 683.67 1169.33 485.67 2.39 3.208 14.56 77.96 1110.17 2.81 395.75
Lampiran C-3
Lampiran C-4
Proses Penyaringan
Proses Penimbangan Agregat Untuk Komposisi Campuran
Lampiran C-5
Lampiran C-6
Lampiran C-7
Lampiran C-8
Lampiran C-9