Anda di halaman 1dari 117

TUGAS AKHIR

PEMANFAATAN ABU LIMBAH BONGGOL JAGUNG


SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI FILLER UNTUK
CAMPURAN AC-WC

DISUSUN OLEH:

ARJUNA SANDA SAU’LANGI


6160505170062

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS
MAKASSAR
2021
ii
iii
ARJUNA SANDA SAU’LANGI
PEMANFAATAN ABU LIMBAH BONGGOL JAGUNG SEBAGAI
BAHAN SUBSTITUSI FILLER UNTUK CAMPURAN AC-WC
Herman Welem Tanje2), Alpius1)

ABSTRAK

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik campuran AC-WC yang


menggunakan abu bonggol jagung sebagai bahan substitusi filler. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari melakukan serangkaian tes karakteristik filler
abu bonggol jagung kemudian merancang komposisi campuran AC-WC menggunakan
bahan substitusi filler abu bonggol jagung dengan menggunakan agregat yang
menggunakan batu Sungai Sadang Kelurahan Batupapan Kecamatan Makale serta
pengujian Marshall untuk mendapatkan karakteristik campuran AC-WC menggunakan
bahan substitusi filler abu bonggol jagung dengan menggunakan agregat yang
menggunakan batu Sungai Sadang Kelurahan Batupapan Kecamatan Makale. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa karakteristik bahan filler abu bonggol jagung sebagai
substitusi filler untuk campuran perkerasan jalan memenuhi spesifikasi umum Bina
Marga 2018 sebagai pengganti filler untuk lapis perkerasan jalan. Sifat-sifat campuran
AC-WC dengan kadar aspal 5,50% diperoleh dengan uji Marshall. Dengan substitusi
filler abu bonggol jagung 0% - 60% memenuhi Spesifikasi Umum Bina Marga 2018.
Dimana hasil penilitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa abu bonggol jagung dapat
menjadi substitusi filler untuk lapis perkerasan AC-WC karena sudah sesuai dengan
Spesifikasi Umum Bina Marga 2018.
Kata kunci : Abu Bonggol Jagung, Campuran AC-WC

ABSTRACT

This study is intended to find out the characteristics of AC-WC mixtures that use corn
weevil ash as filler substitution material. The method used in this study consists of
conducting a series of tests of the characteristics of corn weevil ash fillers then designing
the composition of the AC-WC mixture using corn weevil ash filler substitution material
using aggregates that use the Stone Sadang River stone of Makale District Batupapan
Village as well as Marshall testing to obtain the characteristics of the AC-WC mixture
using corn weevil ash filler substitution material using aggregates that use stones that
use stones of Sadang River Batupapan Village Makale Subdistrict. The results showed
that the characteristics of corn weevil ash filler ingredients as filler substitution for road
pavement mixture met the general specifications of Bina Marga 2018 as a filler substitute
for street pavement layers. The properties of an AC-WC mixture with an asphalt content
of 5.50% were obtained by the Marshall test. with the substitution of corn weevil ash
fillers 0% - 60% meets the General Specification of Bina Marga 2018. Where the results
of this research can be concluded that corn weevil ash can be a filler substitution for ac-
wc pavement layer because it is in accordance with the General Specification of Bina
Marga 2018.
Keywords : Corn Weevil Ash, Mixed AC-WC

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

kasih dan karunia-Mu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam rangka

melengkapi persyaratan Kuliah Sarjana Program Strata Satu (S1) Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.

Tugas Akhir Penelitian yang diajukan oleh penulis adalah penelitian

laboratorium yang berjudul “PEMANFAATAN ABU LIMBAH BONGGOL

JAGUNG SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI FILLER UNTUK CAMPURAN

AC-WC”, dilakukan di Laboratorium Perkerasan Jalan dan Aspal Universitas

Kristen Indonesia Paulus Makassar. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis

banyak mendapat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan sebaik-baiknya. Untuk itu, penulis

ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar - besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Musa Bondaris Palungan, MT. sebagai dekan fakultas

Teknik Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.

2. Bapak Ir. Robert Mangontan, MT. sebagai ketua program studi Teknik

Sipil Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.

3. Bapak Herman Welem Tanje, ST., MT dan Bapak Irwan Lie Keng Wong,

ST., MT sebagai sekertaris jurusan Teknik Sipil Universitas Indonesia Paulus

Makassar.

4. Bapak Ir. Alpius, MT. Sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan

waktu untuk membimbing dalam penyusunan tugas akhir ini.

v
5. Bapak Herman W. Tanje., ST., MT. sebagai dosen pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan dalam menyusun tugas akhir ini.

6. Ibu Prof. Dr. Ir. Mary Selintung., MSC. Selaku dosen penguji I;

7. Bapak Charles Kamba., ST., MT. Selaku dosen penguji II;

8. Ibu Elizabeth., ST., MT. Selaku dosen penguji III;

9. Segenap Dosen dan para Asisten pada Jurusan Teknik Sipil yang telah

mendidik kami selama menempuh jenjang pendidikan, dan seluruh Staf

Jurusan Teknik Sipil UKI-Paulus Makassar.

10. Teristimewa kepada Ayahanda Alm. Simon Sanda, Ibunda Ritha Pabia,

yang telah memberikan dukungan moral/moril, motivasi dan perhatian penuh

dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Segenap saudara/saudari dan keluarga besar yang telah memberikan

dukungan moral/moril, motivasi dan perhatian penuh dalam menyelesaikan

skripsi ini.

12. Untuk teman-teman seperjuangan Otomona Esport dan Gaperto yang selalu

membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

13. Rekan-rekan mahasiswa khususnya TOWER CRANE dan STABILITAS

semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu atas segala

bantuan dan dorongan serta semangat yang senantiasa diberikan kepada

penulis.

Dengan menyusun tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa tugas akhir

ini tidak sempurna karena keterbatasan keterampilan dan pengalaman penulis.

vi
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

berbagai pihak untuk menyempurnakan tugas akhir ini.

Makassar, Oktober 2021

Arjuna Sanda Sau’langi

vii
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPULi

LEMBAR PERSETUJUAN JUDULii

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN TUGAS AKHIR

ABSTRAK.............................................................................................................iv

KATA PENGANTAR............................................................................................v

DAFTAR ISI..........................................................................................................vi

DAFTAR TABEL................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii

DAFTAR NOTASI..............................................................................................xiv

DAFTAR SINGKATAN......................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................2

C. Tujuan penelitian.............................................................................................3

D. Batasan masalah..............................................................................................3

E. Sistematika penulisan.......................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

viii
A. Perkerasan jalan Raya......................................................................................6

B. Aspal Beton.....................................................................................................7

a. Jenis Aspal Beton...................................................................................8

b. Fungsi Aspal Beton................................................................................8

c. Material Penyusun Aspal Beton.............................................................9

d. Spesifikasi Aspal Beton.......................................................................11

e. Pengujian Karakteristik Aspal Beton...................................................14

C. Karakteris Campuran Melalui Pengujian Marshall.......................................18

a. Stabilitas...............................................................................................18

b. Flow.....................................................................................................18

c. Voids in Mixture (VIM).......................................................................19

d. Void in Mineral Aggregate (VMA).....................................................19

e. Void Filled with Bitumen (VFB)..........................................................19

D. Lapis Permukaan (Surface Curse).................................................................20

a. Lapis Aus (Wearing Course)...............................................................20

b. Lapis Antara (Binder Course)..............................................................20

c. Lapis Pondasi Atas (Base)...................................................................21

E. Semen.............................................................................................................21

F. Abu Bonggol Jagung......................................................................................22

G. Penelitian Terkait / Sejenisnya......................................................................22

H. Kerangka Pikir...............................................................................................25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tahapan Penelitian........................................................................................26

B. Lokasi Pengambilan Agregat.........................................................................28

ix
C. Jenis, Waktu, dan Tempat Penelitian.............................................................29

D. Pengambilan dan Persiapan Material............................................................29

a. Pengambilan Material..........................................................................29

b. Persiapan Material................................................................................30

E. Pemeriksaan Karakteristik Bahan..................................................................31

a. Pemeriksaan karaterisitik agregat (Data Sekunder).............................31

b. Pemeriksaan karateristik aspal (Data Sekunder)..................................33

c. Pemeriksaan Berat Jenis Filler Semen ( Data Sekunder)...................34

d. Pemeriksaan Berat Jenis Filler Abu Bonggol Jagung ( Data Primer) 34

F. Komposisi Campuran AC-WC......................................................................35

a. Penggunaan Kadar Aspal Dalam Campauran AC-WC........................37

b. Komposisi Agregat, Aspal, dan Filler pada Campuran AC-WC.........37

c. Komposisi Abu Bonggol Jagung Sebagai Bahan Substitusi Filler


Semen...................................................................................................38

G. Pembuatan Benda Uji Untuk Campuran AC-WC.........................................39

H. Pengujian Marshall Konvensional Campuran AC-WC................................41

I. Teknik Analisis Data.......................................................................................41

a. Karakteristik Filler Abu Bonggol Jagung............................................41

b. Karakteristik Campuran AC-WC.........................................................41

c. Pengaruh Abu Bonggol Jagung Terhadap Karakteristik Campuran AC-

WC.......................................................................................................42

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Karakteristik Filler Abu Bonggol Jagung.......................................43

B. Analisis Karakteristik Campuran AC-WC....................................................43

a. Komposisi Campuran AC-WC............................................................43

x
b. Karakteristik Campuran AC-WC Melalui Pengujian Marshall
konvensional.........................................................................................44

C. Pembahasan...................................................................................................55

a. Karakteristik Filler Abu Bonggol Jagung............................................55

b. Karakteristik Campuran AC-WC.........................................................56

c. Pengaruh Abu Bonggol Jagung Terhadap Karakteristik Campuran AC-

WC.......................................................................................................59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan....................................................................................................62

B. Saran..............................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................xvi

LAMPIRAN A (Data Karakteristik Agregat)...............................................xviii

LAMPIRAN B (Data Karakteristik Aspal)......................................................xix

LAMPIRAN C (Foto)..........................................................................................xx

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Spesifikasi Agregat Kasar........................................................................10


Tabel 2. Spesifikasi Agregat Halus........................................................................11
Tabel 3. Gradasi Agregat Untuk Campuran Aspal Beton......................................12
Tabel 4. Persyaratan aspal keras Penetrasi 60/70..................................................12
Tabel 5. Toleransi komposisi campuran................................................................14
Tabel 6. Spesifikasi Sifat-Sifat Campuran Aspal Beton........................................14
Tabel 7. Hasil Pemeriksaan Karakterisitk Agregat................................................31
Tabel 8. Hasil Pemeriksaan Karakteristik Aspal Penetrasi 60/70..........................33
Tabel 9. Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Filler semen............................................34
Tabel 10. Komposisi Gradasi Campuran AC-WC.................................................36
Tabel 11. Komposisi campuran AC-WC (Kadar Aspal 5,50%)............................38
Tabel 12. Komposisi Abu Bonggol Jagung Sebagai Bahan Substitusi Filler........38
Tabel 13. Jumlah Benda Uji Campuran AC-WC...................................................40
Tabel 14. Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Filler Abu Bonggol Jagung..................43
Tabel 15. Komposisi Total Campuran...................................................................44
Tabel 16. Bulk Spesific Gravity dan Effective Spesific Gravity.............................45
Tabel 17. Hasil Pengujian Marshall Karateristik Campuran AC-WC...................45
Tabel 18. Nilai Stabilitas Dari Pengujian Karakteristik Campuran AC-WC........46
Tabel 19. Nilai VIM Dari Pengujian Karakteristik Campuran AC-WC................48
Tabel 20. Nilai Flow Dari Pengujian Karakteristik Campuran AC-WC...............50
Tabel 21. Nilai VMA Dari Pengujian Karakteristik Campuran AC-WC.............52
Tabel 22. Nilai VFB Dari Pengujian Karakteristik Campuran AC-WC................54
Tabel 23. Nilai perbandingan Filler Abu Bonggol Jagung berdasarkan pengujian
................................................................................................................................59

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian.........................................................25


Gambar 2. Bagan Alir Penelitian...........................................................................27
Gambar 3. Lokasi Pengambilan Agregat...............................................................28
Gambar 4. Serbuk Bonggol Jagung.......................................................................30
Gambar 5. Abu Hasil Pembakaran Bonggol Jagung..............................................31
Gambar 6. Grafik kombinasi Agregat campuran AC-WC.....................................36
Gambar 7. Hubungan Antara Kadar Abu Bonggol Jagung dengan......................46
Gambar 8. Hubungan Kadar Abu Bonggol Jagung Dengan VIM.........................48
Gambar 9. Hubungan Kadar Abu Bonggol Jagung Dengaan Flow......................50
Gambar 10. Hubungan Kadar Abu Bonggol Jagung Dengan VMA......................52
Gambar 11. Hubungan Kadar Abu Bonggol Jagung Dengan VFB.......................54

xiii
DAFTAR NOTASI

A : Kadar Aspal
F : Isi Benda Uji
G : Berat Isi Benda Uji
H : Berat Jenis Maksimum Teoritis Setelah Pemadatan
Kg : Kilogram
kN : Kilonewton
mm : Milimeter
T : Berat Jenis Aspal
U : Berat Jenis Bulk Total Agregat
V : Berat Jenis Efektif Total Agregat
o
C : Derajat Celcius
% : Persen
gr/cm3 : Gram Per Centimeter Kubik
cm : Centimeter
gr : Gram
gr/mm : Gram Per Milimeter

xiv
DAFTAR SINGKATAN

AASHTO : American Association Of State Highway And Transpotation


AC-BC : Asphalt Concrete – Binder Course
AC-WC : Asphalt Concrete – Wearing Course
ASTM : American Standar Testing Material
MQ : Marshall Quotient
SE : Sand Equivalent
SNI : Standar Nasional Indonesia
VFB : Rongga Terisi Aspal (%)
VIM : Rongga Dalam Campuran (%)
VMA : Rongga Dalam Agregat (%)
SSD : Saturated Surface Dry
LASTON : Lapis Aspal Beton
AC-Base : Asphalt Concrete – Base
SMA : Stone Matrix Asphalt
AMP : Asphalt Mixing Plant

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peran semen sebagai filler pada campuran aspal beton khususnya pada

campuran AC-WC sangat penting karena semen sebagai filler berfungsi sebagai

bahan pengisi rongga pada campuran aspal beton. Dengan adanya perkembangan

teknologi dan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat membuat masalah

terhadap penumpukan sampah atau limbah baik itu limbah produksi pabrik

maupun limbah rumah tangga yang menyebabkan terjadinya pencemaran

lingkungan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung di Indonesia

mencapai 19.612.435 ton pada 2015, sehingga limbah jagung yang dihasilkan

dalam jumlah besar dapat mencemari lingkungan.

Campuran aspal dapat dimodifikasi dengan menambahkan berbagai jenis

campuran, mulai dari bahan tambahan kimia, bahan alam, dan limbah sisa.

“Selain itu, ada juga filler yang biasa digunakan dalam campuran aspal yaitu abu

batu, semen dan fly ash, akan tetapi jenis filler ini sulit didapatkan dan harganya

relatif mahal” (David Triadi, 2019).

“Bonggol jagung yang sudah tidak digunakan ternyata dapat digunakan

sebagai bahan substitusi semen karena bonggol jagung yang dibakar dan menjadi

abu mengandung senyawa SiO2 yang memiliki kerekatan yang sama seperti

semen” (Maria Prisila Hederanti Itu, 2021). Kandungan senyawa silika (SiO2)
yang abu bonggol jagung memiliki kesamaan senyawa semen sehingga abu

bonggol

2
jagung dapat dijadikan alternatif sebagai bahan substitusi filler. Hal inilah yang

mendorong pemanfaatan abu bonggol jagung sebagai bahan substitusi filler dan

melalui penelitian ini diharapkan abu bonggol jagung dapat digunakan sebagai

alternatif bahan substitusi filler sehungga dapat menigkatkan karakteristik

campuran AC-WC dan dapat memenuhi spesifikasi.

Pada penelitian Yance Panggalo (2020), masih menggunakan filler

semen, sedangkan pada penelitian ini menggunakan abu bonggol jagung yang

akan disubstitusikan terhadap filler semen. Maka dari itu, data sekunder berupa

data karakteristik dari penelitian ini berasal dari data penelitian Yance Panggalo

(2020), yang menggunakan batu sungai Sadang sebagai agregat dalam campuran

AC-WC dengan menambahakan abu bonggol jagung sebagai bahan substitusi

filler.

Atas dasar latar belakang diatas maka judul pada tugas akhir/skripsi

adalah Pemanfaatan Abu Limbah Bonggol Jagung Sebagai Bahan Substitusi

Filler Untuk Campuran AC-WC.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik filler dari abu bonggol jagung?

2. Bagaimana karakteristik campuran AC-WC yang menggunakan batu Sungai

Sadang dan abu bonggol jagung sebagai bahan substitusi filler melalui uji

Marshall?

2
3. Bagaimana pengaruh kadar abu bonggol jagung sebagai bahan substitusi filler

terhadap karakteristik campuran AC-WC yang menggunakan batu Sungai

Sadang?

C. Tujuan penelitian

1. Mengetahui karakteristik filler dari abu bonggol jagung.

2. Mengetahui karakteristik marshall pada campuran AC-WC yang

menggunakan batu Sungai Sadang dan abu bonggol jagung sebagai bahan

substitusi filler.

3. Mengetahui pengaruh kadar abu bonggol jagung sebagai bahan substitusi

filler terhadap karakteristik campuran AC-WC yang menggunakan batu

Sungai Sadang.

D. Batasan masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Data karakteristik agregat yang digunakan adalah data karakteristik agregat

hasil penelitian Yance Panggalo (2020) yang berasal dari Sungai Sadang

Kecamatan Makale Kabupaten Tana Toraja.

2. Bonggol jagung yang digunakan sebagai bahan baku untuk membuat abu

bonggol jagung berasal dari pasar carangki Kabupaten Maros.

3. Campuran yang dipakai adalah campuran AC-WC.

4. Komposisi agregat menggunakan data sekunder yang diambil dari data

penelitian Yance Panggalo (2020).

3
5. Pada penelitian ini menggunakan rancangan komposisi campuran dengan

kadar aspal 5,50% yang diambil dari hasil penelitian Yance Panggalo (2020)

dimana pada penelitian sebelumnya memiliki rongga paling besar dalam

campuran.

6. Pengujian Marshall dengan komposisi abu bonggol jagung dan semen 0% :

100%, 20% : 80%, 40% : 60%, 60% : 40%, 80% : 20%, dan 100% : 0% dari

berat filler.

7. Aspal yang digunakan adalah penetrasi 60/70

8. Metode berdasarkan standar/spesifikasi yang digunakan yaitu SNI (Standar

Nasional Indonesia) yang diterbitkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2018.

E. Sistematika penulisan

Penulisan tugas akhir ini dibuat dalam 5 (lima) bab berturut-turut sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, maksud

dan tujuan penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, dan

sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisi uraian singkat tentang teori perkerasan aspal, campuran

AC-WC, agregat, dan aspal, serta informasi yang diperoleh

penulis.

4
BAB III : METODE PENELITIAN

Ini adalah bab yang membahas tentang proses penelitian yang

sedang berlangsung, mulai dari persiapan bahan, pengujian

bahan, perencanaan komposisi campuran, serta metode yang

digunakan selama penelitian.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang data yang diperoleh melalui uji

laboratorium dan dilampirkan pada hasil analisis dan

pembahasan berdasarkan data yang diperoleh.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan tahapan akhir dari penulisan tugas akhir ini yang

berisi kesimpulan dari hasil analisis serta saran–saran yang

diperlukan untuk penelitian selanjutnya.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perkerasan jalan Raya

Sejarah perkerasan jalan sangat berkaitan erat dengan perkembangan

teknologi maupun perkembangan umat manusia itu sendiri. Dengan kata lain

semakin berkembangnya umat manusia maka teknologi dan ilmu pengetahuan

tentang perkerasan jalan akan semakin maju.

Pada awalnya jalan hanya berupa jejak kaki manusia pada masa

lampau pada saat manusia mencari kebutuhan hidup dan mencari sumber air

yang membentuk jejak kaki pada permukaan tanah yang telah dilintasi.

Seiring dengan perkembangan pola pikir manusia yang beradaptasi untuk

bertahan hidup sehingga manusia mulai hidup secara berkelompok dan

permukaan tanah yang dilalui oleh manusia yang telah membentuk sebuah

kelompok tersebut kemudian menjadi jalan setapak. Dengan semakin

berkembangnya peradaban manusia sehingga mulai dipergunakannya hewan-

hewan untuk membantu perpindahan manusia jalan setapak yang sebelumnya

dilalui mulai dibuat rata. Sekitar 3500 tahun sebelum masehi dimana roda

ditemukan oleh bangsa sumeria dan pada masa tersebut jalan mulai diperkeras.

Pada zaman keemasan romawi perkerasan jalan berkembang pesat

pada saat itu jalan-jalan mulai dibangun yang terdiri atas beberapa lapis

perkerasan. Kemundurn peradaban romawi hingga awal abad ke18 membuat

perkembangan
konstruksi jalaan sempat terhenti kemudian beberapa ahli dari perancis, skotlandia

mulai menemukan sistem-sistim kenstruksi perkerasan jalan yang hingga saat ini

masih umum digunakan maupun negara-negara lain di dunia.

Menurut bahan pengikatnya, konstruksi perkerasan jalan dapat di

dibedakan menjadi :

1. Konstruksi perkerasan lentur (Flexible Pavement)

Konstruksi perkerasan jalan lentur merupakan perkerasan jalan

yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya. Komposisi dari

perkerasan lentur ialah agregat kasar, agregat halus, filler, dan aspal.

2. Konstruksi perkerasan kaku (Rigit Pavement)

Konstruksi perkerasan jalan kaku merupakan perkerasan jalan

yang menggunakan semen sebagai bahan pengikatnya. Komposisi dari

perkerasan kaku adalah agregat kasar, agregat halus, dan semen.

3. Konstruksi perkerasan komposit (Composite Pavement)

Konstruksi perkerasan jalan komposit adalah konstruksi

perkerasan jalan yang mengkombinasikan antara perkerasan jalan lentur

dan perkerasan jalan kaku.

B. Aspal Beton

Jenis lapisan aspal beton (LASTON) adalah jenis lapisan perkerasan

lentur, lapisan ini terdiri dari agregat dan aspal sebagai bahan pengikat, yang

tercampur merata pada temperatur tertentu. “Laston terbagi menjadi tiga jenis

yaitu Laston sebagai lapisan Aus dikenal dengan nama AC-WC (Asphalt concrete

7
- Wearing Course), Laston sebagai lapisan pengikat dengan sebutan AC-BC

(Asphalt Concrete - Binder Course), dan Laston sebagai lapisan pondasi dengan

nama AC-Base (Asphalt Concrete - Base)” (Prylita Rombot, 2015).

“Lapis Aspal Beton (Laston) yang selanjutnya disebut AC, terdiri dari

tiga jenis campuran, AC Lapis Aus (AC-WC), AC Lapis Antara (AC-Binder

Course, AC-BC) dan AC Lapis Pondasi (AC-Base) dan ukuran maksimum

agregat masing-masing campuran adalah 19 mm, 25,4 mm, 37,5 mm. Setiap jenis

campuran AC yang menggunakan bahan Aspal Polimer atau Aspal dimodifikasi

dengan Aspal Alam disebut masing-masing sebagai AC-WC Modified, AC-BC

Modified, dan AC-Base Modified” (Ir. Tasripin Sartiyono, MT, dkk, 2016).

a. Jenis Aspal Beton

1. Aspal Beton campuran panas (hot mix) adalah Aspal Beton yang material

pembentuknya dicampur pada suhu pencampuran sekitar 140ºC.

2. Aspal Beton campuran sedang (warm mix) adalah Aspal Beton yang

material pembentuknya dicampur pada suhu pencampuran sekitar 60ºC.

3. Aspal Beton campuran dingin (cold mix) adalah Aspal Beton yang

material pembentuknya dicampur pada suhu pencampuran sekitar 25ºC.

b. Fungsi Aspal Beton

1. Aspal Beton untuk Lapis aus/Wearing Course (WC), adalah Lapis

perkerasan yang berhubungan langsung dengan ban kendaraan, merupakan

8
Lapis yang kedap air, tahan terhadap cuaca, dan mempunyai kekesatan

yang diisyaratkan.

2. Aspal Beton untuk Lapis pondasi/Binder Course (BC), adalah Lapis

perkerasan yang terletak dibawah Lapis aus tidak berhubungan langsung

dengan cuaca, tetapi perlu stabilisasi untuk memikul beban lalu lintas yang

dilimpahkan melalui roda kendaraan.

c. Material Penyusun Aspal Beton

Adapun material penyusun dari pada Aspal Beton adalah aspal, agregat,

bahan pengisi (filler).

1. Aspal

Aspal adalah bahan padat atau setengah padat, berwarna hitam

atau coklat tua, yang berfungsi sebagai bahan perekat yang melunak dan

meleleh jika dipanaskan. Bahan utama penyusun aspal yaitu bitumen dari

alam atau hasil pemurnian minyak bumi (ASTM, 1994). Aspal sebagai

bahan pengikat dan pengisi rongga agregat dalam campuran aspal beton

memberi pengaruh pada konstruksi jalan yaitu tahan terhadap pelapukan

yang disebabkan oleh iklim/cuaca.

2. Agregat

Agregat merupakan salah satu faktor penentu ketahanan lapisan

perkerasan dalam memikul beban lalu lintas dan ketahanan terhadap

cuaca. Berikut ini adalah faktor-faktor penentu kualitas agregat sebagai

9
bahan konstruksi jalan: ukuran butir, kebersihan, kekerasan, kekuatan

agregat, bentuk butir, sifat permukaan, porositas, kapasitas penyerapan air,

berat jenis dan daya rekat pada aspal. Agregat tebagi atas 2 fraksi antara

lain:

1) Agregat kasar

Fraksi agregat kasar untuk rancangan campuran adalah yang

tertahan pada saringan No. 4 (4,75 mm) dan harus bersih, keras, bebas

dari tanah atau zat lain yang tidak diinginkan dan memenuhi

persyaratan. (Direktorat Jenderal Bina Marga, 2018). Spesifikasi

agergat kasar dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Spesifikasi Agregat Kasar


Pengujian Standar Nilai

Natrium Sulfat Maks.12 %


Kekekalan bentuk agregat SNI
terhadap larutan 3407:2008
Magnesium Sulfat Maks.18 %
Campuran 100
Maks.6 %
Abrasi dengan mesin Los AC Putaran SNI
Angeles Modifikasi 500 2417:2008
Maks. 30%
dan SMA Putaran
Semua 100
Maks.8 %
jenis Putaran
campuran
aspal 500
Maks. 40%
bergradasi Putaran
lainnya
SNI 2439 :
Kelekatan agregat terhadap aspal Min. 95 %
2011
SMA 100/90*)
SNI 7619 :
Butir Pecah pada agregat kasar
2012
Lainnya 95/90**)
Partikel Pipih dan Lonjong SMA ASTM Maks. 5 %
D4791-10

10
Maks. 10
Lainnya
Perbandinga %
SNI ASTM
Maks. 1 %
Material lolos Ayakan No.200 C 117:2012

Sumber : Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan, Dirjen
Bina Marga, 2018

2) Agregat halus

Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari

pasir atau pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos

ayakan no.4 (4,75 mm), (Direktorat Jenderal Bina Marga, 2018).

Adapun spesifikas agregat halus yang harus dipenuhi pada Tabel 2.

Tabel 2. Spesifikasi Agregat Halus


Pengujian Standar Nilai
Nilai setara pasir SNI 03-4428-1997 Min 50%
Angularitas dengan Uji Kadar
SNI 03-6877-2002 Min 45
Rongga
Gumpalan Lempung dan Butir-
butir Mudah Pecah dalam SNI 03-4141-1996 Maks. 1%
Agregat
Agregat Lolos Ayakan No. 200 SNI ASTM C117:2012 Maks. 10%
Sumber : Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan, Dirjen
Bina Marga, 2018

3. Bahan pengisi (filler)

Filler adalah bahan pengisi yang dapat mengurangi besarnya

rongga yang berada diantara agregat kasar dan agregat halus dalam

campuran Aspal Beton sehingga dapat meningkatkan kerapatan dan

stabilitas pada campuran Aspal beton tersebut.

11
d. Spesifikasi Aspal Beton

1. Agregat campuran

Agregat campuran harus memiliki gradasi yang menerus dari

butiran kasar hingga yang halus, menurut SNI agregat campuran harus

memenuhi persyaratan gradasi yang tercantum dalam Tabel 3.

Tabel 3. Gradasi Agregat Untuk Campuran Aspal Beton


% Berat Yang Lolos terhadap Total
Ukuran Ayakan (mm) Agregat dalam Campuran
(AC)
ASTM (mm) WC BC Base
1 ½’’ 37,5 100
1’’ 25 100 90 – 100
3/4” 19 100 90 – 100 76 – 90
1/2” 12,5 90 – 100 75 – 90 60 – 78
3/8” 9,5 77 – 90 66 – 82 52 – 71
No.4 4,75 53 – 69 46 – 64 35 – 54
No.8 2,36 33 – 53 30 – 49 23 – 41
No.16 1,18 21 – 40 18 – 38 13 – 30
No.30 0,600 14 – 30 12 – 28 10 – 22
No.50 0,300 9 – 22 7 – 20 6 – 15
No.100 0,150 6 – 15 5 – 13 4 -10
No.200 0,075 4–9 4–8 3–7
Sumber : Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan, Dirjen
Bina Marga, 2018

2. Bahan pengikat (Aspal Minyak)

Aspal minyak untuk lapisan aspal beton harus terdiri dari aspal

keras penetrasi 60/70 atau 80/100 yang seragam, tidak mengandung air,

tidak berbusa jika dipanaskan sampai suhu 175 oC dan memenuhi

persyaratan yang tercantum pada Tabel 4.

Tabel 4. Persyaratan Aspal Keras Penetrasi 60/70


Tipe I Tipe II Aspal
Metode Modifikasi
No. Jenis Pengujian Aspal
Pengujian Elastomer
Pen. 60-

12
Sintetis
70 PG 70 PG 76
Penetrasi pada 25C (0,1
1 SNI 2456:2011 60-70 Dilaporkan
mm)
Temperature yang
menghasilkan geser
SNI 06-6442-
2 dinamis (G*/sinδ) pada -
2000 70 76
asilasi 10 rad/detik ≥1,0
kpa, (C)
Viskositas Kinematis
3 ASTM D2170-10 ≥ 300 ≤ 3000
135C (eSt)
4 Titik Lembek (C) SNI 2434:2011 ≥ 48 Dilaporkan
5 Daktilitas pada 25C (cm) SNI 2432:2011 ≥ 100 -
Lanjutan Tabel 4. . Persyaratan Aspal Keras Penetrasi 60/70
Tipe II Aspal
Tipe I
Modifikasi
Metode Aspal
No. Jenis Pengujian Elastomer
Pengujian Pen. 60-
Sintetis
70
PG 70 PG 76
6 Titik Nyala (C) SNI 2433:2011 ≥ 232 ≥ 230
Kelarutan dalam AASTHO T44-
7 ≥ 99 ≥ 99
Trichloroethyline (%) 14
8 Berat Jenis SNI 2441:2011 ≥ 1,0 -
Stabilitas Penyimpanan : ASTM D 5976-
9 Perbedaan Titik Lembek 00 part 6.1dan - ≤ 2,2
(C) SNI 2434:2011
SNI 03-3639-
10 Kadar parafin lilin (%) ≤2
2002
Pengujian residu hasil TFOT (SNI-06-2440) atau RTFOT (SNI-03-
6835-2002):
SNI 06-2440-
11 Berat yang Hilang (%) ≤ 0,8 ≤ 0,8
1991
Temperature yang
menghasilkan geser
SNI 03-6442-
12 dinamis (G*/sinδ) pada 70 76
2000
asilasi 10 rad/detik ≥ 2,2
kpa, (C)
Penetrasi pada 25 C (%
13 SNI 2456:2011 ≥ 54 ≥ 54 ≥ 54
semula)
Daktilitas Pada 25 C
14 SNI 2432:2011 ≥ 50 ≥ 50 ≥ 25
(cm)
Residu aspal segar setelah PAV (SNI-03-6837-2002) pada
temperatur100C dan tekanan 2,1 Mpa
Temperature yang
menghasilkan geser
SNI 06-6442-
15 dinamis (G*/sinδ) pada -
2000 31 34
asilasi 10 rad/detik
≤,5000 kpa, (C)

13
Sumber : Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan, Dirjen
Bina Marga, 2018

3. Komposisi umum campuran

Untuk memenuhi spesifikasi gradasi, agregat harus terlebih dahulu

diklasifikasikan dan kemudian digabungkan sesuai dengan rasio

pencampuran. Toleransi untuk komposisi campuran ditunjukkan pada

Tabel 5.

Tabel 5. Toleransi komposisi campuran


Agregat Gabungan Toleransi Komposisi Campuran
Sama atau lebih besar dari 2,36 mm ± 5 % berat total agregat
Lolos ayakan 2,36 mm sampai No. 50 ± 3 % berat total agregat
Lolos ayakan No. 100 dan tertahan No. 200 ± 2 % berat total agregat
Lolos ayakan No. 200 ± 1 % berat total agregat
Kadar Aspal Toleransi
Kadar Aspal ± 0,3 berat total campuran
Temperatur Campuran Toleransi
Bahan meninggalkan AMP dan dikirim ke - 10 C dari temperature campuran
tempat penghamparan beraspal di truk saat keluar dari AMP
Sumber : Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan, Dirjen
Bina Marga, 2018

e. Pengujian Karakteristik Aspal Beton

Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat aspal beton adalah

rancangan campuran, baik pada saat pencampuran, penghamparan, pemadatan

maupun pada saat digunakan. Rancangan campuran dengan proporsi tertentu juga

menciptakan sifat campuran tertentu. Spesifikasi sifat-sifat campuran aspal beton

ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Spesifikasi Sifat-Sifat Campuran Aspal Beton


Sifat-Sifat Campuran AC-WC
Jumlah tumbukan per bidang 75
Rasio partikel lolos ayakan 0,075 mm Min 0,6
dengan kadar aspal efektif Maks 1,2

14
Rongga dalam campuran (%) (2) Min 3,0
Maks 5,0
Rongga dalam agregat (VMA) (%) Min 15
Rongga terisi aspal (%) Min 65
Stabilitas Marshall (kg) Min 800
Min 2
Pelelehan (mm)
Maks 4
Stabilitas Marshall sisa (%) setelah
Min 90
perendaman selama 24 jam, 60 ºC (3)
Rongga dalam campuran (%) pada
Min 2
kepadatan membal (refusal) (4)
Sumber : Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan, Dirjen
Bina Marga, 2018
Adapun karakteristik yang harus dimiliki oleh campuran aspal adalah

sebagai berikut.

1. Stabilitas

Stabilitas (Stability) adalah kemampuan suatu Lapis

perkerasan untuk mempertahankan bentuk awal setelah menerima

beban lalu lintas dan tidak berubah bentuk secara permanen seperti

bergelombang, beralur, maupun bleeding (aspal yang bertumpuk pada

permukaan lapis perkerasan). Faktor-faktor yang memiliki pengaruh

terhadap stabilitas adalah gradasi, ukuran butir, bentuk butir, dan

kekuatan campuran. Kestabilan yang terlalu tinggi menyebabkan Lapis

menjadi kaku dan cepat mengalami retak. Untuk mendapatkan

kestabilan yang baik maka agregat dan aspal yang digunakan adalah

sebagai berikut.

1) Agregat dengan gradasi rapat.

2) Agregat yang memiliki bentuk permukaan kasar.

3) Agregat yang memliki bentuk kubus.

15
4) Aspal penetrasi kecil.

5) Aspal yang cukup untuk mengikat butiran agregat.

2. Durabilitas (Keawetan / Daya Tahan)

Durabilitas pada Lapis permukaan sangat penting untuk

menahan keausan yang diakibatkan oleh adanya pengaruh cuaca, air

dan perubahan suhu maupun keausan akibat gesekan kendaraan.

Durabilitas Lapis perkerasan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya adalah:

1) Dengan adanya film atau selimut aspal yang tebal dapat

membuat lapis perkerasan memiliki durabilitas yang tinggi,

tapi dapat meningkatkan terjadinya bleeding.

2) VIM yang kecil pada lapis perkerasan dapat menghasilkan

lapis perkerasan yang kedap air dan udara sehingga air dan

udara tidak dapat masuk kedalam campuran yang dapat

menyebabkan oksidasi pada lapis perkerasan sehingga

menyebabkan rusaknya lapis perkerasan.

3) VMA yang besar dapat membuat selimut aspal menjadi

tebal. Jika VMA dan VIM semakin kecil tetapi kadar aspal

tinggi dapat menyebabkan terjadinya pengumpalan aspal

pada permukaan lapis perkerasan.

Yang dimaksud dengan VIM (Void in Mix) adalah pori dalam

campuran yang telah dipadatkan atau banyaknya rongga udara yang

ada dalam campuran Aspal Beton. Sedangkan VMA (Void in Mix

16
Aggregate) adalah ruang diantara partikel agregat pada suatu

perkerasan beraspal, termasuk rongga udara dan volume aspal efektif

(tidak termasuk volume aspal yang cukup diserap agregat).

3. Fleksibilitas (Kelenturan)

Fleksibilitas adalah kemampuan Lapis untuk mengikut

deformasi yang terjadi akibat beban lalulintas berulang tanpa

timbulnya retak dan perubahan volume. Fleksibilitas yang tinggi

dapat diperoleh dengan :

1) Penggunaan agregat bergradasi senjang sehingga diperoleh

VMA yang besar.

2) Penggunaan aspal lunak (aspal dengan penetrasi tinggi).

3) Penggunaan aspal yang cukup banyak sehingga diperoleh

VIM yang kecil.

4. Tahan Geser / Kekesatan (Skid Resistance)

Tahan geser adalah kekerasan yang diberikan oleh perkerasan

sehingga tidak mengalami slip, baik diwaktu hujan atau basah

maupun diwaktu kering, kekerasan dinyatakan dengan koefisien gesek

antar permukaan jalan dengan ban kendaraan. Tahan geser akan tinggi

jika :

1) Penggunaan kadar aspal yang tepat sehingga tidak terjadi

bleeding.

2) Penggunaan agregat berbentuk kubus.

17
3) Penggunaan agregat kasar yang cukup.

5. Ketahanan Terhadap Kelelehan

Ketahanan terhadap kelelehan adalah ketahanan dari Lapis

Aspal Beton dalam menerima beban berulang tanpa terjadinya

kelelehan yang berupa alur (Rutting) dan retak. Faktor yang

mempengaruhi ketahanan adalah :

1) VIM yang tinggi dan kadar aspal yang rendah akan

mengakibatkan kelelehan yang lebih cepat.

2) VMA yang tinggi dan kadar aspal yang tinggi dapat

mengakibatkan lapis perkerasan menjadi fleksibel.

6. Workabilitas (Kemudahahan Pekerjaan)

Workability adalah mudahnya suatu campuran untuk dihampar

dan dipadatkan sehingga diperoleh hasil yang memenuhi kepadatan

yang diharapkan. Faktor yang mempengaruhi workability adalah

sebagai berikut.

1) Agregat yang mempunyai gradasi yang baik lebih mudah

dalam pelaksanaanya.

2) Temprature campuran mempengaruhi kekerasan bahan

pengikat yang bersifat termoplastis.

3) Kandungan bahan pengisi (filler) yang tinggi menyebabkan

pelaksanaan yang sulit.

18
C. Karakteris Campuran Melalui Pengujian Marshall

a. Stabilitas

Stabilitas adalah kemampuan suatu campuran aspal untuk menahan suatu

beban sampai kelelehan plastis, dinyatakan dalam kilogram atau pound. Nilai

stabilitas merupakan hasil dari pembacaan langsung pada alat Marshall saat

melakukan pengujian Marshall. Pembacaan tersebut kemudian dikoreksi dengan

faktor koreksi untuk alat Marshall yang digunakan dan faktor koreksi untuk

volume benda uji.

b. Flow

Kelelehan (flow) adalah perubahan bentuk plastis dari campuran aspal

yang terjadi akibat pembebanan sampai batas runtuh, dinyatakan dalam mm atau

0,01". Nilai ini juga diperoleh dari hasil pembacaan pada alat uji Marshall ketika

pengujian dilakukan.

c. Voids in Mixture (VIM)

Rongga di dalam campuran (VIM) adalah parameter yang menunjukkan

volume rongga berisi udara dalam campuran aspal dan dinyatakan sebagai

persentase (%) dari volume. Rongga udara dalam campuran dapat ditentukan

dengan menggunakan rumus berikut:

(100 × G)
VIM = 100 - ………………………………………………..
H

Berat Jenis Maksismum Teoritis :

19
100
BJ = 100 - A A .
+
V T

………………………................................................ 2

d. Void in Mineral Aggregate (VMA)

Rongga antar mineral agregat (VMA) adalah volume rongga antara

partikel agregat dalam campuran aspal yang dipadatkan, termasuk rongga udara

dan volume aspal efektif (tidak termasuk volume aspal yang diserap oleh agregat).

Dan dinyatakan sebagai persentase (%) dari volume.

(100 × A) × G
VMA = 100 -
U

…………………………………………. 3

e. Void Filled with Bitumen (VFB)

Rongga terisi aspal (VFB) adalah bagian dari volume rongga di antara

partikel agregat yang terisi oleh aspal efektif dalam campuran yang telah

dipadatkan (tidak termasuk volume aspal yang diserap agregat), dinyatakan

dalam persen (%) VMA.

(VMA - VIM)
VFB = 100 - ………………………….
VMA

…………………... 4

D. Lapis Permukaan (Surface Curse)

Agar perkerasan memiliki daya dukung dan daya tahan yang cukup, tetapi

tetap murah, lantai diterapkan berlapis-lapis. Lapisan atas disebut lapisan

20
permukaan, yang merupakan lapisan kualitas terbaik. Di bawahnya adalah lapisan

pondasi, yang diletakkan di atas lapisan tanah yang dipadatkan. (Suprapto, 2004).

Lapis permukaan itu sendiri dibagi menjadi dua Lapis, yaitu:

a. Lapis Aus (Wearing Course)

Lapis aus (Wearing Course) merupakan bagian dari lapis permukaan

yang terletak di atas lapis antara (Binder Course). Fungsi dari lapis aus adalah:

1. Mengamankan perkerasan dari pengaruh air.

2. Menyediakan permukaan yang halus.

3. Menyediakan permukaan yang kesat.

b. Lapis Antara (Binder Course)

Lapis antara (Binder Course) merupakan bagian dari lapis permukaan

yang terletak diantara lapis pondasi atas (Base Course) dengan lapis aus (Wearing

Course). Fungsi dari lapis antara adalah:

1. Mengurangi tegangan.

2. Menahan beban paling tinggi akibat beban lalu lintas sehingga harus

mempunyai kekuatan yang cukup.

c. Lapis Pondasi Atas (Base)

Lapisan Pondasi Atas (AC - Base) merupakan pondasi perkerasan yang

terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu dicampur

dan dipadatkan dalam keadaan panas. Lapisan ini terletak di bawah lapis pengikat

(AC - BC), perkerasan tersebut tidak berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi

21
perlu memiliki stabilitas untuk menahan beban lalu lintas yang disebarkan melalui

roda kendaraan. Fungsi dar Lapis Pondasi (AC - Base) adalah :

1. memberi dukungan lapis permukaan

2. mengurangi regangan dan tegangan

3. menyebarkan dan meneruskan beban konstruksi jalan di bawahnya

(sub grade).

E. Semen

Semen merupakan salah satu bahan bangunan yang dapat berfungsi

sebagai bahan perekat kimia maupun bahan pengisi dalam suatu campuran

yang memberikan sifat keras terhadap suatu material campuran agar menjadi

suatu bentuk yang kaku dan dapat bertahan lama. Umumnya, semen adalah

bubuk berwarna abu-abu gelap yang terbuat dari alkali, magnesium oksida,

aluminium oksida, kapur, sulfur trioksida, oksida besi, dan silika. Semen dapat

dibuat dengan proses basah dan proses kering.

F. Abu Bonggol Jagung

Abu bonggol jagung adalah limbah dari hasil pertanian yang

mengandung unsur silika yang dapat dimanfaatkan untuk bahan substitusi

parsial semen dalam campuran. Abu Bonggol Jagung didapatkan dari bonggol

jagung yang telah diambil bulir jagungnya kemudian dibakar sehingga

menjadi abu bonggol jagung. Pembakaran bonggol jagung yang menciptakan

abu yang mengandung bahan aluminium dan silika yang bereaksi dengan

kalsium oksida dalam pasta semen dan saling menempel, dapat

22
memungkinkan terbentuknya bahan yang kuat untuk meningkatkan kualitas

beton. “Limbah bonggol jagung memiliki kandungan unsur silika yang cukup

tinggi yakni 66,38%” (Raheem, dkk., 2009).

Dengan komposisi kandungan kimia seperti itu bonggol jagung

anatara lain dapat dimanfaatkan untuk :

1. Bahan baku industri kimia, terutama kandungan kimia furtural.

2. Bahan baku industri bahan bangunan, terutama kandungan silikat

(SiO2) yang dapat digunakan untuk campuran pada semen portland,

bahan isolasi dan campuran pada industri bata-merah.

3. Sumber energi panas karena kadar selulosanya cukup tinggi sehingga

dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil, (Husin, A, A,

2003).

G. Penelitian Terkait / Sejenisnya

1. Yance Panggalo, 2020. “Penggunaan Batu Sungai Sa’dang Kelurahan

Batupapan Kecamatan Makale Dalam Campuran AC-WC”. Dari penelitian

ini dihasilkan data karakteristik material di Laboratorium menunjukan bahwa

agregat dari Sungai Sadang memenuhi standar Bina Marga 2018. Berdasarkan

rancangan komposisi pada campuran AC-WC menggunakan aspal penetrasi

60/70 dengan kadar aspal 5,50%, 6,00%, 6,50%, 7,00%, dan 7,50% dengan

kadar aspal optimum 7,50% yaitu campuran yang memiliki rongga paling

kecil dan kadar aspal 5,50% yang memiliki rongga paling besar (digunakan

sebagai data komposisi campuran pada penelitian ini).

23
2. Nilamsari Wendani, 2020. “Studi Penggunaan Agregat Sungai Bittuang

Sebagai Bahan Campuran AC-WC”. Dari penelitian ini dihasilkan

karakteristik material di Laboratorium menunjukkan bahwa agregat dari

Sungai Bittuang memenuhi standar Bina Marga 2018. Bardasarkan hasil

rancangan komposisi pada campuran AC-WC dengan aspal penetrasi 60/70

untuk agregat kasar 36,90%, agregat halus 50,30%, filler 5,80%, dengan kadar

aspal optimum 7,00%.

3. Fani A.L, 2019. “Pemanfaatan Agregat Sungai Wanggar Kabupaten Nabire

Sebagai Bahan Campuran AC-WC dan AC-BC”. Untuk Campuran Laston

AC-BC agregat kasar 43,12%, agregat halus 46,19%, filler 5,53% dan aspal

5,14% sedangkan campuran laston AC-WC agregat kasar yaitu 37,05%,

agregat halus 50,60%, filler 5,85% dan aspal 5,5%.

4. Yospina Malingga’, 2021. “Pemanfaatan Agregat Sungai Pucak Kabupaten

Maros Untuk Campuran Laston Lapisan Aus”. Dari penelitian ini dihasilkan

data karakteristik material di Laboratorium menunjukan bahwa agregat dari

Sungai Pucak memenuhi standar Bina Marga 2018. Berdasarkan rancangan

komposisi pada campuran AC-WC dengan menggunakan aspal penetrasi

60/70 untuk agregat kasar 36,90%, agregat halus 50,30%, filler 5,80%,

dengan kadar aspal optimum 7,00%.

5. Maria Prisilia Hederamti Itu, 2021. “Study Pemanfaatan Abu Bonggol Jagung

Sebagai Bahan Substitusi Semen Untuk Beton Normal”. Dari hasil penelitian

diperoleh nilai kuat tekan beton untuk variasi abu bonggol jagung 0%, 5%,

10%, dan 15% mengalami penurunan berturut-turut 5%, 36,417%, dan

24
56,648%. Nilai kuat tarik belah beton untuk variasi abu bonggol jagung 0%,

5%, 10%, dan 15% mengalami penurunan berturut-turut 7,555%, 26,051%,

dan 49,572%. Nilai kuat lentur untuk variasi abu bonggol jagung 0%, 5%,

10%, dan 15% mengalami penurunan berturut-turut 8,872%, 36,718%, dan

56,975%. Nilai modulus elastisitas beton untuk variasi abu bonggol jagung

0%, 5%, 10%, dan 15% mengalami penurunan berturut-turut 16,854%,

32,781%, dan 50,466%.

6. Agnis Irman Edra Pakka, 2021. “Karakteristik Campuran Laston Lapis Antara

Menggunakan Abu Jerami Sebagai Bahan Substitusi Filler”. Dari hasil

penelitian ini diperoleh bahwa abu jerami memenuhi standar spesifikasi

sebagai bahan substitusi filler dengan menggunakan komposisi kadar aspal

5,00%.

H. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan acuan atau pedoman dalam merancang

tahapan penelitian. Kerang pikir disediakan pada bagan sebagai berikut.

Ketergantungan penggunaan semen Semen sebagai sumber daya


sebagai bahan pengisi (filler) dalam alam yang tidak dapat
campuran AC-WC diperbarui

Mengurangi penggunaan semen Jagung sebagai sumber daya


sebagai bahan pengisi (filler) alam yang dapat diperbarui

Ketersediaan bonggol jagung


Karakteristik bahan campuran AC-
yang berlimpah dan merupakan
WC yang memenuhi spesifikasi
limbah hasil olahan dari jagung

Komposisi campuran AC-WC yang


memenuhi spesifikasi Digunakan abu bonggol jagung
sebagai bahan substitusi filler
25
semen
Menentukan kadar abu bonggol
jagung sebagai bahan substitusi filler
dalam campuran AC-WC

Pemanfaatan abu bonggol jagung


sebagai bahan substitusi parsial semen
dalam campuran AC-WC

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian

26
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tahapan Penelitian

Tahapan pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Dimulai dengan terlebih dahulu memahami latar belakang dan alasan

dilakuknnya penelitian ini.

2. Mencari referensi yang digunakan sebagai acuan dalam menyusun

laporan tugas akhir ini.

3. Membuat rumusan masalah yang akan digunakan sebagai acuan dalam

melaksanakan dan mengolah data hasil penelitian ini.

4. Dilakukan penelitian di laboratorium kemudian dilanjutkan dengan

pengolahan data dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan di laboratorium.

5. Menarik kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah

dilakukan.

Serangkaian tahapan pengerjaan tugas akhir dan pengujian di

Laboratorium yang melalui beberapa tahapan dan dapat dilihat pada Gambar

2.
Mulai

Tinjauan Pustaka

Pegambilan dan Persiapan Bahan

Data Sekunder: Data Primer:


1. Data karakteristik Pemeriksaan
Karakteristik
agregat Filler Abu
2. Data karakteristik aspal Bonggol Jagung

Komposisi Campuran AC-WC dengan susbtitusi filler abu


bonggol jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%

Pembuatan Benda Uji AC-WC

Test Marshall Konvensional AC-WC

Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian

27
B. Lokasi Pengambilan Agregat

Lokasi tempat pengambilan material diambil dari Batupapan yang terletak

di Kecamatan Makale Kabupaten Tana Toraja. Material yang terdapat di

Batupapan banyak memberikan kontribusi untuk mendukung pembangunan

daerah. Rute akses ke material ini terletak ±100 m dari jalan raya Tritura, dan

belum bisa menggunakan kendaraan, sehingga perlu berjalan kaki melewati

persawahan untuk menuju ke lokasi pengambilan agregat. Akses jalan dapat di

lihat pada Gambar 3 berikut. Batu yang sudah terkumpul akan di pecah –

pecahkan sehingga menjadi agregat, dan akan diuji di laboratorium perkerasan

dan aspal UKI PAULUS MAKASSAR.

Sumber : Google Maps


Gambar 3. Lokasi Pengambilan Agregat

28
C. Jenis, Waktu, dan Tempat Penelitian

Jenis penelitian yaitu eksperimental, waktu Penelitian di mulai dari bulan

Juni 2021 - Juli 2021, dan tempat penelitian berada di Laboratorium Jalan dan

Aspal, Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.

D. Pengambilan dan Persiapan Material

a. Pengambilan Material

1. Agregat

Batu yang diambil berasal dari Sungai Sadang Kelurahan

Batupapan Kecamatan Makale yang telah diuji karakteristik oleh Yance

Panggalo. Batu yang telah diambil akan di pecah–pecahkan sehingga

menjadi agregat.

2. Aspal

Aspal penetrasi 60/70 diperoleh dari pusat penelitian dan

pengujian aspal Dinas Pekerjaan Umum Badoka Makassar untuk diuji

pada campuran AC-WC.

3. Filler abu bonggol jagung

Abu bonggol jagung yang digunakan dalam penelitian diperoleh

dari pasar carangki di kabupaten maros.

29
b. Persiapan Material

1. Filler Abu Bonggol Jagung

Sebelum bonggol jagung dapat diteliti dan digunakan sebagai

bahan substitusi filler perlu terlebih dahulu diolah dengan cara dijemur dan

dikeringkan kemudian digiling lalu dibakar hingga menjadi abu dapat di

lihat pada Gambar 4 dan 5.

30
Sumber : Foto Serbuk Bonggol Jagung
Gambar 4. Serbuk Bonggol Jagung

31
Sumber : Foto Abu Hasil Pembakaran Bonggol Jagung
Gambar 5. Abu Hasil Pembakaran Bonggol Jagung

E. Pemeriksaan Karakteristik Bahan

a. Pemeriksaan karaterisitik agregat (Data Sekunder)

Pemeriksaan karakteristik pada agregat telah dilakukan pada penelitian

Yance Panggalo (2020). Data ini dijadikan sebagai data sekunder dan dapat dilihat

pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Pemeriksaan Karakterisitk Agregat


Spesifikasi
Umum
Bina Hasil
No. Pengujian Metode Satuan Keterangan
Marga Penelitian
2018
Min Max
Keausan
Agregat 4,48
SNI
Fraksi A 4,4 Memenuhi
1. 2417:20 - 40 %
Fraksi B 6,24
08
Fraksi C 2,2,
Fraksi D

Lanjutan Tabel 7. Hasil Pemeriksaan Karakterisitk Agregat


Spesifikasi
Umum
N Bina Hasil
o Pengujian Metode Satuan Keterangan
Marga Penelitian
. 2018
Min Max
Berat Jenis
dan SNI 2,5 2,54
2 Memenuhi
Penyerapa 1969:20 2,5 2,58
.
n Agregat 16 2,5 2,65
Kasar 3 % 1,76
Bulk
SSD
Apparent

32
Lanjutan Tabel 7. Hasil Pemeriksaan Karakterisitk Agregat
Spesifikasi
Umum
N Bina Hasil
o Pengujian Metode Marga Satuan Keterangan
Penelitian
. 2018
Min Max
Penyerapa
n
Berat Jenis
dan
Penyerapa
n Agregat
SNI
Halus Memenuhi
1970:20
Bulk
16
SSD 2,5 2,56
Apparent 2,5 2,60
Penyerapa 2,5 2,66
n 3 % 1,42
Analisa
100 100
Saringan
3/4” 100 100
1/2” 90 100 94,79
3/8” 77 90 83,23
SNI
No.4 53 69 65,20
3 ASTM Memenuhi
No.8 33 53 % 48,36
. C136:2
No.16 21 40 36,27
012
No.30 14 30 26,41
No.50 9 22 17,67
No.100 6 15 9,21
No.200 4 9 3,89
PAN 0 0 0
Uji Agregat SNI
4 Lolos ASTM Memenuhi
- 10 % 6,42
. Ayakan C117:2
No.200 012
Pengujian
Kadar SNI 03-
5
Lumpur 4428-
.
Agregat 1997
Halus
Lanjutan Tabel 7. Hasil Pemeriksaan Karakterisitk Agregat
Spesifikasi
Umum
Bina Hasil
No. Pengujian Metode Satuan Keterangan
Marga Penelitian
2018
Min Max

33
Sand
Equivalen 60 - 96,05
t % Memenuhi
Kadar
- - 3,95
Lumpur
Partikel
Pipih
3/4” - 10 % 4
1/2” ASTM 3,80
3/8” D-4791- 3,40
1/4” 10 - Memenuhi
6.
Partikel Perband
Lonjong ingan
3/4” 1:5 4,70
- 10 %
1/2” 4,20
3/8” 3,10
1/4” -
Kelekatan
SNI
Agregat
7. 2439- 95 - % >98 Memenuhi
Terhadap
2011
Aspal
Sumber : Hasil Pengujian Karakteristik di Laboratorium

b. Pemeriksaan karateristik aspal (Data Sekunder)

Pemeriksaan karakteristik aspal juga telah dilakukan pada penelitian

sebelumnya. Nilai ini dianggap sebagai data sekunder dan disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Pemeriksaan Karakteristik Aspal Penetrasi 60/70


No. Pengujian Metode Spesifikasi Satuan Hasil uji Keterangan
Penetrasi pada SNI 06- 0.1
1 60-79 66,7 Memenuhi
25C 2456-2011 mm
Daktalitas pada SNI 2432-
2 ≥100 Cm 150 Memenuhi
25c 2011

Lanjutan Tabel 8. Hasil Pemeriksaan Karakteristik Aspal Penetrasi 60/70


No Pengujian Metode Spesifikasi Satuan Hasil uji Keterangan
Titik Lembek SNI 2434-
3 ≥48 C 50,2 Memenuhi
Aspal 2011
SNI 2433-
4 Titik Nyala ≥232 C 290 Memenuhi
2011

34
Berat Jenis SNI 2441-
5 ≥1 1.015 Memenuhi
Aspal 2011
Berat Yang SNI 06-
6 ≤0.8 % 0.434 Memenuhi
hilang 2441-2011
%
Penetrasi pada SNI 06-
7 ≥54 Semul 84,7 Memenuhi
TFOT 2456-1991
a
Sumber : Hasil Pemeriksaan Karakteristik Aspal

c. Pemeriksaan Berat Jenis Filler Semen ( Data Sekunder)

Pemeriksaan Berat Jenis Filler telah dilakukan pada penelitian Yance

Panggalo (2020). Nilai ini dianggap sebagai data sekunder dan disajikan pada

Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Filler semen


Spesifikasi
Jenis Hasil
No Metode Satuan Keterangan
Pemeriksaan Penelitian
Min Max

Berat Jenis SNI 2531-


1 3.14 - - Memenuhi
Filler 2015

Sumber : Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Filler

d. Pemeriksaan Berat Jenis Filler Abu Bonggol Jagung (Data Primer)

Pemeriksaan Berat Jenis Filler mengacu pada standar rujukan SNI 2531-

2015. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui berat jenis filler abu

bonggol jagung yang akan digunakan sebagai filler campuran aspal. Adapun

prosedur pengujian berat jenis filler sebagai berikut.

1. Timbang filler yang akan di uji sebanyak 64 gram.

2. Isi tabung Le Chatelier menggunakan kerosin atau nafta hingga batas

skala tabung 0-1 ml kemudian catat pembacaan skala volume awal

(V1) setelah tabung Le Chatelier selama 30 menit.

35
3. Masukkan filler kedalam tabung Le Chatelier, usahakan agar filler

tidak menempel pada dinding tabung Le Chatelier.

4. Setelah semua filler telah masuk kedalam tabung Le Chatelier, putar

tabung dengan posisi dimiringkan secara perlahan sehingga seluruh

gelembung udara yang terperangkap dalam filler dapat keluar.

5. Rendam tabung Le Chatelier yang telah berisi kerosin dan benda uji

selama 30 menit, lanjutkan dengan membaca skala volume akhir (V2).

F. Komposisi Campuran AC-WC

Material yang digunakan pada rancangan komposis campuran AC-

WCAntara ini adalah sebagai berikut.

1. Agregat yang diperoleh dari batu Sungai Sadang Kabupaten Tana

Toraja

2. Aspal pengikat (aspal penetrasi 60/70).

3. Bahan substitusi filler berasal dari abu bonggol jagung.

Komposisi campuran AC-WC menggunakan komposisi dari hasil

penelitian Yance Panggalo (2020) dengan menambahkan abu bonggol jagung

sebagai bahan substitusi filler semen yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi

Umum Bina Marga 2018 yang dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Komposisi Gradasi Campuran AC-WC


Nomor Saringan % Berat yang Lolos terhadap Total
Ukuran Ayakan Agregat dalam Campuran
(mm)
Spesifikasi Gradasi AC-WC

36
Rancangan Gradasi
Spesifikasi Gradasi
Campuran
11/2 37,5
1 25
¾ 19 100 100
½ 12,5 90-100 95
3/8 9,5 77-90 83,5
4 4,75 53-69 61
8 2,36 33-53 43
16 1,18 21-40 30,5
30 0,6 14-30 22
50 0,3 9-22 15,5
100 0,15 6-15 10,5
200 0,075 4-9 6,5
Sumber : Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan, Dirjen
Bina Marga, 2018

Batas Bawah

Sumber : Hasil Perhitungan Analisa Saringan


Gambar 6. Grafik kombinasi Agregat campuran AC-WC

Setelah semua bahan yang diperlukan lulus uji, tahapan selanjutannya

adalah jumlah benda uji dan penyiapan bahan campuran sesuai komposisi

campuran (mix design) yang diperoleh.

37
a. Penggunaan Kadar Aspal Dalam Campauran AC-WC

Kadar aspal yang digunakan adalah kadar aspal terendah yaitu 5,50%

dari hasil penelitian Yance Panggalo (2020). Kadar aspal 5,50% adalah kadar

aspal dimana hasil pengujian sebelumnya memiliki rongga paling besar dalam

campuran AC-WC yang menggunakan agregat batu Sungai Sadang dengan

komposisi abu bonggol jagung dan semen yaitu 0% : 100%, 20% : 80%, 40% :

60%, 60% : 40%, 80% : 20%, dan 100% : 0% dari berat filler.

Persen lolos saringan No. 200


Berat Aspal (gr) =
Kadar aspal maks

Untuk kadar aspal 5,50% :

= 5 , 5 0 1200
×
Berat Aspal (gr) 100

= 66 gram

b. Komposisi Agregat, Aspal, dan Filler pada Campuran AC-WC

Dari hasil penelitian Yance Panggalo (2020) didapatkan gradasi agregat

gabungan untuk komposisi Campuran AC-WC yang mengacu kepada standar

Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 Devisi 6 dapat dilihat pada Tabel 11. Dan

digunakan abu bonggol jagung akan digunakan sebagai substitusi filler dengan

38
perbandingan 0% : 100%, 25% :75%, 50% : 50%, 75% : 25%, dan 100% : 0%

dari berat total filler yang akan digunakan pada komposisi campuran AC-WC.

Tabel 11. Komposisi campuran AC-WC (Kadar Aspal 5,50%)


Ukuran
Lolos Saringan Tertahan Saringan
saringan
Proporsi Berat Komposisi
Gradasi
Spesifikasi Berat Dalam Dalam Campuran (%)
Inchi Mm Campura
(%) (%) Campuran Campura
n (%)
(%) n (gr)
1½” 37.500        
1” 25.000      0 0 #REF!
3/4” 19.000 10010 100.00       Agregat
37.35
1/2” 12.500 90 - 100 95.00 5 4.45 53.40 Kasar
3/8” 9.500 77 - 90 83.50 11.5 10.95 131.40
No.4 4.750 53 - 69 61.00 22.5 21.95 263.40
No.8 2.360 33 - 53 43.00 18 17.45 209.40
No.16 1.180 21 - 40 30.50 12.5 11.95 143.40
No.30 0.600 14 - 30 22.00 8.5 7.95 95.40 Agregat
51.20
No.50 0.300 9 - 22 15.50 6.5 5.95 71.40 Halus
No.100 0.150 6 - 15 10.50 5 4.45 53.40
No.200 0.075 4 - 9 6.50 4 3.45 41.40
Pan (filler)   6.5 5.95 71.40 5.95 Filler
Aspal 5.50   5.50 66.00 5.50 Aspal
Total 100 100.00 1200.00 100.00  
Sumber : Hasil Perhitungan Komposisi Agregat

c. Komposisi Abu Bonggol Jagung Sebagai Bahan Substitusi Filler Semen

Berdasarkan perhitungan kebutuhan bahan campuran dan penambahan

abu bonggol jagung sebagai bahan substitusi filler, maka diperoleh komposisi

campuran AC-WC pada Tabel 12.

Tabel 12. Komposisi Abu Bonggol Jagung Sebagai Bahan Substitusi Filler
Kadar Filler Agregat
Abu Kadar Abu
Aspal
Bonggol Aspal Bonggol Semen Kasar Halus Jumlah
(gr)
Jagung (%) Jagung (gr) (gr) (gr)
(%) (gr)
0 5.50 66.00 0.00 71,40 448,2 614,4 1200
20 66.00 14,28 57,12 448,2 614,4 1200
40 66.00 28,56 42,84 448,2 614,4 1200
60 66.00 42,84 28,56 448,2 614,4 1200

39
80 66.00 57,12 14,28 448,2 614,4 1200
100 66.00 71,40 0,00 448,2 614,4 1200
Sumber : Komposisi Campuran AC-WC Dengan Substitusi Filler Abu Bonggol Jagung

G. Pembuatan Benda Uji Untuk Campuran AC-WC

Jenis campuran benda uji yang digunakan dalam pengujian Marshall

ini merupakan campuran aspal panas (Hot Mix) AC-WC yang berjumlah 18

buah dengan takaran perbandingan filler antara filler abu bonggol jagung dan

filler semen sebagai berikut 0% : 100%, 20% : 80%, 40% : 60%, 60% : 40%,

80% : 20%, dan 100% : 0% dengan kadar aspal 5,50% yang berjumlah 3 buah

sampel untuk masing-masing perbandingan takaran filler. Bahan material

yang digunakan pada pembuatan sampel campuran AC-WC ini telah diuji

dilaboratorium dan telah memenuhi standar spesifikasi yang telah ditetapkan

oleh standar Spesifikasi Umum Bina Marga 2018. Komposisi campuran yang

digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada gradasi yang telah ditetapkan

oleh Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 Divisi 6 untuk campuran AC-WC.

Adapun tahapan proses pembuatan benda uji untuk campuran AC-WC dengan

menggunakan perbandingan filler antara filler abu bonggol jagung dan filler

semen adalah sebagai berikut.

1. Melakukan pengujian berat jenis dari abu bonggol jagung dengan

mengacu pada SNI 2531-2015.

2. Memecahkan batu yang telah di ambil hingga menjadi agregat yang

lebih kecil.

3. Menyaring agregat menggunakan saringan 1”, 3/4”, 1/2”, 3/8”, 4”, 8”,

16”, 30”, 50”, 100”, dan 200” kemudian diambil yang tertahan pada

40
saringan 3/4”, 1/2”, 3/8”, 4”, 8”, 16”, 30”, 50”, 100”, dan 200” lalu di

timbang sesuai dengan berat yang dibutuhkan pada tabel komposisi

campuran AC-WC dikalikan dengan total jumlah sampel benda uji.

4. Menimbang untuk komposisi untuk masing-masing benda uji dengan

perbandingan filler.

5. Memanaskan aspal hingga mencair untuk digunakan dalam campuran

benda uji.

6. Memanaskan agregat yang telah dicampur dengan semen dan abu

bonggol jagung dengan perbandingan 0% : 100%, 20% : 80%, 40% :

60%, 60% : 40%, 80% : 20%, dan 100% : 0% dari kebutuhan berat

total filler untuk 1 buah benda uji.

7. Menimbang aspal sesuai dengan kebutuhan berat aspal untuk masing-

masing sampel benda uji.

8. Mencampur agregat, semen, dan abu bonggol jagung yang telah

dipanaskan dengan aspal.

9. Memadatkan campuran sampel benda uji yang telah dicampur

menggunakan alat pemadat.

Tabel 13. Jumlah Benda Uji Campuran AC-WC


Kadar Abu AC-WC
Kadar Aspal Jumlah Benda Uji
Bonggol Jagung
(%) Pengujian Marshall
(%) Konvensional
0 3
20 3
5.50 40 3
60 3
80 3
100 3
Jumlah 18

41
Sumber : Hasil Perhitungan Benda Uji

Berdasarkan pada tabel perhitungan jumlah benda uji diatas diperoleh

jumlah benda uji sebanyak 18 buah dengan perbandingan filler antara filler

abu bonggol jagung dan filler semen sebagai berikut 0% : 100%, 20% : 80%,

40% : 60%, 60% : 40%, 80% : 20%, dan 100% : 0% dengan kadar aspal

5,50%. Maka dibutuhkan berat total material untuk 18 buah benda uji

sebanyak :

Berat total material = Jumlah benda uji × Total berat

= 18 × 1200

= 21,6 Kg

H. Pengujian Marshall Konvensional Campuran AC-WC

Pengujian Marshall konvensional yang dilakukan mengacu pada SNI

06-2489-1991 dengan sampel campuran AC-WC dan abu bonggol jagung

sebagai bahan substitusi filler. Dari pengujian Marshall konvensional

diperoleh data karakteristik campuran aspal dengan perbandingan filler antara

filler abu bonggol jagung dan filler semen yaitu berupa data pengukuran berat

jenis, pengukuran stabilitas dan flow, serta pengukuran kerapatan dan analisa

rongga.

I. Teknik Analisis Data

Analisia data yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan dalam

beberapa bagian berikut ini:

42
a. Karakteristik Filler Abu Bonggol Jagung

Karakteristik filler abu bonggol jagung dapat diketahui melalui

pengujian karakteristik berat jenis filler yang mengacu pada SNI 2531-2015.

b. Karakteristik Campuran AC-WC

Karakteristik campuran AC-WC dengan menggunakan bahan

substitusi filler abu bonggol jagung dapat diketahui melalui pengujian

marshall konvensional, dimana hasil dari pengujian marshall konvensional

berupa data berat jenis campuran dan nilai stabilitas, flow, VIM, VMA, dan

VFB.

c. Pengaruh Abu Bonggol Jagung Terhadap Karakteristik Campuran AC-

WC

Dalam penelitian ini akan diketahui pengaruh kadar abu bonggol

jagung terhadap campuran AC-WC dengan melihat hasil pengujian marshall

pada setiap kadar abu bonggol jagung, dengan melihat apakah nilai stabilitas,

flow, VIM, VMA, dan VFB mengalami kenaikan atau penurunan pada setiap

kadarnya. Sehingga bisa dibandingkan antara karakteristik campuran yang

menggunakan abu bonggol jagung dan yang tidak menggunakan abu bonggl

jagung sebagai bahan substitusi filler pada penelitian Yance Panggalo (2020).

43
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Karakteristik Filler Abu Bonggol Jagung

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan pada berat jenis abu

bonggol jagung, maka data pemeriksaan berat jenis abu bonggol jagung dapat

dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Filler Abu Bonggol Jagung
Spesifikasi
Jenis Hasil
No Metode Satuan Keterangan
Pemeriksaan Penelitian
Min Max
Berat Jenis
SNI
Filler Abu
1 2531- 1.929 - - Memenuhi
Bonggol
2015
Jagung
Sumber : Hasil Pengujian Karakteristik di Laboratorium

Dari hasil pengujian berat jenis filler dapat dilihat bahwa nilai berat

jenis abu bonggol jagung berdasarkan pengujian SNI 2531-2015 yaitu 1,929.

Pada Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 tidak memberikan batasan untuk berat

jenis filler. Filler yang digunakan adalah Abu Bonggol Jagung.

B. Analisis Karakteristik Campuran AC-WC

a. Komposisi Campuran AC-WC

1. Kadar aspal

Komposisi campuran AC-WC dengan menggunakan kadar aspal

5,5% yang dapat dilihat pada Bab III Tabel 11 yang nantinya akan

ditambahkan abu bonggol jagung sebagai bahan substitusi filler.


2. Komposisi campuran (Mix Design)

Bab III, Tabel 11 menunjukkan hasil perhitungan agregat pada

campuran AC-WC dan Gambar 6 menunjukkan representasi grafis dari

kombinasi agregat AC-WC. Setelah mengetahui komposisi agregat dalam

campuran dan kandungan aspal, kita dapat menentukan komposisi umum

campuran yang akan digunakan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 15.

Tabel 15. Komposisi Total Campuran


Kadar Filler Agregat
Abu Kadar Abu
Aspal
Bonggol Aspal Bonggol Semen Kasar Halus Jumlah
(gr)
Jagung (%) Jagung (gr) (gr) (gr)
(%) (gr)
0 66.00 0.00 71,40 448,2 614,4 1200
20 66.00 14,28 57,12 448,2 614,4 1200
40 66.00 28,56 42,84 448,2 614,4 1200
5.50
60 66.00 42,84 28,56 448,2 614,4 1200
80 66.00 57,12 14,28 448,2 614,4 1200
100 66.00 71,40 0,00 448,2 614,4 1200
Sumber : Komposisi Campuran AC-WC Dengan Substitusi Filler Abu Bonggol Jagung

b. Karakteristik Campuran AC-WC Melalui Pengujian Marshall

Konvensional

1. Hasil Perhitungan Bulk Spesific Gravity dan Effective Spesific Gravity

Benda uji dibuat dengan kadar aspal untuk campuran AC-WC

yaitu 5,5% dengan kadar abu bonggol jagung sebagai bahan substitusi

filler yaitu 0% : 100%, 20% : 80%, 40% : 60%, 60% : 40%, 80% : 20%

dan 100% : 0%. Hasil perhitungan Bulk Spesific Gravity dan Effective

Spesific Gravity dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Bulk Spesific Gravity dan Effective Spesific Gravity

44
Campuran AC-WC
Kadar Aspal (%)
5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5
Kadar Abu Bonggol Jagung (%) 0 20 40 60 80 100

Bulk Spesific Gravity Agregat 2.73 2.71 2.70 2.68 2.66 2.64

Effective Spesific Gravity Agregat 2.79 2.77 2.75 2.73 2.71 2.70
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium

2. Hasil Pengujian Marshall karakteristik Campuran AC-WC

Berdasarkan hasil pengujian Marshall karakteristik campuran AC-

WC dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Hasil Pengujian Marshall Karateristik Campuran AC-WC


Kadar
Kadar Abu
Aspal Bonggol Stabilitas VIM Flow VMA VFB
(%) Jagung
(%)
Min 800 3-5 2-4 Min Min
PERSYARATAN
(kg) (%) (mm) 15 (%) 65 (%)
5.50 0 1159.76 4.16 3.47 15.72 73.55
5.50 20 1255.14 4.01 2.88 15.52 74.18
5.50 40 1390.76 3.85 2.50 15.31 74.89
5.50 60 1436.40 3.67 2.41 15.10 75.66
5.50 80 1282.54 3.48 2.43 14.86 76.62
5.50 100 1110.17 3.21 2.81 14.56 77.96
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium

1). Analisis terhadap Stabilitas

Hasil Pengujian terhadap Stabilitas dapat dilihat pada Tabel

18 dan Gambar 7.

Tabel 18. Nilai Stabilitas Dari Pengujian Karakteristik Campuran AC-WC

45
Kadar
5.50 5.50 5.50 5.50 5.50 5.50
Aspal (%)
kadar abu
bonggol 0 20 40 60 80 100
jagung (%)
1167.39 1281.84 1350.51 1472.31 1352.61 1144.50
Stabilitas 1178.84 1247.51 1373.40 1412.46 1258.95 1087.28
1133.06 1236.06 1448.37 1424.43 1236.06 1098.72
Rata-Rata 1159.76 1255.14 1390.76 1436.40 1282.54 1110.17
Persyaratan Min 800 kg
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium

2600.00
2400.00
2200.00
2000.00
1800.00
STABILITAS(kg)

1600.00
1400.00
f(x) = − 0.111459375 x² + 10.9743375 x + 1132.4275
1200.00 R² = 0.858890426379121
1000.00
800.00
600.00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
KADAR ABU BONGGOL JAGUNG (%)
Stabilitas Minimum
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium
Gambar 7. Hubungan Antara Kadar Abu Bonggol Jagung dengan
Stabilitas
Keterangan : R = Menyatakan hubungan antara nilai X dan Y

Dengan menggunakan satu kadar aspal yaitu 5,50% dan

substitusi filler semen dengan kadar abu bonggol jagung yaitu 0%,

20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% diperoleh rata-rata nilai stabilitas

untuk kadar abu bonggol jagung 0% sebesar 1159.76 kg, untuk kadar

abu bonggol jagung 20% mengalami kenaikan hingga mencapai nilai

46
1255.14 kg, untuk kadar abu bonggol jagung 40% mengalami

kenaikan hingga mencapai nilai 1390.76 kg, untuk kadar abu bonggol

jagung 60% mengalami kenaikan hingga mencapai nilai 1436.40 kg,

untuk kadar abu bonggol jagung 80% mengalami penurunan hingga

mencapai nilai 1282.54 kg, dan untuk kadar abu bonggol jagung

100% juga mengalami penurunan hingga mencapai nilai 1110.17 kg.

Pada kadar abu bonggol jagung 0% - 100% masih memenuhi standar

yang di syaratkan dalam Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018.

Berdasarkan Gambar 7 dapat disimpulkan bahwa penambahan abu

bonggol jagung sebagai bahan substitusi filler semen, dari kadar abu

bonggol jagung 0%, 20%, 40%, dan 60% dengan satu kadar aspal

5,50% dalam campuran akan menghasilkan ikatan antar agregat

(Interlocking) yang di pengaruhi oleh abu bonggol jagung dan semen

yang mengisi rongga, sehingga menyebabkan campuran memliki

rongga yang kecil dan aspal akan mengikat dan mengisi rongga yang

tersisa sehingga campuran menjadi padat dan kuat sehingga stabilitas

campuran menjadi besar, tetapi bertambahnya kadar abu bonggol

jagung dari 80% dan 100% mengakibatkan ikatan agregat menjadi

lemah di karenakan penambahan abu bonggol jagung yang terlalu

banyak melebihi semen yang mengakibatkan banyaknya rongga

agregat yang terisi oleh abu bonggol jagung sehingga sulitnya aspal

mengikat agregat dan menghasilkan stabilitas campuran yang kecil.

47
2). Analisis terhadap VIM (Vim in Mix)

Hasil pengujian analisis terhadap VIM dapat dilihat pada Tabel

19 dan Gambar 8.

Tabel 19. Nilai VIM Dari Pengujian Karakteristik Campuran AC-


WC
Kadar
Aspal 5.50 5.50 5.50 5.50 5.50 5.50
(%)
kadar
abu
bonggol 0 20 40 60 80 100
jagung
(%)
4.22 4.14 3.80 3.70 3.15 3.10
VIM 4.14 3.90 4.08 3.58 3.62 3.33
4.11 3.98 3.65 3.75 3.67 3.19
Rata-Rata 4.16 4.01 3.85 3.67 3.48 3.21
Persyaratan 3–5%
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium

6.00
5.50
5.00
VIM( %)

4.50
4.00 f(x) = − 3.28108479406353E-05 x² − 0.00603335256947752 x
+ 4.15093188676484
3.50 R² = 0.843393626506461
3.00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Vim Minimum dan Maksimum KADAR ABU BONGGOL JAGUNG (%)
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium
Gambar 8. Hubungan Kadar Abu Bonggol Jagung Dengan VIM
Keterangan : R² = Menyatakan hubungan antara nilai X dan Y

Dengan menggunakan satu kadar aspal yaitu 5,50% dan

substitusi filler semen dengan kadar abu bonggol jagung yaitu 0%,

48
20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% diperoleh nilai VIM untuk kadar

abu bonggol jagung 0% didapatkan nilai sebesar 4,16%, untuk kadar

abu bonggol jagung 20% mengalami penurunan hingga mencapai

nilai 4,01%, untuk kadar abu bonggol jagung 40% mengalami

penurunan hingga mencapai nilai 3,85%, untuk kadar abu bonggol

jagung 60% mengalami penurunan hingga mencapai nilai 3,67%,

untuk kadar abu bonggol jagung 80% mengalami penurunan hingga

mencapai nilai 3,48% dan untuk kadar abu bonggol jagung 100%

juga mengalami penurunan hingga mencapai nilai 3,21%. Semua

nilai VIM dengan kadar abu bonggol jagung 0% - 100% masih

memenuhi standar yang di syaratkan dalam Spesifikasi Umum Bina

Marga Tahun 2018. Berdasarkan Gambar 8, dapat disimpulkan

bahwa semakin tinggi kadar abu bonggol jagung yang digunakan

maka nilai VIM semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, apabila kadar

abu bonggol jagung yang digunakan semakin kecil maka nilai VIM

akan semakin besar, hal ini di sebabkan oleh abu bonggol jagung

yang berfungsi mengurangi volume rongga udara dalam campuran

yang mengakibatkan rongga udara pada campuran menjadi kecil.

3). Analisis terhadap Flow

Hasil pengujian analisis terhadap flow dapat dilihat pada Tabel

20 dan Gambar 9.

49
Tabel 20. Nilai Flow Dari Pengujian Karakteristik Campuran AC-
WC
Kadar
Aspal 5.50 5.50 5.50 5.50 5.50 5.50
(%)

kadar
abu
bonggol 0 20 40 60 80 100
jagung
(%)
3.50 2.84 2.51 2.35 2.38 2.75
Flow 3.45 2.87 2.52 2.43 2.47 2.82
3.47 2.94 2.48 2.46 2.45 2.85
Rata-Rata 3.47 2.88 2.50 2.41 2.43 2.81
Persyaratan Min 2 - 4 mm
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium

5.00

4.50

4.00
FLOW(mm)

3.50
f(x) = 0.00028645833333333 x² − 0.035464880952381 x
3.00 R²+ =3.47511904761905
0.986877501453179
2.50

2.00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

KADAR
Flow Minimum dan ABU BONGGOL JAGUNG (%)
Maksimum
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium
Gambar 9. Hubungan Kadar Abu Bonggol Jagung Dengaan Flow
Keterangan : R² = Menyatakan hubungan antara nilai X dan Y

Dengan menggunakan satu kadar aspal yaitu 5,50% dan

substitusi filler semen dengan kadar abu bonggol jagung yaitu 0%,

20%, 40%, 60%, 80% dan 100% diperoleh nilai flow untuk kadar

abu bonggol jagung 0% didapatkan nilai sebesar 3,47 mm, untuk

50
kadar abu bonggol jagung 20% mengalami penurunan hingga

mencapai nilai 2,88 mm , untuk kadar abu bonggol jagung 40%

mengalami penurunan hingga mencapai nilai 2,50 mm, untuk kadar

abu bonggol jagung 60% mengalami penurunan hingga mencapai

nilai 2,41 mm, untuk kadar abu bonggol jagung 80% mengalami

kenaikan hingga mencapai nilai 2,43 mm dan untuk kadar abu

bonggol jagung 100% mengalami kenaikan hingga mencapai nilai

2,81 mm. Untuk nilai flow dengan kadar abu bonggol jagung 0% -

100% masih memenuhi standar yang di syaratkan dalam Spesifikasi

Umum Bina Marga Tahun 2018 dan untuk nilai flow dengan kadar

abu bonggol jagung 100% tidak memenuhi spesifikasi. Berdasarkan

Gambar 9 disimpulkan bahwa jika penggunaan abu bonggol jagung

dalam campuran beraspal yang semakin meningkat, maka rongga

pada campuran akan semakin banyak yang terisi oleh aspal, hal ini

yang menyebabkan kelelehan menjadi kecil, akan tetapi penambahan

abu bonggol jagung yang terlalu banyak hingga melewati kadar abu

bonggol jagung 60% akan menyebabkan sulitnya aspal saling

mengikat dengan agregat karena kurangnya kemampuan abu

bonggol jagung untuk mengikat aspal dan agregat dibandingkan

dengan semen.

4). Analisis terhadap VMA (Void in Mineral Aggregate)

Hasil pengujian analisis terhadap VMA dapat dilihat pada Tabel

21 dan Gambar 10.

51
Tabel 21. Nilai VMA Dari Pengujian Karakteristik Campuran AC-
WC
Kadar
Aspal 5.50 5.50 5.50 5.50 5.50 5.50
(%)
kadar
abu
bonggol 0 20 40 60 80 100
jagung
(%)
15.78 15.64 15.28 15.12 14.57 14.46
VMA 15.71 15.43 15.52 15.01 14.98 14.67
15.68 15.50 15.14 15.16 15.03 14.54
Rata-Rata 15.72 15.52 15.31 15.10 14.86 14.56
Persyaratan Min 14 %
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium

16.00

f(x) = − 2.82997776175732E-05 x² − 0.00864875886764416 x


15.50 + 15.7146130372938
R² = 0.912810301683898
A(%)

15.00
VM

14.50

14.00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
VMA Minimum danKADAR
Maksimum
ABU BONGGOL JAGUNG (%)
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium
Gambar 10. Hubungan Kadar Abu Bonggol Jagung Dengan VMA
Keterangan : R² = Menyatakan hubungan antara nilai X dan Y

Dengan menggunakan satu kadar aspal yaitu 5,50% dan

substitusi filler semen dengan kadar abu bonggol jagung yaitu 0%,

20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% diperoleh nilai VMA untuk kadar

abu bonggol jagung 0% didapatkan nilai sebesar 15,72%, untuk

52
kadar abu bonggol jagung 20% mengalami penurunan hingga

mencapai nilai 15,52%, untuk kadar abu bonggol jagung 40%

mengalami penurunan hingga mencapai nilai 15,31%, untuk kadar

abu bonggol jagung 60% mengalami penurunan hingga mencapai

nilai 15,10%, untuk kadar abu bonggol jagung 80% juga mengalami

penurunan hingga mencapai nilai 14,85%, dan untuk kadar abu

bonggol jagung 100% juga mengalami penurunan hingga mencapai

nilai 14,56%. Untuk nilai VMA dengan kadar abu bonggol jagung

0%, 20%, 40%, 60% masih memenuhi standar yang di syaratkan

dalam Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 dan untuk nilai

VMA dengan kadar abu bonggol jagung 80% dan 100% tidak

memenuhi spesifikasi. Hal ini dipengaruhi oleh semakin banyak

kadar abu bonggol jagung yang digunakan, maka rongga agregat

semakin kecil karena telah terisi oleh abu bonggol jagung. Dari

Gambar 10 dapat disimpulkan bahwa semakin banyak kadar abu

bonggol jagung yang di gunakan maka rongga dalam agregat yang

terisi abu bonggol jagung semakin kecil sehingga nilai VMA akan

menurun. Hal ini di sebabkan karena abu bonggol jagung telah

mengisi rongga agregat, sehingga rongga agregat pun menjadi kecil,

dan dapat juga di lihat pada kadar abu bonggol jagung 80% dan

100% yang tidak memenuhi spesifikasi, bahwa abu bonggol jagung

yang terlalu banyak juga akan mengakibatkan aspal sulit

menyelimuti agregat dan akan membuat aspal sulit mengikat.

53
5). Analisis terhadap VFB (Void Filled With Bitumen)

Hasil pengujian analisis terhadap VFB dapat dilihat pada Tabel

22 dan Gambar 11.

Tabel 22. Nilai VFB Dari Pengujian Karakteristik Campuran AC-


WC
Kadar Aspal
5.50 5.50 5.50 5.50 5.50 5.50
(%)
kadar abu
bonggol 0 20 40 60 80 100
jagung (%)
73.5
73.23 75.10 75.54 78.39 78.55
1
74.7
VFB 73.62 73.69 76.16 75.86 77.27
2
74.3
73.79 75.88 75.29 75.60 78.08
1
74.1
Rata-Rata 73.55 74.89 75.66 76.62 77.96
8
Persyaratan Min 65%
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium

81.00
79.00
77.00
f(x) = 0.000203066048339 x² + 0.0227846134815357 x + 73.5928742147161
R² = 0.807726827101535
75.00
73.00
VFB(%)

71.00
69.00
67.00
65.00
0 20 40 60 80 100
VFB Minimum
KADAR ABU BONGGOL JAGUNG (%)
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium
Gambar 11. Hubungan Kadar Abu Bonggol Jagung Dengan VFB

Keterangan : R² = Menyatakan hubungan antara nilai X dan Y

54
Dengan menggunakan satu kadar aspal yaitu 5,50% dan

substitusi filler semen dengan kadar abu bonggol jagung yaitu 0%,

20%, 40%, 60%, 80% dan 100% diperoleh nilai VFB untuk kadar

abu bonggol jagung 0% didapatkan nilai sebesar 73,55%, untuk

kadar abu bonggol jagung 20% mengalami kenaikan hingga

mencapai nilai 74,18%, untuk kadar abu bonggol jagung 40%

mengalami kenaikan hingga mencapai nilai 74,89%, untuk kadar abu

bonggol jagung 60% mengalami kenaikan hingga mencapai nilai

75,66%, untuk kadar abu bonggol jagung 80% juga mengalami

kenaikan hingga mencapai nilai 76,62%, dan untuk kadar abu

bonggol jagung 100% juga mengalami kenaikan hingga mencapai

nilai 77,96%. Untuk nilai VFB dengan kadar abu bonggol jagung 0%

- 100% memenuhi Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018.

Berdasarkan Gambar 11 dapat disimpulkan bahwa penggunaan kadar

abu bonggol jagung yang semakin bertambah akan meningkatkan

nilai VFB, karena kenaikkan kadar abu bonggol jagung dalam

campuran menyebabkan rongga-rongga dalam campuran semakin

sedikit tetapi aspal masih dapat mengisi rongga yang mengakibatkan

nilai VFB menjadi meningkat dengan bertambahnya kadar abu

bonggol jagung.

55
C. Pembahasan

a. Karakteristik Filler Abu Bonggol Jagung

Yang dimaksud dengan karakteristik filler abu bonggol jagung adalah

hasil pemeriksaan berat jenis abu bonggol jagung di Laboratorium. Berdasarkan

hasil pemeriksaan berat jenis filler abu bonggol jagung maka diperoleh berat

jenisnya sebesar 1,929. Pengujian ini berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga

tahun 2018, dimana Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2018 tidak

mencantumkan nilai batasan untuk berat jenis filler

b. Karakteristik Campuran AC-WC

Berdasarkan hasil pengujian dengan metode Marshall Konvensional pada

campuran AC-WC yang menggunakan agregat Batu Sungai Sadang Kecamatan

Makale Kabupaten Tana Toraja dan abu bonggol jagung sebagai bahan subtitutsi

filler maka diperoleh:

1. Stabilitas

Berdasarkan Gambar 7 dan Tabel 18 serta persamaan garis y =

-0.1115x2 + 10.974x + 1132.4. Menunjukkan bahwa nilai stabilitas dari

kadar abu bonggol jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%

bervariasi. Berdasarkan data hasil pengujian dapat diketahui bahwa

nilai stabilitas dari campuran AC-WC dengan menggunakan abu

bonggol jagung sebagai subtitusi filler dengan kadar abu bonggol

jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%, pada kadar abu bonggol

jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% masih memenuhi

56
spesifikasi yang di syaratkan dalam Spesifikasi Umum Bina Marga

Tahun 2018 yaitu tidak lebih rendah dari 800 kg.

1. VIM (Vim in Mix)

Berdasarkan Gambar 8 dan Tabel 19 serta persamaan garis y =

-3E-05x2 - 0.006x + 4.1509. Menunjukkan bahwa nilai VIM dari kadar

abu bonggol jagung 0% hingga kadar abu bonggol jagung 100%

mengalami penurunan. Berdasarkan data hasil pengujian dapat

diketahui bahwa nilai VIM dari campuran AC-WC dengan

menggunakan abu bonggol jagung sebagai subtitusi filler dengan kadar

abu bonggol jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%, pada kadar

abu bonggol jagung 0%-100% masih memenuhi spesifikasi yang di

syaratkan dalam Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 yaitu

yaitu tidak lebih rendah dari 3% dan tidak lebih tinggi dari 5%.

2. Flow

Berdasarkan Gambar 9 dan Tabel 20 serta persamaan garis y =

0.0003x2 - 0.0355x + 3.4751. Menunjukkan bahwa nilai Flow dari

kadar abu bonggol jagung 0% sampai kadar abu bonggol jagung 100%

mengalami peningkatan. Berdasarkan data hasil pengujian dapat

diketahui bahwa nilai Flow dari campuran AC-WC dengan

menggunakan abu bonggol jagung sebagai subtitusi filler dengan kadar

abu bonggol jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%, pada kadar

abu bonggol jagung 0%-100% masih memenuhi spesifikasi yang di

57
syaratkan dalam Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 yaitu

tidak lebih rendah dari 2 mm dan tidak lebih tinggi dari 4 mm.

3. VMA (Void in Mineral Aggregate)

Berdasarkan Gambar 10 dan Tabel 21 serta persamaan garis y

= -3E-05x2 - 0.0086x + 15.715. Menunjukkan bahwa nilai VMA dari

kadar abu bonggol jagung 0% sampai kadar abu bonggol jagung 100%

mengalami penurunan. Berdasarkan data hasil pengujian dapat

diketahui bahwa nilai VMA dari campuran AC-WC dengan

menggunakan abu bonggol jagung sebagai subtitusi filler dengan kadar

abu bonggol jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% pada kadar

abu bonggol jagung 0%, 20%, 40%, dan 60% masih memenuhi

spesifikasi yang di syaratkan dalam Spesifikasi Umum Bina Marga

Tahun 2018 yaitu tidak lebih rendah dari 15% tetapi pada kadar abu

bonggol jagung 80% dan 100% tidak memenuhi spesifikasi yang di

syaratkan dalam Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 karena

nlai VMA dari kadar abu bonggol jagung 80% dan 100% berada di

bawah 15%.

4. VFB (Void Filled With Bitumen)

Berdasarkan Gambar 11 dan Tabel 22 serta persamaan garis y

= 0.0002x2 + 0.0228x + 73.593. Berdasarkan data hasil pengujian

dapat diketahui bahwa nilai VFB dari campuran AC-WC dengan

menggunakan abu bonggol jagung sebagai subtitusi filler dengan kadar

58
abu bonggol jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%, pada kadar

abu bonggol jagung 0%-100% masih memenuhi spesifikasi yang di

syaratkan dalam Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 yaitu

tidak lebih rendah dari 65%.

a. Pengaruh Abu Bonggol Jagung Terhadap Karakteristik Campuran AC-


WC
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat di lihat pengaruh kadar abu

bonggol jagung terhadap campuran AC-WC dengan membandingkan kualitas

campuran yang dapat dilihat pada setiap kadar abu bonggol jagung 0% (non abu

bonggol jagung), 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% yang dapat dilihat pada Tabel

23 dengan kolom berwarna yang artinya memenuhi Spesifikasi Umum Bina

Marga tahun 2018 sedangkan kolom yang tidak berwarna tidak memnuhi

Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2018.

Tabel 23. Nilai perbandingan Filler Abu Bonggol Jagung berdasarkan pengujian
Jenis Filler Kadar (%) Stabilitas Flow VIM VMA VFB
0 1159.76 3.47 4.16 15.72 73.55
20 1255.14 2.88 4.01 15.52 74.18

Abu Bonggol 40 1390.76 2.50 3.85 15.31 74.89


Jagung 60 1436.40 2.41 3.67 15.10 75.66
80 1282.54 2.43 3.48 14.86 76.62
100 1110.17 2.81 3.21 14.56 77.96
2-4 3-5
PERSYARATAN 800 Kg 15% 65%
mm %
Sumber : Hasil Perhitungan Pengujian Laboratorium

Dengan menggunakan komposisi agregat kasar dan agregat halus yang

yang sama pada penelitian Yance Panggalo dengan substitusi filler abu bonggol

jagung terhadap filler semen, maka pengaruh kadar abu bonggol jagung dapat

59
dilihat dengan membandingkan data hasil pengujian yang ada pada kadar abu

bonggol jagung 0% (non abu bonggol jagung), 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%.

Dari hasil pengujian, dapat di simpulkan bahwa nilai stabilitas pada kadar abu

bonggol jagung 0%, 20%, 40%, dan 60% mengalami peninggkatan kemudian

pada kadar abu 80% dan 100% mengalami penurunan tetapi masih memenuhi

standar yang tercantum dalam Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2018,

sedangkan nilai flow pada kadar abu bonggol jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%,

dan 100% bervariasi tetapi masih memenuhi standar yang tercantum dalam

Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2018, sedangkan nilai VFB pada kadar abu

bonggol jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% mengalami peningkatan

tetapi masih memenuhi standar yang tercantum dalam Spesifikasi Umum Bina

Marga tahun 2018, sedangkan nilai VIM pada kadar abu bonggol jagung 0%,

20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% mengalami penurunan tetapi masih memenuhi

standar yang tercantum dalam Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2018, dan

nilai VMA pada kadar abu bonggol jagung 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%

mengalami penurunan hingga mencapai batas minimum yang di syaratkan dalam

Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2018 pada kadar abu bonggol jagung

67,33%. Hal ini disebabkan karena dengan ditambahnya kadar abu bonggol

jagung 20%, 40%, dan 60% terhadap filler semen, maka abu bonggol jagung dan

semen akan mengisi rongga, sehingga aspal yang bercampur dengan abu bonggol

jagung dan semen akan mengisi rongga yang tersisa dan menyelimuti agregat

sehingga agregat saling mengunci dan kualitas campuran akan menjadi padat dan

kuat yang akan menghasilkan stabilitas yang besar. Tetapi penggunaan kadar abu

60
bonggol jagung 80% dan 100% yang melebihi semen akan mengakibatkan

banyaknya rongga agregat yang terisi oleh abu bonggol jagung sehingga sulitnya

aspal mengikat agregat dan menghasilkan kualitas campuran menurun dan yang

dapat digunakan sebagai lapisan perkerasan yang memenuhi persyaratan dalam

Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2018 adalah kadar abu bonggol jagung 0% -

60%.

61
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dari pengujian karakteristik filler abu bonggol jagung berupa pengujian berat

jenis diperoleh nilai berat jenis abu bonggol jagung yaitu 1,929 yang masih

memenuhi Standar Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 karena pada Standar

Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 tidak mencantumkan nilai batasan untuk

berat jenis filler.

2. Melalui uji marshall dapat diketahui bahwa campuran AC-WC dengan

substitusi abu bonggol jagung dengan kadar abu bonggol jagung 0% hingga

60% masih memenuhi Standar Spesifikasi Umum Bina Marga 2018

sedangkan 80% dan 100% tidak memenuhi Standar Spesifikasi Umum Bina

Marga 2018 dengan nilai stabilitas 1087.28 kg - 1472.31 kg, nilai flow 2.35 mm –

3.5 mm, nilai VIM 3.10 % - 4.22 %, nilai VMA 14.46 % - 15.78 %, dan nilai VFB

73.23 % - 78.55 %.

3. Pengaruh bertambahnya kadar abu bonggol jagung dari 0%, 20%, 40%, 60%,

80% dan 100% sangat berpengaruh terhadap nilai stabilitas, flow, VIM,

VMA, dan VFB karena semakin bertambahnya abu bonggol jagung akan

mengakibatkan sulitnya partikel agregat saling mengikat dengan aspal karena

dominannya abu bonggol jagung dalam campuran karena kurangnya

kemampuan abu bonggol jagung untuk mengikat agregat dibandingkan

dengan semen oleh karena itu pada kadar abu bonggol jagung 80% dan 100%

tidak memenuhi Standar Spesifikasi Umum Bina Marga 2018.


B. Saran

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam

memanfaatkan limbah bonggol jagung yang di buang begitu saja dan dapat

dijadikan sebagai bahan subtitusi filler semen dalam campuran AC-WC.

2. Melalui penelitian diharapkan penggunaan abu bonggol jagung dapat

digunakan untuk meminimalkan penggunaan filler semen dalam campuran

perkerasan jalan.

3. Penelitian penggunaan bahan abu bonggol jagung sebagai bahan substitusi

filler semen dapat dilanjutkan untuk digunakan pada campuran Laston AC -

Base, Lataston HRS - BC dan Lataston HRS - Base.

63
DAFTAR PUSTAKA

Adesanya, Raheem, 2009. Development Of Corn Cob Ash Blended Cement.


Construction and Building Materials, 23(1), pp. 347-352.

Agnis Irman Edra Pakka, 2021. Krakteristik Campuran Laston Lapis Antara
Menggunakan Abu Jerami Sebagai Bahan Substitusi Filler, Makassar:
Fakultas Teknik Universitas Kristen Indonesia Pulus.

Fajar Dwi Fauzi Hidayat, 2015. Sintesis Silika Gel Dari Abu Tongkol Jagung Dan
Uji Sifat. Kumpulan Jurnal Kimia.

Fani.L.A, Irianto, 2020. Pemanfaatan Agregat Sungai Wanggar Kabupaten Nabire


Sebagai Bahan. Paulus Civil Engineering Journal, 1(2).

Husin, A, A, 2003. Pemanfaatan Limbah Untuk Bahan Bangunan. 3 ed. Jakarta:


Erlangga.

Ir. Tasripin Sartiyono, MT, dkk, 2016. Modul Spesifikasi Perkerasan Aspal.
Bandung: Pusat pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan Permukiman,
dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah.

Itu, Maria Prisilia Hederanti, 2021. Study Pemanfaatan Abu Bonggol Jagung
Sebagai Bahan Substitusi Semen Untuk Beton Normal, Makassar: Fakultas
Teknik Universitas Kristen Indonesia Paulus.

Malingga, Yospina, 2021. Pemanfaatan Agregat Sungai Pucak Kabupaten Maros


Untuk Campuran Laston Lapisan Aus, Makassar: Fakultas Teknik
Universitas Kristen Indonesia Paulus.

Nilamsari Wendani, 2020. Studi Penggunaan Agregat Sungai Bittuang Sebagai


Bahan Campuran AC-WC. Paulus Civil Engineering Journal, 2(2).

Panggalo Yance, 2020. Penggunaan Batu Sungai Sa’dang Kelurahan Batupapan


Kecamatan Makale Dalam Campuran AC-WC, Makassar: Fakultas Teknik
Universitas Kristen Indonesia Paulus.

Rombot Prylita, 2015. Kajian Kinerja Campuran Beraspal Panas Jenis Lapis aspal
Beton Sebagai Lapis Aus Bergradasi Kasar dan Halus. Jurnal Sipil Statik,
3(3).

Suprapto, 2004. Bahan dan Struktur Jalan Raya. Yogyakarta: KMTS FT UGM.

Triadi David, 2019. Pengaruh Pemanfaatan Abu Sekam Padi Sebagai Filler Pada
Campuran Aspal (AC-WC), Palembang: Universitas Muhammadiyah

xvi
Palembang.

xvii
LAMPIRAN A
Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran A-1

PEMERIKSAAN ABRASI AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

Tanggal : 10 Juli 2020

Dikerjakan : Yance Panggalo

No. Stambuk : 616 0505 16 0245

Sumber Contoh : Sungai Sa’dang Kelurahan Batupapan Kecamatan Makale

Berat Sampel : 5000 gram

Gradasi Pemeriksaan Fraksi A


Saringan (mm)
Berat Sampel I
Lolos Tertahan
76,2 63,5 -
63,5 50,8 -
50,8 37,5 (3/2”) -
37,5 (3/2”) 25,4 (1”) -
25,4 (1”) 19,0 (3/4”) 2500 gram
19,0 (3/4”) 12,5 (1/2”) 2500 gram
12,5 (1/2”) 9,5 (3/8”) -
9,5 (3/8”) 6,3 (1/4”) -
6,3 (1/4”) 4,75 (No. 4) -
4,75 (No. 4) 2,36 (No. 8) -
Jumlah Berat A = 5000 gram
Berat Tertahan Saringan No. 12 B = 4776 gram
Spesifikasi ≤40%
Metode SNI 2417:2008
A- B
Keausan = x100 % = 5,04% Keterangan : - Jumlah Bola Baja = 12 Buah
A
- Jumlah Putaran = 500 putaran

Makassar, 08 Agustus 2020


Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran A-2

PEMERIKSAAN ABRASI AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

Tanggal : 10 Juli 2020

Dikerjakan : Yance Panggalo

No. Stambuk : 616 0505 16 0245

Sumber Contoh : Sungai Sa’dang Kelurahan Batupapan Kecamatan Makale

Berat Sampel : 5000 gram

Gradasi Pemeriksaan Fraksi B


Saringan (mm)
Lolos Tertahan Berat Sampel I
76,2 63,5 -
63,5 50,8 -
50,8 37,5 (3/2”) -
37,5 (3/2”) 25,4 (1”) -
25,4 (1”) 19,0 (3/4”) -
19,0 (3/4”) 12,5 (1/2”) -
12,5 (1/2”) 9,5 (3/8”) 2500 gram
9,5 (3/8”) 6,3 (1/4”) 2500 gram
6,3 (1/4”) 4,75 (No. 4) -
4,75 (No. 4) 2,36 (No. 8) -
Jumlah Berat A = 5000 gram
Berat Tertahan Saringan No. 12 B = 4780 gram
Spesifikasi ≤40%
Metode SNI 2417:2008
A- B
Keausan = x100 % = 5,48 % Keterangan : - Jumlah Bola Baja = 11 Buah
A
- Jumlah Putaran = 500 putaran

Makassar, 08 Agustus 2020


Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran A-3

PEMERIKSAAN ABRASI AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

Tanggal : 10 Juli 2020

Dikerjakan : Yance Panggalo

No. Stambuk : 616 0505 16 0245

Sumber Contoh : Sungai Sa’dang Kelurahan Batupapan Kecamatan Makale

Berat Sampel : 5000 gram

Gradasi Pemeriksaan Fraksi C


Saringan (mm)
Lolos Tertahan Berat Sampel I
76,2 63,5 -
63,5 50,8 -
50,8 37,5 (3/2”) -
37,5 (3/2”) 25,4 (1”) -
25,4 (1”) 19,0 (3/4”) -
19,0 (3/4”) 12,5 (1/2”) -
12,5 (1/2”) 9,5 (3/8”) -
9,5 (3/8”) 6,3 (1/4”) 2500 gram
6,3 (1/4”) 4,75 (No. 4) 2500 gram
4,75 (No. 4) 2,36 (No. 8) -
Jumlah Berat A = 5000 gram
Berat Tertahan Saringan No. 12 B = 4688 gram
Spesifikasi ≤40%
Metode SNI 2417:2008
A- B
Keausan = x100 % = 5,4% Keterangan : - Jumlah Bola Baja = 8 Buah
A
- Jumlah Putaran = 500 putaran

Makassar, 08 Agustus 2020


Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran A-4

PEMERIKSAAN ABRASI AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

Tanggal : 10 Juli 2020

Dikerjakan : Yance Panggalo

No. Stambuk : 616 0505 16 0245

Sumber Contoh : Sungai Sa’dang Kelurahan Batupapan Kecamatan Makale

Berat Sampel : 5000 gram

Gradasi Pemeriksaan Fraksi D


Saringan (mm)
Lolos Tertahan Berat Sampel I
76,2 63,5 -
63,5 50,8 -
50,8 37,5 (3/2”) -
37,5 (3/2”) 25,4 (1”) -
25,4 (1”) 19,0 (3/4”) -
19,0 (3/4”) 12,5 (1/2”) -
12,5 (1/2”) 9,5 (3/8”) -
9,5 (3/8”) 6,3 (1/4”) -
6,3 (1/4”) 4,75 (No. 4) -
4,75 (No. 4) 2,36 (No. 8) 5000 gram
Jumlah Berat A = 5000 gram
Berat Tertahan Saringan No. 12 B = 4890 gram
Spesifikasi ≤40%
Metode SNI 2417:2008
A- B
Keausan = x100 % = 5,22 % Keterangan : - Jumlah Bola Baja = 6 Buah
A
- Jumlah Putaran = 500 putaran

Makassar, 08 Agustus 2020


Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran A-5

PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT


KASAR

Tanggal : 7 Juli 2020

Dikerjakan : Yance Panggalo

No. Stambuk : 616 0505 16 0245


Sumber Contoh : Sungai Sa’dang Kelurahan Batupapan Kecamatan Makale

Berat Sampel : 1000 gram


No. Contoh I II Spesifikasi
Berat contoh kering oven A 998 gram 993 gram
Berat contoh kering
B 1016 gram 1010 gram Min Max
permukaan
Berat contoh dalam air C 620 gram 621 gram
Berat jenis bulk A 2,520 2,553 2,5
-
(atas dasar kering oven) B- Rata-rata = 2,54 %
C
Berat jenis bulk 2,566 2,596
B 2,5
(atas dasar kering -
B- Rata-rata = 2,581 %
permukaan)
C
A 2,640 2,669 2,5
Berat jenis semu -
A- Rata-rata = 2,655 %
C
(B - A) x 100 % 1,80% 1,71%
Penyerapan air A - 3%
Rata-rata = 1,76 %

Metode SNI 1969:2016

Makassar, 08 Agustus 2020


Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran A-6

PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

Tanggal :7 Juli 2020

Dikerjakan : YANCE PANGGALO

No. Stambuk : 616 0505 16 0245

Sumber Contoh : Sungai Sa’dang Kelurahan Batupapan Kecamatan Makale

Berat Sampel : 500 gram

No. Contoh I II Spesifikasi


Berat contoh kering oven A 496 490
Berat botol + air sampai
B 683 662
batas kalibrasi Min Max
Berat contoh + botol + air
C 987 973
sampai batas kalibrasi
Berat jenis bulk A 2,53 2,59 2,5
-
(atas dasar kering oven) B + 500 - C Rata-rata = 2,56 %
Berat jenis bulk 500 2,55 2,65
2,5
(atas dasar kering -
B + 500 - C Rata-rata = 2,60 %
permukaan)
A 2,58 2,74 2,5
Berat jenis semu -
B+A-C Rata-rata = 2,66 %
(500 - A) x 100 % 0,81% 2,04%
Penyerapan air A - 3%
Rata-rata = 1,42%
Metode SNI 1969:2016
Makassar, 08 Agustus

2020
Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran A-7

ANALISA SARINGAN

Tanggal : 5 Juli 2020

Dikerjakan : YANCE PANGGALO

No. Stambuk : 616 0505 16 0245

Sumber Contoh : Sungai Sa’dang Kelurahan Batupapan Kecamatan Makale

Berat Sampel : 1000 gram

Persen Persen
Ukuran Berat Kumulatif
Spesifikasi (%) kumulatif lolos
Saringan Tertahan Tertahan
Tertahan (%)
3/4” 100 0 0 0 100
1/2” 90 - 100 52.1 52.10 5.21 94.79
3/8” 77 - 90 115.55 167.65 16.77 83.23
No.4 53 - 69 180.20 347.85 34.80 65.20
No.8 33 - 53 168.25 516.10 51.64 48.36
No.16 21 - 40 120.81 636.91 63.73 36.27
No.30 14 - 30 98.6 735.46 73.59 26.41
No.50 9 - 22 87.35 822.81 82.33 17.67
No.100 6 - 15 84.58 907.39 90.79 9.21
No.200 4 - 9 53.22 960.61 96.11 3.89
PAN 0 - 0 38.84 999.45 100.00 0.00
TOTAL 999.45 SNI ASTM C136:2012
Makassar, 08 Agustus 2020
Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran A-8

PEMERIKSAAN AGREGAT LOLOS AYAKAN NO. 200

Tanggal :5 Juli 2020

Dikerjakan : YANCE PANGGALO

No. Stambuk : 616 0505 16 0245

Sumber Contoh : Sungai Sa’dang Kelurahan Batupapan Kecamatan Makale

Berat Sampel : 500 gram.

Item Pengujian Indeks Sampel


Berat Kering Benda Uji + Wadah W1 628
Berat Wadah W2 128
Berat Kering Benda Uji W3 = W1 -W2 500
Berat Kering Benda Uji Sesudah
W4 595,9
Pencucian + Wadah
Berat Benda Uji Sesudah Pencucian W5= W4 - W2 467,9

Persen Lolos Saringan Nomor 200 W6=((𝑊3−𝑊5)/𝑊3)x100 6,42

Spesifikasi ≤10%

Metode SNI ASTM C117-2012

Makassar, 08 Agustus 2020


Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran A-9

PEMERIKSAAN NILAI SETARA PASIR

Tanggal : 6 Juli 2020

Dikerjakan : YANCE PANGGALO

No. Stambu : 616 0505 16 0245

Sumber Contoh : Sungai Sa’dang Kelurahan Batupapan Kecamatan Makale

Berat Sampel : 200 gram

Urain I II
Pembacaan Skala Permukaan Lumpur Pada Dinding Gelas
(Tinggi keseluruhan benda Uji pada gelas Ukur) 12,4 12,9
Pembacaan Skala Pasir Pada Gelas ukur 11,9 12,4
Nilai Sand Equivalent Test (SE) = (𝑷𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂𝒂𝒏 𝑺𝒌𝒂𝒍𝒂
𝒑𝒂𝒔𝒊𝒓 (𝟐))/(𝑷𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂𝒂𝒏 𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝒍𝒖𝒎𝒑𝒖𝒓 (𝟏))x100 95,968 96,124

Rata-rata 96,046%
Kadar Lumpur = 100 % - SE (%) 3,954%
Sand Equivalent ≥50%
Spesifikasi Kadar Lumpur -
Metode SNI 03-4428-1997
Makassar, 08 Agustus 2020
Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran A-10

PEMERIKSAAN PARTIKEL KEPIPIHAN DAN KELONJONGAN

Tanggal :5 Juli 2020

Dikerjakan : YANCE PANGGALO

No. Stambuk : 616 0505 16 0245

Sumber Contoh : Sungai Sa’dang Kelurahan Batupapan Kecamatan Makale

Berat Sampel : 1000 gram

Berat Lolos Uji Indeks Lolos Uji Indeks


Persen
Tertaha Kelonjonga
Tertahan Kepipihan Kepipihan (%) Kelonjongan (%)
n n
Saringa (M3F/M2)x100 (M3E/M2)x100
n (inchi) (gram) (%) (gram) % (gram) %
(M/M1)x100
(M) (M3F) (M3E)
%
1" 0 0 0 0 0 0
3/4 234 23.4 40 4.00 47 4.70
1/2 616 61.6 38 3.80 42 4.20
3/8 150 15.0 34 3.40 31 3.10
1/4 - - - - - -
M1 = 1000 Gram
M2 = 1000 Gram
TOTAL 112 120
INDEKS KEPIPIHAN (%) M3F/M2 1.12
INDEKS KELONJONGAN (%) M3E/M2 1.20
Standar Bina marga (ASTM D4791-10) Maks 10 % Maks 10 %

Makassar, 08 Agustus 2020


Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran A-11

PEMERIKSAAN KELEKATAN AGREGAT TERHADAP ASPAL

Tanggal : 10 Juli 2020

Dikerjakan : YANCE PANGGALO

No. Stambuk : 616 0505 16 0245

Sumber Contoh : Sungai Sa’dang Kelurahan Batupapan Kecamatan Makale

Spesifikasi Bina Marga


Jenis Pemeriksaan Cara Pemeriksaan Hasil Uji Pen 60/70 Satuan Ket
Min Maks
Memenuhi
Kelekatan aspal SNI 2439:2011 > 98 95 - %
standar

Makassar, 08 Agustus 2020


Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran A-12

PEMERIKSAAN BERAT JENIS FILLER ( SEMEN )

Tanggal : 10 Juli 2020

Dikerjakan : YANCE PANGGALO

No. Stambuk : 616 0505 16 0245

Sumber Contoh : Semen Tonasa

Nomor piknometer / labu ukur I II


Berat piknometer + contoh (W2) 95.52 77.94
Berat piknometer (W1) 75.62 51.06
Berat tanah ( Ws = W2 – W1) 19.9 26.88
Suhu 27 ° C 28 ° C
Berat piknometer + air + filler (W3) 186.37 169.19
Berat piknometer + air pada T˚C (W4) 172.77 150.9
W5 = W2 – W1 + W4 192.67 177.78
Isi filler (W5 – W3) 6.3 8.59
Berat jenis Gs = Ws / (W5-W3) 3.16 3.13
Rata-rata 3.14
SNI 2531-2015 -
Makassar, 08 Agustus 2020
Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran A-13

PENGUJIAN PENETRASI

Tanggal : 15 Juli 2020

Dikerjakan : YANCE PANGGALO

No. Stambuk : 616 0505 16 0245

Jenis Contoh : Aspal Penetrasi 60/70

Sumber Sampel : Balai Penelitian dan Pengujian Baddoka

Penetrasi Pada Suhu 25°C, Beban Sampel


No.
50 gram, Waktu 5 detik I II
1 Pengamatan 1 66 66
2 Pengamatan 2 68 67
3 Pengamatan 3 67 68
4 Pengamatan 4 65 67
5 Pengamatan 5 67 66
Rata-rata 66,6 66.8
Nilai Penetrasi (0,1)mm 66.7
SNI 2456:2011 Persyaratan 60-70
Makassar, 08 Agustus 2020
Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran A-14

PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK ASPAL

Tanggal : 16 Juli 2020

Dikerjakan : YANCE PANGGALO

No. Stambuk : 616 0505 16 0245

Jenis Contoh : Aspal Penetrasi 60/70

Sumber Sampel : Balai Penelitian dan Pengujian Baddoka

No. Suhu Pengamatan °C Waktu (detik)

I II I II
1 5 5 01'02.98'' 01'02.98''
2 10 10 08'01.11'' 08'01.11
3 15 15 13'21.08'' 13'21.08''
4 20 20 15'28.95'' 15'28.95''
5 25 25 17'26.22'' 17'26.22''
6 30 30 19'25.75'' 19'25.75''
7 35 35 21'26.54'' 21'26.54''
8 40 40 24'05.33'' 24'05.33''
9 45 45 26'30.43'' 26'30.43''
10 49 50 28'38.09'' 29'00.03''
Jatuh 50.2 29'04.46''
SNI 2434-2011 ≥48 °C
Makassar, 08 Agustus 2020
Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran A-15

PEMERIKSAAN DAKTILITAS (KELENTURAN) ASPAL

Tanggal : 16 Juli 2020

Dikerjakan : YANCE PANGGALO

No. Stambuk : 616 0505 16 0245

Jenis Contoh : Aspal Penetrasi 60/70

Sumber Sampel : Balai Penelitian dan Pengujian Baddoka

Daktilitas Pada Suhu Pembacaan Pengukuran Pada


25°C, 5 cm per Menit Alat (cm)
Pengamatan I 150
Pengamatan II 150 Persyaratan ≥100
cm
Pengamatan III 150
Rata-rata (cm) 150
SNI 2432- 2011
Makassar, 08 Agustus 2020
Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran A-16

PEMERIKSAAN TITIK NYALA

Tanggal : 16 Juli 2020

Dikerjakan : YANCE PANGGALO

No. Stambuk : 616 0505 16 0245

Jenis Contoh : Aspal Penetrasi 60/70

Sumber Sampel : Balai Penelitian dan Pengujian Baddoka

Suhu Tititk Suhu Tititk Waktu Titik Waktu Titik


No Nyala Bakar Nyala Bakar
°C °C (detik) (detik)
1 150 150 0 0
2 160 160 00' 30,6'' 00' 30,6''
3 170 170 00' 40,0'' 00' 40,0''
4 180 180 1' 05,6'' 1' 05,6''
5 190 190 1' 25,7'' 1' 25,7''
6 200 200 2' 25,6'' 2' 25,6''
7 210 210 2' 50,0'' 2' 50,0''
8 220 220 3' 40,7'' 3' 40,7''
9 230 230 3' 53,8'' 3' 53,8''
10 240 240 4' 01,1'' 4' 01,1''
11 250 4' 29,5''
12 260 4' 49,3''
13 270 5' 20,2''
14 280 5' 26,00''
15 290 5' 40,3''
SNI 2433- 2011 ≥232 °C
Makassar, 08 Agustus 2020
Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran A-17

PEMERIKSAAN BERAT JENIS ASPAL

Tanggal : 15 Juli 2020

Dikerjakan : YANCE PANGGALO

No. Stambuk : 616 0505 16 0245

Jenis Contoh : Aspal Penetrasi 60/70

Sumber Sampel : Balai Penelitian dan Pengujian Baddoka

No. A D
B (gram) C (gram) E
Sampel (gram) (gram)

1 11.94 83.66 58.41 82.43 0.974 Persyaratan


2 13.89 84.31 58.66 86.65 1.055 ≥1.0
Rata-rata 1.015
SNI 2441- 2011
Makassar, 08 Agustus 2020
Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran A-18

PEMERIKSAAN BERAT YANG HILANG

Tanggal : 15 Juli 2020

Dikerjakan : YANCE PANGGALO

No. Stambuk : 616 0505 16 0245

Jenis Contoh : Aspal Penetrasi 60/70

Sumber Sampel : Balai Penelitian dan Pengujian Baddoka

A B C D E F G

Berat
Berat Berat Berat Persentase
No. Cawan Jumlah
Cawan Aspal Aspal Penurunan
Sampel Berat + Penurunan
+ Aspal Sebelum Setelah Berat
Cawan Aspal Berat (C-
Sebelum Oven Oven Aspal (F/C
Setelah E)
Oven (B-A) (D-A) x 100%)
Oven

1 12.83 58.04 45.21 57.81 44.98 0.23 0.509


2 13.01 63.1 50.09 62.92 49.91 0.18 0.359
Rata-rata 0.434
SNI 06-2441- 1991 ≤0,8
Makassar, 08 Agustus
2020
Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran A-19

PENGUJIAN PENETRASI THIN FILM OVEN TEST

Tanggal : 15 Juli 2020

Dikerjakan : YANCE PANGGALO

No. Stambuk : 616 0505 16 0245

Jenis Contoh : Aspal Penetrasi 60/70

Sumber Sampel : Balai Penelitian dan Pengujian Baddoka

Penetrasi Pada Suhu 25°C, Beban Sampel


No.
50 gram, Waktu 5 detik I II
1 Pengamatan 1 57 58
2 Pengamatan 2 56 57
3 Pengamatan 3 58 55
4 Pengamatan 4 56 57
5 Pengamatan 5 55 56
Rata-rata 56,4 56,6
Nilai Penetrasi (0,1)mm 56.5
Persyaratan min 54% dari nilai Penetrasi Semula
Penetrasi 56,5/66,7x100% = 84.7%
SNI 06-2456- 1991 ≥54
Makassar, 08 Agustus 2020
Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243
LAMPIRAN B
Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia
Paulus (Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825
Fax (62-411) 582825 (Rektor), Makassar, 90243

Lampiran B-1

PEMERIKSAAN BERAT JENIS FILLER ( ABU BONGGOL JAGUNG )

Tanggal : 4 Agustus 2021

Dikerjakan : ARJUNA SANDA SAU’LANGI

No. Stambuk : 616 0505 17 0062

Sumber Contoh : Abu Bonggol Jagung

Observasi I
Berat Abu Bonggol Jagung (A) 44,96
Volume Kerosin Pada Tabung Le Chateler (V1) 0,3
Volume Kerosin + Abu Bonggol Jagung Pada Tabung Le Chateler (V2)
23,6
A
Densitas Abu Bonggol Jagung = 1,929 gr/cm3
V2-V1
Berat Jenis Abu Bonggol Jagung =
Densitas Abu Bonggol Jagung (1,929 gr/cm 3 ) 1,929
Densitas Air Pada 4°C (1 gr/cm 3 )
METODE SNI 2531-2015

Makassar, 09 Agustus 2021


Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia Paulus
(Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825 Fax (62-411) 582825 (Rektor),
Makassar, 90243

Lampiran B-2

PENGUJIAN MARSHALL KONVENSIONAL CAMPURAN AC-WC

Tanggal : 10 – Agustus - 2021


Dikerjakan : Arjuna Sanda Sau’langi
No. Stambuk : 61 60505 17 0062
Yayasan Pendidikan Intelegensia Kristen Indonesia Paulus
(Yayasan PIKI Paulus)
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus)
Kampus Daya (Kampus Utama) : Jl. P. Kemerdekaan Km. 13, Telp. (62-411) 582825 Fax (62-411) 582825 (Rektor),
Makassar, 90243

Laboratorium Jalan Raya dan Aspal


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
KARAKTERISTIK CAMPURAN AC-WC DAN ABU BONGGOL JAGUNG SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI FILLER
Universitas Kristen Indonesia Paulus
tdk memenuhi

Berat jenis aspal (T) = 1.015 rata - rata Campuran : AC-WC Tanggal : 10 Agustus 2021
Berat jenis bulk total agregat (U) = 2.73 2.71 2.70 2.68 2.66 2.64 Dikerjakan oleh : Arjuna Sanda Sau'langi
Berat jenis efektif total agregat (V) = 2.79 2.77 2.75 2.73 2.71 2.70
Berat ( gram ) Rongga dlm camp. Agr Stabilitas min 800 Kg Kelelehan
isi benda uji Berat isi benda uji Bj. Maks. Teoritis Rongga Udara min 3-5%
min 14 (%)
Rongga terisi aspal min 65 (%) Quotient Marshall
Kadar Aspal terhadap (%) di udara dalam air K. Permukaan dibaca Kalibrasi disesuaikan min 2-4 mm
in air in water SSD cc gr/cc gr/cc VIM VMA VFB Stability Flow kg/mm
A B C D E F G H L M N O P Q S T
Berat agregat
C
100
100 
100 xG 100  AxG M  L P x Korelasi
Berat campuran C D E E- D
100-A
+
A
100  100 x O P
Q
100 x A F V T H U volume benda uji S
100 - A M
5.50 5.82 1193.00 708.00 1198.00 490.00 2.43 2.542 4.224 15.78 73.23 1020.00 1071.00 1167.39 3.50 333.54
5.50 5.82 1194.00 705.00 1195.00 490.00 2.44 2.542 4.144 15.71 73.62 1030.00 1081.50 1178.84 3.45 341.69
0
5.50 5.82 1192.00 708.00 1197.00 489.00 2.44 2.542 4.109 15.68 73.79 990.00 1039.50 1133.06 3.47 326.53
Rata - Rata 1193.00 707.00 1196.67 489.67 2.44 4.159 15.72 73.55 1159.76 3.47 333.92
5.50 5.82 1175.00 699.00 1184.00 485.00 2.42 2.527 4.144 15.64 73.51 1120.00 1176.00 1281.84 2.84 451.35
5.50 5.82 1178.00 698.00 1183.00 485.00 2.43 2.527 3.900 15.43 74.72 1090.00 1144.50 1247.51 2.87 434.67
20
5.50 5.82 1177.00 696.00 1181.00 485.00 2.43 2.527 3.981 15.50 74.31 1080.00 1134.00 1236.06 2.94 420.43
Rata - Rata 1176.67 697.67 1182.67 485.00 2.43 4.008 15.52 74.18 1255.14 2.88 435.48
5.50 5.82 1170.00 692.00 1176.00 484.00 2.42 2.513 3.804 15.28 75.10 1180.00 1239.00 1350.51 2.51 538.05
5.50 5.82 1169.00 691.00 1176.00 485.00 2.41 2.513 4.084 15.52 73.69 1200.00 1260.00 1373.40 2.52 545.00
40
5.50 5.82 1167.00 693.00 1175.00 482.00 2.42 2.513 3.652 15.14 75.88 1210.00 1270.50 1448.37 2.48 584.02
Rata - Rata 1168.67 692.00 1175.67 483.67 2.42 3.847 15.31 74.89 1390.76 2.50 555.69
5.50 5.82 1155.00 680.00 1160.00 480.00 2.41 2.499 3.697 15.12 75.54 1230.00 1291.50 1472.31 2.35 626.51
5.50 5.82 1154.00 678.00 1157.00 479.00 2.41 2.499 3.580 15.01 76.16 1180.00 1239.00 1412.46 2.43 581.26
60
5.50 5.82 1152.00 680.00 1159.00 479.00 2.41 2.499 3.747 15.16 75.29 1190.00 1249.50 1424.43 2.46 579.04
Rata - Rata 1153.67 679.33 1158.67 479.33 2.41 3.674 15.10 75.66 1436.40 2.41 595.60
5.50 5.82 1155.00 680.00 1160.00 480.00 2.41 2.484 3.148 14.57 78.39 1130.00 1186.50 1352.61 2.38 568.32
5.50 5.82 1159.00 680.00 1164.00 484.00 2.39 2.484 3.616 14.98 75.86 1100.00 1155.00 1258.95 2.47 509.70
80
5.50 5.82 1156.00 679.00 1162.00 483.00 2.39 2.484 3.667 15.03 75.60 1080.00 1134.00 1236.06 2.45 504.51
Rata - Rata 1156.67 679.67 1162.00 482.33 2.40 3.477 14.86 76.62 1282.54 2.43 527.51
5.50 5.82 1161.00 684.00 1169.00 485.00 2.39 2.470 3.103 14.46 78.55 1000.00 1050.00 1144.50 2.75 416.18
5.50 5.82 1163.00 684.00 1171.00 487.00 2.39 2.470 3.335 14.67 77.27 950.00 997.50 1087.28 2.82 385.56
100
5.50 5.82 1160.00 683.00 1168.00 485.00 2.39 2.470 3.187 14.54 78.08 960.00 1008.00 1098.72 2.85 385.52
Rata - Rata 1161.33 683.67 1169.33 485.67 2.39 3.208 14.56 77.96 1110.17 2.81 395.75

Makassar, 15 Agustus 2021


LAMPIRAN C
Lampiran C-1

Lokasi Pengambilan Agregat

Proses Pemecahan Agregat


Lampiran C-2

Proses Penyaringan Abu Bonggol Jagung

Lampiran C-3

Abu Bonggol Jagung


Pemeriksaan Berat Jenis Filler Abu Bonggol Jagung

Lampiran C-4

Proses Penyaringan
Proses Penimbangan Agregat Untuk Komposisi Campuran

Lampiran C-5

Proses Penimbangan Abu Bonggol Jagung Untuk Komposisi Campuran


Proses Pemanasan Agregat

Lampiran C-6

Proses Penimbangan Aspal Untuk Pembuatan Benda Uji


Proses Pemadatan Benda Uji

Lampiran C-7

Proses Pelepasan Benda Uji dari Cetakan Silinder


Proses Penimbangan Benda Uji

Lampiran C-8

Proses Penimbangan Benda Uji Di Dalam Air


Benda Uji Di Rendam Dalam Waterbath Selama 30 Menit

Lampiran C-9

Proses Pengujian Marshall

Anda mungkin juga menyukai