OLEH :
4103201345
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
Lizar,M.T
NIP.198707242022031003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Mahardi Sastra,M.Sc
NIP. 198903142015041001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan karunia
nya, sehingga penulis dapat merampungkan Tugas akhir dengan judul:
“PENGARUH KARET ALAM TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN
ASPAL AC-BC”. Ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program
studi Diploma III Teknik Sipil Politeknik Negeri Bengkalis.
1. Kepada kedua orang tua saya, yang selalu memberikan dukungan dan doa
serta motivasi kepada saya.
2. Untuk semua kerabat keluarga yang telah memeberikan suport, doa dan
semangat kepada saya.
3. Seluruh teman teman dan sahabat saya yang selalu memberikan dukungan
dan suport sehingga peneliti bisa menyelesaikan Tugas Akhir.
4. Bapak Marhadi Sastra, M.Sc selaku Kepala Jurusan Teknik Sipil
5. Bapak Gala Garcya selaku Koordinator Tugas Akhir Prodi D3 Teknik Sipil
6. Bapak Lizar, M.T selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu
dalam penyusunan proposal Tugas Akhir
7. Bapak Muhammad Idham M.Sc, Bapak Hendra Saputra, M.Sc, dan Bapak
Zulkarnaen M.T selaku Dosen Penguji
8. Seluruh Dosen dan Asisten Dosen laboran Program Studi D3 Teknik Sipil
Politeknik Negeri Bengkalis
9. Serta senior yang telah sudi membantu/ mengajarkan dan meluangkan waktu
untuk membantu saya selama pengerjaan Tugas Akhir.
10. Seluruh teman teman seperjuangan dan khususnya untuk program Studi D3
Teknik Sipil Politeknik Negeri Bengkalis Angkatan 2020.
Terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak bisa saya sebut satu persatu,
Akhinrya saya mengharapkan semogga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami
dan para pembaca. Dan akhirnya Allah SWT, saya serahkan segalanya demi
tercapainya keberhasilan yang sepenuhnya.
Bengkalis, 00-00-0000
Peneliti
Syaqhibul Iqbal
Abdullah
BAB I
PENDAHULUAN
Aspal merupakan material yang berwarna hitam sampai coklat tua dimana
pada temperatur ruang berbentuk padat sampai semi padat. Jika temperatur tinggi
maka aspal akan mencair dan jika pada termperatur menurun aspal akan menjadi
kembali keras (padat) sehingga aspal merupakan material yang termoplatis.
Berdasarkan cara memperolehnya aspal dapat dibedakan atas aspal alam dan aspal
buatan. Aspal alam adalah aspal yang sudah tersedia dialam seperti aspal danau
ditrinidad dan aspal gunung seperti dipulau buton. Sedangkan aspal buatan yaitu
aspal yang diperoleh dari proses destilasi minyak bumi (aspal minyak) dan batu
bara.
Di indonesia pun saat ini bahan pengikat didalam perekerasan jalan yaitu
mengunakan aspal minyak penetrasi 60 dan penetrasi 80 dan biasa disebut dengan
AC 60/70 dan AC 80/90. Dalam hasil pengamatan dilapangan selama ini pun
pengunaan AC 60/70 kurang tahan lama ataupun cepat mengeras dengan relatif
jalan cepat retak. Sedangkan dalam pengunaan penetrasi AC 80/90 kurang keras
dan relatif permukaan jalan cepat bergelombang. Dikarnakan masalah tersebut
berdampak karna iklim diindoesia yang tropis,dengan matahari sepanjang tahun,
curah hujan yang sangat tinggi karna itu kondisi perkerasan jalan umumnya
diindonesia kurang mantap.
1. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2020 oleh MUKTI ALI ARIANTO
mengenai ‘’pemanfaatan campuran karet alam dengan aspal AC-BC’’.
Mengenai dengan meningkatnya beban lalu lintas mendorong terjadinya
kerusakan dini berupa retak dan terjadinya deformasi pada prkerasan. Jalan
rusak sebelum masa pelayanannya habis juga masih banyak yang rusak.
Berbagai upaya terus dilakukan untuk mencari altenatif pengubah yang dapat
meningkatkan mutu aspal, namun harganya murah dan ketersediaannya banyak
diindonesia. Untuk mengatasi masalah kerusakan perekerasan jalan dan
membantu para petani karet, maka karet alam dimanfaatkan sebagai bahan
perkerasan jalan untuk memodifikasi aspal. Pengujian aspahlt dengan
masrshall test, mengunakan 4 variasi kadar karet alam 0%, 6%, 6,5%, dan 7%,
setiap kadar karet alam minimal dibuat benda uji sebanyak 3 buah, jadi total
benda uji sebanyak 12buah. Dari hasil penilitian yang sudah dilakukan pada
pengaruh karet alam sebahagi bahan tambahan pada perkerasan jenis LASTON
AB-BC, maka hasil penelitian didapatkan uji karakterisitik masrhall dari 4
sampel kadar karet alam terbaik yaitu 7% dengan nilai VIM 4,58%, VMA
14,96%, dan VFA 69,53% serta nilai stabilitas Marshall (stabillity) 1716,74 kg,
nilai kelelehan (flow) 2,60 mm dan nilai Marshall Quetient (MQ) 654,16
kg/mm.
2. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2020 oleh TONDI SITORUS mengenai
‘’Pemanfaatn campuran karet alam dengan asphlt AC-BC’’. Salah satu cara
untuk meningkatkan kualitas perkerasan jalan adalah dengan mengunakan
aspal modifikasi polimer. Karet alam merupakan polimer jenis elastomer
dengan harga yang relatif murah. Sebagai produsen karet alam, indonesia perlu
mencari alternatif pemanfaatan karet alam tersebut, termasuk memanfaatkan
nya sebagai bahan modifikasi aspal. Penelitian ini dilakukan dengan membuat
3 jenis aspal yang modifikasi lateks alam, yang masing masing dengan variasi
lateks sebesar 7%, 8%, dan 9% dengan kadar aspal opttimum 5.99%. pada hasil
penelitian yang dilakukan hasil dari penambahan karet alam sebagai bahan
tambah pada lapis Asphalt Concrete-Binder Courese (AC-BC). Nilai stabilitas
mengalami kenaikan dengan nilai sebesar 941 kg berada pada variasi getah
karet 7%, nilai Bulk Density juga mengalami kenaikan dengan nilai 2.340 gr
yaitu pada variasi lateks 9% , nilai kelelehan (FLOW) mengalami kenaikan
pada setiap variasi penambahan karet alam, nilai flow tidak ada yang
memenuhi speksifikasi dengan rentang 2 mm sampai 4 mm, nilai Void In
Miniral Aggregat (VMA) yang memnuhi hanya pada variasi lateks 9% yaitu
sebesar 15,9% dengan nilai sebatas >15%, nilai Void In total Mix (VIM) yang
memenuhi standart speksifikasinya hanya terdapat pada lateks 9% dengan nilai
15,9%, nilai Filleds with Asphalt (VFA) pada campuran getah karet 7%=
86,60%, 8%= 84,37% dan 9%= 75,38%, seluruhnya sudah memenuhi
speksifikasi Bina Marga 2018 dengan ketentuan minimum 65%.
2. Agregat Halus
Agregat halus adalah agregat yang terdiri dari pasir atau hasil
pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No 4, (4,75).
Dan agregat ini harus ditempat kan terpisah dari agregat kasar. Agregat halus
harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari lempung, atau bahan lain
tidak dikehendaki lainnya.
3. Agregat Kasar
Agregat kasar untuk campuran adalah agregat yang tertahan diayakan No.
4 (4,75) yang dilakukan secara basah dan harus bersih, awet, keras, dan bebas
dari bahan lempung atau bahan yang tidak dikehendaki. Agregat kasar memliki
butiran tajam, kuat, keras, dan bersifat kekal tidak pecag atau pun hancur akan
pengaruh cuaca. Agregat kasar pun harus dari batu pecah mesin dan disiapkan
dalam nominal sesuai dengan jenis campuran yang akan direncanakan.
Wm
Kepadatan ¿
(Wmssd −Wmpw)
Keterangan:
Wm : Berat benda uji setelah dipadatkan, (gr)
Wmssd : Berat benda uji ssd setelah dipadatkan, (gr)
2. Stabilitas
merupakan suatu kemampuan lapis perkerasan dalam menerima beban lalu
lintas tanpa terjadinya suatu perubahan bentuk tetapi hanya mengalami
gelombang atau bleeding (keluarnya aspal ke permukaan). Untuk memproleh
Nilai stabilitas benda uji dari pembacaan arloji stabilitas pada saat pengujian
yaitu mengunakan alat marshall. Adapun cara untuk menghitung nilai stabilitas
dengan rumus sebagai berikut:
S=pxq
Keterangan:
S : Nilai stabilitas, (kg)
p : Pembacaan arloji stabilitas x kalibrasi alat
q : Angka koreksi tebal benda uji
3. Flow (kelelehan)
merupakan hasil bagi antara stabilitas dengan flow. Syarat dari nilai HQ yaitu
minimal 250 kg/mm. Nilai MQ dibawah 250 kg/mm. Berikut yaitu rumus
untuk mendapatkan nilai marshall quotient :
S
MQ=
F
Keterangan:
MQ : Nilai marshall quotient, (kg/mm)
S : Nilai stabilitas, (kg)
F : Nilai flow, (mm)
VFA= 100 ¿ ¿
Keterangann:
VFA : Rongga terisi aspal (%)
VMA : Rongga diantara mineral (%)
VIM : Rongga udara campuran, persen total campuran (%)
Gmm : Berat jenis maksimum campuran.
BAB III
METODE PENELITIAN
Campuran
No Benda Uji Filler Agregat Jumlah KET
Halus
1 Kadar Aspal
Abu Batu -
Rencana (KAR)
2 Kadar Aspal
Abu Batu -
Optimum (KAO)
3 Kadar Aspal
Abu Batu Pasir + BA
Optimum (KAO)
ZZZ Jumlah benda uji
Sumber: olahan data 2022
3.3 Diagram Alir
Mulai
Tinjauan Pustaka
Aspal Pen 60/70 Filler Abu Batu dan Karet Agregat Kasar Agregat Halus
Alam
2. Penetrasi 1. Berat jenis
1. Berat jenis
3. Titik lembek 1. Anaisa saringan No. 2. Analisa Saringan
2. Analisa saringan
4. Titik nyala dan 200 3. Kadar lumpur
3. Abrasi
titik bakar 2. Berat jenis 4. Abrasi
4. Kadar air
5. Daktilitas 5. Kadar air
5. Berat volume
6. Berat jenis
Memenuhi Spesifikasi ?
4. Analisa saringan
Analisa saringan adalah pengujian untuk menentukan ukuran dengan
menggunakan saringan sehingga dapat mengetahui gradasi dari agregat yang akan
digunakan. Berikut langkah-langkah yang digunakan dalam pengujian ini dengan
di dasari oleh SNI ASTM C316 2012, adapun sebagai berikut :
a. Mempersiapkan benda uji
b. Benda uji di oven pada suhu 110±5ºC
c. Menyusun saringan sesuai gradasi agregat campuran AC-BC
Tabel 3. 6 Ukuran Ayakan
ASTM (mm)
¾ 19
½ 12,5
3/8 9,5
No.4 4,75
No.8 2,36
No.16 1,18
No.30 0,6
No.50 0,3
No.100 0,15
No.200 0,075
Pan
Sumber : Spesifikasi Umum 2018
d. Timbang benda uji
e. Timbang saringan kosong
f. Masukkan benda uji ke dalam saringan
g. Guncang saringan menggunakan mesin shive shaker selama 15 menit
h. Timbang setiap saringan + benda uji
Jika telah selesai pengujian ini dilakukan, maka dilakukan analisa data yaitu
menghitung persentase lolos dari berat benda uji tersebut.