OLEH
Halaman
SAMPUL
DAFTAR NOTASI............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2
D. Batasan Masalah........................................................................................ 3
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4
F. Sistemika Penulisan ................................................................................... 4
BAB I
PENDAHULUAN
batu sungai Leoran memenuhi Spesifikasi Umum Bina Marga 2018, menurut
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Angga Imanuel Bangke’ 2021), tetapi
tambah.
Usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas aspal yang ada saat
ini adalah dengan merubah/menambah sifat-sifat fisik aspal dengan bahan tambah
yang bervariasi demi mendapatkan kualitas aspal yang murah dan bagus agar
serta memberikan kenyamanan pada masyarakat dan negara. Aspal beton yang
baik tentunya harus memiliki sifat tidak mudah mengelupas dan memiliki nilai
perkerasan lentur yang tinggi. Salah satu jenis perkerasan lentur jalan di Indonesia
yang digunakan adalah lapisan aspal beton (Laston) karena memiliki sifat-sifat
cara menggunakan serat batang kelapa sebagai bahan tambah. Serat batang kelapa di
Kabupaten Luwu sangat banyak dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambah,
2
selain itu penelitian mengenai penambahan serat batang kelapa pada campuran
penggunaan agregat yang berasal dari alam sebagai komponen utama dalam
campuran beraspal. Agregat yang digunakan adalah agregat yang berasal dari
Dengan latar belakang tersebut, maka dibuat topik dalam penyelesaian tugas
akhir yang berjudul: ”Pengaruh Penambahan Serat Batang Kelapa Sebagai Bahan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Batasan Masalah
1. Aspal yang digunakan adalah aspal penetrasi 60/70, yang diperoleh dari balai
3. Agregat yang digunakan dalam penelitian ini merupakan agregat dari Sungai
4. Kadar bahan tambah limbah serabut kelapa yang digunakan adalah 1% untuk
serabut kelapa.
E. Manfaat Penelitian
bahan tambah disekitar yang biasa digunakan untuk menghemat biaya yang
digunakan.
kelapa.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan tugas akhir terdiri dari beberapa bab yaitu sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
AC-BC.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan adalah unsur dari konstruksi jalan yang terdiri atas beberapa
susunan atau lapisan, yang terletak pada tanah dasar yang ditujukan bagi jalur
kendaraan dan harus cukup kuat untuk memenuhi dua syarat utama yaitu:
bergelombang, tidak melendut, dan tidak mengkilap. Jalan juga harus bisa
tersebut.
cukup kuat untuk memikul dan menyebarkan beban kendaraan yang melintas
diatasnya. Selain itu harus kedap air, permukaan dapat mengalirkan air dan
yaitu: perkerasan kaku, perkerasan lentur, dan perkerasan komposit. Namun pada
B. Lapisan Permukaan
memikul dan menyebarkan beban lalu lintas tanah dasar. Suatu struktur
perkerasan lentur biasanya terdiri atas beberapa lapisan bahan, dimana setiap
sepenuhnya karakteristik yang ada diatas, lapisan material biasanya disusun dalam
urutan menurun berdasarkan kapasitas beban yang ada. Lapisan paling atas adalah
material dengan kapasitas beban tertinggi, dan semakin kebawah adalah lapisan
dengan kapasitas beban terendah dengan harga yang rendah. Lapisan permukaan
1. Lapis Aus
Lapisan Aus adalah lapisan permukaan dalam suatu perkerasan jalan yang
2. Lapis Antara
Lapisan antara adalah lapisan yang terletak dibawah lapisan aus, tidak
memikul beban lalu lintas yang di limpahkan melalui roda kendaraan. Fungsi
Lapis pondasi atas adalah lapisan yang terletak di bawah lapis pengikat, lapisan
ini tidak berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi perlu memiliki stabilitas
untuk menahan beban lalu lintas yang di sebarkan melalui roda kendaraan.
1. Agregat
Agregat adalah gabungan dari pasir, kerikil, batu-batu pecah dan mineral
lain yang digunakan bersama dengan bahan pengikat. Campuran agregat harus
mempunyai gradasi yang menerus dari butiran kasar sampai yang halus yang
Aspal minyak untuk lapis beton aspal harus terdiri dari salah satu aspal
keras penetrasi 60/70 atau 80/100 yang seragam, tidak mengandung air, jika
Campuran untuk lapis beton aspal pada dasarnya terdiri dari agregat kasar,
agregat halus, dan aspal. Masing-masing fraksi agregat terlebih dahulu harus
Adapun toleransi komposisi campuran yang dapat dilihat pada. Tabel 2 sebagai
berikut :
Toleransi Komposisi
Agregat Gabungan
Campuran
Sama atau lebih besar dari 2,36 mm ± 5 % berat total agregat
Lolos ayakan 2,36 mm sampai No. 50 ± 3 % berat total agregat
Lolos ayakan No. 100 dan tertahan No. 200 ± 2 % berat total agregat
Lolos ayakan No. 200 ± 1 % berat total agregat
Kadar Aspal Toleransi
Kadar Aspal ± 0,3 berat total campuran
Temperatur Campuran Toleransi
Bahan meninggalkan AMP dan dikirim ke - 10 C dari temperature campuran beraspal di
tempat penghamparan truk saat keluar dari AMP
Sumber: Direktorat Jenderal Bina Marga, 2018
Salah satu hal yang cukup berpengaruh terhadap sifat-sifat beton aspal adalah
ketentuan sifat-sifat campuran aspal beton dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai
berikut :
1. Stabilitas
sampai terjadi kelelehan plastis yang dinyatakan dalam kilogram atau pound.
Nilai stabilitas diperoleh dari hasil pembacaan langsung pada alat Marshall
Test sewaktu melakukan pengujian Marshall Test. Nilai yang terbaca tersebut,
kemudian dikoreksi dengan faktor koreksi terhadap alat Marshall Test yang
2. Flow
campuran yang dihasilkan. Nilai flow dipengaruhi oleh kadar aspal, distribusi
agregat dan temperatur pemadatan.. Nilai Flow juga diperoleh dari hasil
pembacaan pada alat marshall test sewaktu melakukan pengujian marshall test
11
campuran antara agregat dan aspal setelah dilakukan pemadatan. Nilai VIM
diantara butir agregat dalam campuran beton aspal yang dinyatakan dalam (%)
VFB ( rongga terisi aspal) adalah rongga yang terisi aspal pada campuran telah
Batang Pohon kelapa yang mempunyai tekstur kasar dan berserat memiliki
beragam manfaat seperti sebagai bahan dasar dari pembangunan rumah, jembatan
darurat, kerangka perahu, seperti genteng, papan, kayu suvenir, mainan anak-
anak, meja, kursi, bingkai lukisan peralatan rumah tangga lainnya, material
pembuatan kertas. Menurut Choir Institute, kelebihan serat batang kelapa antara
lain anti ngengat, tahan terhadap jamur dan pembusukan, memberikan insulasi
yang sangat baik terhadap suhu dan suara, tidak mudah terbakar, tidak terkena
oleh kelembapan, tahan lama, mudah dibersihkan, dapat meredam suara, dan
elastis. Selain itu, serat batang kelapa dapat berfungsi untuk mengurangi rongga-
12
rongga pada campuran beraspal dan dapat membuat campuran beraspal makin
padat.
berikut :
1. Retor Rante Tondok 2021, Pengaruh Sabut Kelapa Sebagai Bahan Tambah
Spesifikasi Bina Marga, dimana kadar serabut kelapa yang baik digunakan
2. Yawan Nober dan Nover 2018, Pengaruh Perendaman Serabut Kelapa Sebagai
Bahan Tambah Terhadap Indeks Kekuatan Sisa diperoleh nilai marshall untuk
Indeks Perendaman atau Indeks Kekuatan Sisa (IKS) yaitu, antara 97,78% -
83,33% untuk 0% serabut kelapa, 92,22% - 78,89% untuk 0,5% serabut kelapa,
pengaruh lama perendaman dan juga penurunan nilai indeks perendaman atau
kelapa.
Toraja Utara Untuk Lapisan Penutup Perkerasan Jalan telah memenuhi standar
semua spesifikasi yaitu stabilitas, flow, VIM, VMA, dan VFB dan Marshall
13
dan menimbang sabut kelapa sehingga hasil yang dihasilkan tidak sesuai
dengan yang diinginkan, oven yang suhunya tidak sesuai dengan pengaturan
mendapatkan hasil yang lebih baik. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut
pengaplikasian di lapangan.
14
Pohon Kelapa
Meningkatnya kebutuhan jalan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tahapan Penelitian
Tinjauan Pustaka
Tidak
Evaluasi
Karakteristik Agregat
Ya
Penentuan jumlah dan Pembuatan Benda Uji AC-BC. Benda Uji dibuat
dengan cara agregat dicampurkan dengan serat batang kelapa , filler, aspal
p
Pengujian Marshall Konvesional Campuran AC-BC
selesai
16
Agregat yang akan digunakan dalam penelitian ini berasal dari Sungai Leoran
1. Pengambilan Material
a. Agregat
untuk diuji.
17
b. Aspal
Aspal yang akan digunakan dalam penelitian ini aspal penetrasi 60/70
Serabut batang kelapa yang diambil dari batang kelapa yang telah
dikupas dari kulit batang pohon kelapa. Kemudian serat batang kelapa
ukuran 1 cm.
2. Persiapan Material
2417:2008)
c. Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar (SNI 1969:2016)
menentukan berat jenis curah, berat jenis permukaan jenuh, berat jenis
semu dari agregat, serta angka penyerapan dari agregat. Tujuan pengujian
ini untuk pengujian ini untuk memperoleh berat jenis curah, berat jenis
19
permukaan jenuh dan berat jenis semu dan berat jenis semu serta besarnya
angka penyerapan.
Maksud atau tujuan dari pemeriksaan ini yaitu untuk megetahui tingkat
permukaan.
Maksud dari pengujian ini ialah dapat menentukan berat jenis filler
C117:2012)
bahan dalam agregat yang lolos saringan No.200 sehingga berguna bagi
20
Metodologi yang digunakan adalah hasil penelitian Darman Tangke Allo 2017
sebagai berikut :
berikut :
1½ 37,5
1 25 100 100
¾ 19 90 – 100 95
½ 12,5 75 – 90 82,5
3/8 9,5 66 – 82 74
4 4,75 46 – 64 55
8 2,36 30 – 49 39,5
16 1,18 18 – 38 28
30 0,6 12 – 28 20
50 0,3 7 – 20 13,5
100 0,15 5 – 13 9
200 0,075 4–8 6
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga, 2018
Jadi kadar aspal yaitu tidak kurang dari 5% dan tidak lebih dari 10%. Dengan
kenaikan kadar aspal 0,5%, Kadar aspal yang digunakan untuk campuran AC-BC
adalah 5.00%, 5.50%, 6.00%, 6.50%, 7.00%. Kadar aspal yang akan di uji mulai
22
dari 5% sampai dengan 7%. Karena kadar aspal yang tinggi akan mengurangi
nilai stabilitas campuran. Kadar aspal yang tinggi akan mengurangi jumlah
berkurang.
Proporsi Berat
Gradasi
Proporsi Dalam Dalam Komposisi
Inchi mm Spesifikasi (%) Campuran
(%) Campuran Campuran Campuran (%)
(%)
(%) (gr)
1½” 37.500
100
1” 25.000 100.00
3/4” 19.000 90 - 100 95.00 5 4.55 54.55 Agregat
1/2” 12.500 75 - 90 82.50 12.5 12.05 144.55 Kasar
3/8” 9.500 66 - 82 74.00 8.5 8.05 96.55
No.4 4.750 46 - 64 55.00 19 18.55 222.55
No.8 2.360 30 - 49 39.50 15.5 15.05 180.55
No.16 1.180 18 - 38 28.00 11.5 11.05 132.55
No.30 0.600 12 - 28 20.00 8 7.55 90.55 Agregat
46.27
No.50 0.300 7 - 20 13.50 6.5 6.05 72.55 Halus
No.100 0.150 5 - 13 9.00 4.5 4.05 48.55
No.200 0.075 4 - 8 6.00 3 2.55 30.55
Pan (filler) 6 5.55 66.55 5.55 Filler
Aspal 5.00 5.00 60.00 5.00 Aspal
benda uji dilakukan dengan cara aspal dan agregat dipanaskan terlebih dahulu,
setelah aspal panas kemudian ditimbang dan campurkan serat batang kelapa yang
sudah disiapkan kedalam aspal juga masukkan filler beserta agregat yang sudah
dipanaskan. Dalam hal ini data-data diperoleh dapat dilihat pada Tabel 13 sebagai
berikut :
Tabel 13. Jumlah Benda Uji Campuran AC-BC menggunakan Bahan Tambah
AC-BC
Kadar Serat Kelapa Kadar Aspal Jumlah Benda Uji
Pengujian Marshall Konvensional
5% 3
5,5 % 3
6,00 % 3
1% 6,50 % 3
7% 3
Total 15
26
campuran AC-BC harus sesuai dengan prosedur pada SNI 06-2489-1991 (Metode
dengan menggunakan bahan tambah serat batang kelapa dengan sifat-sifat nilai
pengujian Marshall Konvensional yang dibuat dalam bentuk tabel dan grafik serta
VFB dari campuran AC-BC yang menggunakan Batu Sungai Leoran Desa
Kelapa.
DAFTAR PUSTAKA
AASTHO. (1982). Standart Spesification For Transportation Materials and (13 ed.).
Washington DC.
Aspal, L. J. (2018). Pedoman Praktikum Ja;lan Dan Aspal Teknik Sipil. Makassar: UKIP
Makassar.
Depertemen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2018). Spesifikasi Umum Devisi
6. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Transfortasi .
Spelman, R. (1998). General Tire and Rubber Company. Prentice Hall. Michigan:
Michigan University.
Sukirman, S. (2003). Beton Aspal Campuran Panas. Bandung: Grafika Yuana Marga.
https://www.academia.edu/8834175/Rancangan_Campuran_Metode_Marshall
28