Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM KONSTRUKSI JALAN

PENGUJIAN PENETRASI ASPAL

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Konstruksi
Jalan di Laboratorium Bahan Bangunan

Mata Kuliah:
Praktikum Konstruksi Jalan

Dosen Pengampu:
Faqih Maarif, A.Md.T.,S.Pd.T., M.Eng.

LAPORAN

Disusun oleh :
Tunggul Pratonggopati (14505241056)

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

1
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayah serta karunianya sehingga Laporan Pengujian Penetrasi
Aspal ini dapat terselesaikan. Laporan ini disusun sebagai tugas terstruktur untuk
Mata Kuliah Praktikum Konstruksi Jalan. Pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Faqih Maarif, A.Md.T.,S.Pd.T., M.Eng. selaku Dosen Praktikum
Konstruksi Jalan, Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Saudara Muhammad Nuruzzaman, S.Pd selaku Asisten Dosen yang
membersamai kami selama praktikum berlangsung.
3. Bapak Kimin Triono, S.Pd. selaku teknisi Laboratorium Bahan Bangunan,
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Yogyakarta.
4. Teman-teman sekelompok yang telah bekerja sama dengan baik dalam
melaksanakan praktikum ini.
5. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak, agar penulisan laporan
berikutnya dapat lebih sempurna. Penyusun mengharapkan, semoga laporan ini
dapat berguna khususnya bagi diri sendiri dan para pembaca umumnya. Dan tak
lupa penulis mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 08 Maret 2017


Penulis

DAFTAR ISI

2
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR iv
A. JENIS PENGUJIAN 1
B. KAJIAN TEORI 2
C. ALAT DAN BAHAN 3
D. LANGKAH KERJA 4
E. PENYAJIAN DATA 5
F. PEMBAHASAN 6
G. KESULITAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM 7
H. KESIMPULAN 8
I. SARAN-SARAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN 11

DAFTAR TABEL

3
Tabel 1. Data Pengamatan 11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kompor Listrik 3


Gambar 2. Termometer 3
Gambar 3. Penjepit Cawan 4
Gambar 4. Kain Lap 4
Gambar 5. Sendok 5
Gambar 6. Piring 5
Gambar 7. Cawan 6
Gambar 8. Alat Tulis 6
Gambar 9. Stopwatch 7
Gambar 10. HP 7
Gambar 11. Bitumen (Aspal) 8
Gambar 12. Minyak Tanah 8
Gambar 13. Alat dan bahan 16
Gambar 14. Aspal dicawan sebelum dipadatkan 16
Gambar 15. Aspal dicawan setelah dipadatkan 16
Gambar 16. Praktikan mengambil aspal 17
Gambar 17. Ukur suhu awal 17
Gambar 18. Suhu awal 30oC 17
Gambar 19. Pemanasan cawan diatas kompor 18
Gambar 20. Ukur kenaikan suhu 18
Gambar 21. Ukur kenaikan suhu 20
Gambar 22. Aspal sedang diaduk 20
Gambar 23. Waktu yang dibutuhkan untuk aspal mencair 20

4
A. JENIS PENGUJIAN
Pada minggu ke empat tepatnya hari Selasa, 7 Maret 2017, pengujian
kedua yang dilakukan pada Praktikum Konstruksi Jalan adalah Pengujian
Penetrasi Aspal. Aspal yang digunakan dalam praktikum adalah aspal padat
yang telah dipanaskan pada pengujian pemanasan bahan bitumen di
Laboratorium Konstruksi Jalan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Yogyakarta.

B. KAJIAN TEORI
Menurut SNI 2456 (2011: iii), aspal merupakan bahan utama
pembentuk jalan yang difungsikan sebagai pengikat agregat yang mutu dan
jumlahnya sangat menentukan keberhasilan suatu campuran beraspal.
Penetrasi merupakan salah satu pemeriksaan dalam menentukan mutu aspal
yaitu sifat kekerasannya. Hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan
dalam hal pengendalian mutu aspal atau tar untuk keperluan pembangunan,
peningkatan atau pemeliharaan jalan.
Selain itu, pengujian ini juga dipengaruhi oleh banyak faktor seperti:
a) Berat beban total; b) Ukuran sudut; c) Kehalusan permukaan jarum; d)
Temperatur; dan e) Waktu. Maka dari itu, pengujian harus dilakukan dengan
teliti dengan memenuhi persyaratan ukuran peralatan, waktu dan beban yang
digunakan dalam pengujian penetrasi. Dalam SNI 2456 (2011: iii), juga diatur
tentang tata cara pengujian penetrasi aspal sebagai pengendalian mutu aspal
agar diperoleh hasil pengujian yang akurat dan valid. Hal ini dimaksudkan
agar pengujian dapat dilakukan secara seragam. Diharapkan SNI ini dapat
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan praktikum.
Menurut Silvia Sukirman (1999:70), Aspal merupakan hasil produksi
dari bahan-bahan alam, sehingga sifat-sifat aspal harus selalu diperiksa di
laboratorium dan aspal yang memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan
dapat dipergunakan sebagai bahan pengikat perkerasan lentur. Pemeriksaan
yang dilakukan untuk aspal keras adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Penetrasi
2. Pemeriksaan titik lembek
3. Pemeriksaan titik nyala dan titik bakar dengan cleveland open cup
4. Pemeriksaan penurunan berat aspal
5. Kelarutan aspal dalam karbon tetraklorida
6. Daktilitas
7. Berat jenis aspal
8. Vikositas kinematik
Menurut Silvia Sukirman (1999: 71), Tujuan dari pemeriksaan
penetrasi adalah untuk memeriksa tingkat kekerasan aspal. Untuk prosedur
pemeriksaannya mengacu pada PA-0301-76 atau AASHTO T49-80. Langkah-
langkah pokok dalam pengujian ini adalah memasukkan jarum penetrasi
berdiameter 1 mm dengan dibebani seberat 50 gram sehingga diperoleh beban
total 100 gram (berat jarum+beban). Pembebanan dilakukan selama (50,5)
detik pada suhu (255)oC dan besar penetrasi diukur dan dinyatakan dalam
angka dalam kelipatan 0,1 mm.

Gambar 1. Pemeriksaan Penetrasi Aspal


Aspal keras dapat diklasifikasikan kedalam tingkatan berdasarkan
tiga sistem yang berbeda, yaitu viskositas, viskositas setelah penuaan dan
penetrasi. Masing-masing sistem mengelompokkan aspal dalam tingkatan
yang berbeda. Tabel 1 dibawah ini menunjukkan klasifikasi aspal keras
berdasarkan uji penetrasi (Nyoman, 2002: 25).

Tabel 1. Klasifikasi Aspal Keras Berdasarkan Penetrasi


C. ALAT DAN BAHAN
Untuk dapat melakukan pengujian secara maksimal, maka pengadaan alat dan
bahan secara lengkap sangat diperlukan. Pada praktikum pengujian penetrasi
aspal ini, alat-alat dan bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
1. Alat
Alat dalam praktikum berfungsi untuk mempermudah pelaksanakan
praktikum. Alat-alat itu antara lain sebagai berikut:
a. Penetration Test/Penetrometer
Penetration test merupakan seperangkat alat yang digunakan untuk
pengujian penetrasi aspal. Alat tersebut terdiri dari jarum penetrasi,
pemberat, dan dial indikator. Jarum adalah alat yang nantinya
digunakan untuk menusuk aspal. Pemberat digunakan agar jarum
mampu menusuk aspal dan dial indikator digunakan sebagai alat yang
memberitahukan jarum tersebut telah menusuk aspal sedalam berapa
milimeter. Dalam penggunaannya, Penetration Test dioperasikan oleh
salah satu anggota praktikan yang bertugas menekan dan
melonggarkan pengereman alat. Dalam melakukan tugasnya,
penekanan dan pelonggaran rem alat disesuaikan dengan waktu
penetrasi yaitu (50,5) detik.
Gambar 2. Penetration Test/Penetrometer
b. Cawan
Dalam praktikum penetrasi, cawan digunakan sebagai wadah aspal
yang akan diuji penetrasi. Cawan yang digunakan cukup 1 buah.

Gambar 3. Cawan Kosong Gambar 4. Cawan Isi Aspal


c. Termometer
Termometer yang digunakan adalah jenis tabung kaca. Sensor
termometer yang digunakan adalah air raksa. Ketelitian termometer
yang dipakai hingga mencapai suhu 200 oC. Pada pengujian ini
termometer digunakan untuk memastikan suhu aspal pada (255) oC
ketika di masukkan kedalam air es. Setelah itu, termometer juga
digunakan lagi untuk mengukur suhu menjelang aspal dilakukan uji
penetrasi, dan mengukur suhu pemanasan aspal ketika praktikum telah
usai pada suhu yang sama dengan sebelumnya yaitu 112oC.
Gambar 5. Termometer
d. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk pengukur waktu dalam praktikum. Untuk
itu, stopwatch yang digunakan harus akurat dan praktikan yang
menggunakannya juga harus profesional. Sebagaimana yang
disyaratkan dalam (SNI 2456:2011, 3), untuk penetrometer yang
dijalankan secara manual dapat digunakan pengukur waktu apa saja
seperti stopwatch atau pengatur waktu elektrik yang terkalibrasi dan
mempunyai skala terkecil 0,1 detik atau kurang dengan kesalahan
tertinggi 0,1 detik setiap 60 detik.

Gambar 6. Stopwatch
e. Palu
Palu digunakan untuk memecahkan es batu agar dapat letakkan dalam
baskom.
Gambar 7. Palu
f. Baskom
Pada praktikum ini, baskom yang digunakan berjumlah 2 buah yang
semuanya diperuntukkan sebagai wadah air es.

Gambar 8. Baskom
g. Penjepit Cawan
Penjepit ini berbentuk seperti gunting dengan ujung yang menggigit.
Ujung penjepit ini adalah besi dan pengangannya dilapisi dengan
plastik agar tidak merambatkan panas. Dalam praktikum ini, penjepit
ini digunakan untuk menjepit cawan ketika suhu aspal diturunkan
(255)oC. Penjepit digunakan untuk mempermudah memegang cawan
saat dicelupkan ke dalam air es.
Gambar 9. Penjepit Cawan
h. Kain Lap
Dalam praktikum ini, kain lap digunakan untuk membersihkan jarum
dari kotoran yang menempel seperti aspal. Pembersihan tersebut
bertujuan agar jarum tetap bersih ketika praktik sehingga tidak
mempengaruhi penetrasi terhadap aspal.

Gambar 10. Kain Lap


i. Alat Tulis
Dalam praktikum kali ini, alat tulis digunakan untuk mencatat suhu
awal, suhu akhir, label cawan, laporan sementara dan hal-hal penting
lainnya. Alat-alat tulis yang digunakan antara lain adalah pensil, dan
pulpen.
Gambar 11. Alat Tulis
j. Kompor Listrik
Kompor yang digunakan adalah kompor bertenaga listrik merek
Maspion tipe S-302. Kompor ini berdaya cukup besar yaitu 600 Watt.
Akan tetapi kompor ini juga memiliki kelebihan yaitu pengaman
temperatur dan ring pemanas anti lengket. Kompor ini difungsikan
sebagai alat pemanas aspal/bitumen.

Gambar 12. Kompor Listrik


k. Sendok
Sendok digunakan untuk pengaduk aspal ketika dipanaskan kembali
setelah melalui tahap penetrasi.

Gambar 13. Sendok


l. Piring
Piring yang digunakan terbuat bahan berupa dari besi. Hal ini
bertujuan agar piring dapat merambatkan panas dari kompor ke
cawan. Piring digunakan untuk pelapis antara cawan dengan kompor.

Gambar 14. Piring


m. Handphone
Dalam praktikum kali ini, handphone memiliki fungsi utama yaitu
digunakan untuk mengambil dokumentasi alat bahan, dan proses
pelaksanaan baik berupa pengambilan gambar maupun video.

Gambar 15. Handphone


2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum antara lain sebagai berikut:
a. Aspal
Bitumen atau aspal adalah bahan utama yang digunakan dalam
praktikum kali ini. Aspal yang digunakan adalah bahan yang telah
dipanaskan pada praktikum sebelumnya. Banyak aspal yang
digunakan adalah sebanyak 1 cawan.
Gambar 16. Bitumen (Aspal)
b. Kerosene (Minyak Tanah)
Dalam praktikum ini juga disediakan minyak tanah atau kerosene
sebagai pembersih aspal yang menempel pada jarum penetrasi, cawan,
maupun meja.

Gambar 17. Minyak Tanah


c. Es Batu/Air Es
Air es yang disiapkan memiliki suhu (51)oC. Dalam praktikum ini, es
batu digunakan untuk menurunkan suhu aspal hingga (255)oC.

Gambar 18. Es batu


D. LANGKAH KERJA
Langkah kerja merupakan tahap-tahap yang dilakukan dalam pengujian pada
praktikum. Penyusunan langkah kerja yang baik adalah untuk memperoleh
hasil maksimal dalam praktikum. Untuk langkah kerja pengujian penetrasi
aspal adalah sebagai berikut:
1. Doa dibacakan sebelum praktikum dimulai.
2. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
3. Karena kondisi pengujian tidak ditentukan maka temperatur, berat total
dan waktu pengujian adalah 25C, 100 gram dan 5 detik.
4. Kemudian es dipecah dengan palu dan dimasukkan kedalam baskom.
5. Lalu, cawan aspal disiapkan dan dimasukkan kedalam baskom hingga
suhunya turun menjadi (255)C.
6. Jarum penetrasi dibersihkan dengan minyak tanah atau pelarut lain yang
sesuai kemudian dikeringkan dengan lap bersih dan dipasang pada
pemegang jarum. Apabila nilai penetrasi lebih besar dari 350 disarankan
menggunakan jarum penetrasi yang panjang.
7. Pemberat 50 gram diletakkan pada pemegang jarum untuk memperoleh
berat total (1000,1) gram kecuali disyaratkan berat total yang lain.
8. Penetrometer dipastikan kerataannya.
9. Jika suhu benda uji telah ada pada kisaran (255)C, benda uji diletakkan
dipenetrometer, kemudian jarum diturunkan perlahan-lahan hingga
menyentuh benda uji.
10. Ketika jarum diletakkan menyentuh benda uji, arloji penetrometer
diposisikan pada titik nol oleh praktikan yang lain.
11. Pemegang jarum dilepaskan selama waktu yang disyaratkan (50,1)
detik. Apabila wadah bergerak, pengujian dianggap gagap.
12. Setelah waktu dihentikan, secara besama-sama pemegang jarum ditekan
kembali, dan arloji penetrometer yang menunjukkan kedalaman tusukan
ditulis.
13. Kegiatan ini diulang sebanyak 9 kali dengan ketentuan jarak antar titik
penetrasi 10mm, jarak antara titik penetrasi dengan pinggiran cawan
10mm, dan wilayah aspal dicawan dibagi menjadi 3 bagian yaitu, A, B
dan C. Setiap bagian diuji penetrasi sebanyak 3 kali.
14. Jarum yang bersih selalu digunakan dalam setiap kali pengujian.
15. Proses pengujian didokumentasikan oleh salah satu praktikan dengan
cara memfoto menggunakan kamera handphone.
16. Hasil pengujian, cuaca, dan waktu dituliskan dilaporan sementara
kemudian dimintakan tanda tangan kepada dosen/asisten dan teknisi
laboratorium.
17. Setelah itu, cawan aspal yang selesai diuji dipanaskan kembali hingga
suhu 112oC dan disimpan untuk praktikum selanjutnya.
18. Alat serta bahan yang lain dikembalikan ke tempatnya dan laboratorium
dibersihkan.
19. Lalu laporan disusun sesuai format yang disyaratkan dan dikonsultasikan
minimal 1 kali serta dikumpulkan Senin minggu depan setelah diACC.

E. PENYAJIAN DATA
Yang perlu diperhatikan dalam praktikum ini adalah ketelitian dalam
mengoperasikan penetrometer yang disesuaikan secara bersama-sama dengan
pemutaran waktu stopwatch. Maka dari itu, dalam proses praktikum
mahasiswa harus konsentrasi dan fokus. Hasil akhir dari praktikum ini adalah
kedalaman jarum dalam aspal ketika penetrasi selama (50,1) detik. Data
pengujian pemanasan aspal adalah sebagai berikut:
1. Waktu Pengujian
a. Hari/Tanggal : Senin, 06 Maret 2017
b. Waktu : 11.00 sampai dengan 13.30 WIB
c. Cuaca : Berawan
2. Tempat Pengujian
Praktikum dilaksanakan pada hari di ruang Laboratorium Bahan
Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Hasil Pengujian
Praktikum dilakukan dengan cuaca di luar ruangan sukup terik, akan
tetapi cuaca tersebut tidak berpengaruh terhadap suhu di dalam ruang
laboratorium. Oleh karena itu, faktor pengaruh dari cuaca dapat diabaikan
dalam praktikum ini.
Tabel 2. Data Pengamatan

Nilai Penetrasi Waktu


No Notasi Suhu (oC)
(mm) (Detik)
1 A1 27,4 32 5,1
2 A2 28,7 53 5,0
3 A3 29,2 73 5,0
4 B1 26,0 18,5 5,0
5 B2 26,8 28 4,9
6 B3 27,7 56 5,0
7 C1 25,0 25 5,1
8 C2 27,0 35 5,1
9 C3 27,6 36 5,1

Gambar 19. Sket Hasil Uji Penetrasi


F. PEMBAHASAN
Dari praktikum pemanasan bahan bitumen yang telah dilakukan pada minggu
sebelumnya, aspal yang telah mencair karena dipanaskan hingga suhu 112 oC
didinginkan pada suhu ruangan. Aspal dicawan yang telah mendingin sesuai
dengan suhu ruangan siap digunakan untuk pengujian penetrasi aspal. Benda
uji yang mempunyai rata-rata 30oC direndam air es agar suhunya menurun
hingga (255)oC. Karena cuaca di luar ruangan berawan dan di dalam
ruangan tidak terdapat AC, maka suhu ruangan ikut meningkat sehingga
perendaman benda uji dilakukan sedikit lebih lama.
Suhu (255)oC dipakai karena pada keadaan itu aspal akan optimal jika diuji.
Setelah suhu benda uji telah mendekati ataupun tepat dengan suhu optimal
tersebut, maka pengujian dapat segera dilakukan. Pelaksaan pengujian
menggunakan penetrometer disesuaikan dengan syarat-syarat yang telah
ditentukan sebelumnya, seperti jarum uji harus selalu bersih, jarak antara titik
dengan titik maupun titik dengan pinggir cawan sebesar 1 mm, dan lama
pengujian (50,5) detik. Pembacaan jarum pada penetrometer dilakukan
mengacu pada ketentuan bahwa hasil hasil pembacaan tidak melampui
ketentuan/toleransi sebagai berikut:
Tabel 3. Toleransi / Ketentuan Hasil Pembacaan Arloji Penetrometer (SNI 2456-
2011)

Hasil Penetrasi 0-49 50-149 150-249 250


Toleransi 2 4 6 8
Pengujian dilakukan selama 3 siklus dan setiap siklus terdapat 3 kali
penetrasi. Adapun pelaksanaan praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh
data yang sangat bervariasi yaitu sebagai berikut:
1. Pengujian Siklus A
Dalam pengujian ini suhu yang dipakai bervariasi. Pada titik 1
uji penetrasi terbaca sedalam 32 mm pada suhu 27,4 oC, titik 2 terbaca
sedalam 53 mm pada suhu 28,7oC, dan titik 3 terbaca sedalam 73 mm
pada suhu 29,2oC. Antara titik 1 dengan titik 2 terdapat selisih bacaan
penurunan sebesar 21, dan titik 2 dengan titik 3 terdapat selisih bacaan
penurunan sebesar 20. Dari kedua pengujian telah melewati bacaan
toleransi toleransi pada interval 0-49 dengan toleransi 2 dan interval 50-
149 dengan toleransi 4.
2. Pengujian Siklus B
Sama halnya dengan pengujian siklus pertama, dalam pengujian
ini juga suhu yang dipakai bervariasi. Pada titik 1 uji penetrasi terbaca
sedalam 18,5 mm pada suhu 26,0oC, titik 2 terbaca sedalam 28 mm pada
suhu 26,8oC, dan titik 3 terbaca sedalam 56 mm pada suhu 27,7 oC. Antara
titik 1 dengan titik 2 terdapat selisih bacaan penurunan sebesar 9,5, dan
titik 2 dengan titik 3 terdapat selisih bacaan penurunan sebesar 28. Dari
kedua pengujian telah melewati bacaan toleransi toleransi pada interval 0-
49 dengan toleransi 2 dan interval 50-149 dengan toleransi 4.
3. Pengujian Siklus C
Sama halnya dengan pengujian pada siklus sebelumnya, dalam
pengujian ini juga suhu yang dipakai bervariasi. Pada titik 1 uji penetrasi
terbaca sedalam 25 mm pada suhu 25,0oC, titik 2 terbaca sedalam 35 mm
pada suhu 27,0oC, dan titik 3 terbaca sedalam 36 mm pada suhu 27,6oC.
Antara titik 1 dengan titik 2 terdapat selisih bacaan penurunan sebesar 10,
yang berarti telah melewati bacaan toleransi toleransi pada interval 0-49
dan titik 2 dengan titik 3 terdapat selisih bacaan penurunan sebesar 1,
yang berarti masuk dalam kriteria yaitu dibawah angka toleransi yaitu 2.
Perhitungan varians, simpangan baku (standard deviation), dan koefisien
varians adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Pengujian I

Titik Bacaan ( y ) y - yy ( y - yy )2

1 32 -20,67 427,111

2 53 0,34 0,111

3 73 20,34 413,445
y = 158
0 ( y - yy )2 = 840,67
yy = 52,34

Rata rata ( yy ) = 158/3 = 52,34


2
(y y )
Varians = n-1

840,67
= 2
= 420,34
Standar Deviasi = varian
= 420,34
= 20,50203
Standar Deviasi
Koefisien Varians = rata-rata x 100%

20,50203
= 52,34 x 100%

= 38,92791%
Tabel 5. Pengujian II

Titik Bacaan ( y ) y - yy ( y - yy )2

1 18,5 -15,67 245,45


2 28 -6,167 38,0278

3 58 21,834 476,6944
y = 102,5
0 ( y - yy )2 = 760,167
yy = 34,167

Rata rata ( yy ) = 102,5/3 = 34,167


(y y ) 2
Varians = n-1

760,167
= 2
= 380,083
Standar Deviasi = varian
= 420,34
= 19,49573
Standar Deviasi
Koefisien Varians = rata-rata x 100%

19,49573
= 34,167 x 100%

= 57,06066%
Tabel 6. Pengujian II

Titik Bacaan ( y ) y - yy ( y - yy )2

1 25 -7 49

2 35 3 9

3 36 4 16
y = 96
0 ( y - yy )2 = 74
yy = 32

Rata rata ( yy ) = 96/3 = 32


(y y ) 2
Varians = n-1

74
= 2
= 37
Standar Deviasi = varian
= 37
= 6,082763
Standar Deviasi
Koefisien Varians = rata-rata x 100%

6,082763
= 32 x 100%

= 19,00863%

G. KESULITAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

H. KESIMPULAN

I. SARAN-SARAN

Anda mungkin juga menyukai